Anda di halaman 1dari 98

PENERAPAN METODE COST-PLUS MARK UP

DALAM PENENTUAN HARGA JUAL PRODUK EKSPOR


PADA PT. MONDRIAN DI KLATEN

TUGAS AKHIR

Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi Persyaratan Guna


Mencapai Gelar Ahli Madya Pada Program Studi Diploma III Bisnis Internasional
Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta

Disusun oleh:
ANITA RAHMAWATI
F3107012

PROGRAM STUDI DIPLOMA III FAKULTAS EKONOMI


UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2010

1
PENERAPAN METODE COST-PLUS MARK UP
DALAM PENENTUAN HARGA JUAL PRODUK EKSPOR
PADA PT. MONDRIAN DI KLATEN

ABSTRAKSI

ANITA RAHMAWATI
F. 3107012

Tujuan penulisan Tugas Akhir ini adalah untuk memperoleh gambaran lebih
mendalam dan pemahaman mengenai perhitungan biaya dan penentuan harga jual
produk ekspor yang harus ditentukan oleh suatu perusahaan yang melakukan
kegiatan ekspor agar dapat bersaing di dalam memasuki pasar perdagangan
internasional dengan memperoleh laba yang menjadi sasaran usaha. Metode
penelitian yang digunakan adalah studi kasus, yaitu mengambil satu obyek
tertentu untuk dianalisa secara mendalam dengan memfokuskan pada suatu
masalah. Data yang digunakan adalah data primer dan data sekunder. Data primer
dikumpulkan melalui wawancara langsung pada PT. Mondrian, yaitu pada bagian
ekspor, kepala bagian produksi dan staf atau karyawan PT. Mondrian, sedangkan
data sekunder diperoleh dari buku maupun bacaan lainnya.

Hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa komponen biaya-biaya ekspor


yang dikeluarkan PT. Mondrian terdiri dari : Biaya pengadaan (purchasing cost),
Biaya Pemasaran dan Administrasi Umum (marketing and admin cost), Biaya
Pengelolaan (handling charges), Pungutan-pungutan negara (export taxes), Jasa
pihak ketiga (third party services), Biaya pengapalan (freight cost) dan Biaya
asuransi (insurance cost). Dan cara penentuan harga jual produk ekspor yang
digunakan oleh PT. Mondrian adalah dengan cara Cost-Plus Mark Up (Seller’s
Market Price) yaitu penentuan harga jual produk ekspor yang ditetapkan atas
dasar : Harga pokok + profit = Harga jual. Hambatan-hambatan yang dihadapi
PT. Mondrian dalam penentuan harga jual antara lain : Kurs nilai rupiah terhadap
dolar yang tidak menentu menjadi faktor diluar kontrol perusahaan yang berakibat
kesulitan dalam penentuan harga serta kenaikan biaya bahan pembantu yang
kadang menjadikan profit berkurang. PT. Mondrian menggunakan term FOB
(Free On Board) karena resiko yang ditanggung oleh PT. Mondrian akan lebih
rendah. Dengan resiko yang minim diharapkan profit yang diperoleh perusahaan
akan meningkat.

Saran yang dapat diajukan adalah Sebaiknya PT. Mondrian dalam


menentukan komponen biaya ekspor lebih detail lagi, contohnya pada biaya
pemasaran dan administrasi umum (marketing and admin cost) akan lebih jelas
jika biaya-biaya yang dikeluarkan diterangkan detail supaya dalam penentuan
biayanya seimbang dan tidak rugi. Untuk menghadapi permasalahan karena
produk tidak sesuai dengan ukuran / kesepakatan yang berhubungan dengan
perhitungan biaya dan penentuan harga jual produk ekspor, hendaknya PT.
Mondrian memasukkan biaya rejection rate (biaya kemungkinan produk ditolak).
2
Sehingga apabila PT. Mondrian mengalami permasalahan tersebut tidak akan
terjadi kerugian. Untuk menghadapi hambatan-hambatan yang dihadapi oleh PT.
Mondrian dalam penentuan harga jual hendaknya PT. Mondrian menaikkan harga
jual produk dengan cara menaikkan biaya bahan pembantu sesuai dengan harga
yang ada di pasar. Akan tetapi harga jual produk tersebut tidak dinaikkan terlalu
tinggi. PT. Mondrian juga harus mengimbangi dengan memberikan kualitas
produk yang lebih baik. Hal ini dimaksudkan agar buyer tidak beralih ke produk
dari perusahaan lain yang sejenis.

Kata kunci : Cost-Plus Mark Up, Free On Board, Profit

THE APPLICATION OF COST-PLUS MARK UP IN DETERMINING


THE EXPORTED PRODUCT SALE PRICE IN PT MONDRIAN
IN KLATEN

ABSTRACT

ANITA RAHMAWATI
F. 3107012

The objective of this final project is to get a more deeply description and
understanding about the cost estimating and the determination of exported product
sale price that should be determined by a company undertaking the export activity
in order to compete in entering the international trade market by obtaining the
profit becoming the business goal. The research method employed was case study,
that is, to take a certain object to be analyzed in-depth manner by focusing on a
problem. The data used were primary and secondary data. The primary data was
collected using direct interview in PT. Mondrian, in export division, with the
production division chief and staff or the employees of PT. Mondrian, meanwhile
secondary data was obtained from other book or reading source.

From the result of research, it can be concluded that the components of


export cost expended by PT, Mondrian consists of: purchasing, marketing and
administration, handling charge, export taxes, third party services, freight cost,
and insurance costs. In determining the exported product sale price, PT Mondrian
uses Cost-Plus Mark Up (Seller’s Market Price) method, that is, to determine the
export product sale price based on the: basic price + profit = sale price. The
obstacles the PT. Mondrian faces in determining the sale price include: uncertain
rupiah exchange rate against dollar becomes the company’s out-of-control factor
resulting in the difficulty of determining price as well as the increase of
supporting material cost sometimes leading to the reduced profit. PT Mondrian

3
uses term FOB (Free On Board) because the risk that will be assumed by PT.
Mondrian is lower. With the minimum risk, it is expected that the profit the
company will obtain will increase.

The recommendations given include that PT. Mondrian should determine


the export cost component in more detail, for example, in the marketing and
administration cost, it will be cleared if the costs expended is informed in detail in
order that the cost determination is balanced and no loss. In order to face the
problem due to the product not consistent with the size/agreement relating to the
cost estimation and export product sale price determination, PT Mondrian shoukd
enter the rejection rate cost. Thus, when PT. Mondrian encounters such problem,
there will be no loss. In order to face the obstacles by PT. Mondrian in
determining its sale price, it should increase the product sale price by increasing
the supporting material cost corresponding to the price in the market. However,
such product sale price should not be increased too high. PT. Mondrian should
also compensate it by providing higher quality of product. It is intended to prevent
the buyer from switching to the similar product from other companies.

Keywords: Cost-Plus Mark Up, Free On Board, Profit

4
5
6
MOTTO

Sempurna itu mustahil dalam hidup. Lakukan semua dengan sebaik mungkin dan jangan
berharap lebih dari itu.Karna hidup itu mestinya menyenangkan. Kau hanya bisa menjalani
satu kehidupan, oleh karena itu lakukan apa yang terbaik bagimu.

(Eheyl Gostello Yorshey)

Hiduplah sesuka hatimu, namun ingatlah bahwa kamu akan mati. Cintailah orang sesukamu,
namun ingatlah engkau akan berpisah dengannya dan berbuatlah sesukamu, namun ingatlah
engkau akan dibalas denganNya dan bertanggung jawab di hadapanNya.

(HR.Ath thabrani)

Lebih baik gagal sekali setelah berusaha daripada tidak pernah mencoba sama sekali.
Beranilah dan kumpulkan kekuatan pada waktu gagal untuk tegak berdiri dan melompat
sekali lagi dengan lompatan yang lebih tinggi. Sehingga orang yang tadinya tertawa melihat
kita jatuh akan tertukar menjadi takjub.

(Prof.Dr. Hamka)

Sesungguhnya kekayaan yang paling tinggi nilainya adalah akal pikiran. Kemelaratan yang
paling parah adalah kebodohan. Kesepian yang paling menakutkan adalah bangga pada diri
sendiri dan keturunan yang luhur yang paling mulia adalah budi pekerti.

(Ali Bin Abi Thalib)

Allah mempersiapkan sebuah cahaya untuk kegelapan, sebuah rencana untuk setiap hari
esok, sebuah solusi untuk semua permasalahan, sebuah kebahagiaan untuk setiap
kesedihan, dan sebuah kedewasaan untuk setiap ujian hidup bagi orang yang bertakwa.
(Penulis)

7
PERSEMBAHAN

Dengan penuh rasa hormat dan kasih sayang Tugas Akhir ini Penulis persembahkan untuk :

● Pencipta, Penguasa dan Pemilik seluruh alam semesta Allah SWT.

· Ayah dan Alm.bunda, Terimakasih untuk segala kasih sayang, doa, dan

dukungannya. Semua yang telah ayah dan bunda berikan tidak akan pernah

terganti oleh apapun dan siapapun.

· My Beloved ‘Pitutur Mulyo’ terimakasih untuk motivasi, semangat dan kasih

sayang yang telah membuat hidupku lebih berwarna.

· Sahabatku tersayang, Tia, Windhi dan Vivin. Terimakasih untuk persahabatan

yang selama ini kita jalin, semoga tidak akan lekang oleh waktu.

● Teman-teman Bisnis Internasional angkatan 2007

● Almamaterku

8
KATA PENGANTAR

Bismillahirrohmanirrohim,

Segala puji dan ucap syukur penulis haturkan kepada allah SWT karena

dengan segala rahmat dan hidayahNya yang telah dilimpahkan kepada penulis,

sehingga penulis dapat menyusun dan menyelesaikan laporan Tugas Akhir ini

dengan baik. Laporan Tugas Akhir ini merupakan syarat untuk mengikuti ujian

akhir program Diploma III Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret

Surakarta. Dalam penulisan Tugas Akhir ini penulis mengambil judul

‘PENERAPAN METODE COST-PLUS MARK UP DALAM PENENTUAN

HARGA JUAL PRODUK EKSPOR PADA PT. MONDRIAN DI KLATEN’.

Tugas Akhir ini tidak akan terselesaikan dengan baik tanpa adanya bantuan

berbagai pihak, baik moral maupun spiritual, lahir maupun batin, langsung

maupun tidak langsung. Di dalam menyusun laporan Tugas Akhir ini, penulis

banyak mendapatkan bimbingan dan arahan dari berbagai pihak, untuk itu dengan

segenap kerendahan dan ketulusan hati, penulis mengucapkan banyak terimakasih

kepada :

1. Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta.

2. Bapak Drs. Hari Murti, MSi, selaku Ketua Program Diploma III Bisnis

Internasional Universitas Sebelas Maret Surakarta.

9
3. Ibu Nurul Istiqomah, SE., MSi, selaku Dosen Pembimbing yang telah banyak

memberikan bimbingannya sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas

Akhir.

4. Segenap dosen pengajar Program Diploma III Bisnis Internasional

Universitas Sebelas Maret Surakarta yang telah banyak memberikan ilmunya.

5. Direktur, staf, dan karyawan PT. Mondrian Klaten yang telah memberikan

bantuan dan berbagi pengalaman kepada penulis.

6. Alm Bundaku, Sukinem. Terimakasih untuk kasih sayang dan semua yang

telah ibu berikan untuk aku selama ibu masih ada disampingku, semoga Allah

SWT membalas semua kebaikan ibu.

7. Ayahku yang selalu aku banggakan, Bapak Umar Suparno yang telah

memberikan banyak pengorbanan untuk aku. Terimakasih untuk doa dan

semuanya.

8. Kakak-kakakku (mb Heri, ms Arif, mb Tutik, mb Ida), adikku Mukhlis yang

telah banyak memberikan doa dan dukungan. Serta keponakanku yang lucu-

lucu (Rifky, Iza, Akbar dan Tirta) yang telah memberikan keceriaan.

9. Orang yang udah nganter dan nemenin aku kemana- mana, I’I makasih y.

10. Teman-teman D-3 Bisnis Internasional Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas

Maret angkatan 2007.

11. Orang – orang yang menganggap aku sebagai teman dan sahabat, terimakasih

untuk dukungan dan semagatnya.

12. Semua pihak yang mendukung penulis yang tidak dapat penulis sebutkan satu

persatu.

10
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam penyusunan Tugas Akhir ini

masih jauh dari sempurna, untuk itu penulis mengharapkan adanya kritik dan

saran yang bersifat membangun demi sempurnanya Tugas Akhir ini.

Harapan penulis semoga laporan Tugas Akhir ini dapat bermanfaat bagi

penulis khususnya dan para pembaca pada umumnya.

