Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH PENDIDIKAN PANCASILA

“DEMOKRASI DALAM KETATANEGARAAN REPUBLIK INDONESIA”

DI SUSUN OLEH

FREDERIKA JOHANA INAIKE BANIK

MARNITA OLLA

FARMASI B / SEMESTER I

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN

CITRA HUSADA MANDIRI KUPANG


DAFTAR ISI

DAFTAR ISI.........................................................................................................................................2
KATA PENGANTAR...........................................................................................................................3
BAB I....................................................................................................................................................4
1.1 Latar Belakang.......................................................................................................................4
1.2 Rumusan Masalah..................................................................................................................5
1.3 Tujuan....................................................................................................................................5
BAB II...................................................................................................................................................6
2.1. PENGERTIAN DEMOKRASI...................................................................................................6
2.2. PERKEMBANGAN DEMOKRASI DI INDONESIA...............................................................7
2.3 Ciri - Ciri Demokrasi Pancasila.................................................................................................14
2.4 Aspek – Aspek Demokrasi Pancasila.........................................................................................16
BAB III................................................................................................................................................17
3.1 Kesimpulan................................................................................................................................17
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................................18
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa,atas segala rahmatNya sehingga
makalah pendidikan Pancasila dengan judul “Demokrasi Dalam Ketatanegaraan Republik
Indonesia” dapat tersusun hingga selesai.Tidak lupa,kami juga mengucapkan banyak
terimakasih atas bantuan dari pihak yang telah berkonstribusidengan memberikan bantuan
baik materi maupun pikirannya.
Dan harapan kami,semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan pengetahuan
bagi para pembaca,untuk kedepannya dapat memperbaikibentuk maupun menambah isi
makalah agar menjadi lebih baik.
Karena keterbatasa pengetahuan yang kami miliki,kami yakin masih banyak
kekuranga dalam makalah ini.Oleh karena itu,kami sangat mengharapkan saran dan kritik
yang membangun dari pembaca.

Kupang,10 november 2018

Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pada zaman sekarang ini setiap negara pastinya memiliki sistem pemerintahan yang
berbeda-beda.Salah satunya Indonesia yang memiliki sistem pemerintahan
demokrasi.Demokrasi merupakan salah satu bentuk atau mekanisme sistem pemerintahan
sebagai upaya mewujudkan kedaulatan rakyat atau negara yang dijalankan oleh
pemerintah.Semua warga negara memiliki hak yang setara dalam hal pengambilan
keputusan yang dapat mengubah hidup mereka.Demokrasi mengijinkan warga negara
berpartisipasi secara langsung atau melalui perwakilan dalam perumusan,pengembangan
dan pembuatan hukum.Demokrasi mencakup kondisi sosial,ekonomi dan budaya yang
memungkinkan adanya praktik kebebasan politik secara bebas dan setara.
Pada awalnya,Indonesia telah menganut banayak sistem pemerintahan.Namun,dari
semua sistem pemerintahan yang bertahan mulai dari era reformasi 1998 sampai saat ini
adalah sistem pemerintahan demokrasi.Pelaksanaan demokrasi di Indonesia sendiri
sebenarnya telah ada empat kali perubahan dimulai dari orde baru hingga masa reformasi
sekarang ini.
Lalu dari masa orde lama hingga sampai saat ini masa reformasi,telah banyak
penyimpangan-penyimpangan yang telah dilakukan oleh pemimpin negara.Lebih dari itu
ada dalam beberapa masa dalam pelaksanaa demokrasi di Indonesia juga diwarnai dengan
adanya pemberontakan,pengaruh suatu partai tertentu yang sangat kuat hingga banyak
partai yang ada di Indonesia ini.
Meskipun sistem pemerintahan demokrasi masih terdapat beberapa kekurangan dan
penyimpangan-penyimpangan,akan tetapi sebagian kelompok merasa merdeka dengan
diberlakukannya sistem demokrasi di Indonesia.Artinya,kebebasan pers sudah menempati
ruang yang sebebas-bebasnya sehingga setiap orang berhak menyampaikan pendapat dan
aspirasinya.Dengan cara kampanye,orasi,demo,unjuk rasa dan lain-lain.Dan yang perlu
diperhatikan juga,bahwa berubahnya sistem pemerintahan yang ada di Indonesia,mulai
dari presidensil dan parlementer pernah dirasakan oleh Indonesia.Hingga akhirnya
kembali ke sistem presidensil.
1.2 Rumusan Masalah

1.2.1 Apa itu Demokrasi ?


1.2.2 Bagaimana perkembangan demokrasi di Indonesia ?
1.2.3 Apa ciri-ciri demokrasi Pancasila ?
1.2.4 Apa saja aspek-aspek demokrasi Pancasila ?

