Anda di halaman 1dari 6

http://jurnal.fk.unand.ac.

id 425

Artikel Penelitian

Hubungan Konsumsi Serat dengan Pola Defekasi pada


Mahasiswi Fakultas Kedokteran Unand Angkatan 2012

1 2 3
Indah Paradifa Sari , Arina Widya Murni , Masrul

Abstrak
Setiap individu memiliki pola defekasi berbeda-beda yang dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya
adalah asupan serat. Secara fisiologis serat makanan didefenisikan sebagai karbohidrat yang resisten terhadap enzim
hidrolisis saluran pencernaan manusia. Berdasarkan data RISKESDAS 2013, Sumatera Barat menempati urutan
ketiga terendah konsumsi serat di seluruh provinsi Indonesia. Tujuan penelitian ini adalah menentukan hubungan
antara konsumsi serat dan pola defekasi pada mahasiswi Fakultas Kedokteran Unand angkatan 2012. Ini merupakan
penelitian analitik dengan rancangan cross sectional yang dilakukan pada 114 responden. Data primer dikumpulkan
dengan wawancara menggunakan kuesioner dan food recall 2x24 jam dan diolah dengan menggunakan Nutrisurvey
untuk food recall dan uji statistik chi-square. Hasil analisis univariat menunjukkan bahwa sebagian besar mahasiswi
Fakultas Kedokteran Unand angkatan 2012 mengkonsumsi serat rendah dan mengalami resiko terjadinya konstipasi.
Hasil analisis bivariat menunjukkan tidak adanya hubungan yang bermakna antara konsumsi serat terhadap pola
defekasi dengan nilai p > α (0,408 > 0,05).
Kata kunci: konsumsi serat, pola defekasi, kuesioner, food recall

Abstract
Each individual has a different pattern of defecation which is influenced by several factors such as intake of
fiber. Dietary fiber is defined as carbohydrates that are resistant to hydrolysis enzymes in human digestive. Based on
data RISKESDAS 2013, West Sumatra ranks third lowest fiber intake across Indonesian provinces. The objective of
this study was to determine the relationship between fiber intake and defecation pattern in the student of the Faculty of
Medicine Unand 2012. This was a cross sectional study that conducted on 114 respondents. Primary data was
collected by interviews using questionnaires and food recall 2x24 hours and processed using Nutrisurvey for food
recall and chi-square statistic test. Results of univariate analysis showed that most of the student of the Faculty of
Medicine Unand 2012 consume low fiber and the risk of experiencing constipation. Results of bivariate analysis
showed no significant association between fiber intake and defecation patterns with p-value > α (0.408> 0.05).
Keywords: fiber consumption, defecation pattern, questionnaires, food recall

Affiliasi penulis: 1. Pendidkan Dokter FK UNAND (Fakultas konsumsi serat dalam makanan, asupan cairan dan
Kedokteran Universitas Andalas Padang), 2. Bagian Penyakit Dalam
pemenuhan kebutuhan aktivitas tidak terpenuhi maka
FK UNAND 3. Bagian Ilmu Gizi FK UNAND
Korespondensi: Indah Paradifa Sari, Email: indah_fk10@yahoo.com, akan menimbulkan gangguan di saluran pencernaan
1
Telp:085375543446 yaitu konstipasi. Konstipasi didefinisikan sebagai
frekuensi buang air besar (BAB) yang kurang dari 3
PENDAHULUAN kali serminggu dengan feses yang keras dan kecil-
Setiap individu memiliki pola defekasi berbeda kecil serta disertai dengan kesulitan sampai rasa sakit
2
yang dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain saat BAB.
asupan cairan, aktivitas dan asupan serat dalam Konstipasi yang terjadi sesekali, mungkin tidak
makanan yang dikonsumsi setiap harinya. Apabila berdampak pada gangguan sistem tubuh, namun bila