Surakarta, Juni 2010

Penulis

11
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ....................................................................................... i

HALAMAN ABSTRAKSI.............................................................................. ii

HALAMAN PERSETUJUAN......................................................................... iii

HALAMAN PENGESAHAN ......................................................................... iv

HALAMAN MOTTO...................................................................................... v

HALAMAN PERSEMBAHAN ...................................................................... vi

KATA PENGANTAR ..................................................................................... vii

DAFTAR ISI.................................................................................................... x

DAFTAR TABEL............................................................................................ xiii

DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... xiv

DAFTAR LAMPIRAN.................................................................................... xv

BAB I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah………………………………………….. 1

B. Perumusan Masalah………………………………………………. 5

C. Tujuan Penelitian…………………………………………………. 6

D. Manfaat Penelitian………………………………………………... 6

E. Metode Penelitian………………………………………………… 7

BAB II. LANDASAN TEORI

A. Ekspor …………………………………………………………… 10

1. Pengertian Ekspor…………………………………………….. 10

2. Tujuan Kegiatan Ekspor……………………………………… 10

3. Syarat – Syarat Ekspor……………………………………….. 11


12
B. Biaya……………………………………………………………… 13

1. Pengertian Biaya…………………………………………….... 13

2. Penggolongan Biaya………………………………………….. 13

C. Komponen Biaya Ekspor………………………………………… 19

D. Penentuan Harga Jual Ekspor…………………….……………… 22

1. Pengertian Harga Jual………………………………………… 22

2. Metode penentuan Harga Pokok…………………………….. 22

3. Tujuan Menghitung Harga Pokok……………………………. 23

4. Komponen Harga Pokok Ekspor……………………………... 24

5. Metode Penentuan harga Jual Ekspor………………………… 27

6. Incoterm 2000 ………………………………………………… 30

BAB III. DESKRIPSI OBYEK PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Obyek Penelitian...……………………………………. 38

1. Sejarah Berdirinya PT. Mondrian.………………………….... 38

2. Lokasi PT. Mondrian…………………………………………. 40

3. Tujuan Perusahaan……………...……………………………. 41

4. Struktur Organisasi PT. Mondrian…………………………… 42

5. Produk yang Dihasilkan………………... ……………………. 51

6. Volume Penjualan ……………………………………………. 56

B. Pembahasan ……………………………………………………… 57

1. Komponen biaya ekspor yang dikeluarkan oleh

PT. Mondrian…………………………………………………. 57

2. Penetuan harga jual produk ekspor yang dikeluarkan oleh

PT. Mondrian dengan metode Cost-Plus Mark Up…………... 60


13
3. Incoterm yang digunakan oleh PT. Mondrian dalam

Melaksanakan kegiatan ekspor……………………………….. 75

BAB IV. PENUTUP

A. Kesimpulan ………………………………………………………. 78

B. Saran……………………………………………………………… 79

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

14
DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 3.1 Nama dan Tempat Pelabuhan Muat ...…………………………….... 59

Tabel 3.2 Perhitungan Biaya Bahan Baku Untuk Produk Dress (Gaun) ...…... 61

Tabel 3.3 Perhitungan Biaya Bahan Penolong Untuk Produk

Dress (Gaun) ………………………………………………………. 61

Tabel 3.4 Perhitungan Biaya CMT …………………………………………… 62

Tabel 3.5 Perhitungan Biaya Bahan Baku Untuk Produk

Polo Shirt (Kemeja Polo) ………………………………………….. 66

Tabel 3.6 Perhitungan Biaya Bahan Penolong Untuk Produk

Polo Shirt (Kemeja Polo) ………………………………………….. 67

Tabel 3.7 Perhitungan Biaya Bahan Baku Untuk Produk Blouse (Blus) ……. 70

Table 3.8 Perhitungan Biaya Bahan Penolong Untuk Produk

Blouse (Blus)………………………………………………………. 71

Tabel 3.9 Negara tujuan Ekspor dan Syarat Penyerahan Barang …………….. 75

15
DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 3.1 Struktur Organisasi PT. Mondrian ............................................... 43

Gambar 3.2 Prosentase Penjualan Produk Ekspor........................................... 57

16
DAFTAR LAMPIRAN

1. Surat Pernyataan

2. Surat Keterangan

3. Biaya yang terjadi di perusahaan dalam satu tahun

4. Tabel Hasil Penjualan Ekspor Tahun 2009

5. Commercial Invoice

6. Packing List

7. Certificate Of Origin (COO)

8. Persetujuan Ekspor

9. Bill of Lading (B/L)

10. Air Way Bill (AWB)

11. Pemberitahuan Ekspor Barang (PEB)

12. Gambar Produk PT. Mondrian

17
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Kemajuan ilmu pengetahuan serta teknologi mengakibatkan

persaingan dalam dunia bisnis semakin ketat. Globalisasi tersebut membawa

perubahan dalam berbagai bidang kehidupan seperti bidang ekonomi, sosial

dan budaya. Khususnya fenomena ekonomi mempunyai implikasi yang luar

biasa terhadap tatanan kerjasama dan persaingan bisnis serta peranan

pemerintah di berbagai penjuru dunia.

Perekonomian dunia semakin hari semakin meluas, hal tersebut

terbukti dengan berdirinya Asean Free Trade Area (AFTA) pada tahun 2003.

Dengan diberlakukannya pasar bebas ASEAN (AFTA) akan muncul peluang

bagi dunia usaha. Perdagangan internasional yang sering disebut dengan

kegiatan ekspor impor terjadi karena kebutuhan akan barang yang tidak

terdapat pada suatu negara dan negara tersebut dapat memperoleh barang

yang lebih murah harganya dan lebih baik mutunya dari negara lain.

Kegiatan ekspor mempunyai nilai ekonomi yang penting bagi

perkembangan industri maupun pemerintah. Manfaat yang diperoleh dari

adanya perdagangan internasional bagi suatu negara akan mendorong negara

tersebut untuk memacu transaksi ekspor keluar negeri sehingga dapat

meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan pendapatan nasional negara.

18
Transaksi ekspor sangat penting bagi negara Indonesia yaitu untuk

menambah cadangan devisa dan untuk mengurangi tingkat pengangguran

karena banyaknya lapangan pekerjaan untuk meningkatkan produktivitas

dalam ekspor.

Di dalam melakukan ekspor setiap eksportir harus dapat menetapkan

dengan teliti berapa harga produk yang diekspor tersebut. Agar harga produk

yang diekspor tersebut tidak terlalu tinggi dan tidak terlalu rendah sehingga

dapat bersaing diperdagangan internasional. Maka didalam melakukan

ekspor seorang eksportir harus memahami dan mampu mengendalikan harga

jual dengan mengendalikan biaya, volume penjualan dengan

mempertimbangkan kesepakatan antara eksportir dengan buyer di luar

negeri. Dengan begitu eksportir akan mampu menghadapi pesaing dalam

upaya memasuki pasar ekspor dengan memperoleh tingkat keuntungan yang

dijadikan sasaran usaha. Jika perusahaan menginginkan untuk tetap eksis,

perusahaan membutuhkan manajemen yang dapat bekerja dengan baik dalam

rangka mencapai tujuan yang telah ditetapkan (Sugiyarsih, 2005: 1).

Pada dasarnya setiap perusahaan mempunyai tujuan yang berbeda-

beda. Namun salah satu tujuan yang ingin dicapai oleh setiap perusahaan

adalah memperoleh laba atau keuntungan. Tujuan ini dapat dicapai apabila

perusahaan dapat melakukan penjualan sesuai dengan yang telah

direncanakan.

19
Perubahan teknologi yang semakin pesat menyebabkan arus

informasipun semakin cepat sampai kepada masyarakat, sehingga masyarakat

sebagai konsumen akan semakin kolektif dalam memilih suatu produk yang

harganya murah tetapi mutunya baik. Keadaan ini memaksa para produsen

untuk melihat kembali strategi-strategi dan kebijakan-kebijakan bisnis

mereka, apakah masih sesuai dengan keadaan saat ini atau tidak. Kebijakan-

kebijakan ini tidak terlepas dari kebijakan-kebijakan perusahaan dalam

menentukan produk.

Kebijakan mengenai harga jual suatu produk sangatlah penting. Karena

harga jual akan langsung berpengaruh terhadap besarnya volume penjualan

dan laba yang ingin dicapai perusahaan. Bila harga jual yang ditawarkan

perusahaan dianggap wajar atau bahkan lebih rendah dibanding harga yang

ditawarkan oleh perusahaan sejenis, pembeli akan menerima harga tersebut

dan akan memutuskan untuk membeli produk perusahaan. Begitu pula

sebaliknya. Jika harga jual yang ditawarkan lebih tinggi dari harga yang

ditawarkan oleh perusahaan lain sejenis, pembeli akan memilih membeli

diperusahaan lain yang harganya lebih rendah. Hal ini akan mempengaruhi

volume penjualan dan laba perusahaan (Doni Irmansyah, 2005: 1)

Umumnya harga jual sudah terbentuk dipasar karena pertimbangan

permintaan dan penawaran dipasar tersebut. Oleh karena itu untuk memasuki

pasar tertentu faktor yang harus dipertimbangkan adalah apakah biaya penuh

produk atau jasa yang dihasilkan oleh perusahaan memungkinkan perusahaan

untuk memasuki pasar tersebut, dengan harga jual yang terbentuk berdasarkan
20
perbandingan harga jual yang terbentuk dipasar dengan biaya penuh produk

atau jasa, manajer penentu harga jual akan menghadapi tiga kemungkinan

seperti berikut ini (Mulyadi, 2001: 348) :

Jika biaya penuh produk atau jasa perusahaan melebihi harga jual yang

terbentuk dipasar tertentu, perusahaan tidak mungkin memasuki pasar

tersebut, karena kerugian akan terjadi.

1. Jika biaya penuh produk atau jasa ditutup dengan harga jual yang

terbentuk dipasar, namun harga jual tersebut belum mampu menghasilkan

laba yang memadai jika dibandingkan dengan investasi, maka perusahaan

tidak mungkin memasuki pasar tersebut.

2. Jika kemungkinan 1 dan 2 akan dihadapi, perusahaan dapat merancang

program untuk mengubah proses produksi dan kegiatan pemasaran agar

biaya penuh untuk memproduksi dan memasarkan produk dan jasa, yang

dengan harga jual tertentu terbentuk dipasar, perusahaan akan mampu

menutup seluruh biaya penuh dan mampu menghasilkan laba yang

sepadan dengan investasi.

PT. Mondrian dalam menentukan harga jual produk ekspor

menggunakan pendekatan dengan metode cost-plus mark up (seller market

price). Dalam penetapan harga jual seperti ini, harga jual untuk ekspor

ditetapkan atas dasar perhitungan total biaya ditambah dengan persentase laba

(profit) yang diharapkan.

21
Di dalam melaksanakan ekspor PT. Mondrian harus memperhatikan

dengan teliti harga produk yang akan diekspor, karena hal tersebut akan

menentukan laba yang akan diperoleh perusahaan. Yaitu dengan

mengendalikan biaya, volume penjualan serta memperhatikan incoterms yang

disepakati oleh PT. Mondrian dengan buyer.

Maka berdasarkan uraian diatas, penulis ingin mengetahui dan

mempelajari bagaimana proses penentuan harga jual produk ekspor dengan

menggunakan metode cost-plus mark up yang dilakukan oleh PT. Mondrian

dengan judul, “PENERAPAN METODE COST-PLUS MARK UP DALAM

PENENTUAN HARGA JUAL PRODUK EKSPOR PADA PT. MONDRIAN

DI KLATEN ”

B. Perumusan Masalah

Perumusan masalah dalam penelitian ini dimaksudkan untuk dijadikan

pedoman bagi penulis untuk melakukan penelitian secara cermat dan tepat

sesuai dengan prinsip-prinsip suatu penelitian yang ilmiah. Dengan perumusan

masalah yang diharapkan dapat mengetahui obyek-obyek yang diteliti, serta

bertujuan agar tulisan dan ruang lingkup penelitian uraiannya terbatas dan

terarah pada hal-hal yang ada hubungannya dengan masalah yang diteliti.

Untuk memudahkan pembahasan masalah dan pemahamannya, maka

penulis merumuskan permasalahannya sebagai berikut :

1. Komponen biaya ekspor apa yang dikeluarkan oleh PT. Mondrian?

22
2. Bagaimana penentuan harga jual produk ekspor yang dilakukan oleh PT.

Mondrian dengan metode cost-plus mark up?

3. Incoterms apa yang digunakan oleh PT. Mondrian dalam melaksanakan

kegiatan ekspor?

C. Tujuan Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan dengan tujuan agar penelitian tersebut dapat

memberikan manfaat sesuai dengan apa yang dikehendaki. Adapun tujuan

penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui komponen biaya ekspor yang dikeluarkan PT.

Mondrian dalam melakukan ekspor.

2. Untuk mengetahui penentuan harga jual produk ekspor yang dilakukan

oleh PT. Mondrian dengan metode cost-plus mark up.

3. Untuk mengetahui incoterms yang digunakan oleh PT. Mondrian dalam

melaksanakan kegiatan ekspor.

D. Manfaat Penelitian

Selain mempunyai tujuan penelitian, penelitian ini juga mempunyai

manfaat penelitian. Dalam penelitian ini mempunyai manfaat penelitian yaitu :

23
1. Bagi penulis

Merupakan penerapan ilmu ekonomi tentang transaksi Ekspor Impor yang

diperoleh di bangku kuliah dalam dunia pembelajaran atau perkuliahan,

praktek maupun nyata.

2. Bagi Perusahaan

Dapat memberikan masukan, pertimbangan dan perbandingan mengenai

hal-hal yang berhubungan dengan komponen biaya dan penentuan harga

jual produk yang dapat digunakan sebagai salah satu bahan evaluasi bagi

perusahaan dalam mengambil kebijakan untuk meningkatkan aktivitas

ekspor dan mengembangkan usaha.

3. Bagi Pembaca

Merupakan tambahan referensi bacaan dan informasi khususnya bagi

mahasiswa jurusan Bisnis Internasional yang menyusun Tugas Akhir

dengan pokok permasalahan yang sama.

E. Metode Penelitian

Penelitian pada dasarnya adalah mencari, mendapatkan data untuk

selanjutnya melakukan penyusunan dalam bentuk laporan hasil penelitian.

Supaya proses tersebut berjalan dengan lancar serta hasilnya dapat

dipertanggung jawabkan secara ilmiah, maka ditampilkan.metode penelitian.

