Sulaiman Rasyid-Fitk
Sulaiman Rasyid-Fitk
Skripsi
Disusun Oleh :
Sulaiman Rasyid
1812011000089
Skripsi ini Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk
Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I)
Oleh:
Sulaiman Rasyid
1812011000089
Menyetujui,
Skripsi yang berjudul Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Baca Tulis Al-
Qur’an (BTQ) Pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam & Budi
Pekerti Melalui Metode Peer Lesson di Kelas IV SDN Harapan Baru II,
Kota. Disusun oleh Di Susun oleh Sulaiman Rasyid, NIM. 1812011000089,
Jurusan Pendidikan Agama Islam, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan,
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Telah melalui
bimbimbingan dan dinyatakan sah sebagai karya ilmiah yang berhak untuk
diujikan pada sidang munaqasah sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan oleh
fakultas.
Yang Mengesahkan ,
SURAT PERNYATAAN KARYA SENDIRI
Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan saya siap
menerima segala konsekuensi apabila terbukti skripsi ini bukan hasil karya
sendiri.
Kata Kunci : Metode Peer Lesson, Meningkatkan Hasil Belajar Baca Tulis al-
Qur’an (BTQ).
Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar Baca Tulis al-
Qur’an (BTQ) siswa kelas IV SD melalui metode Peer Lesson. Pelaksaksanaan
penelitian ini dilaksanakan di SDN Harapan Baru II, Kota Bekasi pada semester 1
tahun ajaran 2015/2016. Subjek penelitian ini berjumlah 41 siswa. Metode
Penelitian yang digunakan peneliti adalah metode Penelitian Tindakan Kelas
(PTK). Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dilaksanakan sebagai upaya mengatasi
permasalahan yang muncul dalam kelas. Penelitian ini dilakukan dengan 4 tahap,
yaitu : perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi. Keempat tahapan
tersebut merupakan siklus yang berlangsung secara berulang-ulang dan dilakukan
dengan langkah-langkah yang sama dan difokuskan pada peningkatan hasil belajar
Baca Tulis al-Qur’an siswa di kelas IV semester 1.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa adanya peningkatan hasil belajar
siswa pada materi Baca Tullis al-Qur’an siswa dengan menggunakan metode
Peer Lesson. Peningkatan tersebut dapat dilihat melalui hasil tes setiap siklus
yang telah dilaksanakan. Pada tes awal pada pra siklus, hasil belajar yang
diperoleh adalah 60,46 (kategori kurang). Pada siklus I atau pertemuan pertama
sedikit mengalami peningkatan dengan prosentase 4.41% yaitu 64,87 (kategori
cukup), Sedangkan siklus II adanya peningkatan yang signifikan dengan
prosentase 12.32 % dengan skor 77.19 (kategori baik) dibandingakan dengan
siklus I. Maka dapat dideskripsikan bahwa metode Peer Lesson dapat
meningkatkan hasil belajar Baca Tulis al-Qur’an pada kelas IV SDN Harapan
Baru II Kota Bekasi.
i
ii
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah yang Maha Kuasa pemilik seluruh alam semesta.
Alhamdulillahi Robbil “Alamiin, dan terimakasih kepadaNya, Yang Maha
Pengasih lagi Maha Penyayang yang memberikan petunjuk yang tanpa ijin Nya
penulis tidak bisa menyelesaikan penelitian ini secara tuntas. Rasa Hormat yang
begitu besar dihaturkan pada junjungan kita Nabi Muhammad SAW yang menjadi
suri tauladan kita dalam tiap bermuamalah di dunia, semoga Allah memberkahi.
Penelitian ini memaparkan tentang upaya meningkatkan hasil belajar BTQ
siswa melalui metode peer lesson di kelas IV di SDN Harapan Baru II Kota
Bekasi. Ditulis untuk memenuhi gelar sarjana pendidikan dari Universitas Islam
Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Penulis berharap temuan dalam penelitian ini dapat memberikan kontribusi
bagi banyak pihak, terutama dalam bidang pengajaran di kelas pada jenjang SD
secara keseluruhan dan di sekolah tempat meneliti pada khususnya.
Bagaimanapun, penelitian ini masih jauh dari kata sempurna, oleh karena itu,
segala kritik dan saran yang membangun akan ditampung untuk menjadi bahan
evaluasi pada penelitian selanjutnya.
Pada kesempatan berharga ini, peneliti ingin mengucapkan banyak
terimakasih pada pihak-pihak yang membantu terselesaikannya penelitian ini,
baik berupa moral dan materil. Peneliti secara khusus mengucapkan terimakasih
kepada :
1. Prof. Dr. Ahmad Thib Raya, M.A. selaku Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah
dan Keguruan beserta staff yang telah memberikan kesempatan kepada
penulis untuk menempuh pendidikan di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Dr. H. Abdul Majid Khon, M.Ag. Selaku Kepala Jurusan Pendidikan
Agama Islam.
3. Marhamah Saleh, Lc, MA. Sekretaris Jurusan Pendidikan Agama Islam.
iii
4. Dr. Akhmad Sodiq ,MA. Dosen Pembimbing yang selalu meluangkan
waktunya dan membimbing serta mengajarkan kepada penulis dengan
sabar.
5. Dindin Ridwanudin, M.Pd. Selaku pengurus Dual Modul System (DMS)
PAI yang sudah dengan sabar melayani dan megurus para mahasiswa.
6. Seluruh Bapak/Ibu Dosen Jurusan Pendidikan Agama Islam yang telah
memberikan Ilmu yang berguna bagi diri pribadi selama perkuliahan.
7. Kepala sekolah Epih Hanafi, M.MPd, M.Si beserta seluruh Keluarga
Besar dewan guru SDN Harapan Baru II Kota Bekasi.
8. Uum Umiati S.Pd. Selaku guru kelas IV yang telah memberikan izin
kepada penulis untuk melakukan penelitian.
9. Teristimewa untuk ayahanda Abun dan ibunda Sinah, mertuaku Ibu
Aning, serta Istriku tercinta Heni Mulyani selalu memberikan cinta kasih
serta Suportnya kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
10. Untuk anakku dan mata hatiku Mikael Abraham Rasyid yang senantiasa
menjadi mutiara penyemangat.
11. Teman-teman DMS Pendidikan Agama Islam kelas A1 angkatan tahun
2012 yang selalu membantu dan mendukung penulis sehingga selesainya
skripsi ini. Salam perjuangan dan salam cinta buat kalian.
Sulaiman Rasyid
iv
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING
LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI
LEMBAR PERNYATAAN KARYA SENDIRI
ABSTRAK ........……………………………………..…………………. i
ABSTRACT.........……………………………………..…………………. ii
KATA PENGANTAR………………………………..…………………. iii
DAFTAR ISI.........……………………………………..…………………. v
DAFTAR TABEL.........………………………………..………………….vii
DAFTAR BAGAN.......………………………………..………………….viii
BAB I PENDAHULUAN.…….……………………..…………………. 1
A. LatarBelakangMasalah .........………………………………….... 1
B. Identifikasi Fokus Masalah.........……………………………….... 3
C. Pembatasan Masalah .........………………...…………………....... 3
D. Perumusan Masalah.........…………………………….........……... 4
E. TujuanPenelitian .........…………………………………............... 4
F. ManfaatPenelitian ....................…………………………………. 4
v
3. Baca Tulis Al-Qur’an ..........…………………..........………. 15
a. PengertianBaca Tulis Al-Qur’an..........………………... 15
b. Pengertian MenulisAl-Qur’an ..........……….………...... 16
c. Tujuan Pembelajaran al Qur’an..........…,,………………. 24
d. Materi Pembelajaran Baca Tulis Al-Qur’an .........………. 25
4. MetodePembelajaran ..........…………………………….......... 26
a. PengertianMetodePembelajaran Peer Lesson..........……. 26
b. Langkah-langkahMetodePeer Lesson.........……………. 27
B. Hasil Penelitian yang relevan..........……….........………………. 28
C. Hipotesis Tindakan..........……………….....………............……. 29
vi
BAB V KESIMPULAN, IMPILKASI DAN SARAN.........…...……. 71
A. Kesimpulan.........………......................................................…….... 71
B. Implikasi......................................................……….............…….... 71
C. Saran-saran..................................................……….............…….... 72
DAFTAR PUSTAKA.........……….....………............…….................... 73
UJI REFERENSI
LAMPIRAN-LAMPIRAN
vii
viii
ix
BAB I
PENDAHULUAN
1
Haidar Putra Daulay, Pendidikan Islam dalam Pendidikan Nasional di Indonesia,
(Jakarta: Kencana, 2004), Cet. I, h. 9.
