Perbedaan Non Ruminansia Dan Ruminansia PDF
Perbedaan Non Ruminansia Dan Ruminansia PDF
Oleh :
Budi Rahman
E1E109206
Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT, bahwa penulis telah
Dalam penyusunan tugas atau materi ini, tidak sedikit hambatan yang
materi ini tidak lain berkat bantuan, dorongan dan bimbingan dosen pengajar serta
teratasi.
bagi pihak yang membutuhkan, khususnya bagi penulis sehingga tujuan yang
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman
PENDAHULUAN ............................................................................. 1
PEMBAHASAN ................................................................................ 3
Kesimpulan............................................................................. 11
Saran ....................................................................................... 11
Latar Belakang
industry iniada tiga kompenen yang harus di lewati yaitu input, proses, dan output
selain itu ada limbah . kalau dalam industri tekstil inputnya yaitu berupa bahan
baku yaitu benang lalu di masukkan dalam mesin dip roses untuk mengolah bahan
baku tersebut lalu keluarlah hasilnya berupa pakian, samahalnya dalam proses
pencernaan ada tiga komponen yaitu input,proses dan ouput. kalau berbicara
tentang pencernaan punya berupa bahan makanan ,bahan makanan ini di gunakan
sebagai bahan baku,tidak mungkin proses pencernaan terjadi tanpa adanya bahan
terkandung di dalam bahan makanan dan zat-zat yang di perlukan oleh tubuh
esuai dengan status fisilogisternak. Akan tetapi secara ilmiah pemberian pakan
metabolismenya. Untuk itu dalam makalah ini akan dibahas juga mengenai
Tujuan Penulisan
perbedaan hewan non ruminansia dan ruminansia, Memahami fungsi dan bagian
tidak tercerna akan keluar bersama ekskreta, oleh karena itu sisa pencernaan pada
Pencernaan makanan berupa serat tidak terlalu berarti dalam spesies ini. Unggas
dengan pencernaan pada mamalia. Perbedaan itu terletak didaerah mulut dan perut,
unggas tidak memiliki gigi untuk mengunyah, namun memiliki lidah yang kaku
pencernaan mekanik dengan batu-batu kecil yang dimakan oleh unggas digizzard
(Dorland, 2002).
Hewan Ruminansia
(memakan) dua kali sehingga kelompok hewan tersebut dikenal juga sebagai
hewan memamah biak. Dalam sistem klasifikasi, manusia dan hewan ruminansia
kambing, sapi, kuda, jerapah, kancil, rusa dan lain – lain (Dorland, 2002).
4
pencernaan seperti rongga mulut (gigi) pada hewan ruminansia terdapat gigi
gerahan yang besar yang berfungsi untuk menggiling dan menggilas serta
rongga mulut hewan ruminansia memiliki persamaan dalam alat pencernaan yaitu
berupa rumput yang telah dikunyah di dalam mulut masuk ke dalam rumen
ditelan lagi ke retikulum, proses ini disebut memamah biak. Selanjutnya makanan
abomasum akan akan diteruskan ke usus halus. Di usus halus terjadi proses
usus besar. Setelah mengalami penyerapan air, sisa makanan berupa ampas
yaitu terdiri atas mulut, faring, esofagus, lambung, dan usus. Namun demikian,
struktur alat pencernaan kadang-kadang berbeda antara hewan yang satu dengan
hewan yang lain. Berdasarkan susunan gigi di atas, terlihat bahwa sapi (hewan
5
memamah biak) tidak mempunyai gigi seri bagian atas dan gigi taring, tetapi
memiliki gigi geraham lebih banyak dibandingkan dengan manusia sesuai dengan
tumbuhan yang terdiri atas 50% selulosa. Jika dibandingkan dengan kuda, faring
pada sapi lebih pendek. Esofagus (kerongkongan) pada sapi sangat pendek dan
lebar serta lebih mampu berdilatasi (mernbesar). Esofagus berdinding tipis dan
diperkirakan sekitar 3/4 dari isi rongga perut. Lambung mempunyai peranan
b. Tekak ( pharing )
c. Kerongkongan ( esophagus )
d. Gastrium ( lambung )
f. Anus
katakan hampir sama, sedangkan pada hewan ruminansia lebih komleks (Wolin,
1960).
anatomi alat pencernaan, terdapat tiga kelompok hewan yakni kelompok hewan
berlambung jamak (polygastric animals) antara lain sapi, kerbau, rusa, domba,
antara lain manusia, anjing, kucing, babi, kuda dan kelinci, dan hewan yang
berlambung jamak semu (pseudo polygastric animals) antara lain ayam, bebek,
protein, polisakarida, dan fermentasi selulosa oleh enzim selulase yang dihasilkan
oleh bakteri dan jenis protozoa tertentu. Dari rumen, makanan akan diteruskan ke
yang masih kasar (disebut bolus). Bolus akan dimuntahkan kembali ke mulut
untuk dimamah kedua kali. Dari mulut makanan akan ditelan kembali untuk
abomasum, yaitu perut yang sebenarnya dan di tempat ini masih terjadi proses
merombak selulosa menjadi asam lemak. Akan tetapi, bakteri tidak tahan hidup di
abomasum karena Ph yang sangat rendah, akibatnya bakteri ini akan mati, namun
dapat dicernakan untuk menjadi sumber protein bagi hewan pemamah biak.
