Laporan Pendahuluan Dan Asuhan Keperawatan Post Partum HIV AIDS PDF
Laporan Pendahuluan Dan Asuhan Keperawatan Post Partum HIV AIDS PDF
Oleh:
Nurul Sholehah, S.Kep
NIM. 2030913320035
Oleh :
Nurul Sholehah, S.Kep
NIM. 2030913320035
Nana Atriana, S.Kep, Ns., M.Kes Nana Atriana, S.Kep, Ns., M.Kes
NIP. 19790317201902209001 NIP. 19790317201902209001
LAPORAN PENDAHULUAN
POST PARTUM DENGAN HIV AIDS
A. Definisi
Asuhan ibu postpartum adalah suatu bentuk manajemen kesehatan yang
dilakukan pada ibu nifas dimasyarakat. Pemberian asuhan secara menyeluruh,
tidak hanya kepada ibu nifas, akan tetapi pemberian asuhan melibatkan seluruh
keluarga dan anggota masyarakat disekitaranya (Hartati 2009).
HIV (Human Immunodeficiency Virus), adalah virus yang menyerang
system kekebalan tubuh manusia dan kemudian menimbulkan AIDS. HIV
tergolong dalam kelompok retrovirus yaitu kelompok virus yang mempunyai
kemampuan untuk mengkopi-cetak materi genetik diri di dalam materi genetik
sel-sel yang ditumpanginya. Melalui proses ini HIV dapat mematikan sel-sel T-
4. (Hartati 2009).
AIDS (Acquired Immune Deficiency Syndrome) merupakan kumpulan
gejala penyakit akibat menurunnya sistem kekebalan tubuh oleh HIV. Terdapat
2 jenis virus penyebab AIDS, yaitu HIV-1 dan HIV-2. HIV-1 paling banyak
ditemukan di daerah barat, Eropa, Asia dan Afrika Tengah, Selatan dan Timur.
HIV-2 terutama ditemukan di Afrika Barat. (Hartati 2009).
B. Etiologi
Penyebab AIDS adalah sejenis virus yang tergolong Retrovirus yang disebut
Human Immunodeficiency Virus (HIV). Virus ini pertama kali diisolasi oleh
Montagnier dan kawan-kawan di Prancis pada tahun 1983 dengan nama
Lymphadenopathy Associated Virus (LAV), sedangkan Gallo di Amerika
Serikat pada tahun 1984 mengisolasi (HIV) III. Kemudian atas kesepakatan
internasional pada tahun 1986 nama firus dirubah menjadi HIV (Heemanides
HS, 2011).
Human Immunodeficiency Virus adalah sejenis Retrovirus RNA. Dalam
bentuknya yang asli merupakan partikel yang inert, tidak dapat berkembang
atau melukai sampai ia masuk ke sel target. Sel target virus ini terutama sel
Lymfosit T, karena ia mempunyai reseptor untuk virus HIV yang disebut CD-
4. Didalam sel Lymfosit T, virus dapat berkembang dan seperti retrovirus yang
lain, dapat tetap hidup lama dalam sel dengan keadaan inaktif. Walaupun
demikian virus dalam tubuh pengidap HIV selalu dianggap infectious yang
setiap saat dapat aktif dan dapat ditularkan selama hidup penderita tersebut.
Secara mortologis HIV terdiri atas 2 bagian besar yaitu bagian inti (core) dan
bagian selubung (envelop). Bagian inti berbentuk silindris tersusun atas dua
untaian RNA (Ribonucleic Acid). Enzim reverce transcriptase dan beberapa
jenis prosein. Bagian selubung terdiri atas lipid dan glikoprotein (gp 41 dan gp
120). Gp 120 berhubungan dengan reseptor Lymfosit (T4) yang rentan. Karena
bagian luar virus (lemak) tidak tahan panas, bahan kimia, maka HIV termasuk
virus sensitif terhadap pengaruh lingkungan seperti air mendidih, sinar matahari
dan mudah dimatikan dengan berbagai disinfektan seperti eter, aseton, alkohol,
jodium hipoklorit dan sebagainya, tetapi telatif resisten terhadap radiasi dan
sinar ultraviolet.
Virus HIV hidup dalam darah, saliva, semen, air mata dan mudah mati
diluar tubuh. HIV dapat juga ditemukan dalam sel monosit, makrotag dan sel
glia jaringan otak.