1
2
manusia akan menjadi manusia dalam arti yang sebenarnya. Pendidikan sering
diartikan sebagai upaya manusia untuk memanusiakan manusia. Sehingga
mampu memenuhi tugasnya sebagai khalifah di muka bumi ini dan menjadi
warga negara baik serta berguna bagi agama, bangsa dan negara.2
Al-Qur’an menurut bahasa diambil dari kata kerja “qora’a” yang artinya
ia telah membaca, maka perkataan al-Qur’an itu berati “ bacaan” atau “yang
dibaca”. Al-Qur’an adalah isim masdar yang diartikan dengan arti isim maf’ul
yaitu “ maqrau” artinya “yang dibaca.”
Sebagai seorang muslim kita diharuskan untuk belajar dan mempelajari al
-Qur’an. Sesuai dengan firman Allah SWT artinya : “Sesungguhnya orang-orang
yang selalu membaca Kitab Allah (meneliti, isinya, sehingga pekerjaannya itu
menjadi ciri dan tanda bagi mereka), dan mendirikan shalat serta menafkahkan
sebagian rezeki yang Kami anugerahkan kepada mereka, dengan diam-diam,
maupun terang-terangan, mereka itu mengharapkan perniagaan yang tidak merugi,
agar Allah menyampaikan kepada mereka pahala mereka, dan menambah kepada
mereka dari karunia-Nya, sesungguhnya Allah Maha Pengampun Lagi Maha
Mensyukuri”. (QS:Al Fathir[35]:29-30).
Memperhatikan makna ayat diatas, begitu pentingnya setiap individu
muslim dapat membaca dan memahami al-Qur’an, serta akan lebih baik lagi dapat
menghafalnya. Terlebih al-Qur’an sebagai pedoman hidup. Oleh karena itu
marilah kita mempelajari dan memahami isi al-Qur’an, agar mendapat petunjuk
dan hidayah dari Allah SWT.
Fenomena yang terjadi di sekolah, banyak siswa yang belum memiliki
kemampuan membaca dan menulis al-Qur’an dengan baik dan berdasar kaidah-
kaidah penulisan yang benar. Hal ini disebabkan karena kurang efektifnya
penggunaan media dan metode yang digunakan dalam pembelajaran di kelas. Dan
hal ini berimplikasi terhadap menurunnya hasil belajar siswa terhadap materi baca
tulis al-Qur’an. Dari kenyataan fakta diatas maka diperlukan solusi yang baik
2
Zuhairini, Metodik Khusus Pendidikan Agama, (Surabaya: Usaha Nasional, 1983), h.
121.
3
C. Pembatasan Masalah
Penelitian ini dibatasi sebagai berikut :
1. Meningkatkan prestasi belajar pada sub pokok bahasan Baca Tulis Al-
Qur’an dengan materi Q.S al Falaq ayat 1-5.melalui penerapan metode
Peer Lesson.
2. Hasil pembelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti sub pokok
bahasan Baca Tulis Al-Qur’an dengan menggunakan metode Peer Lesson.
3. Efektivitas metode Peer Lesson dalam meningkatkan hasil belajar
Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti sub pokok bahasan Baca Tulis
Al - Qur’an dengan materi Q.S al Falaq ayat 1-5.
4
D. Perumusan Masalah
Bedasarkan identifikasi dan pembatasan masalah, maka perumusan
masalah yang diajukan dalam penelitian ini sebagai berikut : Apakah metode Peer
Lesson meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran Pendidikan Agama
Islam dan Budi Pekerti sub bahasan Baca Tulis al-Qur’an di kelas IV SDN
Harapan Baru II Kota Bekasi?
E. Tujuan Penelitian
Secara umum tujuan penelitian ini untuk memperbaiki dan meningkatkan
hasil belajar Baca Tulis al-Qur’an kelas IV SDN Harapan Baru II Kota Bekasi.
Secara khusus tujuan dari penelitian ini adalah untuk meningkatkan prestasi belajar
Pendidikan Agama Islam & Budi Pekerti materi Baca Tulis al-Qur’an dengan
menggunakan metode Peer Lesson di kelas IV SDN Harapan Baru II Kota Bekasi.
F. Manfaat Penelitian
Dengan dilaksanakannya penelitian tindakan kelas ini akan memberikan
manfaat bagi Peneliti. Dengan adanya penelitian ini, akan menambah wawasan
keilmuan peneliti dalam melaksanakan penelitian. Serta lebih meningkatkan hasil
belajar baca tulis al-Qur’an dengan metode peer lesson.
5
BAB II
KERANGKA TEORI DAN PENGAJUAN TINDAKAN
3
S. Nasution, Kurikulum dan Pengajaran, (Jakarta:Bumi Aksara, 2009), Cet. V, h. 61.
4
Purwanto, Evaluasi Hasil Belajar, (Yogyakarta:Pustaka Pelajar, 2009), Cet. I, h. 45.
5
Agus Suprijono, Cooperative Learning : Teori dan Aplikasi Palkem,
(Yogyakarta:Pustaka Pelajar), Cet. II, h. 42.
5
6
Berdasarkan teori ini hasil belajar siswa dipengaruhi oleh dua hal, siswa itu
sendiri dan lingkungannya. Pertama, siswa ; dalam arti kemampuan berpikir
atau tingkah laku intelektual, motivasi, minat dan kesiapan siswa, baik
jasmani maupun rohani. Kedua, lingkungan; yaitu sarana dan prasarana,
kompetensi guru, kreativitas guru, sumber-sumber belajar, metode serta
dukungan lingkungan, keluarga dan lingkungan.
Pendapat senada dikemukakan oleh Wasliman, hasil belajar yang
dicapai oleh siswa merupakan hasil interaksi antara berbagai faktor yang
mempengaruhinya, baik faktor internal maupun eksternal. Secara terperinci,
uraian mengenai faktor internal dan eksternal, sebagai berikut :
1) Faktor internal; faktor internal merupakan faktor yang berasal dari
dalam diri siswa, yang mempengaruhi kemampuan belajarnya. Faktor
ini meliputi : kecerdasan, minat dan perhatian, motivasi belajar,
ketekunan, sikap, kebiasaan belajar, serta kondisi fisik dn kesehatan.
2) Faktor eksternal; faktor yang berasal dari luar diri siswa yang
mempengaruhi hasil belajar yaitu keluarga, sekolah dan masyarakat.
Keadaan keluarga berpengaruh terhadap hasil belajar siswa. Keadaan
keluarga yang broken atau hancur (pertengkaran suami istri, perhatian
keluarga yang kurang terhadap anaknya, serta kebiasaan sehari-hari
yang tidak baik dari orang tua dan sebagainya).
Selanjutnya, dikemukakan oleh Wasliman bahwa sekolah merupakan
salah satu faktor yang ikut menentukan hasil belajar siswa. Semakin tinggi
kemampuan belajar siswa dan kualitas pengajaran di sekolah, maka semakin
tinggi pula hasil belajarnya.7
Menurut Slameto faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar itu
terbagi menjadi 2 bagian besar yaitu :
a. Faktor Internal
1) Faktor biologis (jasmaniah)
Keadaan jasmaniah yang perlu diperhatikan, pertama kondisi
fisik yang normal atau tidak memiliki cacat sejak dalam kandungan
7
Ibid, h. 12.
8
sampai sesudah lahir. Kondisi fisik normal ini terutama harus meliputi
keadaan otak, panca indra, anggota tubuh. Kedua kondisi kesehatan
fisik. Kondisi fisik yang sehat dan segar sangat mempengaruhi
keberhasilan belajar. Didalam menjaga kesehatan fisik, ada beberapa
hal yang perlu diperhatikan antara lain makan dan minum yang
teratur, olahraga serta cukup tidur.
2) Faktor psikologis
Faktor psikologis yang mempengaruhi keberhasilan belajar ini
meliputi segala hal yang berkaitan dengan kondisi mental seseorang.
Kondisi mental yang dapat menunjang keberhasilan belajar adalah
kondisi mental yang mantab dan stabil. Faktor psikologis ini meliputi
hal-hal berikut :pertama, intelegensi. Intelegensi atau tingkat
kecerdasan dasar seseorang memang berpengaruh besar terhadap
keberhasilan belajar seseorang. Kedua kemampuan. Kemampuan
dapat dikatakan faktor utama penentu keberhasilan belajar seseorang.
Ketiga, bakat. Bakat memang bukan hal yang menentukan berhasil
atau tidaknya seseorang dalam suatu bidang, melainkan lebih banyak
menentukan tinggi rendahnya kemampuan seseorang dalam suatu
bidang.
3) Faktor kelelahan
Kelelahan dapat mempengaruhi belajar, agar seorang siswa
mendapatkan hasil belajar yang baik, maka dia harus terbebas dari
kondisi lelah.
b. Faktor Eksternal
1) Faktor lingkungan keluarga
Lingkungan rumah atau keluarga merupakan lingkungan
pertama dan utama dalam menentukkan keberhasilan belajar
seseorang. Cara mendidik yang dilakukan orangtua, hubungan antara
anggota keluarga, suasana rumah yang nyaman, perekonomian
keluarga yang mencukupi. Semua hal itu dapat mempengaruhi hasil
belajar seseorang.
