Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

HAZARD RADIASI FISIK

Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas Mata Kuliah Keselamatan Pasien dan
Keselamatan Kerja dalam Keperawatan (K3)

Dosen Koordinator : Ismafiaty, S. Kep., Ners., M. Kep

Diusulkan oleh:
Dewi Pertiwi Nuraeni 213119061

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN JENDERAL ACHMAD YANI


CIMAHI
2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena dengan rahmat
dan karunia-Nyalah kami dapat menyusun dan menyelesaikan makalah dengan baik
meskipun banyak kekurangan didalamnya. Dan juga kami berterimakasih pada Ibu Ismafiaty,
S. Kep., Ners., M. Kep Selaku dosen Mata Kuliah Keselamatan Pasien dan Keselamatan
Kerja Dalam Keperawatan yang telah memberikan tugas ini kepada kami.
Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan
serta pengetahuan kami tentang Hazard Radiasi Fisik. Kami juga menyadari sepenuhnya
bahwa di dalam makalah ini terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab
itu, kami berharap adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan makalah yang telah kami
buat. Mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang membangun. Semoga
makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya. Sebelumnya kami
mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan dan kami memohon
kritik dan sarannya.

Sumedang, 12 Desember 2020

Penyusun
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Kesehatan kerja adalah merupakan bagian dari kesehatan masyarakat atau aplikasi
kesehatan masyarakat didalam suatu masyarakat pekerja dan masyarakat lingkungannya.
Kesehatan kerja bertujuan untuk memperoleh derajat kesehatan setinggi-tingginya, baik
fisik, mental, dan sosial bagi masyarakat pekerja dan masyarakat lingkungan perusahaan
tersebut, melalui usaha-usaha preventif, promotif dan kuratif terhadap penyakit-penyakit
ataugangguan-gangguan kesehatan akibat kerja atau lingkungan kerja. Kesehatan kerja
ini merupakan terjemahan dari “Occupational Health” yang cenderung diartikan sebagai
lapangan kesehatan yang mengurusi masalah-masalah kesehatan secara menyeluruh
bagimasyarakat pekerja. Menyeluruh dalam arti usahausaha preventif, promotif, kuratif,
dan rehabilitatif, higine, penyesuaian faktor manusia terhadap pekerjaannya dan
sebagainya.
Pemeriksaan diagnostik radiologi telah menjadi bagian yang tidak dapat dipisahkan
darikehidupan kita sehari-hari, terutama didalam penatalaksanaan klinis patient di dalam
pelayanan kesehatan. Sejak ditemukannya sinar X oleh Roentgen pada tahun 1895 dan
kemudian diproduksinya peralatan radiografi pertama untuk penggunaan diagnostik
klinis, prinsip dasar dari radiografi tidak mengalami perubahan sama sekali, yaitu
memproduksisuatu gambar pada film reseptor dengan sumber radiasi dari suatu berkas
sinar-X yang mengalami absorbsi dan attenuasi ketika melalui berbagai organ atau
bagian pada tubuh.

B. Rumusan Masalah
Dari uraian latar belakang diatas, dapat diuraikan rumusan masalah diantaranya :
1. Apa Pengertian dari Penyakit Akibat Kerja (PAK) ?
2. Apa yang mempengaruhi Faktor risiko dan hazard di tempat kerja ?
3. Apa Pengertian dari Hazard ?
4. Apa yang dimaksud dengan Faktor Radiasi ?
5. Apa yang dimaksud dengan Faktor Fisik ?

C. Tujuan Penulisan
1. Mengetahui pengertian Penyakit Akibat Kerja (PAK)
2. Memahami faktor resiko dan hazard di tempat kerja
3. Mengetahui pengertian hazard
4. Memahami faktor radiasi
5. Memahami faktor fisik

D. Manfaat Penulisan
a. Manfaat teoritis
1. Pembaca dapat memahami terkait hazard radiasi fisik di lingkungan kerja
b. Pembaca dapat mengaplikasikan K3 di kehidupan sehari-hari dalam dunia kerja

E. Metode Penulisan
Metode yang kami dunakan adalah studi pustaka
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Penyakit Akibat Kerja (PAK)


Penyakit akibat kerja adalah penyakit yang disebabkan oleh pekerjaan, alat kerja,
bahan, proses maupun lingkungan kerja. Dengan demikian, penyakit akibat kerja
merupakan penyakit yang artifisual atau man made diseas. Sejalan dengan hal tersebut
terdapat pendapat lain yang menyatakan bahwa Penyakit Akibat Kerja (PAK) ialah
gangguan kesehatan baik jasmani maupun rohani yang ditimbulkan ataupun diperparah
karena aktivitas kerja atau kondisi yang berhubungan dengan pekerjaan. (Hebbie Ilma
Adzim, 2013).