PERIODE PASCAPARTUM
Hanya sedikit diketahui tentang kondisi klinis wanita yang terinfeksi
HIV selama periode pascapartum. Walaupun periode pascapartum awal tidak
signifikan, follow-up yang lebih lama menunjukkan frekuensi penyakit klinis
yang tinggi pada ibu yang anaknya menderita penyakit. Konseling tentang
pengalihan pengasuhan anak dibutuhkan jika orang tua tidak lagi mampu
merawat diri mereka.
Terlepas dari apakah infeksi terdiagnosis, roses keperawatan diterapkan
dengan cara yang peka terhadap latar belakang budaya individu dan dengan
menjunjung nilai kemanusiaan. Infeksi HIV merupakan suatu peristiwa biologi,
bukan suatu komentarmoral. Sangat penting untuk diingat, ditiru, dan diajarkan
bahwa reaksi (pribadi) terhadap gaya hidup, praktik, atau perilaku tidak boleh
mempengaruhi kemampuan perawat dalam member perawatan kesehatan yang
efektif, penuh kasih sayang, dan obyektif kepada semua individu
Bayi baru lahir dapat bersama ibunya, tetapi tidak boleh disusui.
Tindakan kewaspadaan universal harus diterapkan, baaik untuk ibu maupun
bayinya, sebagaimana yang dilakukan pada semua pasien. Wanita dan bayinya
dirujuk ke tenaga kesehatan yang berpengalaman dalam terapi AIDS dan
kondisi terkait (Siregar FA. 2004)
D. Tanda dan Gejala
Gejala dari infeksi akut HIV terjadi sekitar 50% kepada seseorang yang baru
terinfeksi. Gejala yang ditimbulkan adalah (Walter.2011):
• Demam
• Malaise
• Ruam
• Myalgia
• Sakit kepala
• Meningitis
• Kehilangan napsu makan
• Berkeringat
Adapun gejala infeksi HIV kronis sebagai berikut:
• Infeksi bakteri berulang
• Candidiasis di saluran bronkus, trachea, paru dan esophagus
• Herpes simpleks kronis
• Kaposi sarcoma (proliferasi vaskuler neoplastik ganas yang multi
sentrik dan ditandai dengan nodul-nodul kutan berwarna merah
kebiruan, biasanya pada pada ekstremitas bawah yang ukuran dan
jumlahnya membesar dan menyebar ke daerah yang lebih proksimal)
• Pneumoncystis
• Wasting syndrome
Gejala infeksi HIV pada wanita hamil, uumnya sma dengan wanita tidak hamil
atau orang dewasa. infeksi HIV memberikan gambaran klinis yang tidak
spesifik dengan spectrum yang lebar, mulai dari infeksi tanpa gejala
(asimtomatik) pada stadium awal sampai pada gejala-gejala yang berat pada
stadium yang lebih lanjut. Perjalanan penyakit lambat dan gejala-gejala AIDS
rata-rata baru timbl 10 tahun sesudah infeksi, bahkan dapat lebih lama lagi.
Banyak orang yang terinfeksi HIV tidak menunjukkan gejala apapun.
mereka merasa sehat dan juga dari luar Nampak sehat-sehat saja. Namun orang
yang terinfeksi HIV akan menjadi pembawa dan penular HIV kepada orang
lain.
Kelompok orang-orang HIV tanpa gejala dapat dibagi menjadi dua
kelompok yaitu:
1. kelompok yang sudah terinfeksi HIV, tetapi tanpa gejala dan tes
darahnya negatif. pada tahap dini ini antibody terhadap HIV belum
terbentuk. Waktu antara masuknya HIV disebut window period yang
memerlukan waktu antara 15 hari sampai 3 bulan setelah terinfeksi HIV.
2. kelompok yang sudah terinfeksi HIV, tanpa gejala tetapi tes darah
positif. Keadaan tanpa gejala ini dapat berlangsung lama sampai 5 tahun
atau lebih.
CDC (Center for Disease Control, USA, 1986) menetapkan klasifikasi infeksi
HIV pada orang dewasa sebagai berikut[6]:
• Kelompok I: infeksi akut
• Kelompok II: infeksi asimptomatik
• Kelompk III: Infeksi Limpadenopati Generalisata Persisten (LGP)
• Kelompok IV: penyakit-penyakit lain.