9
8
Slameto, Belajar dan Faktor-faktor Yang Mempengaruhinya,(Jakarta:Rineka Cipta,
2003), h. 64.
9
Nana Sujana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, (Bandung:Remaja Rosdakarya,
2006), Cet. III, h. 22.
10
10
Evelin Siregar dan Hertini Nara, Teori Belajar dan Pembelajran, (Bogor:Ghalia
Indonesia, 2010), Cet. I, h. 8.
11
Muhaimin, Rekonstruksi Pendidikan Islam, (Jakarta: Rajawali Press, 2009), Cet. I, h.
259.
11
12
Ibid., h. 260.
12
13
Ibid., h. 33.
13
14
Ibid., h.104.
15
Zakiah Darajat, Gigih Memperjuangkan Madrasah, dalam Amir Hamzah Wiryosukarto
dan Ahmad Fuad Efendi, Biografi KH. Imam Zarkasyi di Mata Umat . (Ponorogo: Gontor Press,
1996), h. 630 .
14
16
Sutanto,Op. Cit., h. 278.
15
pendidikan agama adalah tujuan pendidikan agama pada setiap tahap atau
tingkat yang dilalui, seperti tujuan pendidikan agam di sekolah dasar
berbeda dengan tujuan pendidikan agama untuk sekolah menengah, dan
berbeda pula dengan perguruan tinggi. Adapun tujuan pendidikan agama
Islam di sekolah dasar, yaitu :
1) Penanaman rasa agama kepada peserta didik.
2) Menanamkan perasaan cinta kepada Allah dan Rasul-Nya.
3) Memperkenalkan ajaran Islam yang bersifat global, seperti rukun
Islam dan rukun iman.
4) Membiasakan anak-anak berakhlak mulia dan melatih anak-anak
untuk mempraktikkan ibadah yang bersifat praktis, seperti shalat dan
puasa.
5) Membiasakan contoh teladan yang baik.17
17
Zuhairini, Metodik Khusus Pendidikan Agama, (Surabaya: Usaha Nasional, 1983), h.
80.
18
Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat Bahasa,
(Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 2008), Cet. I, ED. IV, h. 109.
19
Ibid., h. 1497.
16
b. Menulis Al-Qur‟an
Ada beberapa ayat al-Qur‟an yang secara eksplisit memerintahkan
ummatnya untuk belajar menulis. Salah satunya adalah lima ayat permulaan
surat al-„Alaq yang tegas-tegas menunjukkan hal ini, lewat kata-kata:
20
Manna Khalil al-Qattan, Studi Ilmu-Ilmu Qur‟an, (Bogor: Pustaka Litera AntarNusa,
2013), Cet. XIII, h.17
17
٦
Artinya : kami akan membacakan (al-Qur‟an) kepadamu
(Muhammad), maka kamu tidak akan lupa. (Q.S: al „Ala[87]: 6).
21
Ilham Khoiri R, Al-Qur‟an dan Kaligrafi Arab, (Jakarta: PT. Logos Wacana Ilmu,
2010), Cet. I, h. 86.
18
Dalam segi dapat atau tidaknya disambung, huruf hijaiyyah dibagi menjadi
tiga yaitu:
22
M. Shonhaji, Zaini Dahlan dan Chamim Prawiro, Al-Qur‟an dan Tafsirnya,
(Yogyakarta: PT. Dana Wakaf Universitas Islam Indonesia, 2011), h. 149.
23
Imam Khoiri. R, Op. Cit., h. 88
19
Nun sama dengan badan sien, syien, shad, dlad, dan lam:
7) Fa‟ukuranlubangnyasamadenganqofdanwawu:
24
D. Sirojuddin. AR, Seni Kaligrafi Arab, (Bandung, PT Remaja Rosdakarya, 2000), h.
8.
25
Disarikan dari M.Misbahul Munir, Petunjuk Praktis Belajar Kaligrafi Arab, (Surabaya:
Apollo, 1994), h. 10-36.
20
2) Huruf ba ()ب, cara penulisannya dari bagian atas kanan lalu turun ke
bawah berjalan kekiri dan berbelok ke atas kemudian diberi satu titik di
bawah.
3) Huruf ta ()ت, cara penulisannya dari bagian atas kanan lalu turun ke
bawah berjalan kekiri dan berbelok ke atas kemudian diberi dua titik di
atas.
4) Huruf tsa ()ث, cara penulisannya dari bagian atas kanan lalu turun ke
bawah berjalan kekiri dan berbelok ke atas kemudian diberi tiga titik
diatas.
5) Huruf jim ()ج, cara penulisannya dari ujung kiri berjalan mendatar ke
8) Huruf dal ()د, cara penulisannya dari bagian atas melengkung ke bawah,
9) Huruf dzal ()ذ, cara penulisannya dari bagian atas melengkung ke bawah,
10) Huruf ro ()ر, cara penulisannya dari ujung atas berjalan miring kanan ke
11) Huruf za ()ز, cara penulisannya dari ujung atas berjalan miring kanan ke
26
Ibid,. h. 3
21
bawah dilanjutkan berjalan miring kiri ke bawah kemudian diberi satu titik
di atas.
12) Huruf sin ()س, cara penulisannya dari ujung atas kanan membentuk
13) Huruf syien ()ش, cara penulisannya dari ujung atas kanan membentuk
14) Huruf shod ()ص, cara penulisannya dari permulaan bagian yang
15) Huruf dlad ()ض, cara penulisannya dari permulaan bagian yang
16) Huruf tha‟ ()ط, cara penulisannya dari permulaan bulatannya lalu
17) Huruf dha‟ ()ظ, cara penulisannya dari permulaan bulatannya lalu
18) Huruf „ain ()ع, cara penulisannya dari ujung atas yang menyerupai bulan
27
Ibid,. h. 3
22
19) Huruf ghoin ()غ, cara penulisannya dari ujung atas yang menyerupai bulan
20) Huruf fa ()ف, cara penulisannya dari awal bulatannya diberi sedikit ruang
21) Huruf qof ()ق,cara penulisannya dari awal bulatannya diberi sedikit ruang
22) Huruf kaf ()ك, cara penulisannya diawali dengan menulis huruf alif
berjalan datar ke kiri selanjutnya diberi huruf hamzah di atas garis datar.
23) Huruf lam ()ل, cara penulisannya diawali dengan huruf alif dilanjutkan
24) Huruf mim ()م, cara penulisannya diawali dengan bulatan kecil berjalan
25) Huruf nun ()ن, cara penulisannya dari ujung atas bagian kanan seperti
26) Huruf wawu ()و, cara penulisannya dari awal bulatan kecil dilanjutkan
27) Huruf ha ()ه, cara penulisannya dari kanan atas turun sedikit melengkung
28) Huruf ya ()ي, cara penulisannya dari ujung atas lalu mutar sedikit ke atas
28
Ibid,. h. 3
23
Dalam seni menulis Arab, ada istilah yang dinamakan kaligrafi. Kaligrafi
diambil dari kata latin “kalios” yang berarti indah dan kata “graph” yang
berarti tulisan atau aksara. Arti seutuhnya kata “kaligrafi” adalah kepandaian
menulis elok. Bahasa Arab sendiri menyebutnya khat yang berarti garis atau
tulisan indah. Garis lintang, equator atau khatulistiwa terambil dari kata Arab,
khattul istiwa, melintang elok membelah bumi jadi dua bagian yang indah.29
Ada enam tulisan Arab yang dianggap “tulisan besar” yaitu “al-Aqlam al-
Sittah” yang disepakati dalam pembahasan tarikh klasik kaligrafi Islam. Enam
tulisan tersebut adalah sebagai berikut:30
1) Sulus
Tulisan sulus lebih bersifat monumental, dipakai terutama untuk tujuan-
tujuan dekorasi pada pelbagai manuskrip dan inskripsi-inskripsi, sebagaimana
sekarang banyak dipakai untuk menghias tembok-tembok gedung.
2) Naskhi
Tulisan naskhi tidak meninjol pada banyak bentuk dan sistematika. Naskhi
ditulis lebih mudah dengan bentuk geometrikal cursif, tanpa macam-macam
struktur yang kompleks.
3) Muhaqqaq
Muhaqqaq digolongkan ke dalam jenis tulisan yang berumur tua. Mulanya
hanya merupakan suatu gaya yang sedikit berbeda dengan Kufi, yakni huruf-
hurufnya kurang menyudut pada kufi, dengan ikatan-ikatan ruang yang indah;
seluruhnya dibuat lebih tertib.
