Anda di halaman 1dari 40

KONSEP MEDIS

Abortus immenens

A. Defenisi

Abortus atau lebih dikenal dengan istilah keguguran adalah pengeluaran hasil
konsepsi sebelum janin dapat hidup di luar rahim. Janin belum mampu hidup di luar
rahim, jika beratnya kurang dari 500 g, atau usia kehamilan kurang dari 28 minggu
karena pada saat ini proses plasentasi belum selesai. Pada bulan pertama kehamilan
yang mengalami abortus, shampir selalu didahului dengan matinya janin dalam
rahim. (Manuaba, 2007).
Abortus Imminens ialah terjadinya pendarahan dari uterus pada kehamilan
sebelum 20 minggu dengan atau tanpa kontraksi uterus yang nyata dengan hasil
konsepsi dalam uterus dan tanpa adanya dilatasi servik uteri (Sarwono, 1996).
Abortus imminen adalah perdarahan bercak yang menunjukkan ancaman terhadap
kelangsungan sauatu kehamilan. Dalam kondisi seperti ini kehamilan masih mungkin
berlanjut atau dipertahankan. (Syaifudin. Bari Abdul, 2000) Abortus imminen adalah
perdarahan pervaginam pada kehamilan kurang dari 20 minggu, tanpa tanda-tanda
dilatasi serviks yang meningkat (Mansjoer, Arif M, 1999). Abortus imminen adalah
pengeluaran secret pervaginam yang tampak pada paruh pertama kehamilan (William
Obstetri, 1990).

B. Etiologi

Abortus dapat terjadi karena beberapa sebab yaitu:

1. Kelainan pertumbuhan hasil konsepsi,biasanya menyebabkan abortus pada


kehamilan sebelum usia 8 minggu. Faktor yang menyebabkan kelainan ini adalah :

a. Kelainan kromosom, terutama trimosoma dan monosoma


b. Lingkungan sekitar tempat implatasi kurang sempurna

c. Pengaruh teratogen akibat radiasi, virus, obat-obatan temabakau dan alkohol

2. kelainan pada plasenta, misalnya endarteritis vili korialis karena hipertensi


menahun

3. faktor maternal seperti pneumonia, typus, anemia berat, keracunan dan


toksoplasmosis.

4. kelainan traktus genetalia, seperti inkompetensi serviks (untuk abortus pada


trimester kedua), retroversi uteri, mioma uteri dan kelainan bawaan uterus.

Etiologi Premature yang lainnya :

1) Faktor ibu :

a. Gizi saat hamil yang kurang

b. Umur kurang dari 20 tahun atau diatas 35 tahun

c. Jarak hamil dan bersalin terlalu dekat

d. Penyakit menahun ibu : hipertensi, jantung.gangguan pembuluh darah (perokok)

e. Faktor pekerja yang terlalu berat

2) Faktor kehamilan

a. Hamil dengan hidromnion

b. Hamil ganda

c. Perdarahan antepartum

d. Komplikasi hamil: proeklampsia/ eklampsia, ketuban pecah dini

3) Faktor janin

a. Cacat bawaan
b. Infeksi dalam rahim

4. Keadaan sosial

5. ekonomi rendah

6. Kebiasaan: pekerjaan yang melelahkan, merokok

7. Faktor yang masih belum diketahui

C. Patofisiologi

Pada awal abortus terjadi perdarahan desidua basalis, diikuti dengan nerkrosis
jaringan sekitar yang menyebabkan hasil konsepsi terlepas dan dianggap benda asing
dalam uterus. Kemudian uterus berkontraksi untuk mengeluarkan benda asing
tersebut. Pada kehamilan kurang dari 8 minggu, villi korialis belum menembus
desidua secara dalam jadi hasil konsepsi dapat dikeluarkan seluruhnya. Pada
kehamilan 8 sampai 14 minggu, penembusan sudah lebih dalam hingga plasenta tidak
dilepaskan sempurna dan menimbulkan banyak perdarahan. Pada kehamilan lebih
dari 14 minggu janin dikeluarkan terlebih dahulu daripada plasenta hasil konsepsi
keluar dalam bentuk seperti kantong kosong amnion atau benda kecil yang tidak jelas
bentuknya (blightes ovum),janin lahir mati, janin masih hidup, mola kruenta, fetus
kompresus, maserasi atau fetus papiraseus.