1.3 Tujuan

1.3.1 Mengetahui pengertian dari demokrasi


1.3.2 Mengetahui perkembangan demokrasi di Indonesia
1.3.3 Mengetahui ciri-ciri Demokrasi Pancasila
1.3.4 Mengetahui aspek-aspek Demokrasi Pancasila
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. PENGERTIAN DEMOKRASI


A.Pengertian Secara Etimologi

Dari sudut bahasa atau etimologi,demokrasi berasal dari bahasa Yunani


yaitu,Demos yang berarti rakyat dan cratos atau cratein yang berarti pemerintahan
atau kekuasaan.Jadi,secara bahasa demos-cratos atau demos-cratein berarti
pemerintahan rakyat atau kekuasaan rakyat.

B.Pengertian Menurut Para Ahli

Banyak sekali pengertian tentang para ahli yang memberikan definisi dari
sudut pandang yang berbeda.Berikut beberapa definisi menurut para ahli :

 Abraham Lincoln :
Demokrasi merupakan suatu sistem pemerintahan yag diselenggarakan dari
rakyat,oleh rakyat, dan untuk rakyat.
 H.Harris Soche :
Demokrasi adalah suatu pemerintahan rakyat.Artinya,rakyat merupakan
pemegang suatu kekuasaan dalam pemerintahan.Mereka memiliki hak
untuk mengatur,mempertahankan,dan melindungi diri mereka sendiri dari
adanya paksaan dari wakil-wakil mereka,yaitu orang-orang atau badan yang
diserahi wewenang untuk memerintah.
 John L Esposito :
Demokrasi merupakan suatu bentuk pemerintahan dari rakyat dan untuk
rakyat.Oleh karena itu,rakyat memiliki hak untuk ikut berpartisipasi,baik
berperan aktif maupun pada saat melakukan pengontrolan terhadap
kebijakan-kebijakan yang dikeluarkan oleh pemerintah.
 Hans Kelsen :
Demokrasi merupakan suatu bentuk pemerintahan dari rakyat dan untuk
rakyat.Dalam hal ini,wakil-wakil rakyat yang telah terpilih merupakan
pelaksana kekuasaan negara,dimana rakyat telah memiliki keyakinan
bahwa segala kehendak dan kepentingan mereka selalu diperhatikan dalam
hal pelaksanaan pemerintahan tersebut.
 Kamus Besar Bahasa Indonesia :
 Demokrasi merupakan suatu bentuk atau sistem pemerintahan
dimana seluruh rakyatnya ikut serta dalam memerintah,yaitu
melalui perantara wakil-wakil terpilih mereka.
 Demokrasi merupakan suatu gagasan atau pandangan hidup yang
mengutamakan persamaan hak dan kewajiban,serta perlakuan yang
sama bagi semua warga negaranya.
2.2. PERKEMBANGAN DEMOKRASI DI INDONESIA
Sejarah demokrasi di Indonesia mengalami pasang surut (fluktuasi) dari masa
kemerdekaan sampai dengan saat ini . Tantangan dan rintangan yang dihadapi semakin
kearah yang tajam. Dalam perjalanan bangsa dan Negara Indonesia, masalah pokok yang
dihadapi ialah bagaimana demokrasi mewujudkan dalam kehidupan berbangsa dan
bernegara. Terdapat 4 (empat) periode sejarah demokrasi di Indonesia yaitu pada

 periode 1945 - 1959;


 periode 1959 – 1965;
 periode 1965 – 1998;
 periode 1998 – sekarang.

 Periode 1945 - 1959 (Demokrasi Liberal atau Demokrasi Parlementer)