E. Patofisiologi
Penyakit AIDS disebabkan oleh Virus HIV. Masa inkubasi AIDS
diperkirakan antara 10 minggu sampai 10 tahun. Diperkirakan sekitar 50%
orang yang terinfeksi HIV akan menunjukan gejala AIDS dalam 5 tahun
pertama, dan mencapai 70% dalam sepuluh tahun akan mendapat AIDS.
Berbeda dengan virus lain yang menyerang sel target dalam waktu singkat,
virus HIVmenyerang sel target dalam jangka waktu lama.
Supaya terjadi infeksi, virus harus masuk ke dalam sel, dalam hal ini sel
darah putih yang disebut limfosit. Materi genetik virus dimasukkan ke dalam
DNA sel yang terinfeksi. Di dalam sel, virus berkembangbiak dan pada
akhirnya menghancurkan sel serta melepaskan partikel virus yang baru. Partikel
virus yang baru kemudian menginfeksi limfosit lainnya dan
menghancurkannya.
Virus menempel pada limfosit yang memiliki suatu reseptor protein yang
disebut CD4, yang terdapat di selaput bagian luar. CD 4 adalah sebuah marker
atau penanda yang berada di permukaan sel-sel darah putih manusia, terutama
sel-sel limfosit.Sel-sel yang memiliki reseptor CD4 biasanya disebut sel CD4+
atau limfosit T penolong. Limfosit T penolong berfungsi mengaktifkan dan
mengatur sel-sel lainnya pada sistem kekebalan (misalnya limfosit B, makrofag
dan limfosit T sitotoksik), yang kesemuanya membantu menghancurkan sel-sel
ganas dan organisme asing. Infeksi HIV menyebabkan hancurnya limfosit T
penolong, sehingga terjadi kelemahan sistem tubuh dalam melindungi dirinya
terhadap infeksi dan kanker.
Seseorang yang terinfeksi oleh HIV akan kehilangan limfosit T penolong
melalui 3 tahap selama beberapa bulan atau tahun. Seseorang yang sehat
memiliki limfosit CD4 sebanyak 800-1300 sel/mL darah. Pada beberapa bulan
pertama setelah terinfeksi HIV, jumlahnya menurun sebanyak 40-50%. Selama
bulan-bulan ini penderita bisa menularkan HIV kepada orang lain karena
banyak partikel virus yang terdapat di dalam darah. Meskipun tubuh berusaha
melawan virus, tetapi tubuh tidak mampu meredakan infeksi. Setelah sekitar 6
bulan, jumlah partikel virus di dalam darah mencapai kadar yang stabil, yang
berlainan pada setiap penderita. Perusakan sel CD4+ dan penularan penyakit
kepada orang lain terus berlanjut. Kadar partikel virus yang tinggi dan kadar
limfosit CD4+ yang rendah membantu dokter dalam menentukan orang-orang
yang beresiko tinggi menderita AIDS. 1-2 tahun sebelum terjadinya AIDS,
jumlah limfosit CD4+ biasanya menurun drastis. Jika kadarnya mencapai 200
sel/mL darah, maka penderita menjadi rentan terhadap infeksi.
Infeksi HIV juga menyebabkan gangguan pada fungsi limfosit B (limfosit
yang menghasilkan antibodi) dan seringkali menyebabkan produksi antibodi
yang berlebihan. Antibodi ini terutama ditujukan untuk melawan HIV dan
infeksi yang dialami penderita, tetapi antibodi ini tidak banyak membantu
dalam melawan berbagai infeksi oportunistik pada AIDS. Pada saat yang
bersamaan, penghancuran limfosit CD4+ oleh virus menyebabkan
berkurangnya kemampuan sistem kekebalan tubuh dalam mengenali organisme
dan sasaran baru yang harus diserang.
Setelah virus HIVmasuk ke dalam tubuh dibutuhkan waktu selama 3-6 bulan
sebelum titer antibodi terhadap HIVpositif. Fase ini disebut periode jendela
(window period). Setelah itu penyakit seakan berhenti berkembang selama lebih
kurang 1-20 bulan, namun apabila diperiksa titer antibodinya terhadap HIVtetap
positif (fase ini disebut fase laten) Beberapa tahun kemudian baru timbul
gambaran klinik AIDS yang lengkap (merupakan sindrom/kumpulan gejala).