Komplikasi :

1. Perdarahan, perforasi syok dan infeksi

2. pada missed abortion dengan retensi lama hasil konsepsi dapat terjadi kelainan
pembekuan darah.
D. Pathway

Pendarahan neokosis

Hasil konsepsi terlepas dari uterus

Uterus berkontraksi

Hasil konsepsi keluar

Hasil konsepsi terjadi kontraksi hasil kontraksi


keluar sempurna keluar tidak sempurna
nyeri akut

resiko
nyeri akut pendarahan

syok kurangnya volume cairan

ansietas resiko gangguan


pada janin
E. Gambaran klinis

1. Terlambat haid atau amenorhe kurang dari 20 minggu

2. Pada pemeriksaan fisik : keadaan umum tampak lemah kesadaran menurun,


tekanan darah normal atau menurun, denyut nadi normal atau cepat dan kecil, suhu
badan normal atau meningkat

3. Perdarahan pervaginam mungkin disertai dengan keluarnya jaringan hasil konsepsi

4. Rasa mulas atau kram perut, didaerah atas simfisis, sering nyeri pingang akibat
kontraksi uterus.

5. Pemeriksaan ginekologi :

a. Inspeksi Vulva : perdarahan pervaginam ada atau tidak jaringan hasil konsepsi,
tercium bau busuk dari vulva

b. Inspekulo : perdarahan dari cavum uteri, osteum uteri terbuka atau sudah tertutup,
ada atau tidak jaringan keluar dari ostium, ada atau tidak cairan atau jaringan berbau
busuk dari ostium.

c. Colok vagina : porsio masih terbuka atau sudah tertutup, teraba atau tidak jaringan
dalam cavum uteri, besar uterus sesuai atau lebih kecil dari usia kehamilan, tidak
nyeri saat porsio digoyang, tidak nyeri pada perabaan adneksa, cavum douglas tidak
menonjol dan tidak nyeri.
F. Komplikasi
1. Perdarahan
Perdarahan dapat diatasi dengan pengosongan uterus dari sisa-sisa hasil konsepsi
dan jika perlu pemberian tranfusidarah .Kematian karena perdarahan dapat terjadi
apabila pertolongan tedak segera diberikan pada waktunya.
2. Perforasi
Perforasi uterus pada kerokan dapat terjadi terutama pada uterus dalam posisi
hiperetrofleksi. Jika terjadi peristiwa ini penderita perlu diamat-amati dengan teliti.
Jika ada tanda bahaya, perlu segera dilakukan laparatomie, dan tergantung dari
luas dan bentuk perforasi, penjahitan luka perforasi atau perlu histerektomie.
Perforasi uterus pada abortus yang dikerjakan oleh orang awam menimbulkan
persoalan gawat karena perlukaan uterus biasanya luas;mungkin pula terjadi
perlukaan pada kandung kencing atau usus. Dengan adanya dugaan atau kepastian
terjadinya perforasi, laparatomie harus segera dilakukan untuk menentukan
luasnya cedera, untuk selanjutnya mengambil tindakan-tindakan seperlunya guna
mengatasi komplikasi.
3. Infeksi 
Abortus Infeksiosus ialah abortus yang disertai infeksi pada genetalia. Diagnosis
ditentukan dengan adanya abortus yang disertai gejala dan tanda infeksi alat
genital, seperti panas, takikardia, perdarahan pervaginam yang berbau, uterus yang
membesar, lembek, serta nyeri tekan, dan leukositosis.
4. Syok
Syok pada abortus bisa terjadi karena perdarahan (syok hemoragik), dan karena
infeksi berat (syok Endoseptik).
G. PEMERIKSAAN PENUNJANG (MOCHTAR, R. 1998) :

1. Tes kehamilan positif jika janin masih hidup dan negatif bila janin sudah mati

2. pemeriksaan Dopler atau USG untuk menentukan apakah janin masih hidup

3. Pemeriksaan fibrinogen dalam darah pada missed abortion.

Data laboratorium:

1. Tes urine

2. Hemoglobin dan hematokrit

3. Menghitung trombosit

4. kultur darah dan urine

H. Penanganan abortus imminens terdiri atas

1. Istirahat-baring. Tidur berbaring merupakan unsur penting dalam pengobatan,


karena cara ini menyebabkan bertambahnya aliran darah ke uterus dan
berkurangnya rangsang mekanik.
2. Tentang pemberian hormon progesteron pada abortus imminens belum ada
persesuaian faham. Sebagian besar ahli tidak menyetujuinya, dan mereka yang
menyetujui menyatakan bahwa harus ditentukan dahulu adanya kekurangan
hormon progesteron. Apabila dipikirkan bahwa sebagian besar abortus didahului
oleh kematian sel hasil konsepsi dan kematian ini dapat disebabkan oleh banyak
faktor, maka pemberian hormon progesteron memang tidak banyak manfaatnya.
3. Pemeriksaan USG penting dilakukan untuk menentukan apakah janin masih hidup.
4. Berikan obat penenang, biasanya fenobarbital 3 x 30 mg. Berikan preparat
hematinik misalnya sulfas ferosus 600 / 1.000 mg
5. Diet tinggi protein dan tambahan vitamin C
6. Bersihkan vulva minimal dua kali sehari dengan cairan antiseptik untuk mencegah
infeksi terutama saat masih mengeluarkan cairan coklat
7. Bila perdarahan
a. Berhenti: lakukan asuhan antenatal terjadwal dan penilaian ulang bila terjadi
perdarahan lagi.
b. Berlangsung lama: nilai kembali kondisi janin. Konfirmasikan kemungkinan
adanya penyebab lain (hamil ektopik atau mola).
KONSEP KEPERAWATAN PRENATAL

