Anda di halaman 1dari 105

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BACA TULIS AL-QUR’AN

(BTQ) PADA MATA PELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM &


BUDI PEKERTI MELALUI METODE PEER LESSON DI KELAS IV
SDN HARAPAN BARU II KOTA BEKASI

Skripsi

Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk Memenuhi


Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan Islam

Disusun Oleh :
Sulaiman Rasyid
1812011000089

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2016 M/ 1436 H
LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BACA TULIS AL-QUR’AN


(BTQ) PADA MATA PELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM &
BUDI PEKERTI MELALUI METODE PEER LESSON DI KELAS IV
SDN HARAPAN BARU II, KOTA BEKASI

Skripsi ini Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk
Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I)

Oleh:
Sulaiman Rasyid
1812011000089

Menyetujui,

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2016
LEMBAR PENGESAHAN BIMBINGAN SKRIPSI

Skripsi yang berjudul Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Baca Tulis Al-
Qur’an (BTQ) Pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam & Budi
Pekerti Melalui Metode Peer Lesson di Kelas IV SDN Harapan Baru II,
Kota. Disusun oleh Di Susun oleh Sulaiman Rasyid, NIM. 1812011000089,
Jurusan Pendidikan Agama Islam, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan,
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Telah melalui
bimbimbingan dan dinyatakan sah sebagai karya ilmiah yang berhak untuk
diujikan pada sidang munaqasah sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan oleh
fakultas.

Jakarta, Februari 2016

Yang Mengesahkan ,
SURAT PERNYATAAN KARYA SENDIRI

Yang bertanda tangan di bawah ini:


Nama : Sulaiman Rasyid
NIM : 1812011000089
Jurusan : Pendidikan Agama Islam/DMS
Alamat : Jl. Perjuangan Kp. Penggilingan Baru Rt.02/03 Kelurahan
Harapan Baru Kec. Bekasi Utara Kota Bekasi, Kode Pos 17123

MENYATAKAN DENGAN SESUNGGUHNYA


Bahwa skripsi yang berjudul “Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Baca Tulis
Al-Qur’an (BTQ) Pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam & Budi
Pekerti Melalui Metode Peer Lesson di Kelas IV SDN Harapan Baru II, Kota
Bekasi.” Adalah benar hasil karya sendiri di bawah bimbingan dosen:

Nama : Dr. Akhmad Sodiq, M.A.


NIP :197107091998031001

Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan saya siap
menerima segala konsekuensi apabila terbukti skripsi ini bukan hasil karya
sendiri.

Ciputat, Februari 2016


ABSTRAK

Sulaiman Rasyid, NIM. 1812011000089, “ Upaya Meningkatkan Hasil


Belajar Baca Tulis al-Qur’an (BTQ) Pada Mata Pelajaran Pendidikan
Agama Islam & Budi Pekerti Melalui Metode Peer Lesson di Kelas IV SDN
Harapan Baru II, Kota Bekasi”, Skripsi Program Studi Pendidikan Agama
Islam, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri
(UIN) Jakarta 2016.

Kata Kunci : Metode Peer Lesson, Meningkatkan Hasil Belajar Baca Tulis al-
Qur’an (BTQ).

Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar Baca Tulis al-
Qur’an (BTQ) siswa kelas IV SD melalui metode Peer Lesson. Pelaksaksanaan
penelitian ini dilaksanakan di SDN Harapan Baru II, Kota Bekasi pada semester 1
tahun ajaran 2015/2016. Subjek penelitian ini berjumlah 41 siswa. Metode
Penelitian yang digunakan peneliti adalah metode Penelitian Tindakan Kelas
(PTK). Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dilaksanakan sebagai upaya mengatasi
permasalahan yang muncul dalam kelas. Penelitian ini dilakukan dengan 4 tahap,
yaitu : perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi. Keempat tahapan
tersebut merupakan siklus yang berlangsung secara berulang-ulang dan dilakukan
dengan langkah-langkah yang sama dan difokuskan pada peningkatan hasil belajar
Baca Tulis al-Qur’an siswa di kelas IV semester 1.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa adanya peningkatan hasil belajar
siswa pada materi Baca Tullis al-Qur’an siswa dengan menggunakan metode
Peer Lesson. Peningkatan tersebut dapat dilihat melalui hasil tes setiap siklus
yang telah dilaksanakan. Pada tes awal pada pra siklus, hasil belajar yang
diperoleh adalah 60,46 (kategori kurang). Pada siklus I atau pertemuan pertama
sedikit mengalami peningkatan dengan prosentase 4.41% yaitu 64,87 (kategori
cukup), Sedangkan siklus II adanya peningkatan yang signifikan dengan
prosentase 12.32 % dengan skor 77.19 (kategori baik) dibandingakan dengan
siklus I. Maka dapat dideskripsikan bahwa metode Peer Lesson dapat
meningkatkan hasil belajar Baca Tulis al-Qur’an pada kelas IV SDN Harapan
Baru II Kota Bekasi.

i
ii
KATA PENGANTAR

Dengan nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang

Segala puji bagi Allah yang Maha Kuasa pemilik seluruh alam semesta.
Alhamdulillahi Robbil “Alamiin, dan terimakasih kepadaNya, Yang Maha
Pengasih lagi Maha Penyayang yang memberikan petunjuk yang tanpa ijin Nya
penulis tidak bisa menyelesaikan penelitian ini secara tuntas. Rasa Hormat yang
begitu besar dihaturkan pada junjungan kita Nabi Muhammad SAW yang menjadi
suri tauladan kita dalam tiap bermuamalah di dunia, semoga Allah memberkahi.
Penelitian ini memaparkan tentang upaya meningkatkan hasil belajar BTQ
siswa melalui metode peer lesson di kelas IV di SDN Harapan Baru II Kota
Bekasi. Ditulis untuk memenuhi gelar sarjana pendidikan dari Universitas Islam
Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Penulis berharap temuan dalam penelitian ini dapat memberikan kontribusi
bagi banyak pihak, terutama dalam bidang pengajaran di kelas pada jenjang SD
secara keseluruhan dan di sekolah tempat meneliti pada khususnya.
Bagaimanapun, penelitian ini masih jauh dari kata sempurna, oleh karena itu,
segala kritik dan saran yang membangun akan ditampung untuk menjadi bahan
evaluasi pada penelitian selanjutnya.
Pada kesempatan berharga ini, peneliti ingin mengucapkan banyak
terimakasih pada pihak-pihak yang membantu terselesaikannya penelitian ini,
baik berupa moral dan materil. Peneliti secara khusus mengucapkan terimakasih
kepada :
1. Prof. Dr. Ahmad Thib Raya, M.A. selaku Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah
dan Keguruan beserta staff yang telah memberikan kesempatan kepada
penulis untuk menempuh pendidikan di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Dr. H. Abdul Majid Khon, M.Ag. Selaku Kepala Jurusan Pendidikan
Agama Islam.
3. Marhamah Saleh, Lc, MA. Sekretaris Jurusan Pendidikan Agama Islam.
iii
4. Dr. Akhmad Sodiq ,MA. Dosen Pembimbing yang selalu meluangkan
waktunya dan membimbing serta mengajarkan kepada penulis dengan
sabar.
5. Dindin Ridwanudin, M.Pd. Selaku pengurus Dual Modul System (DMS)
PAI yang sudah dengan sabar melayani dan megurus para mahasiswa.
6. Seluruh Bapak/Ibu Dosen Jurusan Pendidikan Agama Islam yang telah
memberikan Ilmu yang berguna bagi diri pribadi selama perkuliahan.
7. Kepala sekolah Epih Hanafi, M.MPd, M.Si beserta seluruh Keluarga
Besar dewan guru SDN Harapan Baru II Kota Bekasi.
8. Uum Umiati S.Pd. Selaku guru kelas IV yang telah memberikan izin
kepada penulis untuk melakukan penelitian.
9. Teristimewa untuk ayahanda Abun dan ibunda Sinah, mertuaku Ibu
Aning, serta Istriku tercinta Heni Mulyani selalu memberikan cinta kasih
serta Suportnya kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
10. Untuk anakku dan mata hatiku Mikael Abraham Rasyid yang senantiasa
menjadi mutiara penyemangat.
11. Teman-teman DMS Pendidikan Agama Islam kelas A1 angkatan tahun
2012 yang selalu membantu dan mendukung penulis sehingga selesainya
skripsi ini. Salam perjuangan dan salam cinta buat kalian.

Jakarta, Februari 2016


Penulis,

Sulaiman Rasyid

iv
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL
LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING
LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI
LEMBAR PERNYATAAN KARYA SENDIRI

ABSTRAK ........……………………………………..…………………. i
ABSTRACT.........……………………………………..…………………. ii
KATA PENGANTAR………………………………..…………………. iii
DAFTAR ISI.........……………………………………..…………………. v
DAFTAR TABEL.........………………………………..………………….vii
DAFTAR BAGAN.......………………………………..………………….viii

BAB I PENDAHULUAN.…….……………………..…………………. 1
A. LatarBelakangMasalah .........………………………………….... 1
B. Identifikasi Fokus Masalah.........……………………………….... 3
C. Pembatasan Masalah .........………………...…………………....... 3
D. Perumusan Masalah.........…………………………….........……... 4
E. TujuanPenelitian .........…………………………………............... 4
F. ManfaatPenelitian ....................…………………………………. 4

BAB II KERANGKA TEORI DAN PENGAJUAN TINDAKAN.…. 5


A. Deskripsi Teori Area dan Fokus yang Diteliti......…..……………. .5
1. HasilBelajar .........…………………………………................... 5
a. PengertianHasilBelajar ..........………………………….... 5
b. Faktor-faktor yang MempengaruhiHasil Belajar .............. 6
c. Jenis-jenis Hasil Belajar..........………………………….. 9
2. Pendidikan Agama Islam di SD.......……………………….... 10
a. PengertianPendidikan Agama Islam di SD ..........…….. 10
b. TujuanPembelajaran Agama Islam di SD........................ 13

v
3. Baca Tulis Al-Qur’an ..........…………………..........………. 15
a. PengertianBaca Tulis Al-Qur’an..........………………... 15
b. Pengertian MenulisAl-Qur’an ..........……….………...... 16
c. Tujuan Pembelajaran al Qur’an..........…,,………………. 24
d. Materi Pembelajaran Baca Tulis Al-Qur’an .........………. 25
4. MetodePembelajaran ..........…………………………….......... 26
a. PengertianMetodePembelajaran Peer Lesson..........……. 26
b. Langkah-langkahMetodePeer Lesson.........……………. 27
B. Hasil Penelitian yang relevan..........……….........………………. 28
C. Hipotesis Tindakan..........……………….....………............……. 29

BAB III METODOLOGI PENELITIAN.........……….............……. 30


A. Tempat dan WaktuPenelitian.........……….....………............……. 30
B. Metode Penelitian dan Rancangan Siklus Penelitian.........………..... 31
C. Subjek Penelitian .........……….....………............……..................... 33
D. Peran dan Posisi Peneliti dalamPenelitian...............................……. 33
E. Tahapan Intervensi Tindakan.........……….....………............……. 33
F. Hasil Intervensi Tindakan yang Diharapka...………............……. 36
G. Data dan SumberData..................……….....………............……. 38
H. Instrumen Pengumpulan Data.........……….....………............……. 38
I. Tekhnik Pengumpulan Data.............……….....………............……. 38
J. Tekhnik Pemeriksaan Kepercayaan.........………....................……. 39
K. Analisis Data dan Interpretasi Data.........…....………............……. 39
L. Pengembangan Perencanaan Tindakan.........……….............…….... 41

BAB IV DESKRIPSI, ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN...... 42


A. Deskripsi Data.........……….............……......................................... 42
B. Analisis Data.........……….............……........................................... 57
C. Pembahasan Hasil Penelitian.........……….............…….................. 68

vi
BAB V KESIMPULAN, IMPILKASI DAN SARAN.........…...……. 71
A. Kesimpulan.........………......................................................…….... 71
B. Implikasi......................................................……….............…….... 71
C. Saran-saran..................................................……….............…….... 72

DAFTAR PUSTAKA.........……….....………............…….................... 73
UJI REFERENSI
LAMPIRAN-LAMPIRAN

vii
viii
ix
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Pendidikan memiliki nilai strategis dan urgen dalam pembentukan suatu
bangsa. Pendidikan itu juga berupaya untuk menjamin kelangsungan hidup bangsa
itu sendiri. Sebab melalui pendidikan akan diwariskan nilai-nilai luhur yang
dimiliki oleh bangsa tersebut, karena itu pendidikan tidak hanya berfungsi untuk
how to know, dan how to do, tetapi yang amat penting adalah how to be,
bagaimana supaya how to be, terwujud maka diperlukan transfer budaya dan
kultur.
Oleh karena demikian pentingnya masalah yang berkenaan dengan
pendidikan, maka perlu diatur suatu aturan yang baku mengenai pendidikan
tersebut. Yang dipayungi dalam Sistem Pendidikan Nasional. Sistem Pendidikan
Nasional adalah suatu keseluruhan yang terpadu dari semua satuan dan kegiatan
pendidikan yang berkaitan satu dengan lainnya untuk mengusahakan tercapainya
tujuan pendidikan nasional.1
Undang-undang nomor 23 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
menyebutkan bahwa pendidikan dan keagamaan menjadi bagian dari pendidikan
nasional. Pendidikan Agama Islam merupakan upaya sadar dan terencana dalam
menyiapkan peserta didik untuk mengenal, memahami, menghayati, meng Imani,
bertaqwa, dan berakhlak mulia dalam mengamalkan ajaran agama Islam dengan
sumber utamanya kitab suci al-Qur’an dan Hadits, melalui kegiatan bimbingan,
pengajaran latihan serta penggunaan pengalaman.
Pendidikan, sebagai usaha dan kegiatan manusia dewasa terhadap manusia
yang belum dewasa, bertujuan untuk menggali potensi-potensi tersebut agar
menjadi aktual dan dapat dikembangkan. Dengan begitu, pendidikan adalah alat
untuk memberikan rangsangan agar potensi manusia tersebut berkembang sesuai
dengan apa yang diharapkan. Dengan berkembangnya potensi-potensi itulah

1
Haidar Putra Daulay, Pendidikan Islam dalam Pendidikan Nasional di Indonesia,
(Jakarta: Kencana, 2004), Cet. I, h. 9.

1
2

manusia akan menjadi manusia dalam arti yang sebenarnya. Pendidikan sering
diartikan sebagai upaya manusia untuk memanusiakan manusia. Sehingga
mampu memenuhi tugasnya sebagai khalifah di muka bumi ini dan menjadi
warga negara baik serta berguna bagi agama, bangsa dan negara.2
Al-Qur’an menurut bahasa diambil dari kata kerja “qora’a” yang artinya
ia telah membaca, maka perkataan al-Qur’an itu berati “ bacaan” atau “yang
dibaca”. Al-Qur’an adalah isim masdar yang diartikan dengan arti isim maf’ul
yaitu “ maqrau” artinya “yang dibaca.”
Sebagai seorang muslim kita diharuskan untuk belajar dan mempelajari al
-Qur’an. Sesuai dengan firman Allah SWT artinya : “Sesungguhnya orang-orang
yang selalu membaca Kitab Allah (meneliti, isinya, sehingga pekerjaannya itu
menjadi ciri dan tanda bagi mereka), dan mendirikan shalat serta menafkahkan
sebagian rezeki yang Kami anugerahkan kepada mereka, dengan diam-diam,
maupun terang-terangan, mereka itu mengharapkan perniagaan yang tidak merugi,
agar Allah menyampaikan kepada mereka pahala mereka, dan menambah kepada
mereka dari karunia-Nya, sesungguhnya Allah Maha Pengampun Lagi Maha
Mensyukuri”. (QS:Al Fathir[35]:29-30).
Memperhatikan makna ayat diatas, begitu pentingnya setiap individu
muslim dapat membaca dan memahami al-Qur’an, serta akan lebih baik lagi dapat
menghafalnya. Terlebih al-Qur’an sebagai pedoman hidup. Oleh karena itu
marilah kita mempelajari dan memahami isi al-Qur’an, agar mendapat petunjuk
dan hidayah dari Allah SWT.
Fenomena yang terjadi di sekolah, banyak siswa yang belum memiliki
kemampuan membaca dan menulis al-Qur’an dengan baik dan berdasar kaidah-
kaidah penulisan yang benar. Hal ini disebabkan karena kurang efektifnya
penggunaan media dan metode yang digunakan dalam pembelajaran di kelas. Dan
hal ini berimplikasi terhadap menurunnya hasil belajar siswa terhadap materi baca
tulis al-Qur’an. Dari kenyataan fakta diatas maka diperlukan solusi yang baik

2
Zuhairini, Metodik Khusus Pendidikan Agama, (Surabaya: Usaha Nasional, 1983), h.
121.
3

untuk mengatasi hal tersebut, seperti penggunaan banyak metode pembelajaran


dan salah satunya yaitu metode pembelajaran peer lesson (turor sejawat).
Berdasarkan permasalahan yang ada, penulis tertarik untuk melakukan
penelitian lanjutan dalam bentuk Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan judul
“Upaya Meningkatkan Prestasi Belajar Baca Tulis Al-Qur’an (BTQ) Pada
Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam & Budi Pekerti Melalui Metode
Peer Lesson di Kelas IV SDN Harapan Baru II Kota Bekasi.”

B. Identifikasi Fokus Masalah


Dari latar belakang masalah dapat diidentifikasi permasalahan sebagai
berikut:
1. Prestasi belajar siswa dalam mempelajari Baca Tulis Al-Qur’an yang
masih rendah.
2. Pembelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti selama ini masih
kurang efektif, sehingga perhatian siswa kurang maksimal dalam proses
pembelajaran.
3. Penggunaan media dalam pembelajaran untuk meningkatkan kemampuan
penguasaan huruf hijaiyah masih kurang.
4. Metode yang selama ini digunakan sangat terbatas dalam meningkatkan
kemampuan membaca dan menulis al-Qur’an siswa.

C. Pembatasan Masalah
Penelitian ini dibatasi sebagai berikut :
1. Meningkatkan prestasi belajar pada sub pokok bahasan Baca Tulis Al-
Qur’an dengan materi Q.S al Falaq ayat 1-5.melalui penerapan metode
Peer Lesson.
2. Hasil pembelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti sub pokok
bahasan Baca Tulis Al-Qur’an dengan menggunakan metode Peer Lesson.
3. Efektivitas metode Peer Lesson dalam meningkatkan hasil belajar
Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti sub pokok bahasan Baca Tulis
Al - Qur’an dengan materi Q.S al Falaq ayat 1-5.
4

D. Perumusan Masalah
Bedasarkan identifikasi dan pembatasan masalah, maka perumusan
masalah yang diajukan dalam penelitian ini sebagai berikut : Apakah metode Peer
Lesson meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran Pendidikan Agama
Islam dan Budi Pekerti sub bahasan Baca Tulis al-Qur’an di kelas IV SDN
Harapan Baru II Kota Bekasi?

E. Tujuan Penelitian
Secara umum tujuan penelitian ini untuk memperbaiki dan meningkatkan
hasil belajar Baca Tulis al-Qur’an kelas IV SDN Harapan Baru II Kota Bekasi.
Secara khusus tujuan dari penelitian ini adalah untuk meningkatkan prestasi belajar
Pendidikan Agama Islam & Budi Pekerti materi Baca Tulis al-Qur’an dengan
menggunakan metode Peer Lesson di kelas IV SDN Harapan Baru II Kota Bekasi.

