PKL Maternitas Abortus Imminens
PKL Maternitas Abortus Imminens
Abortus immenens
A. Defenisi
Abortus atau lebih dikenal dengan istilah keguguran adalah pengeluaran hasil
konsepsi sebelum janin dapat hidup di luar rahim. Janin belum mampu hidup di luar
rahim, jika beratnya kurang dari 500 g, atau usia kehamilan kurang dari 28 minggu
karena pada saat ini proses plasentasi belum selesai. Pada bulan pertama kehamilan
yang mengalami abortus, shampir selalu didahului dengan matinya janin dalam
rahim. (Manuaba, 2007).
Abortus Imminens ialah terjadinya pendarahan dari uterus pada kehamilan
sebelum 20 minggu dengan atau tanpa kontraksi uterus yang nyata dengan hasil
konsepsi dalam uterus dan tanpa adanya dilatasi servik uteri (Sarwono, 1996).
Abortus imminen adalah perdarahan bercak yang menunjukkan ancaman terhadap
kelangsungan sauatu kehamilan. Dalam kondisi seperti ini kehamilan masih mungkin
berlanjut atau dipertahankan. (Syaifudin. Bari Abdul, 2000) Abortus imminen adalah
perdarahan pervaginam pada kehamilan kurang dari 20 minggu, tanpa tanda-tanda
dilatasi serviks yang meningkat (Mansjoer, Arif M, 1999). Abortus imminen adalah
pengeluaran secret pervaginam yang tampak pada paruh pertama kehamilan (William
Obstetri, 1990).
B. Etiologi
1) Faktor ibu :
2) Faktor kehamilan
b. Hamil ganda
c. Perdarahan antepartum
3) Faktor janin
a. Cacat bawaan
b. Infeksi dalam rahim
4. Keadaan sosial
5. ekonomi rendah
C. Patofisiologi
Pada awal abortus terjadi perdarahan desidua basalis, diikuti dengan nerkrosis
jaringan sekitar yang menyebabkan hasil konsepsi terlepas dan dianggap benda asing
dalam uterus. Kemudian uterus berkontraksi untuk mengeluarkan benda asing
tersebut. Pada kehamilan kurang dari 8 minggu, villi korialis belum menembus
desidua secara dalam jadi hasil konsepsi dapat dikeluarkan seluruhnya. Pada
kehamilan 8 sampai 14 minggu, penembusan sudah lebih dalam hingga plasenta tidak
dilepaskan sempurna dan menimbulkan banyak perdarahan. Pada kehamilan lebih
dari 14 minggu janin dikeluarkan terlebih dahulu daripada plasenta hasil konsepsi
keluar dalam bentuk seperti kantong kosong amnion atau benda kecil yang tidak jelas
bentuknya (blightes ovum),janin lahir mati, janin masih hidup, mola kruenta, fetus
kompresus, maserasi atau fetus papiraseus.
Komplikasi :
2. pada missed abortion dengan retensi lama hasil konsepsi dapat terjadi kelainan
pembekuan darah.
D. Pathway
Pendarahan neokosis
Uterus berkontraksi
resiko
nyeri akut pendarahan
4. Rasa mulas atau kram perut, didaerah atas simfisis, sering nyeri pingang akibat
kontraksi uterus.
5. Pemeriksaan ginekologi :
a. Inspeksi Vulva : perdarahan pervaginam ada atau tidak jaringan hasil konsepsi,
tercium bau busuk dari vulva
b. Inspekulo : perdarahan dari cavum uteri, osteum uteri terbuka atau sudah tertutup,
ada atau tidak jaringan keluar dari ostium, ada atau tidak cairan atau jaringan berbau
busuk dari ostium.
c. Colok vagina : porsio masih terbuka atau sudah tertutup, teraba atau tidak jaringan
dalam cavum uteri, besar uterus sesuai atau lebih kecil dari usia kehamilan, tidak
nyeri saat porsio digoyang, tidak nyeri pada perabaan adneksa, cavum douglas tidak
menonjol dan tidak nyeri.