Abortus immines

1. PENGAKAJIAN

Nama Mahasiswa : Nur Azizah

Nurul Fatimah Bakri

Tgl. Pengkajian : 02 Desesmber 2019

Nim : A.17.09.024

A.17.09.026

Ruangan/RS : Ruang Bersalin RSUD H. A. SULTAN DAENG RADJA


BULUKUMBA

I. DATA UMUM KLIEN


A. Bio Data
1. Inisial Klien : Ny. R
2. Usia : 25 Tahun
3. Status perkawinan : Menikah
4. Pekerjaan : Pegawai Honorer
5. Pendidikan : DIII Gizi
B. Riwayat Kehamilan dan Persalinan yang lalu
Keada Pengalaman Waktu &
Jenis an Masalah Menyusui Lamanya
No. Tahun persali Penolong JK Bayi kehamil ekslusif
nan waktu an
lahir
1. 2017 SC dokter L Normal Tidak ASI dan Susu 9 bulan
dan Ada formula (ASI)
sehat
Susu
Formula
sampai
Sekarang

C. Riwayat Kehamilan saat ini


HPHT : 25 Agustus 2019 Taksiran partus : Tanggal 2 juni 2020

Status obstetrik : G. 2 P1 A0 H1

II.ALASAN MASUK RUMAH SAKIT


Keluhan utama : Nyeri perut tembus ke belakang disertai
pengeluaran pendarahan berwarna merah kecoklatan
Riwayat Keluhan utama : Mulai timbulnya : Pada hari sabtu, pukul 18.30
Sifat keluhan : hilang timbul
Lokasi keluhan : Pada perut tembus ke belakang
Faktor Pencetus : kelelahan
Keluhan lain : klien mengatakan cemas dengan
kondisinya
Pengaruh keluhan terhadap aktivitas : lemas
Usaha pasien untuk mengatasinya : baring dan
istirahat

I. RIWAYAT KESEHATAN
Penyakit yang pernah dialami :
Cacar Varicella
Polio Gastro Enteritis
Tetanus Fecelie Conv
Pertussis Hepatitis Inf

Thypoid Marbiler
TBC Malaria
Lain – lain (sebutkan) :

Kecelakaan yang pernah dialami : -


Tahun : -
Riwayat perawatan :
√ Pernah opname dengan penyakit : SC
√ Tidak pernah opname
Riwayat operasi :
Pernah Operasi Tidak Pasa Operasi hari ke :

Riwayat pengobatan (obat yang dibawa ke RS / sementara di konsumsi) :


Klien mengatakan selalu mengomsumsi obat penambah darah/ sangobion
Riwayat alergi :

√ Tidak ada Ada, sebutkan : -.

II. RIWAYAT PSIKO-SOSIO-SPIRITUAL


1. Riwayat psikososial
a. Tempat tinggal : Klien tinggal di Kajang
b. Lingkungan rumah : Klien mengatakan
lingkungan rumahnya
bersih
c. Hubungan antar anggota keluarga : Klien mengatakan memiliki hubungan
yang baik dengan keluaga
d. Pengasuh anak : Klien mengatakan
anak pertamanya diasuh
oleh ibunya saat ia masuk rumah sakit

2. Riwayat spiritual
a. Support sistem : klien mengatakan dapat dukungan dari
keluarganya
b. Kegiatan keagamaan : klien tidak pernah beribadah selama
masuk RS
3. Riwayat hospitalisai
a. Pemahaman keluarga tentang sakit dan rawat inap di rumah sakit :
keluarga paham akan kondisi klien
b. Pemahaman anak tentang sakit dan rawat inap : anak klien belum bisa
mengerti kondisi klien dikarenkan masih berusia di bawah 3 tahun

III.KEBUTUHAN DASAR / POLA KEBIASAAN SEHARI-HARI


1. Nutrisi
Sebelum sakit : Selera makan baik
Makan nasi, buah, dan kue
Makan 3x sehari

Saat sakit : Selera makan baik


Makan nasi, buah, dan kue
Makan 2x sehari

2. Cairan
Sebelum sakit : Air putih dan teh
Kurang lebih 8 gelas sehari
Saat sakit : Air putih
Kurang lebih 6 gelas

3. Istirahat/Tidur
Sebelum sakit : Tidur kurang lebih 8 jam ( Malam )
Tidur dengan nyenyak
Saat sakit : Tidur kurang dari 8 jam

4. Eliminasi fekal/BAB
Sebelum sakit :BAB 1x sehari
Konsisten padat
Berwarna kuning
Berbau khas
saat sakit : Belum BAB sejak masuk ke Rumah Sakit

5. Eliminasi urine/BAK
Sebelum sakit : BAK 3x sehari
berwarna kuning
berbau amoniak
Saat sakit : Klien BAK seperti sebelum masuk RS