F. Manfaat Penelitian
Dengan dilaksanakannya penelitian tindakan kelas ini akan memberikan
manfaat bagi Peneliti. Dengan adanya penelitian ini, akan menambah wawasan
keilmuan peneliti dalam melaksanakan penelitian. Serta lebih meningkatkan hasil
belajar baca tulis al-Qur’an dengan metode peer lesson.
5

BAB II
KERANGKA TEORI DAN PENGAJUAN TINDAKAN

A. Deskripsi Teori dan Fokus Penelitian


1. Hasil Belajar
a. Pengertian Hasil Belajar
Menurut S Nasutionhasil belajar siswa dirumuskan sebagai “Tujuan
Instruksional Umum (TIU) yang dinyatakan dalam bentuk yang spesifik dan
merupakan komponen dari tujuan umum mata kuliah atau bidang studi.
Hasil belajar ini menyatakan apa yang akan dilakukan atau dikuasai siswa
sebagai hasil pelajaran itu”.3 Menurut Purwanto “ hasil belajar merupakan
perolehan dari proses belajar siswa sesuai dengan tujuan pengajaran (ends
are being attained). Tujuan pengajaran menjadi hasil belajar potensial yang
akan dicapai oleh anak melalui kegiatan belajarnya”.4
Merujuk pemikiran Bloom yang dikutip oleh Agus Suprijono bahwa
: “Hasil belajar mencakup kemampuan kognitif, afektif dan psikomotorik.
Domain kognitif adalah knowledge (pengetahuan, ingatan), comprehension
(pemahaman, menjelaskan, meringkas, contoh), aplication (menerapkan),
analysis(menguraikan, menentukan hubungan), Synthesis
(mengorganisasikan, merencanakan, membentuk bangunan baru), dan
evaluation (menilai). Domain afektif adalah receiving (sikap menerima),
responding (memberi respon), valuing (nilai), organization (organisasi),
characterization (karakter). Domain psikomotorik juga mencakup
ketrampilan produktif, teknik, fisik, sosial, material dan intelektual”.5
Hasil belajar adalah perubahan-perubahan yang terjadi pada diri
siswa, baik yang menyangkut aspek kognitif, afektif dan psikomotorik
sebagai hasil dari kegiatan belajar.

3
S. Nasution, Kurikulum dan Pengajaran, (Jakarta:Bumi Aksara, 2009), Cet. V, h. 61.
4
Purwanto, Evaluasi Hasil Belajar, (Yogyakarta:Pustaka Pelajar, 2009), Cet. I, h. 45.
5
Agus Suprijono, Cooperative Learning : Teori dan Aplikasi Palkem,
(Yogyakarta:Pustaka Pelajar), Cet. II, h. 42.

5
6

Menurut An Nawawi dan K. Ibrahim yang menyatakan bahwa hasil


belajar dapat diartikan sebagai tingkat keberhasilan siswa dalam
mempelajari materi pelajaran di sekolah yang dinyatakan dalam skor yang
diperoleh dari hasil tes mengenal sejumlah materi pelajaran tertentu.
Secara sederhana, yang dimaksud dengan hasil belajar siswa adalah
kemampuan yang diperoleh siswa setelah melalui kegiatan belajar. Karena
belajar itu sendiri adalah suatu proses dari seseorang yang berusaha
memperoleh suatu bentuk perubahan perilaku yang relatif menetap.
Untuk mengetahui apakah hasil belajar yang dicapai telah sesuai
dengan tujuan yang dikehendaki dapat diketahui melalui evaluasi.
Sebagaimana yang dikemukakan oleh Sunalbahwa evaluasi merupakan
proses penggunaan informasi untuk membuat pertimbangan seberapa efektif
suatu program telah memenuhi kebutuhan siswa. Selain itu, dengan
dilakukannya evaluasi atau penilaian ini dapat dijadikan feedback atau
tindak lanjut, atau bahkan cara untuk mengukur tingkat penguasaan siswa.
Kemampuan hasil belajar siswa tidak saja diukur dari tingkat penguasaan
ilmu pengetahuan, tetapi juga sikap dan ketrampilan. Dengan demikian,
penilaian hasil belajar siswa mencakup segala hal yang dipelajari di sekolah,
baik itu menyangkut pengetahuan, sikap dan keterampilan yang berkaitan
dengan mata pelajaran yang diberikan kepada siswa.6
Berdasarkan defenisi teori hasil belajar yang telah dikemukan dari
para pakar dapat didefenisikan bahwa hasil belajar adalah pencapaian siswa
dalam kemampuan kognitif, afektif dan psikomotorik yang didapat dari
proses pembelajaran.

b. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar


Menurut teori Gestalt, belajar merupakan suatu proses
perkembangan. Artinya bahwa secara kodrati jiwa raga anak mengalami
perkembangan. Perkembangan itu sendiri memerlukan sesuatu, baik yang
berasal dari diri siswa sendiri maupun pengaruh dari lingkungannya.
6
Ahmad Susanto, Teori Belajar dan Pembelajaran di Sekolah Dasar, ( Jakarta: Kencana
Prenada Media Group, 2014), Cet. I, h. 5.
7

Berdasarkan teori ini hasil belajar siswa dipengaruhi oleh dua hal, siswa itu
sendiri dan lingkungannya. Pertama, siswa ; dalam arti kemampuan berpikir
atau tingkah laku intelektual, motivasi, minat dan kesiapan siswa, baik
jasmani maupun rohani. Kedua, lingkungan; yaitu sarana dan prasarana,
kompetensi guru, kreativitas guru, sumber-sumber belajar, metode serta
dukungan lingkungan, keluarga dan lingkungan.
Pendapat senada dikemukakan oleh Wasliman, hasil belajar yang
dicapai oleh siswa merupakan hasil interaksi antara berbagai faktor yang
mempengaruhinya, baik faktor internal maupun eksternal. Secara terperinci,
uraian mengenai faktor internal dan eksternal, sebagai berikut :
1) Faktor internal; faktor internal merupakan faktor yang berasal dari
dalam diri siswa, yang mempengaruhi kemampuan belajarnya. Faktor
ini meliputi : kecerdasan, minat dan perhatian, motivasi belajar,
ketekunan, sikap, kebiasaan belajar, serta kondisi fisik dn kesehatan.
2) Faktor eksternal; faktor yang berasal dari luar diri siswa yang
mempengaruhi hasil belajar yaitu keluarga, sekolah dan masyarakat.
Keadaan keluarga berpengaruh terhadap hasil belajar siswa. Keadaan
keluarga yang broken atau hancur (pertengkaran suami istri, perhatian
keluarga yang kurang terhadap anaknya, serta kebiasaan sehari-hari
yang tidak baik dari orang tua dan sebagainya).
Selanjutnya, dikemukakan oleh Wasliman bahwa sekolah merupakan
salah satu faktor yang ikut menentukan hasil belajar siswa. Semakin tinggi
kemampuan belajar siswa dan kualitas pengajaran di sekolah, maka semakin
tinggi pula hasil belajarnya.7
Menurut Slameto faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar itu
terbagi menjadi 2 bagian besar yaitu :
a. Faktor Internal
1) Faktor biologis (jasmaniah)
Keadaan jasmaniah yang perlu diperhatikan, pertama kondisi
fisik yang normal atau tidak memiliki cacat sejak dalam kandungan

7
Ibid, h. 12.
8

sampai sesudah lahir. Kondisi fisik normal ini terutama harus meliputi
keadaan otak, panca indra, anggota tubuh. Kedua kondisi kesehatan
fisik. Kondisi fisik yang sehat dan segar sangat mempengaruhi
keberhasilan belajar. Didalam menjaga kesehatan fisik, ada beberapa
hal yang perlu diperhatikan antara lain makan dan minum yang
teratur, olahraga serta cukup tidur.
2) Faktor psikologis
Faktor psikologis yang mempengaruhi keberhasilan belajar ini
meliputi segala hal yang berkaitan dengan kondisi mental seseorang.
Kondisi mental yang dapat menunjang keberhasilan belajar adalah
kondisi mental yang mantab dan stabil. Faktor psikologis ini meliputi
hal-hal berikut :pertama, intelegensi. Intelegensi atau tingkat
kecerdasan dasar seseorang memang berpengaruh besar terhadap
keberhasilan belajar seseorang. Kedua kemampuan. Kemampuan
dapat dikatakan faktor utama penentu keberhasilan belajar seseorang.
Ketiga, bakat. Bakat memang bukan hal yang menentukan berhasil
atau tidaknya seseorang dalam suatu bidang, melainkan lebih banyak
menentukan tinggi rendahnya kemampuan seseorang dalam suatu
bidang.
3) Faktor kelelahan
Kelelahan dapat mempengaruhi belajar, agar seorang siswa
mendapatkan hasil belajar yang baik, maka dia harus terbebas dari
kondisi lelah.
b. Faktor Eksternal
1) Faktor lingkungan keluarga
Lingkungan rumah atau keluarga merupakan lingkungan
pertama dan utama dalam menentukkan keberhasilan belajar
seseorang. Cara mendidik yang dilakukan orangtua, hubungan antara
anggota keluarga, suasana rumah yang nyaman, perekonomian
keluarga yang mencukupi. Semua hal itu dapat mempengaruhi hasil
belajar seseorang.
9

2) Faktor lingkungan sekolah


Lingkungan sekolah sangatlah memegang peranan yang sangat
penting dalam menentukan keberhasilan belajar seseorang.
Keberhasilan belajar dalam lingkungan sekolah meliputi penentuan
kurikulum dan metode belajar, hubungan guru dengan siswa,
hubungan siswa dengan siswa, pelajaran, waktu sekolah, dan tata
tertib juga peraturan-peraturan sekolah.
3) Faktor lingkungan masyarakat
Lingkungan masyarakat juga memegang peranan penting
dalam keberhasilan belajar siswa. Keberadaan siswa dalam
lingkungan masyarakat yang baik dan pemilihan tempat bimibingan
belajar yang baik juga akan menentukan hasil belajar seseorang.8

Dari beberapa faktor yang dapat mempengaruhi hasil belajar


yang telah dikemukakan dapat dikatakan bahwa ada banyak hal yang
dapat mempengaruhi hasil belajar siswa, baik yang berasal dari diri
siswa (internal) maupun yang berasal dari luar (eksternal) dan hal
tersebut harus menjadi fokus bagi pendidik di sekolah dan harus
dengan cepat diatasi dengan baik.Karena hal tersebut akan
berimplikasi terhadap hasil belajar siswa.

c. Jenis-jenis Hasil Belajar

Menurut Howard Kingsley membagi tiga macam hasil belajar.


Yakni ketrampilan dan kebiasaan, pengetahuan dan pengertian, sikap dan
cita-cita.9 Gagne juga membuat sistematika hasil-hasil belajar sebagai
berikut :
1) Ketrampilan intelektual, kemmapuan seseorang untuk berinteraksi
dengan lingkungannya dengan menggunakan simbol huruf, angka,
kata atau gambar.

8
Slameto, Belajar dan Faktor-faktor Yang Mempengaruhinya,(Jakarta:Rineka Cipta,
2003), h. 64.
9
Nana Sujana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, (Bandung:Remaja Rosdakarya,
2006), Cet. III, h. 22.
10

2) Informasi verbal, seseorang yang belajar menyatakan atau


menceritakan suatu fakta atau suatu peristiwa secara lisan atau tertulis,
termasuk dengan cara menggambar.
3) Strategi kognitif, kemampuan seseorang untuk mengatut proses
belajarnya sendiri, mengingat dan berpikir.
4) Ketrampilan motorik, seseorang belajar melakukan gerakan secara
teratur dalam urutan tertentu.
5) Sikap, keadaaan mental yang mempengaruhi seseorang untuk
melakukan pilihan-pilihan dalam bertindak.10
Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa hasil belajar
merupakan suatu pendalaman belajar yang digambarkan secara jelas
yang telah diperoleh siswa dan juga dapat diukur dari beberapa aspek.
Yaitu adanya pengetahuan, pengalaman, dan perubahan sikap menuju
arah yang lebih baik dengan adanya proses belajar mengajar.

2. Pendidikan Agama Islam di Sekolah Dasar


a. Pengertian Pendidikan Agama Islam
Dari segi etimologi atau bahasa, kata pendidikan berasal kata
“didik” yang mendapat awalan pe- dan akhiran-an, sehingga pengertian
pendidikan adalah sistem cara mendidik atau memberikan pengajaran
dan peranan yang baik dalam akhlak dan kecerdasan berpikir. Dalam UU
No. 20 Tahun 2003 tentang Sisdiknas Pasal 1 ayat (1) dinyatakan bahwa
pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana
belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif
mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual
keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia,
serta ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan
negara.11

10
Evelin Siregar dan Hertini Nara, Teori Belajar dan Pembelajran, (Bogor:Ghalia
Indonesia, 2010), Cet. I, h. 8.
11
Muhaimin, Rekonstruksi Pendidikan Islam, (Jakarta: Rajawali Press, 2009), Cet. I, h.
259.
11

Pendidikan Agama Islam itu adalah usaha berupa bimbingan, baik


jasmani maupun rohani kepada anak didik menurut ajaran Islam, agar
kelak dapat berguna menjadi pedoman hidupnya untuk mencapai
kebahagiaan hidup serta berguna bagi bangsa dan agamanya.
Porsi dan Posisi Pendidikan Agama Islam Dilihat secara
kuantitatif, porsi Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekertidi sekolah
memang hanya tiga jam pelajaran untuk SD dan dua jam pelajaran untuk
SMP atau SMA/K, dengan tuntutan pencapaian standar kompetensi
lulusan yang sudah ditetapkan dalam Permen Diknas Nomor 23 Tahun
2006. Secara kualitatif pendidikan agama sebenarnya merupakan
core atau inti kurikulum pendidikan di sekolah. Hal ini didasarkan atas
falsafah negara “Pancasila”, di mana core Pancasila adalah sila pertama
“Ketuhanan Yang Maha Esa”. Pancasila jika dianalisis dengan
menggunakan pendekatan filsafat, Ketuhanan Yang Maha Esa masuk ke
dalam prinsip sila-sila yang empatnya lainnya, yaitu: (1) kemanusiaan
yang berdasarkan keimanan kepada Tuhan Yang Maha Esa; (2) persatuan
yang berdasarkan keimanan kepada Tuhan yang Maha Esa; (3)
kerakyatan yang berdasarkan keimanan kepada Tuhan Yang Maha Esa;
dan (4) keadilan yang berdasarkan keimanan kepada Tuhan Yang Maha
Esa. Hal ini mengandung makna bahwa inti Pancasila adalah keimanan
kepada Tuhan Yang Maha Esa, yang merupakan sasaran utama
pendidikan agama.12
Meskipun masing-masing aspek tersebut dalam praktiknya saling
terkait (mengisi dan melengkapi), tetapi jika dilihat secara teoritis
masing-masing memiliki karakteristik tersendiri.
Aspek al-Qur‟anHadis, menekankan pada kemampuan baca tulis
yang benar, memahami makna secara tekstual dan kontekstual, serta
mengamalkan kandungannya dalam kehidupan sehari-hari. Aspek
akidah, menekankan pada kemampuan memahami dan mempertahankan
keyakinan/keimanan yang benar serta menghayati dan mengamalkan

12
Ibid., h. 260.
12

nilai-nilai asmaul al-husna. Aspek akhlak, menekankan pada pembiasaan


untuk melaksanakan akhlak terpuji dan menjauhi akhlak tercela dalam
kehidupan sehari-hari. Aspek fiqh, menekankan pada kemampuan cara
melaksanakan ibadah dan muamalah yang benar dan baik. Sedangkan
aspek tarikh& kebudayaan Islam, menekankan pada kemampuan
mengambil ibrah (contoh/hikmah) dari peristiwa-peristiwa bersejarah
(Islam), meneladani tokoh-tokoh berprestasi, dan mengaitkannya dengan
fenomena sosial, budaya, politik, ipteks, dan lain-lain untuk
mengembangkan kebudayaan dan peradaban Islam. Kelima aspek
Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti tersebut dapat ditanamkan
kepada peserta didik melalui pembelajaran yang menggunakan
pendekatan kontekstual, yang intinya selalu mengaitkan pembelajaran
Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti dengan konteks dan
pengalaman-pengalaman hidup peserta didik yang beraneka ragam atau
konteks masalah-masalah serta situasi-situasi real kehidupannya. Melalui
interaksi dengan lingkungan dan menginterpretasi terhadap pengetahuan
dan pengalaman hidup tersebut, maka peserta didik dapat
mengkonstruksi makna dan nilai-nilai Islam yang perlu
diinternalisasikan dalam dirinya. Pendidikan agama (Islam) di sekolah
pada dasarnya lebih diorientasikan pada tataran moral action yakni agar
peserta didik tidak hanya berhenti pada tataran kompeten tetapi sampai
memiliki kemauan, dan kebiasaan dalam mewujudkan ajaran dan nilai-
nilai agama tersebut dalam kehidupan sehari-hari.13
Pendidikan Agama Islam di sekolah termasuk dalam pelajaran
agama Islam yang diselenggarakan di lembaga-lembaga pendidikan
umum (sekolah) sebagai suatu mata pelajaran atau mata kuliah saja
dengan nama pelajaran Pendidikan Agama Islam. Pengajarannya
memiliki kurikulum tersendiri. Kurikulum PAI berarti seperangkat
rencana kegiatan dan pengaturan mengenai isi dan bahan pelajaran PAI
serta cara yang digunakan dan segenap kegiatan yang dilakukan oleh

13
Ibid., h. 33.
13

guru agama untuk membantu seorang atau sekelompok siswa dalam


memahai, menghayati, dan mengamalkan ajaran Islam dan/atau
menumbuhkembangkan nilai-nilai Islam.14
Pendidikan agama di sekolah umum terselenggara sebagai upaya
pengintegrasian pendidikan Islam kedalam sistem sekolah yang
kurikulumnya berorientasi pada pengetahuan umum. Perubahan yang
perlu dilakukan dalam sistem pendidikan Islam memasukkan pendidikan
agama ke dalam pendidikan umum. Hal ini merupakan langkah
penyesuaian bagi tercapainya fungsi pendidikan dalam memenuhi
tuntutan perkembangan masyarakat modern. Sedangkan pendidikan
agama Islam di madrasah aspek-aspek pendidikan agama di sekolah
umum menjadi sub mata pelajaran-mata pelajaran. Mata pelajaran al-
Qur‟an Hadis, mata pelajaran Aqidah Akhlak, mata pelajaran Sejarah
Kebudayaan Islam, Fiqih, dan Bahasa Arab, Pasca keluarnya Surat
Keputusan Bersama (SKB) tiga menteri pada tanggal 24 Maret 1975
yang disepakati oleh Menteri Agama, Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan, dan Menteri Dalam Negeri. Maka komposisi kurikulum
madrasah harus sama dengan sekolah. Dengan konsekuensi, mata
pelajaran agama terdistorsi porsinya menjadi 30% dan materi pelajaran
umum mendominasi dengan prosentase 70%.15

b. Tujuan Pembelajaran Agama di Sekolah Dasar

Pendidikan atau pembelajaran agama di sekolah pada umumnya dan


sekolah dasar khususnya adlah sebagai usaha sadar untuk menyiapkan
siswa agar memahami (Knowing), terampil melaksanakan (doing), dan
mengamalkan (being) agama melalui kegiatan pendidikan atau
pembelajaran. Berdasarkan defenisi pendidikan agama ini, maka tujuan
pendidikan agama di sekolah ialah anak memahami, terampil,

14
Ibid., h.104.
15
Zakiah Darajat, Gigih Memperjuangkan Madrasah, dalam Amir Hamzah Wiryosukarto
dan Ahmad Fuad Efendi, Biografi KH. Imam Zarkasyi di Mata Umat . (Ponorogo: Gontor Press,
1996), h. 630 .
14

melaksanakan ajaran agama dlam kehidupan sehari-hari, sehingga


menjadi orang yang beriman dan bertaqwa kepada Allah SWT, berakhlaq
mulia dalam kehidupan pribadi, berkeluarga, bermasyarakat, berbangsa
dan bernegara.
Bagian paling penting dalam pendidikan agama ialah mendidik
siswa agar beragama, memahami agama (knowing), dan terampil
melaksanakan ajaran agama (doing). Dalam pembelajaran bidang agama
ini memerlukan pendekatan-pendekatan naqli, akal, dan kalbu. Selain itu
juga, diperlukan sarana yang memadai, sehingga mendukung
terwujudnya pembelajaran yang sesuai dengan karakter pendidikan
agama.
Berdasarkan uraian diatas, setidaknya ada tiga tujuan utama
pendidikan atau pembelajaran agama di sekolah dasar, yaitu : mengetahui
(knowing), terampil (doing), dan melaksanakan (being).16
Menurut Zuhairini, tujuan pendidikan agama Islam di lembaga-
lembaga pendidikan formal di Indonesia ini dapat dibagi menjadi dua
macam, yakni tujuan umum dan khusus. Pertama, tujuan umum
pendidikan agama adalah membimbing anak agar menjadi orang muslim
sejati, beriman teguh, beramal shaleh dan berakhlaq mulia serta berguna
bagi masyarakat, agama, dan negara. Tujuan pendidikan agama tersebut
merupakan tujuan yang hendak dicapai oleh setiap orang yang
melaksanakan pendidikan agama. Karena dalam hal mendidik agama
yang perlu ditanamkan terlebih dahulu adalah keimanan yang teguh,
sebab dengan adanya keimanan yang teguh ini, maka akan menghasilkan
ketaatan menjalankan kewajiban agama. Tujuan umum pendidikan
agama ini tidak dapat dicapai dalam waktu singkat, akan tetapi
membutuhkan proses atau membutuhkan waktu yang panjang dengan
tahap-tahap tertentu, dan setiap tahap yang dilalui itu juga mempunyai
tujuan tertentu yang disebut tujuan khusus. Kedua, tujuan khusus

