Asuhan Keperawatan Pada Tn. N Dengan Acute Kidney Injury Di Ruang Dahlia A Rumah Sakit Umum Daerah Tarakan Provinsi Kalimantan Utara
Asuhan Keperawatan Pada Tn. N Dengan Acute Kidney Injury Di Ruang Dahlia A Rumah Sakit Umum Daerah Tarakan Provinsi Kalimantan Utara
OLEH :
UI PENTA SIMATUPANG
16.30702.022
JURUSAN KEPERAWATAN
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS BORNEO TARAKAN
2019
ASUHAN KEPERAWATAN PADA TN. N DENGAN ACUTE KIDNEY
INJURY DI RUANG DAHLIA A RUMAH SAKIT UMUM DAERAH
TARAKAN PROVINSI KALIMANTAN UTARA
OLEH :
UI PENTA SIMATUPANG
16.30702.022
JURUSAN KEPERAWATAN
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS BORNEO TARAKAN
2019
ii
iii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan rahmat-
Nya penulis dapat menyelesaikan Laporan Tugas Akhir yang berjudul “ASUHAN
bimbingan, asuhan serta dorongan dari berbagai pihak. Oleh karena itu pada
1. Prof. Dr. Adri Paton, M.Si, selaku Rektor Universitas Borneo Tarakan yang
2. dr. Muhammad Hasbi Hasyim, Sp.PD, selaku Direktur Rumah Sakit Umum
4. Yuni Retnowati, SST, M.Keb, selaku wakil Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas Borneo Tarakan yang telah memberi kemudahan dan izin sehingga
iv
yang memberikan motivasi selama saya mengikuti perkuliahan di DIII Jurusan
dosen penguji satu yang telah memberikan kesempatan kepada saya untuk dapat
7. Putri Ayu Utami, S.Kep.,Ns selaku dosen Pembimbing Akademik (PA) yang
8. Kepala ruang beserta seluruh staf yang bekerja di Ruang Dahlia A RSUD
Tarakan yang telah memberikan izin melakukan Asuhan Keperawatan pada Tn.
satu dan dosen penguji dua yang telah meluangkan banyak waktu, tenaga serta
10. Dewi Wijayanti, S.Kep.,Ns.,M.Kep selaku dosen pembimbing dua dan dosen
11. Ayah, Ibu, Kakak dan Adik serta semua keluarga terdekat yang telah memberi
Akhir ini.
v
13. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu atas bantuan dalam
penyelesaian Laporan Tugas Akhir ini. Semoga Tuhan Yang Maha Esa
memberikan imbalan atas budi baik serta ketulusan yang telah mereka berikan
jauh dari kesempurnaan sehingga diharapkan adanya kritik dan saran yang
berharap semoga Laporan Tugas Akhir ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan
kita semua.
Penulis,
Ui Penta Simatupang
16.30702.022
vi
ABSTRAK
Acute Kidney Injury merupakan sebuah gangguan fungsi renal yang progresif
dan irreversible, dimana fungsi ginjal mengalami penurunan dalam
mempertahankan metabolisme, keseimbangan cairan dan elektrolit, sehingga
terjadi uremia. Kementerian Kesehatan mengatakan bahwa pada tahun 2017
prevalensi gagal ginjal di Indonesia pada laki-laki (0.3%) lebih tinggi dibandingkan
dengan perempuan (0.2%). Berdasarkan karakteristik umur prevalensi tertinggi
pada kategori usia diatas 75 tahun (0.6%), dimana mulai terjadi peningkatan pada
usia 35 tahun ke atas. Dampak Acute Kidney Injury dari berbagai masalah
keperawatan yaitu vaskularisasi ginjal. Efek merugikan dari perfusi ginjal pada
fungsi ginjal sangat jelas. Karena aliran darah ginjal dalam jumlah yang besar
dibutuhkan untuk mempertahankan fungsi normal ginjal, maka perubahan
komposisi urin terjadi lebih dini bila perfusi ginjal menurun. Penulis menggunakan
studi kasus. Tujuan umum laporan tugas akhir ini penulis dapat memecahkan
masalah keperawatan pada Tn. N dengan diagnosa medis Acute Kidney Injury.
Hasil masalah keperawatan yang ditegakan yaitu hipervolemia. Terjadi penurunan
GFR sebesar 21.275 ml/min, frekuensi buang air kecil dengan ± 10x dalam sehari
dengan jumlah ± 20 cc/jam serta poliuria dan dilakukan implementasi dengan
monitor elektrolit dan menghitung kebutuhan cairan untuk memantau laju filtrasi
glomerulus. Kesimpulan didapatkan berdasarakan pendekatan secara komprehensif
respon pasien terhadap pemberian tindakan asuhan keperawatan yakni ramah dan
kooperatif.