6. Aktifitas dan latihan


Sebelum MRS : Klien bekerja sebagai pegawai honorer disebuah
puskesmas
Bekerja < 5 jam sehari
Jarak tempat kerja dari rumah kurang lebih 1 km
Setelah MRS : Sejak masuk RS klien hanya baring

7. Personal hygiene
Sebelum sakit : kebiasaan mandi 2x sehari
Mencuci rambut 3x seminggu
Memotong kuku 1x seminggu
Klien nampak rapi

Saat sakit : Klien tidak pernah mandi sejak dirawat di RS


Hanya dibersihkan menggunakan kain basah
Rambut klien nampak bersih
Kuku klien pendek dan bersih
8. Aktifitas sehari-hari
Sebelum sakit : klien bekerja sebagai ibu rumah tangga dan pegawai
honorer
Saat sakit : Pekerjaan klien terhambat dan hanya baring dirumah
sakit

IV. PEMERIKSAAN FISIK


Hari Senin, tanggal 02 Desember 2019, jam 09.00
1. Keadaan umum
a. Kesadaran :

√ Compos Mentis Somnolen Apatis Soporos koma Koma

GCS : E: 4 V: 5 M:6

b. Penampilan dihubungan dengan usia : penanpilan klien sesuai dengan


umurnya
c. Ekspresi wajah : Wajah klien nampak cemas
d. Kebersihan secara umum : Klien terlihat cukup rapi, dengan
rambut yang bersih,pakaian yang rapi, dan kuku yang pendek
e. Berat Badan : Sebelum Hamil 45Kg
Saat ini 47Kg
f. Tanda-tanda vital : TD : 130/90MmHg
N : 96x/menit
S : 36,7
P : 22x/mnt
g. Jika terdapat nyeri/ketidaknyamanan :
Faktor pencetu : kelelahan
Sensasi nyeri : seperti terlilit
Lokasi dan penyebaran nyeri : bagian abdomen
Intensitas/skala nyeri : skala 2
Frekuensi dan durasi ; timbul kuran lebih 2 menit
Cara mengatasi nyeri : berbaring dengan posisi yang nyaman

2. Pengkajian Data Fokus


a. Sistem respiratory

 Jalan Napas : Bersih Ada sumbatan
 Pola nafas : Eupnoe Tachipnoe
Bradipnoe Cheynestokes
Apnoe
Hiperventilasi Kusmaul
Biots
Kedalaman : √ Normal Dangkal
Dalam
 Irama : √ Reguler Irreguler
 Batuk : Ya √ Tidak
 Sianosis : Ya √ Tidak
 Sputum : √ Tidak ada Ada
 Warna : Putih Kuning
Hijau
Merah Kecoklatan
Purulen
 Clubbing Finger : Ya √ Tidak
 Trakea : Deviasi ke lateral Medial
 Pembesaran kelenjar getah bening / Massa : Ya √ Tidak
 JVP : - CmH2O
 Otot bantu napas : √ Tidak Ya : (sebutkan)
 Krepitasi : √ Tidak Ya
 Bentuk dada : √ Normochest Pigeonchest
Barrelchest
 Ekspansi dada : √ Simetris Tidak simetris

 Jejas/Trauma : Ya Tidak

 Massa : Ya Tidak
 Perkusi dada : √ Sonor Hipersonor
Timpani
Redup Pekak
 Auskulitasi : Vesikuler
Bronchovesikuler
Trakeal Bronkhial
Whezing
Ronkhi : Basah/Kering
Keluhan lain -

b. Sistem kardiovaskuler
 Sianosis : √ Tidak ada Ada
 Pucat : √ Tidak ada Ada
 Irama Jantung : √ Teratur Tidak teratur
 Distensi Vena Jugularis : KANAN Ya Tidak ;
KIRI Ya Tidak
Keluhan lain -

c. Sistem gastrointestinal
 Mulut √: Mukosa lembab Mukosa
kering
Somatitis Perdarahan
gusi
 Pembatasan makanan, sebutkan : -
 Mual : Ya √ Tidak
 Muntah : Ya √ Tidak
 Asites : Ya √ Tidak
 Lingkar perut : 76 Cm

 Sklera Ikterus : Ya Tidak
 Peristaltik usus : Frekuensi -.X/menit

Uterus
 Tinggi fundus uteri : - Cm
 Kontraksi : Ya Tidak
 Denyut jantung janin : Frekuensi
………………………………………………………….
Irama : Reguler Irreguler
Keluhan lain -

d. Sistem Eliminasi

 Defekasi : Via Anus, Frekuensi : 3x Sehari
Konsistensi : Padat
Stoma

 Hemoroid : Ya Tidak
 Urin : √ Spontan Kateter Urin
Cytostomy

 Kelainan : Tidak ada Ada, sebutkan : -

 Palfebra Edema : Ya Tidak
 Mata Cekung : Ya √ Tidak
Keluhan lain -

e. Sistem Reproduksi :
 Payudara : Normal
 Putting susu : Keluar
 Pengeluaran Asi : Normal, dengan menyusui anaknya
 Vagina : Varises, Ya √ Tidak
 Kebersihan :
 Rabas pervagina :

