Anda di halaman 1dari 36

PROPOSAL SKRIPSI

PROFIL GURU IPA SMP

DALAM IMPLEMENTASI EVALUASI PEMBELAJARAN

DI SMPN 2 TANGGULANGIN

OLEH

NUR ROCHMAYANTI

NIM 178420100017

PROGAM STUDI PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

FAKULTAS PSIKOLOGI DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SIDOARJO

2020

1
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING

Proposal Skripsi atas nama Nur Rochmayanti, NIM 178420100017, dengan judul

Profil Guru IPA SMP dalam Implementasi Evaluasi Pembelajaran di SMPN 2

Tanggulangin, telah memenuhi syarat dan layak untuk diseminarkan.

Mengetahui, Sidoarjo, 21 Desember 2020

Kaprodi Pendidikan IPA, Dosen Pembimbing,

Noly Shofiyah, M.Pd., M.Sc. Dr. Septi Budi Sartika, M.Pd.

NIK. 213369 NIK. 210390

2
HALAMAN PENGESAHAN PROPOSAL SKRIPSI

Proposal Skripsi dengan judul “Profil Guru IPA SMP dalam Implementasi

Evaluasi Pembelajaran di SMPN 2 Tanggulangin”, Oleh:

Nama : Nur Rochmayanti

NIM : 178420100017

Progam Studi : Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam

Fakultas : Psikologi dan Ilmu Pendidikan

Diterima dan Disetujui

Sidoarjo, 21 Desember 2020

Penguji I Penguji II

Septi Budi Sartika, S.Pd, M.Pd, Dr


NIK. 210390 NIK.

Mengetahui,

Ketua Program Sudi Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam

Noly Shofiyah M.Pd., M.Sc

NIK: 201198

KATA PENGANTAR

3
Puji syukur atas berkat rahmat Allah SWT sehingga penulis dapat

menyelesaikan proposal skripsi, adapun penulisan proposal skripsi ini bertujuan

untuk menempuh mata kuliah seminar proposal sekaligus membuat skripsi. Rasa

syukur yang teramat dalam kepada Allah SWT karena atas pertolongan dan

kuasanya sehingga saya mendapatkan suatu kesempatan untuk menempuh dan

menimba ilmu di Fakultas Psikologi Ilmu Pendidikan Universitas

Muhammaddiyah Sidoarjo. Sehingga pada saat ini di semester 7 telah menjadi

kewajiban saya untuk mengikuti dan menyelesaikan proposal skripsi. Oleh

karena itu, selesainya proposal skripsi ini tentu bukan karena kemampuan penulis

saja, melainkan juga dari bantuan berbagai pihak yang turut berperan penting

dalam menyunsun proposal ini. Untuk itu saya ingin mengucapkan banyak terima

kasih kepada:

1. Septi Budi Sartika, S.Pd, M.Pd, Dr Selaku Dosen Pembimbing

2. Al Hadi, M.Pd.I selaku Kepala Sekolah SMPN 2 TANGGULANGIN.

3. Hudi Sujono, S.Pd, M.Pd selaku Guru IPA di SMPN 2 TANGGULANGIN.

Penyunsun meminta maaf apabila adanya kekeliruan dari segi tulisan

rangkaian dan segala jenis kesalahan. Penulis juga mengharap kritik dan saran

yang membangun guna kesempurnaan proposal skripsi ini yang nantinya sebagai

pengembang ilmu, akhir kata terima kasih dan semoga bermanfaat.

Sidoarjo, 21 Desember 2020

Penulis

DAFTAR ISI

4
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING................................................................i

HALAMAN PENGESAHAN PROPOSAL SKRIPSI.....................................................ii

DAFTAR ISI....................................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN.................................................................................................5

A.Latar Belakang Masalah................................................................................................5

B.Fokus Penelitian.............................................................................................................3

C.Tujuan Penelitian...........................................................................................................4

D.Manfaat Penelitian.........................................................................................................4

BAB II KAJIAN PUSTAKA............................................................................................6

A. Kajian Teoritis..............................................................................................................6

B. Kajian Empiris............................................................................................................12

C. Perspektif Teori dan Empiris......................................................................................15

D. Kerangka Berpikir......................................................................................................18

BAB III METODE PENELITIAN..................................................................................19

A. Jenis Penelitian...........................................................................................................19

B. Unit Analisis...............................................................................................................19

C. Subjek dan Setting Penelitian.....................................................................................20

D. Pengecekan Keabsahan Data......................................................................................21

E. Teknik Analisis Data...................................................................................................24

DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................26

BAB I

5
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Era new normal merupakan salah satu kebijakan dari pemerintah

untuk membuka kembali aktivitas perekonomian, sosial, pendidikan dan

kegiatan sosial lainnya dengan tetap mematuhi standar protokol kesehatan

yang telah ditetapkan oleh pemerintah. Pada era new normal ini masing-

masing sekolah beradaptasi terhadap pendidikan, pihak sekolah berbenah

diri dalam menyiapakan semuanya untuk penyelenggaraan pembelajaran

di era new normal.

Implementasi Kurikulum-2013 merupakan salah satu langkah bentuk

nyata pemerintah dalam memperbaiki mutu pendidikan sejak pada tahun

2013. Kurikulum-2013 pada pelaksanannya tentunya memberikan

dampak perubahan baik pada hampir seluruh mata pelajaran seperti mata

pelajaran jenjang Sekolah Menengah Pertama (SMP) terdapat beberapa

pelajaran yang berasal dari integrasi dari disiplin cabang-cabang ilmu alam

maupun sosial. Salah satunya adalah mata pelajaran Ilmu Pengetahuan

Alam (IPA) yang mempelajari tentang alam dan segala fenomena-

fenomena yang terjadi dan mempelajari hubungan sebab-akibat yang

terjadi dialam dengan menggunakan metode ilmiah serta keterampilan

proses sains, menyelesaikan atau memecahkan masalah yang terjadi pada

kehidupan nyata.

Di dalam perencanaan proses pembelajaran pasti memiliki penilaiaan

untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah dirumuskan oleh guru.

6
Hal ini menurut Peraturan Mendikbud Republik Indonesia nomor 53 pada

tahun 2015 yang berisi tentang penilaian hasil belajar oleh pendidik dan

satuan pendidikan pada pendidikan dasar dan menengah di dalam pasal 5

Ayat 1, “Lingkup penilaian hasil belajar oleh pendidik mencakup aspek

sikap, aspek pengetahuan, dan aspek keterampilan”. Menurut Jufri

(2017:75) “Ranah kognitif hasil belajar menurut Bloom meliputi

penguasaan konsep, ide, pengetahuan faktual, dan berkenaan dengan

keterampilan-keterampilan intelektual”. Pada evaluasi pembelajaran dapat

dilakukan dengan melakukan tes adengan pemberian soal kuisoner.