16
Sutanto,Op. Cit., h. 278.
15

pendidikan agama adalah tujuan pendidikan agama pada setiap tahap atau
tingkat yang dilalui, seperti tujuan pendidikan agam di sekolah dasar
berbeda dengan tujuan pendidikan agama untuk sekolah menengah, dan
berbeda pula dengan perguruan tinggi. Adapun tujuan pendidikan agama
Islam di sekolah dasar, yaitu :
1) Penanaman rasa agama kepada peserta didik.
2) Menanamkan perasaan cinta kepada Allah dan Rasul-Nya.
3) Memperkenalkan ajaran Islam yang bersifat global, seperti rukun
Islam dan rukun iman.
4) Membiasakan anak-anak berakhlak mulia dan melatih anak-anak
untuk mempraktikkan ibadah yang bersifat praktis, seperti shalat dan
puasa.
5) Membiasakan contoh teladan yang baik.17

3. Baca Tulis Al-Qur’an (BTQ)


a. Pengertian Baca Tulis Al-Qur’an
Sebelum mengetahui tentang Baca Tulis Al-Qur‟an (BTQ), terlebih
dahulu penulis menguraikan pengertian tiap kata dari Baca Tulis Al-Qur‟an.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), kata “baca” sama
dengan kata “eja” merupakan kata dasar dari “membaca” yang memiliki
pengertian melihat serta memahami isi dari apa yang tertulis (dengan
melisankan atau hanya dalam hati) atau pengertian lainnya yaitu
mengeja/melafalkan apa yang tertulis.18
Sedangkan kata “tulis” merupakan kata dasar dari “menulis‟ yang
mempunyai arti membuat huruf (angka dan sebagainya) dengan pena
(pensil, kapur, dan sebagainya).19

17
Zuhairini, Metodik Khusus Pendidikan Agama, (Surabaya: Usaha Nasional, 1983), h.
80.
18
Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat Bahasa,
(Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 2008), Cet. I, ED. IV, h. 109.
19
Ibid., h. 1497.
16

Para ulama menyebutkan definisi al-Qur‟an yang mendekati


maknanya dan membedakannya dari yang lain dengan menyebutkan bahwa:
“al-Qur‟an adalah Kalam atau Firman Allah yang diturunkan kepada
Muhammad s.a.w. yang pembacaannya merupakan suatu ibadah.”20 Oleh
karena itu, al-Qur‟an harus dibaca dengan benar sesuai dengan makhraj
(tempat keluarnya huruf) dan sifat-sifat hurufnya, dipahami, dihayati,
diresapi makna-makna yang terkandung kemudian diamalkan.
Jadi, dapat disimpulkan bahwa baca tulis al-Qur‟an adalah suatu
kemampuan yang dimiliki siswa untuk membaca dan menuliskan kalam
Allah yang berupa al-Qur‟an. Dari pengertian tersebut, maka terdapatlah
gambaran bahwa diharapkan adanya kemampuan ganda yaitu membaca dan
menulis al-Qur‟an.

b. Menulis Al-Qur‟an
Ada beberapa ayat al-Qur‟an yang secara eksplisit memerintahkan
ummatnya untuk belajar menulis. Salah satunya adalah lima ayat permulaan
surat al-„Alaq yang tegas-tegas menunjukkan hal ini, lewat kata-kata:

Artinya: Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu Yang


menciptakan. Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah.
Bacalah, dan Tuhanmulah Yang Maha Pemurah. Yang mengajar (manusia)
dengan perantaran kalam. Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak
diketahuinya. (QS: al-„Alaq[96]: 1-5)
Menurut Thanthawi Jauhari dalam buku karangan Ilham Khoiri
mengungkapkan bahwa ayat diatas mengubah kejumudan masyarakat Arab
kala itu yang hanya mementingkan tradisi pengindraan, hafalan, dan tutur
kata, dengan menyodorkan hal lain yang tak kalah penting, yaitu tulisan.

20
Manna Khalil al-Qattan, Studi Ilmu-Ilmu Qur‟an, (Bogor: Pustaka Litera AntarNusa,
2013), Cet. XIII, h.17
17

Bahkan, tidak semata menyodorkan, melainkan mewajibkan membaca dan


menulis.21
Dalil diatas Allah SWT menyuruh Nabi Muhammad SAW agar
membaca, sedang beliau tidak pandai membaca dan menulis, maka dengan
kekuasaan Allah ini beliau dapat mengikuti ucapan jibril. Dan Allah akan
menurunkan kepadanya suatu kitab yang akan menjadi petunjuk bagi
manusia. Pada ayat ketiga Allah SWT menyuruh kembali nabi-Nya untuk
membaca, karena bacaan tidak dapat melekat pada diri seseorang kecuali
denggan mengulang-ngulanginya dan membiasakannya, maka seakan-akan
perintah mengulangi bacaan itu berarti mengulang-ngulangi bacaan yang
dibaca. Dengan demikian isi bacaan itu menjadi satu dengan jiwa nabi
Muhammad SAW sesuai dengan firman Allah SWT dalam surat yang lain :

٦
Artinya : kami akan membacakan (al-Qur‟an) kepadamu
(Muhammad), maka kamu tidak akan lupa. (Q.S: al „Ala[87]: 6).

Nabi SAW dapat membaca adalah dengan kemurahan Allah.Dia


mengabulkan permintaan orang-orang yang meminta kepada-Nya, maka
dengan limpahan karunia-Nyadijadikan utusan-Nya pandai membaca.
Dengan demikian hilanglah keuzuran nabi Muhammad SAW yang beliau
kemukakan kepada malaikat Jibril ketika menyuruh beliau membaca :”Saya
tidak pandai membaca, karena saya seorang yang buta huruf yang tak
pandai membaca dan menulis. Kemudian pada ayat selanjutnya Allah
menerangkan bahwa Dia menyediakan kalam sebagai alat menulis, sehingga
tulisan itu menjadi penghubung antar manusia walaupun mereka berjauhan
tempat.Sebagaimana mereka berhubungan dengan perantara lisan.Kalam
sebagai benda padat yang tidak dapat bergerak dijadikan informasi dan

21
Ilham Khoiri R, Al-Qur‟an dan Kaligrafi Arab, (Jakarta: PT. Logos Wacana Ilmu,
2010), Cet. I, h. 86.
18

komunikasi, maka apakah sulitnya bagi Allah menjadikan Nabi-Nya sebagai


manusia pilihan-Nya bisa membaca, berorientasi dan dapat pula mengajar.22
Bagi Quraish Shihab, perintah di atas merupakan perintah yang
paling berharga yang dapat diberikan kepada umat manusia. Karena,
membaca (dan menulis-pen) merupakan jalan yang mengantar manusia
mencapai derajat kemanusiaannya yang sempurna. Sehingga, tidak
berlebihan jika dikatakan bahwa “membaca” adalah syarat utama guna
membangun peradaban. Dan bila diakui bahwa semakin luas pembacaan
semakin tinggi peradaban, demikian pula sebaliknya.23
Al-Qur‟an terdiri dari tulisan Arab, sedangkan dalam penulisan Arab
terdapat tatacara dan peraturan penulisan yang berbeda dengan cara
penulisan huruf Indonesia, karena tulisan Arab terdiri dari huruf hijaiyyah
yang disusun dan dirangkai dengan benar. Tidak semua huruf hijaiyyah
dapat disambung antara huruf satu dengan huruf yang lain, namun ada
sebagian huruf hijaiyyah yang tidak bisa disambung dan disambungkan
dengan huruf hijaiyyah lainnya.

Dalam segi dapat atau tidaknya disambung, huruf hijaiyyah dibagi menjadi
tiga yaitu:

1) Huruf hijaiyyah yang dapat disambung dan disambungkan dengan huruf


hijaiyyah lainnya adalah:

2) Huruf hijaiyyah yang dapat disambung namun tidak dapat disambungkan

dengan huruf hijaiyyah yang lain adalah:

3) Huruf hijaiyyah yang tidak dapat disambung dan disambungkan dengan

huruf hijaiyyah lainnya adalah: ‫ا‬

22
M. Shonhaji, Zaini Dahlan dan Chamim Prawiro, Al-Qur‟an dan Tafsirnya,
(Yogyakarta: PT. Dana Wakaf Universitas Islam Indonesia, 2011), h. 149.
23
Imam Khoiri. R, Op. Cit., h. 88
19

Dalam segi peletakkan penulisannya, huruf hijayyah dibagi menjadi dua


yaitu:

1) Huruf hijaiyyah yang ditulis di atas garis, yaitu:

Huruf hijaiyyah yang ditulis memotong garis, yaitu:

Huruf-huruf hijaiyyah yang berjumlah 29 itu sebagian besar tulisannya


terdapat kesamaan antara yang satu dengan yang lainnya. Diantaranya
adalah:24

1) Alif, bisa untuk huruf tha‟, dha‟, kaf dan lam:

Nun sama dengan badan sien, syien, shad, dlad, dan lam:

3) Ba‟ sama dengan huruf ta‟, tsa, dan fa‟:

4) Ra‟ ukurannya sama dengan wawu:

5) Jimlengkungannyasamadenganha‟, kha‟, ain, ghain:

6) Shadbulatannyasamadengandlad, tha‟, dandha‟:

7) Fa‟ukuranlubangnyasamadenganqofdanwawu:

8) Qof badannya sama dengan ya‟:

9) Ha‟ / ta‟marbuthah, sama dengan bulatan lam alif:


Selain pembagian di atas, ada tata cara lain untuk menulis huruf hijaiyyah,
di sini lebih ditekankan pada bagaimana cara menulis bentuk huruf hijaiyyah
yang dijelaskan sebagai berikut:25

24
D. Sirojuddin. AR, Seni Kaligrafi Arab, (Bandung, PT Remaja Rosdakarya, 2000), h.
8.
25
Disarikan dari M.Misbahul Munir, Petunjuk Praktis Belajar Kaligrafi Arab, (Surabaya:
Apollo, 1994), h. 10-36.
20

1) Huruf alif (‫)ا‬, cara penulisannya dari atas ke bawah.

2) Huruf ba (‫)ب‬, cara penulisannya dari bagian atas kanan lalu turun ke

bawah berjalan kekiri dan berbelok ke atas kemudian diberi satu titik di
bawah.

3) Huruf ta (‫)ت‬, cara penulisannya dari bagian atas kanan lalu turun ke

bawah berjalan kekiri dan berbelok ke atas kemudian diberi dua titik di
atas.

4) Huruf tsa (‫)ث‬, cara penulisannya dari bagian atas kanan lalu turun ke

bawah berjalan kekiri dan berbelok ke atas kemudian diberi tiga titik
diatas.

5) Huruf jim (‫)ج‬, cara penulisannya dari ujung kiri berjalan mendatar ke

kanan turun ke bawah dengan membentuk setengah lingkaran, kemudian


diberi titik di tengah setengah lingkaran.

6) Hurufha‟ (‫)ح‬, cara penulisannya dari ujung kiri berjalan mendatar ke

kanan turun ke bawah dengan membentuk setengah lingkaran.

7) Hurufkho (‫)خ‬, cara penulisannya dari ujung kiri berjalan mendatar ke

kanan turun ke bawah dengan membentuk setengah lingkaran, kemudian


diberi titik di atas.

8) Huruf dal (‫)د‬, cara penulisannya dari bagian atas melengkung ke bawah,

lalu mendatar ke kiri dan berakhir dengan mengangkat sedikit ke atas.

9) Huruf dzal (‫)ذ‬, cara penulisannya dari bagian atas melengkung ke bawah,

lalu mendatar ke kiri dan berakhir dengan mengangkat sedikit ke atas


kemudian diberi satu titik di atas.

10) Huruf ro (‫)ر‬, cara penulisannya dari ujung atas berjalan miring kanan ke

bawah dilanjutkan berjalan miring kiri ke bawah.26

11) Huruf za (‫)ز‬, cara penulisannya dari ujung atas berjalan miring kanan ke

26
Ibid,. h. 3
21

bawah dilanjutkan berjalan miring kiri ke bawah kemudian diberi satu titik
di atas.

12) Huruf sin (‫)س‬, cara penulisannya dari ujung atas kanan membentuk

lengkungan kecil ke kiri dua kali dilanjutkan membentuk lengkungan ke


kiri lebih besar dari lengkungan sebelumnya.

13) Huruf syien (‫)ش‬, cara penulisannya dari ujung atas kanan membentuk

lengkungan kecil ke kiri dua kali dilanjutkan membentuk lengkungan ke


kiri lebih besar dari lengkungan sebelumnya kemudian diberi titik tiga di
atas dua lengkungan kecil.

14) Huruf shod (‫)ص‬, cara penulisannya dari permulaan bagian yang

berbentuk bulat telur selanjutnya mendatar ke kiri sedikit melengkung


dilanjutkan membentuk lengkungan ke kiri.

15) Huruf dlad (‫)ض‬, cara penulisannya dari permulaan bagian yang

berbentuk bulat telur selanjutnya mendatar ke kiri sedikit melengkung


dilanjutkan membentuk lengkungan ke kiri kemudian diberi satu titik di
atas bulatannya.

16) Huruf tha‟ (‫)ط‬, cara penulisannya dari permulaan bulatannya lalu

membentuk lengkungan ke atas kanan memutar lagi ke bawah sampai


pojok selanjutnya diturunkan sedikit dan lurus ke kiri, alif diletakkan di
awal bulatannya agak naik.

17) Huruf dha‟ (‫)ظ‬, cara penulisannya dari permulaan bulatannya lalu

membentuk lengkungan ke atas kanan memutar lagi ke bawah sampai


pojok selanjutnya diturunkan sedikit dan lurus ke kiri, alif diletakkan di
awal bulatannya agak naik kemudian diberi titik diatas sebelah kanan alif.

18) Huruf „ain (‫)ع‬, cara penulisannya dari ujung atas yang menyerupai bulan

sabit dilanjutkan turun ke bawah membentuk lengkungan setengah


lingkaran seperti huruf jim.27

27
Ibid,. h. 3
22

19) Huruf ghoin (‫)غ‬, cara penulisannya dari ujung atas yang menyerupai bulan

sabit dilanjutkan turun ke bawah membentuk lengkungan setengah


lingkaran seperti huruf jim kemudian diberi satu titik di atas.

20) Huruf fa (‫)ف‬, cara penulisannya dari awal bulatannya diberi sedikit ruang

melingkar turun sedikit ke bawah seperti menulis huruf ba kemudian


diberi satu titik di atas bulatan.

21) Huruf qof (‫)ق‬,cara penulisannya dari awal bulatannya diberi sedikit ruang

melingkar turun sedikit ke bawah seperti menulis huruf ba kemudian


diberi titik dua di atas bulatan.

22) Huruf kaf (‫)ك‬, cara penulisannya diawali dengan menulis huruf alif

berjalan datar ke kiri selanjutnya diberi huruf hamzah di atas garis datar.

23) Huruf lam (‫)ل‬, cara penulisannya diawali dengan huruf alif dilanjutkan

berjalan melengkung ke kiri.

24) Huruf mim (‫)م‬, cara penulisannya diawali dengan bulatan kecil berjalan

sedikit ke kiri dan menurun.

25) Huruf nun (‫)ن‬, cara penulisannya dari ujung atas bagian kanan seperti

menulis ba, ta, tsa, selanjutnya turun ke bawah sedikit melengkung


kemudian diberi satu titik di atas.

26) Huruf wawu (‫)و‬, cara penulisannya dari awal bulatan kecil dilanjutkan

turun ke bawah dengan sedikit melengkung seperti huruf ro dan za.

27) Huruf ha (‫)ه‬, cara penulisannya dari kanan atas turun sedikit melengkung

dan kembali ke atas.

28) Huruf ya (‫)ي‬, cara penulisannya dari ujung atas lalu mutar sedikit ke atas

dan turun ke bawah bagian kiri selanjutnya ke kanan dan turun


melengkung ke kiri kemudian diberi dua titik di bawah.28

28
Ibid,. h. 3
23

Dalam seni menulis Arab, ada istilah yang dinamakan kaligrafi. Kaligrafi
diambil dari kata latin “kalios” yang berarti indah dan kata “graph” yang
berarti tulisan atau aksara. Arti seutuhnya kata “kaligrafi” adalah kepandaian
menulis elok. Bahasa Arab sendiri menyebutnya khat yang berarti garis atau
tulisan indah. Garis lintang, equator atau khatulistiwa terambil dari kata Arab,
khattul istiwa, melintang elok membelah bumi jadi dua bagian yang indah.29

Ada enam tulisan Arab yang dianggap “tulisan besar” yaitu “al-Aqlam al-
Sittah” yang disepakati dalam pembahasan tarikh klasik kaligrafi Islam. Enam
tulisan tersebut adalah sebagai berikut:30
1) Sulus
Tulisan sulus lebih bersifat monumental, dipakai terutama untuk tujuan-
tujuan dekorasi pada pelbagai manuskrip dan inskripsi-inskripsi, sebagaimana
sekarang banyak dipakai untuk menghias tembok-tembok gedung.
2) Naskhi
Tulisan naskhi tidak meninjol pada banyak bentuk dan sistematika. Naskhi
ditulis lebih mudah dengan bentuk geometrikal cursif, tanpa macam-macam
struktur yang kompleks.
3) Muhaqqaq
Muhaqqaq digolongkan ke dalam jenis tulisan yang berumur tua. Mulanya
hanya merupakan suatu gaya yang sedikit berbeda dengan Kufi, yakni huruf-
hurufnya kurang menyudut pada kufi, dengan ikatan-ikatan ruang yang indah;
seluruhnya dibuat lebih tertib.
4) Rahyani
Rahyani berasal dari Naskhi. Namun, ditilik dari bentuknya, ia merupakan
bagian dari Sulus, dengan berbagai keindahan yang dimilikinya, yang
melebihi Sulus sendiri. Karena bentuknya yang indah itulah, ada sumber
kesalahan yang mengasosialisasikan pada namanya dengan al-Rayhan (harum
semerbak).

