Anda di halaman 1dari 18

Modul PPGD masyarakat

Materi : Pengenalan PPGD


Waktu : 30 menit
Tujuan :
1. Peserta mengenal arti gawat darurat, gawat tak darurat, tidak gawat tapi darurat,
serta tidak gawat dan tidak darurat disertai contoh.
2. Memahami belajar PPGD
3. Mengetahui prinsip dan tujuan pertolongan pertama

Alat bantu : Spidol, kertas plano/manila, poster /gambar , solasi kertas


Metode : Ceramah, diskusi
Langkah-langkah:
1. Kegiatan Awal.
- Menyampaikan gambaran, cerita tentang kejadian gawat darurat bisa
terjadi kapan saja, dimana saja, dan menimpa siapa saja
- Menyampaikan tujuan pengenalan PPGD

2. Kegiatan inti :
- Diskusi tentang arti gawat , darurat,gawat darurat.

Gawat : Kondisi yang mengacam jiwa dan harus segera mendapat pertolongan
Darurat : Kondisi seadanya , tak ada persiapn sebelumnya.
Gawat darurat : Kondisi yang mengacam jiwa dan harus segera di tangani dengan kondisi
seadanya (baik tempat maupun alat ).
Misal : Tersedak makanan, tenggelam di sungai, tertabrak motor, tersengat listrik,
Kebakaran, jatuh dari pohon dll.

PPGD perlu di pelajari, karena menjadi kebutuhan bagi siapa saja dan juga naluri untuk menolong
harus di sertai dengan kemampuan.

A. Tujuan pertolongan pertama :


 Mempertahankan hidup-mencegah kematian.
 Mengurangi rasa sakit yang diderita korban
 Mencegah komplikasi / kemungkinan yang lebih fatal.
 Memudahkan pertolongan selanjutnya.

B. Prinsip pertolongan :
 Tidak menambah jumlah korban dan keparahan korban
 Hanya bersifat sementara sebelum mendapatkan pertolongan medis
 Tidak hanya berdasar kemauan tetapi disertai pengetahuan dan kemampuan.

Penutup :
 Evaluasi dengan tanya jawab dan membuat rangkuman tentang arti, tujuan dan prinsip
PPGD
Kata kunci :
 PPGD : terjadi di mana saja,kapan saja,dan menimpa siapa saja.
 Arti : gawat, darurat, gawat darurat beserta contohnya
 Tujuan dan prinsip PPGD.
MATERI : DR.ABC
Waktu : 60 menit
ALAT : Kertas Plano/Manila, spidol , solasi, boneka bila ada.
Metode : Ceramah, Tanya jawab, diskusi, peragaan

A. Kegiatan awal
 Mengenalkan diri
 Memberikan pertanyaan, mana yang perlu di tolong lebih dahulu antara korban kanker
ganas dan mutaber
 Memberikan pertanyaan apa yang dilakukan bila ada korban kecelakaan dijalan raya

B. Kegiatan inti :
 Menjelaskan DR. ABC
a. D. Danger ( Bahaya )
Jangan menolong kalau membahayakan diri sendiri atau pastikan kondisi sekitar
sudah aman.

b. R. Response ( Kesadaran )
Melakukan panggilan atau tepukan untuk melihat reaksi korban, bila tidak terdapat
respon berarti korban tidak sadar.

c. A. Air way ( Jalan nafas )


Pastikan bahwa tidak terdapat gangguan atau sumbatan di jalan nafas korban, kalau
ada sumbatan bebaskan terlebih dahulu.

d. B. Breathing ( Pernafasan )
Pastikan korban masih bernafas dengan cara mendekatkan pipi penolong ke hidung
korban, dengar dan rasakan hembusan nafasnya, lihat gerakan dadanya, bila tidak
ada hembusan nafas segera beri nafas buatan.
Adapun cara memberikan nafas buatan yaitu dengan cara :
- Angkat dagu korban ( head till chin lift )
- Buka mulut korban dan tempelkan mulut penolong ke mulut korban dengan
rapat lalu tiupkan nafas 1 kali jeda 5 detik tiup lagi 1 kali, dipastikan sampai
dada korban mengembang ketika ditiup.

e. C. Circulation ( Peredaran darah )


Pastikan darah korban mengalir, dengan memeriksa nadi korban, dengan cara
menempelkan dua jari ( jari telunjuk dan tengah ) pada bagian tubuh yang
memiliki denyut nadi besar, yang terletak di beberapa tempat antara lain di leher
samping, pergelangan tangan, pangkal paha, punggung telapak kaki. hindari
menggunakan ibu jari karena denyut nadi pada ibu jari juga besar sehingga sulit
membedakan denyut nadi korban dengan penolong.
bila tidak ada denyut nadi, berikan pertolongan dengan teknik Resusitasi Jantung
Paru ( RJP )

