Faktor Kelainan Kongenital
Faktor Kelainan Kongenital
TINJUAN TEORITIS
dikenali saat lahir atau pada saat anak-anak (Kementrian Kesehatan RI,
2010).
bayi yang timbul sejak kehidupan hasil konsepsi sel telur (Wahid, 2012).
kelainan yang sudah ada sejak lahir yang dapat disebabkan oleh faktor genetik
pertumbuhan struktur bayi yang timbul sejak kehidupan hasil konsepsi sel
telur yang dapat disebabkan oleh faktor genetik maupun non genetik, terlihat
pada saat lahir atau pada saat kanak-kanak, dan bukan merupakan akibat
proses persalinan.
10
2.2. Embriogenesis
2.2.2. Tahap embrio (embryonic stage), awal minggu keempat sampai minggu
ketujuh kehamilan:
dalam.
11
2.2.3. Tahap fetus (fetal stage), dimulai minggu kedelapan sampai lahir. Pada
tahap ini diferensiasi seluruh organ telah sempurna, bertambah dalam ukuran;
ketuban.
c. Minggu ke-3, embrio mulai berkembang sempurna, menggulung ke
Cikal bakal organ penting janin mulai terbentuk di minggu ini. Seperti
sistem pembuluh darah, sistem saraf, jantung, mata, tangan dan kaki.
sederhana, baru satu bilik. Adanya detak jantung darah mulai di pompa
12
bola mata sudah terbentuk, telinga semakin sempurna dengan
empat bilik.
g. Minggu ke-7, kepala lebih tegak dan leher lebih berkembang, kelopak
mata mulai terbentuk, lubang hidung dan ujung hidung juga sudah
mulai terdeteksi, lidah mulai tampak, daun telinga sudah terlihat dan
panjang, sudah mulai terbentuk siku, lutut dan mata kaki. Usus yang
13
i. Minggu ke-9, Semua organ vital seperti otak, paru-paru, hati, ginjal
dan usus sudah terbentuk, dan suara detak jantung sudah bisa di
dengar.
j. Minggu ke-10, Semua struktur dasar yang sudah terbentuk akan terus
berkembang, jari tangan dan kaki sudah saling terpisah, rambut dan
sudah dapat diidentifikasi secara jelas, sistem saraf dan otot sudah
tertanam dalam gusi sudah terbentuk, hati mulai membuat empedu dan
14
a. Minggu ke-13, kulit tubuh janin masih sangat tipis, matanya belum
dan kaki sudah lengkap, tampak tungkai kaki tumbuh lebih panjang
15
berhubungan dengan alat-alat indra mulai berkembang, yaitu indra
tubuh.
h. Minggu ke-20, hati mulai memproduksi bilirubin, kelopak mata
secara sempurna.
j. Minggu ke-22, Bentuk tubuh dan wajah sudah sempurna, janin
untuk menyusui.
l. Minggu ke-24, tulang belakang janin semakin kuat, semua kuku di
berkembang.
16
m. Minggu ke-25, perkembangan cukup pesat dialami otak bagian
a. Minggu ke-28, Kulit janin semakin mulus dan tak terlihat keriput
paru, otot dan tulang rangka janin terus mematangkan diri dan
makin kuat.
b. Minggu ke-29, hampir semua organ janin sudah matang, kecuali
otak.
d. Minggu ke-31, tulang masih lunak dan lembut, meskipun
selanjutnya.
e. Minggu ke-32, sebagian besar tulang makin mengeras, akan tetapi
17
g. Minggu ke-34, bagian wajah tampak makin halus dan banyak
menunjukkan ekspresi.
h. Minggu ke-35, paru-paru sudah matang, otak janin terus
spesifik, khas untuk setiap jaringan atau struktur dan waktunya mungkin
tidak hanya pada struktur tertentu, tetapi juga pada berbagai jaringan di
sekitarnya. Sekali sebuah struktur sudah selesai terbentuk pada titik tertentu,
maka proses itu tidak dapat mundur kembali meskipun struktur tersebut dapat
dapat menyebabkan terjadinya malformasi pada jaringan atau organ. Sifat dari
18
mekanisme perkembangan, dan waktu pada saat terjadinya. Penyimpangan
spontan. Diperkirakan 15% dari seluruh konsepsi akan berakhir pada periode
ini.