Demokrasi pada saat ini lebih dikenal dengan demokrasi parlementer atau
sering dikenal dengan demokrasi Liberal. Dan sebelum itu pada masa berlakunya
UUD 1945 yang terjadi pada periode pertama yaitu pada tahun 1945 – 1949
kemudian dilanjutkan pada masa berlakunya republik Indonesia Serikat (RIS)
1949 dan UUDS 1950. Dalam pemerintahan RIS, Indonesia dipimpin oleh
Presiden RIS yaitu Ir. Soekarno. Dan terdapat 16 negara Bagian dari hasil
Konfrensi Meja Bundar (KMB). Sejak tanggal 17 Agustus 1950, Konstitusi RIS
digantikan oleh UUD 1950. bentuk negara serikat berubah menjadi negara
kesatuan.
Sistem demokrasi liberal yang sebenarnya dimulai pada saat RI dibawah
UUD 1950. Akibatnya jatuh bangunnya kabinet menjadi pemandangan yang
lazim. Selama periode 1950 - 1959 terdapat 7 kabinet. Hal itu berarti rata-rata
umur kabinet kurang dari 15 bulan saja . Pada saat itu implementasinya sistem
parlementer tidak sejalan dengan UUD 1945, sebab persatuan yang digalang
selama ini terlalu lemah dan memberi peluang kepada partai – partai politik dan
Dewan Perwakilan Rakyat pada saat itu. UndangUndang Dasar Sementara 1950
menetapkan berlakunya sistem parlementer dimana badan eksekutif terdiri dari
Presiden sebagai kepala Negara konstitusional (constutusional head) beserta
menteri – menterinya yang mempunyai tanggung jawab politik.
Pada saat itu pula Negara demokrasi dengan sistem pemerintahan parlementer
kedudukan Negara dibawah DPR dan keberadaanya sangat tergantung pada
dukungan DPR, maka timbulnya banyak pendapat yang mendasar diantara partai
politik sangat besar . Pada hal tersebut Presiden sebagai kepala Negara dan kepala
Pemerintahan tidak mau bertindak sebagai “rubber stamp president” (presiden
membumbuhi capnya belaka) dan tentara yang lahir pada masa revolusi merasa
bertanggung jawab untuk menyelesaikan persoalan-persoalan yang dihadapi oleh
masyarakat Indonesia pada umumnya. Kenyataan seringnya kabinet silih berganti
tersebut menimbulkan ketidakpuasan dikalangan politisi.
Demikian pula pemerintahan yang tersentralisasi di Jawa banyak
menimbulkan kecemburuan sosial pada bagian-bagian lain dari wilayah tanah air.
Berbagai bentuk pemberontakan seperti : PRRI Permesta, Kahar Muzakar, DI/TII.
Terdapat faktor – faktor tidak mampunya anggota – anggota partai politik yang
tergabung dalam konstituante untuk menyempurnakan dasar Negara untuk undang
– undang dasar yang baru. Dewan Konstituante yang mendapatkan tugas
menetapkan dasar negara telah gagal ketika di dalam persidangan kelompok
pendukung Pancasila dan kelompok pendukung Islam tak sepaham.
Ketidaksepahaman mereka bertumpu pada usulan agar Piagam Jakarta
dimasukkan dalam Pembukaan UUD 1945 dan Pasal 29 ayat (1) UUD 1945
diamandir, sehingga berbunyi : “ Negara berdasar atas Ketuhanan Yang Maha
Esa, dengan kewajiban menjalankan syari'at Islam bagi pemelukpemeluknya“.
Kecurigaan bahwa Indonesia akan menjadi negara Islam menjadikan Konstituante
gagal mengambil keputusan atas rancangan UUD baru . Maka pada saat itu Ir
Soekarno didesak untuk mengeluarkan Dekrit Presiden 5 Juli 1945. Dan pada saat
dikeluarkannya dekrit tersebut berubahlah sistem pemerintahan parlementer
menjadi sistem pemerintahan demokrasi terpimpin.

 Periode 1959 – 1965 (Demokrasi Terpimpin)