Teknik memberikan kompresi dada :

 Tentukan letak kompresi dada yaitu pada pertengahan tulang dada (sternum)
 Letakkan telapak tangan pada titik kompresi lalu tindihkan telapak tangan yang lain
diatasnya, dengan posisi saling mengunci

 Dengan posisi lengan lurus, berikan tekanan kurang lebih 4 – 5 cm


 Lepaskan tekanan untuk memberikan kesempatan dada mengembang
 Lakukan penekanan dada dan bantuan pernapasan bergantian dengan siklus : 30 kali
tekan dada dan 2 kali napas buatan ( 1 siklus)
 Pengecekan ulang dilakukan tiap 5 siklus.

(Kompresi dada pada bayi) (Kompresi dada pada anak)

- Konsep DR.ABC serta pemahamanya.memberi contoh cara penanganan resusitasi


jantung paru
- Memberi penegasan yang intinya bahwa kondisi yang mengacam jiwa itu bisa
terjadi secara tiba-tiba.

C. Penutup :
- Evaluasi , memberi pertanyaan ulang.

D. Kata Kunci :
- Memperkenalkan DR. ABC beserta contoh riilnya
- Bila mungkin memodelkan Penanganan RJP
- Penanganan gangguan pernafasan
Sub Materi : Mengenal luka perdarahan
Waktu : 30 menit
Tujuan : Peserta bisa memahami macam-macam luka perdarahan

A. Kegiatan awal :
- Menggali dari peserta tentang pengertian luka melalui tanya jawab
- Ada berapa macam luka.

B. Kegiatan Inti :
a. Luka Perdarahan:
 Ciri-ciri :Ada darah yang keluar dari kulit atau organ tubuh yang terluka akibat
goresan, irisan, tusukan, benturan atau sebab yang lain
 Jenisnya :Ada perdarahan di dalam/darah tidak keluar dari dalam tubuh yang
mengalami perdarahan organ tubuh di bagian dalam.
Perdarahan luar darah keluar dari organ tubuh.
 Perdarahan luar ada 3 macam :
1. Di pembuluh nadi (darah muncrat berwarna merah segar)
2. Di pembuluh balik (darah mengalir berwarna merah tua)
3. Di pembuluh kapiler (darah menetes,merembes berwarna merah gelap)

 Cara penangananya :
a. Penanganan Perdarahan Dalam
- Tindakan DR. ABC, beri Oksigen bila ada
- Kontrol perdarahan luar
- Selimuti korban agar tetap hangat
- Lakukan penangan shock
- Bila korban sadar, baringkan dan tekuk kedua lutut

b. Penanganan Pendaharaan Luar


- Tekan beberapa titik nadi tertentu untuk mengurangi kecepatan aliran darah
(misalnya: luka di kepala ditekan dibawah telinga, luka di tangan ditekan di
pangkal lengan), atau dengan menekan langsung pada luka, baik dengan atau
tanpa pembalut
- Naikkan kaki/tangan yang berdarah lebih tinggi (elevation), kecuali diduga
ada patah tulang
- Lakukan pembalutan atau balut tekan pada luka dengan menyesuaikan
anatomi tubuh, yakni bentuk bulat(kepala), bentuk silindris, atau bentuk
persendian
- Jika perdarahan sudah menembus pembalut pertama, tempelkan lagi di
atasnya pembalut berikutnya

 Prinsip pertolongan :
Bersihkan luka (setidaknya dengan air bersih), stop/hentikan perdarahan, serta tutup
lukanya.

C. Penutup :
- Di tanyakan kembali kepada peserta pengertian luka.
- Ada berapa macam
- Bagaimana cara penangananya.

D. Kata kunci :
- Bersihkan luka
- Stop / tutup perdarahan
- Tutup luka dengan membalut
Sub Materi : Luka bakar
Waktu : 30 menit
Tujuan : Peserta bisa tahu dan mengerti dan bahayanya juga cara menanganinya.
Alat bantu : Plano, mitela, spidol, isolasi

1. Kegiatan awal :
- Menggali pengetahuan peserta tentang luka bakar
- Apa bahaya luka bakar
- Bagaimana cara penangananya .