 PAP smear terakhir (tanggal dan hasil) : -


Keluhan lain : -
f. Obstetri dan Genekologi :
 Hamil : Ya √ Tidak
 Haid : Menarche, tahun : 2019
Cyclus haid : Lancar
Lamanya haid : 1 minggu
Darah haid : Segar
 Keluhan menstruasi : √ Dismenorea Polimenorea
Oligomenorea Menometroragie
Amenorea
 Haid yang akhir : 25 Agustus 2019
 Menapouse, umur : - tahun
Keluhan lain : -
g. Sistem Neurosensori
 Pendengaran : √ Normal Tidak,
sebutkan :
 Penglihatan : Normal √ Tidak normal,
sebutkan : mines 1

 Pupil Isokor : Ya Tidak
 Konjungtiva : Warna putih dan bersih
 Sklera : Normal berwarna putih
Keluhan lain : -

h. Kulit dan Kelamin



 Warna kulit : Normal Pucat
Kuning
Dan lain lain (sebutkan) : -
 Warna kuku : √ Normal Pucat
Kuning
Dan lain lain (sebutkan) : -
 Turgor : √ Elastis Tidak elastis
 Tekstur : √ Halus Kasar
 Membran mukosa : √
Lembab Kering
 Risiko dekubitus : Ya √ Tidak
Terdapat Luka : Ya √ Tidak
 Lokasi luka/ Lesi lain :-
 Karakteristik luka :-
Keluhan lain : -

i. Ektremitas

 Kesulitan dalam pergerakan : Ya Tidak
 Keadaan tonus otot : √ Baik Hipotoni
Hypertoni Atoni

 Edema kaki / tungkai : Ya Tidak
 Varises : Ya √ Tidak
Keluhan lain : -
3. Pemeriksaan diagnostic :
Palpasi dan pengukuran TTV, pemeriksaan laboratorium ( BT, DR, Goldar, GDS,
CT, HIV, HCU, Plano tes)
4. Penatalaksanaan Medis) :
- Tanggal 1-12-2019 ( 23:53) Sydest Supp 400 mg/12jam
- Tanggal 1-12-2019 ( 23:55 ) Nogor 5 mg/18jam
- Tanggal 1-12-2019 ( 23:00 ) Cepobactum 1 gr/12jam
- Tanggal 1-12-2019 RL

V. EDUKASI PASIEN KELUARGA


a. Kesiapan pasien keluarga menerima informasi :
Tidak √ Ya
b. Terdapat hambatan dalam edukasi :

√ Tidak Ya
c. Jika ya, sebutkan hambatannya (bisa diingkari lebih dari satu):
Pendengaran / penglihatan / kognitif / Fisik / Budaya / Emosi / Bahasa /
Lainnya : -
d. Tingkat pendidikan pasien : DIII Gizi.
e. Agama dan nilai kepercayaan pasien : Islam
f. Dibutuhkan penerjemah : Tidak Ya Jika Ya, sebutkan

:…………………….
g. Kebutuhan edukasi (pilih topic edukasi pada kotak yag tersedia) :
Diagnosa penyakit Obat-obatan Diet
dan nutrisi
Rehabilitasi Medik Manajemen nyeri
Penggunaan alat medis

Yang mengkaji,

Nur Azizah dan Nurul fatimah bakri


NIM : A.17.09.024 dan A.17.09.032

2. DATA FOKUS
1. Klien mengeluh nyeri perut tembus kebelakang
2. Klien mengatakan keluar darah berwarna merah kecoklatan
3. Klien mengatakan cemas dengan kondisinya
4. Klien mengatakan nyerinya seperti terlilit
5. G2 P1 A0 H1
6. Klien tampak gelisah
7. TTD
TD : 130/70 mmhg
N ; 96x/mnt
S : 36 c
P : 22x/mnt
8. Klien mengatakan usia kandungannya baru berusia 3 bulan

KLASIFIKASI DATA

DATA SUBJEKTIF DATA OBJEKTIF

1. Klien mengeluh nyeri perut 1. G2 P1 A0 H1


tembus kebelakang 2. Klien tampak gelisah
2. Klien mengatakan keluar darah 3. TTD
berwarna merah kecoklatan TD : 130/70 mmhg
3. Klien mengatakan cemas N ; 96x/mnt
dengan kondisinya S : 36 c
4. Klien mengatakan nyerinya P : 2x/mnt
seperti terlilit
5. Klien mengatakan usia
kandungannya bary berusia 3
bulan
ANALISIS DATA

NO Data Analisa/etiologi Masalah


Keperawatan
1. DS:
1. Klien mengeluh nyeri Pendaraha neukosis Nyeri akut bd agen
perut tembus pencedera fisiologis
kebelakang Hasil konsepsi terlepas dibuktikan dengan klien
2. Klien mengatakan Dari uterus mengeluh nyeri di bagian
nyerinya seperti perut tembus kebelakang
terlilit Uterus berkontraksi
DO: -
Hasil konsepsi keluar