29
Ibid., D. Sirojuddin. AR, h. 3
30
Ibid., D. Sirojuddin. AR, h. 103-111
24

5) Tawqi‟
Tawqi‟ artinya “tanda tangan”. Karena para Khalifah dan perdana menteri
senantiasa menggunakan tawqi‟ untuk menandatangani berbagai naskah
mereka. Sering juga disebut tawaqi‟ atau tawaqi‟at, sebagai jama‟ dari
tawqi‟. Kalam tawqi‟ tergolong kepada salah satu tulisan tua dan diduga
sebagai pecahan langsung dari khat Riyasi yang menemukan bentuknya
semasa Khalifah Al-Makmun ibn Harun Al-Rasyid. Para Khalifah Abbasiyah
selalu menggunakan tawqi‟ untuk menandatangani atau mengecap nama-
nama dan titel-titel mereka.
6) Riqa‟
Riqa‟ jama‟nya Ruqa‟ah, artinya “lembaran daun kecil halus”, diduga
nama tersebut berasal dari Naskhi dan Sulus. Bentuk-bentuk asalnya sama
dengan huruf-huruf Sulus dan tawqi‟, baik dalam bentuk tunggal maupun
ketika berada dalam bentuk susunan.

c. Tujuan Pembelajaran Al-Qur’an


Tujuan merupakan faktor yang sangat penting dalam kegiatan pembelajaran,
karena keberhasilan suatu pembelajaran bisa dilihat dari tercapai atau tidaknya
tujuan pembelajaran tersebut. Dengan tujuan arah kegiatan pembelajaran
menjadi jelas.
Pembelajaran al-Qur‟an sebagai suatu kegiatan interaksi belajar mengajar
juga mempunyai tujuan. Adapun tujuan pembelajaran al-Qur‟an sebagaimana di
ungkapkan oleh Mahmud Yunus adalah sebagai berikut :
1) Agar siswa atau peserta didik dapat membaca al-Qur‟an dengan fasih dan
benar menurut tajwid.
2) Agar seorang muslim dan muslimah dapat membiasakan dan menghadirkan
al-Qur‟an dalam kehidupan sehari-hari.
3) Memperkaya perbendaharaan kata-kata dan kalimat-kalimat indah dan
menarik hati dari al-Qur‟an.31

31
Mahmud Yunus, Metodik Khusus Pendidikan Agama, (Jakarta: Hida Karya Agung,
1990), Cet. XII, h. 91.
25

d. Materi Pembelajaran Baca Tulis Al-Qur’an


Yang menjadi kompetensi dasar diadakannya serta dirancangnya Kurikulum
Baca Tulis al-Quran (BTQ) adalah agar siswa atau warga belajar dapat membaca
Al-Quran dengan benar sesuai kaidah ilmu tajwid. Dimana yang dinamakan
dengan tajwid adalah ilmu yang didalamnya mengajarkan tata cara membaca al-
Quran yang baik dan benar serta yang sesuai dengan makhrajnya.
Seiring dengan adanya kompetensi ini juga, ada beberapa tahapan atau
penguasaan yang sesuai dengan keadaan di lapangan mengenai kemampuan
membaca al-Quran. Diantaranya adalah sebagai berikut :
1) Ada yang membacanya lancar, kemudian disertai dengan penguasaan
tajwid yang benar dan fasih,
2) Ada yang membacanya lancar, tetapi dalam penguasaan tajwid masih ada
beberapa kesalahan,
3) Ada yang belum lancar dalam membaca al-Quran dan belum menguasai
tajwid itu sendiri, dan
4) Ada yang belum bisa membaca al-Quran sama sekali, kemudian dalam
tajwidnya juga baru dalam tahap orientasi atau pengenalan.
Dan dari beberapa item di atas yang menjadi tanggung jawab seorang
pengajar atau seorang guru mata pelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI)
khususnya untuk membenahi kualitas siswa dalam Baca Tulis al-Quran (BTQ).
Supaya Kurikulum Baca Tulis al-Qur‟an (BTQ) ini bisa terealisasi dengan baik
di kelas.
Setelah penguasaan dalam membaca Al-Qur‟an, penguasaan selanjutnya di
fokuskan pada penulisan al-Quran dalam surat al-Falaq. Dan yang menjadi
kompetensinya adalah sebagai berikut :
1) Mampu menyalin al-Qur‟an dengan benar.
2) Mampu menulis dengan Imla / dikte.
3) Mengenal Khat / kalighrafi.32

32
Ibid,. h. 91
26

4. Metode Pembelajaran Peer Lesson.


a. Pengertian Metode Pembelajaran Peer Lesson
Istilah peer tutoring atau peer lesson atau teman sejawat terkait dengan
metode belajar mengajar dengan bantuan seorang peserta didik yang kompeten
untuk mengajar peserta didik lainnya. Metode ini menuntut peserta didik untuk
aktif berdiskusi dengan sesama temannya, atau mengerjakan tugas kelompok
dengan bimbingan atau arahan yang kompeten, baik tugas itu dikerjakan
dirumah maupun diluar sekolah. Peserta didik yang ditugaskan sebagai
fasilitator atau pembimbing dapat menjalankan berbagai macam peran sebagai
guru, mediator, teman kerja, pelatih, atau role model. Peserta didik yang
berperan sebagai tutor sejawat dapat menunjukkan hanya satu peran atau
beberapa peran sekaligus tergantung tanggung jawab yang diberikan oleh guru.
Peserta didik yang berperan sebagai guru (pure teacher) dapat dilibatkan dalam
penyusunan dan penyampaian informasi dan ketrampilan, memberi umpan
balik dan evaluasi kepada peserta didik lain yang menjadi bimbingannya.33
Tutor sejawat (peer tutor) disebut sebagai mediator jika kurang memiliki
otonomi atau kekuasaan di kelompoknya. Tutor sejawat dapat berperan sebagai
asisten guru apabila selain mengajar temannya sendiri, dia juga mendapat tugas
administrasi seperti mengecek apakah tugas sudah lengkap, tugas apa saja yang
masih kurang, menyiapkan lembar kerja (jobsheet), menyiapkan blanko nilai
dan sebagainya. Tutor sejawat dapat berperan sebagai teman kerja (work
partner) jika dilibatkan dalam pekerjaan proyek guru dan diberikan wewenang
untuk mengontrol dan memberi bantuan kepada peserta didik lain supaya hasil
kerja memenuhi standar kerja yang ditetapkan pada proyeknya. Tutor sejawat
dapat berperan sebagai pelatih (coaches) jika dia beerja secara kooperatif
dengan cara memberi dorongan kepada peserta didik lain untuk mengumpulkan
tugas, memberi umpan balik secara informal, menulis tugas yang harus
dikerjakan. Tutor sejawat dapat berperan sebagai model (rule model) jika
dalam proses pembelajaran dia disuruh mendemonstrasikan keterampilan-
33
Ridwan Abdullah Sani, Inovasi Pembelajaran, (Jakarta: Bumi Aksara, 2013), Cet. I, h.
198.
27

ketrampilan yang dimilikinya dihadapan peserta didik yang lain, atau sebagai
contoh dalam mengerjakan ujian praktik.
b. Langkah-langkah Pelaksanaan Metode Pembelajaran Peer Lessons
Tahapan-tahapan pembelajaran dengan teman sejawat pada umumnya
mengikuti pola sebagai berikut :34

Guru mengidentifikasi beberapa peserta didik yang memiliki kemampuan yang lebih
baik daripada temannya di kelas yang sama untuk dijadikan tutor. Jumlah tutor sama
dengan jumlah kelompok yang akan dibentuk.

Guru melatih tutor dalam materi yang akan dipelajari oleh kelas dan menjelaskan
latihan serta evaluasi yang kan dilakukan.

Guru menjelaskan materi pelajaran secara ringkas pada semua peserta didik dan
memberikan kesempatan tanya-jawab.

Guru memberikan tugas yang harus dikerjakan dan tata cara melakukan evaluasi
(penilaian diri dan penilaian sejawat).

Tutor sejawat membanntu temannya dalam mengerjakan tugas dan memberikan


penjelasan tentang materi yang belum dipahami oleh temannya dalam satu kelompok.

Guru mengevaluasi proses belajar, tutor menilai hasil kerja temannya dalam satu
kelompok dan membuat laporan kepada guru. Peserta didik membuat penilaian diri dan
penialaian teman sejawat mengikuti format yang disediakan.

Pembelajaran teman sejawat (peer tutor) merupakan kegiatan belajar


yang berpusat pada peserta didik sebab anggota komunitas belajar
merencanakan dan memfasilitasi kesempatan belajar dirinya sendiri dan orang
lain. Pembelajaran akan sukses jika terjadi timbal balik anatara teman sebaya
yang secara bersama-sama membuat perencanaan dan memfasilitasi kegiatan

34
Ibid., h. 198.
28

belajar dan dapat belajar dari kegiatan belajar kelompok lainnya. Pembelajaran
peer tutoring dapat dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut :
1. Guru menyusun kelompok belajar. Setiap kelompok beranggota 3 atau 4
orang yang memiliki kemampuan beragam. Setiap kelompok minimal
memiliki kemampuan tinggi untuk menjadi tutor teman sejawat.
2. Guru menjelaskan tentang cara penyelesaiaan tugas melalui belajar
kelompok dengan metode peer teaching, wewenang dan tanggung jawab
masing-masing anggota kelompok, dan memberi penjelasan tentang
mekanisme penilaian tugas melalui teman sejawat (peer assessment) dan
penilaian diri (self assessment).
3. Guru menjelaskan materi pelajaran kepada semua peserta didik dan memberi
peluang tanya jawab apabila terdapat materi yang belum jelas.
4. Guru memberi tugas dengan catatan peserta didik yang kesulitan dalam
mengerjakan tugas dapat meminta bimbingan kepada teman yang ditunjuk
sebagai tutor/guru.
5. Guru mengamati aktivitas belajar dan memberikan penilaian kompetensi.
6. Guru, tutor, dan peserta didik memberikan evaluasi proses belajar mengajar
untuk menetapkan tindak lanjut kegiatan pertemuan berikutnya.35

B. Hasil Penelitian yang Relevan


Sebelum mengajukan penelitian dalam bentuk Penelitian Tindakan Kelas
(PTK) ini, peneliti terlebih dahulu melakukan survei terhadap hasil penelitian
yang membahas tentang pembelajaran Baca Tulis al-Qur‟an, yaitu dengan cara
membaca dan memahami hasil penelitian yang telah ada di perpustakaan,
terutama hasil penelitian yang berkaitan dengan tema penelitian ini. Di antara
penelitian yang dianggap relevan adalah:
1) Penelitian yang yang dilakukan oleh Siti Mu‟allifah dalam skripsinya
pada jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta tahun 2016. Penelitiannya
berjudul “Upaya Meningkatkan Hasil Belajar menulis Al-Qur‟an di

35
Ibid.,Ridwan Abdullah Sani, h. 201.
29

kelas IV dengan metode Drill SDIT Al Manar Bekasi”. Dengan hasil


bahwa metode Drill dapat meningkatkan hasil belajar menulis siswa di
SDIT al Manar Bekasi 36
2) Maswati dalam skripsinya pada jurusan Pendidikan Agama Islam
Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
tahun 2016. Penelitiannya berjudul “Upaya Meningkatkan Kemampuan
Belajar Membaca al-Qur‟an dengan Metode Demonstrasi di Kelas II
MI Mathlaul Huda Parung Panjang Bogor.” Hasil penelitian tersebut
menunjukkan pembelajaran baca tulis al-Qur‟an pada anak usia dini
cukup baik.37

C. Hipotesis Tindakan
Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini dirumuskan sebagai
berikut,”Dengan menerapkan metode Peer Lesson pada siswa SD kelas IVdi
SDN Harapan Baru II Kota Bekasi, maka diharapkan akan mampu
meningkatkan kemampuan Baca Tulis Al-Qur‟an siswa.”

36
Siti Mu‟alifah, Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Menulis al-Qur‟an Dengan Metode
Drill Pada Siswa Kelas IV B di SDIT Al Manar Bekasi, Skripsi pada S1 UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta, 2016, Tidak dipublikasikan
37
Maswati, Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Membaca al-Qur‟an siswa Dengan
Metode Demostrasi Pada Siswa Kelas II MI Mathlaul Huda Parung Bogor, Skripsi pada S1 UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta, 2016, Tidak dipublikasikan
30

BAB III
METODE PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian


1. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada semester ganjil tahun ajaran 2015-2016,


selama bulan Juni 2015 – Februari 2016. Adapun lokasi penelitian bertempat
di SDN Harapan Baru II, Jl. Perjuangan No. 29 Kelurahan Harapan Baru
Kecamatan Bekasi Utara Kota Bekasi.

2. Waktu Penelitian
Proses penelitian dilakukan secara bertahap mulai dari perencanaan dan
persiapan instrumen, uji coba instrumen penelitian yang dilanjutkan dengan
pengumpulan data lapangan sebagai kegiatan inti penelitian dilaksanakan
pada bulan Juni2015 – Februari 2016.

Tabel
Tabel3.1
4.1
Jadwal Penelitian
Jadwal Penelitian Tindakan Kelas

Bulan
No Jenis Kegiatan
Jun Jul Agu Sept Okt Nov Des Jan Feb
1 Pengajuan Judul
2 Proposal Judul
3 Persiapan Rencana Penelitian
4 Uji Coba Penelitian (Pra Siklus)
5 Pelaksaan Siklus I
6 Evaluasi Siklus I
7 Pelaksanaan Siklus II
8 Evaluasi Siklus II
9 Pengumpulan Data
10 Pengolahan Data
11 Analisis Data
12 Uji Referensi dan Pengesahan
Sumber : Data Primer, dibuat pada tanggal 20 Januari 2016

30
31

B. Metode Penelitian dan Rancangan Siklus


Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian Tindakan
Kelas (PTK). Penelitian Tindakan Kelas merupakan suatu penelitian dalam
bidang pendidikan yang bertujuan untuk memperbaiki atau meningkatkan
mutu pembelajaran di kelas. Penelitian Tindakan Kelas merupakan kegiatan
yang langsung berhubungan dengan tugas guru dikelas, guru sebagai peneliti
tetap melaksanakan tugas sehari-harinya, namun melakukan tindakan dalam
memperbaiki pembelajaran di kelas.Esensi penelitian tindakan kelas
merupakan kajian terhadap kontak sosial yang dicirikan dengan adanya unsur
tempat, pelaku dan kegiatan dalam waktu tertentu untuk meningkatkan
kualitas tindakan.
Dalam penelitian kelas ini dipilih model spiral menurut Kemmis dan
Mc. Taggart, yaitu model siklus yang dilakukan secara berulang-ulang dan
berkelanjutan (siklus spiral) artinya semakin lama diharapkan semakin
meningkat pencapaian hasilnya. Penelitian Tindakan Kelas model Kemmis
dan Mc. Taggart ini merupakan pengembangan dari konsep dalam berbagai
model penelitian tindakan terutama tindakan kelas (classroom action
research) yang diperkenalkan oleh Kurt Levin. Penelitian Tindakan Kelas
merupakan satu rangkaian lengkap (a spiral of steps) yang terdiri dari 4
komponen.

Komponen-komponen penelitian tindakan kelas ini terdiri dari :


1. Perencanaan (planning), yaitu rencana tindakan apa yang akan
dilaksanakan untuk memperbaiki, meningkatkan atau merubah
perilaku dan sikap sebagai solusi.
2. Tindakan (action), yaitu apa saja yang akan dilakukan oleh peneliti
sebagai upaya perbaikan.
3. Observasi (observing), yaitu mengamati atas hasil dari tindakan yang
telah dilaksanakan terhadap siswa.
32

4. Refleksi (reflection), yaitu peneliti melihat dan mempertimbangkan


atas hasil tindakan.38
Penelitian ini dilakukan 2 tahap siklus yakni siklus I dan siklus II.
Adapun pelaksanaannya direncanakan pada bulanSeptember - Oktober
2015.

Adapun penjelasan alur diatas yaitu sebagai berikut :


a) Rancangan /rencana awal, sebelum mengadakan penelitian,
peneliti menyusun rumusan masalah, tujuan dan membuat
rencana tindakan, termasuk didalamnya instrumen penelitian
dan perangkat pembelajaran.
b) Kegiatan dan Pengamatan, meliputi tindakan yang dilakukan
oleh peneliti sebagai upaya meningkatkan kemampuan
membaca Al-Qur’an siswa serta mengamati dampak dari
diterapkannya pengajaran dengan menggunakan metode peer
lesson.
c) Refleksi, peneliti mengkaji, melihat dan mempertimbangkan
hasil atau dampak dari tindakan yang dilakukan berdasarkan
lembar pengamatan yang diisi oleh pengamat.
d) Rancangan/rencana yang direvisi, berdasarkan hasil refleksi
dari pengamat membuat rancangan yang direvisi untuk
melaksanakan pada siklus berikutnya.
Observasi dibagi dalam setiap siklus I dan II dimana masing-
masing siklus dikenai perlakuan yang sama (alur kegiatan yang sama) dan
membahas satu bab pokok bahasan yang diakhiri dengan tes formatif
diakhir masing putaran. Siklus ini berkelanjutan dan akan dihentikan jika
sesuai dengan kebutuhan dan dirasa sudah cukup.

38
Nuraida Halid Alkaf, Metodologi Penelitian Pendidikan, (Jakarta: Islamic Research
Publishing, 2009), h.22.
33

C. Subjek Penelitian
Subjek penelitian ini adalah siswa Kelas IV SDN Harapan Baru II Jl.
Perjuangan No. 29 Kelurahan Harapan Baru Kecamatan Bekasi Utara Kota
Bekasi tahun ajaran 2015/2016, dengan jumlah siswa yang terdiri dari 41
siswa.
D. Peran dan Posisi Peneliti dalam Penelitian
Peran penulis dalam penelitian ini adalah sebagai seorang peneliti,
dengan kegiatan yang diawali dengan membuat perencanaan, melaksanakan
kegiatan, melakukan pengamatan, mengumpulkan dan menganalisis data,
serta melaporkan hasil penelitian. Dalam penelitian ini, peneliti dibantu oleh
guru Kelas IV yang bertindak sebagai kolaborator yang bertugas mengamati
kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh guru dan siswa dalam kegiatan
pembelajaran dengan metode peer lesson.

E. Tahapan Intervensi Tindakan


Tahap penelitian tindakan ini diawali dengan dilakukannya pra penelitian
atau penelitian pendahuluan dan akan dilanjutkan dengan tindakan pertama
yang berupa siklus, terdiri dari perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan,
observasi dan evaluasi, serta analisis dan refleksi. Setelah melakukan analisis
dan refleksi pada tindakan I, penelitian akan dilanjutkan dengan tindakan II,
jika data yang diperoleh masih memerlukan penyempurnaan akan dilanjutkan
kembali pada tindakan III, dan seterusnya.
34

Tahap-tahap penelitian tindakan ini adalah sebagai berikut:


Bagan 3.1.Tahap Intervensi Tindakan Siklus I39

SIKLUS I

Tahap Perencanaan
1. Membuat rencana pembelajaran
2. Menyiapkan metode pembelajaran
3. Membuat lembar kerja siswa
4. Membuat pedoman observasi
5. F. dan tinggi
Membuat format pertanyaan utk siswa yg nilainya rendah, sedang
6. Membuat soal tes akhir siklus I

Tahap Tindakan
1. Melaksanakan skenario dan rencana pembelajaran sesuai dengan rencana
tindakan dengan menggunakan metode Peer Lesson.
2. Menjelaskan materi
3. Tes akhir siklus I

Tahap Observasi
G.
1. Mengamati jalannya Proses Pembelajaran
2. mengamati aktivitas siswa selama pembelajaran
3. mendokumentasikan kegiatan siswa seperti foto
4. mengamati hasil tes siklus I

Tahap Refleksi
Hasil dari pengamatan dianalisis dan direfleksikan untuk memperoleh masukan
bagi tindakan siklus berikutnya.

39
Zainal Aqib, Penelitian Tindakan Kelas untuk Guru, (Bandung: Irama Widya, 2006),
Cet.VIII, h.23.
35

Bagan 3.2.Tahap Intervensi Tindakan Siklus II 40

SIKLUS II

Perencanaan
1. Membuat rencana pembelajaran sesuai dengan hasil refleksi siklus I dengan pembelajaran aktif
2. Menyiapkan metode pembelajaranPeer Lesson
3. Membuat lembar kerja siswa H.
4. Membuat pedoman observasi
I.
5. Membuat format pertanyaan utk siswa yg nilainya rendah, sedang dan tinggi
6. Membuat soal tes akhir siklus II J.
Tindakan
1. Melaksanakan skenario dan rencana pembelajaran sesuai dengan rencana tindakan dengan
menggunakan metode peer lesson
2. Tes akhir siklus II.

Observasi
1. Mengamati jalannya Proses Pembelajaran
2. mengamati aktivitas siswa selama pembelajaran
3. mendokumentasikan kegiatan siswa seperti foto
4. mengamati hasil tes siklus II.

Refleksi
Hasil dari pengamatan dianalisis dan direfleksikan untuk memperoleh masukan bagi tindakan siklus
berikutnya.