2. Kegiatan Inti :
 Ciri luka bakar :
Kulit terluka atau terbuka akibat terkena nyala api, bahan kimia, aliran listrik atau sebab
lainnya

 Penyebab :
- Panas berlebihan (api, air, minyak, aspal, dan benda panas)
- Gesekan (tali)
- Kimia (larutan asam/basa kuat)
- Listrik (tegangan tinggi, perumahan)
- Radiasi (sinar matahari, panas lampu, nuklir)
 Jenisnya :
Luka bakar bisa dilihat dari luasnya bagian tubuh yang terbakar (dalam hitungan persen)
atau dilihat dari kedalaman bagian tubuh yang terbakar (dalam hitungan derajat).

 Cara Penanganannya :
1. Cara Penanganan Umum
- Setelah dilakukan penghentian penyebaran panas,
- Segera tutup luka dengan lapisan terlebih dahulu,
- Lalu tutup luka dengan kain bersih dengan memperhatikan besar kecilnya luka,
posisi dan menyesuaikan bentuk anatomi tubuh.
2. Cara Penanganan Luka Bakar Kimia, Aspal panas
- DR.ABC
- Lepaskan baju yang terkena, jangan berusaha melepaskan zat yang menempel
pada kulit.
- Siram dengan air mengalir selama 10-20 menit.
- Tutup luka dengan kasa steril (darurat pakai potongan kain yang bersih,
sebelumnya dilapisi daun pisang muda).
- Cari pertolongan medis

 Prinsip pertolongannya :
- Hentikan proses pendalaman/penyebaran panas dengan mengaliri air dingin yang
bersih pada luka.
- Lalu tutup luka untuk menghindari masuknya kuman, namun lebih baik sebelum
ditutup dengan kain bersih, lebih dahulu dilapisi dengan lapisan yang dingin, steril
dan tidak lengket ( misalnya daun pisang yang masih menggulung ) agar tidak
lengket.
.
3. Penutup :
Evaluasi pengertian luka bakar dan cara menanganinya, kesulitan yang di jumpai dan
pemecahan masalahnya.

4. Kata Kunci :
- Jangan memberi apa-apa, mengoleskan, meneburkan pada luka bakar.
- Fungsi pembalutan pada luka bakar sebagai penutup luka
Materi : Mengenal Luka
Waktu : 90 menit
Tujuan : Peserta bisa memahami macam-macam luka dan tahu cara penangannya.
Alat bantu : Kertas Plano/Manila, Spidol, Isolasi, Mitela, Flatenga, funda, Spalk, papan
(drackbarr/tandu), pelapis steril (daun pisang muda)

Sub Materi : Luka patah tulang


Waktu : 30 Menit
Tujuan : Peserta tahu dan mengerti akibat yangdisebabkan dari patah tulang dan cara
penangannya.
Alat bantu : kertas Plano/manila, spidol, isolasi, spalk, mitela.
Metode : Tanya jawab , demonstrasi, slide/poster

A. Kegiatan awal
 Tanyakan :
1. Apa itu patah tulang
2. Penyebab patah tulang
3. Ciri – ciri patah tulang

B. Kegiatan inti :
 Pengetian patah tulang
Terpisahnya tulang menjadi dua atau beberapa bagian komplit atau partial ( retak )

 Ciri-ciri patah tulang :


- Terdapat luka setidaknya lebam,
- Sakit bila dipegang,
- Dislokasi (terlepasnya tulang sendi dari tempat kedudukannya),
- Sulit digerakkan
- Terjadi perubahan / kelainan bentuk
 Jenisnya :
- Patah tulang terbuka, contoh : patahan tulang hingga menembus kulit luar, dan
mengakibatkan perdarahan,
- Patah tulang tertutup, contoh : tulang retak, kesleo hingga mengalami
pembengkakan.

 Cara Penanganan :
- Lakukan pembidaian, pastikan dan stabilkan posisi yang patah,
- Ekspos daerah cedera, tangani perdarahan pada patah tulang terbuka
- Cek nadi di ujung bawah, cari papan penahan untuk menopang sendi di atas dan
bawah daerah cedera.
- Apit bagian tubuh yang patah dengan kedua papan, lalu ikat
- Pastikan ikatan erat namun tidak menghentikan denyut nadi
- Stiap 15 menit cek pembalut agar tidak terlalu kuar atau terlalu longgar
- kalau diperlukan bisa diberi penyangga atau digendong
C. Penutup :
Tanyakan kembali apa patah tulang dan macamnya serta bagaimana cara penangannya,
sehingga kita bisa tahu sampai sejauh mana pemahaman peserta terhadap materi yang telah
disampaikan.