Terjadi kontraksi

nyeri akut
2. DS:
1. Klien mengatakan Resiko pendarhan
keluar darah Uterus berkontraksi dibuktikan dengan efek agen
berwarna merah farmakologis
kecoklatan
DO: - Hasil konsepsi keluar

Hasil kontraksi keluar tidak


sempurna

Resiko pendarahan
3. DS:
1. Klien mengatakan Hasil kontraksi keluar tidak Resiko cedera pada janin
usia kandungannya sempurna dibuktikan dengan nyeri
bary berusia 3 bulan pada abdomen
DO:
2. G2 P1 A0 H1 Resiko pendarahan

Kurangnya volume cairan

Resiko cedera pada janin


4. DS:
1. Klien mengatakan Anseitas bd kekhewatiran
cemas dengan Hasil konsepsi keluar mengalami kegagalan
kondisinya dibuktikan dengan klien
DO: tampak cemas dan gelisah
2. Klien mengatakan Nyeri akut dengan kondisinta
cemas dengan
kondisinya
3. Klien tampak gelisah
4. TTD Syok
TD : 130/70 mmhg
N ; 96x/mnt
S : 36 c
P : 2x/mnt Ansietas
3. Diagnosa keperawatan

1. Nyeri akut berhubungan dengan agen cedera fisiologis (peradangan)


Definisi :
Gejala dan tanda mayor
Subjektif
1) Mengeluh nyeri
Objektif
1) Bersikap protektif (mis. waspada, posisi menghindari nyeri
2) Gelisah
3) Sulit tidur
Gejala dan tanda minor
Subjektif
(tidak tersedia)
Objektif
1) Proses berpikir terganggu
2) Berfokus pada diri sendiri

2. Ansietas berhubungan dengan kekhawatiran mengalami kegagalan


Gejala dan tanda mayor
subjektif
1) Merasa bingun
2) Merasa khawatir dengan akibat dari kondisi yang dihadapi
3) Sulit berkosentrasi
Objektif
1) Tampak gelisah
2) Sulit tidur

3. Resiko pendarahan
Faktor resiko
1) Efek agen farmakologis
2) Kurang terpapar informasi tentang pencegahan pendarahan

4. Resiko cedera pada janin


Faktor resiko
a. Disfungsi uterus
b. Kecemasan yang berlebihan tentang peroses persalinan
c. Riwat persalinan sebelumnya
d. Nyeri pada abdomen
e. Kelelahan
4.intervensi keperawatan
1. Nyeri akut

Intervensi utama :

a. Manajemen Nyeri

Definisi

Mengidentifikasi dan mengelola pengalaman sensorik atau emosional yang berkaitan


dengan kerusakan jaringan atau fungsional dengan onset mendadak atau lambat dan
berintensitas ringan hingga berat dan konstan.

Tindakan

Observasi :

- Identifikasi lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas, intensitas nyeri


- Identifikasi skala nyeri Identifikasi respons nyeri non verbal Identifikasi faktor yang
memperberat dan memperingan nyeri

- Identifikasi pengetahuan dan keyaninan tentang nyeri

- Identifikasi pengaruh budaya terhadap respon nyeri

- Identifikasi pengaruh nyeri pada kualitas hidup

- Monitor keberhasilan terapi komplementer yang sudah diberikan

- Monitor efek samping penggunaan analgetik

Terapeutik :

- Berikan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi rasa nyeri (mis. TENS,


hipnosis, akupresur, terapi musik, biofeedback, terapi pijat, aromaterapi, teknik
imajinasi terbimbing, kompres hangat/dingin, terapi bermain)

- Kontrol lingkungan yang memperberat rasa nyeri (mis. suhu ruangan, pencahayaan,
kebisingan) - Fasilitasi istirahat dan tidur Pertimbangkan jenis dan sumber nyeri
dalam pemilihan strategi meredakan nyeri.

b. Edukasi Efek Samping Obat

Definisi

Memberikan informasi untuk meminimalkan efek samping dari agen farmakologis


yang diprogramkan.

Tindakan

Observasi :

- Identifikasi kemampuan pasien dan keluarga menerima informasi

Terapeutik :
- Persiapkan materi dan media edukasi

- Jadwalkan waktu yang tepat untuk memberikan pendidikan kesehatan sesuai


kesepakatan dengan pasien dan keluarga

- Berikan kesempatan pasien dan keluarga bertanya

Edukasi :

- Jelaskan tujuan obat yang diberikan

- Jelaskan indikasi dan kontra indikasi obat yang akan dikonsumsi

- Jelaskan cara kerja obat secara umum

- Jelaskan dosis, cara pemakaian, waktu dan lamanya pemberian obat

- Jelaskan tanda dan gejala bila obat yang dikonsumsi tidak cocok untuk pasien

- Jelaskan reaksi alergi yang mungkin timbul saat atau setelah obat dikonsumsi

- Anjurkan melihat tanggal kadaluarsa obat yang akan dikonsumsi

- Anjurkan melihat kondisi fisik obat sebelum dikonsumsi

- Anjurkan untuk segera ke fasilitas kesehatan terdekat jika reaksi obat yang
dikonsumsi membahayakan hidup pasien

- Ajarkan cara mengatasi reaksi obat yang tidak diinginkan

Intervensi pendukung

a. Pemberian Analgesik

Definisi

Menyiapkan dan memberikan agen farmakologis untuk mengurangi atau


menghilangkan rasa sakit.