Kata Kunci : Acute Kidney Injury, Gagal Ginjal Akut, Asuhan Keperawatan, Studi
Kasus
vii
DAFTAR ISI
BAB 1 : PENDAHULUAN
viii
2.1.5 Manifestasi Klinis .......................................................................... 15
ix
3.2. Penyimpangan KDM ................................................................................ 62
BAB 4 : PEMBAHASAN
BAB 5 : PENUTUP
LAMPIRAN........................................................................................................ 108
x
DAFTAR GAMBAR
xi
DAFTAR TABEL
xii
DAFTAR BAGAN
xiii
DAFTAR LAMPIRAN
xiv
DAFTAR SINGKATAN
Lambang
% : Persen
& : Dan
/ : Atau
℃ : Derajat celcius
𝝁𝑳 : Mikroliter
± : Kurang lebih
< : Kurang dari
> : Lebih dari
Singkatan
cc : Cubic centimetre
Cr : Creatinin
dL : Desiliter
xv
E : Eye
EKG : Elektrokardiogram
fL : Femtoliter
g : Gram
H : High
HCT : Hematokrit
Hb : Hemoglobin
ICS : Intercosta
IV : Intra Vena
L : Low
M : Motorik
mg : Miligram
ml : Mililiter
xvi
NaCl : Natrium Klorida
Ny : Nyonya
O : Objektif
P : Planning
pg : Pikogram
pH : Power of Hydrogen
PLT : Platelet
RI : Republik Indonesia
RT : Rumah Tangga
S : Subjektif
SD : Sekolah Dasar
TB : Tinggi Badan
TD : Tekanan Darah
xvii
TIO : Tekanan Intra Okuler
Tn : Tuan
UO : Urine Output
V : Verbal
xviii
BAB 1
PENDAHULUAN
dalam tubuh, menjaga level elektrolit seperti sodium, potasium dan fosfat tetap
mengendalikan tekanan darah, membuat sel darah merah dan menjaga tulang tetap
Acute Kidney Injury merupakan sebuah gangguan fungsi renal yang progresif
akut) telah menjadi perhatian dunia. Penelitian dari 44 rumah sakit di 22 provinsi
yang berhubungan dengan insiden Acute Kidney Injury yang memiliki presentase
0.9% di antaranya adalah 2.223.230 pasien rawat inap menurut klasifikasi KDIGO
(Kidney Disease: Improving Global Outcome) pada tahun 2015. Standar RRT
(Renal Replacement Theraphy) ialah 14,4% dan mortalitas di rumah sakit sebesar
12.4%. Penelitian baru membuktikan bahwa faktor komplikasi dari Acute Kidney
Injury (AKI) memiliki presentase sebesar 2.4% sampai 8.1% di rumah sakit khusus
orang dewasa dan pasien ICU memiliki presentase 30 sampai 50% dengan
yaitu, nol kematian yang dapat dicegah dari Acute Kidney Injury (AKI) secara dunia
tahun 2025. Berdasarkan bukti yang baru ditemukan bahwa pre kondisi iskemik,
pengobatan non invasif serta pengobatan secara tradisional dapat mencegah Acute
Kidney Injury (AKI) termasuk diantaranya pasien dengan bedah jantung dan
98% penderita gagal ginjal menjalani terapi hemodialisis dan 2% menjalani terapi
peritoneal dialisis (Depkes, 2018). Prevalensi gagal ginjal di Indonesia pada laki-
karakteristik umur prevalensi tertinggi pada kategori usia diatas 75 tahun (0.6%),
dimana mulai terjadi peningkatan pada usia 35 tahun ke atas (Kemkes, 2017). Pusat
berdasarkan hasil Riskesdas tahun 2013 bahwa prevalensi tertinggi adalah Sulawesi
Tengah sebesar 0.5%, diikuti Aceh, Gorontalo, dan Sulawesi Utara masing-masing
0.4%.
penurunan aliran darah ginjal. Efek merugikan dari perfusi ginjal pada fungsi ginjal
sangat jelas. Karena aliran darah ginjal dalam jumlah yang besar dibutuhkan untuk
mempertahankan fungsi normal ginjal, maka perubahan komposisi urin terjadi lebih
kesakitan dan kematian yang disebabkan oleh gagal ginjal masih belum cukup
optimal untuk menangani permasalahan yang ada. Pola hidup yang tidak sehat dan
3
penyakit penyerta pada gagal ginjal juga menjadi permasalahan yang sedang
melakukan studi kasus pada Asuhan Keperawatan pada Tn. N dengan Acute Kidney
Kalimantan Utara.
Tujuan penulisan laporan tugas akhir ini, dibagi menjadi dua yaitu :
Kalimantan Utara.
1.2.2.2 Membandingkan antara teori dan Asuhan Keperawatan pada Tn. N dengan
dengan Acute Kidney Injury di Ruang Dahlia A Rumah Sakit Umum Daerah
pada Tn. N dengan Acute Kidney Injury di Ruang Dahlia A Rumah Sakit
pada Tn. N dengan Acute Kidney Injury di Ruang Dahlia A Rumah Sakit
Ruang lingkup bahasan pada laporan tugas akhir ini adalah pelaksanaan
proses Asuhan Keperawatan pada Tn. N dengan Acute Kidney Injury di Ruang
Dahlia A Rumah Sakit Umum Daerah Tarakan Provinsi Kalimantan Utara yang
Penyusunan laporan tugas akhir ini, penulis menggunakan tipe studi kasus,
yaitu metode ilmiah yang menggambarkan keadaan yang terjadi, dan semua
kegiatan hanya memusatkan perhatian pada satu kasus secara intensif, dimulai dari
serta evaluasi yang telah dilakukan. Data-data yang tercantum dalam laporan tugas
1.5.1 Observasi
1.5.2 Wawancara
Data yang didapatkan dari pasien dan orang terdekat lainnya melalui
kontak atau lebih dan harus mencakup semua data yang relevan. Teknik
pengumpulan data ini dilakukan dengan cara tanya jawab langsung dengan
klien dan keluarga atau orang tertentu yang mengetahui pasti keadaan klien,
auskultasi.
Data diperoleh dari dokumentasi yang terdapat pada catatan perawat dan
Dapat berupa buku-buku, jurnal ilmiah, dan sumber lain yang berhubungan
Secara sistematis laporan tugas akhir ini dibagi dalam lima bab, yaitu :
Bab satu pendahuluan, yang terdiri dari latar belakang, tujuan penulisan, ruang
Bab dua landasan teori, yang terbagi menjadi dua bahasan yang pertama yaitu
konsep dasar penyakit yang terdiri dari definisi, anatomi fisiologi, etiologi,
komplikasi, dan yang kedua yaitu asuhan keperawatan yang terdiri dari pengkajian,
Bab tiga laporan kasus, yang terdiri dari pengkajian, penyimpangan kebutuhan
Bab empat pembahasan, yang berisi perbandingan atau perbedaan antara proses
Bab lima penutup, berisi kesimpulan dari seluruh penulisan laporan tugas akhir ini
homeostatis tubuh. Acute Kidney Injury juga merupakan suatu sindrom yang
terjadinya peningkatan kadar kreatinin darah secara progresif 0.5 mg/dl per
hari. Peningkatan kadar ureum darah adalah sekitar 10 sampai 20 mg/dl per
hari kecuali bila terjadi hiperkatabolisme dapat mencapai 100 mg/dl per hari
Acute Kidney Injury atau Acute Renal Failure (ARF) adalah fungsi
Filtration Rate]) dan terjadi hampir dalam hitungan jam atau hari. Acute
penurunan fungsi ginjal. Kasus yang banyak terjadi adalah ketika pasien
bekerja berat, berolah raga, stress, dan sebagainya, tiba-tiba muncul gejala
Acute Kidney Injury ini. Gejala biasanya baru teridentifikasi di rumah sakit
yang berupa oliguria (output urin dalam 24 jam kurang dari 400 cc [Cubic
Acute Kidney Injury adalah fungsi ginjal yang menurun dengan tiba-
Anatomi
seperti biji kacang, jumlahnya ada dua buah kiri dan kanan, ginjal kiri
lebih besar dari pada ginjal kanan dan pada umumnya ginjal laki-laki lebih
dan simpai bowman. Zat-zat yang terlarut dalam darah akan masuk ke
dapat menyaring darah 170 liter. Arteri renalis membawa darah murni
menjadi vena renalis yang membawa darah dari ginjal ke vena kava
Fisiologis
1 juta unit fungsional yang disebut dengan nefron. Secara anatomi, sebuah
ultrafiltrasi darah telah terbentuk, dan selama cairan ini melewati nefron,
sekresi. Hasil akhir yang dikeluarkan berupa urin. Enam bagian utama
oleh logam berat. Etilen glikol atau iskemia berkepanjangan. Pada keadaan
Klasifikasi
AKI (Acute Kidney Injury) dengan kriteria RIFLE [Risk, Injury, Failure,
Loss of kidney function , and End-Stage kidney disease] yang terdiri dari 3
dibawah ini.