Metode penelitian mengemukakan secara tertulis tata kerja dari suatu

penelitian. Metode penelitian terdiri dari :

24
1. Ruang Lingkup Penelitian

Metode dalam Tugas Akhir ini adalah studi kasus, karena mengambil satu

obyek tertentu untuk dianalisa secara mendalam dengan memfokuskan

pada satu masalah.

2. Jenis Data dan Metode Pengumpulan Data

a. Jenis Data

1) Data Primer

Yaitu data yang diperoleh langsung dari sumbernya. Data ini

diperoleh dengan cara wawancara langsung pada PT. Mondrian,

yaitu pada bagian ekspor, kepala bagian produksi dan staf atau

karyawan PT. Mondrian.

2 ) Data Sekunder

Yaitu data pendukung yang diperoleh dari sumber lain yang

berkaitan dengan penelitian. Data ini penulis peroleh dengan

mempelajari buku-buku, literatur, karangan ilmiah dan referensi

yang berhubungan dengan masalah yang diteliti.

b. Metode pengumpulan data

1) Wawancara

Merupakan teknik pengumpulan data dengan cara mengadakan

tanya jawab secara langsung atau tidak langsung yang

25
dilaksanakan dengan tatap muka dengan pihak peusahaan PT.

Mondrian.

2 ) Studi Pustaka

Merupakan teknik pengumpulan data dengan cara mempelajari

buku atau referensi yang berkaitan dengan masalah yang diteliti.

3 ) Observasi

Merupakan teknik pengumpulan data yang diperoleh secara

langsung dengan cara mengadakan pengamatan obyek secara

langsung mengenai kegiatan yang dilakukan PT. Mondrian.

3. Sumber Data

a. Sumber Data Primer

Yaitu data yang diperoleh langsung dari sumbernya. Data ini diperoleh

dengan cara wawancara langsung pada PT. Mondrian, yaitu pada bagian

ekspor, kepala bagian produksi dan staf atau karyawan PT. Mondrian.

b. Sumber Data Sekunder

Yaitu data pendukung yang diperoleh dari sumber lain yang berkaitan

dengan penelitian. Data ini penulis peroleh dari buku maupun sumber

bacaan lain yaitu buku seluk beluk dan teknik perdagangan luar negeri,

buku export costing pricing, Buku Petunjuk Ekspor Indonesia dan

makalah prosedur Ekspor.

26
BAB II
LANDASAN TEORI

A. Ekspor

1. Pengertian Ekspor

Ekspor adalah upaya melakukan penjualan komoditi yang kita miliki

kepada bangsa lain atau negara asing, dengan mengharapkan pembayaran

dalam valuta asing, serta melakukan komunikasi dengan memakai bahasa

asing (Amir, MS, 2004). Sedangkan menurut Benry (1989), ekspor adalah

perdagangan dengan mengeluarkan barang dari dalam ke luar pabean

Indonesia dengan memenuhi ketentuan yang berlaku ( Benry, Punan, 1989 ).

Ekspor adalah suatu transaksi yang sederhana tidak lebih dari membeli

dan menjual barang antara pengusaha-pengusaha yang bertempat di negara-

negara yang berbeda ( Roselyn, 1989:1 ).

Bedasarkan beberapa pengertian diatas, maka dapat disimpulkan bahwa

ekspor adalah kegiatan mengeluarkan barang dari daerah pabean Indonesia,

sedangkan eksportir adalah pengusaha atau perorangan yang melakukan

kegiatan ekspor.

2. Tujuan kegiatan ekspor

Kegiatan ekspor mempunyai beberapa tujuan diantaranya adalah (Amir,

MS, 2004) :

27
a. Mencari laba perusahaan melalui perluasan pasar serta memperoleh

harga jual yang lebih baik (optimalisasi laba).

b. Membuka pasar baru di luar negeri sebagai perluasan dari pasar

domestik. Dengan demikian komoditi yang diproduksi mempunyai

pasar yang luas, tidak hanya sekedar pasar dalam negeri, tetapi juga

mampu melayani konsumen di mancanegara.

c. Memanfaatkan kelebihan kapasitas terpasang (installed capacity – idle

capacity – excess capacity), sehingga tercapai kapasitas optimum

dalam berproduksi, yang dapat menekan biaya umum perusahaan

(overhead cost).

d. Membiasakan diri bersaing di pasar internasional, sehingga terlatih

dalam persaingan yang ketat dan terhindar dari sebutan “jago

kandang”, apalagi menghadapi era globalisasi.

3. Syarat – Syarat Ekspor

Dalam melakukan kegiatan ekspor ada beberapa syarat yang harus

dimiliki oleh sebuah perusahaan. Setiap perusahaan yang akan melakukan

ekspor harus memiliki :

a. Surat ijin Usaha Perdagangan (SIUP) dari Deperindag atau ijin usaha dari

departemen teknis lainnya.

b. Tanda Daftar Perusahaan

Persyaratan memperoleh SIUP dan TDP adalah :

28
1) Memiliki Akte (atau pengesahan surat keterangan notaris)

2) Menyerahkan foto copy KTP dan foto

3) Menyerahkan surat keterangan domisili

4) Menyerahkan SK WNI , Ganti nama ( Warga Asing )

5) Menyerahkan TDP

Tanda Daftar perusahaan (TDP) adalah daftar catatan resmi yang

diadakan menurut atau berdasarkan undang-undang dan atau

peraturan-peraturan pelaksanaannya, dan memuat hal-hal yang wajib

didaftarkan oleh setiap perusahaan serta disahkan oleh pejabat yang

berwenang dari kantor pendaftaran perusahaan (undang-undang

Republik Indonesia no 3 tahun 1982 tentang wajib daftar perusahaan

pasal 1).

Syarat-syarat TDP antara lain :

a) Memiliki akte pendirian perusahaan

b) Melampirkan KTP semua pengurus

c) Melampirkan daftar pemegang saham

d) Melampirkan foto copy keterangan domisili

e) Melampirkan foto copy SIUP

29
B. BIAYA

1. Pengertian biaya

Menurut Robert T. Sprouse dan Maurice Moonitz biaya dapat diartikan

sebagai nilai tukar, pengeluaran, pengorbanan untuk memperoleh manfaat

(Carter dan Usry, 2006: 25). Istilah biaya umumnya digunakan untuk

pengorbanan manfaat ekonomis untuk memperoleh jasa yang tidak

dikapitalisir nilainya.

Sedangkan menurut Supriyono, biaya adalah harga perolehan yang

dikorbankan atau digunakan dalam rangka memperoleh penghasilan

(revenues) dan akan dipakai sebagai pengurangan penghasilan (Supriyono,

2000:16).

2. Penggolongan biaya

Penggolongan biaya adalah proses pengelompokan secara sistematis

atas keseluruhan elemen yang ada kedalam golongan-golongan tertentu yang

lebih ringkas untuk dapat memberikan informasi yang lebih penting.

Penggolongan biaya yang sering dilakukan adalah (Supriyono 1994 : 18) :

a. Penggolongan biaya sesuai dengan fungsi pokok dari kegiatan / aktivitas

perusahaan.

Fungsi pokok dari kegiatan perusahaan dapat digolongkan kedalam:

1) Fungsi produksi

30
Yaitu fungsi yang berhubungan dengan kegiatan penggolahan bahan

baku menjadi produk jadi yang siap untuk dijual.

2) Fungsi penawaran

Yaitu fungsi yang berhubungan dengan kegiatan penjualan produk jadi

yang siap untuk dijual dengan cara yang memuaskan pembeli dan

dapat memperoleh laba sesuai yang diinginkan perusahaan sampai

dengan pengumpulan kas dari hasil penjualan.

3) Fungsi administrasi

Adalah fungsi yang berhubungan dengan kegiatan penentuan

kebijaksanaan, pengarahan, dan pengawasan kegiatan perusahaan

secara keseluruhan agar dapat berhasil guna dan berdaya guna.

4) Fungsi keuangan

Yaitu fungsi yang berhubungan dengan kegiatan keuangan atau

penyediaan dana yang diperlukan perusahaan.

Atas dasar fungsi tersebut diatas, biaya dapat dikelompokan menjadi :

a) Biaya Produksi

Yaitu fungsi yang berhubungan dengan fungsi produksi atau

kegiatan pengolahan bahan baku menjadi produk jadi.

Biaya produksi dapat digolongkan kedalam:

(1) Biaya bahan baku

31
Bahan baku menurut Carter dan Usry (2006) adalah

semua bahan yang membentuk bagian integral dari

barang jadi dan dapat dimasukkan secara eksplisit dalam

penghitungan biaya produk (harga pokok produksi).

(2) Biaya tenaga kerja langsung

Tenaga kerja langsung adalah tenaga kerja yang

melakukan konversi bahan baku langsung menjadi produk

jadi dan dapat dibebankan secara layak kedalam produk

tertentu (Carter dan Usry, 2006).

Jadi, biaya tenaga kerja langsung adalah biaya yang

dikeluarkan untuk tenaga kerja yang secara langsung ikut

mengerjakan produk / jasa.

Contoh biaya tenaga kerja langsung adalah gaji dan upah

yang diberikan pada karyawan bagian produksi.

(3) Biaya overhead pabrik

Biaya overhead pabrik adalah unsur biaya produksi selain

biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung yang

dikeluarkan selama proses produksi (Carter dan Usry, 2006).

Yang termasuk dalam klasifikasi overhead pabrik antara

lain adalah bahan tidak langsung, upah tidak langsung,

penyusutan mesin dan peralatan pabrik, penyusutan gudang

pabrik, pajak bumi dan bangunan (PBB) untuk gedung


32
pabrik, biaya pemeliharaan mesin-mesin dan peralatan

pabrik, dan biaya listrik untuk penerangan dan pembangkit

tenaga pabrik.

(4) Biaya tenaga kerja tidak langsung

Biaya tenaga kerja tidak langsung adalah biaya tenaga

kerja pabrik yang upahnya tidak dapat diperhitungkan secara

langsung kepada produk atau pesanan tertentu. Biaya ini

terdiri dari upah, tunjangan dan biaya kesejahteraan

karyawan.

b) Biaya non produksi

Yaitu semua biaya yang tidak berhubungan dengan fungsi

produksi atau kegiatan pengolahan bahan baku menjadi produk

selesai. Pada prinsipnya biaya non produksi digolongkan menjadi

2 kategori yaitu:

(1) Biaya pemasaran atau penjualan

Meliputi semua biaya yang dikeluarkan untuk mendapatkan

pesanan pelanggan atau menyerahkan produk jadi ke tangan

pelanggan.

(2) Biaya umum dan administrasi

Yaitu semua biaya yang berhubungan dengan fungsi

administrasi dan umum. Biaya ini terjadi dalam rangka

33
penentuan kebijakan pengarahan, dan pengawasan kegiatan

perusahaan secara keseluruhan.

b. Penggolongan biaya sesuai dengan tendensi perubahannya terhadap

aktivitas atau kegiatan. Dapat dikelompokkan menjadi:

1) Biaya Tetap

Biaya tetap mempunyai karakteristik sebagai berikut:

a) Jumlah totalnya tetap konstan tidak dipengaruhi oleh perubahan

volume kegiatan atau aktivitas sampai dengan tingkatan tertentu.

b) Biaya satuan akan perubahan berbanding terbalik dengan

perubahan volume kegiatan. Semakin tinggi volume kegiatan

semakin rendah biaya satuan, semakin rendah volume kegiatan

semakin tinggi biaya satuan.

2) Biaya Variabel

Biaya variabel mempunyai karakteristik sebagai berikut

a) Jumlah totalnya akan berubah sebanding dengan perubahan

volume kegiatan. Semakin besar volume kegiatan semakin tinggi

jumlah total biaya variabel, semakin rendah volume kegiatan

semakin rendah biaya variabel.

b) Biaya satuan tidak dipengaruhi oleh perubahan volume kegiatan,

jadi biaya satuan konstan.

34
3) Biaya Semi Variabel

Biaya semi variabel mempunyai karakteristik sebagai berikut:

a) Jumlah totalnya akan berubah sesuai dengan perubahan volume

kegiatan, akan tetapi sifat perubahan tidak seimbang. Semakin

tinggi volume kegiatan semakin besar jumlah biaya totalnya,

semakin rendah volume kegiatan semakin rendah biaya variabel,

tetapi perubahannya tidak seimbang.

b) Biaya satuan akan berubah terbalik dihubungkan dengan

perubahan volume kegiatan tetapi sifatnya tidak sebanding,

sampai dengan tingkatan tertentu semakin tinggi volume kegiatan

semakin rendah biaya satuan, semakin rendah volume kegiatan

semakin tinggi biaya satuan.

c. Penggolongan biaya sesuai dengan objek atau pusat biaya yang dibiayai.

Penggolongan biaya atas dasar objek atau pusat biaya, biaya dibagi

menjadi:

1) Biaya Langsung

Biaya langsung adalah biaya yang terjadinya atau manfaatnya dapat

diidentifikasikan kepada objek atau pusat biaya tertentu.

2) Biaya tidak langsung

35
Biaya tidak langsung adalah biaya yang terjadinya atau manfaatnya

tidak dapat diidentifikasi pada objek atau pusat biaya tertentu, atau

biaya yang manfaatnya dinikmati oleh beberapa objek atau pusat

biaya.

