Pengalaman Keluarga PDF
Pengalaman Keluarga PDF
1, Maret 2017
ABSTRAK
Lansia dalam perawatan di rumah terkadang memerlukan bantuan
keluarga sebagai caregiver. Pengalaman keluarga dalam merawat membutuhkan
perhatian dan waktu yang lebih seperti kebutuhan pemenuhan makan, mandi,
berganti pakaian. Keluarga mengungkapkan lansia kadang sikapnya seperti anak
kecil sehingga tidak jarang keluarga bertengkar dengan lansia karena salah paham.
Hal inilah yang membuat keluarga sering salah dalam merespon keadaan karena
perubahan pada lansia.
Desain penelitian yang digunakan penelitian kualitatif dengan pendekatan
fenomenologis. Tujuan penelitian adalah untuk mendapatkan data dengan
mengeksplorasi dan menggambarkan pengalaman keluarga (caregiver) dalam
merawat lansia. Populasi penelitian ini adalah keluarga (caregiver) yang merawat
lansia di rumah di Wilayah RW II Kelurahan Gebang Putih Kecamatan Sukolilo
Surabaya. Partisipan adalah subyek yang diteliti dan dianggap mewakili seluruh
populasi. Penelitian ini menggunakan purposive sampling dengan jumlah total
responden. Pengumpulan data dilakukan dengan interview kemudian dianalisis
menggunakan metode Collaizi.
Hasil menunjukkan terdapat dua belas tema dalam pengalaman keluarga
merawat lansia yaitu konsep lansia yang dipahami oleh keluarga, kebutuhan dasar
dalam merawat lansia, tujuan merawat lansia oleh keluarga, metode merawat
lansia, dukungan social dalam perawatan lansia, tuntutan perawatan lansia, beban
yang dirasakan caregiver, modifikasi dalam perawata lansia, mekanisme koping
keluarga, sumber dukungan keluarga, kualitas hidup lansia dan keluarga dengan
lansia.
Perawatan lansia memerlukan pemahaman yang benar oleh keluarga
yang merawat dan dengan penetapan tujuan yang benar menggunakan metode
serta modifikasi perawatan dan disertai dukungan yang cukup maka lansia akan
dapat mencapai kualitas hidupnya. Hal tersebut sesuai dengan harapan caregiver
untuk perawatan lansia yang berkualitas.
Kata kunci: keluarga, dukungan, caregiver, lansia
ABSTRACT
Elderly care in home sometimes need family assistance as a caregiver.
Family experience in caring elderly requires more time and attention such as
feeding needs, bathing, and changing clothes. Family said sometimes elderly
attitudes reveals as like a child so rarely they have a quarrel due to
misunderstanding. This makes the family often wrong in responding to the
situation because of changes in the elderly.
56
Jurnal Ners LENTERA, Vol. 5, No. 1, Maret 2017
57
Jurnal Ners LENTERA, Vol. 5, No. 1, Maret 2017
58
Jurnal Ners LENTERA, Vol. 5, No. 1, Maret 2017
59
Jurnal Ners LENTERA, Vol. 5, No. 1, Maret 2017
60
Jurnal Ners LENTERA, Vol. 5, No. 1, Maret 2017
lima bagian yaitu tipe arif bijaksana, Cara Keluarga (Caregiver) Dalam
tipe mandiri, tipe tidak puas, tipe Merawat Lansia
pasrah dan tipe binggung. Dari hal Tema 2 : Kebutuhan Dasar
tersebut dapat dikatakan bahwa Merawat lansia
terdapat persamaan antara hasil Kebutuhan dasar merawat
penelitian dengan teori yang ada di lansia pada penelitian ini
mana yang sama pada tipe lansia arif teridentifikasi kebersihan diri
bijaksana, tipe mandiri dan tipe (mandi, ganti baju, kebersihan mulut,
pasrah. dan eliminasi), nutrisi, istirahat,
Tipe lansia ketergantungan mobilisasi, sosial dan pemberian
ditemukan pada penelitian obat. Lueckenotte (2000) perawatan
berdasarkan pada lansia yang dasar pada lansia berhubungan
langsung mengalami dan keluarga dengan aktivitas dasar sehari – hari
rasakan, keluarga merasa lansia yang bagi lansia yang sebenarnya meliputi
dilakukan perawatan, semua tugas perawatan pribadi setiap
kebutuhannya harus dibantu dan harinya yang berkaitan dengan
harus dicukupi oleh anggota kebersihan diri, nutrisi, aktivitas lain
keluarga. seperti latihan fisik yang bertujuan
Tugas perkembangan lansia untuk mempertahankan kualitas
pada penelitian teridentifikasi hidupnya.