Tabel 2.1. Klasifikasi AKI dengan Kriteria RIFLE, ADQI Revisi 2007
Etiologi
Pre-Renal
cepat dan jika perfusi ginjal ini segera diperbaiki maka fungsi ginjal akan
Akut (NTA).
Hal ini dapat terjadi pada pasien yang mengalami kehilangan plasma atau
vaskuler sehingga aliran darah ke ginjal menurun. Kondisi ini dapat terjadi
dari COP (Cardiac Output). Jika jumlah tersebut kurang maka ginjal
Intrarenal
Acute Kidney Injury yang disebabkan oleh kerusakan atau penyakit primer
1) Infeksi
2) Crush Injury
Trauma hebat dan luas pada otot dan jaringan lunak dapat menyebabkan
filtrasi.
4) Obat-obatan
Obat merupakan zat kimia di mana ginjal sebagai jalan pengeluaran racun
yang ada pada obat. Beberapa obat yang mempunyai sifat toksik terhadap
5) Racun/Zat Kimia
Ada beberapa zat kimia beracun yang apabila masuk ke dalam tubuh baik
secara inhalasi ataupun ingesti dapat merusak fungsi ginjal. Zat tersebut
Post-Renal
pembentukkan urin sudah cukup, tetapi aliran urin di dalam saluran kemih
Manifestasi Klinik
disritmia.
kreatinin meningkat.
Acute Kidney Injury dibagi menjadi tiga stadium: oliguria, diuresis dan
16
recovery. Pembagian ini dipakai pada penjelasan dibawah ini, tetapi harus
diingat bahwa ginjal akut azotemia dapat saja terjadi saat keluaran urin
lebih dari 400 ml/24 jam. Stadium oliguria timbul dalam waktu 24 sampai
48 jam sesudah trauma dan disertai azotemia. Stadium diuresis yakni (1)
stadium Acute Kidney Injury dimulai bila keluaran urin lebih dari 400 ml/
kekurangan kalium, natrium dan air, (6) selama stadium dini diuresis kadar
sampai satu tahun, dan selama itu anemia dan kemampuan pemekatan
Patofisiologi
Akut. Kondisi ini mengakibatkan deskuamasi sel tubulus nekrolit dan bahan
Renal Failure) yang disebabkan oleh logam berat. Etilen glikol atau iskemia
iskemia relatif pada korteks ginjal. Konstriksi dan arteriol aferen merupakan
adanya gangguan iskemia atau nefrotoksin yang ada pada tubulus atau
akibat cedera awal. Masih banyak hal yang belum diketahui mengenai
patofisiologi ARF. Selain itu, masih banyak yang harus diteliti lebih jauh
sebagai berikut:
Tahap Inisiasi
Tahap dimana ginjal mulai mengalami penurunan ginjal. Pada tahap ini
mengeluh badan yang tiba-tiba terasa lemas, nyeri sendi, kadang diikuti
18
Fase Oliguri-Anuri
Fase Diuretik
Dimulai ketika dalam waktu 24 jam volume urin yang keluar mencapai
500 ml dan bahkan mulai normal. Berakhir ketika BUN serta serum
kreatinin tidak bertambah lagi. Pada tahap ini perawat harus terus
maka Acute Kidney Injury dapat dicegah agar tidak berlanjut dan nefron
Pemeriksaan Penunjang
yaitu :
begitu jelas.
Komplikasi
terjadi akibat ginjal tidak dapat mensekresi urin, garam dalam jumlah yang
cukup. Posisi pasien setengah duduk agar cairan dalam paru dapat di
karena perubahan perfusi dan penurunan aliran darah ke otak. Infeksi terjadi
sehingga eritrosit yang dihasilkan juga akan berkurang (Nuari & Widayanti,
2017).
Penatalaksanaan
hiperkalemi, terapi cairan dan diet rendah protein tinggi karbohidrat serta
Penyimpangan KDM
Bagan 2.1. Penyimpangan KDM teori (Nuari & Widayati, 2017)
Pengkajian
terjadi pada tahap ini akan menetukan diagnosis keperawatan (Rohmah &
Walid, 2016).
2) Sirkulasi
pucat/kecenderungan perdarahan.
3) Pola eliminasi
bawah).
5) Neurosensori
gelisah”.
6) Nyeri/Kenyamanan
7) Pernapasan
8) Keamanan
kulit kering.
Diagnosa Keperawatan
terjadi pada pasien dengan Acute Kidney Injury adalah sebagai berikut :
mukosa mulut.
cairan berlebihan.
Perencanaan
pada pasien dengan Acute Kidney Injury berdasarkan diagnosa yang telah
2) Oliguria
berat badan stabil, tanda vital dalam batas normal, tidak ada oedema
Tindakan/intervensi :
Mandiri
Pressure)
haus.
5) Timbang berat badan tiap hari dengan alat dan pakaian yang sama
cairan terbaik.
27
tubuh.
Kolaborasi
menimbulkan hiperkalemia.
28
(5) Hb/Ht
dan jantung.
Rasional : Diberikan dini pada fase oliguria pada Acute Kidney Injury
prazosin (Minipress)
cairan.
dan denyut jantung dalam batas normal pasien, nadi perifer kuat sama
Tindakan/intervensi:
Mandiri :
seimbangan elektrolit.
otot, hiperefleksia
Kolaborasi
(1) Kalium
(2) Kalsium
toksik kalium.
(3) Magnesium
Rasional : peningkatan kadar fosfat dapat terjadi sebagai akibat dari gagal
mukosa mulut.