F. Komplikasi
1. Perdarahan
Perdarahan dapat diatasi dengan pengosongan uterus dari sisa-sisa hasil konsepsi
dan jika perlu pemberian tranfusidarah .Kematian karena perdarahan dapat terjadi
apabila pertolongan tedak segera diberikan pada waktunya.
2. Perforasi
Perforasi uterus pada kerokan dapat terjadi terutama pada uterus dalam posisi
hiperetrofleksi. Jika terjadi peristiwa ini penderita perlu diamat-amati dengan teliti.
Jika ada tanda bahaya, perlu segera dilakukan laparatomie, dan tergantung dari
luas dan bentuk perforasi, penjahitan luka perforasi atau perlu histerektomie.
Perforasi uterus pada abortus yang dikerjakan oleh orang awam menimbulkan
persoalan gawat karena perlukaan uterus biasanya luas;mungkin pula terjadi
perlukaan pada kandung kencing atau usus. Dengan adanya dugaan atau kepastian
terjadinya perforasi, laparatomie harus segera dilakukan untuk menentukan
luasnya cedera, untuk selanjutnya mengambil tindakan-tindakan seperlunya guna
mengatasi komplikasi.
3. Infeksi
Abortus Infeksiosus ialah abortus yang disertai infeksi pada genetalia. Diagnosis
ditentukan dengan adanya abortus yang disertai gejala dan tanda infeksi alat
genital, seperti panas, takikardia, perdarahan pervaginam yang berbau, uterus yang
membesar, lembek, serta nyeri tekan, dan leukositosis.
4. Syok
Syok pada abortus bisa terjadi karena perdarahan (syok hemoragik), dan karena
infeksi berat (syok Endoseptik).
G. PEMERIKSAAN PENUNJANG (MOCHTAR, R. 1998) :
1. Tes kehamilan positif jika janin masih hidup dan negatif bila janin sudah mati
2. pemeriksaan Dopler atau USG untuk menentukan apakah janin masih hidup
Data laboratorium:
1. Tes urine
3. Menghitung trombosit
Abortus immines
1. PENGAKAJIAN
Nim : A.17.09.024
A.17.09.026
Status obstetrik : G. 2 P1 A0 H1
I. RIWAYAT KESEHATAN
Penyakit yang pernah dialami :
Cacar Varicella
Polio Gastro Enteritis
Tetanus Fecelie Conv
Pertussis Hepatitis Inf
Thypoid Marbiler
TBC Malaria
Lain – lain (sebutkan) :
2. Riwayat spiritual
a. Support sistem : klien mengatakan dapat dukungan dari
keluarganya
b. Kegiatan keagamaan : klien tidak pernah beribadah selama
masuk RS
3. Riwayat hospitalisai
a. Pemahaman keluarga tentang sakit dan rawat inap di rumah sakit :
keluarga paham akan kondisi klien
b. Pemahaman anak tentang sakit dan rawat inap : anak klien belum bisa
mengerti kondisi klien dikarenkan masih berusia di bawah 3 tahun
2. Cairan
Sebelum sakit : Air putih dan teh
Kurang lebih 8 gelas sehari
Saat sakit : Air putih
Kurang lebih 6 gelas
3. Istirahat/Tidur
Sebelum sakit : Tidur kurang lebih 8 jam ( Malam )
Tidur dengan nyenyak
Saat sakit : Tidur kurang dari 8 jam
4. Eliminasi fekal/BAB
Sebelum sakit :BAB 1x sehari
Konsisten padat
Berwarna kuning
Berbau khas
saat sakit : Belum BAB sejak masuk ke Rumah Sakit
5. Eliminasi urine/BAK
Sebelum sakit : BAK 3x sehari
berwarna kuning
berbau amoniak
Saat sakit : Klien BAK seperti sebelum masuk RS
7. Personal hygiene
Sebelum sakit : kebiasaan mandi 2x sehari
Mencuci rambut 3x seminggu
Memotong kuku 1x seminggu
Klien nampak rapi
GCS : E: 4 V: 5 M:6
b. Sistem kardiovaskuler
Sianosis : √ Tidak ada Ada
Pucat : √ Tidak ada Ada
Irama Jantung : √ Teratur Tidak teratur
Distensi Vena Jugularis : KANAN Ya Tidak ;
KIRI Ya Tidak
Keluhan lain -
c. Sistem gastrointestinal
Mulut √: Mukosa lembab Mukosa
kering
Somatitis Perdarahan
gusi
Pembatasan makanan, sebutkan : -
Mual : Ya √ Tidak
Muntah : Ya √ Tidak
Asites : Ya √ Tidak
Lingkar perut : 76 Cm
√
Sklera Ikterus : Ya Tidak
Peristaltik usus : Frekuensi -.X/menit
Uterus
Tinggi fundus uteri : - Cm
Kontraksi : Ya Tidak
Denyut jantung janin : Frekuensi
………………………………………………………….