melalui bagaimana lansia dapat Hasil penelitian memaparkan
beradaptasi terhadap penurunan lansia selain memerlukan aktivitas
fisiknya, beradaptasi terhadap keseharian juga memerlukan istirahat
penurunan kesehatan, beradaptasi yang cukup dalam mendukung
terhadap masa pensiun dan kualitas hidupnya agar tetap dalam
penurunan pendapatan dan keadaan sehat. Lansia membutuhkan
beradaptasi terhadap kehilangan aktivitas untuk bersosialisasi dengan
pasangan hidup. Potter and Perry orang lain. Lansia yang mengalami
(2009) memaparkan tugas masalah kesehatan juga memerlukan
perkembangan lansia meliputi perawatan dasar lain yang berguna
beradaptasi terhadap penurunan untuk meningkatkan kesehatannya
kesehatan dan kekuatan fisik, yaitu pemberian obat.
beradaptasi terhadap masa pensiun Didukung penelitian Stanley
dan penurunan pendapatan, (2005) mengungkapkan pemberi
beradaptasi terhadap kematian perawatan perlu memenuhi sebagian
pasangan, menerima diri sebagai besar AKS (Aktivitas Kebutuhan
individu yang menua, Sehari – hari) pada lansia. Hal
mempertahankan kehidupan yang tersebut menjelaskan pemberi
memuaskan, menetapkan kembali perawatan harus mengetahui benar
hubungan dengan anak yang telah tentang kebutuhan dasar pada lansia
dewasa, menemukan cara yang dirawat sehingga lansia dapat
mempertahankan kualitas hidup. mencapai kualitas hidup di usia
61
Jurnal Ners LENTERA, Vol. 5, No. 1, Maret 2017
62
Jurnal Ners LENTERA, Vol. 5, No. 1, Maret 2017
adik kandung, kader lansia, dan pemenuhan istirahat (tidak mau tidur
tenaga kesehatan yang ada. Bentuk dan pola tidur yang tidak teratur),
dukungan yang didapat berupa pemenuhan eliminasi (pemakaian
dukungan informal yang berasal dari pampers, BAK dan BAB
kader posyandu, tenaga kesehatan sembarangan), serta pemenuhan
baik itu perawat maupun dokter. kebersihan diri (mandi). Menurut
Friedman (1998) menjelaskan Maslow dan Suhartini (2004) dalam
keluarga sebagai caregiver mendapat memenuhi tuntutan dari lansia,
dukungan internal seperti dukungan keluarga (caregiver) harus
istri/suami, atau dukungan saudara mengetahui tentang apa saja
kandung dan dukungan eksternal kebutuhan yang diperlukan oleh
yang berasal dari luar keluarga. lansia yang dirawatnya.
Bentuk dukungan teridentifikasi Konsep teori memberikan
dukungan informal didapatkan oleh gambaran bahwa dalam perawatan
keluarga sebagai caregiver. lansia dibutuhkan kebutuhan fisik
Menurut Suparyanto (2011) juga kebutuhan rohani berupa rasa
dukungan informasional keluarga tenang akan tempat tinggalnya dan
didapatkan melalui ketersediaan lansia dapat merasakan kesehatan
nasehat atau masukan dari petugas melalui pelayanan medis yang ada.
pelayanan kesehatan terdekat. Dalam penelitian teridentifikasi
Dukungan informal yang telah kebutuhan akan istirahat, kebutuhan
didapatkan oleh caregiver yang eliminasi dan kebersihan diri
sejalan dengan konsep teori adalah Tema 7 : Beban Yang Dirasakan
yang berasal dari tenaga kesehatan. Caregiver Dalam Merawat Lansia
Hal tersebut tergambar pentingnya Beban caregiver dalam
informasi tentang perawatan lansia perawatan lansia dapat berasal dari
kepada keluarga pemberi perawatan internal dan eksternal. Beban internal
lansia tidak hanya informasi lisan dapat berupa beban fisik (capek dan
tetapi juga informasi tulisan demi pegal) dan beban psikologis (marah)
meningkatkan kualitas perawatan . sedangkan beban eksternal berasal
dari perilaku lansia dan pekerjaan
Hambatan Yang Dialami Keluarga ganda yang harus dilakukan
(Caregiver) Selama Merawat caregiver.