B. Faktor Resiko dan Hazard di Tempat Kerja


Ditempat kerja, kesehatan dan kinerja seseorang pekerja sangat dipengaruhi oleh
(Effendi, Ferry.2009:233) :
1. Beban kerja berupa beban fisik, mental dan sosial sehingga upaya penempatan pekerja
yangsesuai dengan kemampuannya perlu diperhatikan. Beban kerja yang terlalu berat
atau kemampuan fisikyang terlalu lemah dapat mengakibatkan seorang pekerja
menderita gangguan atau penyakit akibat kerja.
2. Kapasitas kerja yang banyak tergantung pada pendidikan, keterampilan, kesegaran
jasmani, ukuran tubuh, keadaan gizi dan sebagainya. Kapasitas kerja yang baik seperti
status kesehatan kerja dangizi kerja yang baik serta kemampuan fisik yang prima
diperlukan agar seorang pekerja dapat melakukanpekerjaannya dengan baik. Kondisi
atau tingkat kesehatan pekerja sebagai modal awal seseorang untuk melakukan pekerjaan
harus pula mendapat perhatian. Kondisi awal seseorang untuk bekerja dapat dipengaruhi
oleh kondisi tempat kerja, gizi kerja, dll.
3. Lingkungan kerja sebagai beban tambahan, baik berupa faktor fisik, kimia, biologik,
ergonomik, maupun aspek psikososial. Kondisi lingkungan kerja (misalnya, panas,
bising, berdebu, zat-zat kimia, dll) dapat menjadi beban tambahan terhadap pekerja.
Beban-beban tambahan tersebut secara sendiri atau bersama-sama dapat menimbulkan
gangguan atau penyakit akibat kerja. Kapasitas, beban, dan lingkungan kerja merupakan
tiga komponen utama dalam kesehatan kerja,dimana hubungan interaktif dan serasi
antara ketiga komponen tersebut akan menghasilkan kerja yangbaik dan optimal (effendi,
Ferry. 2009: 233)
C. Pengertian Hazard
1. Berdasarkan National Safety Council mengatakan bahwa hazard adalah faktor faktor
intrinsik yang melekat pada sesuatu berupa barang atau kondisi dan mempunyai potensi
menimbulkan efek kesehatan maupun keselamatan pekerja serta lingkungan yang
memberikan dampak buruk.
2. Sedangkan menurut Miles Nedved hazard adalah suatu aktivitas atau sifat alamiah
yang berpotensi menimbulkan kerusakan.
3. Pengertian berdasarkan Frank Bird Jr, hazard adalah suatu kondisi atau tindakan
yang dapatberpotensial menimbulkan kecelakaan dan kerugian (AS/NZS, 1999).
Hazard adalah sesuatu yang menimbulkan kerugian, kerugian ini meliputi pada
gangguan kesehatan dancidera, hilangnya waktu kerja, kerusakan pada property, area
atau tempat kerja, produk atau lingkungan, kerugian pada proses produksi ataupun
kerusakan- kerusakan lainnya.
Firence (1978) mendefinisikan hazard sebagai suatu material atau kondisi yang
berpotensi ditempat kerja dimana dengan atau tanpa interaksi dengan variabel lain dapat
menyebabkan kematian, cedera, atau kerugian lain.