Jurnal Kesehatan Andalas. 2016; 5(2)


http://jurnal.fk.unand.ac.id 426

10
konstipasi ini terjadi berulang dan dalam jangka waktu dan orang dewasa di atas usia 65 tahun.
yang lama dapat menimbulkan beberapa komplikasi, Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Higgins
antara lain: hipertensi arterial, impaksi fekal, hemoroid, dan Johanson, perhitungan prevalensi konstipasi di
1
fisura ani serta megakolon. Melihat banyaknya Amerika Utara berkisar antara 1,9% - 27,2% dengan
11
komplikasi yang dapat terjadi akibat konstipasi, maka perbandingan antara wanita dan pria sebesar 2,2:1.
setiap individu harus menjaga keteraturan pola Studi di Beijing melaporkan angka kejadian konstipasi
1
defekasinya. Salah satu upaya yang dapat dilakukan pada kelompok usia 18-70 tahun sekitar 6,07%
12
untuk mencegah masalah konstipasi adalah dengan dengan rasio antara pria dengan wanita 1:4.
mengkonsumsi serat sesuai kebutuhan. Secara Berdasarkan data International US Census Bereau
fisiologis serat makanan didefenisikan sebagai pada tahun 2003 seperti yang dikutip oleh Sari (2009),
karbohidrat yang resisten terhadap hidrolisis oleh terdapat sebanyak 3.857.327 jiwa yang mengalami
13
enzim pencernaan manusia (karena serat tidak dapat konstipasi di Indonesia.
3
dicerna) dan lignin. Prevalensi konstipasi pada wanita lebih tinggi
Sayuran dan buah merupakan sumber serat dibandingkan pada pria, meskipun tidak terpaut jauh.
pangan yang sangat mudah ditemukan dalam bahan Perbandingan prevalensi konstipasi pada wanita dan
4
makanan. Berdasarkan Riskesdas 2013, prevalensi pria di Rumah Sakit Dr. Cipto Mangunkusumo (RSCM)
nasional kurang makan buah dan sayur pada yaitu sekitar 60:40, di RSCM dari sebanyak 2397
penduduk umur >10 tahun adalah 93,5%. Menurut pasien dengan gangguan saluran cerna, terdapat 216
data yang didapatkan dari Riskesdas 2013, proporsi orang yang mengalami konstipasi, 87 di antaranya
14
kurang konsumsi sayur dan buah di Provinsi Sumatera adalah pria, dan 129 wanita. Jika dikonversikan 7,2%
5
Barat adalah 98%. Di Padang proporsi kurang pria mengalami konstipasi, sementara pada wanita
6 14
konsumsi sayur dan buah adalah 99,4%. Rata-rata yaitu 10,8%.
asupan serat pada mahasiswa Program Studi Ilmu Berdasarkan penelitian yang dilakukan pada
Gizi Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro mahasiswa Gizi Masyarakat dan Sumberdaya
masih rendah yaitu sekitar 10,1 gram/hari. Keluarga (GMSK) dan mahasiswa kehutanan IPB
Berdasarkan penelitian yang dilakukan pada sekitar 25% mahasiswa menyatakan tidak teratur BAB
Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera setiap hari. Sebagian besar mahasiswa (96,7%)
Utara Angkatan 2010, konsumsi serat sebagian besar mengkonsumsi serat yang rendah setiap harinya,
7,8
mahasiswa adalah konsumsi serat kurang (65%). dimana 63,3% mahasiswa mengkonsumsi serat
15
Berdasarkan penelitian yang dilakukan di Fakultas sekitar 7,8g/hari. Penelitian yang dilakukan pada
Kedokteran Unand pada 290 orang mahasiswa, mahasiswi Prodi S1 Ilmu Gizi Undip Semarang,
didapatkan 141 mahasiswa mengkonsumsi serat sebanyak 17,1% mahasiswi memiliki frekuensi
9
makanan kurang dari 30 gram dalam sehari. defekasi tiga kali seminggu, mahasiswi dengan
Gangguan sistem pencernaan yang sering kesulitan defekasi tingkat IV sebesar 17,1%,
terjadi di Amerika adalah konstipasi, kira-kira 4,5 juta mahasiswi mengalami konsistensi feses tingkat III
penduduk mengalami masalah. Kejadian konstipasi yaitu 58,6%, dan 90% mahasiswi memiliki asupan
6
sebesar 5,9% pada usia dibawah 40 tahun, sebesar 4- serat defisit.
6% pada individu yang berusia 70 tahun dan terjadi Penelitian ini dilakukan untuk menentukan
1
konstipasi persisten pada usia yang sudah lanjut. hubungan konsumsi serat dengan pola defekasi pada
Kejadian konstipasi meningkat seiring dengan mahasiswi Fakultas Kedokteran Unand angkatan 2012.
peningkatan usia, wanita dilaporkan lebih sering
1
mengalami konstipasi dari pada laki-laki. Amerika METODE
Serikat pada tahun 2006 lebih dari 4 juta penduduk Dalam penelitian ini pendekatan yang
mempunyai keluhan sering konstipasi, hingga digunakan adalah penelitian cross sectional, dengan
prevalensinya mencapai sekitar 2%, dimana melakukan observasi atau pengukuran data variabel
kebanyakan penderitanya adalah wanita, anak-anak hanya satu kali dalam satu saat. Teknik pengambilan