Mandiri
diet.
uremik.
3) Berikan pasien atau orang terdekat daftar makanan atau cairan yang
4) Tawarkan perawatan mulut sering atau cuci dengan larutan (25%) cairan
asam asetat.
kg/hari.
Kolaborasi
dan kalium
kerusakan ginjal lebih lanjut, khususnya bila dialisis tidak menjadi bagian
(2) Kalsium
(3) Vitamin D
(gastrointestinal).
(Tigan)
yang diinginkan.
Tindakan/intervensi:
Mandiri
ketidak mampuan.
pemilihan intervensi.
35
diakui/diketahui.
membatasi frustasi.
Kolaborasi
Mandiri
IV (intravena)/area invasive.
Kemih) asenden.
Kolaborasi
2) Ambil spesimen kultur dan sensitivitas dan berikan antibiotik tapat sesuai
indikasi
cairan berlebihan.
kulit baik, membran mukosa lembab, nadi perifer teraba, berat badan dan
Tindakan/intervensi :
Mandiri
Rasional : Fase diuretik GGA dapat berlanjut pada fase oliguria bila
Rasional : Pada fase diuretik gagal ginjal haluaran urin dapat lebih dari 3
L/hari
Kolaborasi
cairan.
progress pengobatan.
Tindakan/intervensi :
Mandiri
1) Kaji ulang proses penyakit, prognosis dan faktor pencetus bila diketahui
pilihan informasi.
Rasional : Pasien dapat mengalami defek sisa pada fungsi ginjal yang
mungkin sementara.
komplikasi.
jumlah/frekuensi pengeluaran
ginjal/kebutuhan dialisis.
kebutuhan diet.
secara bertahap
menurunkan kebosanan/depresi.
40
ginjal.
Rasional : Fungsi ginjal dapat lambat sampai gagal akut (sampai 12 bulan)
menghindari kekambuhan/komplikasi.
Implementasi
sesudah pelaksanaan tindakan, serta menilai data yang baru (Budiono &
Budi, 2015).
Evaluasi
keadaan pasien (hasil yang diamati) dengan tujuan dan kriteria hasil yang
Keperawatan pada Tn. N dengan Acute Kidney Injury yang dirawat di Ruang Dahlia
A Rumah Sakit Umum Daerah Tarakan dari tanggal 27 Mei sampai 29 Mei 2019.
3.1 Pengkajian
keluarga klien, perawat ruangan, dokter dan catatan medis Tn. N dengan Acute
Kidney Injury yang dirawat di Ruang Perawatan Dahlia A Rumah Sakit Umum
fisik langsung pada Tn. N maupun observasi langsung pada tanggal 27 Mei 2019
Nama klien Tn. N, lahir di Pinrang 1 Juli 1967, umur 52 tahun, jenis kelamin
laki-laki, alamat Jl. Kakap RT.08 Juata Laut, sudah menikah, agama Islam,
3177xx, diagnosa medis Acute Kidney Injury, klien masuk rumah sakit
tanggal 17 Mei 2019, nomor kamar 3C-5, pengkajian pada tanggal 27 Mei
2019. Penanggung jawab klien ialah Ny. M, hubungan dengan klien ialah
istri klien, umur 45 tahun, pendidikan SD, pekerjaan ibu rumah tangga
1) Keluhan Utama
Pada saat mengkaji pukul 10:03 Wite klien mengeluh nyeri seperti
dan nyeri serta tidak ada selera makan. Makanan dan minuman yang
pasien ialah tidak merasa nyaman karena merasa nyeri dan tidak dapat
kesehatan yakni bisa cepat pulih dari penyakitnya dan dapat pulang ke
dengan kasus seperti saat ini selama 2 hari pada Januari 2019. Riwayat
penyakit yang diderita sebelumnya ialah perut kembung dan sakit yang
kesehatannya bila dirasa sudah sakit parah, obat yang dikonsumsi hanya
dari dokter dan obat bebas. Bila obat dari dokter telah habis, klien tidak
kembali ke dokter.
Genogram :
Keterangan :
: Laki-laki : Meninggal
Peran klien dalam keluarga ialah sebagai seorang ayah yang mencari
Peran klien dalam keluarga ialah seorang ayah dan di masyarakat klien
sebagai masyarakat yang bekerja sebagai nelayan. Teman dekat ialah istri
ialah Allah SWT membantu dan menolong di saat susah dan senang.
Selama sakit klien hanya berdoa untuk meminta agar cepat pulih dari
1) Sebelum sakit
Frekuensi makan 3x sehari dengan selera makan ada. Menu makanan nasi
putih, ikan yang diasinkan lalu digoreng, ayam yang digoreng, dan sayur
yang pedas dan bersantan. Pembatasan pola makan tidak ada. Cara makan
2) Saat sakit
bubur putih, kecap dan telur rebus dengan 1 porsi makan penuh. Namun
Pembatasan pola makan dengan makanan yang lunak dan tidak memiliki
46
banyak rasa. Cara makan dengan sendok. Keluhan hanya tidak selera
makan karena makanan yang masuk ke mulut diarasa pahit oleh klien.
3.1.5.2 Cairan
1) Sebelum sakit
Frekuensi minum dalam sehari 4 gelas ukuran ± 250 ml yakni air putih.
2) Saat sakit
Frekuensi minum dalam sehari 2 gelas ukuran ± 300 ml yakni air putih
hangat. Cairan infus sodium chloride 0.9% 500 ml dengan 20 tetes per
menit.
3.1.5.3 Eliminasi
1) Eliminasi urin
Frekuensi 4 sampai 5 kali dalam sehari, pancaran lurus dan lancar. Jumlah
Perasaan setelah BAK ialah lega karena dapat buang air namun sering.
Tetapi produksi urin ± 800 cc. Kesulitan dalam hal buang air kecil ialah
poliuria.
cc/jam dengan bau urin amoniak dan bewarna kuning jernih. Perasaan
2) Eliminasi alvi
Frekuensi 2-3 hari dengan konsistensi semi padat dan bau khas. Warna
Frekuensi 1 kali dalam sehari dengan konsistensi cair dan bau khas, warna
Input Output
1) Sebelum sakit
Pola istirahat klien tidak teratur. Jam tidur siang pukul 14.00 sampai 16.00
dengan waktu tidur 2 jam dengan kualitas tidur nyenyak tanpa adanya
gangguan. Tidur malam pukul 23.00 sampai 05.00 dengan waktu tidur 6
jam dengan kualitas terbangun ± 5 menit ingin buang air kecil di toilet.
