0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
418 tayangan2 halaman
Dokumen ini membahas hubungan antara metode Kangaroo Mother Care (KMC) dengan suhu tubuh bayi berat badan lahir rendah (BBLR). Metode KMC dapat membantu menjaga suhu tubuh BBLR karena kontak kulit ke kulit antara ibu dan bayi dapat meningkatkan suhu tubuh bayi. Dokumen ini juga menyajikan data jumlah kelahiran BBLR di Rumah Sakit Kandungan Ibu dan Anak Pertiwi Makassar dari tahun 2010-
Dokumen ini membahas hubungan antara metode Kangaroo Mother Care (KMC) dengan suhu tubuh bayi berat badan lahir rendah (BBLR). Metode KMC dapat membantu menjaga suhu tubuh BBLR karena kontak kulit ke kulit antara ibu dan bayi dapat meningkatkan suhu tubuh bayi. Dokumen ini juga menyajikan data jumlah kelahiran BBLR di Rumah Sakit Kandungan Ibu dan Anak Pertiwi Makassar dari tahun 2010-
Dokumen ini membahas hubungan antara metode Kangaroo Mother Care (KMC) dengan suhu tubuh bayi berat badan lahir rendah (BBLR). Metode KMC dapat membantu menjaga suhu tubuh BBLR karena kontak kulit ke kulit antara ibu dan bayi dapat meningkatkan suhu tubuh bayi. Dokumen ini juga menyajikan data jumlah kelahiran BBLR di Rumah Sakit Kandungan Ibu dan Anak Pertiwi Makassar dari tahun 2010-
HUBUNGAN ANTARA METODE KANGAROO MOTHER CARE (KMC) TERHADAP
SUHU TUBUH BBLR DI RSKD IBU DAN ANAK PERTIWI MAKASSAR
1. What : Hubungan antara metode KCM dengan suhu tubuh BBRL
2. Who : Ibu nifas yang melahirkan dengan berat badan lahir rendah 3. Why : karena disebabkan oleh sepsis, asfiksia dan kelainan kongenital dan BBRL ( kurang dari 2500 gr) 4. When : beberapa tahun terakhir 5. Where : RSKD ibu dan anak pertiwi makassar 6. How : Kelahiran BBLR sebagian disebabkan oleh lahir sebelum waktunya (prematur), dan sebagian oleh karena mengalami gangguan pertumbuhan selama masih dalam kandungan PJT (Pertumbuhan Janin Terhambat). Di negara berkembang, BBLR banyak dikaitkan dengan tingkat kemiskinan. BBLR merupakan penyumbang utama angka kematian pada neonatus (HTA Indonesia 2008_Perawatan BBLR dengan Metode Kanguru_hlm3/38). state of the world’s mother 2007 (data tahun 2000-2003) dikemukakan bahwa 27% kematian neonatus disebabkan oleh Bayi Berat Lahir Rendah. Namun demikian, sebenarnya jumlah ini diperkirakan lebih tinggi karena sebenarnya kematian yang disebabkan oleh sepsis, asfiksia dan kelainan kongenital sebagian juga adalah BBLR. Berdasarkan perkiraan World Health Organization (WHO) pada tahun 2007, di negara berkembang hampir 70% dari 5 juta kematian neonatal dan 17 dari 25 juta persalinan per tahun melahirkan bayi dengan BBLR (kurang dari 2500 gr). Departemen Kesehatan (2007) angka kematian sepsis neonatorum cukup tinggi 13- 50% dari angka kematian bayi baru lahir. Adapun masalah yang sering timbul sebagai komplikasi sepsis neonatorum adalah meningitis, kejang, hipotermi, hiperbilirubinemia, gangguan nafas, dan minum (Depkes, 2007). Sekitar 57% kematian bayi tersebut terjadi saat bayi umur dibawah 1 bulan dan terutama disebabkan oleh gangguan perinatal dan bayi berat lahir rendah (BBLR). Menurut perkiraan, setiap tahunnya sekitar 400.000 bayi lahir dengan berat rendah (Depkes RI, 2007. Pada tahun 2008 jumlah bayi yang mengalmi BBLR mengalami penurunan menjadi 1998 (1,36% dari total jumlah bayi lahir) dan yang di tangani sebanyak 1670 (83,58%), sementara kasus tertinggi di kota Makassar (251) kasus, menyusul kabupaten sidrap (172) kasus, kota pare-pare (158) kasus dan kabupaten Pangkep (147) kasus dan terendah di kabupaten Jeneponto sebanyak 22 kasus (profil dinkes, 2009). Sedangkan untuk tahun 2009 jumlah bayi dengan BBLR mengalami peningkatan menjadi 2040 (1,36% dari total jumlah bayi lahir) dan yang di tangani sebanyak 2025 (99,26%), sementara kasus tertingggi di kota Makassar 251 kasus. (dinkes-sulsel). Propil kesehatan propinsi Sulawesi selatan 2009, BBLR bervariasi menurut propinsi dengan rentang 2,0% - 15,1% terendah propinsi Sumatra utara dan tertinggi Sulawesi selatan, tercatat bahwa jumlah bayi dengan BBLR sebanyak 1554 (1,2% dari total bayi lahir) dan yang tertangani sebanyak 1178 orang (75,8%), dengan kasus tertinggi di kota makassar yaitu 355 kasus (2,63%) dan 13486 bayi lahir hidup. (profil dinkes, 2009). Dari data RSKD ibu dan anak Pertiwi pada tahun 2010 jumlah bayi BBLR adalah 308 dan kejadian terbanyak pada bulan mei 2010 dengan total 30 kelahiran dengan BBLR, tahun 2011 kejadian BBLR meningkat menjadi 366, dengan kejadian terbanyak pada bulan july dengan total 59 kelahiran dengan BBLR dan pada tahun 2012 kelahiran bayi dengan berat badan lahir rendah adalah 333 dengan kejadian terbanyak pada bulan oktober yaitu 39 kelahiran dengan BBLR. (Medical Record, 2013).