Anda di halaman 1dari 10

Jurnal Lingkungan dan Bencana Geologi, Vol. 2 No.

1 April 2011 2011: 67 - 75

Identifikasi prospek panas bumi berdasarkan


Fault and Fracture Density (FFD):
Studi kasus Gunung Patuha, Jawa Barat

Cyrke A.N. Bujung1, Alamta Singarimbun2, Dicky Muslim3,


Febri Hirnawan3, dan Adjat Sudradjat4

1
Jurusan Fisika FMIPA Universitas Negeri Manado - Jln. Kampus Unima, Tondano 95618
2
KK Fisika Bumi FMIPA Institut Teknologi Bandung - Jln. Ganesha 10 Bandung
Lab. Geoteknik FTG UNPAD - Jln. Raya Jatinangor KM 21 Sumedang 45363
3

Lab. Geomorfologi dan Penginderaan Jauh FTG UNPAD - Jln. Raya Jatinangor KM 21 Sumedang 45363
4

SARI

Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi struktur permukaan daerah panas bumi berdasarkan
densitas kelurusan, anomali magnetik, dan manifestasi panas bumi di permukaan. Struktur permukaan
dianalisis melalui kerapatan lineament di permukaan dengan metode FFD. Lineament ini diasumsikan
berasosiasi dengan fracture atau fault di daerah panas bumi yang umumnya tertutup oleh manifestasi
permukaan sehingga sulit teridentifikasi. Fault dan fracture ini diasumsikan sebagai bidang lemah
yang menjadi jalur pergerakan fluida termal sehingga dapat menjadi petunjuk bagi lokasi daerah
permeabel atau reservoir. Berdasarkan metoda FFD yang dikompilasikan dengan data geomagnetik,
diketahui bahwa daerah prospek panas bumi berada di daerah Cibuni, Kawah Putih-Kawah Ciwidey.

Kata kunci: struktur, lineament, FFD, Panas bumi

ABSTRACT

This research aims to identify the surface structures of geothermal area based on lineament den-
sity, magnetic anomaly and surface manifestation. The surface structures were analyzed through
the density of lineaments on the surface with FFD method. The lineaments are assumed associ-
ated with fractures or faults found in geothermal areas those are generally covered by surface man-
ifestation which are difficult to be identified. These faults and fractures were assumed as weak
plane that act as fluid thermal movement, thereby it can be used as guidance for the location of per-
meable area or a reservoir. Based on FFD method which was compiled with magnetic data, it is
known that the prospect of geothermal area is located at Cibuni, Kawah Putih-Kawah Ciwidey.

Keywords: structure, lineament, FFD, Geothermal

Naskah diterima 30 Maret 2011, selesai direvisi 27 April 2011


Korespondensi, email: cyrkebujung@yahoo.com
67
68 Jurnal Lingkungan dan Bencana Geologi, Vol. 2 No. 1 April 2011: 67 - 75

PENDAHULUAN cara geografis berada pada koordinat 708’00”–


7012’00” LS dan 107021’00”–107027’00”,
Keterdapatan reservoir panas bumi di bawah sekitar 45 km arah baratdaya Kota Bandung.
permukaan, tercermin di permukaan melalui Daerah Patuha berada pada pegunungan vul-
kemunculan manifestasi panas bumi se­perti kanik yang berarah baratlaut, meliputi Patuha
mata air panas, kubangan lumpur panas, dan utara (2414 m), Patuha Selatan (2390 m), dan
lain-lain. Daerah puncak reservoir dapat di­ Urug (2201 m) seperti pada Gambar 2.
ketahui berdasarkan litologi, kemunculan
mineral epidot, dan profil temperatur (Bu-
jung, drr., 2010). Adanya manifestasi panas TEORI DAN METODE PENELITIAN
bumi di permukaan terjadi karena perambatan
Manifestasi panas bumi erat kaitannya de­
panas dari bawah permukaan atau akibat
ngan struktur berupa rekahan-rekahan batuan,
rekahan-rekahan yang memungkinkan fluida
sesar atau bidang kontak antar jenis batuan.
panas bumi (uap dan air panas) mengalir ke
permukaan (Saptadji, 2003; Santoso, 2007). Struktur adalah bidang lemah yang mengon-
Fault dan fracture di permukaan diasumsikan trol kelurus­an yang terlihat dari atas per-
sebagai bidang lemah yang menjadi jalur alir­ mukaan. Mempelajari pola sesar dan zona
an fluida termal sehingga menjadi petunjuk rekahan dapat memandu indikasi daerah
lokasi zona steam reservoir atau reservoir produktif suatu reservoir panas bumi. Bidang
(Suryantini dan Wibowo, 2010). Lokasi pene- sesar yang permeabel menjadi target dalam
litian adalah daerah Panas Bumi Patuha Jawa ekplorasi panas bumi. Fluida panas yang
Barat (Gambar 1, Layman, et al., 2003), se- mengalir ter­utama melalui zona rekahan dan