4) Rahyani
Rahyani berasal dari Naskhi. Namun, ditilik dari bentuknya, ia merupakan
bagian dari Sulus, dengan berbagai keindahan yang dimilikinya, yang
melebihi Sulus sendiri. Karena bentuknya yang indah itulah, ada sumber
kesalahan yang mengasosialisasikan pada namanya dengan al-Rayhan (harum
semerbak).
29
Ibid., D. Sirojuddin. AR, h. 3
30
Ibid., D. Sirojuddin. AR, h. 103-111
24
5) Tawqi‟
Tawqi‟ artinya “tanda tangan”. Karena para Khalifah dan perdana menteri
senantiasa menggunakan tawqi‟ untuk menandatangani berbagai naskah
mereka. Sering juga disebut tawaqi‟ atau tawaqi‟at, sebagai jama‟ dari
tawqi‟. Kalam tawqi‟ tergolong kepada salah satu tulisan tua dan diduga
sebagai pecahan langsung dari khat Riyasi yang menemukan bentuknya
semasa Khalifah Al-Makmun ibn Harun Al-Rasyid. Para Khalifah Abbasiyah
selalu menggunakan tawqi‟ untuk menandatangani atau mengecap nama-
nama dan titel-titel mereka.
6) Riqa‟
Riqa‟ jama‟nya Ruqa‟ah, artinya “lembaran daun kecil halus”, diduga
nama tersebut berasal dari Naskhi dan Sulus. Bentuk-bentuk asalnya sama
dengan huruf-huruf Sulus dan tawqi‟, baik dalam bentuk tunggal maupun
ketika berada dalam bentuk susunan.
31
Mahmud Yunus, Metodik Khusus Pendidikan Agama, (Jakarta: Hida Karya Agung,
1990), Cet. XII, h. 91.
25
32
Ibid,. h. 91
26
ketrampilan yang dimilikinya dihadapan peserta didik yang lain, atau sebagai
contoh dalam mengerjakan ujian praktik.
b. Langkah-langkah Pelaksanaan Metode Pembelajaran Peer Lessons
Tahapan-tahapan pembelajaran dengan teman sejawat pada umumnya
mengikuti pola sebagai berikut :34
Guru mengidentifikasi beberapa peserta didik yang memiliki kemampuan yang lebih
baik daripada temannya di kelas yang sama untuk dijadikan tutor. Jumlah tutor sama
dengan jumlah kelompok yang akan dibentuk.
Guru melatih tutor dalam materi yang akan dipelajari oleh kelas dan menjelaskan
latihan serta evaluasi yang kan dilakukan.
Guru menjelaskan materi pelajaran secara ringkas pada semua peserta didik dan
memberikan kesempatan tanya-jawab.
Guru memberikan tugas yang harus dikerjakan dan tata cara melakukan evaluasi
(penilaian diri dan penilaian sejawat).
Guru mengevaluasi proses belajar, tutor menilai hasil kerja temannya dalam satu
kelompok dan membuat laporan kepada guru. Peserta didik membuat penilaian diri dan
penialaian teman sejawat mengikuti format yang disediakan.
34
Ibid., h. 198.
28
belajar dan dapat belajar dari kegiatan belajar kelompok lainnya. Pembelajaran
peer tutoring dapat dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut :
1. Guru menyusun kelompok belajar. Setiap kelompok beranggota 3 atau 4
orang yang memiliki kemampuan beragam. Setiap kelompok minimal
memiliki kemampuan tinggi untuk menjadi tutor teman sejawat.
2. Guru menjelaskan tentang cara penyelesaiaan tugas melalui belajar
kelompok dengan metode peer teaching, wewenang dan tanggung jawab
masing-masing anggota kelompok, dan memberi penjelasan tentang
mekanisme penilaian tugas melalui teman sejawat (peer assessment) dan
penilaian diri (self assessment).
3. Guru menjelaskan materi pelajaran kepada semua peserta didik dan memberi
peluang tanya jawab apabila terdapat materi yang belum jelas.
4. Guru memberi tugas dengan catatan peserta didik yang kesulitan dalam
mengerjakan tugas dapat meminta bimbingan kepada teman yang ditunjuk
sebagai tutor/guru.
5. Guru mengamati aktivitas belajar dan memberikan penilaian kompetensi.
6. Guru, tutor, dan peserta didik memberikan evaluasi proses belajar mengajar
untuk menetapkan tindak lanjut kegiatan pertemuan berikutnya.35
35
Ibid.,Ridwan Abdullah Sani, h. 201.
29
C. Hipotesis Tindakan
Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini dirumuskan sebagai
berikut,”Dengan menerapkan metode Peer Lesson pada siswa SD kelas IVdi
SDN Harapan Baru II Kota Bekasi, maka diharapkan akan mampu
meningkatkan kemampuan Baca Tulis Al-Qur‟an siswa.”
36
Siti Mu‟alifah, Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Menulis al-Qur‟an Dengan Metode
Drill Pada Siswa Kelas IV B di SDIT Al Manar Bekasi, Skripsi pada S1 UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta, 2016, Tidak dipublikasikan
37
Maswati, Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Membaca al-Qur‟an siswa Dengan
Metode Demostrasi Pada Siswa Kelas II MI Mathlaul Huda Parung Bogor, Skripsi pada S1 UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta, 2016, Tidak dipublikasikan
30
BAB III
METODE PENELITIAN
2. Waktu Penelitian
Proses penelitian dilakukan secara bertahap mulai dari perencanaan dan
persiapan instrumen, uji coba instrumen penelitian yang dilanjutkan dengan
pengumpulan data lapangan sebagai kegiatan inti penelitian dilaksanakan
pada bulan Juni2015 – Februari 2016.
Tabel
Tabel3.1
4.1
Jadwal Penelitian
Jadwal Penelitian Tindakan Kelas
Bulan
No Jenis Kegiatan
Jun Jul Agu Sept Okt Nov Des Jan Feb
1 Pengajuan Judul
2 Proposal Judul
3 Persiapan Rencana Penelitian
4 Uji Coba Penelitian (Pra Siklus)
5 Pelaksaan Siklus I
6 Evaluasi Siklus I
7 Pelaksanaan Siklus II
8 Evaluasi Siklus II
9 Pengumpulan Data
10 Pengolahan Data
11 Analisis Data
12 Uji Referensi dan Pengesahan
Sumber : Data Primer, dibuat pada tanggal 20 Januari 2016
30
31
38
Nuraida Halid Alkaf, Metodologi Penelitian Pendidikan, (Jakarta: Islamic Research
Publishing, 2009), h.22.
33
C. Subjek Penelitian
Subjek penelitian ini adalah siswa Kelas IV SDN Harapan Baru II Jl.
Perjuangan No. 29 Kelurahan Harapan Baru Kecamatan Bekasi Utara Kota
Bekasi tahun ajaran 2015/2016, dengan jumlah siswa yang terdiri dari 41
siswa.
D. Peran dan Posisi Peneliti dalam Penelitian
Peran penulis dalam penelitian ini adalah sebagai seorang peneliti,
dengan kegiatan yang diawali dengan membuat perencanaan, melaksanakan
kegiatan, melakukan pengamatan, mengumpulkan dan menganalisis data,
serta melaporkan hasil penelitian. Dalam penelitian ini, peneliti dibantu oleh
guru Kelas IV yang bertindak sebagai kolaborator yang bertugas mengamati
kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh guru dan siswa dalam kegiatan
pembelajaran dengan metode peer lesson.
SIKLUS I
Tahap Perencanaan
1. Membuat rencana pembelajaran
2. Menyiapkan metode pembelajaran
3. Membuat lembar kerja siswa
4. Membuat pedoman observasi
5. F. dan tinggi
Membuat format pertanyaan utk siswa yg nilainya rendah, sedang
6. Membuat soal tes akhir siklus I
Tahap Tindakan
1. Melaksanakan skenario dan rencana pembelajaran sesuai dengan rencana
tindakan dengan menggunakan metode Peer Lesson.
2. Menjelaskan materi
3. Tes akhir siklus I
Tahap Observasi
G.
1. Mengamati jalannya Proses Pembelajaran
2. mengamati aktivitas siswa selama pembelajaran
3. mendokumentasikan kegiatan siswa seperti foto
4. mengamati hasil tes siklus I
Tahap Refleksi
Hasil dari pengamatan dianalisis dan direfleksikan untuk memperoleh masukan
bagi tindakan siklus berikutnya.
39
Zainal Aqib, Penelitian Tindakan Kelas untuk Guru, (Bandung: Irama Widya, 2006),
Cet.VIII, h.23.
35
SIKLUS II
Perencanaan
1. Membuat rencana pembelajaran sesuai dengan hasil refleksi siklus I dengan pembelajaran aktif
2. Menyiapkan metode pembelajaranPeer Lesson
3. Membuat lembar kerja siswa H.
4. Membuat pedoman observasi
I.