Irama : Reguler Irreguler
Keluhan lain -
d. Sistem Eliminasi
√
Defekasi : Via Anus, Frekuensi : 3x Sehari
Konsistensi : Padat
Stoma
√
Hemoroid : Ya Tidak
Urin : √ Spontan Kateter Urin
Cytostomy
√
Kelainan : Tidak ada Ada, sebutkan : -
√
Palfebra Edema : Ya Tidak
Mata Cekung : Ya √ Tidak
Keluhan lain -
e. Sistem Reproduksi :
Payudara : Normal
Putting susu : Keluar
Pengeluaran Asi : Normal, dengan menyusui anaknya
Vagina : Varises, Ya √ Tidak
Kebersihan :
Rabas pervagina :
i. Ektremitas
√
Kesulitan dalam pergerakan : Ya Tidak
Keadaan tonus otot : √ Baik Hipotoni
Hypertoni Atoni
√
Edema kaki / tungkai : Ya Tidak
Varises : Ya √ Tidak
Keluhan lain : -
3. Pemeriksaan diagnostic :
Palpasi dan pengukuran TTV, pemeriksaan laboratorium ( BT, DR, Goldar, GDS,
CT, HIV, HCU, Plano tes)
4. Penatalaksanaan Medis) :
- Tanggal 1-12-2019 ( 23:53) Sydest Supp 400 mg/12jam
- Tanggal 1-12-2019 ( 23:55 ) Nogor 5 mg/18jam
- Tanggal 1-12-2019 ( 23:00 ) Cepobactum 1 gr/12jam
- Tanggal 1-12-2019 RL
√ Tidak Ya
c. Jika ya, sebutkan hambatannya (bisa diingkari lebih dari satu):
Pendengaran / penglihatan / kognitif / Fisik / Budaya / Emosi / Bahasa /
Lainnya : -
d. Tingkat pendidikan pasien : DIII Gizi.
e. Agama dan nilai kepercayaan pasien : Islam
f. Dibutuhkan penerjemah : Tidak Ya Jika Ya, sebutkan
√
:…………………….
g. Kebutuhan edukasi (pilih topic edukasi pada kotak yag tersedia) :
Diagnosa penyakit Obat-obatan Diet
dan nutrisi
Rehabilitasi Medik Manajemen nyeri
Penggunaan alat medis
Yang mengkaji,
2. DATA FOKUS
1. Klien mengeluh nyeri perut tembus kebelakang
2. Klien mengatakan keluar darah berwarna merah kecoklatan
3. Klien mengatakan cemas dengan kondisinya
4. Klien mengatakan nyerinya seperti terlilit
5. G2 P1 A0 H1
6. Klien tampak gelisah
7. TTD
TD : 130/70 mmhg
N ; 96x/mnt
S : 36 c
P : 22x/mnt
8. Klien mengatakan usia kandungannya baru berusia 3 bulan
KLASIFIKASI DATA
Terjadi kontraksi
nyeri akut
2. DS:
1. Klien mengatakan Resiko pendarhan
keluar darah Uterus berkontraksi dibuktikan dengan efek agen
berwarna merah farmakologis
kecoklatan
DO: - Hasil konsepsi keluar
Resiko pendarahan
3. DS:
1. Klien mengatakan Hasil kontraksi keluar tidak Resiko cedera pada janin
usia kandungannya sempurna dibuktikan dengan nyeri
bary berusia 3 bulan pada abdomen
DO:
2. G2 P1 A0 H1 Resiko pendarahan
3. Resiko pendarahan
Faktor resiko
1) Efek agen farmakologis
2) Kurang terpapar informasi tentang pencegahan pendarahan
Intervensi utama :
a. Manajemen Nyeri
Definisi
Tindakan
Observasi :
Terapeutik :
- Kontrol lingkungan yang memperberat rasa nyeri (mis. suhu ruangan, pencahayaan,
kebisingan) - Fasilitasi istirahat dan tidur Pertimbangkan jenis dan sumber nyeri
dalam pemilihan strategi meredakan nyeri.