Perjalanan penyakit infeksi HIVsampai menjadi AIDS membutuhkan waktu
sedikitnya 26 bulan, bahkan ada yang lebih dari 10 tahun setelah diketahui atau
terindikasi HIV positif (Anonymous.2010)
F. Pemeriksaan Penunjang
1. Tes-tes saat ini tidak membedakan antara antibody ibu/bayi, dan bayi dapat
menunjukkan tes negative pada usia 9 sampai 15 bulan. Penelitian mencoba
mengembangkan prosedur siap pakai yang tidak mahal untuk membedakan
respons antibody bayi dan ibu:
2. Hitung darah lengkap (HDL) dan jumlah limfosit total: Bukan diagnostic
pada bayi baru lahir tetapi memberikan data dasar imunologis.
3. EIA atau ELISA dan tes Western Blot: Mungkin positif, tetapi invalid
4. Kultur HIV (dengan sel mononuclear darah perifer dan, bila tersedia,
plasma).
5. Tes reaksi rantai polymerase dengan leukosit darah perifer: Mendeteksi
DNA viral pada adanya kuantitas kecil dari sel mononuclear perifer
terinfeksi.
6. Antigen p24 serum atau plasma: peningkatan nilai kuantitatif dapat menjadi
indikatif dari kemajuan infeksi (mungkin tidak dapat dideteksi pada tahap
sanagt awal infeksi HIV)
7. Penentuan immunoglobulin G, M, dan A serum kualitatif (IgG, IgN, dan
IgA): Bukan diagnostic pada bayi baru lahir tetapi memberikan data dasar
imunoogis (Walter.2011).
G. Penatalaksanaan
1. Pemberian antiretroviral bertujuan agar viral load rendah sehingga jumlah
virus yang ada dalam darah dan cairan tubuh kurang efektif untuk
menularkan HIV.
2. Intervensi Terapetik Antiretrovirus
3. Pengobatan untuk ibu hamil dengan HIV salah satunya dapat menggunakan
obat anti-HIV dimana menurut penelitian dapat mencegah terjadinya
transmisi virus HIV kepada janin dengan cara penggunaan sebagai berikut:
a. selama kehamilan setelah trimester pertama: dengan memberikan anti-
HIV sedikitnya tiga anti-HIV yang berbeda yang dikombinasikan
(atripla).
b. selama labor dan persalinan: diberikan AZT (zidovudine) IV,
kemudaian diberikan anti-HIV yang lain melalui mulut.
c. setelah melahirkan: diberikan cairan AZT selama 6 minggu.
H. Komplikasi
1. Tuberkulosis (TB) pada penderita HIV yang memiliki kuman TB, mereka
berisiko sepuluh kali untuk terkena penyakit TB karena penderita HIV
memiliki sistem kekebalan tubuh rendah.
2. MAC (Mycobacterium Avium Complex) adalah kuman bakteri yang
berhubungan dengan TB. Kuman MAC sering berada pada makanan, air
dan tanah.
3. Pneumocystis Pneumonia adalah infeksi serius yang menyebabkan
peradangan dan akumulasi cairan di paru-paru. Penyebab PCP adalah
infeksi jamur Pneumocystis jiroveci yang tersebar melalui udara.
4. CMV (Cytomegalovirus) adalah virus yang umum dan berhubungan dengan
virus herpes yang memberikan penyakit herpes oral (pada mulut) (Siregar
FA. 2004).