5. Membuat format pertanyaan utk siswa yg nilainya rendah, sedang dan tinggi
6. Membuat soal tes akhir siklus II J.
Tindakan
1. Melaksanakan skenario dan rencana pembelajaran sesuai dengan rencana tindakan dengan
menggunakan metode peer lesson
2. Tes akhir siklus II.
Observasi
1. Mengamati jalannya Proses Pembelajaran
2. mengamati aktivitas siswa selama pembelajaran
3. mendokumentasikan kegiatan siswa seperti foto
4. mengamati hasil tes siklus II.
Refleksi
Hasil dari pengamatan dianalisis dan direfleksikan untuk memperoleh masukan bagi tindakan siklus
berikutnya.
Siklus I
Menentukan keberhasilan
dan kekurangan pada
Observasi dengan
siklus I
mencatat hal yang terjadi
selama pembelajaran
Siklus II
Terselesaikan Menentukan keberhasilan Menganalisis data yang telah
dari pelaksanaan siklus 2 terkumpul pada tiap pertemuan
40
Ibid., h.23.
41
Maifalinda Fatra & Abd. Razak, Penelitian Tindakan Kelas, (Jakarta: FITK-UIN
Syahid Jakarta, 2010), h. 27.
36
2. Pelaksanaan Tindakan
SIKLUS I
Pada tahap ini peneliti melaksanakan pembelajaran dengan
menggunakan metode peer lesson yakni menerapkan tahap-tahap:
a. Pendahuluan
1) Guru mengadakan apersepsi pelajaran sebelumnya.
2) Guru memberi pengarahan untuk melaksanakan pembelajaran dengan
menggunakan metode peer lesson.
3) Guru mengkomunikasikan tujuan pembelajaran (Fase I)
b. Kegiatan inti
1) Guru menggunakan metode peer lesson. Guru menjelaskan materi
tentang baca tulis al Qur-an kepada siswa. Kemudian guru membagi
siswa menjadi 5 kelompok. Setiap kelompok terdiri dari 8 orang siswa,
setiap siswa dalam satu kelompok diberi materi tentang Baca Tulis al
Qur-an. Setiap kelompok dipersiapkan 1 tutor sejawat yang memiliki
kemampuan lebih dari siswa yang lain.
37
SIKLUS II
Pada tahap ini peneliti melaksanakan pembelajaran dengan
menggunakan metode tutor sejawat yakni menerapkan tahap-tahap
pembelajaran dengan menggunakan metode tutor sejawat sama halnya dengan
siklus I :
a. Pendahuluan
1) Guru mengadakan apersepsi pelajaran sebelumnya.
2) Guru memberi pengarahan untuk melaksanakan pembelajaran dengan
menggunakan metode tutor sejawat.
3) Guru mengkomunikasikan tujuan pembelajaran (Fase II)
b. Kegiatan inti
Pada kegiatan ini penulis melaksanakan kegiatan sama dengan siklus I
namun yang membedakan disini adalah adanya perbaikan dan evaluasi
pembelajaran dari siklus I.
c. Penutup
Untuk mengakhiri kegiatan ini peneliti membuat rangkuman materi,
melaksanakan tes hasil belajar akhir siklus II.
F. Hasil Intervensi Tindakan yang Diharapkan
42
Ruswandi Hermawan, Mujono dan Ayi Suherman,Metode Penelitian Pendidikan
Sekolah Dasar, (Bandung: UPI PRESS, 2007), Cet. Ke-I, 186.
43
Kunandar, Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas Sebagai Pengembangan Profesi
Guru, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2008), h. 101.
40
Dengan rumus :
Nilai = Skor siswa x100
Skor maksimal
80-100 :A
71-80 :B
61-70 :C
50-60 :D
50 kebawah :E
P = F x100% sedangkan X =F
N N
44
Zaenal Arifin, Evaluasi Pembelajaran, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2011), h.
233.
45
Ruswandi Hermawan, Mujono dan Ayi Suherman, op.cit., h. 186.
46
Ibid,.h. 40
41
Keterangan
BAB IV
HASIL PENELITAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Data
1. Letak Geografis
Letak dan luas sebuah sekolah juga bisa mempengaruhi proses belajar
mengajar, karena sekolah membutuhkan suasana yang tenang dan lahan yang
luas untuk mendukung kegiatan sekolah di luar ruangan.
Kota : Bekasi
42
43
No. VISI
1 Membangun karakter yang cerdas, terampil dan berkahlak
MISI
1 Membimbing disiplin yang tinggi, jujur dan cerdas
2 Mengupayakan kenyamanan sekolah
3 Tertib administrasi, transparansi, dan akuntabilitas
4 Memberi keteladanan yang konkrit
5 Mendorong prestasi siswa
6 Menyiapkan siswa yang beriman, taqwa, cerdas dan terampil
STRATEGI
1 Menjalin komunikasi yang baik dengan pihak yang terkait
2 Bekerja sama secara harmonis dengan pihak lain
3 Saling menghargai keberadaan masing-masing
4 Menyiapkan sarana dan prasarana yang mendukung
Sumber: data Sekunder SDN Harapan Baru II, ditulis pada tanggal 15 April 2016
45
5. Biografi Kolaborator
Dalam Penelitian Tindakan Kelas ini peneliti di bantu oleh seorang
kolaborator yang bertugas sebagai observer (pengamat) dalam kegiatan
pembelajaran dengan metode peer lesson dan kolaborator tersebut adalah
seorang guru kelas di kelas IV A. seorang observer bertugas mengawasi dan
mengamati kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh seoarng guru dan juga
siswa dalam pembelajaran. Dan kolaborator tersebut bernama Uum Umiati,
S.Pd.
6. Keadaan Sarana dan Prasarana
Keadaan sarana dan prasarana merupakan hal yang sangat penting dalam
menunjang proses pendidikan. Adapun sarana dan prasarana yang dimiliki
SDN Harapan Baru II Kota Bekasi sebagai berikut:
a. Bangunan dan Ruang
Tabel 4.4
Keadaan Sarana dan Prasarana
No Jenis Sarana dan Prasarana Jumlah Kondisi
1 Bangunan 1 Baik
2 Ruang kelas 8 Baik
3 Ruang kepala sekolah 1 Baik
4 Ruang guru 1 Baik
5 Ruang WC siswa 3 Baik
6 Ruang WC guru 1 Baik
8 Ruang Lab.Komputer 1 Baik
9 Bangunan Mushola 1 Baik
10 Ruang Perpustakaan 1 Baik
Jumlah 18
Sumber: Data Sekunder SDN Harapan Baru II, dibuat pada tanggal 15 April 2016
48
Keadaan sarana dan prasarana yang ada dan tersedia di SDN Harapan Baru
II masih dalam keadaan baik dan mendukung,hal ini terlihat tersedianya ruangan
belajar siswa dan ruangan lainnya yang mendukung efektifitas kegiatan belajar
mengajar di SDN Harapan Baru II. SDN Harapan Baru II Pada tahun 2010
mendapatkan bantuan dari pemerintah pusat untuk perbaikan bangunan sekolah
dan kelengkapan sarana maupun prasarana dengan tambahan 2 ruang kelas yang
bertingkat.
b. Administrasi Sekolah
Administrasi sekolah yang mendukung pelaksanaan kegiatan
pendidikan di SDN Harapan Baru II yaitu :
1) Buku Induk Siswa
2) Buku Peraturan Pemerintah tentang Pendidik dan Kepala Sekolah
3) Buku Mutasi Siswa
4) Buku Klaper
5) Buku Sarana dan Prasarana
6) Dokumen I dan II
7) Absensi Guru
8) Dan Lain-lain
(Sumber data sekunder SDN Harapan Baru II, ditulis tanggal 15 April 2016)
KEPALA SEKOLAH
Epih Hanafi, M.MPd. M.Si
TATA LAKSANA
Sugiarti, S.Pd
HUMAS KEUANGAN
Aah Mar’ah, S.Pd Atit R, S.Pd
KETENAGAAN KESISWAAN
Uum U, S.Pd Nunung S. S.Ag
Sumber: Data sekunder SDN Harapan Baru II, dibuat pada tanggal 15 April 2016
8. Pelaksanaan Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan bulan September 2015 sampai dengan
Oktober 2015. Penelitian dilakukan pada siswa kelas IVSDN Harapan Baru
II Kota Bekasi yang berjumlah 41 siswa pada semester pertama tahun ajaran
2015/2016.
