Anda di halaman 1dari 6

HERNIOTOMI

A. DEFINISI
Herniotomi adalah operasi pembebasan kantong hernia sampai ke lehernya,
kantong hernia dibuka dan isi hernia dibebaskkan kalau ada perlengketan,
kemudian direposisi, kantong hernia dijahit ikat setingggi mungkin lalu dipotong.
Herniotomi merupakan suatu tindakan pembedahan dengan cara memotong
kantong hernia, menutup defek. Benjolan di daerah inguinal dan dinding depan
abdomen yang masih bisa dimasukan kedalam cavum abdomen

B. TUJUAN

untuk mendorong organ tubuh ke posisi semula dan menambahkan bahan sintetis
untuk menyangga organ tersebut.

C. INDIKASI
Herniotomi dilakukan pada pasien yang mengalami hernia dimana tidak dapat
kembali dengan terapi konservatif.

D. PENATALAKSANAAN

1. Konservatif
a.    Pemakaian bantal penyangga hanya dilakukan pada hernia reponibilis.
b.     Pemberian sedatif, kompres es, posisi tidur, tender hanya ditujukan pada
hermia anak yang sudah mengalami inkarserasi.
2. Pembedahan
a.     Anak
Herniotomi yaitu tentang hernia yang dibuka isi didorong ke dalam
rongga abdomen, kantong proksimal dijahit kuat setinggi mungkin lalu
dipotong, kantong distal dibiarkan.
b.     Dewasa: herniorafi dan hernioplastik
1)      Herniorafi terdiri dan herniotomi dan hernioplastik
2)      Hernioplastik: setelah herniotomi dilakukan tindakan memperkecil
annulus interna dan memperkuat dinding belakang kanalis inguinalis.

E. KONTRA INDIKASI
– Umum
– Khusus ( adanya peninggian tekanan intra abdomen: hipertrofi prostat, kelainan
paru-paru)

F. PEMERIKSAAN PENUNJANG
a.      Radiografi abdomen : sejumlah gas terdapat dalam usus, enema barium
menunjukan tingkat obstruksi
b.      Laboratorium
-   Hb dan Ht meningkat karena hemokonsentrasi
-      Sel darah putih meningkat pada hernia strangulasi (<10.000 sel/mm)
-      Defisiensi elektrolit, pasien akan kehilangan kalium, hydrogen, klorida,
yang akan mengakibatkan alkalis metabolic

G. DIAGOSA KEPERAWATAN
1. Pre op
a. Nyeri berhubunga dengan penekanan intra abdomen
b. Ansietas berhubugan dengan situasi kritis
2. Intra op
a. Resiko cidera berhubunga eek obat anastesi
3. Post op
a. Nyeri berhubungan prosedur bedah
b. Intoleransi aktivitas
c. Hipotermi berhubungan dengan pemajanan lingkungan, penggunaan zat
anestesi
H. INTERVENSI
Pre op

Diagnose Intervensi Rasional


1. Ansietas 1. Bina hubungan 1. hubungan saling percaya
berhubungan saling percaya antara adalah dasar hubungan
dengan krisis perawat-pasien terpadu yang mendukung
situasi klien dalam mengatasi
perasaan cemas.
2. Pahami rasa takut/ 2. perasaan adalah nyata dan
ansietas pasien. membantu pasien untuk
terbuka sehingga dapat
mendiskusikan dan
3. Kaji tingkat ansietas menghadapinya
yang dialami oleh 3. mengetahui sejauh mana
pasien  tingkat kecemasan yang
dirasakan oleh pasien
4. Temani atau atur 4. dukungan yang terus
supaya ada menerus mungkin
seseorang bersama membantu pasien
pasien sesuai mengurangi ansietas/ rasa
indikasi. takut ke tingkat yang dapat
diatasi.
5. Berikan penjelasan 5. dapat mengurangi rasa
pada pasien tentang cemas pasien akan
penyakitnya. penyakitnya.
Nyeri 1. Kaji tingkat, 1. Untuk mengetahui berapa
berhubungan frekuensi, dan reaksi berat nyeri yang dialami
dengan nyeri yang dialami pasien.
penekanan intra pasien. 2. Pemahaman pasien
abdomen 2. Jelaskan pada pasien tentang penyebab nyeri
tentang sebab-sebab yang terjadi akan
timbulnya nyeri. 2. mengurangi ketegangan
3. Ciptakan lingkungan pasien dan memudahkan
yang tenang. pasien untuk diajak
4. Ajarkan teknik bekerjasama dalam
distraksi dan melakukan tindakan.
relaksasi. 3. Rangsangan yang
5. Atur posisi pasien berlebihan dari lingkungan
senyaman mungkin akan memperberat rasa
sesuai keinginan nyeri.
pasien. 4. Teknik distraksi dan
6. Lakukan massase dan relaksasi dapat
kompres luka dengan mengurangi rasa nyeri
BWC saat rawat yang dirasakan pasien.
luka. 5. Posisi yang nyaman akan
7. Kolaborasi dengan membantu memberikan
dokter untuk kesempatan pada otot
pemberian analgesik. untuk relaksasi seoptimal
mungkin.
6. Massase dapat
meningkatkan
vaskulerisasi dan
pengeluaran pus
sedangkan BWC sebagai
desinfektan yang dapat
memberikan rasa nyaman.
7. Obat–obat analgesik dapat
membantu mengurangi
nyeri pasien.