Jurnal Kesehatan Andalas. 2016; 5(2)


http://jurnal.fk.unand.ac.id 427

sampel dalam penelitian ini adalah systematic random Berdasarkan Tabel 3 dapat dilihat bahwa
sampling. Jumlah sampel dihitung menggunakan responden yang teratur defekasi tiap harinya (85.96%)
rumus besar sampel untuk data proporsi pada lebih banyak dari responden yang tidak teratur
17
populasi terbatas (finite). Instrumen yang digunakan defekasi tiap harinya (7,02%), dan terdapat 7,02%
dalam penelitian ini melalui lembar kuesioner. responden yang defekasi 2 kali/hari.

HASIL Tabel 4. Distribusi frekuensi konsistensi feses pada


Analisis Univariat mahasiswi kedokteran Unand angkatan 2012
Analisis ini menggambarkan distribusi frekuensi Konsistensi Fese Frekuensi Persentase

dari variabel yang diteliti, baik variabel dependen Keras 19 16,67%


Lembek 95 83,33%
maupun independen yang akan disajikan dalam
Cair - -
bentuk tabel distribusi frekuensi.
Total 114 100%

Tabel 1. Distribusi frekuensi konsumsi serat pada


Pada Tabel 4 dapat dilihat 16,67% responden
mahasiswi kedokteran Unand angkatan 2012
memiliki konsistensi feses yang keras sedangkan
Konsumsi Serat Frekuensi Persentase
sisanya (83,33%) memiliki konsistensi feses yang
Cukup 7 6,14%
Rendah 107 93,86%
lembek.

Total 114 100%


Tabel 5. Distribusi frekuensi upaya mengejan pada

Berdasarkan Tabel 1 dapat dilihat bahwa lebih mahasiswi kedokteran Unand angkatan 2012

banyak responden yang mengkonsumsi serat rendah Upaya Mengejan Frekuensi Persentase
Sengat kuat 3 2,63%
(93,86%) daripada cukup serat (6,14%).
Tidak/sedikit 111 97,37%
mengejan
Tabel 2. Distribusi frekuensi pola defekasi pada
Total 114 100%
mahasiswi kedokteran Unand angkatan 2012
Pola Defekasi Frekuensi Persentase
Berdasarkan Tabel 5 dapat dilihat bahwa hanya
Konstipasi - 1
sebagian kecil dari responden (2,63%) yang mengejan
Resiko Konstipasi 106 92,98%
Tidak Konstipasi 8 7,02%
sangat kuat pada saat defekasi dan 97,37%

Total 114 100% responden tidak atau sedikit mengejan pada saat
defekasi.

Berdasarkan Tabel 2 dapat dilihat bahwa tidak


terdapat responden yang mengalami konstipasi, tetapi Analisis Bivariat

responden yang kemungkinan atau beresiko Analisis ini digunakan untuk melihat apakah

mengalami konstipasi (92,98%) lebih banyak dari terdapat hubungan yang bermakna secara statistik

responden yang tidak mengalami konstipasi (7,02%). antara konsumsi serat dengan pola defekasi. Analisis
yang digunakan adalah uji fisher karena terdapat cell

Tabel 3. Distribusi frekuensi frekuensi defekasi pada dengan frekuensi kurang dari 5.

mahasiswi kedokteran Unand angkatan 2012 Berdasarkan Tabel 6 dapat dilihat bahwa dari

Frekuensi Defekasi Frekuensi Persentase seluruh responden yang mengkonsumsi rendah serat,

0 kali/hari 8 7,02% 100 responden diantaranya beresiko mengalami


1 kali/hari 98 85,96% konstipasi, sedangkan sisanya sebanyak 7 responden
2 kali/hari 8 7,02% tidak mengalami konstipasi. Responden yang
Total 114 100% mengkonsumsi cukup serat, 6 responden diantaranya

