Anda di halaman 1dari 7

LAPORAN PENDAHULUAN

Oleh:
WINDY ANGGESTI
17301048

PROGRAM STUDI S1 ILMU KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
(STIKes) PAYUNG NEGERI
PEKANBARU
2020
LAPORAN PENDAHULUAN

Definisi lansia Definisi Demensia Patofisiologi


Menurut Prayitno dalam Aryo (2002) D Demensia adalah sindroma klinis yang meliputi Proses menua tidak dengan sendirinya
mengatakan bahwa setiap orang yang hilangnya fungsi intelektual dan memori yang menyebabkan terjadinya demensia. Penuaan
berhubungan dengan lanjut usia adalah orang sedemikian berat sehingga menyebabkan menyebabkan terjadinya perubahan anatomi
yang berusia 65 tahun ke atas, tidak mempunyai disfungsi hidup sehari -hari. Demensia merupakan dan biokimiawi di susunan saraf pusat yaitu
penghasilan dan tidak berdaya mencari nafkah keadaan ketika seseorang mengalami penurunan berat otak akan menurun sebanyak sekitar
untuk keperluan pokok bagi kehidupannya sehari- daya ingat dan daya pikir lain yang secara nyata 10% pada penuaan 8 antara umur 30 -70
mengganggu aktivitas kehidupan sehari hari tahun. Berbagai factor etiologi yang telah
Etiologi
(Nugroho, 2008). disebutkan diatas merupakan kondisi kondisi
Penyebab demensia menurut Nugroho (2008)
yang dapat mempernaruhi sel sel neuron
dapat digolongkan menjadi 3 golongan yaitu:
korteks serebri.
a. Sindrom demensia dengan penyakit yang Klasifikasi Demensia
etiologi dasarnya tidak dikenal kelainan yaitu: Klasifikasi Demensia menurut Aspiani (2014)
Komplikasi
terdapat pada tingkat subsuler atau secara dapat dibagi dalam 3 tipe yaitu:
Kushariyadi (2011) menyatakan komplikasi yang
biokimiawi pada system enzim, atau pada a. Demensia Kortikal
sering terjadi pada demensia adalah:
metabolisme demensia yang muncul dari kelainan yang
a. Peningkatan resiko infeksi diseluruh bagian
b. Syndrome demensia dengan etiologi yang terjadi pada korteks serebri substansia grisea
tubuh
dikenal tetapi belum dapat diobati, penyebab yang berperan penting terhadap proses kognitif
1) Ulkus diabetikus
utama dalam golongan ini diantaranya: 1) seperti daya ingat dan bahasa.
2) Infeksi saluran kencing
Penyakit degenerasi spino-selebelar 2) Subakut b. Demensia Subkortikal
3) Pneumonia
leuko-esefalitis sklerotik fan bogaert 3) Khorea demensia yang termasuk non-Alzheimer,
b. Thromboemboli, infarkmiokardium
hungtington muncul dari kelainan yang terjadi pada korteks
c. Kejang
c. Syndrome demensia denga etiologi penyakit serebri substansia alba
d. Kontraktur sendi
yang dapat diobati, dalam golongan ini
e. Kehilangan kemampuan untuk merawat diri
diantaranya:
1. Penyakit kardiovaskuler
2. Penyakit- penyakit metabolic
3. Gangguan nutrisi
4. Akibat intoksikasi menahun
Peran Perawat
Tanda gejalah
Gejala klinik dari demensia Nugroho (2009) menyatakan jika dilihat secara umum
1. Pendidik
tanda gejala demensia adalah: 2. Coordinator
a. Menurunnya daya ingat yang terjadi. Pada penderita demensia, lupa menjadi bagian 3. Pelaksana
keseharian yang tidak bisa lepas 4. Pengawas kesehatan
b. Gangguan orientasi waktu dan tempat, misalnya: lupa hari, minggu, bulan, tahun,
5. Konsultan
tempat penderita demensia berada.
c. Penurunan ketidak mampuan menyusun kata menjadi kalimat yang benar,
6. Kolaborasi
menggunakan kata yang tidak tepat untuk sebuah kondisi, mengulang kata atau cerita 7. Fasilitator
yang sma berkali-kali. 8. Penemu kasus
d. Ekspresi ang berlebihan, misalnya menangis berlebuhan saat melihat drama 9. Modifikasi lingkungan
televise, marah besar pada kesalahan kecil yang dilakukan orang lain, rasa takut dan
gugup yang tak beralasan. Penderita demensia tidak mengerti mengapa perasan-
perasan tersebut muncul. Diagnosis Keperawatan
e. Adanya perubahan perilaku seperti: acuh tak acuh, menarik diri dan gelisah
1. Gangguan memori b.d proses penuaan, efek agen
farmakologis, ketidakadekuatan stimulasi
intelektual ditandai dengan melaporkan pernah
mengalami pengalaman lupa.
2. Pemeliharaan kesehatan tidak efektif berhubungan
Daftar pustaka dengan demensia, hambatan kognitif, keterampilan
motorik halus/ kasar