110° E
SUMATERA

Java Sea = Quaternari Volcano

Jakarta
Patuha Semarang
Guntur
Krakatau Guntur

Salak

Papandayan Bali
8° S
Java
Galunggung
Merapi
Yogyakarta Mahameru
Indian Ocean Agung
Eurasian
Java Plate
Tren
Kilometers ch
Indo-Australian
0 100 200 300 Plate

Gambar 1 Lokasi daerah penelitan dan regional tektonik setting daerah Jawa Barat
(Layman, et al., 2003).
Identifikasi prospek panas bumi berdasarkan Fault and Fracture Density (FFD): 69
Studi kasus Gunung Patuha, Jawa Barat - Cyrke A.N. Bujung drr.

7° 06' 36"
107° 21' 40"

Peta Geologi Daerah Patuha dan Sekitarnya


Jawa Barat
U

1 : 25.000

0 250 m

Stratigrafi
A
Jatuha Piroklastika Kawah Cibodas dan
Kci Kpg Guguran Puing Kawah Putih
Kpa Aliran Piroklastika Kawah Putih

Kpi Aliran Lava Kawah Putih

P12 Aliran Lava Patuha Muda 1


C
P22 Aliran Lava Patuha Muda 2

P21 Aliran Lava Patuha

P2i Aliran piroklastika Patuha

Kv Batuan Vulkanik Gunung Kunti

107° 27' 47"


Sv Batuan Vulkanik Gunung Sumbul

7° 12' 49"
Legenda
Garis Kontur Furnadia
Sesar interpretatif

Sungai (interminiton) Mata Air Panas


Kawah

Kawah Putih
Keluaran Gas
2500 m

Peta Index
Kawah Ciwidey
2000 m
Cibuni

? ?
?
1500 m

A B C
Skala Vertikal 1 : 25.000

Gambar 2. Peta Geologi daerah Patuha dan sekitarnya, Jawa Barat, dengan sebaran
manifestasinya (dimodifikasi dari Suswati, drr., 2000).

sesar berinteraksi dengan batuan sekitar dan netik dan peta geologi untuk melihat korelasi
memperlihatkan pola kelurusan. interpretasi kelurusan, sebaran manifestasi,
dan pola-pola perubahan nilai magnetiknya.
Metoda yang digunakan adalah menganalisis
peta elevasi digital (Gambar 3) yang dibuat
berdasarkan peta kontur (Gambar 4). Selan- HASIL DAN PEMBAHASAN
jutnya, dari peta elevasi digital dibuat shad-
Dengan menggunakan metode FFD, didapat-
ed relief daerah Panas bumi Patuha dengan
menggunakan 4 azimuth cahaya yang berbe- kan kelurusan-kelurusan yang berasosiasi
da, yaitu 00, 450, 900, 3150, dan dengan keting- dengan struktur yang ada di daerah tersebut
gian cahaya 450, kemudian ditarik kelurusan. (Gambar 5) atau merupakan refleksi gambar­
Kelurusan yang telah ditarik (Gambar 5), di- an dari topografi berupa kelurusan sungai,
hitung nilai panjangnya dan dikelompokkan kelurusan lembah, struktur sesar maupun
pada grid 2x2 km yang dibuat secara random, rekah­an, kontak batuan dan kemunculan
selanjutnya dibuat peta kontur nilai fault and- mani­festasi panas bumi. Trend kelurusan di
fracture density yang diasumsikan bahwa daerah Panas bumi Patuha umumnya memi-
pada densitas struktur tertinggi berasosiasi liki arah baratdaya - timurlaut, barat - timur,
dengan pusat pergerakan fluida. Pada peneli- utara-selatan, sesuai dengan arah sesar pada
tian ini dipergunakan juga peta anomali mag- peta geo­logi (Gambar 2).
70 Jurnal Lingkungan dan Bencana Geologi, Vol. 2 No. 1 April 2011: 67 - 75

E
PETA ELEVASI DIGITAL
W
DAERAH PANASBUMI PATUHA
S

0 2500 Meters

Gambar 3. Peta Elevasi Digital, daerah Panas bumi Patuha


(Sumber: Citra Landsat TM daerah Patuha Tahun 2009).