Evaluasi merupakan aktivitas yang dilakukan untuk mengetahui

tercapai atau tidaknya suatu tujuan pembelajaran pada RPP guru. Evaluasi

pembelajaran sangat penting dilakukan secara langsung, dengan

terlaksananya evaluasi pembelajaran guru dapat mengetahui apakah

peserta didiknya telah memahami dan menerima materi yang telah

disampaikan oleh guru ketika mengajar, jika belum maka dengan hasil

evaluasi pembelajaran yang dilakukan oleh guru dapat mendiagnosis

penyebab peserta didik belum memahami materi yang telah disampaikan.

Pada penelitian yang dilakukan oleh amat dan badrun (2016), dengan

judul penelitian “Model Asesmen Autentik Untuk Menilai Hasil Belajar

Siswa Sekolah Menengah Pertama (Smp) Implementasi Asesmen autentik

Di Smp” didapatkan hasil penelitian menunjukkan bahwa kondisi guru

yang melaksanakan asesmen autentik masih memerlukan perbaikan serta

kualitas pelaksanaan penilaian autentik belum baik. Hal ini didapati pada

(RPP) Rencana Pelaksanaan Pembelajaran guru pada rancangan asesmen

7
masih belum baik, karena baru sebagian kecil guru yang melakukan

penilaian, dan masih sedikit guru yang mempersiapkan perangkat

penilaian. Hal ini dikarenakan sebagian besar guru merasa bahwa waktu

pelatihan kurang sehingga mereka kurang memahami materi yang

dilatihkan yaitu tentang materi penilaian.

Pada penelitian yang dilakukan oleh astin lukum (2015), dengan judul

penelitian “Evaluasi Program Pembelajaran IPA SMP Menggunakan

Model Countenance Stake” didapatkan hasil penelitian menunjukkan

bahwa perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran IPA termasuk dalam

kategori cukup, hal ini ditemukan belum adanya kesesuian antara RPP

dengan standar proses pelaksanaan pembelajaran dan hasil belajar siswa

belum memenuhi kriteria ketuntasan minimal (KKM). Hal ini dikarenakan

guru mengalami kesulitan dalam merencanakan pembelajaran sehingga

kesiapan guru dalam mengajar masih belum maksimal.

Mengacu dengan uraian di atas, penulis memilih SMPN 2

Tanggulangin sebagai tempat dilangsungkannya penelitian kualitatif studi

fenomenologi. Hal ini dikarenakan adanya penilaian terhadap siswa yang

berbeda-beda yang menghasilkan suatu proses belajar dengan kemampuan

kognitif siswa yang dapat mengetahui hasil belajar setiap individu. Hal ini

juga didukung dengan pemahaman guru tentang bagaimana proses

perencanaan dan pelaksanaannya evaluasi pembelajaran IPA.

Peneliti melakukan wawancara kepada guru IPA dengan pengecekan

keabsahan data pada saat wawancara untuk mengetahui profil guru dalam

implementasi evaluasi pembelajaran untuk menguatkan data peneliti.

8
Dengan hasil wawancara dengan guru IPA SMP yang berupa penerapan

evaluasi pembelajaran guru IPA di SMPN 2 Tanggulangin, peneliti akan

melakukan penelitian tentang perencanaan dan pelaksanaan evaluasi

pembelajaran IPA.

B. Fokus Penelitian

Pada penelitian ini adalah menganalisis penerapan evaluasi

pembelajaran guru IPA di SMPN 2 Tanggulangin, Peneliti ingin

menetapkan batasan bahwa pada penelitian ini hanya menganalisis tentang

perencanaan dan pelaksanaan evaluasi pembelajaran guru IPA di kelas

VIII.

C. Tujuan Penelitian

Dari beberapa rumusan masalah yang telah disebutkan di atas, tujuan dan

kegunaan penelitian ini adalah untuk menambah wawasan peneliti, serta

untuk mengetahui lebih mendalam tentang:

1. Untuk mendeskripsikan karakteristik perencanaan evaluasi

pembelajaran guru IPA di SMPN 2 Tanggulangin

2. Untuk mengetahui sejauh mana perkembangan dari pelaksanaan

evaluasi pembelajaran guru IPA di kelas VIII.

3. Untuk menganalisis tentang penerapan evaluasi pembelajaran IPA di

SMPN 2 Tanggulangin

D. Manfaat Penelitian

9
Peneliti berharap pada penelitian ini dapat bermanfaat, baik pada

teoritis dan praktis:

1. Manfaat Teoritis

Diharapkan dari hasil penelitian dapat memberikan manfaat

untuk mencapai kompetensi dasar dalam membuat soal-soal

asesmen dalam rangka meningkatkan perencanaan dan

pelakasanan evaluasi pembelajaran IPA sebagai bahan

pertimbangan untuk menentukan proses selanjutnya agar lebih

efektif dan efisien.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi Peneliti selanjutnya

Diharapkan dengan adanya penelitian ini, bagi peneliti

selanjutnya dapat digunakan sebagai dasar untuk menyusunn

evaluasi pembelajaran dan sebagai pertimbangan dalam

melakukan pelaksanaan evaluasi pembelajaran IPA di SMP.

b. Bagi Guru

Diharapkan sebagai tambahan wawasan baru bagi guru

untuk mengetahui apakah materi yang disampaikan dapat

dilanjutkan dengan bahan yang baru atau diulangi dengan

menerapkan evaluasi pembelajaran IPA pada setiap proses

pembelajaran dapat dijadikan evaluasi ataupun acuan untuk

melakukan proses penilaian asesmen pembelajaran IPA dengan

lebih baik

10
c. Bagi Siswa

Diharapkan penelitian ini bisa mempermudah siswa untuk

lebih mudah memahami soal-soal IPA dalam mengerjakannya

dan mendapatkan hasil belajar yang baik khususnya siswa-

siswi di SMPN 2 Tanggulangin

BAB II

11
KAJIAN PUSTAKA

A. Kajian Teoritis

1. Evaluasi

Pengertian evaluasi berasal dari bahasa Inggris yaitu evaluation.

Menurut Mehrens dan Lehman (2017) yang dikutip oleh Ngalim

Purwanto, evaluasi dalam arti luas adalah suatu proses merencanakan,

memperoleh dan menyediakan informasi yang sangat diperlukan

untuk membuat alternative keputusan. Menurut arifin (2015) yang

dikutip oleh Iqbal faza ahmad, evaluasi merupakan suatu proses yang

sistematis dan berkelanjutan untuk menentukan kualitas dari sesuatu

berdasarkan pertimbangan dan kriteria tertentu dalam rangka

pembuatan keputusan.

Setiap guru dalam melaksanakan evaluasi harus paham dengan tujuan

dan manfaat dari evaluasi atau penilaian tersebut. Tetapi ada juga guru

yang tidak menghiraukan tentang kegiatan ini.

Tujuan evaluasi menurut eko (2016) yang dikutip oleh Iqbal faza

ahmad tujuan dari evaluasi adalah mendapatkan suatu informasi yang

akurat dan objektif tentang program. Informasi yang didapatkan

berupa proses pelaksanaan program, dampak atau hasil yang dicapai,

efisiensi serta kebermanfaatan hasil evaluasi untuk program tersebut.

Pengambilan keputusan dalam keberlanjutan atau perbaikan dan

pemberhentian program dapat dipergunakan untuk kepentingan

penyusunan program berikutnya.

12
Ruang lingkup atau cakupan evaluasi merupakan seluruh

komponen dalam program pembelajaran yang meliputi input, proses,

dan output.

Menurut Gronlund dalam Rusman (2011) rumusan evaluasi adalah

suatu proses yang sistematis dari penggumpulan, analisis dan

interpretasi informasi / data untuk menentukan sejauh mana siswa

telah mencapai tujuan pembelajaran.

Karakteristik evaluasi menurut sukardi (2011) Evaluasi bersifat

tidak lengakp karena evaluasi tidak dilakukan secara kontinu namun

merupakan sebagain fenomena saja dimana apa yang dievaluasi hanya

sesuai dengan pernyataan item yang direncanakan oleh seorang guru.

Ciri-ciri dan persyaratan evaluasi menurut Arikunto (2011) adalah

sebagai berikut:

a. Proses kegiatan penilitian tidak menyimpang dari kaidah-

kaidah

b. Dalam melaksanakan evaluasi, peneliti harus berfikir secara

sistematis, yaitu memendang program program yang diteliti

sebagai sebuah kesatuan yang terdiri dari beberapa

komponen atau unsur yang saling berkaitan satu sama lain

dalam menunjang keberhasilan kinerja dari objek yang

dievaluasi

c. Menggunakan standar, kriteria, atau tolak ukur sebagai

perbandingan dalam menentukan kondisi nyata dari data

yang diperoleh untuk mengambil kesimpulan

13
d. Dari hasil penelitian harus dapat disusun sebuah

rekomendasi secara rinci dan akurat sehingga dapat

ditentukan tindak lanjut secara tepat

Evaluasi merupakan aktivitas yang dilakukan untuk mengetahui

tercapai atau tidaknya suatu tujuan pembelajaran pada RPP guru, hal

ini diambil dari teknik penilaian dalam proses pembelajaran. Teknik

penilaian yang digunakan harus disesuaikan dengan karakteristik

indikator, kompetensi dasar dan tujuan pemblajaran yang akan

dicapai, tidak menutup kemungkinan bahwa satu indikator dapat

diukur dengan beberapa teknik penilaian, hal ini karena memuat

domain kognitif. Instrumen yang digunakan adalah instrumen yang

tercantum dalam standar proses pembelajaran Permendikbud No. 65

Tahun 2013 yang terdiri dari standar perencanaan, pelaksanaan, dan

penilaian hasil pembelajaran.

Guru dalam menilai atau memberikan tingkatan hasil pekerjaan

siswa menggunakan rubrik yang merupakan panduan asesmen

didapatkan dari gambaran melalui kriteria suatu penilaian (Yusuf,

2015). Pada kriteria penilaian yang dilakukan oleh guru harus sesuai

dengan Standar Nasional Pendidikan tentang kriteria minimal

penilaian atau yang disebut standar penilaian yang terdiri tiga

penilaian yaitu kognitif (pengetahuan), psikomotor (keterampilan),

dan afektif (sikap). (Mendikbud, 2015; Pemerintah Republik

Indonesia, 2015)

14
Pada perencanaan penilaian yang dilakukan oleh guru harus sesuai

dengan panduan penilaian dari Kemendikbud (2016) tentang panduan

penilaian oleh pendidik dan satuan pendidikan untuk sekolah

menengah pertama yaitu menentukan kompetensi yang sesuai dengan

KI-4, menentukan indikator, menentukan isntrumen dan rubrik

penilaian, menyusun kriteria/batas kelulusan/ batas standar minimal

capaian kompetensi peserta didik.

Menurut arikunto (2013) pelaksanaan evaluasi dapat dilakukan

dalam 3 tahap, yaitu mengukur, menilai dan mengadakan evaluasi.

Mengukur dapat dilakukan dengan membandingkan sesuatu yang

diukur dengan satu ukuran tertentu, sedangkan kegiatan menilai

merupakan proses mengambil suatu keputusan terhadap sesuatu yang

dinilai dengan ukuran baik atau buruk. Hasil pengukuran berupa

angka (kuantitatif) sedangkan hasil penilaian berupa data kualitatif.

Kegiatan evaluasi meliputi langkah mengukur dan menilai. Evaluasi

pembelajaran pada kurikulum 2013 menuntut kesiapan guru dalam

melakukan penilaian hasil belajar sesuai dengan standar penilaian

pendidikan yang terbaru.

2. Pembelajara IPA

Pada kurikulum 2013 saat ini, IPA dapat dikembangkan sebagai

mata pelajaran IPA terpadu. IPA terpadu merupakan suatu pendektan

pembelajaran IPA yang menghubungkan berbagai bidang kajian IPA

yang menjadi satu kesatuan pokok bahasan. Mata pelajaran IPA

15
terpadu mempunyai fungsi antara lain sebagai pendidikan berorientasi

aplikatif dan pengembangan kemampuan atau keterampilan berpikir.

Tujuan pembelajaran IPA di sekolah adalah untuk memberikan

pengetahuan bagi siswa dengan memahami konsep-konsep IPA dan

keterkaitannya, mampu menerapkannya melalui metode ilmiah dalam

memecahkan masalah yang dapat menumbuhkan ketrampilan proses

sains dalam kehidupan sehari-hari. Munthe (2015) menyatakan bahwa

penilaian dalam pendidikan juga dapat digunakan untuk mengkaji dan

mempertimbangkan dalam menentukan apakah kegiatan pembelajaran

yang dilaksanakan benar-benar dapat memberdayakan seluruh

kompetensi peserta didik atau tidak.

Pembelajaran IPA merupakan tugas utama guru IPA yang didesain

berdasarkan kurikulum dan silabus yang bertujuan untuk menjadikan

peserta didik berubah pola pikir, sikap dan keterampilannya. Dalam

proses pembelajaran aktivitas peserta didik merupakan hal utama

yang menjadi fokus perhatian guru.

Standar proses pembelajaran IPA di Indonesia mengacu pada

standar proses pembelajaran sesuai Permendikbud Nomor 65 Tahun

2013, Standar Proses dijabarkan sebagai suatu kriteria mengenai

pelaksanaan pembelajaran pada satuan pendidikan untuk mencapai

Standar Kompetensi Lulusan. Oleh sebab itu, pada proses

pembelajaran setiap satuan pendidikan dituntut untuk mampu

melakukan peren-canaan pembelajaran dengan baik, sehingga

16
pelaksanaan proses pembelajaran dapat ber-jalan semaksimal

mungkin, serta penilaian proses pembelajaran.

Pantiwati (2016) bahwa IPA menuntut peserta didik untuk

menganalisis, mensintesis, mengidentifikasikan, menciptakan

pemecahan masalah, dan mengikuti keterkaitan sebab-akibat.

Kemampuan berpikir tingkat tinggi yang dimiliki peserta didik juga

akan mempengaruhi hasil belajar peserta didik. Jika peserta didik

memiliki kemampuan berpikir tingkat tinggi yang sedang sampai

tinggi, maka peserta didik dapat menjawab soal tes dengan baik dan

benar, sedangkan peserta didik yang memiliki kemampuan berpikir

tingkat tinggi yang rendah mengalami kesulitan dalam menjawab soal

tes sehingga dapat menurunkan hasil belajar. Hal tersebut diperkuat

hasil penelitian dari Kurniati, et al, (2016) yang menyatakan bahwa

peserta didik yang memiliki kemampuan berpikir tingkat tinggi

sedang, mampu memberikan alasan teoritis yang logis dalam setiap

langkah pengerjaan soal, sedangkan peserta didik yang memiliki

kemampuan berpikir tingkat tinggi rendah, tidak dapat memberikan

alasan teoritis dalam setiap langkah pengerjaan soal.

Berdasarkan Kemendikbud (2016) tentang panduan penilaian oleh

pendidik dan satuan pendidikan untuk sekolah menengah pertama

menjelaskan bahwa perencanaan penilaian pada aspek pengetahuan

didasarkan pada tujuan pembelajaran dan berdasarkan dokumen guru

yang dianalisis, guru melaksanakan penilaian pada aspek pengetahuan

menggunakan tes tertulis. Sehingga tujuan yang tercantum dalam RPP

17
guru harus diterjemahkan kedalam soal-soal yang akan diujikan

kepada peserta didik. Oleh sebab itu perencanaan penilaian pada aspek

pengetahuan mempunyai hubungan kuat dengan hasil belajar pada

aspek pengetahuan. Hal tersebut sesuai dengan penelitian Waluyati

(2016) bahwa perencanaan pembelajaran yang baik menghasilkan

hasil belajar (kognitif) yang baik atau sesuai dengan standar Kriteria

Ketuntasan Minimal (KKM) belajar.

B. Kajian Empiris

1. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Lukum

Pada penelitian yang dilakukan oleh Lukum pada tahun 2015

dalam penelitiannya yang berjudul “Evaluasi Program Pembelajaran

IPA SMP Menggunakan Model Countenance Stake” kelemahan dari

penelitian tersebut adalah peneliti hanya menganalisis keterhubungan

antara RPP, pelaksanaan pembelajaran, dan hasil belajar siswa.

2. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Saodah

Pada penelitian yang dilakukan oleh Saodah pada tahun 2017

dalam junal penelitiannya yang berjudul “Penilaian Otentik Mata

Pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam Di Sekolah Menengah Pertama

Labschool Kebayoran Baru” kelemahan dari penelitian tersebut

adalah peneliti mendeskripsikan pelaksanaan penilaian otentik pada

mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam, mengidentifikasi faktor-

faktor pendukung pelaksanaannya dan mengetahui faktor-faktor

kendalanya saja.

18
3. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Setyoningrum dan

Supriyanto

Pada penelitian yang dilakukan oleh Setyoningrum dan Supriyanto

pada tahun 2019 dalam penelitiannya yang berjudul “Pelaksanaan

asesmen pembelajaran IPA dalam KTSP” kelemahan dari penelitian

tersebut adalah peneliti hanya mendeskripsikan pelakasanaan asesmen

pembelajaran IPA, menganalisis hambatan dalam pelaksanaannya

berdasarkan ranah afektif, kognitif dan psikomotor siswa.

4. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Umi dkk

Pada penelitian yang dilakukan oleh Umi dkk pada tahun 2015

dalam junal penelitiannya yang berjudul “Analisis pelaksanaan

evaluasi pembelajaran Biologi kelas X Semester genap 2013/2014 di

SMAN Kota Blitar” kelemahan dari penelitian tersebut adalah peneliti

hanya mendeskripsikan pelaksanaan evaluasi pembelajaran dan

menganalisis RPP kesesuian KD, Indikator, tujuan pembelajaran serta

soal

5. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Kaleka

Pada penelitian yang dilakukan oleh kaleka pada tahun 2016 dalam

junal penelitiannya yang berjudul “Evaluasi kemampuan Guru Fisika

SMA dalam menyunsun instrument penilaian hasil belajar”

kelemahan dari penelitian tersebut adalah peneliti hanya menganalisis

kisi-kisi soal ulangan akhir semester.

Dari berbagai penelitian terdahulu perbedaan dengan penelitian

yang akan dilakukan adalah peneliti mendeskripsikan karakteristik

19
perencanaan evaluasi pembelajaran guru IPA di SMPN 2

Tanggulangin dan menganalisis tentang implementasi perencanaan

dan pelaksanaan evaluasi pembelajaran guru IPA.

C. Perspektif Teori dan Empiris

Dengan berbekal uraian di atas, jika dikaji dari segi teoritis evaluasi

merupakan suatu alat tolak ukur untuk melihat kemajuan atau kendala

dalam pencapaian. Kendala yang dijumpai dalam evaluasi biasanya

dipengaruhi oleh kemampuan guru dalam menentukan teknik dan jenis

evaluasi yang cocok untuk diterapkan. Evaluasi merupakan suatu hal yang

harus dilakukan dalam setiap proses apapun, hal ini bertujuan untuk

mengetahui tingkat kemajuan dan melakukan upaya perbaikan atau solusi

terhadap kendala yang dihadapi. Setelah dilakukannya pemberlakukan

pada kurikulum 2013 dalam kegiatan penyusunan RPP para guru

hendaknya memperhatikan situasi dan kondisi atau karakteristik di sekolah

agar RPP yang dibuat bisa diwujudkan dalam pembelajaran dengan baik.

Sedangkan jika dikaji menurut kajian empiris yakni penelitian yang

dilakukan oleh Lukum pada tahun 2015 dalam penelitiannya yang berjudul

“Evaluasi Program Pembelajaran IPA SMP Menggunakan Model

Countenance Stake” dari hasil penelitian tersebut bahwa perencanaan

pembelajaran IPA termasuk dalam kategori cukup dan hasil belajar peserta

didik belum memenuhi Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) hal tersebut

menyebabkan guru dalam melaksanakan pembelajaran belum sesuai

standar proses sehingga hasil belajar peserta didik belum memenuhi KKM.

20
Jika ditarik garis besar dari segi teoritis dan empiris, maka benar proses

evaluasi pembelajaran dapat dilakukan dengan melakukan tes adengan

pemberian soal kuisoner untuk mengetahui tercapai atau tidaknya suatu

tujuan pembelajaran pada RPP guru.

Dengan berbekal uraian di atas, jika dikaji dari segi teoritis Menurut

Pantiwati (2016) Dalam pembelajaran IPA menuntut peserta didik untuk

menganalisis, mensintesis, mengidentifikasikan, menciptakan pemecahan

masalah, dan mengikuti keterkaitan sebab-akibat. Dengan kemampuan

berpikir tingkat tinggi yang dimiliki peserta didik akan mempengaruhi

hasil belajar peserta didik. Sedangkan jika dikaji menurut kajian empiris

yakni penelitian yang dilakukan oleh oleh lukum 2015 dengan judul

“Evaluasi Program Pembelajaran IPA SMP Menggunakan Model

Countenance Stake” Dengan hasil bahwa belum adanya kesesuaian antara

pelaksanaan pembelajaran dengan standar proses pelaksanan pembelajaran

diantara perencanaan, pelaksanaan dan hasil belajar IPA dengan kategori

yang cukup. Guru melaksanakan pembelajaran belum sesuai standar

proses sehingga hasil belajar peserta didik belum memenuhi KKM. Jika

ditarik secara garis besar dari segi teoritis dan empiris evaluasi

pembelajaran IPA harus sesuai dengan standar Permendikbud Nomor 65

Tahun 2013.

Pada penelitian yang dilakukan oleh Saodah pada tahun 2017 dalam

junal penelitiannya yang berjudul “Penilaian Otentik Mata Pelajaran Ilmu

Pengetahuan Alam Di Sekolah Menengah Pertama Labschool Kebayoran

Baru” jika dikaji secara teoritis penilaian pada pembelajaran IPA yang

21
dilakukan oleh Guru belum menggunakan teknik dan instrumen penilaian

yang bervariasi, siswa yang telah memenuhi standart kriteria KKM dapat

melanjutkan kompetensi dasar berikutnya sedangkan pada siswa yang

belum memenuhi standart kriteria KKM, guru memberikan remedial

kepada siswa sebagai tindak lanjut evaluasi pembelajaran.

Sedangkan pada penelitian yang dilakukan oleh Setyoningrum dan

Supriyanto pada tahun 2019 dalam penelitiannya yang berjudul

“Pelaksanaan asesmen pembelajaran IPA dalam KTSP” jika dikaji secara

teoritis perencanaan evluasi pembelajaran belum maksimal karena guru

masih berpedoman pada kurikulum KTSP dalam membuat kisi-kisi soal

atau instrument penilaian. Jika pada kurikulum 2013 guru dituntut untuk

dapat mengembangkan instrumen penilaian yang dapat mengukur

kemampuan siswa dengan baik sesuai dengan tujuan pembelajaran yang

sudah direncanakan. Pada penelitian yang dilakukan oleh Umi dkk pada

tahun 2015 dalam junal penelitiannya yang berjudul “Analisis pelaksanaan

evaluasi pembelajaran Biologi kelas X Semester genap 2013/2014 di

SMAN Kota Blitar” jika dikaji secara teoritis evaluasi pembelajaran yang

dilakukan guru sudah sesuai dengan kurikulum 2013, namun pada

penilaian portofolio dan proyek masih belum dilengkapi dengan

instrumennya. Menurut Permendikbud (2013) tentang standar penilaian

menyebutkan bahwa teknik penilaian kompetensi pengetahuan meliputi:

tes tulis, lisan, penugasan dan instrument penilaian soal daftar pertanyaan

yang dilengkapi dengan penskor-an. Sedangkan pada keterampilan

meliputi: tes praktik, penilaian proyek, dan penilaian portofolio serta

22
Instrumen penilaian berupa daftar cek atau skala penilaian (rating scale)

yang dilengkapi rubrik.

Pada penelitian yang dilakukan oleh kaleka pada tahun 2016 dalam

junal penelitiannya yang berjudul “Evaluasi kemampuan Guru Fisika

SMA dalam menyunsun instrument penilaian hasil belajar” jika dikaji

secara teoritis guru biasanya dalam menyusun instrumen penilaian hasil

belajar seperti kisi-kisi soal dan juga soal ulangan akhir semester masih

jarang melakukan menelaah kembali kisi-kisi soal dan soal ulangan akhir

semester yang telah dibuat, oleh karena itu evaluasi pembelajaran perlu

dilakukan untuk mengetahui kemampuan guru dalam menyunsun

instrument penilaian yang berupa soal yang meliputi penyusunan kisi-kisi

soal, pelaksanaan penyususnan soal dan proses analisis hasil berupa

pengolahan nilai.

23
BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Pada penelitian ini peneliti memilih jenis penelitian pendekatan

kualitatif fenomologi. Menurut Moeloeng (2011) penelitian kualitatif

adalah yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang

dialami oleh subjek penelitian misalnya perilaku, persepsi, motivasi dan

tindakan lain-lain secara holistic dan dengan cara deskripsi dalam bentuk

kata-kata atau bahasa pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan

memanfaatkan berbagai metode ilmiah. Sedangkan definisi pendekatan

kualitatif menurut Sugiyono (2011) metode penelitian kualitatif adalah

metode yang berdasarkan pada filsafat postpositivisme, sedangkan untk

meneliti pada objek alamiah, dimana peneliti adalah sebagai instrument

kunci, teknik pengumpulan data dilakukan dengan cara triangulasi.