I. Pathway
Sistem imun
tubuh menurun
Bayi lahir
deegan Kurang Pengetahuan: Manajemen Infeksi 2. Jelaskan patofisioogi penyakit dan bagaimana
hubungannya
informasi (1824)
3. Jelaskan tanda dan grjala yang umum dari
(00126) 1. Cara penularan (2 ke 4)
penyakit
2. Faktor yang berkntribusi terhadap
4. Identifikasi kemungkinan penyebab
penuaran infeksi
5. Jelaskan mengenai proses penyakit
3. Tanda dan gejala infeksi (2 ke 4)
4. Tidakan untuk peningkan daya tahan Kontrol Infeksi (6540)
teradap infeksi (2 ke 4)
1. Anjurkan pasien mengenai teknik cuci
Keterangan :
tangan dengan tepat
1. Tidak ada pengetahuan
2. Anjurkan pengunjung untuk mencuci tangan
2. Pengetahuan terbatas
pada saat memasuki dan meninggalkan
3. Pengetahuan sedang
ruangan pasien
4. Pengetahuan banyak
3. Cuci tangan sebelum dan sesudah kegiatan
5. Pengetahuan sangat banyak
perawatan pasien
1. n Hartati Nyoman, Suratiah, Mayuni IGA Oka. Ibu Hamil dan HIV-AIDS. Gempar: Jurnal
Ilmiah Keperawatan Vol. 2 No.1 Juni 2009.
2. Doku Paul Narh. Parental HIV/AIDS status and death, and Children’s Phychological
Wellbeing. International Journal of Mental Health system 2009;3(26):1-8
3. Siregar FA. Pengenalan dan Pencegahan HIV-AIDS. Medan. Universitas Sumatera Utara,
2004.
4. Heemanides HS, Lonneke AVV, Ralph V, Fred DM, Aimee D, Gerard VO, et all. Developinh
quality indicators for the care of HIV-infected pregnant women in the Dutch Caribbean. Aids
Research and Therapy 2011; 8(32) : 1-9.
5. Walter J, Linda F, Melanie JO, William DD, Theresa G, Alice S, et all. Immunomodulatory
factors in cervicovaginal secretions from pregnant and non-pregnant women: A cross-
sectional. BMC Infectious Disease 2011; 11(263): 1-7.
6. Bobak, Lowdermik, Jensen. 2005. Buku Ajar Keperawatan Maternitas Edisi 4. Jakarta: EGC.
7. Nursalam, Kurniawan ND. 2007. Asuhan Keperawatan pada Pasien Terinfeksi. Jakarta:
Penerbit Salemba Medika
8. Doengoes ME & Mary Drances Moorhouse. 2001. Rencana Perawatan Maternal/Bayi Edisi 2.
Jakarta: EGC.
9. Anonymous. Guidelines on HIV and infant feeding 2010 Principles and recommendations for
infant feeding in the context of HIV and a summary of evidence. WHO. 2010.
10. Wiley, Blackwell. Nursing Dianoses Definition and Classification 2009-2011. 2009. United
States of America: Mosby Elsevier.
11. Moorhead S, Johnson M, Maas ML, Swanson E. 2009. Nursing Outcome Classification (NOC)
Fourth Edition. United States of America: Mosby Elsevier.
12. Bulechek GM, Butcher HK, Dochterman JM. 2009. Nursing Interventions Classification (NIC)
Fifth Edition. United States of America: Mosby Elsevier.
FORMAT PENGKAJIAN ASUHAN KEPERAWATAN MATERNITAS
PERIODE POST PARTUM
Klien bernama Ny. M berumur 26 tahun, pendidikan SMA, beragama islam, pekerjaan IRT, alamat
tempat tinggal Jl. Jelapat RT.x Batola, dengan diagnosis P1A0+HIV. Pasien Post SC Hari ke-2.
Pasien dinyatakan HIV+ sejak kehamilan trimester I (8 minggu) ketika melakukan pemeriksaan di
Puskesmas. Pasien saat ini mengeluhkan nyeri pada bagian perut bekas luka operasi, nyeri terasa
diiris-iris, hilang timbul, dan mengganggu aktivitas. TD: 160/100 mmHg, N: 100x/mnt, T: 36,5oC,
RR 24 x/mnt. Klien merasa sedih dan malu karena menderita HIV, klien mengatakan, suaminya
suka melakukan hubungan seksual dengan wanita malam, klien sudah pisah dan ditinggalkan
suaminya. Klien Nampak sedih dan tidak begitu senang dgn kelahiran anaknya.