Penelitian tindakan kelas ini dilakukan dalam dua siklus.Setiap siklus
itu terdiri dari 2 kali pertemuan dan setiap siklus memiliki beberapa tahapan
yakni perencanaan, pelaksanaan tindakan, pengamatan dan refleksi.Keempat
tahapan ini saling terkait dan berkelanjutan.Hal ini merupakan ciri dari
penelitian tindakan kelas.
a. Pelaksanaan Siklus 1
1) Tahap Perencanaan
Pada tahap ini peneliti mempersiapkan materi pelajaran dan
perangkat pembelajaran yang terdiri dari RPP (Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran). Di dalam RPP memuat seluruh konsep pembelajaran,
sumber, media pembelajaran, metode pembelajaran dan evaluasi
pembelajaran.
Peneliti juga menyiapkan lembar tugas yang akan digunakan
dalam pelaksanaan pembelajaran menggunakan metode peer lesson
atau teman sejawatdalam pembelajaran Baca Tulis Al-Qur’an.
Peneliti juga menyiapkan lembar observasi aktivitas siswa untuk
merekam jalannya pembelajaran.
2) Tahap Pelaksanaan Tindakan
Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar untuk siklus I
dilaksanakan pada tanggal 07 Oktober 2015. Penerapan tindakan
mengacu pada pembelajaran yang tertulis dalam RPP. Dalam
penelitian ini peneliti bertindak sebagai guru.Target yang ingin
dicapai adalah siswa mampu mencapai kriteria ketuntasan minimal
(KKM) 75.Kriteria ketuntasan minimal ini merupakan peraturan dari
pemerintah terutama Dinas Pendidikan, bahwa untuk mata pelajaran
51
4) Tahap Refleksi
Tahap akhir dari siklus I ini adalah tahap refleksi.Pada tahap
refleksi, peneliti menganalisis dan mengolah nilai yang terdapat
padalembar observasi yang ada. Hasil pengamatan diperoleh data
sebagai berikut:
a) Faktor Pendukung
Sumber daya manusia (Guru dan Tutor Sejawat) menjadi
faktor pendukung utama dalam pelaksanaan pembelajaran baca tulis
al-Qur’an dengan metode peer lesson. Sumber belajar/Buku sudah
ada guna untuk mendukung kegiatan Belajar Mengajar (KBM).
b) Faktor Penghambat
Pada siklus I ini tutor masih ragu dan canggung dalam
menyampaikan materi pelajaran, suara tutor sejawat kurang keras
dalam menyampaikan materi, dan guru belum jelas dalam
memberikan instruksi penggunaan metode peer lesson pada siswa.
c) Saran
Peneliti melakukan perbaikan tindakan yang akan dilakukan
disiklus II. Guru memperbaiki kegiatan pembelajaran dengan cara
menyampaikan instruksi yang jelas kepada tutor sejawat dan siswa
yang lainnyadalam penggunaan metode peer lesson dalam
pembelajaran Baca Tulis Al-Qur’an.
54
d) Keaktifan siswa
e) Interaksi siswa dengan teman satu kelompok
f) Pengerjaan soal evaluasi
g) Menjawab salam penutup
4) Tahap Refleksi
Tahap akhir dari siklus ini adalah tahap refleksi sama dengan
siklus I. Pada siklus II ini peneliti juga menganalisis dan mengolah
nilai yang terdapat pada lembar observasi yang ada. Hasil data
pengamatan dapat diperoleh data sebagai berikut:
a) Faktor Pendukung
Pada siklus II ini guru mampu menciptakan suasana kelas
menjadi kondusif sehingga kegiatan pembelajaran sudah efektif, dan
semua siswa tidak canggung dalam menggunakan alat peraga. secara
keseluruhan, siswa memperhatikan jalannya pembelajaran dari awal
sampai akhir.
b) Faktor Penghambat
Pada siklus kedua ini, hal yang menghambat pembelajaran
sudah tidak ada, karena sudah diperbaiki pada siklus pertama. Proses
pembelajaran siklus II berjalan dengan baik, siswa dapat mengerti
instruksi dan penjelasan yang telah diberikan oleh guru.
c) Saran
Cara mengatasi faktor-faktor yang menghambat pembelajaran
yang menggunakan metode peer lesson dengan alat peraga pada
pembelajaran Al-Qur’an di sekolah, sebaiknya guru mempersiapkan
alat peraga pembelajaran sebelumnya, guru menguasai metode peer
lesson yang akan digunakan dan sebaiknya menggunakan alat peraga
praktis pembelajaran Al-Qur’an pada setiap pembelajaran dengan
menggunakan metode peer lesson agar siswa terbiasa menggunakan
alat peraga.
57
Tabel 4.5
Hasil Belajar Siswa pada Tahap Pra Sklus
32 8 20 40 E
33 12 20 60 D
34 14 20 70 C
35 8 20 40 E
36 14 20 70 C
37 10 20 50 D
38 14 20 70 C
39 10 20 50 D
40 14 20 70 C
41 4 20 20 E
Dari Tabel hasil belajar siswa pada tahapan pra siklus terlihat
bahwa hanya ada 1 siswa yang mendapat nilai A, 2 siswa dengan nilai
B, 9 siswa dengan nilai C dan 15 siswa dengan nilai D dan 14 siswa
dengan nilai E. Maka dapat digambarkan bahwa hasil belajar siswa
pada tahap pra siklus belum memuaskan dan masih kurang memuaskan.
Dan hanya sedikit sekali siswa yang menguasai materi baca tulis al-
Qur’an.
Tabel 4.6
Hasil Belajar Siswa pada Tahap Sklus I
11 18 20 90 A
12 10 20 50 D
13 8 20 40 E
14 6 20 30 E
15 14 20 70 C
16 8 20 40 E
17 14 20 70 C
18 16 20 80 A
19 14 20 70 C
20 14 20 70 C
21 12 20 60 D
22 10 20 50 D
23 14 20 70 C
24 8 20 40 E
25 16 20 80 A
26 14 20 70 C
27 14 20 70 C
28 14 20 70 C
29 14 20 70 C
30 16 20 80 A
31 16 20 80 A
32 18 20 90 A
33 16 20 80 A
34 12 20 60 D
35 16 20 80 A
36 14 20 70 C
37 12 20 60 D
38 10 20 50 D
39 10 20 50 D
40 12 20 60 D
41 10 20 50 D
Sumber : Data Primer, dibuat pada tanggal 15 April 2016
61
Sedangkan hasil belajar siswa pada tahap siklus I ini terdapat 11 siswa
yang mendapatkan nilai A, 12 siswa mendapatkan nilai C, ada 13 siswa yang
mendapatkan nilai D, dan 5 siswa yang mendapatkan nilai kurang
memuaskan yaitu E. Jika dipersentasekan ada sekitar 56% siswa yang mulai
menguasai materi pembelajaran dengan metode peer lesson.Sementara hasil
belajar siswa pada siklus II dapat kita lihat di bawah ini :
Tabel 4.7
Hasil Belajar Siswa pada Tahap Siklus II
29 16 20 80 A
30 17 20 85 A
31 18 20 90 A
32 16 20 80 A
33 16 20 80 A
34 16 20 80 A
35 19 20 95 A
36 17 20 85 A
37 13 20 65 C
38 16 20 80 A
39 13 20 65 C
40 15 20 75 B
41 15 20 75 B
Sumber : Data Primer, dibuat pada tanggal 15 April 2016
Pada tabel 4.7 diatas, jelas terlihat bahwa ada peningkatan yang
signifikan dari hasil belajar siswa pada materi baca tulis al-Qur’an
dengan metode peer Lesson pada siklus II ini, seperti yang terdata
bahwa ada 22 siswa yang mendapatkan nilai A, terdapat 6 siswa yang
mendapatkan nilai B, dan siswa yang mendapatkan nilai C ada 11
siswa, dan hanya ada 2 siswa yang mendapatkan nilai D, sementara
tidak ada siswa yang mendapatkan E. Dan ini membuktikan bahwa
sudah sebagian besar siswa memiliki kemampuan baca tulis al-Quran.