Nugroho, W. (2008). Keperawatan Gerontik & Geriatrik, Ed. 3. (M. Ester, & E. Tiar, Eds.) jakarta: Buku 3. Defisit perawatan diri b.d demensia, kelemahan,

Kedokteran EGC. gangguan psikologis

Wilkinson, J. M. (2016). Diagnosis Keperawatan: Diagnosis NANDA-1, INTERVENSI NIC, HASIL NOC, Ed.
10. Jakarta: EGC.
Kushariyadi. (2011). Asuhan Keperawatan Pada Klien Usia Lanjut. Jakarta : Salemba Medika.
MCP DEMENSIA
MCV

Key assement:
- Mudah lupa.
ND : Pemeliharaan kesehatan tidak efektif ND : Defisit perawatan diri b.d demensia,
- Sulit mempelajari hal
berhubungan dengan demensia, hambatan baru. kelemahan, gangguan psikologis
kognitif, keterampilan motorik halus/ kasar - Sulit konsentrasi. DS :
DS : - Sulit mengingat waktu - Keluarga megatakan pasien sulit
dan tempat.
- keluarga megatakan pasien sering lupa melakukan aktivitas tampa didampingi
- Suasana hati tidak
- keluarga megatakan pasien sulit menentu - Keluarga megatakan pasien pasien sulit
berkomunikasi dengan keluarga makan
DO : DO :
- Pasien terlihat kotor - Terlihat lemah
- Kurang pegetahuan tetng prilaku sehat - Minat merawat diri kurang
- Tidak mendapat perhatian dari keluarga Terapi :
Terapi:

ND : Gangguan memori b.d proses penuaan, efek agen


farmakologis, ketidakadekuatan stimulasi intelektual ditandai
dengan melaporkan pernah mengalami pengalaman lupa.
DS :
- Keluarga megatakan pasien perna megalami
pegalaman lupa
- Keluarga megatakan pasien tidak mampu mengingat
peristiwayang dipelajari sebelumnya
DO :
- Pasien mudah lupa
- Tidak mampu mengingat informasi
- Tidak mampu mengingat peristiwa
INTERVENSI
1. Dx : Gangguan memori b.d proses penuaan, efek agen farmakologis, ketidakadekuatan stimulasi intelektual ditandai dengan melaporkan pernah
mengalami pengalaman lupa.
Tujuan : diharapkan dalam waktu dekat gangguan memori pasien teratasi
KH:
- Mampu mengingat prilaku
- Mampu mengingat peristiwa
- Mampu mengingat
Intervensi (orientasi realita)
O:
 Monitor perubahan prilaku dan kongnitif
T:
 Perkenalkan nama saat memulai interaksi
 Gunakan symbol untuk megorentasikan lingkungan
 Fasilitasi akses informasi
E:
 Anjurkan perawatan diri secara mandiri
 Ajarkan keluarga dalam perawatan orientasi realita
2. dx : Pemeliharaan kesehatan tidak efektif berhubungan dengan demensia, hambatan kognitif, keterampilan motorik halus/ kasar
Tujuan : setelah dilakukan perawatan 3 x 24 jam diharapakan pemeliharan kesehatan kembali efektif
KH :
- Sudah menunjukan sikap adaptif
- Prilaku sudah mencari bantuan orang lain

Intervensi (edukasi kesehatan )


O:
 Identifikasi keiapan dan kemampuan menerima informasi
 Identifikasi factor-faktor yang dapat meningkatkan dan menurukan motivasi prilaku hidup bersi dan sehat
T:
 Sediakan materi dan media pendidikan kesehatan
 Jadwalkan pendidikan kesehatan sesuai kesepakatan
 Berikan kesempatan untuk bertanya
E:
- Ajarkan prilaku hidup bersih dan sehat
3. Dx : Defisit perawatan diri b.d demensia, kelemahan, gangguan psikologis
Tujuan : setelah dilakukan perawatan 2 x 24 jam Defisit perawatan diri teratasi
KH :
- Mempertahankan kebersihan diri meningkat
- Kemampuan mandi meningkat
- Melalakukan perawatan diri meningkat
Intervensi ( dukungan perawatan diri )
O:
 Identifikasi kebiasaan aktivitas perawatan dirisesuai usia
 Identifikasi kebutuhan alat bantu kebersihan diri
T:
 Siapkan keperluan pribadi pasien
 Damping melakukan perawatan diri sampai mandiri
 Jadwalkan rutinitas perawatan diri
E:
 Anjukan melakukan perawatan diri secara konsisten sesuai kemampuan

Anda mungkin juga menyukai