ukuran daun telinga yang kecil. Abnormal atau tidak sempurnanya diferensiasi
hamartoma lokal seperti hemangioma atau kelainan yang lebih luas dari suatu
kelainan, antara lain sindaktili dan atresia ani. Fungsi jaringan yang tidak
2.5. Patofisiologi
19
Berdasarkan patogenesis, kelainan kongenital dapat diklasifikasikan
2.5.1. Malformasi
struktur yang menetap. Kelainan ini mungkin terbatas hanya pada satu batas
pada kehamilan muda, pada saat terjadi diferensiasi jaringan atau selama
sumbing dengan atau tanpa celah langit-langit, defek penutupan tuba neural,
minor. Malformasi mayor adalah suatu kelainan yang apabila tidak dikoreksi
20
kesehatan yang serius dan mungkin hanya berpengaruh pada segi kosmetik.
mata, kelainan pada jari, lekukan pada kulit (dimple), ekstra puting susu
2.5.2. Deformasi
sehingga merubah bentuk, ukuran atau posisi sebagian dari tubuh yang semula
yang kecil). Tekanan ini dapat disebabkan oleh keterbatasan ruang dalam
uterus ataupun faktor ibu yang lain seperti primigravida, panggul sempit,
juga bisa timbul akibat faktor janin seperti presentasi abnormal atau
oligohidramnion. Contoh deformitas yang sering terjadi pada bayi baru lahir
2.5.3.Disrupsi
Disrupsi adalah defek morfologik satu bagian tubuh atau lebih yang
21
hanya disebabkan oleh tekanan mekanik, disrupsi dapat disebabkan
robeknya selaput amnion pada kehamilan muda sehingga tali amnion dapat
2.5.4 Displasia
struktur) akibat fungsi atau organisasi sel abnormal, mengenai satu macam
enzim atau sintesis protein. Sebagian besar disebabkan oleh mutasi gen.
Karena jaringan itu sendiri abnormal secara intrinsik, efek klinisnya menetap
22
Menurut Effendi & Indrasanto, 2014, Kelainan kongenital
yang hanya mengenai satu regio dari satu organ (isolated). Contoh
keseragaman dalam gejala klinik antara satu kasus dengan kasus yang
c. Sekuensial (Sequences)
Sekuensial adalah suatu pola dari kelainan multipel dimana
23
akan berkurang dan menyebabkan tekanan intrauterine dan akan
sebab itu bayi baru lahir dengan “Potter Sequence” biasanya lebih
ginjal.
d. Kompleks (Complexes)
Istilah ini menggambarkan adanya pengaruh berbahaya yang
24
Kelainan kongenital dapat timbul secara tunggal (single), atau
kelainan ini terjadi berulang-ulang dalam pola yang tetap, pola ini
a. Kelainan Mayor
Kelainan mayor adalah kelainan yang memerlukan tindakan medis
medis.
25
2.7. Faktor-Faktor Resiko Penyebab Kelainan Kongenital
disebabkan oleh kelainan pada unsur pembawa yaitu gen. Kelainan genetik
pada ayah atau ibu kemungkinan besar akan berpengaruh atas kelainan
kongenital pada anaknya. Kelaianan ini dapat disebabkan akibat mutasi gen
26
2.7.2. Faktor Mekanik
deformitas organ tubuh ialah kelainan talipes pada kaki seperti talipes varus,
a. Infeksi oleh virus Rubella. Bayi yang dilahirkan oleh ibu yang
27
gangguan pertumbuhan pada sistem saraf pusat seperti hidrosefalus,
saraf pusat, jaringan parut pada kulit dan hipoplasia anggota gerak
terjadinya kelainan kongenital pada bayinya. Salah satu jenis obat yang telah
Fanaroff, 2009).
28
litium (anti depresan), barbiturate (anti konvulsan, anti depresan), Natrium
Valproat (anti epilepsi) yang bisa menyebabkan celah bibir dan langit-langit,
retardasi mental, dan atrofi sraf optikus, Penyakit Jantung Bawaan, ketulian,
dan lain-lain. Beberapa jenis jamu-jamuan yang diminum wanita saat hamil
walaupun hal ini secara laboratorik belum banyak diketahui secara pasti
2012). Rentan usia kehamilan beresiko adalah <20 tahun dan >35 tahun
(Novaria & Budi, 2007). Pada usia <20 tahun organ-organ reproduksi dan
emosi dan kejiwaan yang cukup dewasa selain itu juga kurangnya
terjadi diusia >35 tahun, pada usia tersebut maka akan terjadi kemunduran
fungsi fisiologis. Sehingga semakin bertambah usia, maka kualitas sel telur
juga semakin menurun. Hal inilah yang diduga bisa menyebabkan kelainan
29
2.7.6. Faktor Hormonal
sel yang sudah rusak atau ibu penderita diabetes mellitus kemungkinan untuk
yang normal. Bayi yang lahir dari ibu dengan diabetes melitus biasanya lebih
trimester I yang dengan bebas dapat masuk ke darah janin (Manuaba, 2012).