D. Faktor Radiasi
Dalam fisika, radiasi mendeskripsikan setiap proses dimana energi bergerak melalui
media atau melalui ruang, dan akhirnya diserap oleh benda lain. Orang awam sering
menghubungkan kata radiasi ionisasi (misalnya, sebagaimana terjadi pada senjata nuklir,
reaktor nuklir, dan zat radioaktif), tetapi juga dapat merujuk kepada radiasi
elektromagnetik (yaitu, gelombag radio, cahaya inframerah, cahaya tampak, sinar
ultraviolet, dan X-ray), radiasi akustik atau untuk proses lain yang lebih jelas. Apa yang
membuat radiasi adalah bahwa energi memancarkan (yaitu, bergerak ke luar dalam garis
lurus ke segala arah) dari suatu sumber. Geometri ini secara alami mengarah pada sistem
pengukuran dan unit fisik yang sama berlaku untuk semua jenis radiasi. Beberapa radiasi
dapat berbahaya.
Beberapa jenis radiasi memiliki energi yang cukup untuk mengionisasi partikel.
Secara umum, hal ini melibatkan sebuah elektron yang ‘terlempar’dari cangkang atom
elektron, yang akan memberikan (muatan positif). Hal ini sering mengganggu dalam
sisitem biologi, dan dapat menyebabkan mutasi kanker.
Tiga jenis utama radiasi ditemukan oleh Ernest Rutherford, Alfa, Beta dan Sinar
gamma. Radiasi tersebut ditemukan melalui percobaan sederhana, Rutherford
menggunakan sumber radioaktif dan menemukan bahwa sinar mengasilkan memukul
tiga daerah yang berbeda. Salah satu dari mereka menjadi positif, salah satu dari mereka
bersikap netral, dan salah satu dari mereka yang negatif. Dengan data ini, Rutherford
menyimpulkan radiasi yang terdiri dari tiga sinar. Beliau memberi nama yang diambil
dari tiga huruf pertama dari abjad Yunani yaitu alfa, beta dan gamma.
Resiko bahaya radiasi dapat dibedakan menjadi :
a) Bahaya radiasi pengion adalah radiasi elektromagnetik atau partikel yang mampu
menghasilkan ion langsung atau tidak langsung.
Contoh di rumah sakit : Di unit radiodiagnostik, radiotherapi dan kedokteran nuklir.
b) Bahaya radiasi non pengion adalah radiasi elektromagnetik dengan energi yang tidak
cukup untuk ionisasi, misal radiasi infra merah atau radiasi gelombang mikro.
Pengendalian resiko bahaya radiasi dilakukan untuk pekerja radiasi, peserta didik,
pengunjung dan pasien hamil. Pekerja radiasi harus sudah mendapatkan informasi
tentang resiko bahaya radiasi dan cara pengendaliannya. Selain APD yang baik,
monitoring tingkat paparan radiasi dan kepatuhan petugas dalam pengendalian bahaya
radiasi merupakan hal yang penting. Sebagai indikator tingkat paparan, semua pekerja
radiasi harus memakai personal dosimetri untuk mengukur tingkat paparan radiasi
yang sudah diterima sehingga dapat dipantau dan tingkat paparan tidak boleh
melebihi ambang batas yang diijinkan. Untuk pengunjung dan pasien hamil
hendaknya setiap ruang pemeriksaan atau therapy radiasi terpasang rambu peringatan
“Awas bahaya radiasi, bila hamil harus melapor kepada petugas”.

E. Faktor Fisik
Faktor fisik di laboratorium kesehatan yang dapat menimbulkan masalah kesehatan
kerja meliputi : kebisingan, getaran akibat alat/media elektronik dapat menyebabkan
strees dan ketulian. Pencahayaan yang kurang di ruang kerja, laboratorium, ruang
perawatan dan kantor administrasi dapat menyebabkan gangguan penglihatan dan
kecelakaan kerja.
Suhu dan kelembaban yang tinggi di tempat kerja. Terimbas kecelakaan/kebakaran
akibat lingkungan sekitar. Terkena radiasi khusus untuk pemeriksaan dan jika tidak yang
radiasi, dengan berkembangnya teknologi penggunaannya meningkat sangat tajam
dikontrol dapat membahayakan petugas menangani.
Pencegahaan :
 Pengendalian cahaya di ruang kerja khususnya ruang laboratorium
 Pengaturan ventilasi dan penyediaan air minum yang cukup memadai
 Menurunkan getaran dengan bantalan anti vibrasi
 Pengaturan jadwal kerja yang sesuai
 Pelindung mata untuk sinar laser
 Filter untuk mikroskop untuk pemeriksa demam berdarah
BAB III
PENUTUP

Kesimpulan

Kesehatan kerja adalah merupakan bagian dari kesehatan masyarakat atau aplikasi
kesehatan masyarakat didalam suatu masyarakat pekerja dan masyarakat lingkungannya.
Kesehatan kerja bertujuan untuk memperoleh derajat kesehatan setinggi-tingginya, baik fisik,
mental, dan sosial bagi masyarakat pekerja dan masyarakat lingkungan perusahaan tersebut.
Dalam fisika, radiasi mendeskripsikan setiap proses dimana energi bergerak melalui media
atau melalui ruang, dan akhirnya diserap oleh benda lain. Orang awam sering
menghubungkan kata radiasi ionisasi (misalnya, sebagaimana terjadi pada senjata nuklir,
reaktor nuklir, dan zat radioaktif), tetapi juga dapat merujuk kepada radiasi elektromagnetik
(yaitu, gelombag radio, cahaya inframerah, cahaya tampak, sinar ultraviolet, dan X-ray),
radiasi akustik atau untuk proses lain yang lebih jelas. Faktor fisik di laboratorium kesehatan
yang dapat menimbulkan masalah kesehatan kerja meliputi : kebisingan, getaran akibat
alat/media elektronik dapat menyebabkan strees dan ketulian.
DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai