OLEH :
MERRY WIDYA RINI
NIM 19650163
I. PENGKAJIAN
a. Identitas Klien
Nama : Tn. D
Umur : 63 tahun
No. Register : 2345
Agama : Islam
Alamat : Ds. Banaran
Pendidikan : SMP
Pekerjaan : Petani
Tanggal masuk RS : 7 Januari 2021 jam 23.00
Diagnosa Medis : STEMI
Tanggal Pengkajian : 8 Januari 2021 jam 11.00
b. Identitas Penanggungjawab
Nama : Ny. K
Umur : 30 tahun
Agama : Islam
Alamat : Ds. Karangrejo
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Wiraswasta
Hubungan dengan klien : Anak
1. Keluhan utama
Nyeri dada kiri
2. Riwayat penyakit sekarang
Klien mengatakan saat dirumah pukul 21.00 WIB merasakan nyeri dada
sebelah kiri, tidak hilang dengan istirahat. Setengah jam berikutnya klien
merasakan nyeri kembali muncul dan merasa sesak, nyeri semakin berat
dengan lama lebih dari 30 menit, tidak hilang dengan istirahat. Klien
akhirnya diantar keluarga ke IGD RS lalu dirawat di ICCU.
Pada saat pengkajian didapatkan Saat pengkajian klien masih merasa
nyeri, nyeri bertambah saat utk beraktifitas, nyeri seperti diremas, menjalar
ke lengan dan punggung. Nyeri dirasakan selama sekitar 30 menit, namun
hilang timbul. Klien semalam tidak bisa tidur karena nyeri. Kx mengeluh
mual dan muntah, makan habis 1/3 porsi, minum 4 gelas kecil (800 ml/hr).
BB 63 kg.
3. Riwayat penyakit dahulu
Klien tidak ada riwayat hipertensi, tidak memilki Diabetes tetapi klien
merokok sejak dulu.
4. Riwayat penyakit keluarga
Tidak ada riwayat keluarga yang menderita hipertensi, diabetes melitus,
atau adanya riwayat stroke.
5. Riwayat pekerjaan dan pola hidup
Klien tidak merokok tetapi klien tinggal di lingkungan perokok. Klien
jarang berolahraga dan pola makannya bebas tidak pernah membatasi
makanannya.
6. Pengkajian Psikososial
Rasa takut, gelisah dan cemas merupakan psikologis yang sering muncul
pada klien dan keluarga. Hal ini terjadi karena rasa sakit, yang dirasakan
oleh klien. Peubahan psikologis tersebut juga muncul akibat kurangnya
pengetahuan terhadap penyebab, proses dan penanganan penyakit infark
miokard.
7. Pemeriksaan fisik
a. Keadaan umum
Keadaan umum lemah, kesadaran Compos mentis, GCS 456, tampak
meringis menahan nyeri, klien memegangi dada kirinya.
b. Sistem Persyarafan
Kesadaran kompos mentis, nyeri dada. Skala Nyeri 8
c. Sistem Pernglihatan
Penglihatan klien tidak mengalami gangguan.
d. Sistem Pernafasan
Klien merasa sesak nafas saat nyeri dadanya kambuh, nafas dangkal,
RR 28x/menit,
e. Sistem Pendengaran
Tidak ditemukan gangguan pada sistem pendengaran
f. Sistem Pencernaan
g. Kx mengeluh mual dan muntah, makan habis 1/3 porsi, minum 4 gelas
kecil (800 ml/hr).
h. Sistem Perkemihan
Terpasang kateter produksi urine 3400/24 jam..
i. Sistem Kardiovaskuler
Nyeri dada kiri, nyeri bertambah saat utk beraktifitas, nyeri seperti
diremas, menjalar ke lengan dan punggung. Nyeri dirasakan selama
sekitar 30 menit, namun hilang timbul. Skala Nyeri 8. Ictus cordis
teraba pada ICS V MCLS, S1-2 murni, bising –
ECG ditemui gelombang ST elevasi LAH TTV; TD 140/90 mmHg,
N: 110 x/menit, RR: 28x/menit, S: 36,80C.
j. Sistem Endokrin
Tidak terdapat gangguan pada sistem endokrin.
k. Sistfem Muskuloskeletal
Tidak terdapat gangguan muskuloskeletal
l. Sistfem Integumen
Turgor kulit menurun, kulit pucat, keringat dingin.
m. Sistem Reproduksi
Tidak ditemukan gangguan pada sistem reproduksi
DO :
- K/u Lemah, tampak meringis
kesakitan
- Kesadaran composmentis
- GCS 456
- TD : 140/90,
- N :110 x/mnt
- RR : 28x/mnt
- Hasil EKG ST elevasi LAH
- P : Saat aktivitas
- Q : Seperti di remas-remas
- R : Dada kiri menjalar ke
lengan dan punggung
- S:8
- T : terasa 30 menit tetapi
hilang timbul
DO :
- Keadaan umum lemah
- Kesadaran composmentis
- GCS 456
- TD : 140/90
- N :110x/mnt
- RR : 28x/m
- BB 63 Kg
- makan habis 1/3 porsi
dari porsi yang
disediakan RS, minum 4
gelas kecil (800 ml/hr).
08 Jan 2021 DS : Nyeri Gangguan
Pukul 11.00 - Klien mengatakan tidak bisa pola tidur
tidur karena nyeri
DO :
- Keadaan umum lemah
- Kesadaran composmentis
- GCS 456
- TD : 160/105,
- N :105x/mnt
- RR : 35x/mnt
- Kx tampak meringis
kesakitan menahan nyeri.