2) Saat sakit
Pola istirahat klien teratur. Jam tidur siang pukul 14.00 sampai 16.00
dengan waktu tidur 2 jam dengan kualitas tidur nyenyak tanpa terbangun.
48
Tidur malam pukul 23.00 sampai 05.00 dengan waktu tidur 6 jam dengan
1) Sebelum sakit :
Makan/minum √ - - - -
Mandi √ - - - -
Toileting √ - - - -
Berpakaian √ - - - -
Berpindah √ - - - -
Ambulasi/ROM √ - - - -
2) Saat sakit :
Makan/minum √ - - - -
Mandi - - √ - -
Toileting √ - - - -
Berpakaian - - √ - -
Berpindah √ - - - -
Ambulasi/ROM √ - - - -
49
Keterangan:
1) Sebelum sakit
2) Saat sakit
2) Tanda-tanda vital
Kesadaran: Komposmentis
R. Eye = 4 (Spontan) +
Total = 15 (Komposmentis)
50
100+2 𝑥 60
4) MAP = = 73.3 mmHg
3
Kesimpulan: Normal
1) Kepala
adanya ketombe.
dan lembab.
2) Mata
Inspeksi : Ukuran pupil : 2.5 mm kiri dan kanan 2.5 mm (isokor). Reaksi
3) Hidung
Inspeksi : Warna mukosa bibir merah muda. Gigi geligi terlihat berjarak
5) Telinga
Inspeksi : Simetris kiri dan kanan, warna sawo matang. Tidak ada
6) Leher
7) Payudara
Palpasi : Tidak ada keluar sekret dan tidak ditemukan adanya lesi.
bening.
8) Thorax
daerah thorax.
Perkusi : Lapang paru kanan dan kiri terdengar sonor. Batas jantung
9) Jantung
10) Abdomen
Inspeksi : Simetris kiri dan kanan, pembesaran pada perut bagian kiri
Palpasi : Nyeri tekan di kuadran kiri bawah. Turgor kulit elastis dan
11) Genitalia
12) Anus
pembuluh darah.
5, Tungkai = 5.
Refleks fisilogis : Refleks glabelar (+), refleks bisep (+), refleks trisep (+)
(1) Nervus I : Klien dapat mengidentifikasi aroma kopi, minyak kayu putih
dan teh.
(2) Nervus II : Ukuran pupil 2.5 mm kiri dan kanan (isokor), refleks terhadap
cahaya pada pupil (+), visus hitung jari 1/60, lapang pandang
tidak menyempit.
(3) Nervus III : Tidak terdapat ptosis, tidak ada ditemukan nistagmus.
(isokor).
(5) Nervus VI : Refleks pupil (+) terhadap rangsangan cahaya (isokor), klien
angin.
(6) Nervus V : Klien dapat merasakan sensasi benda tajam tetapi dapat
(7) Nervus VII : Klien dapat mengangkat kedua alis serta dapat membuka dan
(8) Nervus VIII : Hasil tes Rinne (+) hambatan udara lebih baik dari pada
16) Kulit
turgor menurun.
3.1.7.1 Laboratorium
1) Hematologi Lengkap
Indeks Eritrosit
Hitung Jenis
Limfosit 25 % 20.0-40.0
2) Kimia Darah
3) GFR
10. Senin, 27 Mei 2019 Fleet Enema 133 ml/8 jam Rectal
58
10. Selasa, 28 Mei 2019 Fleet Enema 133 ml/8 jam Rectal
10. Senin, 27 Mei 2019 Fleet Enema 133 ml/8 jam Rectal
59
11) Buang air kecil dengan frekuensi ± 10x dalam sehari dan jumlah ± 20
cc/jam
2) Hematokrit 32.1 %
6) Terlihat meringis
1) Pengelompokan Data I
Buang air kecil dengan frekuensi ± 10x dalam sehari dan jumlah ± 20
cc/jam
Hematokrit 32.1 %
2) Pengelompokan Data II
Bila bergerak ke kiri maupun kanan, berjalan dan berpindah tempat terasa
nyeri
Terlihat meringis
Penurunan GFR
metabolisme.
3.4 Perencanaan
2) Monitor hasil lab yang sesuai dengan retensi cairan (BUN dan Ht)
asites)
5) Monitor elektrolit
metabolisme
konstipasi
7) Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan jumlah kalori dan nutrisi
3.4.3.1 Tujuan : Setelah dilakukan internesi keperawatan selama 1x24 jam, nyeri
1) Kaji tingkatan nyeri, lokasi nyeri, skala, durasi dan kualitas nyeri.
imajinary, massase)
4) Sediakan informasi pada pasien tentang kondisi dengan cara yang tepat
3.5 Implementasi
1) Pukul 10:03
Mengkaji tingkat nyeri, lokasi nyeri, skala, durasi dan kualitas nyeri.
Data subjektif :
Klien mengatakan nyeri dengan skala sedang (5) di abdomen kiri bawah
Data objektif :
Terlihat meringis
2) Pukul 19:30
distraksi).
Data subjektif :
Data objektif :
3) Pukul 19:40
Data subjektif :
Data objektif :
4) Pukul 23:00
Data subjektif :
Data objektif :
1) Pukul 10:10
Data subjektif :
Data objektif :
2) Pukul 16:00
Monitor hasil lab yang sesuai dengan retensi cairan (BUN dan Ht)
Data subjektif : -
Data objektif :
pemeriksaan kimia darah didapatkan data bahwa Ureum 79.00 mg/dL dan
Kreatinin 2.70 mg/dL dan hasil pemeriksaan darah lengkap pada tanggal
3) Pukul 16:05
68
Monitor elektrolit
Data subjektif : -
Data objektif :
pemeriksaan kimia darah didapatkan data bahwa Ureum 79.00 mg/dL dan
4) Pukul 16:10
asites)
Data subjektif :
Data objektif :
5) Pukul 17:30
Data subjektif :
Klien mengatakan hanya minum 3-4 gelas saja dalam sehari dan hanya
Data objektif :
69
mendapatkan diet bubur kecap dengan karbohidrat 374 g/l, lemak 51 g/l
6) Pukul 22:00
1) Pukul 10:20
Data subjektif :
Klien mengatakan tidak ada alergi makanan namun hanya tidak bisa
Data objektif :
2) Pukul 12:00
3) Pukul 15:00
intravena
4) Pukul 15:30
Data subjektif :
Data objektif :
70
Tidak ditemukan klien meual maupun muntah saat makan ataupun tidak
sedang makan
5) Pukul 16:00
Data subjektif : -
Data objektif :
L 32.1%
6) Pukul 17:10
7) Pukul 17:45
Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan jumlah kalori dan nutrisi
Data subjektif :
Data objektif :
Total kalori : 2300 kalori dengan protein : 86 g/l, lemak : 51 g/l, dan
8) Pukul 18:00
Data subjektif :
Klien mengatakan tidak ada selera makan karena dirasa lidah pahit
Data objektif :
Klien terlihat memakan telur yang didapat dari diet bubur kecap dengan
protein 83 g/l .