W E
PETA KONTUR
DAERAH PANASBUMI PATUHA
S

0 2500 Meters

Gambar 4. Peta Kontur daerah Panas Bumi Patuha


(Sumber: Peta Rupabumi digital daerah Patuha Tahun
2003).
Identifikasi prospek panas bumi berdasarkan Fault and Fracture Density (FFD): 71
Studi kasus Gunung Patuha, Jawa Barat - Cyrke A.N. Bujung drr.

Gambar 5. Hasil penarikan kelurusan di daerah Panas Bumi Patuha dari empat
sudut cahaya yang berbeda (hijau = 00, kuning = 450, merah = 900, Ungu = 3150).

Berdasarkan hasil perhitungan nilai densi- mengon­­trol


­ daerah Rancabolang dan Kawah
tas dengan menggunakan metoda FFD, da­ Tiis.
erah Panas Bumi Patuha dapat dikelompok-
Sebagai bahan kompilasi digunakan peta
kan menjadi 2 kelas densitas, yaitu densitas
anomali magnetik (Gambar 7), dengan ren­
tinggi (2800- 4200 m/km2) yang ditunjukkan
tang nilai anomali positif 0 - 3000 nT dan
de­ngan warna kuning, dan densitas rendah ­(<
anomali negatif -800 – 0 nT. Dalam eksplora-
2800 m/km2) dengan warna hijau (Gambar 6).
si panas bumi, yang menjadi perhatian adalah
Daerah dengan densitas tinggi berada di seki-
adanya anomali magnet negatif, karena da­
tar daerah Cibuni, Rancabolang, dan Kawah
erah de­ngan anomali negatif berasosiasi de­
Ciwidey. Daerah berwarna hijau merupakan
ngan da­erah alterasi yang merupakan batuan
daerah non anomali. Daerah bernilai tinggi
penudung (clay cap), berfungsi sebagai penu-
berasosiasi dengan lava dan piroklastik. Ke-
tup reservoir. Daerah anomali negatif berada
nampakan topografi menunjukkan adanya
di sekitar Kawah putih, Kawah Ciwidey, dan
beberapa sesar dan rekahan yang mengon-
sebagian di Cibuni dan Kawah Tiis. Daerah
trol deformasi di daerah ini, dan Kawah Ci-
yang memiliki perubahan nilai yang tinggi/
widey serta Cibuni struktur kawah mengon-
konturrrapat, diinterpretasi sebagai struktur
trol deformasinya. Sesar dan rekahan sedikit
72 Jurnal Lingkungan dan Bencana Geologi, Vol. 2 No. 1 April 2011: 67 - 75

Densitas struktur
Cibuni (m/km2)

00 4200
28

Kawah putih 2800 4000

3800

Kawah Ciwidey 3600

2800
3400

3200

3000

28
00
0
280 2800
Rancabolang
2600

Kawah Tiis 2400


0
280
2200

2000

Gambar 6. Peta interpretasi kelurusan dengan menggunakan metoda FFD.

sesar atau rekahan. Daerah anomali nega- de­ngan densitas sesar dan rekahan yang tinggi
tif berasosiasi dengan zona sumber panas di yang menyebabkan fluida dalam reservoir
bawah permukaan. Temperatur tinggi dapat mengalir hingga permukaan. Daerah Kawah
mengakibatkan batuan kehilang­an sifat ke- Putih dengan manifestasi fumarol dan Ran-
magnetannya sehingga mengakibatkan da­ cabolang dengan manifestasi mata air panas
erah sumber panas memiliki anomali magnet memiliki nilai densitas struktur sekitar 2600-
negatif. 2800 m/km2. Daerah ini termasuk ke dalam
Peta kompilasi daerah Panas Bumi Patuha nilai yang mendekati anomali. Kontrol utama
(Gambar 8), menunjukkan kecocokan antara yang terlihat adalah kerapatan kontur anoma-
data fault and fracture density, peta anomali linya yang menunjukan daerah yang potensial
magnetik dan peta geologi. Daerah dengan memiliki sumberdaya panas bumi. Berdasar-
densitas tinggi mempunyai jumlah kelurusan kan anomali magnetik, daerah ini juga dekat
yang banyak. Daerah ini terletak pada kemir- dengan sumber panas di bawah permukaan.
ingan terjal - menengah, dan umumnya men- Berdasarkan kompilasi data, didapatkan pra-
gontrol manifestasi yang ada seperti fumarol kiraan daerah prospek panas bumi berada di
di Kawah Ciwidey dan Cibuni. Daerah ini daerah Cibuni, Kawah Putih, dan Kawah Ci-
juga umumnya dilewati oleh struktur sesar. widey.
Manifestasi yang muncul berasal dari daerah
Identifikasi prospek panas bumi berdasarkan Fault and Fracture Density (FFD): 73
Studi kasus Gunung Patuha, Jawa Barat - Cyrke A.N. Bujung drr.