A. Diagnosa Keperawatan.\
1. Nyeri berhubungan dengan iskemia jaringan miokard
2. Gangguan perfusi jaringan berhubungan dengan iskemia jaringan miokard
3. Gangguan pola tidur berhubungan dengan nyeri
B. Intervensi Keperawatan
No Diagnosa Tujuan dan Kriteria Intervensi
Hasil
1 Nyeri berhubungan Tujuan : 1. Observasi karakteristik,
dengan iskemia Setelah dilakukan lokasi, waktu, dan
jaringan miokard intervensi keperawatan perjalanan rasa nyeri
dengan : selama 3x24 jam dada tersebut.
a. nyeri dada dengan diharapkan nyeri 2. Anjurkan pada klien
/ tanpa penyebaran berkurang. menghentikan aktifitas
wajah meringis selama ada serangan dan
b. gelisah Kriteria Hasil: istirahat.
c. delirium a. Nyeri dada 3. Bantu klien melakukan
d. perubahan nadi, berkurang misalnya tehnik relaksasi, mis
tekanan darah. dari skala 3 ke 2, nafas dalam, perilaku
atau dari 2 ke 1 distraksi, visualisasi, atau
b. tidak gelisah bimbingan imajinasi.
c. nadi 60-100 x/menit 4. Pertahankan Oksigenasi
d. TD 120/ 80 mmHg dengan bikanul
contohnya (2-4 L/menit)
5. Monitor tanda-tanda vital
( Nadi& tekanan darah )
tiap dua jam.
6. Monitor EKG
7. Kolaborasi dengan tim
kesehatan dalam
pemberian analgetik.
MENILAI BUKTI SECARA KRITIS
Langkah-Langkah:
1. Apa PICO penelitian tersebut? Apakah PICO mirip dengan PICO anda?
Ya
2. Sebaiknya apakah penelitian tersebut dilakukan?/ seberapa baik
penelitian dikerjakan?
Penelitian ini layak diaplikasikan kepada pasien.
3. Apa makna hasil penelitian tersebut dan apakah hasilnya karena faktor
kebetulan?
Penelitian ini sangat bermakna dan bukan hal kebetulan
Measurement-blinded-objective
Metode dalam penelitian ini
adalah penelitian Kohort
Prospektif dengan desain
Pengukuran observasional analitik. Teknik
Objektif sampling menggunakan
Tersamar pendekatan consecutive
Blind sampling. Analisis data yaitu
analisis univariat dan analisis
bivariat dengan menggunakan
uji Pearson.
LANGKAH III: APA MAKNA HASIL PENELITIAN
HASIL DAN INTERPRETASI
Pengukuran Outcome
Biner Biner
Kontinu
Nilai P (Uji Hipotesis)
Analisa data menggunakan uji
Tingkat Kepercayaan
statistik t-test independent dengan alfa
(Estimasi)
= 0,05.
KEPUTUSAN:
HASIL PENELITIAN :
Berdasarkan hasil penelitian, bahwa penanganan pasien STEMI membutuhkan
penanganan yang cepat untuk mencegah terjadinya peningkatan kerusakan otot
miokardium yang berdampak pada mortalitas pasien. Salah satu faktor yang
menentukan dalam sistem pelayanan intrahospital adalah kecepatan tim medis
dalam merekam dan menginterpretasi hasil EKG setelah pasien tiba di IGD
(doorto-ECG < 10menit). Faktor ini merupakan salah satu faktor penentu
terhadap lama waktu terapi fibrinolitik.
TELAAH JURNAL
Hubungan faktor kecepatan door-to-ECG terhadap
keterlambatan waktu terapi fibrinolitik pada pasien ST-elevation
Judul
myocardial infarction (STEMI) di RSUP Prof. R.D Kandou
Manado .
Peneliti Johanis Kerangan , M. Rasjad Indra , Tony Suharsono
Tahun 2015
Jurnal Jurnal Ners dan Kebidanan, Volume 2, Nomor 3, Desember 2015
Terapi reperfusi merupakan strategi utama dalam penanganan
pasien STEMI dan waktu tindakan reperfusi yang lebih cepat,
berhubungan erat dengan rendahnya jumlah mortalitas. Salah
Problem satu faktor penentu dalam sistem pelayanan intrahospital adalah
kecepatan door-to-ECG yang diukur saat pasien tiba di unit
emergensi sampai dengan terekamnya hasil pemeriksaan EKG
dan hasil dapat terinterpretasi oleh tenaga kesehatan
Intervensi Pemberian terapi fibrinolitik.
Comparation Pemberian Intervensi sesuai Standar RS
Dalam penelitian terhadap 22 responden
Didapatkan bahwa penanganan pasien STEMI membutuhkan
penanganan yang cepat untuk mencegah terjadinya peningkatan
kerusakan otot miokardium yang berdampak pada mortalitas
pasien. Salah satu faktor yang menentukan dalam sistem
Outcome
pelayanan intrahospital adalah kecepatan tim medis dalam
merekam dan menginterpretasi hasil EKG setelah pasien tiba di
IGD (doorto-ECG < 10menit). Faktor ini merupakan salah satu
faktor penentu terhadap lama waktu terapi fibrinolitik. Saran
Perlu adanya pelatihan-pelatihan khusus tentang