Analisis data bersifat induktif atau kualitatif dan hasil penelitian lebih

menekankan makna daripada generalisasi. Berdasarkan uraian diatas dapat

disimpulkan bahwa pendekatan kualitatif adalah pendekatan yang

dilakukan secara utuh kepada subjek penelitian dimana terdapat sebah

peristiwa, peneliti menjadi instrument kuci dalam penelitian, kemudian

hasil penelitian tersebut diuraikan dalam bentuk kata-kata yang tertulis

24
data empiris yang telah diperoleh dengan menekankan makna daripada

generalisasi.

Menurut Alase (2017) fenomenologi adalah sebuah metodologi

kualitatif yang mengizinkan peneliti menerapkan dan mengaplikasikan

kemampuan subjektivitas dan interpersonalnya dalam proses penelitian

eksploratori. Oleh karena itu untuk mengetahui tentang implementasi

evaluasi dalam pembelajaran IPA pada Guru SMP dengan melakukan

proses wawancara yang dilakukan secara alami sesuai dengan kondisi di

lapangan tanpa adanya manipulasi.

B. Unit Analisis

Unit analisis pada penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Profil Guru IPA kelas VIII di SMPN 2 Tanggulangin dalam

membuat perencanaan dan pelaksanaan evaluasi pembelajaran.

C. Subjek dan Setting Penelitian

Peneliti menetapkan karakteristik subjek-subjek dalam penelitian ini,

yang digunakan adalah sebagai berikut:

1. Subjek Penelitian

Subyek dalam penelitian ini adalah pihak-pihak terkait yang

memiiki berbagai karakteristik, unsur dan nilai yang berkaitan

dengan kemampuan Guru dalam merencanakan dan melaksanakan

evaluasi pembelajaran IPA. Oleh karena itu, yang dimaksud dalam

25
subyek penelitian ini adalah Guru IPA di kelas VIII pada Sekolah

Menengah Pertama.

2. Setting Penelitian

Setting dalam penelitian ini meliputi: tempat penelitian

dan waktu penelitian sebagai berikut:

a. Tempat Penelitian

Lokasi penelitian merupakan tempat dimana peneliti akan

mendapatkan fakta-fakta yang terjadi pada saat proses

pembelajaran berlangsung. Dalam penelitian ini peneliti

mengambil lokasi di Sekolah Menengah Pertama Negeri 2

Tanggulangin Sidoarjo. Diamana subjek yang menjadi

penelitian ialah guru wali keas VIII SMPN 2 Tanggulangin.

b. Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan pada tahuan ajaran 2020/2021 di semester

genap, yaitu dimulai dari bulan maret 2021 sampai dengan

bulan juni 2021 dengan mengacu pada kalender akademik

sekolah.

D. Teknik Pengumpulan Data

Untuk memperoleh data maka peneliti menggunakan teknik

pengumpulan data sebagai berikut:

1. Wawancara

Wawancara juga merupakan salah satu metode pengumpulan

data, menurut Sugiyono (2014) wawancara merupakan pertemuan

26
dua orang untuk bertukar informasi dan ide melalui tanya jawab,

sehingga dapat dikonstruksikan makna dalam suatu topik tertentu.

Menurut Muri Yusuf (2014) wawancara adalah suatu kejadian

atau suatu proses interaksi antara pewawancara (interviewer) dan

sumber informasi atau orang yang diwawancarai (interwiewer)

melalui komunikasi langsung. Dapat pula dikatakan bahwa

wawancara merupakan tatap muka (face to face) antara

pewawancara dengan sumber informasi, dimana pewawancara

bertanya langsung tentang suatu objek yang diteliti dan telah

dirancang sebelumnya.

Teknik wawancara pada umumnya digunakan oleh para

evalator karena mereka ingin mendapatkan data atau informasi

langsung dari mereka. Wawancara dilakukan dengan berpedoman

kepada fokus penelitian yang telah dibuat. Wawancara yang

digunakan oleh peneliti dalam teknik pengumpulan data untuk

menemukan permasalahan-permasalahan yang terjadi dan ingin

mengetahuinya secara lebih mendalam yaitu dengan bertukar

informasi atau berdialog dengan guru mengenai pelaksanaan dan

perencanaan evaluasi pembelajaran IPA.

E. Pengecekan Keabsahan Data

Untuk membuktikan kebenaran hasil penelitian dan menguji data

yang diperoleh perlunya dilakukan pengecekan keabsahan data. Dalam hal

27
pengecekan keabsahan data kriteria dalam penelitian kualitatif meliputi uji

credibility, transferability, dependability dan confirmability.

a. Kredibilitas (credibility)

merupakan uji kepercayaan terhadap data hasil peneliti dengan

teknik sebagai berikut:

1. Ketekunan pengamatan dilakukan oleh peneliti dengan

tekun dan terus-menerus. Dimana peneliti melakukan

pengamatan dilokasi secara teliti terhadap faktor-faktor

yang dominan, selanjutnya peneliti menelaah hingga pada

satu titik faktor yang ditelaah telah dipahami dan

dimengerti dengan cara yang mudah.

2. Triangulasi menurut Arifin (2013) triangulasi adalah

penggunaan metode dan sumber daya dalam penggumpulan

data untuk menganalisis atau fenomena yang saling

berkaitan dari perspektif yang berbeda. Triangulasi yang

digunakan adalah triangulasi sumber, yaitu untuk

mendapatkan data dari sumber yang berbeda-beda dengan

teknik yang sama. Asumsinya adalah fenomena yang

diteliti dapat dipelajari dan dipahami dengan baik, sehingga

diperoleh kebenaran tingkat tinggi jika diteliti dari berbagai

sudut pandang. Mengunakan triangulasi sumber yang

merupakan pengecekan data melalui Guru, siswa dan

Kepala Sekolah. Pada saat melakukan tringulasi terhadap

data-data yang telah ditemukan, peneliti membandingkan

28
data hasil pengamatan melalui hasil wawancara dengan

guru IPA dari kelas VIII di SMPN 2 Tanggulangin

3. Pemeriksaan Sejawat melalui diskusi yang dapat dilakukan

dengan teman sejawat. Tujuannya untuk memberikan

kesempatan sebagai awal yang baik untuk memulai

menguji hipotesis yang telah peneliti pikirkan. Pada

kegiatan ini, sebaiknya teman dikusi memiliki pengalaman

yang cukup sehingga akan menghasilkan masukan dalam

bentuk kritik, saran, arahan dan lain-lain.