9) Pukul 18:30
konstipasi
Data subjektif :
Data objektif :
1) Pukul 07:00
2) Pukul 07:10
Data subjektif :
Data objektif :
3) Pukul 16:20
asites)
Data subjektif :
Data objektif :
4) Pukul 17:30
Data subjektif :
Klien mengatakan hanya minum 3-4 gelas saja dalam sehari dan hanya
Data objektif :
mendapatkan diet bubur kecap dengan karbohidrat 374 g/l, lemak 51 g/l
5) Pukul 22:00
1) Pukul 06:00
Data subjektif :
Klien mengatakan tidak ada alergi makanan namun hanya tidak bisa
Data objektif :
2) Pukul 12:00
3) Pukul 15:00
intravena
4) Pukul 15:10
Data subjektif :
Data objektif :
Tidak ditemukan klien meual maupun muntah saat makan ataupun tidak
sedang makan
5) Pukul 15:40
Data subjektif : -
Data objektif :
L 32.1%
6) Pukul 17:00
7) Pukul 17:30
Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan jumlah kalori dan nutrisi
Data subjektif :
Data objektif :
Total kalori : 2300 kalori dengan protein : 86 g/l, lemak : 51 g/l, dan
8) Pukul 18:00
Data subjektif :
Klien mengatakan tidak ada selera makan karena dirasa lidah pahit
Data objektif :
Klien terlihat memakan telur yang didapat dari diet bubur kecap dengan
protein 83 g/l
9) Pukul 18:30
konstipasi
Data subjektif :
75
Data objektif :
1) Pukul 07:00
2) Pukul 08:00
Data subjektif :
Data objektif :
3) Pukul 11:42
Monitor hasil lab yang sesuai dengan retensi cairan (BUN dan Ht)
Data subjektif : -
Data objektif :
pemeriksaan kimia darah didapatkan data bahwa Ureum 91.40 mg/dL dan
4) Pukul 16:00
Monitor elektrolit
Data subjektif : -
Data objektif :
76
pemeriksaan kimia darah didapatkan data bahwa Ureum 91.40 mg/dL dan
5) Pukul 16:25
asites)
Data subjektif :
Data objektif :
6) Pukul 17:05
Data subjektif :
Klien mengatakan hanya minum 3-4 gelas saja dalam sehari dan hanya
Data objektif :
mendapatkan diet bubur kecap dengan karbohidrat 374 g/l, lemak 51 g/l
7) Pukul 22:00
1) Pukul 06:30
Data subjektif :
Klien mengatakan tidak ada alergi makanan namun hanya tidak bisa
Data objektif :
2) Pukul 12:00
3) Pukul 15:00
intravena
4) Pukul 15:20
Data subjektif :
Data objektif :
Tidak ditemukan klien meual maupun muntah saat makan ataupun tidak
sedang makan
5) Pukul 15:30
Data subjektif : -
78
Data objektif :
L 32.1%
6) Pukul 17:00
7) Pukul 17:25
Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan jumlah kalori dan nutrisi
Data subjektif :
Data objektif :
Total kalori : 2300 kalori dengan protein : 86 g/l, lemak : 51 g/l, dan
8) Pukul 18:00
Data subjektif :
Klien mengatakan tidak ada selera makan karena dirasa lidah pahit
Data objektif :
Klien terlihat memakan telur yang didapat dari diet bubur kecap dengan
protein 83 g/l
79
9) Pukul 18:30
konstipasi
Data subjektif :
Data objektif :
1) Pukul 11:48
Data subjektif :
Data objektif :
kesehatan
2) Pukul 13:45
Data subjektif : -
Data objektif :
3) Pukul 13:47
Data subjektif : -
Data objektif :
4) Pukul 14:00
Sediakan informasi pada pasien tentang kondisi dengan cara yang tepat
Data subjektif :
Data objektif :
Istri klien terlihat antusias tentang penyakit gagal ginjal dan saat ditanya
untuk menjelaskan kembali istri dank lien tidak dapat menjelaskan ulang
5) Pukul 14:05
Data subjektif :
Klien mengatakan tahu bahwa harus minum 8 gelas air putih dalam sehari
Data objektif :
3.6 Evaluasi
Pukul 15:12
Pukul 21:00
mengetahui makanan yang bernutrisi seperti susu, roti, daging dan ikan.
Pukul 21:30
Pukul 14:32
yang diberikan
Pada bab ini penulis akan membahas tentang kesenjangan pada pasien.
Tn. N dengan Acute Kidney Injury di Ruang Dahlia A Rumah Sakit Umum Daerah
Tarakan Provinsi Kalimantan Utara mulai tanggal 27 Mei sampai dengan 29 Mei
2019, maka bab ini penulis mengemukakan kesenjangan antara teori dengan
pelaksanaan asuhan keperawatan pada Tn.N dengan Acute Kidney Injury. Adapun
4.1 Pengkajian
dengan klien, sehingga penulis bisa mendapatkan data, baik data subjektif dan data
objektif dari klien dan keluarga klien. Klien dan keluarga sangat kooperatif dan
Kidney Injury di Ruang Dahlia A Rumah Sakit Umum Daerah Tarakan Provinsi
teori dan kasus yang di peroleh di lahan praktek Doenges (2014) mengatakan bahwa
muncul data dengan gejala kelemahan otot, kehilangan tonus yang tidak
otot, miopati otot, neuropati atau kombinasi diantaranya. Otot adalah sistem
dapat dikuatkan. Salah satu cara yang dapat dilakukan adalalah dengan
pada Tn. N, saya tidak menemukan tanda dan gejala kelemahan otot,
menurut Heng & Noel (2010) terdapat faktor-faktor yang antara lain asupan
terjadi akibat komplikasi pada pasien gagal ginjal akut dapat menstimulasi
yang berperan penting terhadap degradasi protein pada semua sel termasuk
selera makan.