C. KOMPONEN BIAYA EKSPOR

Yang termasuk komponen biaya ekspor adalah seluruh biaya yang

dibutuhkan dari membeli bahan baku, biaya produksi, biaya pemasaran,

overhead, biaya bunga, biaya bank, biaya transportasi, pajak-pajak, biaya

administrasi, biaya sertifikasi, biaya pengapalan dan biaya asuransi. Bagian-

bagian dari biaya tersebut apabila dijumlahkan merupakan total pengeluaran

yang menjadi landasan bagi perhitungan harga pokok. Untuk lebih jelasnya

adalah sebagai berikut (Amir MS, 2004:109):

1. Biaya Pengadaan (purchasing cost)

Yang termasuk dalam biaya ini adalah biaya langsung bahan baku, bahan

pembantu, dan upah. Biaya tidak langsung karyawan dan pabrik yang

selanjutnya disebut sebagai FOB (factory overhead cost). Apabila biaya-

biaya tersebut dijumlahkan, maka akan diketahui Harga Pokok Produksi

(HPP) atau biaya pengadaan tersebut.

36
2. Biaya Pemasaran dan Administrasi Umum (marketing and admin cost)

Yang dimaksud dengan biaya pemasaran adalah biaya-biaya yang terjadi

dengan adanya aktivitas pemasaran bagian ekspor, dalam kurun waktu

tertentu.

3. Biaya Bank (bank charges)

Biaya yang berasal dari bank yang dibebankan ke perusahaan akibat dari

penggunaan jasa bank oleh perusahaan. Biaya bank yang dikenakan ini

tidak sama satu sama lain.

4. Biaya Bunga (interest)

Biaya bunga atau yang biasanya disebut interest atau cost of money,

jangka waktu pembebanannya dihitung sejak mulai dilakukannya

pembelian bahan baku sampai sampai dengan penerimaan pembayaran

dari pelanggan. Besarnya bunga dihitung berdasarkan bunga pinjaman

yang berlaku pada waktu itu.

5) Biaya Pengelolaan (handling charges)

Yang dimaksud dengan biaya pengelolaan adalah seluruh biaya yang

dibutuhkan pada proses pengiriman barang ekspor. Hal ini meliputi

biaya administrasi, biaya pembuatan dokumen pengapalan, biaya

sertifikasi, biaya bank, biaya trucking dari pabrik ke port, dan lain-lain.

37
6) Pungutan-pungutan negara (export taxes)

Pajak ekspor dikenakan oleh pemerintah untuk ekspor barang tertentu

dan tiap komoditi pajaknya berbeda satu dengan yang lain.

7) Jasa pihak ketiga (third party services)

Biaya yang dikeluarkan apabila kita menggunakan jasa pihak ketiga

dalam melakukan penjualan ekspor. Jasa pihak ketiga ini dibutuhkan

antara lain adalah untuk membantu dalam proses pemasaran atau

distribusi.

8) Biaya pengapalan (freight cost)

Biaya yang dibutuhkan untuk men-transport barang yang akan di ekspor

dari pelabuhan muat ke pelabuhan tujuan. Besarnya biaya ini tergantung

pada besarnya ukuran container 20”/40” yang digunakan. Dan jarak

pelabuhan tujuan dari pelabuhan muat. Informasi ini dapat diperoleh di

perusahaan-perusahaan EMKL setempat.

9) Biaya asuransi (insurance cost)

Beberapa perusahaan buyer luar negeri lebih suka mengansuransikan

barangnya untuk mengurangi resiko kehilangan atau kerusakan selama

proses pengapalan. Besarnya harga asuransi tergantung pada jenis

pertanggungjawaban yang diinginkan dan jenis komoditi yang

dipertanggungkan.

38
D. Penentuan Harga Jual Ekspor

1. Pergertian Harga Jual

Harga jual bisa diungkapkan dengan berbagai istilah, misalnya tarif,

sewa, bunga, premium, komisi, upah, gaji, dan sebagainya. Harga jual

adalah jumlah moneter yang dikorbankan oleh suatu unit usaha kepada para

pembeli atau pelanggan atas barang atau jasa yang dijual atau disewakan

(Supriyono, 1991: 32).

Harga jual biasanya dibuat berulang-ulang karena harga jual

dipengaruhi oleh perubahan lingkungan eksternal dan internal. Perubahan

harga jual tersebut dimaksudkan agar harga jual yang baru dapat

mencerminkan biaya saat ini atau bahkan biaya masa depan, kondisi pasar,

reaksi persaingan, laba dan return yang diinginkan, dan sebaginya.

2. Metode Penentuan Harga Pokok

Yang dimaksud dengan harga pokok adalah seluruh biaya yang

dikeluarkan untuk memproduksi sebuah barang. Metode penentuan harga

pokok produksi adalah cara memperhitungkan unsur-unsur biaya kedalam

harga pokok produksi, terdapat dua pendekatan, yaitu :

a. Full costing

Merupakan metode penentuan harga pokok yang memperhitungkan

semua unsur biaya produksi kedalam harga pokok produksi, yang terdiri

39
dari biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead

pabrik, baik biaya variabel maupun tetap.

b. Variabel costing

Merupakan metode penentuan harga pokok produksi yang hanya

memperhitungkan biaya variabel kedalam harga pokok produksi, yang

terdiri dari biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya

overhead pabrik variabel.

3. Tujuan Menghitung Harga Pokok

Adapun tujuan dari menghitung harga pokok adalah (Amir, MS, 2004) :

a. Sebagai dasar menghitung harga jual

Biaya produksi suatu produk akan berbeda satu dengan yang lainnya,

tergantung pada spesifikasi yang dipesan oleh buyer. Oleh karena itu,

harga jual yang dibebankan kepada buyer tergantung oleh besarnya biaya

produksi yang akan dikeluarkan untuk memproduksi suatu produk

tertentu.

b. Sebagai dasar untuk merencanakan anggaran pembiayaan

Harga pokok digunakan untuk merencanakan suatu anggaran pembiayaan

yang akan dibebankan kepada sebuah produk dan akan berpengaruh

terhadap penetuan harga jual produk tersebut.

40
c. Sebagai dasar menilai efisiensi perusahaan

Perhitungan harga pokok berfungsi sebagai dasar untuk menilai efisiensi

perusahaan. Perusahaan memerlukan suatu alat ukur kinerja, demikian

juga dengan pengukuran tingkat produktivitas menunjukkan kemampuan

perusahaan dalam memanfaatkan sumber daya yang dimiliki untuk

menghasilkan output tertentu, sehingga dapat diketahui apakah

perusahaan tersebut produktif atau tidak.

d. Sebagai dasar harga yang ditawarkan

Harga barang menjadi sesuatu yang sangat penting, bila harga barang

terlalu mahal dapat mengakibatkan barang menjadi kurang laku, dan

sebaliknya bila menjual terlalu murah, keuntungan yang didapat menjadi

berkurang. Maka dari itu, perhitungan harga pokok sangat penting

sebagai dasar harga jual produk yang ditawarkan kepada buyer.

4. Komponen harga pokok ekspor

Komponen biaya ekspor merupakan semua biaya/ cost yang dikeluarkan

oleh eksportir dalam kegiatan ekspor. Komponen biaya ekspor pada

dasarnya dikelompokkan menjadi 4 kelompok yaitu :

a. Komponen biaya pengadaan (purchasing cost)

1) Biaya produksi (production cost)

a) Biaya bahan baku


41
b) Biaya bahan pembantu

c) Upah karyawan

2) Biaya pembelian barang (buying in cost)

b. Komponen biaya pengelolaan (Handling charges)

1) Biaya pengepakan

a) Bahan pangepak

b) Upah pengepak

c) Ongkos printing/ brand mark atau trademark

2) Upah pemindahan dari dalam gudang ke pintu gudang

3) Pembuatan dokumen pengapalan

4) Fumigasi

5) Courier

6) Ongkos angkut dari gudang ekspor sampai ke :

a) Sisi kapal (alongside ship)

b) Terminal peti kemas (container yard)

c) Dermaga peti kemas (Container freight station)

7) Ongkos bongkar di atas alat angkut ke :

a) Sisi kapal ( alongside ship)

b) Container yard ( FCL)

42
c) Container freight station (LCL)

8) Ongkos muat barang ke atas kapal

c. Pungutan-pungutan Negara (export taxes)

1) Pajak Ekspor dan Pajak Ekspot tambahan (PE/PET)

2) Bea statistik

3) Bea barang dan lain-lain

4) Pajak Pertambahan Nilai (PPN)

d. Jasa – jasa pihak ketiga (third party services)

1) Biaya jasa transportasi (EMKL/EMKU)

2) Biaya bank (bank charges)

3) Biaya bunga (interest)

4) Premi asuransi (insurance premium)

5) Biaya surveyor (inspection certificate)

6) Biaya sertifikasi mutu (quality certificate)

7) Biaya surat keterangan negara asal (certifice of origin)

8) Biaya sertifikat kesehatan (veterinary certificate/health certificate)

9) Biaya karantina tanaman (phytosanitary certificate)

10) Biaya sertifikat timbangan (weight certificate)

11) Biaya sertifikasi lainnya

43
5. Metode Penentuan Harga Jual Ekspor

Pola penentuan harga jual ekspor sangat bervariasi, hal itu tergantung dari

kekuatan produk yang dihasilkan di pasar internasional serta politik dagang

yang diterapkan oleh negara pengekspor maupun pengimpor. Terdapat

empat cara dalam menentukan harga jual ekspor, yaitu (Amir, MS, 2004) :

a. Cost plus mark up (Seller’s market price)

Yaitu harga jual (HJ) untuk ekspor ditetapkan atas dasar perhitungan total

biaya (penjumlahan dari biaya pengadaan, pengelolaan, pungutan-

pungutan negara dan jasa-jasa pihak ketiga) ditambah dengan persentase

laba (profit) yang diharapkan.

Harga jual = Harga pokok + profit

Contoh :

Biaya pengadaan Rp 10.000,00

Biaya pengelolaan Rp 2.000,00

Pungutan – pungutan Rp 1.000,00

Jasa pihak ketiga Rp 500,00

Total biaya(cost) Rp 13.500,00

Mark up (profit)10% Rp 1.350,00

Harga jual ekspor (HJ) Rp 14.850,00

44
Kakulasi biaya dan penentuan harga jual seperti ini kita sebut dengan

istilah pola progresif, biasanya dipakai untuk komoditi yang mempunyai

pasaran yang kuat dipasar internasional. Berapa pun harga yang ditentukan

eksportir, akan tetap diterima oleh pembeli atau importir. Disebut dengan

kondisi “Seller’s Market”.

b. Subsidized Price

Yaitu harga jual (HJ) untuk ekspor didasarkan atas perhitungan total biaya

dikurangi dengan komponen biaya tertentu, misalnya sebagian dari biaya

overhead, atau dibebaskan dari bea masuk impor (draw back system) atau

juga dibebaskan dari bea masuk impor di negara pembeli. Subsidi

semacam ini dapat dikatakan sebagai subsidi tidak langsung. Selain itu

dikenal pula subsidi langsung seperti kredit ekspor berbunga rendah,

pemakaian bahan bakar atau energi bersubsidi seperti tenaga listrik.

Tujuan pemberian keringanan atau pembebasan biaya semacam ini adalah

untuk menekan harga pokok pengadaan, sehingga mempertinggi daya

saing di pasar internasional.

Harga Jual = Harga pokok - subsidi

c. Current Market price (buyer’s price)

Current market price adalah bila penetapan harga jual ekspor atau harga

penawaran ekspor disesuaikan dengan harga jual dipasar internasional

pada saat itu, atau pada harga yang disanggupi oleh pembeli. Besarnya

45
laba tergantung dari selisih antara harga pasar yang berlaku dikurangi

dengan total biaya.

Penentuan harga jual ekspor seperti ini didasarkan pada asumsi bahwa

pembeli mempunyai posisi yang kuat, sedangkan penjual pada posisi yang

lemah, sehingga eksportir harus menyesuaikan diri dengan harga yang

ditentukan pembeli atau penetapan harga yang terjadi dalam bursa

komoditi bersangkutan di pasar internasional. Tegasnya penjuallah yang

harus tunduk pada ketentuan harga yang ditetapkan pembeli (buyer’s

market).

d. Dumping (market penetration price)

Harga dumping adalah harga jual (HJ) yang ditetapkan lebih rendah dari

harga jual komoditi yang sama untuk pasar dalam negeri. Dalam praktek,

Hal ini dimungkinkan bila dalam negeri produsen komoditi itu memegang

monopoli, sehingga dapat menjual komoditi itu dengan harga tinggi

didalam negeri dan harga yang wajar untuk pasar luar negeri. Mungkin

juga menjual untuk pasar ekspor dengan harga yang lebih rendah dengan

tujuan penetrasi (memasuki) pasar yang baru. Cara ini biasanya dipakai

untuk penjualan jangka pendek.

Market penetrasion price adalah penetapan harga suatu produk dengan

harga dibawah harga pasar, dengan maksud untuk mendapatkan market

share yang sebesar besarnya.

46
E. INCOTERM 2000

Incoterm (International Commercial Terms) adalah peraturan, standar dan

variasi yang merupakan kodifikasi dari peraturan internasional untuk

keseragaman interpretasi pasal-pasal kontrak dalam perdagangan internasional

( Makalah PPEI, 2009:1).

Tujuan dari incoterm yaitu untuk menyediakan seperangkat peraturan

internasional agar tidak terjadi kesalahan dalam mengartikan istilah-istilah

yang umum dipergunakan dalam perdagangan internasional, supaya tidak

terjadi (mis) interpretasi di negara-negara yang berbeda. Ruang lingkupnya

terbatas pada materi yang berkenaan dengan penyerahan barang dalam

kontrak jual beli.