Tindakan
Observasi :

- Identifikasi karakteristik nyeri (mis. pencetus, pereda, kualitas, lokasi, intensitas,


frekuensi, durasi)

- Identifikasi riwayat alergi obat

- Identifikasi kesesuaian jenis analgesik (mis. narkotika, non-narkotik, atau NSAID)


dengan tingkat keparahan nyeri

- Monitor tanda-tanda vital sebelum dan sesudah pemberian analgesik

- Monitor efektifitas analgesik

Terapeutik :

- Diskusikan jenis analgesik yang disukai untuk mencapai analgesia optimal, jika
perlu

- Pertimbangkan penggunaan infus kontinu, atau bolus opioid untuk mempertahankan


kadar dalam serum

- Tetapkan target efektifitas analgesik untuk mengoptimalkan respons pasien

- Dokumentasikan respons terhadap efek analgesik dan efek yang tidak diinginkan

Edukasi :

- Jelaskan efek terapi dan efek samping obat

Kolaborasi :

- Kolaborasi pemberian dosis dan jenis analgesik, sesuai indikasi.

2. Ansietas

Intervensi utama
a. Reduksi Ansietas

Definisi

Meminimalkan kondisi individu dan pengalaman subyektif terhadap objek yang tidak
jelas dan spesifik akibat antisipasi bahaya yang memungkinkan individu melakukan
tindakan untuk menghadapai ancaman.

Tindakan

Observasi :

- Identifikasi saat tingkat ansietas berubah (mis. kondisi, waktu, stresor)

- Identifikasi kemampuan mengambil keputusan

- Monitor tanda-tanda ansietas (verbal dan nonverbal)

Terapeutik :

- Ciptakan suasana terapeutik untuk menumbuhkan kepercayaan

- Temani pasien untuk mengurangi kecemasan, jika memungkinkan

- Pahami situasi yang membuat ansietas

- Dengarkan dengan penuh perhatian

- Gunakan pendekatan yang tenang dan meyakinkan

- Tempatkan barang pribadi yang memberikan kenyamanan

- Motivasi mengidentifikasi situasi yang memicu kecemasan

- Diskusikan perencanaan realistis tentang peristiwa yang akan datang

Edukasi :

- Jelaskan prosedur, termasuk sensasi yang mungkin dialami Informasikan secara


faktual mengenai diagnosis, pengobatan, dan prognosis
- Anjurkan keluarga untuk tetap bersama pasien, jika perlu

- Anjurkan umelakukan kegiatan yang tidak kompetitif, sesuai kebutuhan

- Anjurkan mengungkapkan perasaan dan persepsi

- Latih kegiatan pengalihan untuk mengurangi ketegangan

- Latih penggunaan mekanisme pertahanan diri yang tepat Latih teknik relaksasi

Kolaborasi :

- Kolaborasi pemberian obat antiansietas, jika perlu

b. Konseling

Definisi

Memberikan bimbingan untuk meningkatkan atau mendukung penanganan,


pemecahan masalah, dan hubungan interpersonal.

Intervensi utama

Tindakan

Observasi :

- Identifikasi kemampuan dan beri penguatan

- Identifikasi perilaku keluarga yang mempengaruhi pasien

Terapeutik :

- Bina hubungan terapeutik berdasarkan rasa percaya dan penghargaan

- Berikan empati, kehangatan, dan kejujuran

- Tetapkan tujuan dan lama hubungan konseling

- Berikan privasi dan pertahankan kerahasiaan


- Berikan penguatan terhadap keterampilan baru

- Fasilitasi untuk mengidentifikasi masalah

Edukasi :

- Anjurkan mengekspresikan perasaan

- Anjurkan membuat daftar alternatif penyelesaikan masalah

- Anjurkan pengembangan keterampilan baru, jika perlu

3. resiko pendarahan
Intervensi Utama

a. Pencegahan Perdarahan

Definisi

Mengidentifikasi dan menurunkan risiko atau komplikasi stimulus yang


menyebabkan perdarahan atau risiko perdarahan.