Jurnal Kesehatan Andalas. 2016; 5(2)


http://jurnal.fk.unand.ac.id 428

beresiko untuk mengalami konstipasi, sedangkan Hal ini sama dengan hasil penelitian yang
sisanya sebanyak 1 responden tidak mengalami didapatkan yaitu, rata-rata konsumsi serat responden
konstipasi. adalah 15,47 gram/hari, padahal nilai ideal konsumsi
serat yang dianjurkan oleh American Dietetic
Tabel 6. Hubungan konsumsi serat dengan pola Assotiation (ADA) adalah 20-35 gram/hari. Konsumsi
defekasi pada mahasiswi kedokteran Unand angkatan serat responden hanya memenuhi setengah dari
2012 kebutuhan ideal yang dianjurkan.
Pola Defekasi Mengkonsumsi makanan yang mengandung
Konsumsi
Resiko Tidak Total p serat adalah salah satu dari banyak faktor yang dapat
Serat
Konstipasi Konstipasi 20
mempengaruhi pola defekasi. Namun pada
Rendah 100 7 107 0,408 penelitian ini tidak didapatkan hubungan yang
Cukup 6 1 7
bermakna antara konsumsi serat dengan pola
Total 106 8 114
defekasi dimana p>0,05 sehingga konsumsi serat
belum dapat dikatakan sebagai faktor yang dapat
Hasil uji statistik ditemukan tidak ada hubungan
mempengaruhi pola defekasi.
antara konsumsi serat dengan pola defekasi dimana
Hasil penelitian ini sama dengan yang
nilai p > α (0,408 > 0,05).
dilakukan oleh Ambarita et al (2014) dan Fitriani
(2011) dimana mengkonsumsi makanan yang
PEMBAHASAN
mengandung serat tidak memiliki hubungan yang
Pada penelitian ini didapatkan tidak adanya 21,22
bermakna dengan pola defekasi.
hubungan yang bermakna antara konsumsi serat
Namun hasil penelitian ini berbeda dengan hasil
dengan pola defekasi. Hal ini dapat disebabkan oleh
penelitian yang dilakukan oleh Sari (2011) dan
karena adanya faktor lain yang memiliki hubungan
Oktaviana (2013) dimana konsumsi makanan dengan
dominan terhadap pola defekasi.
serat rendah berpengaruh terhadap pola defekasi
American Dietetic Assotiation (ADA) dalam 23,24
yaitu terjadinya konstipasi. Hal ini dapat terjadi
Muthmainnah (2013) merekomendasikan bahwa nilai
karena perbedaan cara pengolahan makanan yang
kecukupan serat bagi orang dewasa adalah 20-35
menjadi sumber serat. Pemanasan yang berlebihan
18
gram/hari. Rata-rata konsumsi serat di Indonesia
pada makanan yang menjadi sumber serat dapat
masih belum mencapai jumlah konsumsi serat yang
merusak struktur serat sehingga fungsi serat menjadi
ideal perharinya. Konsumsi rata-rata serat di Indonesia 25
tidak optimal.
19
sebesar 10,5 gram/hari. Secara nasional, Provinsi
Serat dalam bentuk mentah atau dimasak
Sumatera Barat menempati urutan ketiga terendah
cukup sampai lunak dan tidak sampai lembek dapat
dalam mengkonsumsi sayur dan buah setelah provinsi
mengurangi kerusakan struktur dan mengoptimalkan
5
Kalimantan Selatan dan Riau. Terkhusus untuk kota 25
fungsi. Sesuai dengan penelitian yang dilakukan
Padang, mayoritas penduduknya mengkonsumsi serat
oleh Kusumawati dan Widyaastuti bahwa pola
dalam jumlah yang sedikit. Berdasarkan data dari
defekasi tidak hanya dipengaruhi oleh konsumsi serat
Riskesdas, Kota Padang menempati urutan kelima 25
tetapi juga dari cara pengolahannya.
yang penduduknya kurang mengkonsumsi sayur dan
Perbedaan hasil penelitian dapat terjadi karena
buah dibandingkan dengan seluruh kota/kabupaten
adanya faktor lain yang mempengaruhi pola defekasi,
6
yang ada di Sumatera Barat. Berdasarkan tempat
diantaranya aktivitas fisik dan posisi saat buang air
tinggal, tingkat konsumsi sayur dan buah di perkotaan
besar. Aktivitas fisik memperkuat tonus otot dan
lebih rendah dari perdesaan, sedangkan berdasarkan
memfasilitasi sirkulasi darah yang baik. Penurunan
tingkat pendidikan, tamatan SMA mengkonsumsi
aktivitas fisik dapat menurunkan tonusitas otot
sayur dan buah lebih rendah dari tamatan Perguruan
abdominal dan otot pelvis serta menurunkan sirkulasi
6
Tinggi.
darah pada sistem perncernaan yang menyebabkan