Berdasarkan persyaratan dalam penyertaan barang, incoterm 2000 dibagi

menjadi 4 kelompok, yaitu :

1. Kelompok “E” Term.

Penjual menyerahkan barang ditempatnya sendiri. Hanya terdapat satu

term untuk kelompok ini, yaitu:

EXW (Ex Works) dengan persyaratan sebagai berikut :

a. Penjual hanya menyediakan barang ditempatnya (gudang atau pabrik),

penjualan prangko gudang.

b. Pembeli harus mengatur pengakutannya berarti menanggung biaya dan

resiko termasuk izin ekspor.

47
c. Tanggung jawab penjual minimum karena pembeli membeli barang di

gudang penjual (cash and carry).

d. Bagi pembeli cara ini kurang menyenangkan karena seolah-olah semua

biaya dan resiko ditangung oleh pembeli.

e. Syarat ini jangan dipakai bila pembeli tidak mungkin mengurus

formalitas ekspor, baik secara langsung maupun tidak langsung.

2. Kelompok “F” Term

Penjual menyerahkan barang ditempat yang ditunjuk oleh pembeli.

Terdapat tiga term untuk kelompok ini, yaitu :

a. FAS ( Free Alongside Ship )

Pihak penjual bertanggung jawab sampai barang berada di pelabuhan

keberangkatan dan siap disamping kapal untuk dimuat. Hanya berlaku

untuk transportasi air. Syarat dan ketentuannya adalah sebagai berikut :

1) Kewajiban penjual untuk menyerahkan barangnya “Cleared for

Export” di sisi kapal, atau tongkang di pelabuhan muat.

2) Pembeli menanggung biaya dan resiko hilang atau kerusakan yang

timbul saat barang tiba di sisi kapal.

3) Penjual memberitahukan kedatangan barang dan menyerahkan

dokumen-dokumen penyerahan yang diperlukan.

48
b. FOB ( Free On Board )

Pihak penjual bertanggung jawab dari mengurus izin ekspor sampai

memuat barang di kapal yang siap berangkat. Hanya berlaku untuk

transportasi air. Syarat dan ketentuannya adalah sebagai berikut :

1) Penjual menyerahkan barangnya di atas kapal “Clean on Board”.

2) Pembeli mengurus angkutan, membayar freight, dan menanggung

asuransi.

3) Resiko pindah dari penjual ke pembeli setelah barang lewat pagar.

4) Keuntungan penjual :

(a) Pelabuhan pemuatan di negeri sendiri, dimana penjual sudah

mengenal kondisi, peraturan perpajakan, dan pabean.

(b) Menghindari fluktuasi freight rate dan valuta asing.

c. FCA ( Free Carrier )

Pihak penjual hanya bertanggung jawab untuk mengurus izin ekspor dan

meyerahkan barang ke pihak pengangkut di tempat yang telah ditentukan.

Syarat dan ketentuannya adalah sebagai berikut :

1) Untuk memenuhi persyaratan dari transportasi modern seperti multi

modal transport, container, roll on atau roll off dengan trailer dan

ferry.

2) Mirip FOB hanya disini penjual menyerahkan barang ditempat yang

ditunjuk oleh pembeli dalam keadaan “Clear for Export”.


49
3) Disebut juga “Free Carriage Name Point”. Ditempat (titik) tersebut

tanggung jawab penjual berakhir.

4) Penjual tidak menanggung asuransi.

3. Kelompok “C” Term

Penjual menandatangani kontrak angkutan tanpa menanggung resiko

kerusakan atau kehilangan. Terdapat empat term untuk kelompok ini, yaitu :

a. CFR (Cost and Freight)

Pihak penjual menanggung biaya sampai kapal yang memuat barang

merapat di pelabuhan tujuan. Hanya berlaku untuk transportasi air. Syarat

dan ketentuannya adalah sebagai berikut :

1) Penjual menanggung biaya freight sampai tempat tujuan yang ditunjuk

buyer.

2) Resiko kerusakan / kehilangan dipindahkan ke penjual mulai saat

barang melewati pagar kapal.

3) Mengguntungkan penjual bila eksportir besar dapat memilih term yang

lebih baik dari pengangkut.

4) Dapat menguntungkan pembeli karena penjual dapat mengurusi

angkutannya dan menghindari fluktuasi rate.

b. CIF (Cost Insurance and Freight)

1) Sama dengan CFR hanya ditambah penjual menanggung asuransi.

2) Penjual mengapalkan barang dalam keadaan “Clear For Export”.


50
c. CPT (Carriage Paid To)

1) Carriage Paid To……( name of destination). Kewajiban penjual

seperti CFR membayar freight hingga ke tempat tujuan. Tapi resiko

kerusakan barang dipindah ke pembeli.

2) Penjual menyerahkan barangnya “Clear for Export”, carrier

maksudnya dalam hal ini semua orang yang menandatangani kontrak

angkutan dan melaksanakannya dengan multi modal transport.

d. CIP (Carriage and Insurance Paid To)

Kewajiban penjual menyiapkan barangnya “Clear for Export”, membayar

freight dan asuransinya.

4. Kelompok “D” Term

Penjual menanggung semua biaya dan resiko yang diperlukan atau

timbul dalam pengangkutan. Terdapat lima term untuk kelompok ini, yaitu :

a. DAF (Delivery At Frontier)

Pihak penjual mengurus izin ekspor dan bertanggung jawab sampai

barang tiba di perbatasan negara tujuan. Bea cukai dan izin impor

menjadi tanggung jawab pihak pembeli. Syarat dan ketentuannya adalah

sebagai berikut :

1) Angkutan yang digunakan kereta api atau truk ( land transport ).

51
2) Kewajiban penjual menyerahkan barang sampai batas negara sebelum

batas pabean dengan menyerahkan dokumen-dokumen yang

diperlukan untuk customs clearance.

3) Terjadi di daratan Eropa.

b. DES (Delivery Ex Ship)

Pihak penjual bertanggung jawab sampai kapal yang membawa barang

merapat di pelabuhan tujuan dan siap untuk dibongkar. Hanya berlaku

untuk transportasi air. Syarat dan ketentuannya adalah sebagai berikut :

1) Penjual menyerahkan barang ke pembeli di atas kapal pelabuhan

tujuan, atas biaya dan resiko penjual.

2) Pembeli menerima penyerahan barang dari kapal, menanggung biaya

bongkar, izin import, bea masuk, pajak,dan biaya lainnya.

3) Penjual tidak bertanggung jawab atas asuransi.

c. DEQ ( Delivery Ex Quay)

Pihak penjual bertanggung jawab sampai kapal yang membawa barang

merapat di pelabuhan tujuan dan barang telah dibongkar dan disimpan di

dermaga. Hanya berlaku untuk transportasi air. Syarat dan ketentuannya

adalah sebagai berikut :

1) Kewajiban utama penjual mengangkut barangnya dan menyerahkan

barang tersebut kepada pembeli di dermaga pelabuhan tujuan.

2) Penjual menanggung biaya angkutan dan resiko yang terjadi.

52
3) Izin impor menjadi tanggung jawab pihak pembeli.

d. DDU (Delivered Duty Unpaid)

Pihak penjual bertanggung jawab mengantar barang sampai di tempat

tujuan. Syarat dan ketentuannya adalah sebagai berikut :

1) Penjual menyerahkan barangnya di pelabuhan tujuan dan menanggung

biaya angkutan serta resikonya.

2) Menanggung biaya pembongkaran sampai di darat “Unclear for

Import”.

3) Kewajiban pembeli menerima barang dalam keadaan “Unclear for

Import”.

4) Izin impor, biaya asuransi dan biaya lain yang mungkin muncul

sebagai biaya impor, cukai dan pajak dari negara pihak pembeli

menjadi tanggung jawab pihak pembeli.

e. DDP ( Delivery Duty Paid)

Pihak penjual bertanggung jawab mengantar barang sampai di tempat

tujuan, termasuk biaya asuransi dan semua biaya lain yang mungkin

muncul sebagai biaya impor, cukai dan pajak dari negara pihak pembeli.

Izin impor juga menjadi tanggung jawab pihak penjual. Syarat dan

ketentuannya adalah sebagai berikut :

53
1) Kewajiban penjual adalah maksimum, penjual menyerahkan barang di

pelabuhan tujuan dengan menanggung semua biaya import di negara

pembeli.

2) Penjual menerima barangnya di pelabuhan bongkar “Clear for Import”.

Pada setiap transaksi, terikat ada paling sedikit 2 belah pihak yang

terlibat dan masing-masing mempunyai kepentingan berbeda, yang

setiap saat sanggup berubah atau diubah. Untuk mengamankan resiko

kerja dari suatu transaksi terhadap kerugian perlu adanya kesepakatan,

sanksi/ memegang jaminan. Bisnis atau transaksi luar negeri maupun

dalam negeri sama-sama berpeluang untuk timbulnya sengketa,

sehingga lebih aman bila disepakati dengan perjanjian dan sanksi

hukum.

54
BAB III

DESKRIPSI OBYEK PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi obyek penelitian

1. Sejarah Berdirinya PT. Mondrian

PT. Mondrian merupakan perusahaan konveksi yang bergerak di

dalam pembuatan kaos (T-shirt) dan pakaian muslim. Perusahaan konveksi

ini didirikan pada tanggal 19 Desember 1992 oleh beberapa orang, antara

lain Bapak Hartono, Bapak Harri Pramono, Bapak Bambang Dwi

Purnomo, Bapak Endro Sutopo, Ibu Fx. Kiswari.

Bentuk perusahaan pada waktu itu masih perorangan dan Bapak Harri

Pramono sebagai pimpinannya. Beberapa tahun kemudian perusahaan ini

mampu berubah bentuk menjadi perusahaan berbadan hukum tetap,

terhitung mulai tanggal 01 April 1998 dengan nama PT. Mondrian.

Perusahaan ini telah mendapat pengesahan oleh Departemen Perindustrian

dan Perdagangan dengan no. 107/KDP 11-11/3 UTD/IV/98. Saat ini PT.

Mondrian dimiliki oleh beberapa pemegang saham.

Adapun para pemegang sahamnya yaitu :

1. Bapak Harri Pramono,

2. Bapak Edi Widyanto,

55
3. Bapak Andi Pranama

4. Bapak Endro Sutopo

5. Bapak Bambang Dwi Purnomo

6. Bapak Ardi Wijaya

7. Ibu Fr. Kiswari

dimana Direktur Utamanya adalah Bapak Harri Pramono.

Latar belakang perusahaan memilih nama Mondrian sebagai nama

perusahaan adalah sebagai berikut :

a. Nama "Mondrian" diambil dari nama seorang pelukis besar

seangkatan dengan Leonardo Davinci. Nama lengkapnya adalah

Piet Mondrian dimana memiliki pengagum yang tersebar di seluruh

dunia karena hasil lukisannya yang sangat indah, maka diharapkan

PT Mondrian mampu memproduksi barang yang sangat indah

sehingga digemari oleh banyak konsumennya.

b. Nama Mondrian mudah dibaca, mudah dikenal, mudah diingat oleh

masyarakat atau konsumen yang mempunyai hubungan langsung

maupun tidak langsung dengan aktivitas perusahaan.

Produk-produk dari Mondrian semuanya berupa T-Shirt yang terdiri

dari beberapa merk yaitu Mondrian, Montana, Be Gaya, Sekido dan

Dadung. Diantara produk-produk tersebut yang paling berhasil di segi

pemasarannya adalah DADUNG PEKAJAMAN. Dadung pada awal

56
perkembangannya dikenal dengan kaos Humor Jogja, dimana design yang

dihasilkan memiliki image lucu dan menggelitik. Puncak penjualan

tertinggi pada tahun 1999.

Adapun alasan pemilihan Nama Dadung Pekajaman :

a. Nama “Dadung” adalah nama yang mudah diingat, dan sudah dikenal

oleh seluruh masyarakat.

b. “Dadung” adalah sebuah tali yang sangat kuat yang gunanya untuk

mengikat, maka makna yang tersirat dari pemberian nama “Dadung”

adalah dengan memakai kaos Dadung akan menimbulkan ikatan yang

kuat antara pemakai/ konsumen dengan kaos Dadung, ada perasaan

puas dan senang.

c. Pekajaman mengandung arti atau makna bahwa Dadung akan selalu

mengikuti perkembangan jaman, desain-desain kaos Dadung selalu up

to date, bahkan Dadung akan menciptakan model-model desain yang

akan dipakai di masa depan.

2. Lokasi PT. Mondrian

Pemilihan lokasi merupakan hal yang cukup penting dalam menunjang

keberhasilan suatu bisnis. PT. Mondrian berada di JL. KH Hasyim Ashari

No. 171 ( By Pass ) Mojayan Kabupaten Klaten. Lokasi ini merupakan

pabrik utama bagi PT. Mondrian dalam melakukan aktivitas-aktivitasnya,

termasuk aktivitas produksi.

57
Beberapa alasan yang menjadi pertimbangan dalam pemilihan lokasi

antara lain :

4. Banyak tersedianya tenaga ahli di bidang konveksi ( ahli desain,

sablon, potong, jahit, dll ) yang berada di kabupaten Klaten dan

sekitarnya.

5. Berada di tepi jalan raya Yogyakarta – Solo, sehingga dapat

memudahkan konsumen untuk menjangkau perusahaan.

6. Pasar yang cukup besar, terutama kebutuhan kaos santai dan pakaian

muslim di kabupaten Klaten dan daerah – daerah sekitarnya.

3. Tujuan Perusahaan

PT. Mondrian adalah salah satu perusahaan garment terbesar di

Kabupaten Klaten. Dalam memasarkan produk domestiknya PT. Mondrian

sudah menguasai pasar di seluruh Indonesia, karena mutu dan hasil

produksinya yang sesuai dengan selera para konsumen serta produk yang

variatif dengan harga yang terjangkau.

