Anda di halaman 1dari 8

LANSIA DAN TUGAS PERKEMBANGAN KELUARGA

PERAN KELUARGA DALAM PERAWATAN LANSIA


(CERGIVER CARE)

Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Keperawatan Gerontik

Dosen Pengampu :

Riani Pradara Jati., M. Kep., Ns

Ns. Rina Anggraeni, M.Kep

Triana Arisdiani, M.Kep., Sp. Kep. MB.,Ns.

Disusun Oleh :

Kelompok 1

1. Imroatul Mufidah (SK 117015)


2. A. Panggah Sekti A (SK 118001)
3. Ahmad Mawahib (SK 118003)
4. Azizah Widyawati R (SK 118011)
5. Dea Surya Kusmay C (SK 118012)
6. Dewi Lestari (SK 118013)
7. Ika Aula Aghistna (SK 118024)
8. Inggit Witiardhani (SK 118025)
9. Khoirul Basar (SK 118026)

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN (S1)

SEKOLAH TIGGI ILMU KESEHATAN KENDAL

TAHUN 2019-2020
A. Tugas Perkembangan Keluarga Dengan Orang Lanjut Usia
Keluarga menjadi unsur penting bagi setiap individu. Keluarga pun
menjadi bagian yang tak terpisahkan dari keberhasilan seseorang.
Anggota-anggota keluargalah yang memberikan dukungan serta arahan
terhadap jalan hidup yang dipilih oleh setiap individu. Oleh karena itu, di
dalam sebuah keluarga membutuhkan peran atau tugas dari setiap anggota
keluarga. Tugas ini yang nanti akan berkembang menyesuaikan dengan
tahap perkembangan keluarga. Salah satu tahap perkembangan keluarga
ialah keluarga dengan usia lanjut. Dalam tulisan ini akan disebutkan serta
dijelaskan berbagai tugas atau peran perkembangan keluarga dengan orang
lanjut usia. Pasalnya, seorang lanjut usia membutuhkan peran anggota
keluarga untuk membantu memenuhi kebutuhannya.
Tugas perkembangan keluarga dengan lansia merupakan bagian
dari teori perkembangan keluarga. Menurut Kaakinen, Duff, Cehlo, dan
Hanson (2010), Duvall mendeskripsikan teori perkembangan keluarga dari
waktu ke waktu untuk menggambarkan tahapan keluarga kemudian
menekankan pada tugas perkembangan anggota keluarga secara
keseluruhan. Dalam teori perkembangan keluarga, Duvall membaginya
menjadi 8 tahap mulai dari tahap pasanagan yang baru menikah hingga
tahap penuaan anggota keluarga. Setiap tahap perkembangan keluarga
memiliki tugas perkembangan keluarga yang berbeda-beda.Pada
perkembangan keluarga dengan orang lanjut usia memiliki tugas utama
ialah menjaga hubungan dekat di antara kerabat (Kaakinen, Duff, Cehlo,
dan Hanson, 2010).
Tidak hanya untuk menjaga hubungan dekat dengan kerabat, tugas
lain pada tahap perkembangan keluarga dengan orang lanjut usiaialah
menjaga kondisi kesehatan, menjaga kutuhan tempat tinggal, serta
menerima kehilangan orang-orang yang dicintainya (Kaakinen, Duff,
Cehlo, dan Hanson, 2010). Pada perkembangan keluarga dengan orang
lanjut usia akan mengalami peralihan masa, seperti menghabiskan waktu
bersama dengan cucu-cucu serta merawat pasangan yang kondisi
kesehatannya mulai menurun (Williams, 2009). Peralihan masa ini,
menyebabkan orang dengan usia lanjut mengalami masa transisi pada
perannya, termasuk di dalamnya ialah peralihan di bidang ekonomi,
tempat tinggal, sosial, pekerjaan, serta kesehatan.
Menurut Friedman, Bowden, dan Jones (2003), peralihan masa di
bidang ekonomi ialah menyesuaikan kebutuhan sehari-hari dengan
penghasilan atau pemasukkan yang semakin berkurang. Kondisi ini akan
menyebabkan orang usia lanjut menyesuaikan diri dengan ketergantungan
ekonomi pada keluarga atau subsisdi dari pemerintah. Peralihan masa di