Injury terjadi kesenjangan karena tidak sesuai dengan hasil pengkajian yang
tonus.
4.1.2 Sirkulasi
klien.
adalah penurunan aliran darah ke ginjal serta laju filtrasi glomerulus yang
86
retensi air dan Natrium (Na) di tubulus ginjal dan menyebabkan tekanan
nadi lemah, distensi vena jugularis, oedema jaringan umum (termasuk area
distensi vena jugularis, nadi yang kuat serta oedema dan didapatkan hasil
hipotensi.
gangguan aliran balik vena, dan efek agen farmakologis (SDKI, 2016).
S1 lup dan S2 dup, regular dengan nadi 70 x/menit dan posisi jantung di
ICS 3 dan 4, terdengar redup. Lapang paru kanan dan kiri terdengar sonor.
Suara jantung S1 (lup) S2 (dup), irama regular suara lapang paru terdengar
Injury terjadi kesenjangan karena tidak sesuai dengan hasil pengkajian yang
perdarahan.
88
data dengan gejala perubahan warna urin, oliguria (biasanya 12-21 hari),
Smeltzer & Bare (2002), mengatakan bahwa disuria (sakit dan sulit
warna urin sudah jelas berbeda. Warna coklat maupun berawan pasti
Data pengkajian tidak ditemukan tanda dan gejala tersebut pada Tn.
sehari dengan jumlah ± 20 cc/jam bau urin amoniak dan bewarna kuning
zat, program pengobatan, perubahan air dan makanan dan bakteri pada air
(SDKI, 2016).
89
Data pengkajian tidak ditemukan tanda dan gejala tersebut pada Tn.
sehari dengan konsistensi cair dan bau khas, warna kuning dan
Hubungan antara teori dengan kasus Tn. N yaitu Acute Kidney Injury terjadi
Hiperplasia), batu/kalkuli.
pada klien.
bagian mana saja dari saluran GI, tetapi juga dapat distimulasi oleh pusat
otak yang lebih tinggi. Muntah adalah refleks kompleks yang diperantarai
Namun pada kasus Tn. N dengan Acute Kidney Injury tidak ditemukan
makan 3x sehari dengan selera makan kurang. Jenis makan bubur putih,
kecap dan telur rebus dengan 1 porsi makan penuh. Namun pasien hanya
Edema pada bagian tubuh bawah atau atas akibat retensi cairan dapat
efek samping akibat penggunaan obat diuretik. Pengkajian data pada Tn. N
tidak ditemukan adanya tanda dan gejala edema ini meskipun tidak ada
penggunaan diuretik.
4.1.5 Neurosensori
kepala, penglihatan kabur, kram otot yang tidak ditemukan pada klien.
saya tidak menemukan tanda dan gejala kram otot sebab klien tidak ada
2016).
data dengan ukuran pupil : 2.5 mm kiri dan kanan 2.5 mm (isokor). Reaksi
terhadap cahaya ada saat dilakukan pengkajian. Tidak ada peningkatan TIO
Injury terjadi kesenjangan karena tidak sesuai dengan hasil pengkajian yang
4.1.6 Nyeri/kenyamanan
Injury terjadi kesenjangan karena tidak sesuai dengan hasil pengkajian yang
4.1.7 Pernafasan
sputum kental merah muda (oedema paru) yang tidak ditemukan pada klien.
tenggorokan, saluran udara atau paru-paru yang disebabkan oleh virus atau
suara serak, hidung tersumbat, dan pilek (Safitri, 2016). Alasan mengapa
pada kasus Tn. N dengan Acute Kidney Injury tidak ditemukan adanya
keluhan klien seperti data tersebut. Menurut Corwin (2009), infeksi saluran
menyebabkan edema, pilek, sakit kepala, demam dan malaise. Hasil data
x/menit dan tidak ada tanda-tanda batuk dengan sputum kental berwarna
akut oliguria atau ESRD (End Stage Renal Disease) adalah terjadinya
edema paru. Komplikasi ini terjadi akibat kelebihan beban cairan, gagal
eupnea, irama regular simetris pengembangan dada kiri dan kanan, lapang
paru kanan dan kiri terdengar sonor dan irama regular suara lapang paru
Injury terjadi kesenjangan karena tidak sesuai dengan hasil pengkajian yang
4.1.8 Keamanan
pruritus, kulit kering, adanya reaksi transfuse yang tidak ditemukan pada
klien.
Alasan mengapa pada kasus Tn. N dengan Acute Kidney Injury tidak
salah satu penyebab Acute Kidney Injury, patofisiologi Acute Kidney Injury
oleh penulis adalah tidak demam dengan suhu: 36,5 ℃ melalui axila.
setelah gigitan nyamuk, atau pada kulit yang kering (Corwin 2009). Setelah
dirasa gatal dan sering menggaruk area iritan maka dapat menyebabkan
petekie. Petekie yakni massa padat meninggi yang berukuran sampai lebih
kecil dari 1 cm, misalnya nevus (tahi lalat atau tanda lahir) atau kutil
(Corwin 2009). Data pengkajian tidak ditemukan adanya tanda atau gejala
Injury terjadi kesenjangan karena tidak sesuai dengan hasil pengkajian yang
mengatasi kebutuhan spesifik pasien serta respons terhadap masalah aktual dan
2014).
diagnosis keperawatan pada Tn. N dengan Acute Kidney Injury. Terdapat empat
diagnosis keperawatan yang muncul, tetapi hanya terdapat tiga yang sama pada
teori.
(2017). Berikut satu diagnosis yang terdapat pada kasus Tn. N dengan Acute Kidney
Injury di Ruang Dahlia A Rumah Sakit Umum Tarakan Provinsi Kalimantan Utara,
4.2.1.1 Nyeri akut adalah pengalaman sensori atau emosional yang berkaitan
bila bergerak ke kiri maupun kanan, berjalan dan berpindah tempat terasa
Alasan : Nyeri akut tidak terdapat dalam teori karena diagnosis muncul
sesuai dengan pasien yang dikelola selama 3 hari. Menurut SDKI (2017),
4.3 Perencanaan
yang dilakukan penulis sesuai dengan teori yang terdapat pada Doenges (2014).
perencanaan pada Tn. N dengan Acute Kidney Injury yang ada di teori namun tidak
Alasan : Tindakan ini tidak sesuai dengan kondisi klien sebab masih dalam
stadium awal dan mampu dicegah dengan perawatan yang tepat. Klien
dalam 24 jam.