Tujuan didirikannya PT. Mondrian di tengah-tengah Kabupaten

Klaten yang sebagian besar berproduksi mebel, furniture, serta kerajinan

tangan adalah untuk memberi kesempatan kepada tenaga kerja yang ahli

dalam bidang garment misalnya saja tenaga kerja dalam bidang jahit,

bidang sablon, serta desain dalam membuat pakaian yang selalu mengikuti

perkembangan jaman.

58
4. Struktur Organisasi PT. Mondrian

Struktur organisasi di dalam suatu perusahaan merupakan unsur yang

paling penting dikarenakan terdapat pembagian wewenang dan tanggung

jawab serta tugas masing – masing anggota perusahaan. Struktur

organisasi juga menunjukkan hubungan antar fungsi – fungsi dan

departemen – departemen atau bagian – bagian. Setiap perusahaan

memiliki struktur organisasi yang berbeda – beda, tergantung pada

kebutuhan perusahaan itu sendiri. Berikut ini merupakan struktur

organisasi PT. Mondrian untuk tahun 2010 secara garis besarnya :

59
Gambar 3.1

Struktur Organisasi PT. Mondrian

KOMISARIS UTAMA

DIREKTUR UTAMA

SEKTERTARIS KOMISARIS

DIREKTUR BOD DIREKTUR AKSELERASI DIREKTUR PRODUKSI

DIREKTUR DIREKTUR DIREKTUR KEUANGAN KONSINYASI MIS PEMBELIAN GM GM


PRODUK DISTRIBUSI PROMOSI EXPORT LOKAL

DEPUTY I DEPUTY II
MANAGER UMUM

PERSONALIA HRD KENDARAAN KEAMANAN RT SARASI


PRA PROSES
PROSES
Sumber : Departemen Personalia

60
Sesuai dengan bagan struktur organisasi di atas, berikut ini merupakan tugas dan

wewenang dari masing – masing bagian yaitu :

1. Direktur utama

Jabatan ini dipilih oleh para komisaris pada saat diadakan Rapat

Umum Pemegang Saham (RUPS). Tugas dan wewenang Direktur

Utama antara lain :

a. Menentukan kebijakan – kebijakan pokok bagi perencanaan,

pengorganisasian, pengontrolan dan pengawasan aktivitas –

aktivitas perusahaan.

b. Membuat rencana – rencana umum dan mengkoordinasikan

segala kegiatan perusahaan.

c. Mendelegasikan sebagian wewenang kepada direktur – direktur

pada tiap – tiap unit.

d. Mengawasi segala proses dan hasil kerja, apakah telah sesuai

dengan rencana.

e. Melaporkan perkembangan perusahaan kepada pemilik dan

bertanggung jawab atas kelancaran jalannya perusahaan.

2. Sekretaris Perusahaan

Tugas dan wewenangnya yaitu :

61
a. Menyiapkan semua acara dan jadwal kerja direktur utama dan

direktur – direktur di tiap unit.

b. Menjalin hubungan dengan instansi – instansi yang terkait.

c. Melaksanakan saran guna membantu pekerjaan direktur utama.

3. Multimedia Information System (MIS)

Tugas dan wewenang yang dimiliki yaitu :

a. Membuat suatu sistem komputer bagi perusahaan, sehingga

mempermudah segala aktivitas perusahaan.

b. Melindungi dan melakukan perawatan jaringan atau sistem

komputer perusahaan.

c. Menampung segala data dan informasi baik dari dalam maupun

dari luar perusahaan melalui jaringan komputer.

4. Unit Produksi

Pada bagian ini bertanggung jawab penuh terhadap masing – masing

unit usahanya. Tugas dan wewenangnya :

a. Mengatur selama proses produksi termasuk pengaturan tenaga

kerja, material, dan kebutuhan lainnya.

b. Mengurusi kesiapan alat – alat produksi agar dapat digunakan

dengan efektif dan efisien.

c. Memelihara kondisi alat – alat produksi.


62
d. Menyediakan bahan baku penolong, untuk kelancaran proses

produksi.

e. Menyusun anggaran dan belanja bagian produksi.

5. Direktur Unit

PT. Mondrian memiliki beberapa unit dengan merk yang berbeda,

yaitu unit sekido, unit dadung, unit be-gaya. Direktur – direktur ini

memiliki tugas dan wewenang yang sama antara lain :

a. Menyusun program kerja devisi perusahaan baik dari segi

penyediaan, SDM, produksi, pemasaran, keuangan dan produk.

b. Mengurus permasalahan mutasi dan promosi kepada karyawan.

c. Membantu Direktur Utama dalam mengawasi jalannya perusahaan

pada masing – masing unit kerjanya.

d. Membantu dan mengarahkan manajer – manajer yang berada

dibawahnya.

e. Menyusun rencana, koordinasi, dan pengawasan pada masing –

masing unit kerjanya.

6. Unit Umum

Unit ini dibentuk supaya dapat membantu unit – unit lain yang ada di

perusahaan. Dimana menyangkut hal – hal umum perusahaan. Tugas

dan wewenangnya adalah:

63
a. Mengembangkan sumber daya manusia (SDM) yang ada didalam

perusahaan.

b. Recruitmen dan penempatan tenaga kerja.

c. Mengatur sistem keamanan yang tepat bagi perusahaan

d. Menyediakan sarana dan prasarana bagi kelancaran aktivitas

perusahaan.

e. Bertanggung jawab kepada Direktur Utama.

7. Unit F.A.D

Unit ini mengatur keuangan perusahaan dan juga bertanggung jawab

atas kondisi keuangan pada masing – masing unit. Tugas dan

wewenangnya antara lain :

a. Mengelola pendapatan dan pengeluaran perusahaan.

b. Menyelenggarakan pembukuan keuangan perusahaan.

c. Mengurusi masalah perusahaan yang berhubungan dengan

perpajakan.

d. Menyelesaikan masalah – masalah yang berhubungan dengan

bank.

e. Menyelesaikan masalah utang piutang perusahaan.

64
8. Unit PO (Public Order)

Unit ini menerima pesanan umum dari konsumen. Tugas dan

wewenangnya antara lain :

a. Mengatur selama proses produksi termasuk pengaturan tenaga

kerja, material, dan kebutuhan lainnya.

b. Mengurusi kesiapan alat – alat produksi agar dapat digunakan

dengan efektif dan efisien.

c. Memelihara kondisi alat – alat produksi

d. Menyediakan bahan baku penolong, untuk kelancaran proses

produksi.

9. Sekretaris Direktur Produksi

Tugas dan wewenangnya antara lain :

a. Membantu direktur – direktur di tiap – tiap unit dalam

melaksanakan tugasnya.

b. Mengadakan hubungan dengan manajer – manajer dibawahnya.

c. Bertanggung jawab kepada Direktur Unit.

10. Kepala Personalia

Tugas dan wewenangnya antara lain :

65
a. Menyediakan SDM yang berkualitas dengan melakukan

recruitmen.

b. Mengurusi kesejahteraan karyawan (gaji, tunjangan, bonus,

jamsostek, dll).

c. Mengurusi masalah pemberhentian, pensiun, dan kepindahan

karyawan.

d. Mengurusi masalah administrasi yang berhubungan dengan

karyawan.

e. Mengurusi masalah kesehatan melalui penyediaan poliklinik bagi

karyawan dan keselamatan kerja karyawan.

11. Kepala rumah tangga

Tugas dan wewnangnya antara lain :

a. Mengurusi dan mengatur koperasi khusus karyawan.

b. Menyediakan dan memelihara saran peribadatan (mushola).

c. Mengurusi masalah kebersihan dan keindahan lingkungan

perusahaan (kebersihan gedung, toilet, kamar mandi, kantin, dll).

12. Manajer Keamanan

Tugas dan wewenangnya yaitu :

66
a. Menyediakan berbagai sarana dan prasarana yang berhubungan

dengan keamanan perusahaan.

b. Mengkoordinasikan tenaga satuan pengaman (satpam) perusahaan.

13. Manajer Kendaraan

Tugas dan wewenangnya antara lain :

a. Menyediakan kendaraan – kendaraan guna menunjang kegiatan

perusahaan.

b. Memelihara kendaraan – kendaraan inventaris milik perusahaan.

14. Manajer Keuangan

Bagian ini merupakan bagian terintegrasi, dimana setiap unit

memiliki manajer keuangan sendiri – sendiri. Manajer keuanagan juga

bertanggung jawab atas kondisi keuangan pada masing – masing unit.

Tugas dan wewenangnya antara lain :

a. Mengelola pendapatan dan pengeluaran perusahaan.

b. Menyelenggarakan pembukuan keuangan perusahaan.

c. Mengurusi masalah perusahaan yang berhubungan dengan

perpajakan.

d. Menyelesaikan masalah – masalah yang berhubungan dengan

bank.

e. Menyelesaikan masalah utang piutang perusahaan


67
15. Manajer pemasaran dan penjualan

Bagian ini juga memiliki kesamaan dengan dengan bagian

keuangan, dimana setiap unit memiliki bagian pemasaran dana

penjualan masing – masing, dan bertanggung jawab kepada masing –

masing unit pula. Tugas dan wewenangnya yaitu :

a. Mencatat dan mengecek produk yang akan dijual atau

didistribusikan kepada konsumen.

b. Mendistribusikan produknya ke daerah – daerah yang telah

ditentukan.

c. Mengadakan studi pasar.

d. Bersama dengan bagian riset and development, mengadakan

penelitian ke berbagai daerah untuk mengamati selera konsumen

di daerah satu dengan daerah lainnya.

5. Produk yang Dihasilkan

a. Produk ekspor

Ekspor di PT. Mondrian secara umumnya adalah melalui buying agent,

jadi perusahaan ini hanya menerima CMT (cutting, making, treaming) atau

CMP (cutting, making, packing). PT. Mondrian hanya menjalankan proses

produksi kemudian pihak buying agent yang mengurus transaksi, dokumen

ekspor, sistem pembayaran, serta mengurus pengiriman barang sampai ke

luar negeri. Akan tetapi PT. Mondrian juga pernah mengirimkan barang

68
secara langsung kepada buyer serta mengurus transaksi, dokumen ekspor,

serta sistem pembayaran.

1) Jenis produk yang dihasilkan oleh PT. Mondrian antara lain :

a) Gaun (Dress)

b) Blus (Blouse)

c) Kaos (T-Shirt)

d) Tank top

e) Celana pendek (Pant) untuk pria dan wanita

f) Kemaja (Shirt) untuk pria dan wanita

g) Kemeja Polo (Polo shirt)

h) Rok (Skirt)

i) Jaket (Jacket)

j) Baju muslim

2) Pemasaran Produk

a) Promosi

Sistem promosi yang selama ini sudah dilakukan untuk

memasarkan produk ekspor adalah melalui media internet dan

website. Website yang dapat diakses oleh buyer beralamatkan

http//www.mondrian.co.id dan buyer dapat melakukan

69
korespondensi dengan mengirimkan email ke alamat

contact@mondrian.co.id.

b) Buying agent

Perusahaan garment yang telah bekerja sama dengan PT. Mondrian

dalam memasarkan produk ekspor adalah :

(1) PT. Mataram Tunggal Garment

(2) PT. Cahya Nugroho Jati

(3) PT. Tupai Adyamas Indonesia

(4) PT. Gistex

(5) CV. Vinsa Mandira

c) Negara Tujuan

Wilayah yang dituju oleh buying agent untuk memasarkan produk

dari PT. Mondrian yaitu :

(1) Amerika (USA)

(2) Inggris (UK)

(3) Italy

(4) Timur Tengah

(5) Perancis

70
b. Produk Domestik

PT. Mondrian memiliki beberapa jenis usaha yang menghasilkan

produk yang berbeda-beda, antara lain :

1) Hasil produksi

a) Kaos fashion

Jenis kaos ini memiliki variasi model dan warna yang beraneka

macam sesuai dengan perkembangan mode yang digemari

konsumen saat ini. Jenis produk seperti ini dihasilkan oleh unit

Dadung dan Be-Gaya dengan kategori produk seperti :

(1) Dewasa (original), terdiri dari : regular, kombinasi, lengan

pendek, lengan panjang, dan lengan ¾.

(2) Remaja (funkies), terdiri dari : regular, kombinasi, lengan

pendek, lengan panjang, dan lengan ¾.

(3) Wanita (female), terdiri dari : kombinasi lengan pendek, lengan

panjang, dan lengan ¾.

(4) Anak (kids), terdiri dari : regular, kombinasi, lengan pendek,

lengan panjang, dan lengan ¾.

b) Pakaian muslim

Untuk pakaian jenis ini diproduksi oleh unit Sekido, produk-

produk yang dihasilkan unit ini antara lain : baju muslim wanita,

baju koko, jilbab, dan lain sebagainya.

71
2) Bahan baku produksi

Bahan baku yang digunakan dalam proses produksi sangat bermacam-

macam, antara lain :

a) Benang 100 % cotton combed 24 S mercirized yang dirajut

menjadi kaos 100% cotton combed single net, sehingga

menghasilkan kaos yang bersifat dingin, menyerap keringat, dan

terlihat rapi.

b) Kain cotton cardet single net atau kaos semi katun.

c) Bahan sablon seperti : rubber, akrafon, foam, dan mutiara untuk

menghasilkan warna sablon yang betul-betul sempurna.

Bahan baku tersebut diperoleh dengan sebagian besar atau bahkan

99% dari perusahaan-perusahaan di Bandung, perusahaan tersebut

antara lain :

(1) Sapta Jaya Textile

(2) Sandang Jaya

(3) Ayoetex

(4) Bahtera Jaya Textile

(5) Sinar Makin Mulya

(6) Muktiasa

(7) Multi sandang

72
3) Pemasaran Produk

a) Membuka factory outlet yang berada di dalam perusahaan PT.