Jurnal Kesehatan Andalas. 2016; 5(2)


http://jurnal.fk.unand.ac.id 429

peristaltik usus akan menurun, sehingga 5. Riskesdas. Laporan hasil riset kesehatan dasar
1
memperlambat pasase feses. Hal ini didukung oleh (Riskesdas): Badan Penelitian dan Pengembangan
penelitian yang dilakukan oleh Mulyani, dimana Kesehatan Kementerian Kesehatan RI; 2013.
terdapat hubungan yang signifikan antara aktivitas fisik 6. Riskesdas. Laporan hasil riset kesehatan dasar
26
dengan kejadian konstipasi (p = 0,017). (Riskesdas) Provinsi Sumatera Barat: Badan
Posisi saat buang air besar merupakan salah Penelitian dan Pengembangan Kesehatan
satu yang mempengaruhi pola defekasi. Buang air Departemen Kesehatan RI; 2007
besar dalam posisi jongkok dapat mempermudah 7. Chairunisa N. Pengetahuan dan asupan serat
evakuasi feses, meningkatkan kesehatan usus dan makanan pada mahasiswa gizi (skripsi).
27
mengurangi resiko konstipasi. Hal ini sesuai dengan Semarang: Universitas Diponegoro; 2007.
penelitian yang dilakukan oleh Tanjung (2011), dimana 8. Hutabarat. Hubungan pengetahuan tentang serat
terdapat hubungan yang bermakna antara posisi makanan dengan konsumsi serat pada mahasiswa
buang air besar dengan kejadian konstipasi dengan fakultas kedokteran USU angkatan 2010 di Medan
nilai p = 0,001 dan sejalan dengan penelitian yang tahun 2011 (skripsi). Medan: Universitas Sumatera
dilakukan oleh Oktaviana (2013), dimana pada Utara; 2011.
penelitian ini terdapat hubungan yang bermakna 9. Komala W. Hubungan antara tingkat pengetahuan
antara posisi buang air besar dengan kejadian tentang serat makanan dengan tingkat
24,28
konstipasi (p = 0,043). konsumsinya sehari-hari pada mahasiswa fakultas
kedokteran Universitas Andalas Padang (skripsi).
KESIMPULAN Padang: Universitas Andalas; 2005.
Tidak terdapat hubungan yang bermakna 10. Ratnawati NEB. Gambaran kejadian konstipasi
antara konsumsi serat dengan pola defekasi pada pada ibu hamil trimester i dan III yang
mahasiswi FK Unand Angkatan 2012. mengkonsumsi tablet Fe di Puskesmas Ngasem
Kecamatan Gampengrejo Kabupaten Kediri

UCAPAN TERIMA KASIH (skripsi). Malang: Politeknik Kesehatan Malang;

Terima kasih yang sedalam-dalamnya kepada 2008.

semua pihak atas bimbingan, arahan dan motivasi 11. Higgins PDR, Johanson JF. Epidemiology of

dalam penyelesaian penelitian ini. constipation in North America: A systematic review.


Amarican Journal of Gastroenterology. 2004:750-9.

