MODUL - 6
MATA KULIAH : TEKNOLOGI BAHAN KONSTRUKSI
POKOK BAHASAN :
6.1. UMUM
Air pada beton mempunyai fungsi sebagai pengencer. Agar cairan beton
dapat padat dan mengisi ruang-ruang sehingga membentuk cetakan. Ciri-ciri air
yang baik untuk campuran beton adalah tidak berwarna , tidak berbau dan tidak
berasa.
Kita banyak butuh air untuk pekerjaan sehari-hari antara lain adalah untuk
kebutuhan campuran beton, air yang bagaimana dapat digunakan untuk campuran
Jumlah air yang terikat dalam beton dengan factor air semen 0.65 adalah sekitar
20 % dari berat semen pada umur 4 minggu. Dihitung dari komposisi mineral semen.
Jumlah air yang diperlukan untuk hidrasi secara teoritis adalah 35- 37 5 dari berat
semen.
Dalam praktik, estimasi air terikat secara kimia didapat dengan mengeringkan
contoh sampai 100 oC, menghilangkan air bebas yang bias menguap didalam pori
kapiler. Kehilangan berat akibat dekomposisi contoh kering pada 1000 oC dianggap
sebagai jumlah non evaporable. Hidrasi penuh dicapai dengan terjadinya hidrasi
slurry semen (dengan rasio air/semen diatas 1.00) terjadi didalam ball mill. Proses
ini mengambil lapisan terhidrasi dari permukaan butir semen. Seluruh proses bias
memakan waktu beberapa bulan hinga mencapai hidrasi penuh.
a. Air yang diambil oleh pori gel. Air gel ini tertahan dalam struktur gel dengan
tegangan permukaan . sering disebut air yang diserap. Perilaku
sebenarnya masih diselidiki. Diambilnya air ini menyebabkan perubahan
volume yang besar, misalnya selama susut pengeringan.
b. Air di dalam pori-pori kapiler relative mudah untuk di ambil. Jumlahnya
ditentukan oleh factor air semen (w/c) awal dan dikurangi oleh hidrasi yang
menerus. Diambilnya air ini selama proses pengeringan tidak akan
menyebabkan penyusustan. Pori-pori ini terus jenuh jika perawatan
dilakukan dengan penggenangan atau dengan lingkungan yang jenuh.
Waktu air secara bertahap keluar dari kapiler, tekanan uap akan
berkurang. Ruang di isi oleh udara yang difusi kedalam pori. Bila kelengasan
relative turun dibawah 80% kecepatan difusi sempat dikurangi.
d. Kehilangan air sebelum setting karena hidrasi dan evaporasi dan permukaan
terekspose yang menyebabkan hilangnya kelecakan . Bila kecepatan
evaporasi melampaui kecepatan pengeluaran air sebelum setting maka
akan bias terjadi susut plastis.
Bolehkah memakai air sumur, air sungai, air laut untuk campuran beton ?.
Secara umum ( kasar) : YANG BISA DIMINUM BOLEH DIPAKAI dan tidak terdapat
yang aneh pada rasa bau, dan warna. Tentu saja pedoman ini tidak cukup untuk
menilai. Misalnya air yang mengandung laruran gula tentu dapat diminum, tetapi
jelas tidak cocok untuk membuat beton. Untuk lebih teliti, ambil contoh air dan
lakukan uji laboratorium. Apa saja dan berapa kandungan yang terdapat di
dalamnya?
Tidak ada ketentuan syarat air dari ASTM. Pada BS 3148 terdapat dua metode
untuk menilai kelayakan air untuk campuran beton, yaitu dengan membandingkan
waktu pengikatannya dan kuat tekan benda uji yang dibuat dengan semen dan air.
Yang dipertanyakan dengan air suling. Air dianggap memenuhi syarat jika tidak
berubah waktu pengikatannya lebih dari 30 menit, atau berkurang kekuatannya
dengan lebih dari 20 % dibandingkan air suling.
Bila masih diragukan, adakan perbandingan antara mortar yang memakai air
tersebut dengan mortar yang memakai air suling/air tawar. Dipakai kubus mortar
ukuran 50 mm, sesuai SII 0013-81 atau ASTM C109. Kekauatan pada umur 7 dan
28 hari minimal 90 % dari kekuatan mortar dari air tawar. Namun sifat-sifat lain harus
diperiksa, misalnya pengaruh jangka panjang.
Air laut sebenarnya dapat dipakai untuk membuat beton tanpa tulangan. Tetapi
untuk beton bertulang, penggunaan air laut akan menyebabkan korosi pada tulangan
bajanya dan menyebabkan keretakan pada beton. Hal ini akan mengurangi
ketahanan beton bertulang sehingga sebaiknya dihindari pemakaiannya.
Banyak akibat yang merugikan pada beton jika airnya sudah tercemar dan
kotor digunaka untuk pencapuran beton. Efeknya baik secara langsung maupun
tidak langsung akan terlihat. Kotoran – kotoran tersebut ada berupa zat yang
mengapung atau tersuspensi dalam air akan ikut terbawa masuk kedalam campuran
beton sehingga perlu proses penjernihan sehingga air tersebut baru dapat
digunakan untuk campuran beton.
Kotoran pada air jika terikutkan dalam campuran beton pada umumnya bisa akan
menyebabkan perubahanan secara sifat/karakteristik pada beton, antara lain :
a. Gangguan pada hidrasi dan pengikatan.
Batas / limit konsentrasi untuk berbagai kotoran adalah sebagai tertera pada
table 6.1 berikut :
Air laut banyak mengandung garam , kadarnya sekitar 35.000 ppm ( 3.5 %). Dan
umumnya hanya dapat dipakai untuk beton tanpa tulangan. Meskipun kekuatan
awalnya lebih tinggi dari beton biasa, setelah 28 hari kekuatannya akan lebih
rendah. Pengur angan kekuatan ini dapat dihindari dengan mengurangi factor air
semen(water cement ratio).
Bila air bersih tidak tersebia, air laut sebenarnya dapat digunakan(meskipun sangat
tidak diajurkan). Ada resiko korosi pada tulangan. Tetapi resiko tapat dikurangi bila
tulangan mempunyai penutup beton yang cukup kuat atau baja tulangannya di
coating, dan juga jika betonnya kedap air laut dan terekspose pada lingkungan
maritime harus mempunyai factor air semen lebih kecil dari 0.45 dan tebal selimut
beton sedikitnya 7.5 mm.
Gula dalam kadar 0.25 % atau lebih berat semen dapat menyebabkan pengikatan
yang cepat dan pengurangan kekuatan 28 hari.
Bila kadar kurang dari 500 ppm gula dalam air umumnya tidak memberikan
pengaruh pada kekuatan tetapi bila lebih harus dites.
6.11 MINYAK
Macam-macam jenis minyak terkadang ada dialam air. Minyak mineral
(petroleum), tidak tercampur dengan minyak hewan atau tumbuhan , mungkin
berpengaruh sedikit pada kekuatan dari pada jenis minyak yang lain. Namun minyak
mineral dalam konsentrasi yang lebih tinggi dari 2 % berat semen dapat mengurangi
kekuatan sampai 20 % kekuatan tekannya.