Secara lebih rinci, prosedur pelaksanaan PTK itu dapat digambarkan:


Bagan 3.3: Prosedur Pelaksanaan PTK41

Permasalahan Pemberian Siswa mengerjakan tugas


Materi sesuai dengan skenario

Siklus I
Menentukan keberhasilan
dan kekurangan pada
Observasi dengan
siklus I
mencatat hal yang terjadi
selama pembelajaran

Mengidentifikasikan Memberikan tugas dan


Belum kembali tentang arahan untuk kegiatan
terselesaikan materi berikutnya

Siklus II
Terselesaikan Menentukan keberhasilan Menganalisis data yang telah
dari pelaksanaan siklus 2 terkumpul pada tiap pertemuan

40
Ibid., h.23.
41
Maifalinda Fatra & Abd. Razak, Penelitian Tindakan Kelas, (Jakarta: FITK-UIN
Syahid Jakarta, 2010), h. 27.
36

Adapun prosedur penelitian yang akan dilaksanakan adalah sebagai berikut :


1. Perencanaan
a. Menyusun rencana siklus, dalam penelitian ini direncanakan sebanyak
dua siklus, sesuai dengan perkiraan terpecahkannya masalah ini secara
baik. Siklus kedua dilaksanakan jika target ketercapaian hasil belajar
siswa tidak tercapai pada siklus pertama.
b. Perencanaan siklus dua disusun dengan memperhatikan hasil refleksi
pada siklus I.
c. Menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang akan
digunakan dalam tindakan.
d. Menyusun lembar kerja siswa (LKS) yang akan digunakan pada tugas
kelompok.
e. Menyusun instrumen berupa lembar observasi untuk kegiatan guru,
lembar observasi untuk kegiatan murid, dan soal tes.

2. Pelaksanaan Tindakan
SIKLUS I
Pada tahap ini peneliti melaksanakan pembelajaran dengan
menggunakan metode peer lesson yakni menerapkan tahap-tahap:
a. Pendahuluan
1) Guru mengadakan apersepsi pelajaran sebelumnya.
2) Guru memberi pengarahan untuk melaksanakan pembelajaran dengan
menggunakan metode peer lesson.
3) Guru mengkomunikasikan tujuan pembelajaran (Fase I)
b. Kegiatan inti
1) Guru menggunakan metode peer lesson. Guru menjelaskan materi
tentang baca tulis al Qur-an kepada siswa. Kemudian guru membagi
siswa menjadi 5 kelompok. Setiap kelompok terdiri dari 8 orang siswa,
setiap siswa dalam satu kelompok diberi materi tentang Baca Tulis al
Qur-an. Setiap kelompok dipersiapkan 1 tutor sejawat yang memiliki
kemampuan lebih dari siswa yang lain.
37

2) Tutor bertugas menjelaskan dan mengajarkan materi tentang Baca


Tulis al Qur-an dengan media yang sudah disiapkan sebelumnya.
3) Guru mendampingi para tutor agar pelaksanaan pembelajaran dapat
lebih terarah dan jelas.
c. Penutup
Untuk mengakhiri kegiatan ini peneliti membuat rangkuman materi,
melaksanakan tes hasil belajar akhir siklus I.

SIKLUS II
Pada tahap ini peneliti melaksanakan pembelajaran dengan
menggunakan metode tutor sejawat yakni menerapkan tahap-tahap
pembelajaran dengan menggunakan metode tutor sejawat sama halnya dengan
siklus I :
a. Pendahuluan
1) Guru mengadakan apersepsi pelajaran sebelumnya.
2) Guru memberi pengarahan untuk melaksanakan pembelajaran dengan
menggunakan metode tutor sejawat.
3) Guru mengkomunikasikan tujuan pembelajaran (Fase II)
b. Kegiatan inti
Pada kegiatan ini penulis melaksanakan kegiatan sama dengan siklus I
namun yang membedakan disini adalah adanya perbaikan dan evaluasi
pembelajaran dari siklus I.
c. Penutup
Untuk mengakhiri kegiatan ini peneliti membuat rangkuman materi,
melaksanakan tes hasil belajar akhir siklus II.
F. Hasil Intervensi Tindakan yang Diharapkan

Hasil intervensi tindakan yang diharapkan dari penelitian dan hasil


observasi adalah adanya peningkatan kemampuan dan hasil belajar siswa
dalam baca tulis al Qur’an dan timbulnya keaktifan siswa dalam kegiatan
pembelajaran.
38

G. Data dan Sumber Data


Adapun data dan sumber data yang penulis dapatkan yaitu:
1) Soal pre test pada pra siklus
2) Tes formatif pada siklus I
3) Tes formatif pada siklus II
4) Lembar pengamatan dari observer dalam pelitian

H. Instrumen Pengumpulan data


Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan beberapa
instrument antara lain adalah :
1. Lembar Observasi
Lembar observasi digunakan untuk mengungkapkan aktifitas
siswa selama proses pembelajaran Al-Qur’an dengan menggunakan
metode peer lesson.
2. Lembar Soal
Lembar soal ini digunakan untuk mengetahui kemampuan siswa
dalam menyelesaikan soal yang berhubungan materi pelajaran Al-
Qur’an.

I. Teknik Pengumpulan Data


Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah dengan
mengamati setiap aktivitas siswa pada saat pembelajaran dengan
menggunakan partisipasi pada setiap siklus dan mencatat setiap kejadian
yang terjadi pada saat pembelajaran berlangsung.Di akhir siklus peneliti
memberikan soal tes, dan format pertanyaan terbuka mengenai
kemampuan membaca Al-Qur’an siswa dengan menggunakan metode
peer lesson. Dokumentasi mengenai aktivitas siswa selama pembelajaran
dilakukan pada setiap siklus.

J. Teknik Pemeriksaan Keterpercayaan Studi


Untuk memperoleh data yang valid yaitu yang objektif, sahih, dan
handal dalam penelitian ini menggunakan beberapa teknik, antara lain :
39

1. Menggali data dari sumber yang sesuai dengan menggunakan cara


berbeda. Dalam penelitian ini, untuk memperoleh informasi tentang
aktivitas siswa dilakukan dengan mengobservasi siswa dan memeriksa
catatan siswa.
2. Menggali data dari sumber yang berbeda untuk memperoleh informasi
tentang hal yang sama. Untuk memperoleh hasil belajar siswa
dilakukan dengan memeriksa hasil tes siswa, mengadakan wawancara
dengan guru, dan melihat hasil observasi guru mitra
3. Memeriksa kembali data-data yang telah terkumpul, baik tentang
ketidak sesuaian, keaslian, maupun kelengkapannya.
4. Mengulang pengolahan dan analisis data yang sudah terkumpul.

K. Analisis Data dan Interpretasi Hasil Analisis


Setelah data terkumpul peneliti menganalisis data. Analisis data
merupakan jiwa dari Penelitian Tindakan Kelas (PTK)42. Analisis data
diwakili oleh momen refleksi putaran penelitian tindakan kelas. Dengan
melakukan refleksi peneliti akan memiliki wawasan autentik yang akan
membantu dalam menafsirkan datanya.43.
Dalam mengolah hasil penelitian, peneliti menggunakan penilaian
acuan patokan (PAP). Penilaian acuan patokan merupakan penialaian skor
yang diperoleh peserta didik dengan suatu standar atau norma. Penilaian ini
lebih menitik beratkan pada apa yang didapat dilakukan oleh peserta didik.
Dengan kata lain, kemampuan-kemampuan apa yang telah dicapai oleh
peserta didik sesudah menyelesaikan satu bagian kecil dari suatu keseluruhan
program. Jadi Penilaian acuan patokan meneliti apa yang dapat dikerjakan
oleh peserta didik dan bukan membandingkan seorang peserta didik dengan

42
Ruswandi Hermawan, Mujono dan Ayi Suherman,Metode Penelitian Pendidikan
Sekolah Dasar, (Bandung: UPI PRESS, 2007), Cet. Ke-I, 186.
43
Kunandar, Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas Sebagai Pengembangan Profesi
Guru, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2008), h. 101.
40

teman sekelasnya, melainkan dengan suatu kriteria atau patokan yang


spesifik. 44

Dengan rumus :
Nilai = Skor siswa x100
Skor maksimal

Dengan rumusan penilaian acuan patokan dalam bentuk huruf sebagai


berikut :

80-100 :A
71-80 :B
61-70 :C
50-60 :D
50 kebawah :E

Sementara untuk mengolah hasil belajar belajar siswa peneliti


menggunakan pendekatan analisis deskriftif. Penelitian tindakan kelas yang
menggunakan pendekatan deskriftif menggunakan analisis yang bersifat
menggambarkan, menjelaskan, menghubungkan, menggolongkan dan
menafsirkan tentang suatu gejala atau peristiwa. Data kuantitatif dapat
dianalisis secara deskriftif, seperti prosentase, mean, median, mode,
simpangan, frekuensi, tabel, grafik dan chart dan sebagainya.45
Pendekatan deskriftif adalah suatu pendekatan yang bertujuan
untukmencari nilai rata-rata dan prosentase dari hasil belajar maupun aktivitas
belajar peserta didik, sebagaimana rumus:46

P = F x100% sedangkan X =F
N N

44
Zaenal Arifin, Evaluasi Pembelajaran, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2011), h.
233.
45
Ruswandi Hermawan, Mujono dan Ayi Suherman, op.cit., h. 186.
46
Ibid,.h. 40
41

Keterangan

F = jumlah skor peserta didik N = Jumlah individu


P = Jumlah skor dalam prosen X = Rata- rata
Data yang berupa aktivitas siswa yang tercantum dalam lembar
observasi didiskusikan terlebih dahulu dengan observer. Data yang
terkumpul berupa kalimat-kalimat dan data-data tentang aktivitas guru
dan siswa ditulis menjadi kalimat yang bermakna dan ilmiah. Analisis
data ini berguna untuk membuat perbaikan pada kegiatan siklus
selanjutnya.
L. Pengembangan Perencanaan Tindakan
Indikator yang menjadi pedoman dalam penelitian ini adalah
meningkatkan kemampuan menulis teks al-Qur’an pada mata pelajaran baca
tulis Al-Qur’an (BTQ) melalui metode Peer lesson agar memenuhi standar
Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) mencapai nilai 75.
43

BAB IV
HASIL PENELITAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Data
1. Letak Geografis
Letak dan luas sebuah sekolah juga bisa mempengaruhi proses belajar
mengajar, karena sekolah membutuhkan suasana yang tenang dan lahan yang
luas untuk mendukung kegiatan sekolah di luar ruangan.

Sekolah Dasar Negeri Harapan Baru IIletaknya sangatlah strategis karena


berada tepat dijalan utama, SDN Harapan Baru II terletak satu komplek
dengan SDN Harapan Baru I, III, IV, V dan VI yang merupakan satu gugus.
SDN Harapan Baru II letaknya diapit diantara beberapa perumahan yaitu
sebelah barat Perumahan Duta Harapan, Perumahan Prima Harapan
Regency, sebelah Timur perumahan Wisma Asri dan Taman Kebalen
sebelah Selatan terdapat Rumah Sakit Swasta Anna Medika dan sebelah
Utara terdapat Perumahan Villa Indah Permai. Adapun secara geografis letak
SDIT Almanar berdiri diatas sebidang tanah seluas 1930 M2, dengan luas
bangunan 1200 M2.yang beralamat di:

Alamat : JL. Perjuangan No.29

Desa/Kelurahan : Harapan Baru

Kecamatan : Bekasi Utara

Kota : Bekasi

Provinsi : Jawa Barat

42
43

2. Profil Sekolah SDN Harapan Baru II


Tabel 4.1
Profil SDN Harapan Baru II

Nama Sekolah : SDN Harapan Baru II


NPSN : 20223507
NSS : 101026507046
Alamat : Jl. Perjuangan No. 29
Kelurahan : Harapan Baru
Kota : Bekasi
Provinsi : Jawa Barat
Kode Pos : 17123
Telepon : (021) 88872042
Email : sdnharba2@gmail.com
Status Sekolah : Negeri
Akreditasi :A
Tahun Berdiri : 1982
Luas Tanah : 1930 M2
Luas Bangunan : 1200 M2
Sumber: Data Sekunder SDN Harapan Baru II, dibuat pada tangal 15 April 2016

SDN Harapan Baru II merupakan salah satu dari 60 Sekolah Dasar


Negeri yang berada di Kecamatan Bekasi Utara, SDN Harapan Baru II sejak
tahun 1982 dan beralamat Jl. Perjuangan Kp. Pengiilingan Baru Rt. 02/03
no.29. Kelurahan Harapan Baru Kecamatan Bekasi Utara Kota Bekasi, kode
pos 17123. SDN Harapan Baru II berdampingan dengan SDN Harapan Baru
IV. SDN Harapan Baru II berdiri di atas tanah seluas 1930 M2 dengan luas
bangunan 1200 M2 dan sudah terakreditasi A.
44

3. Visi, Misi dan Tujuan Sekolah Dasar Negeri Harapan Baru II


Tabel 4.2
Visi dan Misi SDN Harapan Baru II

No. VISI
1 Membangun karakter yang cerdas, terampil dan berkahlak
MISI
1 Membimbing disiplin yang tinggi, jujur dan cerdas
2 Mengupayakan kenyamanan sekolah
3 Tertib administrasi, transparansi, dan akuntabilitas
4 Memberi keteladanan yang konkrit
5 Mendorong prestasi siswa
6 Menyiapkan siswa yang beriman, taqwa, cerdas dan terampil
STRATEGI
1 Menjalin komunikasi yang baik dengan pihak yang terkait
2 Bekerja sama secara harmonis dengan pihak lain
3 Saling menghargai keberadaan masing-masing
4 Menyiapkan sarana dan prasarana yang mendukung

Sumber: data Sekunder SDN Harapan Baru II, ditulis pada tanggal 15 April 2016
45

4. Keadaan Kepala Sekolah, Guru dan Siswa SDN Harapan Baru II


Tabel 4.3
Keadaan Kepala Sekolah, Guru, TU

NO NAMA GURU/KEPSEK PANGKAT JABATAN KET.


/GOL
1 Epih Hanafi, M.M.Pd. M.Si Pembina /IV A Kepsek
2 Aah Mar’ah, S.Pd Pembina IV A Guru Kelas
IA
3 Sugiarti, S.Pd Pembina /IV A Guru Kelas
VI A
4 Nunung Nurlaila, S.Pd Pembina /IV A Guru Kelas I
B/C
5 Ade Rusman, S.Pd Pengatur Guru PJOK
Madya/III C
6 Tuti Hartuti, S.Pd.I Pengatur Muda/ Guru Kelas
III A VC
7 Siti Hayati, S.Pd Pengatur Muda/ Guru Kelas
III A III A
8 Nunung Sa’idah, S.Ag Pengatur Muda/ Guru Kelas
III A VI C
9 Uum Umiati, S.Pd Pengatur Muda/ Guru Kelas
III A IV A
10 Enang Mulyana, S.Pd Pengatur Muda/ Guru SBK
III A
11 Atit Resmawati, S.Pd Pengatur Muda/ Guru Kelas
III A VI B
12 Massiti Ch, S.Pd Pengatur Muda/ Guru Kelas
III A VA
13 Mualamah, S.Pd Pengatur Muda/ Guru Kelas
III A II A
46

14 Titin Supriatin, S.Pd Pengatur Muda/ Guru Kelas


III A II B/C
15 Sulaiman Rasyid CPNS/II A Guru
Agama
16 Yani Heryani, S.Pd - Guru Kelas
IV C
17 Makmun, S.Pd.I - Guru Kelas
IV B
18 Jubaedah, S.Pd.I - Guru Kelas
III B
19 Fredy Zulkarnaen, S.Pd - Guru Kelas
III C
20 Alman Faluthfi, S.Pd - Guru
B. Inggris
21 Roni Plasah, S.Pd - Guru Kelas
22 Moch. Taufik. K - TU
23 Udjang Cahyono - Penjaga
Sumber: Data Sekunder SDN Harapan Baru II, dibuat tanggal 15 April 2016

Adanya guru dan siswa merupakan syarat adanya kegiatan belajar


mengajar. Sesuai data yang diperoleh oleh peneliti bahwa jumlah para
pendidik di SDN Harapan Baru II Kota Bekasi berjumlah 21 orang yang
terdiri dari 15 guru PNS dan 6 Guru non PNS, 1 orang staf TU dan 1 penjaga
sekolah, sebagian besar dari para pendidik di SDN Harapan Baru II sudah
bergelar S1.

Dan jumlah siswa yang menuntut ilmu di SDN Harapan Baru II


berjumlah 742 siswa, yang terdiri dari 389 siswa dan 353 siswi.
47

5. Biografi Kolaborator
Dalam Penelitian Tindakan Kelas ini peneliti di bantu oleh seorang
kolaborator yang bertugas sebagai observer (pengamat) dalam kegiatan
pembelajaran dengan metode peer lesson dan kolaborator tersebut adalah
seorang guru kelas di kelas IV A. seorang observer bertugas mengawasi dan
mengamati kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh seoarng guru dan juga
siswa dalam pembelajaran. Dan kolaborator tersebut bernama Uum Umiati,
S.Pd.
6. Keadaan Sarana dan Prasarana
Keadaan sarana dan prasarana merupakan hal yang sangat penting dalam
menunjang proses pendidikan. Adapun sarana dan prasarana yang dimiliki
SDN Harapan Baru II Kota Bekasi sebagai berikut:
a. Bangunan dan Ruang
Tabel 4.4
Keadaan Sarana dan Prasarana
No Jenis Sarana dan Prasarana Jumlah Kondisi
1 Bangunan 1 Baik
2 Ruang kelas 8 Baik
3 Ruang kepala sekolah 1 Baik
4 Ruang guru 1 Baik
5 Ruang WC siswa 3 Baik
6 Ruang WC guru 1 Baik
8 Ruang Lab.Komputer 1 Baik
9 Bangunan Mushola 1 Baik
10 Ruang Perpustakaan 1 Baik
Jumlah 18

Sumber: Data Sekunder SDN Harapan Baru II, dibuat pada tanggal 15 April 2016
48

Keadaan sarana dan prasarana yang ada dan tersedia di SDN Harapan Baru
II masih dalam keadaan baik dan mendukung,hal ini terlihat tersedianya ruangan
belajar siswa dan ruangan lainnya yang mendukung efektifitas kegiatan belajar
mengajar di SDN Harapan Baru II. SDN Harapan Baru II Pada tahun 2010
mendapatkan bantuan dari pemerintah pusat untuk perbaikan bangunan sekolah
dan kelengkapan sarana maupun prasarana dengan tambahan 2 ruang kelas yang
bertingkat.

b. Administrasi Sekolah
Administrasi sekolah yang mendukung pelaksanaan kegiatan
pendidikan di SDN Harapan Baru II yaitu :
1) Buku Induk Siswa
2) Buku Peraturan Pemerintah tentang Pendidik dan Kepala Sekolah
3) Buku Mutasi Siswa
4) Buku Klaper
5) Buku Sarana dan Prasarana
6) Dokumen I dan II
7) Absensi Guru
8) Dan Lain-lain
(Sumber data sekunder SDN Harapan Baru II, ditulis tanggal 15 April 2016)

7. Struktur Organisasi Sekolah Dasar Negeri Harapan Baru II


Untuk menjalankan aktivitasnya Sekolah Dasar Negeri Harapan Baru II
memiliki struktur organisasi yang dirancang sedemikian rupa agar segala
aktivitas akademik yang terlibat dalam penyelenggaraan pendidikan
dilembaga ini dapat berjalan dengan baik, berhasil dan terjalin kerjasama
yang baik, agar tujuan yang ditetapkan oleh Sekolah Dasar Negeri Harapan
Baru IIdapat tercapai dan dapat berjalan secara optimal. Untuk lebih jelasnya
bagan berikut menjelaskan struktur organisasi yang ada Sekolah Dasar Negeri
Harapan Baru II.
49