bidang tempat tinggal ialah berpindah tempat ke tempat yang dapat
membantu memenuhi kebutuhannya sebagai seorang lanjut usia
(Friedman, Bowden, dan Jones, 2003). Tempat yang dapat membantu
untuk memenuhi kebutuhan di usia lanjut ialah kelembagaan seperti panti
untuk para usia lanjut. Peralihan masa di bidang sosial ialah kehilangan
atau kematian dari kerabat, teman, dan pasangannya (Friedman, Bowden,
dan Jones, 2003).
Peralihan di bidang pekerjaan ialah berhenti dari masa-masa
sebagai seorang pekerja karena di usia lanjut akan mengalami masa
pensiun dari pekerjaan (Friedman, Bowden, dan Jones, 2003). Kondisi ini
yang menyebabkan orang lanjut usia merasa kehilangan masa
produktivitasnya. Peralihan di bidang kesehatan diantaranya ialah
mengalami penurunan fungsi fisik, mental, serta kognitif yang ada pada
dirinya (Friedman, Bowden, dan Jones, 2003). Penurunan kesehatan akan
membuat seorang lanjut usia membutuhkan pengasuh dirinya. Kelima
masa peralihan ini akan dialami oleh orang-orang lanjut usia. Oleh sebab
itu, seorang lanjut usia membutuhkan peran atau tugas dari anggota
keluarga lain untuk membantu memenuhi kebutuhan di dalam keluarga.
Terdapat beberapa tugas perkembangan keluarga dengan lansia menurut
Friedman, Bowden, dan Jones (2003) ialah:
1. Mempertahankan sebuah peraturan dalam kehidupan yang
memuaskan. Tujuan dari menerapkan peraturan yang sesuai untuk
menjadikan kehidupan lebih bermanfaat bagi dirinya dan anggota
keluarga lainnya. Pasalnya, pada teori perkembangan dari Erikson di
usia lanjut, seseorang berada pada tahap integritas versus keputusasaan
(Berman, Synder, dan Frandsen, 2012). Peraturan yang diterapkan
menjadi sangat penting bagi lansia untuk meningkatkan rasa integritas
bagi kehidupan yang memuaskannya.
2. Menyesuaikan diri dengan keadaan bahwa pendapatan untuk
kehidupan menjadi berkurang. Seorang lanjut usia akan mengalami
masa pensiun sehingga menyebabkan penurunan pendapatan bagi
dirinya. Kondisi ini dapat disesuaikan dengan kebutuhan hidup yang
bersifat penting bagi kehidupan seorang lansia. Seperti contoh,
pendapatan atau tabungan yang dimiliki digunakan untuk menunjang
kesehatan, memenuhi kebutuhan nutrisi yang sesuai, serta kebutuhan
akan rohani.
3. Menjaga hubungan pernikahan. Tujuan dari menjaga hubungan
pernikahan untuk mempertahankan kesejahteraan hidup dengan
pasangannya. Berdasarkan teori Robert Peck pada tahun 1968, salah
satu tugas perkembangan lansia ialah mempertahankan kesejahteraan
hidup agar dapat merasakan kebahagiaan serta kepuasan hidup
(Berman, Synder, dan Frandsen, 2012)
4. Menyesuaikan diri akan kehilangan pasangannya. Berdasarkan teori
tugas perkembangan dari Robert Peck dalam Berman, Synder, dan
Frandsen(2012), yaitu transendensi ego. Transendensi ego merupakan
penerimaan terhadap kehilangan dari orang yang dicintainya atau
kematian pasangannya.
5. Mempertahankan silsilah keluarga atau ikatan keluarga dari setiap
generasi. Tujuan dari mempertahankan ikatan di dalam keluarga untuk
meningkatkan hubungan yang akrab di antara anggota keluarga. Hal
ini akan meningkatkan kesejahteraan hidup bagi seorang lanjut usia
ketika sedang berkumpul bersama keluarga.
6. Mempertahankan eksistensi di usia lanjut. Perubahan masa transisi
yang terjadi pada seorang lansia membuatnya tetap mempertahankan
keberadaannya di dalam keluarga. Tujuannya untuk meningkatkan
integritas diri yang baik.