Risiko terjadinya kelainan kongenital terjadi pada bayi dengan ibu penderita
diabetes melitus adalah 6% sampai 12%, yang empat kali lebih sering dari
pada bayi dengan ibu yang bukan penderita diabetes mellitus. ( Wahid,
2012)
cukup besar pada orang tua dikhawatirkan akan dapat mengakibatkan mutasi
30
pada gen yang mungkin sekali dapat menyebabkan kelainan kongenital pada
terhadap janin. Pada umumnya kelainan kongenital yang berat akan terjadi
Level radiasi yang diterima oleh janin akan tergantung dari jenis
memiliki level radiasi 290 milirads dan sekitar 800 milirads pada CT-scan.
Klikdokter.com)
Status gizi selama masa kehamilan ibu merupakan sumber nutrisi bagi
31
menimbulkan masalah, baik pada ibu maupun janin yang dikandungnya serta
kelainan bawaan pada janin (Rukiyah & Yulianti, 2009). Berikut ini beberapa
2010).
c. Wanita yang hamil dengan tingkat vitamin B12 (dapat ditemukan
dalam daging, telur, dan susu) yang rendah ketika hamil berisiko
(Indriyani, 2008).
d. Protein, berfungsi memelihara sel, membuat hemoglobin,
32
Pada binatang percobaan, kekurangan gizi berat dalam kehamilan
yang dilahirkan oleh ibu yang kekurangan gizi lebih tinggi bila dibandingkan
dengan bayi-bayi yang lahir dari ibu yang baik gizinya. Pada binatang
(Wahid, 2012).
Indikator penilaian gizi ibu hamil dapat dilihat dari LILA (Lingkar
Lengan Atas) atau IMT (Indeks Massa Tubuh). Menurut Depkes RI 2007,
(Lingkar Lengan Atas). Jika LILA lebih atau sama dengan 23,5 cm
berarti status gizi ibu hamil normal, dan jika ukuran LILA kurang dari 23,5
badan (kg) di bagi tinggi badan (meter)². Kategori IMT adalah sebagai berikut
33
2.8. Pencegahan
a. Tidak melahirkan pada usia ibu risiko tinggi, seperti usia kurang dari 20
tahun dan lebih dari 35 tahun agar tidak berisiko melahirkan bayi dengan
kelainan kongenital.
b. Mengonsumsi asam folat yang cukup bila akan hamil. Kekurangan asam
folat pada seorang wanita harus dikoreksi terlebih dahulu sebelum wanita
tersebut hamil, karena kelainan seperti spina bifida terjadi sangat dini.
mcg/hari. Asam folat banyak terdapat dalam sayuran hijau daun, seperti
bayam, brokoli, buah alpukat, pisang, jeruk, berry, telur, ragi, serta aneka
makanan lain yang diperkaya asam folat seperti nasi, pasta, kedelai,
sereal.
c. Perawatan Antenatal (Antenatal Care)
34
Antenatal care mempunyai kedudukan yang sangat penting dalam
pada setiap kehamilan dilakukan antenatal care secara teratur dan sesuai
prematuritas atau berat badan lahir rendah yang sangat rentan terkena
kelainan kongenital.
minggu.
b. Minimal 1 kali pada trimester II (K2), usia kehamilan 13-24
minggu.
c. Minimal 2 kali pada trimester III (K3 dan K4), usia kehamilan
> 24 minggu
35
d. Menghindari obat-obatan, makanan yang diawetkan, dan alkohol karena
a. Diagnosis
dengan cara:
(misalnya kista ginjal), kelainan pada paru sebagai kista paru, polidaktili,
36
Amnionsentesis dilakukan pada usia kehamilan 15-19 minggu
mengalami defek tuba neural, spina bifida, hidrosefalus, dan lain-lain. Apabila
serum ini menurun maka dapat ditemukan pada sindrom down dan beberapa
kelainan kromosom.
Sampel darah janin yang diambil dari tali pusar. Langkah ini diambil
jika cacat yang disebabkan kromosom telah terdeteksi oleh pemeriksaan USG.
37
Biasanya dilakukan setelah kehamilan memasuki usia 20 minggu. Tes ini bisa
infeksi seperti toksoplasmosis atau rubela, juga kelainan pada darah (rhesus),
bayi yang baru lahir perlu diperiksa bagian-bagian tubuh bayi tersebut, yaitu
bentuk muka bayi, besar dan bentuk kepala, bentuk daun telinga, mulut, jari-
b. Pengobatan
kongenital yang memerlukan tindakan bedah adalah hernia, celah bibir dan
langit-langit, atresia ani, spina bifida, hidrosefalus, dan lainnya. Pada kasus
38
situasi yang tak dapat disembuhkan. Pada kejadian kelainan kongenital
sindrom down, pada saat bayi baru lahir apabila diketahui adanya kelemahan
otot, bisa dilakukan latihan otot yang akan membantu mempercepat kemajuan
pertumbuhan dan perkembangan anak. Bayi ini nantinya bisa dilatih dan
keperluan pribadinya.