98
Alasan : Tindakan ini tidak sesuai dengan kondisi klien sebab masih dalam
dan jantung.
Alasan : Tindakan ini tidak sesuai dengan kondisi klien sebab masih dalam
stadium awal dan mampu dicegah dengan perawatan yang tepat. Tidak
ukuran jantung.
metabolisme
asam asetat.
Alasan : Tindakan ini tidak sesuai dengan kondisi klien sebab membrane
mukosa lembab dan tidak pecah. Klien juga melakukan perawatan mulut
kg/hari.
Alasan : Tindakan ini tidak sesuai dengan kondisi klien sebab tidak ada
penurunan berat badan yang berarti pada klien serta tidak mendapatkan
puasa.
Alasan : Tindakan ini tidak digunakan sebab stadium gagal ginjal klien
4.4 Implementasi
dilakukan penulis disesuaikan dengan rencana tindakan yang telah dibuat. Namun
dari semua perencanaan yang dibuat terdapat beberapa intervensi yang tidak dapat
pembatas yang memadai antara pasien kelolaan dengan pasien lainnya di dalam
satu ruangan.
mudah menerima penjelasan dan saran, dan klien berpartisipasi aktif dalam
tindakan keperawatan.
4.5 Evaluasi
Evaluasi adalah fase akhir dari proses keperawatan untuk menilai asuhan
keperawatan yang telah diberikan pada Tn. N dengan Acute Kidney Injury selama
tiga hari yaitu mulai tanggal 27 Mei sampai dengan 29 Mei 2019. Evaluasi yang
dilakukan pada asuhan keperawatan dalam kasus ini adalah evaluasi sumatif. Dari
diagnosa-diagnosa yang ditemukan oleh penulis ada masalah yang teratasi dan
Dari empat diagnosa yang ditemukan pada klien didapatkan bahwa tiga
diagnosa keperawatan dapat teratasi sesuai dengan tujuan dan kriteria hasil yang
badan dan tidak ditemukan adanya penurunan berat badan yang berarti
edema, distensi vena jugularis, efusi maupun anasarka pada klien. Intake
4.5.3 Nyeri akut berhubungan dengan agens pencedera fisik (iskemia). Masalah
teratasi ditandai dengan pasien tidak merasakan nyeri dan skala (3) nyeri
ringan.
Hasil pelaksanaan asuhan keperawatan pada Tn. N dengan Acute Kidney Injury
dapat dilakukan beberapa kesimpulan yang berkaitan dengan landasan teori dan
tujuan yang telah ditetapkan. Penulis juga mengemukakan saran demi perbaikan
asuhan keperawatan khususnya pada klien dengan penyakit Acute Kidney Injury.
5.1 Kesimpulan
selama tiga hari terhitung dari tanggal 27 Mei - 29 Mei 2019 di ruang perawatan
5.1.1 Penulis melakukan asuhan keperawatan melalui setiap tahap dari proses
dilakukan penulis terdiri dari dua kategori yaitu evaluasi sumatif yang
pada Tn. N dengan Acute Kidney Injury adalah sebagai berikut: Aktivitas
keperawatan yang terdapat di kasus namun tidak ditemukan pada teori yaitu
namun tidak ditemukan pada kasus, yaitu resiko penurunan curah jantung
defisit cairan, ketidak seimbangan elektrolit, efek uremia pada otot jantung,
adalah sikap klien dan keluarga yang ramah dan kooperatif pada setiap
tindakan yang dilakukan, izin yang diberikan pihak rumah sakit serta
berdasarkan rencana yang telah disusun. Pada tahap evaluasi ditemukan dari
empat diagnosa yang ditemukan, tiga diagnosa dinyatakan teratasi dan satu
defisit nutrisi dan nyeri akut sedangkan untuk diagnosa yang lain tidak
diharapkan penulis.
5.2 Saran
Injury. Diharapkan asuhan keperawatan pasien dengan Acute Kidney Injury dapat
pada Tn. N dengan Acute Kidney Injury di Ruang Dahlia A Rumah Sakit
mengatasi masalah seperti ini sangat terbatas oleh karena itu diharapkan
sesuai dengan standar praktik keperawatan, jika ini dilakukan Tn. N dengan
DAFTAR PUSTAKA
Ariani. 2016. Stop Gagal Ginjal dan Gangguan Ginjal Lainnya. Yogyakarta :
Istana Media.
Aulia. 2017. Ginjal Kronis. Diakses pada tanggal 12 Juni 2019 dari
http://www.p2ptm.kemkes.go.id/kegiatan-p2ptm/subdit-penyakit-jantung-
dan-pembuluh-darah/ginjal-kronis.
Budiono & Budi Pertami, Sumirah. 2015. Konsep Dasar Keperawatan. Jakarta :
Bumi Medika.
Departemen Kesehatan RI. 2018. Rawat Ginjal Anda Dengan Cerdik. Diakses pada
tanggal 11 Juni 2019 dari
http://www.depkes.go.id/article/view/18030900001/rawat-ginjal-anda-
dengan-cerdik.
Nuari & Widayati. 2017. Gangguan Pada Sistem Perkemihan & Penatalaksanaan
Keperawatan. Yogyakarta : Deepublish.
Rohmah & Walid. 2016. Proses Keperawatan : Teori & Aplikasi. Yogyakarta: Ar-
Ruzz Media.
Safitri, Tania. 2016. Infeksi Saluran Pernafasan Atas. Diakses pada tanggal 22 Juni
2019 dari https://www.hellosehat.com/penyakit/infeksi-saluran-
pernapasan-atas-ispa.
Setiawan, Dional, dkk. Biomarker Acute Kidney Injury (AKI) pada Sepsis. Jurnal
Kesehatan Andalas. 2018 ; 7 (Supplement 2) : 113-116.
Smeltzer & Bare. 2002. Asuhan Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta : EGC.
Tim Pokja SDKI PPNI. 2016. Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia. Jakarta
: DPP PPNI.
Thomas. 2013. Renal Nursing. Edisi 4. United Kingdom: John Wiley & Sons, Ltd.
Widia. 2015. Anatomi, Fisiologi dan Siklus Kehidupan Manusia. Yogyakarta: Nuha
Medika.