Data Demografi
Nama Klien : Ny.M
Umur Klien : 26 th
Alamat : Jl. Jelapat RT.x Batola
Status Perkawinan : Cerai
Agama : Islam
Suku : Banjar
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : IRT
Diagnosa Medik :-
Tgl. Masuk RS : 26 oktober 2020
No. RM : xxxxxx
Tgl . Pengkajian : 27 Oktober 2020
1. Refleks
(√ ) Moro = Ada (√ ) Menggenggam = Ada
(√) Mengisap =- Kurang
2. Tonus /aktivitas
a. ( )Aktif (√) Tenang ( ) letargi ( ) Kejang
b. (√ ) Menangis keras () Lemah ( ) Melengking
( )Sulit menangis
3. Kepala / leher
a. Fontanel anterior
( √ ) Lunak ( ) Tegas ( ) Datar ( ) Menonjol ( )
Cekung
b. Sutura sagitalis
( ) Tepat ( √ ) Terpisah ( ) Menjauh
c. Gambaran wajah ( √ ) Simetris ( ) Asimetris
d. M o l d i n g ( - ) Caput succedaneum ( - ) Chepalohematoma
4. Mata ( √ ) bersih ( ) Sekresi
5. THT :
a. Telinga ( √ ) Normal ( )Abnormal
b. Hidung ( √ ) Bilateral ( )Obstruksi
( ) Cuping Hidung
c. Palatum ( √ ) Normal ( ) abnormal
6. Abdomen
a. (√) Lunak ( ) Tegas ( ) Datar ( ) Kembung
b. Lingkar perut : 32 cm
c. Liver : ( ) kurang dari 2 cm (√) Lebih dari 2 cm
7. Toraks
a. (√) simetris ( ) asimetris
b. Retraksi : Tidak ada Retraksi dinding dada (-)
( ) derajat I ( ) derajat 2 ( ) derajat 3
c. Klavikula : ( √ ) Normal ( ) abnormal
8. Paru- paru
a. Suara nafas : ( √ ) sama kanan kiri ( ) tidak sama kanan kiri
( √ ) bersih ( ) ronchi ( ) rales ( ) secret
b. Bunyi napas ( √ ) terdengar pada semua lapang paru
( ) menurun ( ) tidak ada
c. Respirasi
( √ ) Spontan, Jumlah : 35 x/menit
( ) Sungkup/boxhead, Jumlah : x/menit
() ventilasi assisted CPAP
9. Jantung
a. Bunyi Normal Sinus Rythm. (NSR ), jumlah 110x/menit Mur- mur ( )
Lain-lain, sebutkan S 1 -S 2 tunggal
b. Waktu pengisian kapasitas :
Batang tubuh < 2detik
Ekstrimitas < 2detik
Nadi perifer
Berat Lemah Tidak ada
Brakhial –kanan √
Brakhial – kiri √
Femoral - kanan √
Femoral – kiri √
10. Ekstrimitas
(√ ) semua ekstremitas bergerak () ROM terbatas
( ) tidak dapat dikaji
Ekstremitas atas & bawah
(√) Simetris( ) Asimetris
11. Umbilikus
( ) Lepas (√) Belum Lepas
(√ ) Normal ( ) Abnormal
( ) Inflamasi ( ) Drainase
12. Genital ( ) Perempuan ( √ ) Laki-laki normal ( ) ambivalen
13. Anus ( √ ) Paten ( ) Imperforata
14. Spina ( √ ) Normal ( ) Abnormal
15. Kulit
a. Warna ( √) Pink ( -) Pucat ( ) Jaudice ( -) Kebiruan
b. ( - ) Rash/ kemerahan
c. ( - ) Tanda lahir
16. Suhu
1. Lingkungan
( ) Penghangat radian ( ) Pengaturan suhu
( ) Inkubator ( ) suhu ruang
( √ ) Boks terbuka
2. Suhu kulit : 36,5 oC.
GENOGRAM
Keterangan :
= Laki-laki
= Perempuan
= Meninggal
= tinggal bersama
// = Bercerai
Riwayat Ginekologi
Riwayat Obstetri
NO Jenis Cara Tempat BB Komplikasi Keadaan Umur
Kelamin lahir persalinan lahir selama saat ini
dan proses
penolong persalinan
1 Laki-laki SC Rumah sakit 3,2 kg Tidak ada Sehat/hidu 2 hARI
p
Mata
Sclera : Tidak Ikterik
Konjunctiva : Tidak Anemis
Alat bantu penglihatan : Tidak menggunakan alat bantu penglihatan
Telinga
Kebersihan : Bersih
Keutuhan membrane timpani : Tidak ada kerusakan
Struktur luar telinga : Bentuk simetris, tidak ada kelainan
Cairan dari telinga : tidak ada cairan yang keluar dari telinga
Rasa penuh di telinga : tidak ada
Tinnitus : tidak ada
Penggunaan alat bantu dengar : Tidak menggunakan alat bantu pendengaran
Payudara
Inspeksi
1) Vena kongesti : Tidak terkaji
2) Hiperpigmentasi pada areola mamae dan putting: Tidak terkaji
3) Peningkatan ukuran : -
Palpasi : teraba kencang dan keluar asi.
