PERKEMBANGAN
“MORAL-SPIRITUAL”
ANAK DAN REMAJA
KELOMPOK 6
BIMBINGAN DAN KONSELING
UNIVERSITAS NEGERI MALANG
MEMBER OF GROUP
1 2
Proses perubahan yang terjadi dalam diri Perkembangan dari setiap aspek kepribadian
individu meliputi beberapa aspek sebagai tidak selalu bersama-sama atau sejajar,
implikasinya (aspek fisik dan psikomorotik, perkembangan sesuatu aspek mungkin
aspek kognitif dan bahasa, aspek sosioemosi, mendahului atau mungkin juga mengikuti
aspek moral dan spiritual) aspek lainnya
aspek perkembangan “MORAL”
1 2
MORAL PERKEMBANGAN MORAL
Moral adalah ajaran tentang baik buruk Perkembangan moral adalah perkembangan yang
perbuatan dan kelakuan, akhlak, berkaitan dengan aturan dan konvensi mengenai
kewajiban, dan sebagainya. Moral berkaitan apa yang seharusnya dilakukan oleh manusia
dengan kemampuan untuk membedakan dalam interaksinya dengan orang lain
antara perbuatan yang benar dan salah.
aspek perkembangan “SPIRITUAL”
SPIRITUAL
Spiritual bisa dinyatakan dengan hubungan
manusia dengan Tuhan yang akan membuat
manusia menjadi sadar diri, merasa berarti,
memiliki etika, dan selalu menghargai apa
PERKEMBANGAN SPIRITUAL
yang orang lain lakukan
Perkembangan spiritual lebih spesifik
membahas tentang kebutuhan manusia
terhadap agama
KARAKTERISTIK PERKEMBANGAN ASPEK
“MORAL-SPIRITUAL” ANAK DAN REMAJA
- TINGKAT KONVENSIONAL
Pada tingkatan ini, individu memberlakukan standart tertentu yang dipandang bernilai
bagi dirinya sendiri.
Terdiri dari dua tahap:
Ekspektasi interpersonal
mutual, hubungan
TAHAP 3
dengan orang lain, dan
konformitas interpersonal
- TINGKAT KONVENSIONAL
Pada tingkatan ini, individu memberlakukan standart tertentu yang dipandang bernilai
bagi dirinya sendiri.
Terdiri dari dua tahap:
Moralitas
TAHAP 4
system sosial
Pada tahap ini, penilaian moral didasari oleh pemahaman tentang pemenuhan
tugas sosial, keteraturan di masyarakat; hukum; keadilan, dan kewajiban.
Loyalitas individu terhadap orang lain atau kelompok digantikan menjadi
loyalitas kepada norma atau hukum.
Lanjutan …
- TINGKAT PASCAKONVENSIONAL
Pada tingkat ini, penalaran moral benar-benar diinternalisasikan dan tidak didasarkan
pada standar-standar orang lain.
Terdiri dari dua tahap:
Pada tahap ini, individu menalar bahwa nilai, hak dan prinsip individu lebih utama atau
lebih luas daripada hukum. Individu menyadari bahwa hukuman dan kewajiban harus
berdasarkan perhitungan rasional, individu juga menyadari bahwa ada perbedaan nilai-nilai
di antar individu dalam masyarakat.
Lanjutan …
- TINGKAT PASCAKONVENSIONAL
Pada tingkat ini, penalaran moral benar-benar diinternalisasikan dan tidak didasarkan
pada standar-standar orang lain.
Terdiri dari dua tahap:
Prinsip Etika
TAHAP 6
Universal
Ketika anak-anak mulai memasuki tahap praoperasional menurut Piaget, dunia kognitif mereka
mulai terbuka terhadap berbagai kemungkinan baru. Benar dan salah dilihat menurut konsekuensi
bagi dirinya. Anak-anak mulai percaya akan adanya malaikat dan hal-hal gaib.
KARAKTERISTIK
PERKEMBANGAN SPIRITUAL
PADA MASA ANAK-ANAK
MENENGAH DAN AKHIR
Pandangan mereka mengenai Tuhan sangat menyerupai gambaran mereka mengenai orang tua yang memberikan
hadiah untuk kebaikan dan memberikan hukuman untuk keburukan yang dilakukan. Dengan demikian gagasan-
gagasan keagamaan yang bersifat abstrak seperti Tuhan itu satu, Tuhan itu amat dekat, Tuhan itu ada di mana-
mana, hal ini mulai dapat di pahami oleh anak. Gambaran tentang Tuhan diibaratkan sebagai seorang pribadi,
orangtua atau penguasa, yang bertindak dengan sikap memerhatikan secara konsekuen dan tegas.
KARAKTERISTIK
PERKEMBANGAN SPIRITUAL
PADA MASA REMAJA
Kalau pada masa awal anak-anak ketika mereka baru memiliki kemampuan berpikir simbolik, Tuhan
dibayangkan sebagai person yang berada di awan, maka pada masa remaja mereka mungkin
berusaha mencari sebuah konsep yang lebih mendalam tentang Tuhan dan eksistensi.
Pada tahap ini untuk pertama kalinya individu mampu sepenuhnya bertanggung jawab
terhadap keyakinan religiusnya
Menurut Fowler, tahap ini ditandai dengan: a) Adanya kesadaran terhadap relativitas
pandangan dunia yang diberikan orang lain, individu mengambil jarak kritis terhadap asumsi-
asumsi sistem nilai terdahulu; b) Mengabaikan kepercayaan terhadap otoritas eksternal
dengan munculnya “ego eksekutif” sebagai tanggung jawab dalam memilih antara prioritas
dan komitmen yang akan membantunya membentuk identitas diri.
PROBLEMATIKA PERKEMBANGAN ASPEK
“MORAL-SPIRITUAL” ANAK DAN REMAJA
Dalam perkembangan pada diri individu setiap masa dan aspeknya tentu terdapat
problematika yang menjadi masalah bagi para individu dan lingkungan. Salah
satunya adalah aspek perkembangan moral-spiritual. Penyimpangan perilaku
terhadap nilai moral dan spiritual yang ada, akan menjadi problematika pada
perkembangan moral dan spiritual.
PROBLEMATIKA PERKEMBANGAN
MORAL - SPIRITUAL