Intra op

Diagnose Intervensi Rasional


Resiko cidera 1. Ciptakan 1. Mencegah terjadinya risiko
berhubungan dengan lingkungan yang cidera
efek obat anastesi aman untuk pasien
2. Menentukan kebutuhan
2. Identifikasi pasien terhadapm keamanan
kebutuhan keamanan dan menentukan intervensi yang
pasien, berdasarkan tepat
tingkat fisik, fungsi
kognitif dan sejarah 3. Mencegah risiko cidera
tingkah laku
4. Mencegah pasien mengalami
3. Hilangkan risiko cidera
bahaya lingkungan

4. Jauhkan objek
berbahaya dari
lingkungan

Post op

Diagnose Intervensi Rasional


Nyeri berhubungan 1. Kaji nyeri, catat 1. Berguna dalam pengawasan
dengan prosedur lokasi, karakteristik, keefektifan obat, kemajuan
bedah beratnya skala 0-5, penyembuhan. Perubahan
selidiki dan laporkan pada kerakteristik nyeri
perubahan nyeri menunjukan terjadinya
dengan tepat. abses/peritonitis,
2. Pertahankan istirahat memerlukan upaya evaluasi
dengan posisi semi medik dan intervensi.
fowler. 2. Gravitasi melokalisasi
3. Kaji penyebab eksudat inflamasi.
ketidaknyaman yang 3. Ketidaknyaman mungkin
mungkin selain dari disebabkan/diperburuk
prosedur operasi. dengan penekanan pada
4. Dorong penggunan kateter.
teknik relaksasi, 4. Lepaskan tegangan
misalnya latihan napas emosional dari otot;
dalam, bimbingan tingkatkan perasaan kontrol
imajinasi, visualisasi.
yang mingkun dapat
5. Observasi efek meningkatkan kmampuan
analgesic. koping.
5. respirasi mungkin menurun
pada pemberian narkotik,
dan mungkin menimbulkan
efek-efek sinergestik dengan
zat-zat anatesi.
Hipotermi 1. Beri 1. untuk meberikan rasa
berhubungan dengan penghang nyaman pada klien
pemajanan at 2. berguna untuk evaluasi
lingkungan, 2. Mempertahankan keadaan klien
penggunaan zat suhu tubuh selama 3. mengetahui seadaan
anestesi anestesi umum klien
berlangsung
3. Monitor TTV

Intileransi aktivitas 1. Kolaborasi 1, Mengkaji setiap aspek klien


berbuhunga dengan dengan tim terhadap terapi latihan yang
Terputusnya kesehatan lain dierencanakan.
kontinuitas jaringan untuk
merencanakan , 2, Aktivitas yang teralau berat
monitoring dan tidak sesuai dengan
program aktivitasi kondisi klian dapat
klien. memperburuk toleransi
terhadap latihan.
2. Bantu klien
memilih aktivitas 3, Melatih kekuatan dan irama
yang sesuai dengan jantung selama aktivitas.
kondisi.
4, untuk memudahkan dalam
3. Bantu klien mengevaluasi keadaan klien
untuk melakukan
aktivitas/latihan
fisik secara teratur.

3. Monitor status
emosional, fisik
dan social serta
spiritual klien
terhadap
latihan/aktivitas.

Anda mungkin juga menyukai