Jantung
Inspeksi : tidak nampak ictus cordis
Palpasi : iktus kordi teraba di ICS 5 mid clavicula sinistra, PMI terdapat di ics 2, 3 dan 4
Perkusi : Kanan Atas : ICS II linea para sternalis Dextra
Kanan Bawah : ICS IV linea para sternalis Dextra
Kiri Atas : ICS II linea para sternalis Sinistra
Kiri Bawah : ICS IV linea media clavicularis Sinistra
Auskultasi : S1 S2 Tunggal
Abdomen
Inspeksi : tampak Bekas jahitan luka SC
Palpasi : Tidak terkaji
Perkusi : Tidak terkaji
Auskultasi : Tidak terkaji
Genetalia
Inspeksi : Tidak terkaji
1) Distribusi rambut di genetalia : merata
2) Warna kulit : Hitam
3) Bekas luka episoitomi : Tidak terkaji
4) Perianal laserasi untuk multipara : Tidak ada laserasi
Palpasi : tidak terdapat nyeri tekan
Vaskularisasi Perifer
Warna : Merah
Kemerahan : Ada kemerahan
Edema : tidak ada
Capillary refill : < 2 detik
Musculoskeletal
tidak skoliosis, lordosis maupun kiposis
Riwayat Kesehatan
Nutrisi
Pola makan frekuensi, jenis dan jumlah : Tidak terkaji.
Perubahan pola selama hamil : Tidak terkaji
Alergi makanan : tidak ada alergi makanan
Minuman jumlah dan jenis : Tidak terkaji
Keluhan yang berhubungan dengan nutrisi : tidak ada keluhan mengenai nutrisi
Eliminasi
BAK : Tidak ada masalah
BAB : Tidak ada masalah
Aktivitas dan latihan : Tidak terkaji
Aktivitas selama hamil : sebagai ibu rumah tangga
Keluhan dalam beraktivitas : tidak ada keluhan aktivitas
Profil Keluarga
Pendukung keluarga :Orang tua
Jumlah anak :-
Pekerjaan : IRT
Tingkat pendidikan : SMA
Penyebab Masalah
No. Data (Symptom)
(Etiologi) (Problem)
1 Ds : Agen cedera Nyeri
- Pasien mengatakan mengeluh fisik (proses Akut
nyeri pada bagian perut bekas luka SC)
operasi,
- Pasien mengatakan yeri terasa
diiris-iris, hilang timbul, dan
mengganggu aktivitas
Do :
- Pasien tampak meringis
- TD : 160/100 mmHg
- N : 100 x/m
- R : 24 x/m
- T : 36,5oC,
2 Ds: Dengan factor Risiko
Do: resiko Infeksi
kurang
pengetahuan
untuk
menghindari
pemajanan
pathogen
Prosedur
invasif
3 Ds : Ketidakkuatan Harga diri
Pasien mengatakan merasa sedih dan pemahaman rendah
malu karena menderita HIV situasional
klien mengatakan, suaminya suka
melakukan hubungan seksual dengan
wanita malam, klien sudah pisah dan
ditinggalkan suaminya.
Klien Nampak sedih dan tidak begitu
senang dgn kelahiran anaknya.
Do :
Pasien dinyatakan HIV+ sejak
kehamilan trimester I (8 minggu)
ketika melakukan pemeriksaan di
Puskesmas
diagnosis P1A0+HIV
Diagnosis Keperawatan
1. Nyeri Akut b/d agen cedera fisik :prosedur invasive SC
2. Risiko Infeksi 00004
3. Harga diri rendah situasional b/d Ketidakefektifan pemahaman
ASUHAN KEPERAWATAN