Tabel 4.8
Data Nilai Siswa Kelas IV SDN Harapan Baru II
1 ATHARYNO FEBRIAN A. L 80 90 95
2 FEBRIAN ARYA PERMANA L 40 50 60
3 ABDULLAH FATTAH L 60 80 80
4 AHMAD HABIBI L 30 40 65
5 ABRIL IHSAN JAVIER L 70 70 85
6 AGNELL NADA ZHAFIRA P 50 70 65
7 ANNISA RAMADHANI RAHAYU L 30 60 70
8 ARYA ANDARA PUTRA L 50 60 70
9 AURELLY THE FHANZA P 60 60 80
10 CHANDRA RASYA PRATAMA L 60 80 65
11 CHARLITO DWI PRASETYO L 80 90 90
12 DAVINKA AZALIA NANDHITA P 50 50 75
13 DENADA FITRI NOVIA P 50 40 70
14 DHANA PUTRAYASA L 70 30 75
15 DINDA PUTRI ALAM SYAH P 74 70 80
16 FANDA AUREL KESYA P. P 70 40 75
17 FASYA NADHIRAH ZAHIRAH S. P 90 70 80
18 FEBRY LISTYANTO L 50 80 70
19 HANA IMAMA P 70 70 70
20 INDAH DIVA LESTARI P 80 70 85
21 IRSAN MALIK FAHREZI L 75 60 85
22 JACYNDA ZAHRA P 70 50 80
23 KEISYA MAULIDIA PUTRI D. P 90 70 90
24 LUCKY ADITIA PERMANA L 30 40 75
25 M. FAIZAL DJAELANI L 50 80 70
26 MUHAMMAD FARHAN L 50 70 80
64
27 MUHAMMAD RAFLY H. L 40 70 85
28 NADINE AULIA ZAHWA P 30 70 60
29 NAFILA VIONA RAHMADINI P 60 70 80
30 NAJWA AULIA NUGRAHA P 60 80 85
31 NAZHIF AULIA AM. P 80 80 90
32 RAFIIF NADHIM RAMADHAN L 80 90 80
33 RAFLY NURHIDAYAH L 60 80 80
34 REISYA AOKI DESWITA P 70 60 80
35 REZI ARZABI L 90 80 95
36 ROMI AKILA L 70 70 85
37 UTAMI WIDYA PUTRI LESTARI P 50 60 65
38 DEVITHO RALIEFLY PUTRA L 70 50 80
39 YUNUS ADITIAR L 50 50 65
40 DINO VIARNO L 70 60 75
41 FERDINAND ANANDA RIZKY L 20 50 75
Jumlah 2479 2660 3165
Rata-Rata 60,46 64,88 77,19
Sumber : Data Primer, dibuat pada tanggal 15 April 2016
Dari Hasil tes awal pra siklus diatas, menggambarkan bahwa hasil belajar
baca tulis al-Qur’an siswa masih dibawah rata-rata kelas dan kemampuan rata-
rata siswa baru mencapai 60,46 atau berkategori kurang. Dan pada siklus I hasil
belajar siswa masih masuk kategori kurang dan pada siklus II terdapat sedikit
peningkatan yaitu dari rata-rata 64,88 pada siklus I menjadi 77,19 pada siklus II.
Seperti ditunjukkan pada tabel berikut :
65
Tabel 4.9
Hasil Pra Siklus Kemampuan Baca Tulisal-Qur’an
Dari data dan uraian tersebut maka dapat ditarik kesimpulan bahwa
pada pra-siklus dapat diperoleh hasil sebagai berikut:
a. Adanya beberapa siswa yang kurang memperhatikan, karena
penyajian materi masih dengan metode ceramah.
b. Adanya beberapa siswa yang belum mendapatkan nilai sesuai dengan
standar ketuntasan, hal ini dikarenakan kurangnya penekanan guru
terhadap materi Baca Tulis Al-Qur’an.
Hal ini menunjukkan bahwa kemampuan rata-rata kelas masih di
bawah standar. Salah satu alternatif untuk memecahkan masalah tersebut
adalah dengan menggunakan metode peer lesson dalam kegiatan belajar
mengajar. Dengan cara ini, diharapkan dapat meningkatkan kemampuan
menulis siswa, dan hasil tidak mengecewakan. Siswa dapat memahami tata
caramembaca dan menulisal-Qur’an dengan baik, penerapan metode peer
lesson pada materi Baca Tulisal-Qur’an dapat mengoptimalkan kemampuan
siswa dalam Baca Tulisal-Qur’an.
Hal ini dapat dilihat dari perbandingan hasil belajar siswa dari
sebelum diterapkannya metode peer lesson dan saat penerapan metode peer
lesson. Hasil belajar dengan menggunakan metode peer lesson tertuang
dalam tabel perbandingan di bawah ini :
Tabel 4.10
Hasil Tes Siklus I Kemampuan Baca Tulis al-Qur’an
b. Siklus II
Pada siklus II ini hasil belajar siswa terjadi peningkatan
kemampuan membaca Al-Qur’an. Dari 41 siswa ada 28 siswa yang
mencapai nilai KKM (75), sedangkan ada 13 siswa yang belum mencapai
KKMdengan nilai rata-rata 77,19.
Setelah peneliti melaksanakan penelitian tindakan kelas dalam
meningkatkan kemampuan membaca Al-Qur’an dengan metode peer
lesson atau tutor sebaya pada siswa kelas IV SDN Harapan Baru II dapat
diketahui dari tabel dibawah ini :
Tabel 4.11
Hasil Tes Siklus II Kemampuan Baca Tulis al-Qur’an
Hasil tes awal baca tulis al-Qur’an siswa dapat memberikan gambaran
mengenai kondisi kemampuan siswa dalam BacaTulis al-Qur’an yang
sebenarnya. Pada tes awal ini kemampuan rata-rata siswa mencapai 60,46
atau berkategori kurang
Hal ini dapat dilihat dari perbandingan hasil belajar siswa dengan
menggunakan metode ceramah dan saat penerapan metode peer lesson atau
tutor sejawat. Dan hasil belajar dengan menggunakan metode peer lesson
tertuang dalam tabel perbandingan di bawah ini.
Tabel 4.12
Perbandingan Hasil Tes Pra Siklus dan Tes Siklus I
Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa pada tes awal hanya ada 3
siswa, 16 siswa mendapatkan skor baik, 15 siswa masuk dalam kategori skor
cukup dan 7 siswa masuk dalam kategori kurang. Dan dalam siklus I ada 3
siswa yang mendapat skor sangat baik, 20 siswa mendapatkan skor baik, 13
siswa mendapatkan nilai cukup dan 5 siswa yang mendapatkan nilai kurang.
Jika dibandingkan maka dapat terlihat jelas ada peningkatan yang cukup baik
dari hasil belajar siswa pada siklus I.
Hasil siklus II juga menunjukkan adanya kenaikan dari siklus I. Kenaikan
tersebut secara rinci dapat dilihat dari tabel berikut.
Tabel 4.13
Perbandingan Hasil Tes Siklus Idan Tes Siklus II
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di kelas IV SDN Harapan
Baru II, Kelurahan Harapan Baru, Kecamatan Bekasi Utara Kota Bekasi Tahun
2015/2016, dapat disimpulkan bahwa Penggunaan metode peer lesson dapat
meningkatkan kemampuan Baca Tulis Al-Qur’an pada siswa di kelas IV SDN Harapan
Baru II, Kelurahan Harapan Baru, Kecamatan Bekasi Utara Kota Bekasi, Tahun
2015/2016, dibuktikan peningkatan pada hasil belajar Baca Tulis Al-Qur’an siswa pada
siklus II.
Dari data yang sudah dianalisis peneliti menyimpulkan bahwa penerapan
metode Peer lesson dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran
Pendidikan Agama Islam dan budi pekerti materi Baca Tulis al-Qur’an di SDN
Harapan Baru II Kota Bekasi. Hal ini dibuktikan dari hasil rekapitulasi nilai siswa
per siklus
B. Implikasi
Implikasi dari penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Siswa
Hasil belajar siswa menjadi lebih baik dan meningkat. Peningkatan hasil
belajar tersebut dapat dilihat dengan adanya peningkatan yang cukup baik
yaitu 12,32%. Karena mereka merasa nyaman dan semangat belajar
dengan adanya metode yang baru yaitu peer lesson.
2. Guru
Seorang guru menjadi lebih termotivasi untuk mencoba menerapkan
metode-metode yang baru dalam proses pembelajaran, terutama metode
peer lesson.
3. Sekolah
Pihak sekolah khususnya kepala sekolah dan guru, menjadi lebih tanggap
dan menyadari terhadap berjalannya proses belajar mengajar. Bahwa salah
71
72
satu elemen yang bisa meningkatkan hasil belajar siswa salah satunya
adanya penggunaan metode yang baik dan inovatif.
C. Saran
Berdasarkan kesimpulan di atas, hal-hal yang sebaiknya dilakukan oleh guru
dalam pembelajaran agar aktivitas siswa dan penguasaan materi pelajaran
meningkat adalah:
1. Kepada para guru sebaiknya lebih kreatif dan variatif dalam menggunakan
strategi pembelajaran dan metode pembelajaran. Hal ini akan
menghilangkan kejenuhan pada siswa selama mengikuti proses
pembelajaran.
2. Para guru sebaiknya lebih berani dalam menggunakan strategi baru dan
menggunakan metode peer lesson yang sesuai dengan materi dalam
pembelajaran, karena dengan menggunakan metode peer lesson dan
metode-metode yang variatif dapat meningkatkan minat peserta didik
untuk mengikuti proses pembelajaran dengan baik. Selain itu juga dapat
meningkatkan pemahaman peserta didik dalam materi pembelajaran.
3. Dan bagi para siswa diharapkan lebih fokus dan lebih aktif lagi dalam
kegiatan pembelajaran.