4. Analisis Kasus Negatif dalam hal ini adalah mencari

kebenaran dari suatu data yang dikataan benar oleh suatu

sumber data tetapi ditolak oleh sumber yang lainnya.

5. Kecukupan Referensi dalam penelelitian ini menggunakan

bahan referensi sebagai pembanding dan untuk

mempertajam analisis data. Refrensi yang digunakan harus

sesuai dengan sumber data, kemudian pengecekan ulang

dilakukan dengan membandingkan hasil wawancara,

observasi, dan dokumentasi.

b. Transfrability

Transferability merupakan validitas eksternal dalam

penelitian kualtatif yang digunakan untuk menunjukkan derajat

ketepatan atau dapat diterapkannya hasil penelitian ke populai

dimana sampel tersebut diambil. validitas eksternal berkenaan

29
dengan masalah generalisasi dalam penelitian kualitatif tidak

menggunakan sampel acak.

c. Dependaility

Pada penelitian kualitatif, uji dependability digunakan

untuk melakukan audit terhadap keseluruhan proses penelitian.

Cara untuk melakukan audit yakni dilakukan oeh auditor yang

independen, bisa pembimbing untuk mengaudit keseluruan

aktivitas peneliti pada saat proses penelitian. Hal ini dilakukan

karena sering terjadi bahwasannya peneliti dapat memeberikan

data namun tidak melakukan penelitian lapangan.

d. Confirmability

Dalam penelitian kualitatif menguji hasil penelitian yang

dikaitkan dengan proses yang telah dilakukan oleh peneliti,

apabila hasil penelitian merupakan fungsi dari proses penelitian

yang dilakukan dapat dikatakan objektif jika hasilnya

diebnarkan atau di confirm oleh peneliti lain, maka penelitian

tersebut dinyatakan telah memenuhi standart Confirmability.

F. Teknik Analisis Data

Data dalam hal ini diteliti dan dikumpulkan, diantaranya

wawancara yang telah dilakukan melaui pengamatan proses perencanaan

dan pelaksanaan evaluasi. Pada proses pengolahan data melalui penyajian

data dengan fokus penelitian kemudian menarik kesimpulan dari data yang

telah dipaparkan atau mencari poin-poin penting agar mudah untuk

30
dipahami. Analisis data dalam penelitian kualitatif ini adalah

menggunakan model analisis menurut Miles & Hubberman meliputi empat

komponen yaitu pengumpulan data, reduksi data (reduction), sajian data

(display) dan verifikasi data atau penarikan kesimpulan (conclusion

drawing). Sugiono menyatakan bahwa model Miles dan Huberman ialah

analisis data kualitatif dilakukan secara terus menerus sampai tuntas,

seingga datanya jenuh. Proses analisis data yang dilakukan peneliti adalah

melalui tahap-tahapan sebagai berikut:

a. Reduksi Data (reduction)

Reduksi data dapat dilakukan dalam kurun waktu selama kegiatan

penelitian berlangsung yaitu kegiatan membuat laporan lengkap yakni

abstraksi atau rangkuman dari data keseluruhan yang diperoleh dari

wawancara yang dilakukan oleh peneliti. Hal ini dilakukan karena

data yang didapatkan pastinya banyak sehingga perlu dilakukan

pencatatan secara teliti dan rinci. Reduksi data merupakan proses

analisis data yang memerlukan proses berpikir secara sensitif serta

memerlukan kecerdasan dan keleluasaan dan kedalaman wawasan

yang tinggi yang dilakukan dengan melakukan diskusi pada teman

atau orang yang ahli.

Oleh karena itu reduksi data berlangsung selama kegiatan

penelitian dilaksanakan. Ini berarti reduksi data telah dilakukan

sebelum pengumpulan data di lapangan, yaitu pada waktu penyusunan

proposal, pada saat menentukan kerangka konseptual, tempat,

31
penentuan pertanyaan penelitian, dan pemilihan pendekatan dalam

pengumpulan data.

b. Penyajian Data (display)

Setelah melakukan reduksi data, langkah selanjutnya yang

dilakukan adalah penyajian data. Penyajian data adalah proses

pengorganisasian data untuk mendapatkan hasil data yang mudah

dianalisis dan disimpulkan. Penyajian data dalam penelitian ini dapat

berbentuk uraian kata serta dapat diisi dengan gambar, skema,

matriks, tabel, dan lain-lain. Dimana data yang telah direduksi

kemudian disajikan berdasarkan pada aspek-aspek yang diteliti pada

sekolah yang menjadi lokasi penelitian. Penyajian data secara singkat

dan jelas dimungkinkan dapat mempermudah memahami gambaran

keseluruhan atau bagian tertentu dari aspek yang telah diteliti. Hal ini

disesuaikan dengan jenis data yang terkumpul dalam proses

pengumpulan data, baik dari hasil wawancara. Tahap ini dimaksudkan

agar lebih mempermudah bagi peneliti dalam penyajian data secara

keseluruhan.

c. Penarikan kesimpulan dan verivikasi (conclusion drawing).

Langkah terakhir yang diakukan yaitu verifikasi atau penarikan

kesimpulan, kegiatan ini adalah proses menelaah dan menguji

kebenaran data yang telah dikumpulkan sehngga didapatkan

kesimpulan akhir yang sesuai dengan fokus penelitian sekaigus

menjawab fokus penelitian yang telah dirumuskan sebelumnya, karena

dengan melakukan hal ini makna dari data yang telah dikumpulkan

32
terverifikasi dan disepakati kebenaran maknanya maka dapat

bermakna. Pada waktu melakukan reduksi data kesimpulan bukan

dibuat dan sekali jadi. Kesimpulan menuntuk verifikasi oleh orang

lain yang ahli dalam bidang yang akan diteliti atau juga mengecek

dengan data lain. Kesimpulan dalam penelitian kualitatif merupakan

temuan baru yang sebelumnya belum pernah ada. Temuan dapat

berupa deskripsi atau gambaran suatu objek yang sebelumnya kurang

jelas sehingga menjadi jelas setelah diteliti.

DAFTAR PUSTAKA

Bhakti, Y. B. (2017). Evaluasi Program Model Cipp Pada Proses Pembelajaran

IPA. Jipfri (Jurnal Inovasi Pendidikan Fisika Dan Riset Ilmiah), 1(2), 75-

82.