Dengan demikian, hewan ini tidak memerlukan asam amino esensial seperti pada
Sedangkan pada sapi proses pencernaan terjadi dua kali, yakni pada
lambung dan sekum yang kedua-duanya dilakukan oleh bakteri dan protozoa
tertentu. Pada kelinci dan marmut, kotoran yang telah keluar tubuh seringkali
dimakan kembali. Kotoran yang belum tercerna tadi masih mengandung banyak
zat makanan, yang akan dicernakan lagi oleh kelinci. Sekum pada pemakan
2006).
kecil dan pencernaan berlangsung dengan cepat. Usus pada sapi sangat panjang,
usus halusnya bisa mencapai 40 meter. Hal itu dipengaruhi oleh makanannya yang
bercampur dengan ptialin, yaitu enzim yang dihasilkan oleh kelenjar saliva (saliva
hewan ruminansia sama sekali tidak mengandung ptyalin). Ptialin mencerna pati
8
dan lambung. Mucin dalam saliva tidak mencerna pati, tetapi melumasi bahan
nitrogen bukan protein untuk membentuk protein mikrobial dan vitamin B. Tidak
ada enzim dari sekresi lambung ruminansia tersangkut dalam sintesis mikrobial.
(duodenum) yang kemudian terus mencerna pati dan dekstrin menjadi dekstrin
Enzim-enzim lain dalam usus halus yang berasal dari getah usus mencerna
dan fruktosa.
Makanan yang tidak tercerna akan keluar bersama ekskreta, oleh karena itu sisa
Pencernaan makanan berupa serat tidak terlalu berarti dalam spesies ini. Unggas
dengan pencernaan pada mamalia. Perbedaan itu terletak didaerah mulut dan perut,
unggas tidak memiliki gigi untuk mengunyah, namun memiliki lidah yang kaku
pencernaan mekanik dengan batu-batu kecil yang dimakan oleh unggas di gizzard
(Van, 1994).
yakni abomasum, usus halus (intestinum tenue), usus besar (intestinum crassum),
sekum (coecum), kolon, dan anus. Lambung sapi sangat besar, yakni ¾ dari isi
sementara yang akan dikunyah kembali (kedua kali). Selain itu, pada lambung
bagian, yaitu:
mekanis
10
dinding abomasum.
yaitu Standar kebutuhan pakan atau sering juga diberi istilah dengan standar
yang beragam, misalnya untuk kebutuhan energi dipakai Total Digestible Nutrient
(TDN), Metabolizable Energy (ME) atau Net Energy (NEl) sedangkan untuk
kebutuhan protein dipakai nilai Protein Kasar (PK), PK tercerna atau kombinasi
dari nilai degradasi protein di rumen atau protein yang tak terdegradasi di rumen.
fungsi aktif (status faali) dari hewan tersebut. Misalnya pada sapi perah,
pemberian pakan didasarkan atas kebutuhan untuk hidup pokok dan produksi susu,
sedangkan untuk sapi potong lebih ditujukan untuk kebutuhan hidup pokok dan
untuk hidup pokok saja atau produksi saja, terutama untuk kebutuhan zat makanan
Kesimpulan
untuk membedakan apakah suatu hewan tergolong jenis non ruminansia atau
non-ruminansia.
Saran
terlebih dahulu mengetahui apakah jenis hewan tersebut termasuk hewan non
ruminansia atau ruminansia karena kebutuhan zat makanan ternak ruminansia dan
suplemen ataupun yang lainnya sesuai dengan kebutuhan dan standar keperluan
hewan tersebut.
DAFTAR PUSTAKA
Soeprapto, Herry & Zainal Abidin. 2006. Cara Tepat Penggemukan Sapi Potong.
Jakarta: Agro Media Pustaka
Van Soest, P.J. 1994. Nutritional ecology of the ruminant. Comstock Publishing
Associates, Cornell University Press, Ithaca - New York. pp. 93-107
Wolin, M.J. 1960. A theoritical rumen fermentation balance. J. Dairy Sci., 43:
1452-1459