Tugas-tugas perkembangan keluarga dengan lanjut usia memiliki peran


penting bagi seorang lanjut usia dalam membantu meningkatkan
kesejahteraan hidupnya. Dengan kemampuan yang dimiliki seorang lanjut
usia, peran anggota keluarga lain untuk mempertahankan integrits diri
yang baik bagi setiap individu lanjut usia.

B. Peran keluarga dalam perawatan lansia (cergiver care)


Dengan meningkatnya usia, terjadi pula penurunan kemampuan dalam
melakukan aktivitas sehari – hari. Penelitain Jari dan Angraeni (2020)
mengemukakan bahwa Terdapat hubungan antara dukungan family
caregiver dengan kepatuhan lansia konsumsi garam. Jati dan Nabila
(2019) menunjukkan bajwa ada hubungan antara dukungan keluarga
dengan kepatuhan lansia dalam keikutsertaan posyandu lansia. Pada
umumnya usia lanjut memerlukan bantuan keluarga untuk meningkatkan
kualitas hidup dan menjalani hari tua yang menyenangkan (Nugroho,
2008).
1. Perawatan fisik
Menurut Nugroho (2008), perawatan dengan pendekatan fisik untuk
lansia yang masih aktif dapat diberikan bimbingan mengenai
kebersihan mulut dan gigi, kebersihan kulit dan badan, kebersihan
rambut dan kuku, kebersihan tempat tidur serta posisi tidurnya, hal
makanan, cara memakan obat dan cara pindah dari tempat tidur kekursi
atau sebaliknya. Adapun komponen perawatan dengan pendekatan fisik
yang lebih mendasar adalah memperhatikan dan membantu para lansia
untuk bernafas dengan lancar, makan (termasuk memilih dan
menentukan makanan), minum, melakukan eleminasi, tidur, menjaga
sikap tubuh waktu berjalan, duduk, merubah posisi tiduran, beristirahat,
kebersihan tubuh, memakai dan menukar pakaian, mempertahankan
suhu tubuh dan melindungi kulit serta kecelakaan.
2. Perawatan psikologis
Pada dasarnya lansia membutuhkan rasa aman dan cinta kasih dari
lingkungannya. Untuk itu keluarga harus menciptakan suasana yang
aman, tidak gaduh, membiarkan mereka melakukan kegiatan dalam
batas kemampuan dan hobi yang dimilikinya. Keluarga harus dapat
membangun semangat dan kreasi lansia dalam memecahkan dan
mengurangi rasa putus asa, rasa rendah diri, rasa keterbatasan sebagai
akibat dari ketidakmampuan fisik dan kelainan yang di deritanya. Hal
ini perlu dilakukan karena perubahan psikologi terjadi bersama
semakin lanjutnya usia. Perubahan – perubahaninimeliputigejala –
gejala, seperti menurunnya daya ingat untukperistiwa yang baru
terjadi, berkurangnya kegairahan atau keinginan, peningkatan
kewaspadaan, perubahan pola tidur dengan suatu kecenderungan untuk
tiduran di waktu siang dan pergeseran libido. Keluarga harus sabar
mendengarkan cerita – cerita dari masa lampau yang membosankan,
jangan menertawakan atau memarahi lansia bila lupa atau melakukan
kesalahan.
3. Perawatan sosial
Mengadakandiskusi, tukar fikiran dan bercerita merupakan salah satu
upaya keluarga dalam pendekatan sosial. Memberi kesempatan untuk
berkumpul bersama dengan sesama lansia berarti menciptakan
sosialisasi mereka. Keluarga memberikan kesempatan yang seluas –
luasnyakepada para lansia untuk mengadakan komunikasi dan
melakukan rekreasi, misalnya jalan pagi, nonton televisi atau hiburan –
hiburan lain. Para lansia perlu dirangsang untuk mengetahui dunia
luar, seperti menonton televisi, mendengarkan radio atau membaca
surat kabar dan majalah.
4. Perawatan spiritual
Keluarga harus bisa memberikan ketenangan dan kepuasan batin
dalam hubungan lansia dengan tuhan atau agama yang dianutnya.
Keluarga bisa memberikan kesempatan pada lansia untuk
melaksanakan ibadahnya atau secara langsung memberikan bimbingan
rohani dengan menganjurkan melaksanakan ibadahnya seperti
membaca kitab atau membantu lansia dalam menunaikan kewajiban
terhadap agama yang dianutnya.
DAFTAR PUSTAKA

Berman, A., Synder, S. J., dan Frandsen, G. (2012). Kozier & erb’s fundamentals
th
of nursing: Concept, process, and practice, 10 edition. United of
America: Pearson

Friedman, M. M., Bowden, V. R., dan Jones, E. G. (2003). Family nursing:


Research, theory, and practice, 5th edition. New Jersey: Pearson
Education

Kaakinen, J. R., Duff, V. G., Coehlo, D. P., dan Hanson, S. M. H. (2010). Family
health care nursing: Theory, practice, and research, 4th edition.
United States of America: F. A. Davis Company

Jati, Riani Pradara dan Rina Angreani (2020) DUKUNGAN FAMILY


CAREGIVER DENGAN KEPATUHAN DIET RENDAH GARAM
PADA LANSIA. Volume 10 No 2. Jurnal Ilmiah STIKES Kendal

Jati, Riani Pradara dan Sekar Farah Nabila. (2019). HUBUNGAN PERAN
FAMILY CAREGIVER TERHADAP QUALITAS HIDUP LANSIA.
Volume 11(1). Jurnal Keperawatan STIKES Kendal

Williams, A. (2009). FAMILY STRUCTURE, DEVELOPMENT, AND STRESS AS


FRAMEWORKS FOR UNDERSTANDING LATE-LIFE PLANNING
IN AGING FAMILIES OF INDIVIDUALS WITH
INTELLECTUAL/DEVELOPMENTAL DISABILITIES

Anda mungkin juga menyukai