Budiani, S., Sudarmin, S., & Syamwil, R. (2017). Evaluasi Implementasi

Kurikulum 2013 Di Sekolah Pelaksana Mandiri. Innovative Journal Of

Curriculum And Educational Technology, 6(1), 45-57.

Cut Fitriani, M. A., & Usman, N. (2017). Kompetensi Profesional Guru Dalam

Pengelolaan Pembelajaran Di Mts Muhammadiyah Banda Aceh. Jurnal

Administrasi Pendidikan: Program Pascasarjana Unsyiah, 5(2).

Dyas, S. D. (2015). Penerapan Model Problem Based Learning (Pbl) Untuk

Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Peserta Didik Pada

Pembelajaran IPA Kelas VIII SMP Negeri 5 Sleman.

33
Hasanah, U., Prasetyo, T. I., & Lukiati, B. (2017). Analisis pelaksanaan evaluasi

pembelajaran Biologi Kelas X semester genap 2013/2014 di SMAN Kota

Blitar. Jurnal Pendidikan Biologi, 7(1), 39-46.

Insani, M. D. (2017). Studi Pendahuluan Identifikasi Kesulitan Dalam

Pembelajaran Pada Guru IPA SMP Se-Kota Malang. Jurnal Pendidikan

Biologi, 7(2), 81-93.

Jufri (2017:75) Pelaksanaan Asesmen Pembelajaran IPA Dalam Ktsp. Indonesian

Journal Of Conservation, 8(2).

Junaidi, J., Achmad, A., & Marpaung, R. R. T. (2016). Profil Guru Dalam

Pelaksanaan Pembelajaran IPA Berdasarkan Kurikulum 2013. Jurnal

Bioterdidik: Wahana Ekspresi Ilmiah, 4(2).

Kaleka, M. U. (2016). Evaluasi kemampuan guru fisika SMA dalam menyusun

instrumen penilaian hasil belajar. Jurnal Pendidikan Matematika dan

Sains, 4(1), 12-19.

Kurniati, Et Al, (2016) Evaluasi Pelaksanaan Penilaian Autentik Pada

Pembelajaran IPATerhadap Hasil Belajar Peserta Didik Kelas VIII SMP

Negeri 3 Salatiga. Jurnal Pendidikan Sains, 6(1), 34-46.

Kurniawan, D. A., & Astalini, A. (2019). Evaluasi sikap siswa smp terhadap ipa

di kabupaten muaro jambi. Jurnal Ilmiah Didaktika: Media Ilmiah

Pendidikan dan Pengajaran, 19(1), 124-139.

Lukum, A. (2015). Evaluasi Program Pembelajaran IPA SMP Menggunakan

Model Countenance Stake. Jurnal Penelitian Dan Evaluasi

Pendidikan, 19(1), 25-37.

34
Munthe (2015). Evaluasi Pelaksanaan Penilaian Autentik Pada Pembelajaran Ipa

Terhadap Hasil Belajar Peserta Didik Kelas VIII SMP Negeri 3

Salatiga. Jurnal Pendidikan Sains, 6(1), 34-46.

Pantiwati (2016). Evaluasi Pelaksanaan Penilaian Autentik Pada Pembelajaran

IPA Terhadap Hasil Belajar Peserta Didik Kelas VIII SMP Negeri 3

Salatiga. Jurnal Pendidikan Sains, 6(1), 34-46.

Pantiwati, Y. (2018). Profil Sistem Penilaian dalam Pembelajaran

IPA. Research Report.

Riadi, A. (2017). Problematika sistem evaluasi pembelajaran. ITTIHAD, 15(27).

Rokayana, N. W. (2017). Analisis Keterampilan Berpikir Kritis Siswa SMP Pada

Mata Pelajaran IPA Ditinjau Dari Gaya Belajar Visual. Sej (Science

Education Journal), 1(2), 84-91.

Saodah, O. (2017). Penilaian Otentik Pada Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan

Alam Di Sekolah Menengah Pertama Labschool Kebayoran Baru. Jurnal

Penelitian Dan Penilaian Pendidikan, 2(1), 18-32.

Setiadi, H. (2016). Pelaksanaan penilaian pada Kurikulum 2013. Jurnal

Penelitian dan Evaluasi Pendidikan, 20(2), 166-178.

Setyoningsrum, N. R., & Supriyanto, T. (2019). Pelaksanaan Asesmen

Pembelajaran IPA Dalam Ktsp. Indonesian Journal Of Conservation, 8(2).

Sophiaraja, K. (2017). Profil Soal IPA Pada Penilaian Akhir Semester Genap

SMP Kabupaten Bantul Tahun Ajaran 2016/2017 Berdasarkan Perspektif

High Order Thinking Skill (Hots) (Doctoral Dissertation, Universitas

Muhammadiyah Surakarta).

35
SUSANTI, S. (2018). Evaluasi Kompetensi Profesional Guru dalam Implementasi

Kurikulum 2013 di SMPN 5 Batipuh.

Tihardila, R., Marpaung, R. R. T., & Achmad, A. (2018). Kesulitan guru IPA

SMP se-Kecamatan Enggal dalam merencanakan dan melaksanakan

asesmen. Jurnal Bioterdidik: Wahana Ekspresi Ilmiah, 6(4).

Utami, A. U., & Wardani, I. K. (2019). Evaluasi Pembelajaran IPA di

SMP. Prosiding: Konferensi Nasional Matematika dan IPA Universitas

PGRI Banyuwangi, 1(1), 262-266.

Wati, W., & Novianti, N. (2016). Pengembangan Rubrik Asesmen Keterampilan

Proses Sains Pada Pembelajaran IPA SMP. Jurnal Ilmiah Pendidikan

Fisika Al-Biruni, 5(1), 131-140.

Wulandari, A. D., Situmorang, R. P., & Dewi, L. (2018). Evaluasi Pelaksanaan

Penilaian Autentik Pada Pembelajaran IPA Terhadap Hasil Belajar Peserta

Didik Kelas VIII SMP Negeri 3 Salatiga. Jurnal Pendidikan Sains, 6(1),

34-46.

Yanti, R. (2017). Identifikasi Kesulitan Guru IPA dalam Merencanakan dan

Melaksanakan Asesmen. Skripsi. Fakultas Keguruan Dan Ilmu

Pendidikan Universitas Lampung Bandar Lampung.

Yusuf (2015). Pengembangan Rubrik Asesmen Keterampilan Proses Sains Pada

Pembelajaran IPA SMP. Jurnal Ilmiah Pendidikan Fisika Al-Biruni, 5(1),

131-140.

36

Anda mungkin juga menyukai