Tindakan

Observasi :

- Monitor tanda dan gejala perdarahan

- Monitor nilai hematokrit/hemoglobin sebelum dan setelah kehilangan darah

- Monitor tanda-tanda vital ortostatik

- Monitor koagulasi (mis. prothrombin time (PT), partial thromboplastin time (PTT),
fibrinogen, degradasi fibrin dan/atau platelet)

Terapeutik :

- Pertahankan bed rest selama perdarahan

- Batasi tindakan invasif, jika perlu


- Gunakan kasur pencegah dekubitus

- Hindari pengukuran suhu rektal

Edukasi :

- Jelaskan tanda dan gejala perdarahan

- Anjurkan menggunakan kaus kaki saat ambulasi

- Anjurkan meningkatkan asupan cairan untuk menghindari konstipasi

- Anjurkan menghindari aspirin atau antikoagulan

- Anjurkan meningkatkan asupan makanan dan vitamin K

- Anjurkan segera melapor jika terjadi perdarahan

Kolaborasi :

- Kolaborasi pemberian obat pengontrol perdarahan, jika perlu

- Kolaborasi pemberian produk darah, jika perlu

- Kolaborasi pemberian pelunak tinja, jika perlu

Intervensi Pendukung

a. Identifikasi resiko

Definisi

Menemukan dan menganalisis kemungkinan faktor-faktor risiko yang dapat


mengganggu kesehatan.

Tindakan

Observasi :

- Identifikasi risiko biologis, lingkungan dan perilaku


- Identifikasi risiko secara berkala di masing-masing unit

- Identifikasi risiko baru sesuai perencanaan yang telah ditetapkan

Terapeutik :

- Tentukan metode pengelolaan resiko yang baik dan ekonomis

- Lakukan pengelolaan risiko secara efektif

- Lakukan update perencanaan secara reguler (mis. bulanan, triwulan, tahunan)

- Buat perencanaan tindakan yang memiliki timeline dan penanggungjawab yang


jelas

- Dokumentasikan temuan risiko secara akurat

b. Manajemen Keselamatan Lingkungan

Definisi
Mengidentifikasi dan mengelola lingkungan fisik untuk meningkatkan keselamatan.
Tindakan
Observasi :
- Identifikasi kebutuhan keselamatan (mis. kondisi fisik, fungsi kognitif dan riwayat
perilaku)
- Monitor perubahan status keselamatan lingkungan
Terapeutik :
- Hilangkan bahaya keselamatan lingkungan (mis. fisik, biologi,dan kimia), jika
memungkinkan.
- Modifikasi lingkungan untuk meminimalkan bahaya dan risiko
- Sediakan alat bantu keamanan lingkungan (mis. commode chair dan pegangan
tangan)
- Gunakan perangkat pelindung (mis. pengekangan fisik, rel samping, pintu terkunci,
pagar)
- Hubungi pihak berwenang sesuai masalah komunitas (mis. puskesmas, polisi,
damkar)
- Fasilitasi relokasi ke lingkungan yang aman
- Lakukan program skrining bahaya lingkungan (mis. timbal)
Edukasi :
- Ajarkan individu, keluarga dan kelompok risiko tinggi bahaya lingkungan

4. Resiko cedera pada janin


Intervensi utama
a. Pemantauan denyut jantung janin
Defenisi
Mengumpulkan dan menganalisis data denyut jantung janin
Tindakan
Observasi
-Identifikasi status obsterik
-Identifikasi riwayat obsterik
-Identifikasi adanya pengunaan obat, diet dan merokok
-Identifikasi pemerikasaan pemerikasaan kehamilan sebelumnya
-Perikssa denyut jantung janin selama 1 menit
-Monitor denyutjantun janin
-Monitor tanda vital ibu
Terapeutik
-Atur posisi pasien
-Lakukan maneuver Leopold untuk menetukan posisi janin
Edukasi
-Jelaskan tujuan dan prosedur pemantauan
-Informasikan hasil pemntauan, jika perlu

b. Pengukuran gerak janin


Defenisi
Menghitung gerak janin dimulai umur kehamilan 28 minggu
Tindakan
Observasi
-Identifikasi pengetahuan dan kemampuan ibu menghitung gerak janin
-Monitor gerak janin
Terapeutik
-Hitung dan catat gerak janin (minimal 10 kali gerak dalam 12)
-Lakukan pemeriksaan GTC (cardiotocography) untuk mengetahui frekuensi dan
keteraturan denyut jantung janin dan kontraksi rahim ibu
-Catat jumlah gerakan janin dalam 12 jam perhari
-Berikan oksigen 2-3 l/ menit jika gerakan janin belum mencapai 10 kali dalam 12
jam
Edukasi
-Jelaskan manfaat menghitung gerak janin dapat meningkat hubungan ibun dan janin
-Anjurkan ibu memenuhi kebutuhan nutrisi sebelum menghitung gerakan janin
-Anjurkan posisi miring kiri saat menghitung gerak janin, agar janin dapat
memperoleh oksigen dengan optimal dengan meningkatkan sirkulasi fetomaternal
-Anjurkan ibu segera memberikan perawatan jika gerak janin tidak mencapai 10 kali
dalam 12 jam
-Anjurkan ibu cara menghitung gerak janin
Kolaborasi
-Kolaborasi tim medis jika ditemukan gerakan janin

Anda mungkin juga menyukai