DAFTAR PUSTAKA
Aqib, Zainal, Penelitian Tindakan Kelas untuk Guru, Bandung: Irama Widya,
Cet.VIII, 2006.
Khoiri, R. Ilham, Al-Qur’an Dan Kaligrafi Arab. Jakarta: PT. Logos Wacana
Ilmu, Cet. I, 2010.
73
74
Siregar Evelin dan Nara Hertini, Teori Belajar dan Pembelajaran. Bogor:Ghalia
Indonesia, Cet. I, 2010.
A. Kompetensi Inti
INDIKATOR PENCAPAIAN
NO. KOMPETENSI DASAR
KOMPETENSI
E. Metode Pembelajaran
Metode pembelajaran Peer Lesson
1. Pendahuluan
a. Membuka pembelajaran dengan salam dan berdo’abersama
dipimpin oleh salah seorang peserta didik dengan penuh 10
khidmat; menit
b. Memulai pembelajaran dengan membaca al-Qur’an surah
pendek pilihan dengan lancar dan benar (nama surat sesuai
dengan program pembiasaan yang ditentukan sebelumnya);
c. Memperlihatkan kesiapan diri dengan mengisi lembar
kehadiran dan memeriksa kerapihan pakaian, posisi dan tempat
duduk disesuaikan dengan kegiatan pembelajaran;
d. Menyampaikan kompetensi dasar dan tujuan yang akan dicapai
yaitu peserta didik dapat membaca Q.S. Al Falaq.
e. Menyampaikan cakupan materi Q.S. Al-Falaq.
f. Menyampaikan tahapan kegiatan yang meliputi kegiatan
mencermati, menirukan, dan membaca Q.S. Al Falaq.
g. Mengadakan tes awal (pretes).
2. Kegiatan Inti 120
Mengamati menit
Memperhatikan bacaan QS. Al-Falaq dalam tayangan slide
Menyimak bacaan QS. Al-Falaq dari contoh yang dibacakan
guru.
Menanya
Mengajukan pertanyaan tentang bacaan QS. Al-Falaq
Mengeksplorasi
Secara individu, kelompok dan klasikal berlatih menirukan
bacaan dan tulisan Q.S al Falaq dengan baik dan benar.
Para siswa membagi menjadi 5 kelompok yang dipimpin oleh
satu tutor.
Pembelajaran langsung dipimpin oleh tutor yang ditunjuk oleh
guru dan mempunyai kemampuan diatas teman yang
dipimpinnya.
Para siswa belajar cara melafadzkan bunyi huruf hijaiyah
secara baik.
Para siswa membaca surat al falaq dengan baik dan benar.
Para siswa menuliskan huruf-huruf hijaiyah yang ada dalam
surat al Falaq ayat 1-5.
Mengasosiasi
Mengidentifikasi bacaan dan tulisan Surah Al-Falaq yang
termasuk mudah dan sulit dibacakan
Mengurutkan bacaan ayat demi ayat dalam QS. Al-Falaq
No. Kegiatan Waktu
Mengkomunikasikan
H. Penilaian
1. Sikap Spiritual
a. Jenis Penilaian : Non Tes
b. Teknik Penilaian : Penilaian diri
c. Bentuk Instrumen : Lembar Penilaian diri
d. Kisi-kisi :
PILIHAN JAWABAN
NO
PERNYATAAN Kadang- Tidak Skor
. Selalu Sering
Kadang Pernah
1 Saya membaca QS. Al-
Falaq setiap mau tidur
JUMLAH SKOR
KETERANGAN NILAI NILAI AKHIR
Selalu = Skor 4 Skor yang diperoleh
Sering = Skor 3 ------------------------- x100
Kadang-Kadang = Skor 2 = ...
Tidak Pernah = Skor 1 Skor maksimal
CATATAN:
......................................................................................................................................
2. Sikap Sosial
a. Kelas/Semester : IV/1
b. Jenis Tes : Non tes
c. Teknik Penilaian : Observasi
d. Bentuk Instrumen : Lembar Penilaian Observasi
e. Instrumen :
Aspek Yang Diamati
Nama Tanggung
Kerjasama Kekompakan Inisiatif Disiplin Skor
Siswa jawab
No.
4 3 2 1 4 3 2 1 4 3 2 1 4 3 2 1 4 3 2 1
1
dst.
Keterangan:
4 = selalu, 3 = sering, 2 = kadang-kadang, 1 = tidak pernah
Penskoran:
Nilai akhir = perolehan skor x 4 =……………
nilai maksimal
3. Keterampilan
a. Jenis Penilaian : Tes
b. Teknik Penilaian : Kinerja
c. Bentuk Instrumen : Lembar penilaian kinerja
d. Kisi-kisi :
No Kompetensi Sangat
Kurang
Tidak
Skor
Tartil Sedang Tartil
Tartil Tartil
Jumlah Skor
KET NILAI
NO ASPEK YANG DIOBSERVASI
ADA TIDAK SB B C K AK
1. Mengkondisikan situasi √
pembelajaran dan kesiapan dalam √
proses pembelajaran.
2. Apersepsi √ √
3. Membangkitkan minat atau rasa √
√
ingin tahu siswa (motivasi).
4. Menyampaikan tujuan dan √
√
indikator yang ingin dicapai.
5. Penggunaan media pembelajaran √
yang sesuai dengan indikator √
bahan ajar.
6. Penjelasan metode pembelajaran √ √
7. Pemusatan perhatian siswa √
√
terhadap proses pembelajaran
8. Tekhnik √
menjelaskan/menyampaikan √
materi.
9. Pengelolaan kegiatan √
pembelajaran dengan metode peer √
lesson.
10. Bimbingan dan pendampingan √
√
terhadap siswa.
11. Pemberian kesempatan kepada √
√
siswa untuk membaca al- Qur’an.
12. Pemberian kesempatan kepada √
√
siswa untuk menulis al- Qur’an.
13. Antusiasme guru ketika √
√
menjelaskan.
14. Mengamati kesulitan dan √
√
kemajuan belajar siswa.
15. Keterampilan membaca dan √
menulis kembali huruf hijaiyah √
bersambung.
KET NILAI
NO ASPEK YANG DIOBSERVASI
ADA TIDAK SB B C K AK
1. Mengkondisikan situasi √
pembelajaran dan kesiapan dalam √
proses pembelajaran.
2. Apersepsi √ √
3. Membangkitkan minat atau rasa √
√
ingin tahu siswa (motivasi).
4. Menyampaikan tujuan dan √
√
indikator yang ingin dicapai.
5. Penggunaan media pembelajaran √
yang sesuai dengan indikator √
bahan ajar.
6. Penjelasan metode pembelajaran √ √
7. Pemusatan perhatian siswa √
√
terhadap proses pembelajaran
8. Tekhnik √
menjelaskan/menyampaikan √
materi.
9. Pengelolaan kegiatan √
pembelajaran dengan metode peer √
lesson.
10. Bimbingan dan pendampingan √
√
terhadap siswa.
11. Pemberian kesempatan kepada √
√
siswa untuk membaca al- Qur’an.
12. Pemberian kesempatan kepada √
√
siswa untuk menulis al- Qur’an.
13. Antusiasme guru ketika √
√
menjelaskan.
14. Mengamati kesulitan dan √
√
kemajuan belajar siswa.
15. Keterampilan membaca dan √
menulis kembali huruf hijaiyah √
bersambung.
Kolaborator,
Kolaborator,
Nama :
Kelas : IV (Empat)
Sekolah : SDN Harapan Baru II
I. Berilah tanda silang pada huruf a, b, c atau d pada jawaban yang paling benar!
1. ِعُمَذ Di baca….
3. ْمِنْ شَشِ مَا خَلَك adalah bunyi surat al Falaq ayat ke-….
a. 2 ` b. 3 c. 3 d. 4
4. ِن شَش
ْ ِم Dibaca ….
a. Fil „Uqodi
b.Bil „Uqodi
c. Biroobil Falaqi
d. Min Syarri
.
2
9. َخَلَك Dibaca….
10. …. ما
َ ِّشش
َ ِْمن lanjutan kata disamping adalah….
a. ٍحسَذ
َ اِرَاb. َخََلك c. ِفي الْ ُع َم ِذ d. ك
ِ الفََل
11. ِل ق
َ َل ف
ْ ب َس بِ ا
ِ jika ditulis bersambung menjadi….
a. س dan ل b. ر dan د c. ا dan ش d. ص dan ب
13. Penulisan huruf ك jika ditulis ditengah menjadi….
a. 7 b. 8 c. 9 d. 10
a. سز
َ َِا َرا ح b. شذ
َ َِا َرا ح c. سذ
َح
َ ِا َر d. سذ
َ َح ِا َرا
19. Kata “ maa kholaqo” jika ditulis arab bersambung….