Bagan 1. Struktur Organisasi Sekolah Dasar Negeri Harapan Baru II

KEPALA SEKOLAH
Epih Hanafi, M.MPd. M.Si

TATA LAKSANA
Sugiarti, S.Pd

HUMAS KEUANGAN
Aah Mar’ah, S.Pd Atit R, S.Pd

KETENAGAAN KESISWAAN
Uum U, S.Pd Nunung S. S.Ag

KESENIAN PRAMUKA OLAHRAGA KEROHANIAN


Enang Mulyana, Massiti CH, S.Pd A. Rusman, S.Pd Sulaiman R.
S.Pd

PERPUSTAKAAN UKS K3 PERLENGKAPAN


Heni Mulyani Titin S, S.Pd.SD Ujang Cahyono Roni Plasah S.Pd

Sumber: Data sekunder SDN Harapan Baru II, dibuat pada tanggal 15 April 2016

SDN Harapan Baru II dipimpin oleh seorang kepala sekolah yang


bernama Epih Hanafi, M.MPd. M.Si, beliau memimpin SDN Harapan Baru II
sejak tahun 2010. Dalam mengelola dan menjalankan kepemimpinannya
kepala sekolah dibantu oleh para pendidik dan tenaga kependidikan yang
bertugas membantu dan mendukung kinerja kepala sekolah menjadi lebih
baik.
50

8. Pelaksanaan Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan bulan September 2015 sampai dengan
Oktober 2015. Penelitian dilakukan pada siswa kelas IVSDN Harapan Baru
II Kota Bekasi yang berjumlah 41 siswa pada semester pertama tahun ajaran
2015/2016.
Penelitian tindakan kelas ini dilakukan dalam dua siklus.Setiap siklus
itu terdiri dari 2 kali pertemuan dan setiap siklus memiliki beberapa tahapan
yakni perencanaan, pelaksanaan tindakan, pengamatan dan refleksi.Keempat
tahapan ini saling terkait dan berkelanjutan.Hal ini merupakan ciri dari
penelitian tindakan kelas.
a. Pelaksanaan Siklus 1
1) Tahap Perencanaan
Pada tahap ini peneliti mempersiapkan materi pelajaran dan
perangkat pembelajaran yang terdiri dari RPP (Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran). Di dalam RPP memuat seluruh konsep pembelajaran,
sumber, media pembelajaran, metode pembelajaran dan evaluasi
pembelajaran.
Peneliti juga menyiapkan lembar tugas yang akan digunakan
dalam pelaksanaan pembelajaran menggunakan metode peer lesson
atau teman sejawatdalam pembelajaran Baca Tulis Al-Qur’an.
Peneliti juga menyiapkan lembar observasi aktivitas siswa untuk
merekam jalannya pembelajaran.
2) Tahap Pelaksanaan Tindakan
Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar untuk siklus I
dilaksanakan pada tanggal 07 Oktober 2015. Penerapan tindakan
mengacu pada pembelajaran yang tertulis dalam RPP. Dalam
penelitian ini peneliti bertindak sebagai guru.Target yang ingin
dicapai adalah siswa mampu mencapai kriteria ketuntasan minimal
(KKM) 75.Kriteria ketuntasan minimal ini merupakan peraturan dari
pemerintah terutama Dinas Pendidikan, bahwa untuk mata pelajaran
51

Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti harus mencapai Kriteria


Ketuntasan Mengajar (KKM) 75.
Pengamatan dilaksanakan bersamaan dengan pelaksanaan
kegiatan belajar mengajar. Adapun kegiatan dalam siklus ini dapat
diuraikan seperti dibawah ini:
a) Guru mengawali pelajaran dengan mengucapkan salam dan
bacaan basmalah bersama-sama, menyiapkan kelas serta
menanyakan kabar dan melakukan absensi.
b) Menyiapkan alat peraga smart card huruf hijaiyah untuk
mendemonstrasikan pembelajaran
c) Menyampaikan apersepsi sesuai materi yang akan diperagakan.
d) Guru membacahuruf hijaiyah mulai dari awal hingga akhir huruf
hijaiyah.
e) Siswa menirukan pelafalan huruf hijaiyah dengan benar.
f) Guru membentuk siswa kedalam 5 kelompok, dan setiap satu
kelompok terdiri dari 8 dan 9 anggota. Setiap satu kelompok
dibimbing atau dipimpin oleh seorang siswa yang bertindak
sebagai tutor.
g) Guru memberikan penjelasan tentang metode peer lesson yang
akan dilaksanakan dalam pembelajaran kali ini.
h) Siswa bersama-sama melaksanakan pembelajaran baca tulis al-
Qur’an bersama dengan metode peer lesson.
i) Guru melakukan pendampingan, pengamatan dan pengarahan
terhadap proses pembelajaran peer lesson yang sedang
berlangsung.
j) Siswa belajar baca tulis al-Qur’an dipimpin oleh seorang tutor
yang ditunjuk oleh guru dan lebih memiliki kemampuan diatas
siswa lainnya. Pembelajaran dilakukan dengan metode peer
lesson dilengkapi dengan media kertas kartun yang sudah
disiapkan.
52

k) Guru memberikan kebebasan dan keluasan kepada tutor untuk


menjelaskan materi baca tulis al-Qur’an agar suasana
pembelajaran dan pelaksanaan pembelajaran lebih kondusif.
l) Setelah selesai pelaksanaan pembelajaran baca tulis al-Qur’an
dengan metode peer lesson, guru meminta siswa untuk
melafalkan dan menulis huruf hijaiyah secara bersama-sama atau
individu.
m) Guru bertanya kepada siswa tentang kesulitan yang dihadapi
ketika membaca dan menulis al-Qur’an.
n) Guru memberikan motivasi kepada siswa agar sering membaca
Al-Qur’an.
o) Guru memberikan soal test kepada siswa dengan 20 butir sola
yang berkaitan dengan baca tulis al-Qur’an.
3) Tahap Pengamatan
Setelah tahapan pelaksanaan tindakan, tahapan berikutnya adalah
tahapan observasi atau pengamatan.Pengamatan dilaksanakan secara
langsung dengan menggunakan format observasi yang telah
disusun.Pengamatan ini dimaksudkan untuk mengetahui sejauh mana
keberhasilan yang telah dicapai guru dalam proses pembalajaran.
Aspek pengamatan dalam penelitian ini mencakup aspek
pengamatan pada guru dan aspek pengamatan pada siswa. Aspek
pengamatan pada guru meliputi:
a) Membuka pelajaran dengan mengucapkan salam
b) Menanyakan kabar siswa dan melakukan absensi
c) Mempersiapkan alat peraga untuk metode peer lesson.
d) Menjelaskan materi pelajaran
e) Penggunaan metode peer lesson
f) Membuat kesimpulan materi yang sudah dipelajari siswa
g) Memberikan evaluasi kepada siswa
h) Mengucapkan salam penutup kepada siswa
53

Adapun aspek yang diamati pada siswa adalah sebagai berikut:


a) Menjawab salam yang diucapkan oleh guru
b) Merespon panggilan absensi dari guru
c) Menyiapkan alat peraga
d) Memperhatikan penjelasan dari guru
e) Memberikan umpan balik dari penjelasan guru
f) Keaktifan siswa dalampembelajaran metode peer lesson
g) Mengerjakan soal evaluasi

4) Tahap Refleksi
Tahap akhir dari siklus I ini adalah tahap refleksi.Pada tahap
refleksi, peneliti menganalisis dan mengolah nilai yang terdapat
padalembar observasi yang ada. Hasil pengamatan diperoleh data
sebagai berikut:
a) Faktor Pendukung
Sumber daya manusia (Guru dan Tutor Sejawat) menjadi
faktor pendukung utama dalam pelaksanaan pembelajaran baca tulis
al-Qur’an dengan metode peer lesson. Sumber belajar/Buku sudah
ada guna untuk mendukung kegiatan Belajar Mengajar (KBM).
b) Faktor Penghambat
Pada siklus I ini tutor masih ragu dan canggung dalam
menyampaikan materi pelajaran, suara tutor sejawat kurang keras
dalam menyampaikan materi, dan guru belum jelas dalam
memberikan instruksi penggunaan metode peer lesson pada siswa.
c) Saran
Peneliti melakukan perbaikan tindakan yang akan dilakukan
disiklus II. Guru memperbaiki kegiatan pembelajaran dengan cara
menyampaikan instruksi yang jelas kepada tutor sejawat dan siswa
yang lainnyadalam penggunaan metode peer lesson dalam
pembelajaran Baca Tulis Al-Qur’an.
54

Dari hasil belajar siswa, terjadi peningkatan kemampuan


pemahaman siswa dalam menyelesaikan tes formatif yang diberikan
oleh guru. Dari 41siswa yang tuntas belajar ada 3 siswa atau 6.58%
dengan nilai rata-rata 64.87%, sedangkan siswa yang tidak tuntas
belajar ada 5 siswa 4,63 %. Karena pada siklus pertama ini nilai rata-
rata siswa belum mencapai KKM, maka penelitian ini dilanjutkan ke
siklus II.
b. Pelaksanaan Siklus II
1) Tahap perencanaan
Siklus kedua ini sama dengan siklus pertama. Siklus II juga
terdiri dari 4 tahapan yaitu perencanaan, pelaksanaan tindakan,
pengamatan dan refleksi. Pada tahapan perencanaan diadakan
identifikasi masalah yang terjadi pada siklus pertama.
Kegiatan ini dilakukan oleh peneliti dengan mengacu pada
refleksi siklus pertama. Selanjutnya dilakukan alternatif pemecahan
masalah yang akan dilakukan pada tahapan tindakan penyusunan
konsep pembelajaran. Target yang ingin dicapai adalah terjadi
peningkatan kemampuan membaca Al-Qur’an pada siswa.
2) Tahap Pelaksanaan Tindakan
Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar untuk siklus II
dilaksanakan pada bulan Oktober 2015. Dalam hal ini peneliti
bertindak sebagai guru. Sementara pengamatan dilakukan oleh
kolaborator.
Penerapan tindakan mengacu pada konsep pembelajaran yang
tertulis pada RPP dengan memperhatikan revisi pada siklus I. Adapun
kegiatan dalam siklus II ini adalah sebagai berikut:
a) Mengawali pelajaran dengan mengucapkan salam
b) Menanyakan kabar dan melakukan absensi
c) Menyiapkan media yang mendukung metode pembelajaran peer
lesson.
d) Mengadakan appersepsi melafalkan huruf hijaiyah
55

e) Membacakan huruf hijaiyah bersama-sama.


f) Siswa menirukan pelafalan huruf hijaiyah dengan benar dan fasih
g) Mempersiapkan penggunaan metode peer lesson
h) Guru membagi siswa menjadi beberapa kelompok
i) Secara berkelompok siswa membaca arti kata surat Al-Falaq
j) Mempresentasikan hasil kerja kelompoknya
k) Bermain adu cepat menyusun huruf hijaiyah
l) Hafalan huruf hijaiyah dengan benar dan fasih
m) Guru bertanya jawab tentang hal-hal yang belum diketahui siswa
n) Melakukan tanya jawab dan meluruskan kesalahan pemahaman,
memberikan penguatan dan penyimpulan
o) Secara klasikal guru mengulang kembali pelafalan huruf
hijaiyahdan diikuti oleh siswa.
p) Memberikan penghargaan kepada siswa yang telah mendapat
penilaian maksimal.
3) Tahap Pengamatan
Sama dengan pengamatan siklus II, pengamatan dilakukan
bersamaan dengan pelaksanaan siklus. Aspek yang diamati dalam
siklus ini adalah:
1) Aspek Guru
a) Keterampilan dalam membuka dan menutup pelajaran
b) Pengusaan terhadap keadaan di kelas
c) Menanyakan kabar siswa dan melakukan absensi
d) Mempersiapkan alat peraga untuk metode peer lesson
e) Kemampuan menjelaskan materi pelajaran
f) Pemberian soal post test
g) Pengucapan salam penutup
2) Aspek Siswa
a) Menjawab salam
b) Merespon panggilan absensi dari guru
c) Perhatian siswa ketika guru penjelasan materi pelajaran
56

d) Keaktifan siswa
e) Interaksi siswa dengan teman satu kelompok
f) Pengerjaan soal evaluasi
g) Menjawab salam penutup
4) Tahap Refleksi
Tahap akhir dari siklus ini adalah tahap refleksi sama dengan
siklus I. Pada siklus II ini peneliti juga menganalisis dan mengolah
nilai yang terdapat pada lembar observasi yang ada. Hasil data
pengamatan dapat diperoleh data sebagai berikut:
a) Faktor Pendukung
Pada siklus II ini guru mampu menciptakan suasana kelas
menjadi kondusif sehingga kegiatan pembelajaran sudah efektif, dan
semua siswa tidak canggung dalam menggunakan alat peraga. secara
keseluruhan, siswa memperhatikan jalannya pembelajaran dari awal
sampai akhir.
b) Faktor Penghambat
Pada siklus kedua ini, hal yang menghambat pembelajaran
sudah tidak ada, karena sudah diperbaiki pada siklus pertama. Proses
pembelajaran siklus II berjalan dengan baik, siswa dapat mengerti
instruksi dan penjelasan yang telah diberikan oleh guru.
c) Saran
Cara mengatasi faktor-faktor yang menghambat pembelajaran
yang menggunakan metode peer lesson dengan alat peraga pada
pembelajaran Al-Qur’an di sekolah, sebaiknya guru mempersiapkan
alat peraga pembelajaran sebelumnya, guru menguasai metode peer
lesson yang akan digunakan dan sebaiknya menggunakan alat peraga
praktis pembelajaran Al-Qur’an pada setiap pembelajaran dengan
menggunakan metode peer lesson agar siswa terbiasa menggunakan
alat peraga.
57

Dari hasil belajar siswa, terjadi peningkatan kemampuan


pemahaman siswa dalam menyelesaikan tes formatif yang diberikan oleh
guru. Dari 41siswa yang tuntas belajar ada 11 siswa yang mencapai nilai
sangat baik 23.65% dan ada 28 siswa atau 50,61%, ada 2 siswa yang
mendapatkan nilai cukup 2,93, sedangkan siswa yang tidak tuntas belajar
tidak ada 0%. Karena pada siklus II ini nilai rata-rata siswa yang diatas
KKM telah mencapai 77,19% maka penelitian ini dihentikan pada sisklus
II.
B. Analisis Data
1. Data Awal Observasi
Penelitian Tindakan Kelas ini dilaksanakan pada siswa kelas IV di SDN
Harapan Baru II Kota Bekasi. Penelitian Tindakan Kelas dilakukan dari
pertengahan bulan Julisampai akhir bulan Januari tahun 2016. Subyek
penelitian terdiri dari 41 orang siswa.
Dalam pelaksanaan observasi, peneliti menggunakan metode observasi
sistematik. Metode observasi ini digunakan untuk mengamati kegiatan guru
dan peserta didik dalam proses pembelajaran sehingga dapat diketahui
apakah proses pembelajaran berlangsung efektif atau tidak?

Sesuai dengan perencanaan penelitian tindakan sebelum siklus I bahwa


analisis pelaksanaan tindakan pada siklus I diketahui dari penyebaran tes.
Sebagai langkah awal untuk megetahui kemampuan dalam Baca Tulis al-
Qur’an pada siswa kelas IV SDN Harapan Baru II, penulis menyebarkan
lembar tes dengan 20 butir soal yang berisi dengan baik dan benar sesuai
materi pembelajaran.

Dalam menganalisis data, peneliti menggunakan acuan yang sudah biasa


digunakan oleh seorang peneliti, yaitu penilaian acuan patokan (PAP), dan
menggunakan pendekatan deskriftif untuk mencari rata-rata dan prosentase
dalam menganalisis data hasil belajar siswa.
58

Dari hasil penelitian yang sudah dilakukan oleh peneliti, maka


didapatkan hasil belajar siswa pada materi baca tulis al-Quran mulai dari pra
siklus, siklus I dan siklus II. Adapun hasil dari evaluasi siswa tersebut adalah
sebagai berikut :

Tabel 4.5
Hasil Belajar Siswa pada Tahap Pra Sklus

NO Skor Siswa Butir Soal Nilai Nilai Huruf


1 16 20 80 A
2 8 20 40 E
3 12 20 60 D
4 6 20 30 E
5 14 20 70 C
6 10 20 50 D
7 6 20 30 E
8 10 20 50 D
9 12 20 60 D
10 12 20 60 D
11 8 20 40 E
12 10 20 50 D
13 10 20 50 D
14 14 20 70 C
15 15 20 75 B
16 14 20 70 C
17 18 20 90 A
18 10 20 50 D
19 14 20 70 C
20 8 20 40 E
21 15 20 75 B
22 14 20 70 C
23 8 20 40 E
24 6 20 30 E
25 10 20 50 D
26 10 20 50 D
27 8 20 40 E
28 6 20 30 E
29 12 20 60 D
30 12 20 60 D
31 8 20 40 E
59

32 8 20 40 E
33 12 20 60 D
34 14 20 70 C
35 8 20 40 E
36 14 20 70 C
37 10 20 50 D
38 14 20 70 C
39 10 20 50 D
40 14 20 70 C
41 4 20 20 E

Sumber : Data Primer, dibuat pada tanggal 15 April 2016

Dari Tabel hasil belajar siswa pada tahapan pra siklus terlihat
bahwa hanya ada 1 siswa yang mendapat nilai A, 2 siswa dengan nilai
B, 9 siswa dengan nilai C dan 15 siswa dengan nilai D dan 14 siswa
dengan nilai E. Maka dapat digambarkan bahwa hasil belajar siswa
pada tahap pra siklus belum memuaskan dan masih kurang memuaskan.
Dan hanya sedikit sekali siswa yang menguasai materi baca tulis al-
Qur’an.

Tabel 4.6
Hasil Belajar Siswa pada Tahap Sklus I

NO Skor Siswa Butir Soal Nilai Nilai Huruf


1 18 20 90 A
2 10 20 50 D
3 16 20 80 A
4 8 20 40 E
5 14 20 70 C
6 14 20 70 C
7 12 20 60 D
8 12 20 60 D
9 12 20 60 D
10 16 20 80 A
60

11 18 20 90 A
12 10 20 50 D
13 8 20 40 E
14 6 20 30 E
15 14 20 70 C
16 8 20 40 E
17 14 20 70 C
18 16 20 80 A
19 14 20 70 C
20 14 20 70 C
21 12 20 60 D
22 10 20 50 D
23 14 20 70 C
24 8 20 40 E
25 16 20 80 A
26 14 20 70 C
27 14 20 70 C
28 14 20 70 C
29 14 20 70 C
30 16 20 80 A
31 16 20 80 A
32 18 20 90 A
33 16 20 80 A
34 12 20 60 D
35 16 20 80 A
36 14 20 70 C
37 12 20 60 D
38 10 20 50 D
39 10 20 50 D
40 12 20 60 D
41 10 20 50 D
Sumber : Data Primer, dibuat pada tanggal 15 April 2016
61

Sedangkan hasil belajar siswa pada tahap siklus I ini terdapat 11 siswa
yang mendapatkan nilai A, 12 siswa mendapatkan nilai C, ada 13 siswa yang
mendapatkan nilai D, dan 5 siswa yang mendapatkan nilai kurang
memuaskan yaitu E. Jika dipersentasekan ada sekitar 56% siswa yang mulai
menguasai materi pembelajaran dengan metode peer lesson.Sementara hasil
belajar siswa pada siklus II dapat kita lihat di bawah ini :

Tabel 4.7
Hasil Belajar Siswa pada Tahap Siklus II

NO Skor Siswa Butir Soal Nilai Nilai Huruf


1 19 20 95 A
2 12 20 60 D
3 16 20 80 A
4 13 20 65 C
5 17 20 85 A
6 13 20 65 C
7 14 20 70 C
8 14 20 70 C
9 16 20 80 A
10 13 20 65 C
11 18 20 90 A
12 15 20 75 B
13 14 20 70 C
14 15 20 75 B
15 16 20 80 A
16 15 20 75 B
17 16 20 80 A
18 14 20 70 C
19 14 20 70 C
20 17 20 85 A
21 17 20 85 A
22 16 20 80 A
23 18 20 90 A
24 15 20 75 B
25 14 20 70 C
26 16 20 80 A
27 17 20 85 A
28 12 20 60 D
62

29 16 20 80 A
30 17 20 85 A
31 18 20 90 A
32 16 20 80 A
33 16 20 80 A
34 16 20 80 A
35 19 20 95 A
36 17 20 85 A
37 13 20 65 C
38 16 20 80 A
39 13 20 65 C
40 15 20 75 B
41 15 20 75 B
Sumber : Data Primer, dibuat pada tanggal 15 April 2016

Pada tabel 4.7 diatas, jelas terlihat bahwa ada peningkatan yang
signifikan dari hasil belajar siswa pada materi baca tulis al-Qur’an
dengan metode peer Lesson pada siklus II ini, seperti yang terdata
bahwa ada 22 siswa yang mendapatkan nilai A, terdapat 6 siswa yang
mendapatkan nilai B, dan siswa yang mendapatkan nilai C ada 11
siswa, dan hanya ada 2 siswa yang mendapatkan nilai D, sementara
tidak ada siswa yang mendapatkan E. Dan ini membuktikan bahwa
sudah sebagian besar siswa memiliki kemampuan baca tulis al-Quran.