Banyak orang tua yang syok dan bingung pada saat mengetahui
bayinya lahir dengan kelainan. Memiliki bayi yang baru lahir dengan kelainan
adalah masa- masa yang sangat sulit bagi para orang tua. Selain stres,
kelainannya.
Beberapa contoh kelainan kongenital yang bisa terjadi pada bayi baru
lahir yaitu:
39
Labiopalatoskisis adalah kelainan kongenital pada bibir dan
pada garis tengah palato yang disebabkan oleh kegagalan penyatuan susunan
infeksi, otitis media, dan kehilangan pendengaran ( Suriadi & Yuliani, 2010).
2.9.2. Anensefalus
tabung saraf yang terjadi pada awal perkembangan janin yang menyebabkan
kerusakan pada jaringan pembentuk otak. Salah satu gejala janin yang
dengan anensefalus sangat sedikit. Jika bayi lahir hidup, maka biasanya akan
40
mati dalam beberapa jam atau hari setelah lahir (Maryanti Dwi, Sujianti &
2.9.3. Hidrosefalus
komunikans) atau diakibatkan oleh obstruksi aliran LCS melalui ventrikel dan
sebagai pembesaran kepala segera setelah bayi lahir, atau terlihat sebagai
ukuran kepala normal tetapi tumbuh cepat sekali pada bulan pertama setelah
2.9.4. Omfalokel
41
Omfalokel adalah kelainan yang berupa protusi isi rongga perut ke
omfalokel yang kecil, umumnya isi kantong terdiri atas usus saja sedangkan
pada yang besar dapat pula berisi hati atau limpa. Pada 40% kasus omfalokel
2.9.5. Hisprung
oleh kelainan inervasi usus, mulai pada sfingter ani interna dan meluas ke
distal pada usia gestasi 6-12 minggu (Endjun, 2009). Segmen yang
42
seluruh usus, dan sekitar 5% dapat mengenai seluruh usus sampai pylorus
(Wahid, 2012).
traktus urinarius bagian bawah. Secara klinis letak sumbatan dapat tinggi,
yaitu di atas muskulus levator ani, atau letak rendah di bawah otot tersebut.
buntu dengan traktus urinarius. Bila anus imperforata tidak disertai adanya
fistula, maka tidak ada jalan ke luar untuk udara dan mekonium, sehingga
elemen saraf dari kanalis spinalis pada perkembangan awal dari embrio.
Spina Bifida yaitu suatu celah pada tulang belakang yang terjadi karena
43
bagian dari satu atau beberapa vertebra gagal menutup atau gagal terbentuk
secara utuh. Kelainan ini biasanya disertai kelainan di daerah lain, misalnya
fungsi otot dan pertumbuhan tulang pada tungkai bawah serta gangguan
yang dibawa sejak dalam kandungan sampai dengan lahir ( Arief &
kelainan pada struktur jantung atau fungsi sirkulasi jantung yang dibawa dari
angka kejadian sekitar 30% dari seluruh kelainan bawaan. Penyakit jantung
bawaan ada beraneka ragam. PJB dapat bersifat eksogen atau endogen. Faktor
eksogen terjadi akibat adanya infeksi, pengaruh obat, pengaruh radiasi, dan
44
terhadap kejadian penyakit PJB kecil. Dalam satu keturunan tidak selalu
2.10.1. Penelitian yang dilakukan oleh Abidin (2013) dengan judul Faktor-
2013. Didapatkan hasil bahwa faktor yang bermakna adalah usia berisiko pada
95% CI=4,395-334,382).
2.10.2. Penelitian yang dilakukan oleh Maharani (2013) dengan judul Faktor-
Urogenital Pada Neonatus di RSUP Dr. Kariadi Semarang. Dari penelitian ini
45
intrauterine (p=0,026). Sementara variabel usia ibu, antenatal care dan
2.10.3. Penelitian yang dilakukan oleh Francine, Pascale, & Aline (2014)
hasil bahwa faktor yang bermakna adalah Kekerabatan orang tua (p = 0,015;
0,027; RR= 10,42; RR= 1,91-56,73), dan asupan obat-obatan ibu selama
bahwa sebanyak 101 kasus (65%) berjenis kelamin laki-laki dan 54 kasus
sebagai berikut :
46
Gambar 2.1 Kerangka Teori
Faktor Infeksi
Faktor Obat
Faktor Umur Ibu Kelainan Kongenital Pada Bayi Baru La
Faktor Gizi
47
2.13. Hipotesis Penelitian
48