Mondrian, dan dibuka untuk umum.

b) Sistem direct selling atau penjualan secara langsung

c) Membuka outlet-outlet yang ada di seluruh Indonesia

d) Promosi melalui media internet, media massa, brosur, leafleat,

poster, dan lain sebagainya.

6. Volume Penjualan

Dalam penjualan produk ekspor dari tahun 1992 sampai tahun 2009 ini

peningkatan volume ekspor PT. Mondrian cukup tinggi. Jumlah rata-rata

pesanan per bulan adalah sekitar 40.000 unit. Berikut ini adalah data

mengenai penjualan produk PT. Mondrian tahun 2009:

Hasil Penjualan
Bulan
Penj. CMT Export Penj. FOB
Januari 250,000,000.00 1,250,000,000.00
Februari 175,000,000.00 1,500,000,000.00
Maret - 2,500,000,000.00
April 95,000,000.00 2,100,000,000.00
Mei 205,000,000.00 1,500,000,000.00
Juni 450,000,000.00 1,750,000,000.00
Juli 278,174,099.75 1,150,000,000.00
Agustus 236,253,300.00 1,500,000,000.00
September 61,962,900.00 1,750,000,000.00
Oktober 365,638,400.00 1,500,000,000.00
November 325,000,000.00 2,500,000,000.00
Desember 450,000,000.00 2,500,000,000.00
TOTAL 2,892,028,699.75 21,500,000,000.00

73
Gambar 3.2
Prosentase Penjualan Produk Ekspor
PT. Mondrian Tahun 2009

250

200

150
CMT
100 FOB

50

0
Jan Feb MaretApril Mei Juni Juli Agt Sept Okt Nov Des

Sumber : Departement export PT. Mondrian

B. Pembahasan

1. Komponen biaya ekspor yang dikeluarkan oleh PT. Mondrian

a. Biaya pengadaan (purchasing cost)

Dalam melakukan ekspor PT. Mondrian mengeluarkan biaya pengadaan

berupa :

1) Biaya bahan baku : Kain

2) Biaya bahan pembantu : Benang katun, Benang polystar, Benang

obras, Label/ etiket

3) Upah karyawan

b. Biaya Pemasaran dan Administrasi Umum (marketing and admin cost)

1) Biaya pencetakan brosur

74
2) Biaya sertifikasi

3) Biaya pengiriman sample produk

c. Biaya Pengelolaan (handling charges)

Biaya pengelolaan yang dikeluarkan PT. Mondrian dalam melakukan

ekspor adalah :

1) Biaya trucking dari pabrik ke port

2) Biaya administrasi

3) Biaya pembuatan dokumen pengapalan

d. Pungutan-pungutan negara (export taxes)

1) Pajak ekspor yang berkenaan dengan kegiatan ekspor barang

2) Bea barang, PT. Mondrian melaporkan kegiatannya kepada badan

Bea dan Cukai yang berlokasi di Surakarta dan Semarang guna

memperoleh PE (Persetujuan Ekspor) dan PM (Persetujuan Muat).

e. Jasa pihak ketiga (third party services)

1) Biaya jasa transportasi (EMKL/EMKU)

PT. Mondrian menggunakan jasa PT. Ritra Cargo yang berlokasi di

Surakarta sebagai jasa pengurusan transportasi (freight forwading)

untuk angkutan laut dan angkutan udara.

2) Premi asuransi (insurance premium)

3) Biaya surveyor (inspection certificate)

75
4) Biaya sertifikasi-sertifikasi

f. Biaya pengapalan

PT. Mondrian mengeluarkan biaya pengapalan (freight cost) untuk

mengirim barang yang mau dieksport dari pelabuhan muat ke

pelabuhan negara tujuan.

Tabel 3.1
Nama dan Tempat Pelabuhan Muat
Tahun 2010
Nama Pelabuhan Tempat Prosentase
Pengiriman
Soekarno Hatta Jakarta 35%

Tanjung Emas Semarang 25%

Tanjung Priok Jakarta 40%

Sumber : Bagian devisi ekspor-impor PT. Mondrian

g. Biaya asuransi (insurance cost)

PT. Mondrian sangat jarang mengeluarkan biaya asuransi untuk

mengurangi resiko kerusakan dan kehilangan selama proses pengiriman

barang karena produk yang diekspor PT. Mondrian berupa pakaian jadi

kemungkinan untuk rusak relatif kecil. Dan syarat penyerahan barang

yang digunakan oleh PT. Mondrian adalah term FOB (Free On Board)

sehingga biaya asuransi tidak ditanggung oleh PT. Mondrian tetapi

ditanggung oleh pembeli.

76
2. Penentuan harga jual produk ekspor yang dilakukan oleh PT. Mondrian
dengan metode cost-plus mark up.

Ada beberapa cara dalam menentukan harga jual ekspor antara lain

dengan metode : Cost plus mark up (Seller’s market price), Subsidized

Price, Current Market price (buyer’s price), Dumping (market penetration

price). PT. Mondrian dalam menentukan harga jual ekspor menggunakan

metode “Cost plus mark up (Seller’s market price)” yaitu penentuan harga

jual (HJ) untuk ekspor ditetapkan atas dasar :

Harga pokok + Profit = Harga Jual

Contoh :

a. Goods : Dress (gaun)

Brand : D. Abadi

Berikut ini adalah data mengenai perhitungan Biaya Bahan Baku, biaya

bahan penolong (BBP), dan Biaya CMT, yang dipakai dalam proses

produksi.

i) Biaya Bahan Baku (BBB)

Perhitungan BBB yang sesungguhnya dipaki dalam proses produksi

dress (gaun), diterangkan pada tabel 3.2

77
Tabel 3.2
Perhitungan Biaya Bahan Baku Untuk Produk Dress (Gaun)

Jenis Standar Standar


Produk Jenis Biaya Harga Bahan Jumlah
Gaun Biaya Bahan
(dress) Baku Rp. 16.630 / m 2m Rp. 33.260

Total Rp. 33.260

Sumber : PT. Mondrian

ii) Biaya Bahan Penolong (BBP)

Perhitungan BBP yang sesungguhnya dipakai dalam proses produksi

dress (gaun), diterangkan pada tabel 3.3.

Tabel 3.3
Perhitungan Biaya Bahan Penolong Untuk Produk Dress (Gaun)
Standar
Jenis Harga Standar
Produk Jenis Biaya (roll) bahan / m Jumlah
Gaun
(dress) Biaya Bahan Penolong
Benang Katun Rp. 3.600 0.04722 Rp. 170
Benang Polyster Rp. 5.000 0.05500 Rp. 275
Benang Obras Rp. 4.800 0.05729 Rp. 275
Asesoris Rp. 121 1 Rp. 121
Label / etiket (lbr) Rp. 150 1 Rp. 150

Total Rp. 991

Sumber : PT. Mondrian

iii) Biaya Cutting, Making, Treaming (CMT)

Perhitungan CMT yang sesungguhnya dipakai dalam proses

produksi dress (gaun), diterangkan pada tabel 3.4.

78
Tabel 3.4
Perhitungan Biaya CMT
Jenis Pekerjaan Biaya
Cutting (pemotongan) Rp. 1.500
Assembling (perakitan) Rp. 1.000
Sewing (penjahitan) Rp. 1.500
Printing (penyablonan) Rp. 1.000
Buttoning up (pengancingan) Rp. 700
Ironing (penyetrikaan) Rp. 700
Packing (pengepakan) Rp. 599
Jumlah Total Rp. 6.999

Sumber : PT. Mondrian

iv) Penentuan Biaya Overhead Pabrik (BOP) yang dibebankan

dalam proses produksi

Dalam penentuan BOP yang dibebankan dalam proses produksi,

terlebih dahulu perusahaan membuat anggaran BOP setiap

bulannya. Anggaran tersebut biasanya sesuai dengan anggaran BOP

bulan sebelumnya dan dipakai untuk BOP bulan selanjutnya, karena

perusahaan mengasumsikan bahwa anggaran BOP setiap bulannya

adalah sama. Kecuali ada perubahan-perubahan karena peristiwa-

peristiwa tertentu misalnya kenaikan tarif BBM, listrik, dan yang

lainnya. Jadi BOP di perusahaan ini tidak dibuat tiap bulan, tetapi

tergantung dari adanya perubahan-perubahan yang kiranya

diperlukan. Perhitungan BOP di PT. Mondrian adalah sebagai

berikut :

79
BOP dianggarkan (per bulan) :

Biaya tenaga kerja : Rp. 125.650.000

Biaya Telepon : Rp. 29.545.807

Biaya Listrik : Rp. 52.309.622

Biaya pemeliharaan dan reparasi : Rp. 26.265.169

Biaya transportasi : Rp. 45.306.915

Biaya asuransi kesehatan : Rp. 34.504.625 +

BOP dianggarkan / bulan : Rp. 313.582.138

Perhitungan BOP per unit

BOP Per Unit = BOP dianggarkan / bulan

∑ rata-rata pesanan per bulan

= Rp. 313.582.138

40.000 unit

= Rp. 7.841

Perhitungan harga jual produk ekspor produk Dress (Gaun) :

Komponen biaya ekspor :

1) Fabric costing details (biaya bahan baku) = Rp. 33.260

2) Accessories costing details (biaya bahan pembantu) = Rp. 991

3) CMT costing details :

a. Cutting (pemotongan)

b. Assembling (perakitan)

80
c. Sewing (penjahitan)

d. Printing (penyablonan)

e. Buttoning up (pengancingan)

f. Ironing (penyetrikaan)

g. Packing (pengepakan)

Total CMT costing = Rp. 6.999

4) Factory Overhead = Rp. 7.841

5) Other costing details

a. Freight (pengapalan)

b. Risk value (biaya kerusakan)

Total other costing = Rp. 1.575

TOTAL COSTING = Rp. 50.666

Penentuan harga jual ekspor :

Production costing = Rp. 50.666

Administration costing = Rp. 2.989

Profit of Mondrian = Rp 834

FOB price = Rp. 54.489

Keterangan : Kurs 1 USD/ Rp = Rp 9.270 = $ 5,878

81
Export price stuktur produk Dress (Gaun)

I. Production Cost

Raw material Rp. 33.260

Accessories Rp. 991

CMT costing (Direct labour) Rp. 6.999

Factory Overhead Rp. 7.841 +

Harga Pokok Produksi (HPP) Rp. 49.091

II. Marketing & Admin. Cost

Marketing & Admin. Cost Rp. 2.989 +

Rp. 52.080

Profit Rp. 834 +

Total Rp. 52.914

Harga Exwork US$ 5,708

US$ 1/Rp. 9.270

52.914/9.270 = 5,708

III. Handling & Transportation

Freight Cost Rp. 1.575 +

FOB Price Rp. 54.489

82
b. Goods : Polo shirt

Brand : Teodore

Berikut ini adalah data mengenai perhitungan Biaya Bahan Baku, biaya

bahan penolong (BBP), dan Biaya CMT, yang dipakai dalam proses

produksi.

i) Biaya Bahan Baku (BBB)

Perhitungan BBB yang sesungguhnya dipakai dalam proses produksi

Polo shirt (Kemeja Polo), diterangkan pada tabel 3.5.

Tabel 3.5
Perhitungan Biaya Bahan Baku untuk produk Polo shirt
(Kemeja Polo)
Jenis Standar Standar
Produk Jenis Biaya Harga Bahan Jumlah
Kemeja
Polo Biaya Bahan
(Polo shirt) Baku Rp. 15.645 / m 1.80 m Rp. 28.162

Total Rp. 28.162

Sumber : PT. Mondrian

ii) Biaya Bahan Penolong (BBP)


Perhitungan BBP yang sesungguhnya dipakai dalam proses

produksi Polo shirt (Kemeja Polo), diterangkan pada tabel 3.6.

83
Tabel 3.6
Perhitungan Biaya Bahan Penolong untuk produk Polo shirt
(Kemeja Polo)
Standar
Jenis Harga Standar
Produk Jenis Biaya (roll) bahan / m Jumlah
Kemeja
Polo
(Polo shirt) Biaya Bahan Penolong
Benang Katun Rp. 3.600 0.04694 Rp. 169
Benang Polyster Rp. 5.000 0.04080 Rp. 204
Benang Obras Rp. 4.800 0.05708 Rp. 274
Label / etiket (lbr) Rp. 150 1 Rp. 150

Total Rp. 797

Sumber : PT. Mondrian

iii) Biaya Cutting, Making, Treaming (CMT)

Perhitungan CMT yang sesungguhnya dipakai dalam proses

produksi Polo shirt (Kemeja Polo), diterangkan pada tabel 3.4.

iv) Penentuan Biaya Overhead Pabrik (BOP) yang dibebankan

dalam proses produksi

Perhitungan BOP yang sesungguhnya dipakai dalam proses

produksi Polo shirt (Kemeja Polo) sama dengan perhitungan BOP

yang dipakai dalam proses produksi Dress (Gaun).