Sedangkan untuk mencari rata-rata kelas dan prosentase dari


hasil belajar siswa ini, peneliti menggunakan pendekatan deskriftif.
Seperti yang tertera pada tabel dibawah ini :
63

Tabel 4.8
Data Nilai Siswa Kelas IV SDN Harapan Baru II

No. Nama L/P Pra Siklus Siklus I Siklus II

1 ATHARYNO FEBRIAN A. L 80 90 95
2 FEBRIAN ARYA PERMANA L 40 50 60
3 ABDULLAH FATTAH L 60 80 80
4 AHMAD HABIBI L 30 40 65
5 ABRIL IHSAN JAVIER L 70 70 85
6 AGNELL NADA ZHAFIRA P 50 70 65
7 ANNISA RAMADHANI RAHAYU L 30 60 70
8 ARYA ANDARA PUTRA L 50 60 70
9 AURELLY THE FHANZA P 60 60 80
10 CHANDRA RASYA PRATAMA L 60 80 65
11 CHARLITO DWI PRASETYO L 80 90 90
12 DAVINKA AZALIA NANDHITA P 50 50 75
13 DENADA FITRI NOVIA P 50 40 70
14 DHANA PUTRAYASA L 70 30 75
15 DINDA PUTRI ALAM SYAH P 74 70 80
16 FANDA AUREL KESYA P. P 70 40 75
17 FASYA NADHIRAH ZAHIRAH S. P 90 70 80
18 FEBRY LISTYANTO L 50 80 70
19 HANA IMAMA P 70 70 70
20 INDAH DIVA LESTARI P 80 70 85
21 IRSAN MALIK FAHREZI L 75 60 85
22 JACYNDA ZAHRA P 70 50 80
23 KEISYA MAULIDIA PUTRI D. P 90 70 90
24 LUCKY ADITIA PERMANA L 30 40 75
25 M. FAIZAL DJAELANI L 50 80 70
26 MUHAMMAD FARHAN L 50 70 80
64

27 MUHAMMAD RAFLY H. L 40 70 85
28 NADINE AULIA ZAHWA P 30 70 60
29 NAFILA VIONA RAHMADINI P 60 70 80
30 NAJWA AULIA NUGRAHA P 60 80 85
31 NAZHIF AULIA AM. P 80 80 90
32 RAFIIF NADHIM RAMADHAN L 80 90 80
33 RAFLY NURHIDAYAH L 60 80 80
34 REISYA AOKI DESWITA P 70 60 80
35 REZI ARZABI L 90 80 95
36 ROMI AKILA L 70 70 85
37 UTAMI WIDYA PUTRI LESTARI P 50 60 65
38 DEVITHO RALIEFLY PUTRA L 70 50 80
39 YUNUS ADITIAR L 50 50 65
40 DINO VIARNO L 70 60 75
41 FERDINAND ANANDA RIZKY L 20 50 75
Jumlah 2479 2660 3165
Rata-Rata 60,46 64,88 77,19
Sumber : Data Primer, dibuat pada tanggal 15 April 2016

Dari Hasil tes awal pra siklus diatas, menggambarkan bahwa hasil belajar
baca tulis al-Qur’an siswa masih dibawah rata-rata kelas dan kemampuan rata-
rata siswa baru mencapai 60,46 atau berkategori kurang. Dan pada siklus I hasil
belajar siswa masih masuk kategori kurang dan pada siklus II terdapat sedikit
peningkatan yaitu dari rata-rata 64,88 pada siklus I menjadi 77,19 pada siklus II.
Seperti ditunjukkan pada tabel berikut :
65

Tabel 4.9
Hasil Pra Siklus Kemampuan Baca Tulisal-Qur’an

No Kategori Rentang F Jumlah %


1. Sangat baik 81-100 3 270 6.58
2. Baik 61-80 16 1179 28.76
3. Cukup 41-60 15 810 19.76
4. Kurang ≤40 7 220 5,36
Jumlah 41 2479 100
Rata-rata 60,46
Sumber : Data Primer, dibuat pada tanggal 15 April 2016
Dari tabel 4.9 diketahui bahwaada 16 siswa yang mencapai skor 61-80
dan 3 siswa yang mencapai skor 81-100, Jadi dalam tes awal kemampuan
rata-rata kelas 60,46kategori kurang.
Dari hasil observasi yang dilakukan oleh peneliti, terdapat suatu hal yang
menunjukkan bahwa pembelajaran Baca Tulis al-Qur’an (BTQ) khususnya
pada penulisan al-Qur’an, kurang ditekankan dan kurang mendapat
perhatiandari siswa. Hal ini diketahui dengan melihat hasil belajar siswa di
atas. Selain itu, metode yang digunakan pun tidak sepenuhnya disesuaikan
dengan pembelajaran Baca Tulis al-Qur’an. Guru lebih banyak memberikan
hafalan surat-surat yang ada dalam al-Qur’an kepada siswa dari pada
memberikan latihan menulis al-Qur’an. Oleh karena itu, kemampuan menulis
al-Qur’an pada siswa kelas IVsangat kurang dan hasil belajarnya tidak sesuai
dengan Standar Kriteria Ketuntasan Maksimum (KKM) yang ditetapkan oleh
sekolah yaitu 75.

Berdasarkan hasil pengamatan dan refleksi pada pra-siklus ini, dari 41


siswa ternyata banyak siswa yang kurang memperhatikan, hal ini
disebabkan penyajian materi dengan ceramah merupakan hal yang
membosankan bagi siswa.
66

Dari data dan uraian tersebut maka dapat ditarik kesimpulan bahwa
pada pra-siklus dapat diperoleh hasil sebagai berikut:
a. Adanya beberapa siswa yang kurang memperhatikan, karena
penyajian materi masih dengan metode ceramah.
b. Adanya beberapa siswa yang belum mendapatkan nilai sesuai dengan
standar ketuntasan, hal ini dikarenakan kurangnya penekanan guru
terhadap materi Baca Tulis Al-Qur’an.
Hal ini menunjukkan bahwa kemampuan rata-rata kelas masih di
bawah standar. Salah satu alternatif untuk memecahkan masalah tersebut
adalah dengan menggunakan metode peer lesson dalam kegiatan belajar
mengajar. Dengan cara ini, diharapkan dapat meningkatkan kemampuan
menulis siswa, dan hasil tidak mengecewakan. Siswa dapat memahami tata
caramembaca dan menulisal-Qur’an dengan baik, penerapan metode peer
lesson pada materi Baca Tulisal-Qur’an dapat mengoptimalkan kemampuan
siswa dalam Baca Tulisal-Qur’an.
Hal ini dapat dilihat dari perbandingan hasil belajar siswa dari
sebelum diterapkannya metode peer lesson dan saat penerapan metode peer
lesson. Hasil belajar dengan menggunakan metode peer lesson tertuang
dalam tabel perbandingan di bawah ini :

Tabel 4.10
Hasil Tes Siklus I Kemampuan Baca Tulis al-Qur’an

No Kategori Rentang F Jumlah %


1. Sangat baik 81-100 3 270 6,58
2. Baik 61-80 20 1480 36,10
3. Cukup 41-60 13 720 17,56
4. Kurang ≤40 5 190 4,63
Jumlah 41 2660 100
Rata-rata 64.87
Sumber : Data Primer, dibuat pada tanggal 15 April 2016
67

b. Siklus II
Pada siklus II ini hasil belajar siswa terjadi peningkatan
kemampuan membaca Al-Qur’an. Dari 41 siswa ada 28 siswa yang
mencapai nilai KKM (75), sedangkan ada 13 siswa yang belum mencapai
KKMdengan nilai rata-rata 77,19.
Setelah peneliti melaksanakan penelitian tindakan kelas dalam
meningkatkan kemampuan membaca Al-Qur’an dengan metode peer
lesson atau tutor sebaya pada siswa kelas IV SDN Harapan Baru II dapat
diketahui dari tabel dibawah ini :

Tabel 4.11
Hasil Tes Siklus II Kemampuan Baca Tulis al-Qur’an

No Kategori Rentang F Jumlah %


1. Sangat baik 81-100 11 970 23,65
2. Baik 61-80 28 2075 50,61
3. Cukup 41-60 2 120 2,93
4. Kurang ≤40 0 0 0
Jumlah 41 3165 100
Rata-rata 77.19
Sumber : Data Primer, dibuat pada tanggal 15 April 2016
Dari tabel 4.11 dapat diketahui adanya peningkatan kemampuan
siswa meski belum mencapai Kriteria Ketuntasan Maksimum (KKM)
namun hasilnya sudah cukup memuaskan dengan diketahui hasil tes
yakni ada 11 siswa yang mencapai skor 81-100 (kategori sempurna).
Siswa yang mencapai nilai 61-80 sebanyak 28 siswa (50,60%). Siswa
yang mencapai skor 41-60 sebanyak 2 siswa (29.26%).Dan tidak ada
siswa yang memperoleh skor 0-40. Jadi dalam tes siklus II kemampuan
rata-rata kelas 77,19% berkategori baik dan mengalami kenaikan
16,73%.
68

C. Pembahasan Hasil Penelitian

Hasil tes awal baca tulis al-Qur’an siswa dapat memberikan gambaran
mengenai kondisi kemampuan siswa dalam BacaTulis al-Qur’an yang
sebenarnya. Pada tes awal ini kemampuan rata-rata siswa mencapai 60,46
atau berkategori kurang

Hal ini menunjukkan bahwa kemampuan rata-rata kelas masih di bawah


standar. Salah satu alternatif untuk memecahkan masalah tersebut adalah
dengan menggunakan metode peer lesson dalam kegiatan belajar mengajar.
Dengan cara ini, diharapkan dapat meningkatkan kemampuan Baca Tulis al
Qur’an siswa, dan hasilnya lebih maksimal. Siswa dapat memahami tata
caramembaca dan penulisan teks arab dengan baik, penerapan metode peer
lesson pada materi baca tulis al-Qur’an dapat mengoptimalkan kemampuan
siswa dalam Baca Tulis al-Qur’an.

Hal ini dapat dilihat dari perbandingan hasil belajar siswa dengan
menggunakan metode ceramah dan saat penerapan metode peer lesson atau
tutor sejawat. Dan hasil belajar dengan menggunakan metode peer lesson
tertuang dalam tabel perbandingan di bawah ini.

Tabel 4.12
Perbandingan Hasil Tes Pra Siklus dan Tes Siklus I

Hasil Tes Hasil Tes


Jumlah
No Kategori Interval Pra siklus Siklus I
kenaikan
F % F %
1. Sangat baik 81-100 3 6.58 3 6,58 0
2. Baik 61-80 16 28.76 20 36,10 7,34
3. Cukup 41-60 15 19.76 13 17,56 -2.2
4. Kurang 0-40 7 5,36 5 4,63 -0.73
Jumlah 41 60.46 41 64.87 4.41
Sumber : Data Primer, dibuat pada tanggal 15 April 2016
69

Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa pada tes awal hanya ada 3
siswa, 16 siswa mendapatkan skor baik, 15 siswa masuk dalam kategori skor
cukup dan 7 siswa masuk dalam kategori kurang. Dan dalam siklus I ada 3
siswa yang mendapat skor sangat baik, 20 siswa mendapatkan skor baik, 13
siswa mendapatkan nilai cukup dan 5 siswa yang mendapatkan nilai kurang.
Jika dibandingkan maka dapat terlihat jelas ada peningkatan yang cukup baik
dari hasil belajar siswa pada siklus I.
Hasil siklus II juga menunjukkan adanya kenaikan dari siklus I. Kenaikan
tersebut secara rinci dapat dilihat dari tabel berikut.

Tabel 4.13
Perbandingan Hasil Tes Siklus Idan Tes Siklus II

Hasil Tes Hasil Tes


Jumlah
No Kategori Interval Siklus I Siklus II
kenaikan
F % F %
1. Sangat baik 81-100 3 6,58 11 23,65 17,07
2. Baik 61-80 20 36,10 28 50,61 14,52
3. Cukup 41-60 13 17,56 2 2,93 -14.63
4. Kurang 0-40 5 4,63 0 0 -4.63
Jumlah 41 64.87 41 77.19 12.32
Sumber : Data Primer, dibuat pada tanggal 15 April 2016

Dari tabel 4.13di atas menunjukkan bahwa terdapat peningkatan yang


signifikan dari siklus I ke siklus II. Pada siklus I siswa yang memperoleh
kategori sempurna ada 3 siswa (6.58), 20 siswa mendapat skor kategori baik
(36,09 %),13 siswa mendapatkan skor kategori cukup (17,56 %) dan 5 siswa
yang masuk kedalam kategori kurang (4,63 %). Untuk siklus II siswa yang
mendapatkan skor dalam kategori sempurna adalah 11 siswa (23.65 %).
Siswa yang mendapat skor kategori baik meningkat menjadi 28 siswa
(50,61%). 2 siswa yang mendapat nilai kategori cukup (2,93%), Sedangkan
siswa yang mendapat skor kategori kurang sama sekali tidak didapat siswa.
70

Berdasarkan hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ada banyak metode


yang dapat guru Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti terapkan dalam
kegiatan pembelajaran dan salah satunya adalah metode pembelajaran
metode peer lesson. Meskipun tidak seluruh hasil belajar siswa sudah
tercapai atau sesuai dengan standar, namun perubahan hasil belajar siswa
melalui metode peer lesson sudah cukup menunjukkan adanya perubahan
yang meningkat. Dan yang paling penting adalah siswa sudah mulai
menunjukkan keaktifan dan respon yang baik terhadap mata pelajaran Baca
Tulis Al-Qur’an (BTQ) di SDN Harapan Baru II.
72

BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di kelas IV SDN Harapan
Baru II, Kelurahan Harapan Baru, Kecamatan Bekasi Utara Kota Bekasi Tahun
2015/2016, dapat disimpulkan bahwa Penggunaan metode peer lesson dapat
meningkatkan kemampuan Baca Tulis Al-Qur’an pada siswa di kelas IV SDN Harapan
Baru II, Kelurahan Harapan Baru, Kecamatan Bekasi Utara Kota Bekasi, Tahun
2015/2016, dibuktikan peningkatan pada hasil belajar Baca Tulis Al-Qur’an siswa pada
siklus II.
Dari data yang sudah dianalisis peneliti menyimpulkan bahwa penerapan
metode Peer lesson dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran
Pendidikan Agama Islam dan budi pekerti materi Baca Tulis al-Qur’an di SDN
Harapan Baru II Kota Bekasi. Hal ini dibuktikan dari hasil rekapitulasi nilai siswa
per siklus
B. Implikasi
Implikasi dari penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Siswa
Hasil belajar siswa menjadi lebih baik dan meningkat. Peningkatan hasil
belajar tersebut dapat dilihat dengan adanya peningkatan yang cukup baik
yaitu 12,32%. Karena mereka merasa nyaman dan semangat belajar
dengan adanya metode yang baru yaitu peer lesson.
2. Guru
Seorang guru menjadi lebih termotivasi untuk mencoba menerapkan
metode-metode yang baru dalam proses pembelajaran, terutama metode
peer lesson.
3. Sekolah
Pihak sekolah khususnya kepala sekolah dan guru, menjadi lebih tanggap
dan menyadari terhadap berjalannya proses belajar mengajar. Bahwa salah

71
72

satu elemen yang bisa meningkatkan hasil belajar siswa salah satunya
adanya penggunaan metode yang baik dan inovatif.
C. Saran
Berdasarkan kesimpulan di atas, hal-hal yang sebaiknya dilakukan oleh guru
dalam pembelajaran agar aktivitas siswa dan penguasaan materi pelajaran
meningkat adalah:
1. Kepada para guru sebaiknya lebih kreatif dan variatif dalam menggunakan
strategi pembelajaran dan metode pembelajaran. Hal ini akan
menghilangkan kejenuhan pada siswa selama mengikuti proses
pembelajaran.
2. Para guru sebaiknya lebih berani dalam menggunakan strategi baru dan
menggunakan metode peer lesson yang sesuai dengan materi dalam
pembelajaran, karena dengan menggunakan metode peer lesson dan
metode-metode yang variatif dapat meningkatkan minat peserta didik
untuk mengikuti proses pembelajaran dengan baik. Selain itu juga dapat
meningkatkan pemahaman peserta didik dalam materi pembelajaran.
3. Dan bagi para siswa diharapkan lebih fokus dan lebih aktif lagi dalam
kegiatan pembelajaran.
DAFTAR PUSTAKA

Abdullah, Ridwan. Sani, Inovasi Pembelajaran. Jakarta : Bumi Aksara, Cet.


I,2013.

Alkaf, Nuraida Halid, Metodologi Penelitian Pendidikan, Jakarta: Islamic


Research Publishing, 2009.

al-Qattan, Khalil. Manna., Studi Ilmu-Ilmu Qur’an. Bogor: Pustaka Litera


AntarNusa, Cet. XIII, 2013.

Aqib, Zainal, Penelitian Tindakan Kelas untuk Guru, Bandung: Irama Widya,
Cet.VIII, 2006.

Arifin, Zaenal, Evaluasi Pembelajaran, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya,


2011.

Darajat, Zakiah, Gigih Memperjuangkan Madrasah, dalam Amir Hamzah Wiryo


sukarto dan Ahmad Fuad Efendi, Biografi KH. Imam Zarkasyi di Mata
Umat .Ponorogo: Gontor Press, 1996.

Departemen Agama RI,Al Quran danTerjemahannya.Jakarta: CV. Penerbit J-


ART.Anggota IKAPI, 2007.

Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat


Bahasa. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, Cet. I, ED. IV, 2008.

Fatra, Maifalinda & Razak,Abd., Penelitian Tindakan Kelas, Jakarta: FITK-UIN


Syahid Jakarta, 2010.

Hermawan. Ruswandi, Mujono dan Suherman, Ayi, Metode Penelitian


Pendidikan Sekolah Dasar, Bandung: UPI PRESS, Cet. Ke- I, 2007.

Kunandar, Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas Sebagai Pengembangan


Profesi Guru, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2008.

Khoiri, R. Ilham, Al-Qur’an Dan Kaligrafi Arab. Jakarta: PT. Logos Wacana
Ilmu, Cet. I, 2010.

Muhaimin, Rekonstruksi Pendidikan Islam. Jakarta: Rajawali Press, 2009.


Muhaimin, dkk.,Paradigma Pendidikan Islam. Bandung: Rosda Karya, Cet.V,
2012.

Munir, M.Misbahul, Petunjuk Praktis Belajar Kaligrafi Arab. Surabaya: Apollo,


1994.

73
74

Nasution, S. Kurikulum dan Pengajaran. Jakarta:Bumi Aksara, Cet. V, 2009.


Purwanto, Evaluasi Hasil Belajar. Yogyakarta:Pustaka Pelajar, Cet. I, 2009.
Ridwan, Belajar Mudah Peneliti untuk Guru Karyawan dan Peneliti Pemula,
Bandung : Alfabeta, 2009.

Slameto, Belajar dan Faktor-faktor Yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka


Cipta, 2003.

Sujana, Nana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung:Remaja


Rosdakarya, Cet. III, 2006.

Siregar Evelin dan Nara Hertini, Teori Belajar dan Pembelajaran. Bogor:Ghalia
Indonesia, Cet. I, 2010.

Shonhaji, M., Dahlan. Zaini dan Prawiro, Chamim, Al Qur’an dan


Tafsirnya,Yogyakarta: PT. Dana WakafUniversitas Islam Indonesia,
2011.