D. Kata Kunci :
- Mengenal penyebab dan tanda-tanda patah tulang
- Prinsip cara penanganan (Istirahatkan antara dua sendi)
- Cara penanganan patah tulang khusus (patah tulang belakang, patah tulang leher).
Materi : Pembalutan
Waktu : 90 menit
Tujuan :
- Untuk pengenalan dan kegunaan Mitela ,Spalk , Tandu dll.

Alat :
- Mileta,tandu ,spalk ,sandal jepit,papan,dll.

Metode : Penjelasan dan praktek.

A. Kegiatan awal :
 Berlatih melipat mitela

B. Kegiatan Inti :
 Mengenalkan mitela bahwa mitela itu ada 3 macam.
- Mitela denga bentuk segi tiga
- Funda dengan bentuk segitiga yang di potong sampingnya
- Flatenga denga bentuk segitiga yang potong ujung segi tiganya.

 Menyampaikan fungsi mitela,funda dan flatenga


a. Pengikat : pada umumnya untuk luka perdarahan
b. Penutup : lebih sering pada pada luka bakar
c. Penarik : untuk penanganan luka patah tulang selangka
d. Penahan : untuk penanganan patah tulang pada lengan setelah dilakukan
pembidaian

 Kegunaan spalk dan sandal jepit daun pisang muda/plastik yang steril
 Menyampaikan bagaimana cara melipat mitela dan kegunaanya .
 Memberi contoh cara membalut yang baik, baik untuk luka bakar, luka perdarahan
maupun luka patah tulang
 Di sampaikan pula cara penanganan luka patah tulang selangka
 Demontrasi
 Membuat kelompok.
Proses pembalutan
C. Penutup :
- Lomba
- Evaluasi

D. Kata Kunci :
- Memahamkan fungsi dan kegunaanya mitela serta spalk
- Memahami cara memberikan pertolongan
Materi : Teknik Evakuasi dan Transportasi
Waktu : 45 menit
Tujuan :
- Mengenal transportasi , beserta syaratnya.
- Mengetahui bagaimana caranya memindahkan korban serta menggunakan alat apa
- Mengetahui dan memperhatikan cara memindahkan korban khusus.

Alat bantu : Spidol, kertas Plano, solasi, Mitela, Tandu, Kain (sarung, jarik ) dll.
Metode :
- Ceramah
- Demontrasi

A. Kegiatan Awal :
- Menyampaikan tujuan materi transportasi
- Melanjutkan pertanyaan sesi sebelumnya, serta memberi pertanyaan setelah di tolong
sang korban ini mau diapakan dan di bawa ke mana, dengan alat apa dan berapa orang
untuk cara memindahkan korban baik khusus maupun tidak.

B. Kegiatan Inti :
1. EVAKUASI
Evakuasi adalah proses mengangkat dan memindahkan penderita ke tempat yang
lebih aman, dengan tujuan untuk mendapatkan pertolongan lanjutan atau untuk
menghindarkan korban dari bahaya yang mengancam. Evakuasi bisa dilakukan sendirian
atau berkelompok, dengan atau tanpa alat bantu.

Memindahkan penderita hendaknya dilakukan ketika kondisi penderita telah stabil


(ingat selalu DR.ABC), namun disituasi tertentu, memindah terlebih dahulu baru
melakukan penanganan justru disarankan apabila membahayakan penolong maupun
korban, misalnya saat terjadi kebakaran, banjir, konflik, sengatan listrik dll.

Prinsip mengangkat yang benar :

 Rencanakan : pahami benar apa yang akan dilakukan, serta kesulitan yang mungkin
terjadi saat pemindahan dan pengangkatan berlangsung.
 Bila tak yakin, jangan coba-coba untuk mengangkat/memindahkan korban
 Jangan membuat cedera lebih lanjut pada penderita, hindari cedera pada penolong
 Gunakan otot besar (otot tungkai, paha dan panggul) bukan dengan punggung atau
pinggang
 Pertahankan posisi badan dan kedudukan kaki agar stabil, punggung tetap lurus saat
mengangkat
 Dekatkan korban sedekat mungkin dengan tubuh penolong untuk keseimbangan

2. TRANSPORTASI
Transportasi adalah pemindahan korban/penderita dari tempat kejadian ke tempat
yang lebih aman atau langsung ke rumah sakit untuk mendapatkan pertolongan lanjutan.

Peralatan transportasi : ambulan, speedboat, perahu, helicopter, mobil, sepeda


motor, gerobak, tandu, usungan seadanya (karung dan tongkat, pelepah daun kelapa,
kursi panjang, dsb)

Proses Transportasi
C. Penutup
Melakukan praktek evakuasi dan transportasi

D. Kata kunci
Penegasan tujuan transportasi yang harus dipahami dengan benar.

Anda mungkin juga menyukai