Definisi
Tindakan
Observasi :
Terapeutik :
- Persiapkan materi dan media edukasi
Edukasi :
- Jelaskan tanda dan gejala bila obat yang dikonsumsi tidak cocok untuk pasien
- Jelaskan reaksi alergi yang mungkin timbul saat atau setelah obat dikonsumsi
- Anjurkan untuk segera ke fasilitas kesehatan terdekat jika reaksi obat yang
dikonsumsi membahayakan hidup pasien
Intervensi pendukung
a. Pemberian Analgesik
Definisi
Tindakan
Observasi :
Terapeutik :
- Diskusikan jenis analgesik yang disukai untuk mencapai analgesia optimal, jika
perlu
- Dokumentasikan respons terhadap efek analgesik dan efek yang tidak diinginkan
Edukasi :
Kolaborasi :
2. Ansietas
Intervensi utama
a. Reduksi Ansietas
Definisi
Meminimalkan kondisi individu dan pengalaman subyektif terhadap objek yang tidak
jelas dan spesifik akibat antisipasi bahaya yang memungkinkan individu melakukan
tindakan untuk menghadapai ancaman.
Tindakan
Observasi :
Terapeutik :
Edukasi :
- Latih penggunaan mekanisme pertahanan diri yang tepat Latih teknik relaksasi
Kolaborasi :
b. Konseling
Definisi
Intervensi utama
Tindakan
Observasi :
Terapeutik :
Edukasi :
3. resiko pendarahan
Intervensi Utama
a. Pencegahan Perdarahan
Definisi
Tindakan
Observasi :
- Monitor koagulasi (mis. prothrombin time (PT), partial thromboplastin time (PTT),
fibrinogen, degradasi fibrin dan/atau platelet)
Terapeutik :
Edukasi :
Kolaborasi :
Intervensi Pendukung
a. Identifikasi resiko
Definisi
Tindakan
Observasi :
Terapeutik :
Definisi
Mengidentifikasi dan mengelola lingkungan fisik untuk meningkatkan keselamatan.
Tindakan
Observasi :
- Identifikasi kebutuhan keselamatan (mis. kondisi fisik, fungsi kognitif dan riwayat
perilaku)
- Monitor perubahan status keselamatan lingkungan
Terapeutik :
- Hilangkan bahaya keselamatan lingkungan (mis. fisik, biologi,dan kimia), jika
memungkinkan.
- Modifikasi lingkungan untuk meminimalkan bahaya dan risiko
- Sediakan alat bantu keamanan lingkungan (mis. commode chair dan pegangan
tangan)
- Gunakan perangkat pelindung (mis. pengekangan fisik, rel samping, pintu terkunci,
pagar)
- Hubungi pihak berwenang sesuai masalah komunitas (mis. puskesmas, polisi,
damkar)
- Fasilitasi relokasi ke lingkungan yang aman
- Lakukan program skrining bahaya lingkungan (mis. timbal)
Edukasi :
- Ajarkan individu, keluarga dan kelompok risiko tinggi bahaya lingkungan