Lansia Menurut Mace dan Rabins
Tema 6 : Tuntutan Perawatan (2006) menjelaskan bahwa caregiver
Lansia burden karena merawat lansia dapat
Tuntutan yang dirasakan oleh menimbulkan dampak fisik,
caregiver dalam perawatan lansia psikologi, emosional, sosial dan
berupa pemenuhan nutrisi (klien financial pada keluarga yang
tidak suka makan, sulit makan, merawatnya. Keluarga mengalami
melanggar pantangan makan dan kelelahan sehingga dapat muncul
lupa aktivitas makannya), stres dan marah, akibat perubahan
63
Jurnal Ners LENTERA, Vol. 5, No. 1, Maret 2017
perilaku pada lansia maka keluarga dengan cara berolahraga setiap pagi
menjadi stres emosional. hari.
Berdasarkan hal tersebut tergambar Tema 9 : Mekanisme Koping
antara teori dan hasil penelitian Mekanisme koping yang
menunjukkan sedikit perbedaan digunakan teridentifikasi 2 yaitu
Konsep menjelaskan mekanisme koping adaptif dan
disebabkan karena karakteristik dari maladaptif. Mekanisme koping
pemberi perawatan itu sendiri tetapi adaptif dilakukan caregiver melalui
belum menyinggung tentang peran penerapan cara mengontrol emosi,
ganda dari pemberi perawatan yang menggunakan pendekatan perluasan
mungkin pada saat itu juga memiliki persepsi terutama tentang lansia
anak yang memerlukan perawatan dengan karakteristiknya, menerima
khusus dari orang tuanya atau dukungan dari orang lain khususnya
bahkan memiliki suami yang kurang dari keluarga besar. Mekanisme
mendukung dalam perawatan lansia koping maladaptif yang digunakan
yang di rawat. caregiver adalah dengan menghindar
dari lansia dan marah.
Cara Keluarga (Caregiver) Stuart (2005) membagi
Mengatasi Hambatan Selama koping menjadi adaptif respon
Merawat Lansia. koping dan maladaptif respon
Tema 8 : Modifikasi Cara koping. Adaptif koping termasuk
Merawat Lansia penggunaan intelektual, rasionalisasi
Modifikasi cara merawat dan berifat konstruktif dengan
lansia pada penelitian ini yang kategori berbicara dengan orang lain,
dilakukan oleh caregiver melalui memecahkan masalah secara efektif,
aktifitas sosial dan aktivitas fisik. teknik relaksasi, latihan seimbang
Suparyanto (2011) menjelaskan dan aktivitas konstruktif yang
bahwa mengatasi hambatan dalam memberikan respon berupa mampu
perawatan lansia yang memicu mengambil keputusan, kemampuan
terhindarnya caregiver dari beban penuh mengingat, orientasi penuh,
perawatan maka keluarga sebagai persepsi akurat, fokus dengan
caregiver dapat menggunakan perhatian dan menggunakan
sumber dukungan penilaian. pemikiran logis. Maladaptive koping
Konsep memaparkan dalam termasuk menolak dan menghindar
gambaran yang lebih luas tetapi hasil yang cenderung destruktif atau
penelitian memberikan penjelasan menghancurkan, makan berlebihan
yang lebih sederhana di mana cara atau tidak makan, bekerja berlebihan.
mengatasi hambatan dalam Respon maladaftif koping berupa
perawatan lansia keluarga dapat ketidakmampuan untuk membuat
mengikutsertakan lansia dalam keputusan dan menghindar,
aktivitas sosial berupa kegiatan kerusakan memori dan penilaian,
penggajian dan aktivitas fisik harian disorientasi, mispersepsi serius,
64
Jurnal Ners LENTERA, Vol. 5, No. 1, Maret 2017
65
Jurnal Ners LENTERA, Vol. 5, No. 1, Maret 2017
66
Jurnal Ners LENTERA, Vol. 5, No. 1, Maret 2017
67
Jurnal Ners LENTERA, Vol. 5, No. 1, Maret 2017
68