0
20
Kawah Cibuni
Kawah Putih

200

120
200 200
Kawah2 Ciwidey

0
2200

200
20
0
12
00
20
0

Kawah Tiis

Anomali magnetik
(nT)
N
3000
2800
W E 2600
2400
S 2200
2000
1800
1600
1400
1200
1000
800
600

0 2.500 Meters
400
200
0
-200
-400
-600
-800

Gambar 7. Peta anomali magnetik (hasil pengukuran langsung di daerah Penelitian).


74 Jurnal Lingkungan dan Bencana Geologi, Vol. 2 No. 1 April 2011: 67 - 75

Cibuni

Kawah putih

Kawah Ciwidey

Rancabolang

Kawah Tiis

Densitas Struktur (m/km2)


4200

4000

3800

3600

0 1000 2000 3000 4000 3400

3200
KETERANGAN
3000
Anomali magnet negatif
2800
Fumarol
2600

Keluaran gas 2400


Peta Indeks
2200
Mata air panas
2000
Sesar

Gambar 8. Kompilasi peta kelurusan, peta anomali magnetik, dan peta geologi daerah
Panas Bumi Patuha, Jawa barat.
Identifikasi prospek panas bumi berdasarkan Fault and Fracture Density (FFD): 75
Studi kasus Gunung Patuha, Jawa Barat - Cyrke A.N. Bujung drr.

KESIMPULAN Layman, E.B. and Soemarinda S., 2003, The


Patuha Vapour-Dominated ResourceWest Java,
Berdasarkan metoda FFD yang dikompilasi- Indonesia. PROCEEDINGS, Twenty-Eighth
kan dengan data geomagnet, daerah prospek Workshop on Geothermal Reservoir Engineering
sumber daya panas bumi berada di daerah Ci- Stanford University, Stanford, California, January
buni, Kawah Putih, dan Kawah Ciwidey. 27-29, 2003. SGP-TR-173.

Purwantoro, T., Rachman, A., dan Silaban M.,


Ucapan Terima Kasih 2010, Potensi dan Rencana Pengembangan
Penulis mengucapkan terima kasih kepada PT. Lapang­an Panas Bumi Patuha Jawa Barat, Pro-
GEODIPA ENERGI atas izin penelitian di la- ceeding PIT IAGI Lombok, The 39th IAGI An-
pangan panas bumi Patuha. nual Convention and Exhibition.

Santoso, D., 2007, Eksplorasi Energi Geotermal,


ACUAN Teknik Geofisika. ITB

Saptadji, N.M., 2003, Teknik Panas Bumi, De-


Anonimous, 2003, Peta Rupa Bumi digital daerah
partemen Teknik Perminyakan, ITB Bandung.
panas bumi Patuha, skala 1: 25.000, Bakosurtanal,
Bogor. Suryantini and Wibowo, H. H., 2010, Application
of Fault and Fracture Density (FFD) Method for
Anonimous, 2009, Peta elevasi Digital daerah pa- Geothermal Exploration in Non-Volcanic Geo-
nas bumi Patuha hasil interpretasi Citra Landsat thermal System; a Case Study in Sulawesi-Indone-
TM daerah Patuha, Lapan. sia. Proceedings of World Geothermal Congress,
Bali, Indonesia.
Bujung, C.A.N., Singarimbun, A., Muslim, D.,
Hirnawan, F., dan Sudradjat A., 2010, Delineasi Suswati, A.R., Mulyana, Nia, H., dan Sutawidjaya
Reservoir Panas bumi Berdasarkan Litologi, Alte- I.S., 2000, Laporan Pemetaan Geologi Komplek
rasi Hidrotermal, dan Profil Temperatur, Bulletin Gunung api, Kabupaten Bandung, Jawa Barat,
of Scientific Contribution. Vol.9 No.1. Edisi April Subdit pemetaan gunung api, Direktorat Vul-
2011 (dalam proses penerbitan). kanologi.

Anda mungkin juga menyukai