DAFTAR PUSTAKA 12. Rani AA, Simadibrata M, Syam AF. Buku ajar
gastroenterologi. Edisi ke-1. Jakarta: Internal
1. Setyani FAR. Dampak minuman probiotik dalam
Publising Pusat Penerbit Ilmu Penyakit Dalam.
upaya pencegahan konstipasi pada pasien infarct
2011. hlm 197-202.
myocard di RSPAD Gatot Seobroto Jakarta (tesis).
13. Sari SK. Tingkat pengetahuan mahasiswa fakultas
Jakarta: Universitas Indonesia; 2012.
kedokteran Universtitas Sumatera Utara tentang
2. Koniyo MA. Efektifitas ROM pasif dalam mengatasi
pentingnya serat untuk mencegah konstipasi tahun
konstipasi pada pasien stroke di ruang neuro
2009 (skripsi). Medan: Universitas Sumatera Utara;
badan layanan umum daerah (BLUD) RSUDR.M.M
2009.
Bunda Kabupaten Gorontalo. Jurnal Health &
14. Kartika U. Konstipasi lebih sering mengancam
Sport. 2001;3(1):199-284.
wanita. Health Kompas (diunduh 28 Agustus
3. Tala ZZ. Manfaat serat bagi kesehatan. 2009
2013). Tersedia dari: URL: HYPERLINK
(diunduh 14 Januari 2013). Tersedia dari: URL:
http://health.kompas.com.
HYPERLINK http://repository.usu.ac.id.
15. Badrialaily. Studi tentang pola konsumsi serat pada
4. Santoso A. Serat pangan (diatery fiber) dan
mahasiswa (skripsi). Bogor: Institut Pertanian
manfaatnya bagi kesehatan. Klaten: Universitas
Bogor; 2004.
Widya Dharma; 2011.

Jurnal Kesehatan Andalas. 2016; 5(2)


http://jurnal.fk.unand.ac.id 430

16. Gardiarini P. Pola defekasi mahasiswa kaitannya kejadian konstipasi di rumah sakit Haji Adam Malik
dengan asupan serat dan cairan serta aktivitas fisik tahun 2011 (skripsi). Medan: Universitas Sumatera
(artikel penelitian). Semarang: Universitas Utara; 2011.
Diponegoro; 2010. 24. Oktaviana ES. Hubungan asupan serat dan faktor-
17. Riyanto A. Aplikasi metodologi penelitian faktor lain dengan konstipasi fungsional pada
kesehatan. Yogyakarta: Nuha Medika. 2011. hlm. mahasiswi reguler gizi Fakultas Kesehatan
107-8. Masyarakat Universitas Indonesia tahun 2013
18. Muthmainnah A. Peranan diet rendah serat (skripsi). Depok: Universitas Indonesia; 2013.
terhadap timbulnya hemoroid di RSUP Dr. M. 25. Kusumawati FD, Widyaastuti EE. Hubungan antara
Djamil Padang (skripsi). Padang: Universitas kecukupan konsumsi serat terhadap pola defekasi
Andalas; 2013. dan ukuran lingkar perut di Kelurahan Mekar Jaya
19. Jahari, Sumarno. Epidemiologi konsumsi serat di Kecamatan Sukma Jaya Kota Depok (skripsi).
Indonesia. Journal of the Indonesia Nutrition Jakarta: Universitas Indonesia; 2009.
Association. 2001;25:37-56. 26. Mulyani S. Faktor-faktor yang berhubungan
20. Siregar CT. Kebutuhan dasar manusia: eliminasi dengan kejadian konstipasi pada lansia di RW II
BAB. 2004 (diunduh 1 Februari 2013). Tersedia Kelurahan Rejomulyo Kecamatan Semarang Timur
dari: URL: HYPERLINK http://repository.usu.ac.id Semarang (skripsi). Semarang: Universitas
21. Ambarita EM, Madanijah S, Nurdin NM. Hubungan Muhammadiyah; 2012.
asupan serat makanan dan air dengan pola 27. Isbit J. Health benefits of the natural squatting
defekasi anak sekolah dasar di Kota Bogor. Jurnal position. 2001 (diunduh 22 Oktober 2014).
Gizi dan Pangan. 2014;9(1):7-14. Tersedia dari: URL: HYPERLINK
22. Fitriani I. Hubungan asupan serat dan cairan http://www.naturesplatform.com.
dengan kejadian konstipasi pada lanjut usia di 28. Tanjung FA. Hubungan posisi saat buang air besar
panti sosial Sabai Nan Aluih Sicincin tahun 2010 dengan kejadian konstipasi fungsional pada anak.
(skripsi). Padang: Universitas Andalas; 2011. (tesis). Medan: Fakultas Kedokteran Universitas
23. Sari AK. Hubungan pola makan berserat dengan Sumatera Utara; 2011.

Jurnal Kesehatan Andalas. 2016; 5(2)

Anda mungkin juga menyukai