Sujiono, Anas, Pengantar Statistik Pendidikan. Jakarta: Raja Grafindo Persada,


Cet. XV, 2005.

Yunus, Mahmud, Metodik Khusus Pendidikan Agama. Jakarta: Hida Karya


Agung, Cet. XII, 1990.

Zuhairini, Metodik Khusus Pendidikan Agama. Surabaya: Usaha Nasional, 1983.


RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)

Nama Sekolah : SDN Harapan Baru II


Mata Pelajaran : Pendidikan Agama Islam
Kelas/Semester : IV/1
Materi Pokok : QS. Al-Falaq
Alokasi Waktu : 1 x 4 Jam Pelajaran

A. Kompetensi Inti

KI-1 Menerima, menjalankan dan menghargai ajaran agama yang dianutnya


KI-2 Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, dan
percaya diri dalam berinteraksi dengan keluarga, teman, guru, dan
tetangganya
KI-3 Memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati dan menanya
berdasarkan rasa ingin tahu tentang dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan
kegiatannya, dan benda-benda yang dijumpainya di rumah, di sekolah dan
tempat bermain
KI-4 Menyajikan pengetahuan faktual dalam bahasa yang jelas, sistematis dan
logis, dalam karya yang estetis, dalam gerakan yang mencerminkan anak
sehat, dan dalam tindakan yang mencerminkan perilaku anak beriman dan
berakhlak mulia

B. Kompetensi Dasar dan Indikator

INDIKATOR PENCAPAIAN
NO. KOMPETENSI DASAR
KOMPETENSI

1. 4.6.1 Membaca dan menulis surah 4.6.1.1 Membaca dan menuliskan


al-Falaq dengan benar bacaan Surah Al-Falaq ayat
1-3.
4.6.1.2 Membaca dan menuliskan
bacaan Surah Al-Falaq ayat
4-5.
C. Tujuan Pembelajaran
Melalui latihan, peserta didik dapat:
1. Setelah melalui latihan siswa mampu membaca dan menulis Surah Al-
Falaq ayat 1-3 dengan tartil.
2. Setelah melalui latihan siswa mampu membaca dan menulis Surah Al-
Falaq ayat 4-5 dengan tartil.
D. Materi Pembelajaran

E. Metode Pembelajaran
Metode pembelajaran Peer Lesson

F. Media, Alat dan Sumber Belajar


1. Media:
Tayangan bacaan Surah Al-Falaq dan Tulisan QS. Al-Falaq
2. Alat:
Kertas karton dan spidol
3. Sumber Belajar:
Buku Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti Untuk SD/MI Kelas IV,
Penulis: Faesal Ghozaly, dkk., Jakarta: Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan, 2014.
G. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran

No. Kegiatan Waktu

1. Pendahuluan
a. Membuka pembelajaran dengan salam dan berdo’abersama
dipimpin oleh salah seorang peserta didik dengan penuh 10
khidmat; menit
b. Memulai pembelajaran dengan membaca al-Qur’an surah
pendek pilihan dengan lancar dan benar (nama surat sesuai
dengan program pembiasaan yang ditentukan sebelumnya);
c. Memperlihatkan kesiapan diri dengan mengisi lembar
kehadiran dan memeriksa kerapihan pakaian, posisi dan tempat
duduk disesuaikan dengan kegiatan pembelajaran;
d. Menyampaikan kompetensi dasar dan tujuan yang akan dicapai
yaitu peserta didik dapat membaca Q.S. Al Falaq.
e. Menyampaikan cakupan materi Q.S. Al-Falaq.
f. Menyampaikan tahapan kegiatan yang meliputi kegiatan
mencermati, menirukan, dan membaca Q.S. Al Falaq.
g. Mengadakan tes awal (pretes).
2. Kegiatan Inti 120
Mengamati menit
 Memperhatikan bacaan QS. Al-Falaq dalam tayangan slide
 Menyimak bacaan QS. Al-Falaq dari contoh yang dibacakan
guru.
Menanya
 Mengajukan pertanyaan tentang bacaan QS. Al-Falaq
Mengeksplorasi
 Secara individu, kelompok dan klasikal berlatih menirukan
bacaan dan tulisan Q.S al Falaq dengan baik dan benar.
 Para siswa membagi menjadi 5 kelompok yang dipimpin oleh
satu tutor.
 Pembelajaran langsung dipimpin oleh tutor yang ditunjuk oleh
guru dan mempunyai kemampuan diatas teman yang
dipimpinnya.
 Para siswa belajar cara melafadzkan bunyi huruf hijaiyah
secara baik.
 Para siswa membaca surat al falaq dengan baik dan benar.
 Para siswa menuliskan huruf-huruf hijaiyah yang ada dalam
surat al Falaq ayat 1-5.
Mengasosiasi
 Mengidentifikasi bacaan dan tulisan Surah Al-Falaq yang
termasuk mudah dan sulit dibacakan
 Mengurutkan bacaan ayat demi ayat dalam QS. Al-Falaq
No. Kegiatan Waktu

Mengkomunikasikan

 Menampilkan bacaan QS. Al-Falaq baik secara individu


maupun berkelompok
 Menanggapi penampilan bacaan QS. Al-Falaq
 Menanggapi cara menulis Q.S al Falaq yang dilakukan oleh
siswa.
3. Penutup
a. Membuat kesimpulan bersama-sama dengan bimbingan guru.
b. Melaksanakan penilaian dan refleksi dengan mengajukan 10
pertanyaan atau tanggapan peserta didik dari kegiatan yang menit
telah dilaksanakan sebagai bahan masukan untuk perbaikan
langkah selanjutnya;
c. Merencanakan kegiatan tindak lanjut dengan memberikan
tugas baik cara individu maupun kelompok bagi peserta didik
yang belum bisa membaca dan menulis QS. Al-Falaq
d. Menyampaikan rencana pembelajaran pada pertemuan
berikutnya.
e. Menutup pelajaran dengan berdoa dan membaca hamdalah.

H. Penilaian
1. Sikap Spiritual
a. Jenis Penilaian : Non Tes
b. Teknik Penilaian : Penilaian diri
c. Bentuk Instrumen : Lembar Penilaian diri
d. Kisi-kisi :

No. Sikap/nilai Butir Instrumen

1 Membaca QS. Al-Falaq ketika akan tidur Nomor 1

2 Membaca QS. ketika salat Nomor 2

3 Membaca QS. Al-Falaq ketika keluar rumah Nomor 3


e. Instrumen Penilaian Sikap Spiritual
Nama Siswa : ..........................................
Kelas / Semester : IV/ Ganjil
Teknik Penilaian : Penilaian diri
Penilai : Guru

PILIHAN JAWABAN
NO
PERNYATAAN Kadang- Tidak Skor
. Selalu Sering
Kadang Pernah
1 Saya membaca QS. Al-
Falaq setiap mau tidur

2 Saya membaca QS. Al-


Falaq ketika salat

3 Saya membaca QS. Al-


Falaq ketika keluar rumah

4. Saya menulis surat al Falaq


di buku tulis di rumah

JUMLAH SKOR
KETERANGAN NILAI NILAI AKHIR
Selalu = Skor 4 Skor yang diperoleh
Sering = Skor 3 ------------------------- x100
Kadang-Kadang = Skor 2 = ...
Tidak Pernah = Skor 1 Skor maksimal
CATATAN:
......................................................................................................................................

2. Sikap Sosial
a. Kelas/Semester : IV/1
b. Jenis Tes : Non tes
c. Teknik Penilaian : Observasi
d. Bentuk Instrumen : Lembar Penilaian Observasi
e. Instrumen :
Aspek Yang Diamati
Nama Tanggung
Kerjasama Kekompakan Inisiatif Disiplin Skor
Siswa jawab
No.
4 3 2 1 4 3 2 1 4 3 2 1 4 3 2 1 4 3 2 1
1

dst.

Keterangan:
4 = selalu, 3 = sering, 2 = kadang-kadang, 1 = tidak pernah
Penskoran:
Nilai akhir = perolehan skor x 4 =……………
nilai maksimal

3. Keterampilan
a. Jenis Penilaian : Tes
b. Teknik Penilaian : Kinerja
c. Bentuk Instrumen : Lembar penilaian kinerja
d. Kisi-kisi :

No. Indikator Butir Instrumen

1. Melafalkan bacaan Surah Al-Falaq ayat 1-3 Nomor 1

2. Melafalkan bacaan Surah Al-Falaq ayat 4-5 Nomor 2

e. Instrumen Penilaian Keterampilan


Kelas/Semester : IV/ Ganjil
Teknik Penilaian : Kinerja
Penilai : Guru
No Indikator Instrumen

Melafalkan bacaan Surah


1. Melafalkan bacaan Surah Al-Falaq ayat 1-5!
Al-Falaq ayat 1-5

Menulis Surah Al-Falaq


2. Menuliskan Surah Al-Falaq ayat 1-5!
ayat 1-5
Kriteria

No Kompetensi Sangat
Kurang
Tidak
Skor
Tartil Sedang Tartil
Tartil Tartil

1 Melafalkan bacaan Surah Al-


Falaq ayat 1-3.

Melafalkan Surah Al-Falaq


2 ayat 4-5.

Jumlah Skor

KETERANGAN NILAI NILAI AKHIR

Sangat Tartil = Skor 5


Skor yang diperoleh
Tartil = Skor 4
------------------ x100 =
Sedang = Skor 3
--
Kurang Tartil = Skor 2
Skor maksimal
Tidak Tartil = Skor 1
Catatan kriteria:
Sangat baik : Apabila peserta didik dapat membaca dan menulis Surah Al-
Falaq dengan tartil dan sesuai dengan kaidah penulisan
huruf hijaiyah.
Baik : Apabila peserta didik dapat membaca dan menulis Surah Al-
Falaq, akan tetapi masih ada satu ayat dan huruf yang
kurang tartil dan salah dalam penulisan huruf hijiayah.
Cukup : Apabila peserta didik dapat membaca dan menulis Surah Al-
Falaq dengan tartil, akan tetapi masih ada dua ayat yang
kurang tartil dan salah dalam penulisan huruf hijaiyah.
Kurang baik : Apabila peserta didik dapat membaca Surah Al-Falaq
dengan cepat dan kurang rapi dalam penulisan
Tidak Tartil : Apabila peserta didik tidak dapat membaca dan menulis
Surah Al-Falaq tanpa tartil dan tidak menikuti kaidah
penulisan huruf hijaiyah yang benar.

Bekasi., September 2015

Mengetahui, Guru Mata Pelajaran PAI dan


Kepala SDN HARAPAN BARU II Budi Pekerti

EPIH HANAFI, M.MPd.M.Si SULAIMAN RASYID


NIP.19700613 199603 1003 NIP. ........................................
LEMBAR OBSERVASI
AKTIVITAS GURU
SILKUS I

KET NILAI
NO ASPEK YANG DIOBSERVASI
ADA TIDAK SB B C K AK
1. Mengkondisikan situasi √
pembelajaran dan kesiapan dalam √
proses pembelajaran.
2. Apersepsi √ √
3. Membangkitkan minat atau rasa √

ingin tahu siswa (motivasi).
4. Menyampaikan tujuan dan √

indikator yang ingin dicapai.
5. Penggunaan media pembelajaran √
yang sesuai dengan indikator √
bahan ajar.
6. Penjelasan metode pembelajaran √ √
7. Pemusatan perhatian siswa √

terhadap proses pembelajaran
8. Tekhnik √
menjelaskan/menyampaikan √
materi.
9. Pengelolaan kegiatan √
pembelajaran dengan metode peer √
lesson.
10. Bimbingan dan pendampingan √

terhadap siswa.
11. Pemberian kesempatan kepada √

siswa untuk membaca al- Qur’an.
12. Pemberian kesempatan kepada √

siswa untuk menulis al- Qur’an.
13. Antusiasme guru ketika √

menjelaskan.
14. Mengamati kesulitan dan √

kemajuan belajar siswa.
15. Keterampilan membaca dan √
menulis kembali huruf hijaiyah √
bersambung.

Bekasi, September 2015


Kolaborator,

Uum Umiati, S.Pd.i


LEMBAR OBSERVASI
AKTIVITAS GURU
SIKLUS II

KET NILAI
NO ASPEK YANG DIOBSERVASI
ADA TIDAK SB B C K AK
1. Mengkondisikan situasi √
pembelajaran dan kesiapan dalam √
proses pembelajaran.
2. Apersepsi √ √
3. Membangkitkan minat atau rasa √

ingin tahu siswa (motivasi).
4. Menyampaikan tujuan dan √

indikator yang ingin dicapai.
5. Penggunaan media pembelajaran √
yang sesuai dengan indikator √
bahan ajar.
6. Penjelasan metode pembelajaran √ √
7. Pemusatan perhatian siswa √

terhadap proses pembelajaran
8. Tekhnik √
menjelaskan/menyampaikan √
materi.
9. Pengelolaan kegiatan √
pembelajaran dengan metode peer √
lesson.
10. Bimbingan dan pendampingan √

terhadap siswa.
11. Pemberian kesempatan kepada √

siswa untuk membaca al- Qur’an.
12. Pemberian kesempatan kepada √

siswa untuk menulis al- Qur’an.
13. Antusiasme guru ketika √

menjelaskan.
14. Mengamati kesulitan dan √

kemajuan belajar siswa.
15. Keterampilan membaca dan √
menulis kembali huruf hijaiyah √
bersambung.

Bekasi, Oktober 2015


Kolaborator,

Uum Umiati, S.Pd.i


LEMBAR OBSERVASI
AKTIVITAS PEMBELAJARAN
SIKLUS I

ASPEK YANG DI KETERANGAN NILAI


NO.
OBSERVASI ADA TIDAK SB B C K AK
Guru menyampaikan materi yang √
1 √
akan di ajarkan.
2 Guru melakukan tanya jawab √ √
Guru membagi siswa menjadi √
3 √
beberapa kelompok
Guru membantu menyiapkan √
4 bahan atau media dalam metode √
peer lesson.
Memberikan keluasan kepada √
5 √
tutor untuk menjelaskan.
Guru melaksanakan √
pendampingan dan bimbingan
6 √
kepada setiap kelompok dalam
pembelajaran peer lesson.
Antusiasme siswa dalam √
7 √
pembelajaran metode peer lesson
Perhatian siswa dalam √
8 pembelajaran dengan metode √
peer lesson

Bekasi, September 2015

Kolaborator,

Uum Umiati, S.Pd.i


LEMBAR OBSERVASI
AKTIVITAS PEMBELAJARAN
SIKLUS II

ASPEK YANG DI KETERANGAN NILAI


NO.
OBSERVASI ADA TIDAK SB B C K AK
Guru menyampaikan materi yang √
1 √
akan di ajarkan.
2 Guru melakukan tanya jawab √ √
Guru membagi siswa menjadi √
3 √
beberapa kelompok
Guru membantu menyiapkan √
4 bahan atau media dalam metode √
peer lesson.
Memberikan keluasan kepada √
5 √
tutor untuk menjelaskan.
Guru melaksanakan √
pendampingan dan bimbingan
6 √
kepada setiap kelompok dalam
pembelajaran peer lesson.
Antusiasme siswa dalam √
7 √
pembelajaran metode peer lesson
Perhatian siswa dalam √
8 pembelajaran dengan metode √
peer lesson

Bekasi, Oktober 2015

Kolaborator,

Uum Umiati, S.Pd.I


1

SOAL TES SIKLUS I & SIKLUS II

Nama :
Kelas : IV (Empat)
Sekolah : SDN Harapan Baru II

I. Berilah tanda silang pada huruf a, b, c atau d pada jawaban yang paling benar!

1. ِ‫عُمَذ‬ Di baca….

a. „Uqodi b. Hasadi c.‟Uqoda d. Hasada

2. …. ٍ‫ِمنْ شَ ِش غَاسِك‬ Lanjutan ayat disamping adalah….

a. ٍ‫اِرَا حَسَذ‬ b. ‫ة‬


ْ َ‫اِرَا وَل‬ c. ِ‫فِى الْعُمَذ‬ d. ‫ك‬
ِ ‫ِتالْ َفَل‬

3. ْ‫مِنْ شَشِ مَا خَلَك‬ adalah bunyi surat al Falaq ayat ke-….

a. 2 ` b. 3 c. 3 d. 4

4. ِ‫ن شَش‬
ْ ِ‫م‬ Dibaca ….

a. Fil „Uqodi

b.Bil „Uqodi

c. Biroobil Falaqi

d. Min Syarri

5. ُ‫اَعُوْر‬ Huruf yang di baca panjang atau mad adalah….

a. ‫ا‬ b. ‫ع‬ c. ‫و‬ d. ‫ر‬

6. ِ‫شَشِ الّنَفَثَت‬ Dibaca….

a. Syarin Naffasaati b. Syarrin Naffasyati c.Syarrin Naffasaati d. Syarri Ghoosiqin

.
2

7. ِ‫الّنَفَثَت‬ Kata disamping terdiri dari huruf….

a. ‫انفثت‬ b. ‫انفثات‬ c. ‫النفثت‬ d. ‫النقثت‬

8. ٍ‫شَشِ حَاسِذ‬ Dibaca menjadi….

a. Sarri haasidin b. Syari haasidin c. Syarrii haasidin d. Syarri haasidin

9. َ‫خَلَك‬ Dibaca….

a. Kholaqo b. Halaqo c. Qolaqo d. Khuliqo

10. …. ‫ما‬
َ ِّ‫شش‬
َ ْ‫ِمن‬ lanjutan kata disamping adalah….

a. ٍ‫حسَذ‬
َ ‫ اِرَا‬b. َ‫خََلك‬ c. ‫ِفي الْ ُع َم ِذ‬ d. ‫ك‬
ِ ‫الفََل‬

11. ِ‫ل ق‬
َ َ‫ل ف‬
ْ ‫ب َس بِ ا‬
ِ jika ditulis bersambung menjadi….

a. ‫تشب الفلك‬ b. ‫ب سب الفلك‬ c. ‫تشب الملك‬ d. ‫فلك‬ ‫تشب ال‬


12. Berikut ini adalah huruf-huruf yang tidak bisa bersambung, kecuali….

a. ‫س‬ dan ‫ل‬ b. ‫ر‬ dan ‫د‬ c. ‫ا‬ dan ‫ش‬ d. ‫ص‬ dan ‫ب‬
13. Penulisan huruf ‫ك‬ jika ditulis ditengah menjadi….

a. ‫ﮐ‬ b. ‫ﮑ‬ c. ‫ﻚ‬ d. ‫ل‬


14. Kata “Min Syarri “ jika ditulis arab bersambung adalah….

a. ِ‫مِنْ ثَش‬ b. ِ‫مَنْ شَش‬ c. ِ‫مِنْ شَش‬ d. ِ‫ن سَش‬


ْ ِ‫م‬

15. Penulisan huruf ‫ ع‬jika ditulis diakhir menjadi….

a. ‫ع‬ b. ‫ﻊ‬ c. ‫ﻐ‬ d. ‫ع‬


16. Kata ‫اع و ر‬ Jika ditulis bersambung menjadi….

a. ‫لعور‬ b. ‫اعور‬ c. ‫اءور‬ d. ‫اعود‬

17. ‫ش ِّر الّنَ َّف َثت‬


َ Jumlah huruf yang di samping adalah….
3

a. 7 b. 8 c. 9 d. 10

18. kata “ idzaa hasada “ jika ditulis arab bersambung menjadi….

a. ‫سز‬
َ َ‫ِا َرا ح‬ b. ‫شذ‬
َ َ‫ِا َرا ح‬ c. ‫سذ‬
َ‫ح‬
َ ‫ِا َر‬ d. ‫سذ‬
َ َ‫ح‬ ‫ِا َرا‬
19. Kata “ maa kholaqo” jika ditulis arab bersambung….

a. ‫مَا خَلَك‬ b. ‫مَا حَلَك‬ c. ‫مَا خَلَف‬ d. ‫مَخَلَك‬

20. Huruf ‫( ج‬jim) jika ditulis di akhirb menjadi….

a. ‫ح‬ b. ‫ﺢ‬ c. ‫خ‬ d. ‫خ‬

Anda mungkin juga menyukai