84
Perhitungan harga jual produk ekspor produk Polo shirt

(Kemeja Polo):

1) Fabric costing details (biaya bahan baku) = Rp. 28.162

2) Accessories costing details (biaya bahan pembantu) = Rp. 797

3) CMT costing details :

a. Cutting (pemotongan)

b. Assembling (perakitan)

c. Sewing (penjahitan)

d. Printing (penyablonan)

e. Buttoning up (pengancingan)

f. Ironing (penyetrikaan)

g. Packing (pengepakan)

Total CMT costing = Rp. 6.999

4) Factory Overhead = Rp. 7.841

5) Other costing details

a. Freight (pengapalan)

b. Risk value (biaya kerusakan)

Total other costing = Rp. 1.575

TOTAL COSTING = Rp. 45.374

85
Penentuan harga jual ekspor :

Production costing = Rp. 45.374

Administration costing = Rp. 2.987

Profit of Mondrian = Rp. 834

FOB price = Rp. 49.195

Keterangan : Kurs 1 USD/ Rp =Rp 9.270 = $ 5,307

Export price stuktur produk Polo shirt (Kemeja Polo):

I. Production Cost

Raw material Rp. 28.162

Accessories Rp. 797

CMT costing (Direct labour) Rp. 6.999

Factory Overhead Rp. 7.841 +

Harga Pokok Produksi (HPP) Rp. 43.799

II. Marketing & Admin. Cost


Marketing & Admin. Cost Rp. 2.987 +

Rp. 46.788

Profit Rp. 834 +

Total Rp. 47.622

Harga Exwork US$ 5,137


86
US$ 1/Rp. 9.270

47.622/9.270 = 5,137

III. Handling & Transportation

Freight Cost Rp. 1.575 +

FOB Price Rp. 49.195

c. Goods : Blouse

Brand : Gistex

Berikut ini adalah data mengenai perhitungan Biaya Bahan Baku, biaya

bahan penolong (BBP), dan Biaya CMT, yang dipakai dalam proses

produksi.

i) Biaya Bahan Baku (BBB)


Perhitungan BBB yang sesungguhnya dipakai dalam proses produksi

blouse (blus), diterangkan pada tabel 3.7.

Tabel 3.7
Perhitungan Biaya Bahan Baku untuk produk Blouse (Blus)
Jenis Standar Standar
Produk Jenis Biaya Harga Bahan Jumlah
Blus Biaya Bahan
(Blouse) Baku Rp. 14.632 / m 2m Rp. 29.265

Rp. 29.265
Total
Sumber : PT. Mondrian

87
ii) Biaya Bahan Penolong (BBP)

Perhitungan BBP yang sesungguhnya dipakai dalam proses produksi

blouse (blus), diterangkan pada tabel 3.8.

Tabel 3.8
Perhitungan Biaya Bahan Penolong untuk produk produk Blouse
(Blus)

Standar
Jenis Harga Standar
Produk Jenis Biaya (roll) bahan / m Jumlah
Blus
(Blouse) Biaya Bahan Penolong
Benang Katun Rp. 3.600 0.04722 Rp. 170
Benang Polyster Rp. 5.000 0.04080 Rp. 204
Benang Obras Rp. 4.800 0.05729 Rp. 275
Asesoris Rp. 100 1 Rp. 100
Label / etiket (lbr) Rp. 150 1 Rp. 150
Total Rp. 899
Sumber : PT. Mondrian

iii) Biaya Cutting, Making, Treaming (CMT)

Perhitungan CMT yang sesungguhnya dipakai dalam proses

produksi Blouse (Blus), diterangkan pada tabel 3.4.

iv) Penentuan Biaya Overhead Pabrik (BOP) yang dibebankan


dalam proses produksi

Perhitungan BOP yang sesungguhnya dipakai dalam proses

produksi Blouse (Blus) sama dengan perhitungan BOP yang dipakai

dalam proses produksi Dress (Gaun).

88
Perhitungan harga jual produk ekspor produk Blouse (Blus):

1) Fabric costing details (biaya bahan baku) = Rp. 29.265

2) Accessories costing details (biaya bahan pembantu) = Rp. 899

3) CMT costing details :

a. Cutting (pemotongan)

b. Assembling (perakitan)

c. Sewing (penjahitan)

d. Printing (penyablonan)

e. Buttoning up (pengancingan)

f. Ironing (penyetrikaan)

g. Packing (pengepakan)

Total CMT costing = Rp. 6.999

4) Factory Overhead = Rp. 7.841

5) Other costing details

a. Freight (pengapalan)

b. Risk value (biaya kerusakan)

Total other costing = Rp. 1.575

TOTAL COSTING = Rp. 46.579

89
Penentuan harga jual ekspor :

Production costing = Rp. 46.579

Administration costing = Rp. 2.987

Profit of Mondrian = Rp. 834

FOB price = Rp. 50.400

Keterangan Kurs 1 USD/ Rp = Rp 9.270 = $ 5,437

Export price stuktur produk Blouse (Blus):

I. Production Cost

Raw material Rp. 29.265

Accessories Rp. 899

CMT costing (Direct labour) Rp. 6.999

Factory Overhead Rp. 7.841 +

Harga Pokok Produksi (HPP) Rp. 44.902

II. Marketing & Admin. Cost


Marketing & Admin. Cost Rp. 2.987 +

Rp. 47.991

Profit Rp. 834 +

Total Rp. 48.825

90
Harga Exwork US$ 5,627

US$ 1/Rp. 9.270

48.825/9.270 = 5,627

III. Handling & Transportation

Freight Cost Rp. 1.575 +

FOB Price Rp. 50.400

Hambatan-hambatan yang dihadapi PT. Mondrian dalam penentuan harga

jual antara lain :

a. Kurs nilai rupiah terhadap dolar yang tidak menentu menjadi faktor diluar

kontrol perusahaan yang berakibat kesulitan dalam penentuan harga.

b. Kenaikan biaya bahan pembantu yang kadang menjadikan profit

berkurang.

Didalam melakukan proses perhitungan biaya dan penentuan harga jual

ekspor yang selama ini dilakukan, PT. Mondrian belum pernah menghadapi

permasalahan seperti mendapat claim (tuntutan ganti rugi) yang disebabkan

karena produk yang dihasilkan tidak sesuai dengan pola yang diinginkan

buyer. PT. Mondrian selalu berusaha memberikan pelayanan yang terbaik

untuk buyer dengan memperhatikan pola yang diinginkan/ dipesan oleh buyer.

91
3. Incoterms yang digunakan oleh PT. Mondrian dalam melaksanakan

kegiatan ekspor.

PT. Mondrian menggunakan incoterm 2000 yang disesuaikan dengan

kesepakatan yang terdapat pada kontrak dagang antara PT. Mondrian

dengan buyer atau pelanggan, tapi kelompok terms yang biasanya

digunakan PT. Mondrian adalah incoterm kelompok “F” Term yaitu FOB

(free on board).

Dalam hal ini semua biaya sampai barang selesai dimuat di atas kapal

sudah termasuk dalam harga termasuk biaya pengepakan, pengangkutan

ke pelabuhan, dan ongkos muat ke atas kapal disamping harga barang itu

sendiri (Amir MS, 2000 : 176).

Berikut ini adalah tabel negara tujuan ekspor dan syarat penyerahan

barang yang dilakukan oleh PT. Mondrian pada tahun 2009.

Tabel 3.9
Negara Tujuan Ekspor dan Syarat Penyerahan Barang
Tahun 2009
No Negara tujuan Prosentase Syarat penyerahan
barang
1. Amerika (USA) 40% FOB

2. Inggris (UK) 35% FOB

3. Italy 25% FOB

Sumber : Departemen Export PT. Mondrian

92
Keterangan :

Syarat penyerahan barang dengan term FOB (Free On Board) memuat

kondisi sebagai berikut :

a. Penjual menyerahkan barangnya di atas kapal clean on board (barang

dimuat diatas kapal tanpa cacat).

b. Pembeli mengurus angkutan, membayar freight, dan menanggung

asuransi.

c. Resiko pindah dari penjual ke pembeli setelah barang lewat pagar.

Pada FOB kewajiban penjual selesai setelah penyerahan barang ke

kapal. Selanjutnya kewajiban penjual adalah :

a. Menyerahkan barang secara lengkap ke perusahaan pengangkutan

barang.

b. Menyiapkan dokumen-dokumen ekspor.

c. Membayar biaya pemuatan barang yang tidak termasuk dalam biaya

pengangkutan.

Sedangkan bagi pembeli tanggung jawab utamanya adalah :

a. Menetapkan tempat pengangkutan dan cara pengapalan.

b. Mengurus pengangkutan dan membayar biaya pengangkutan ( dari

pelabuhan muat sampai pelabuhan bongkar).

93
c. Membayar biaya pemuatan yang termasuk dalam biaya pengangkutan.

Keterangan di atas merupakan alasan PT. Mondrian menggunakan

incoterm FOB. Dengan resiko yang minim diharapkan profit yang

diperoleh perusahaan akan meningkat.

94
BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan pada PT. Mondrian, maka

penulis dapat mengambil kesimpulan sebagai berikut :

1. Komponen biaya ekspor yang dikeluarkan oleh PT. Mondrian terdiri dari :

Biaya pengadaan (purchasing cost), Biaya Pemasaran dan Administrasi

Umum (marketing and admin cost), Biaya Pengelolaan (handling

charges), Pungutan-pungutan negara (export taxes), Jasa pihak ketiga

(third party services), Biaya pengapalan (freight cost) dan Biaya asuransi

(insurance cost).

2. Cara penentuan harga jual produk ekspor yang dilakukan oleh PT.

mondrian adalah dengan metode “ Cost-Plus Mark Up” (seller’s market

price) yaitu penentuan harga jual (HJ) untuk ekspor ditetapkan atas dasar :

Harga pokok + Profit yang diharapkan = Harga Jual (HJ).

Hambatan-hambatan yang dihadapi PT. Mondrian dalam penentuan harga

jual antara lain :

c. Kurs nilai rupiah terhadap dolar yang tidak menentu menjadi faktor

diluar kontrol perusahaan yang berakibat kesulitan dalam penentuan

harga.

d. Kenaikan biaya bahan pembantu yang kadang menjadikan profit

berkurang.
95
3. PT. Mondrian menggunakan incoterm 2000 yang disesuaikan dengan

kesepakatan yang terdapat pada kontrak dagang antara PT. Mondrian

dengan buyer atau pelanggan, tapi kelompok terms yang biasanya

digunakan PT. Mondrian adalah incoterm kelompok “F” Term yaitu FOB

(free on board).

B. Saran

Setelah melakukan penelitian dan mengambil kesimpulan, penulis

memberikan saran-saran yang mungkin berguna dan bermanfaat bagi

perusahaan. Antara lain :

1. Sebaiknya PT. Mondrian dalam menentukan komponen biaya ekspor lebih

detail lagi, contohnya pada biaya pemasaran dan administrasi umum

(marketing and admin cost) akan lebih jelas jika biaya-biaya yang

dikeluarkan diterangkan detail supaya dalam penentuan biayanya

seimbang dan tidak rugi.

2. Untuk menghadapi permasalahan karena produk tidak sesuai dengan

ukuran / kesepakatan yang berhubungan dengan perhitungan biaya dan

penentuan harga jual produk ekspor, hendaknya PT. Mondrian

memasukkan biaya rejection rate (biaya kemungkinan produk ditolak).

Sehingga apabila PT. Mondrian mengalami permasalahan tersebut tidak

akan terjadi kerugian.

96
3. Untuk menghadapi hambatan-hambatan yang dihadapi oleh PT. Mondrian

dalam penentuan harga jual hendaknya PT. Mondrian menaikkan harga

jual produk dengan cara menaikkan biaya bahan pembantu sesuai dengan

harga yang ada di pasar. Akan tetapi harga jual produk tersebut tidak

dinaikkan terlalu tinggi. PT. Mondrian juga harus mengimbangi dengan

memberikan kualitas produk yang lebih baik. Hal ini dimaksudkan agar

buyer tidak beralih ke produk dari perusahaan lain yang sejenis.

97
DAFTAR PUSTAKA

Amir, MS, 2000, Seluk beluk teknik Perdagangan Luar Negeri, Penerbit PPM,
Jakarta.
, 2004, Strategi Memasuki Pasar Ekspor, Penerbit PPM, Jakarta
Ana Shohibul, MA & Wahyu Agung Setyo, 2008, Export Costing Pricing, D-3
Bisnis Internasional, Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas maret, Surakarta.
Benry, Punan Ignatius, 1989, Teknik dan Strategi Bisnis Ekspor di Indonesia,
Yayasan Pustaka Nusantara, Yogyakarta
Carter & Usry, 2006, Akuntansi Biaya, Penerbit Salemba Empat, Jakarta
Doni Irmansyah, 2005, Analisis Penentuan Harga Jual Produk Dengan Metode
Cost- Plus Pricing (Studi Kasus Pada PT. Mondrian). Skripsi S-1. Jurusan
Akuntansi. Universitas Pembangunan Nasional “VETERAN”. Yogyakarta.
Hari Murti & Wahyu Agung Setyo, 2008, Pedoman Penulisan Tugas Akhir dan
Magang, D-3 Bisnis Internasional, Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas
Maret, Surakarta.
Mulyadi, 2001, Akuntansi Manajemen, Penerbit Salemba Empat, Jakarta
PPEI, BPEN dan DEPPERINDAG, 2009, Kumpulan Makalah Prosedur Ekspor
dan Pelatihan Prosedur Ekspor, PPEI. Jakarta.
Roselyne, Hutabarat, 1996, Transaksi Eksport – Import, Penerbit Erlangga,
Jakarta.
Supriyono, 1991, Akuntansi Manajemen 3, Proses Pengendalian Manajemen,
BPFE dan STIE YKPN, Yogyakarta
, 1992, Akuntansi Biaya, Edisi kelima, STIE YKPN, Yogyakarta
Sugiyarsih, 2005, Export Costing And Pricing Pada PT. Tupai Adyamas
Indonesia Boyolali. Tugas Akhir. Diploma III. Bisnis Internasional.
Universitas Sebelas Maret Surakarta. Tidak Untuk Dipublikasikan.

98

Anda mungkin juga menyukai