Kegagalan lembaga Konstituante dalam menetapkan Undang – Undang Dasar
yang baru yang diikuti dengan perpolitikan yang sangat memanas dan tidak
mampu mengatasinya.
Terdapat ciri – ciri demokrasi terpimpin menurut Ir. Soekarno pada saat
dikeluarkannya Dekrit Presiden 1959, dalam amanahnya terdapat 12 definisi
tentang demokrasi terpimpin, antara lain :
1) Demokrasi Terpimpin adalah demokrasi atau menurut istilah Undang –
undang Dasar 1945 yang berbunyi “ kerakyatan yang dipimpin oleh
hikmat Kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan”
2) Demokrasi Terpimpin bukanlah diktator, berlainan dengan demokrasi
sentralisme, dan berbeda pula dengan demokrasi liberal yang
dipraktekan selama ini;
3) Demokarsi terpimpin adalah demokrasi yang cocok dengan kepribadian
dan dasar hidup bangsa Indonesia;
4) Demokrasi terpimpin adalah demokrasi disegala soal ketatanegaraan
dan kemasyarakatan;
5) Inti dari pimpinan dalam demokarsi terpimpin adalam musyawaratan.
Mengenai peranan (pemerintahan) negara dalam penyelenggaraan demokrasi
terjadi perubahan yang mendasar ketika Ketetapan MPRS No. VIII / MPRS / 1965
menetapkan Demokrasi Terpimpin yang oleh Soekarno dikatakan sebagai
demokrasi yang dipimpin oleh hikmah kebijaksanaan dalam permusyawaratan dan
perwakilan sebagai landasan pelaksanaan demokrasi di Indonesia .Ide tentang
Demokrasi Terpimpin banyak ditentang oleh kelompok oposisi. Mereka menolak
gagasan demokrasi semacam itu karena pengertian terpimpin bertentangan dengan
demokrasi. Syarat mutlak demokrasi adalah kebebasan sedangkan kata terpimpin
justru akan meniadakan atau menghilangkan kebebasan itu sendiri. Demokrasi
Terpimpin menuju kearah praktek diktatorial dalam pelaksanaan demokrasi.
Dan sebenarnya pada masa demokrasi terpimpin tidak bertentangan dengan
Pancasila dan UUD 1945, hanya saja konsep tersebut tidak direalisasikan
sebagaimana mestinya, sehingga seringkali menyimpang dari nilai-nilai Pancasila,
UUD 1945 dan budaya Bangsa.
Terdapat beberapa penyimpangan yang terjadi pada masa demokrasi terpimpin
yaitu :
1. Ir Seokarno membubarkan DPR hasil pemilihan umum, padahal secara
eksplisit dalam UUD 1945 bahwa presiden tidak mempunyai wewenang
untuk berbuat demikian.
2. DPRG yang mengantikan DPR hasil pemilu ditonjolkan perannya
sebagai pembantu pemerintah sedangkan fungsi kontrol ditiadakan.
3. Penyelewengan dibidang perundang-undangan dimana tindakan
pemerintah dilaksanakan melalui Penetapan Presiden (Penpres) yang
emakai dekrit Presiden sebagai sumber hukum
4. Mendirikan badan ekstra konstitusional seperti Fron nasional yang
ternyata dipakai oleh pihak komunis sebagai kegiatan.
5. Partai politik dan pers yang sedikit menyimpang dari “rel revolusi” tidak
dibenarkan dan dibredel. Sedangkan politik mercusuar di bidang
hubungan luar negeri menyebabkan ekonomi menjadi tambah seram.
6. Menetapkan presiden Ir Siekarno menjadi presiden seumur hidup. Dan
dalam pandangan A. Syaifi’i Ma’arif demokrasi terpimpin sebenarnya
menempatkan Soekarno sebagai ayah dalam family besar yang bernama
Indonesia dengan kekuasaan terpusat pada tangannya.

Dan dalam hal ini terjadinya pengingkaran nilai-nilai demokrasi yaitu


absolutism dan terpusatnya kekuasaan hanya pada diri pemimpin, serta tidak ada
control sosial dan chek and balance dari legislative terhadap eksekutif.
 Periode 1965 – 1998 (Demokrasi Orde baru)
Runtuhnya pemerintahan Soekarno selanjutnya digantikan oleh Soeharto di
tahun 1968. selama 2 tahun Soeharto menerima tugas dari Soekarno guna
menyelesaikan kemelut pemberontakan Gerakan 30 September / PKI atas dasar
Surat Perintah 11 Maret 1966. Keberhasilan tugas Soeharto menimbulkan
kepercayaan MPR sebagai simbol tertinggi perwakilan rakyat untuk
mengangkatnya selaku Presiden RI. Pada awalnya pemerintahan Orde Baru
dibawah Presiden Soeharto mengedepankan pluralisme dalam menyelenggarakan
demokrasi. Langgam sistem politik yang bersifat pluralistic sebagai perlawanan
terhadap penyelenggaraan pemerintahan Negara yang otoriter berdasarkan
Demokrasi Terpimpin.
Format baru sistem politik Indonesia menemui bentuknya ketika ditetapkan
Demokrasi Pancasila sebagai landasan pelaksanaan demokrasi. Demokrasi
Pancasila bagi pemerintahan Orde Baru dianggap sebagai langkah
penyelenggaraan integrasi nasional. Berdasarkan Ketetapan MPR
No.II/MPR/1983 tentang GBHN, Demokrasi Pancasila diteguhkan dan Pancasila
sebagai satu-satunya azas yang mewarnai sistem politik di Indonesia. Formulasi
azas tersebut dituangkan dalam Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1988 Tentang
Ormas dan Orpol. Bagaimanapun juga kanalisasi kekuatan politik dalam
keharusannya untuk menerima Pancasila sebagai satu-satunya azas kurang
mencerminkan gagasan pluralisme yang menghendaki keanekaragaman isme di
dalam penyelenggaraan demokrasi.Apabila dikaji secara ilmiah dalam
prinsipprinsip Demokasi Pancasila pada masa orde Baru. Menurut Srijanti dkk
menyatakan bahwa kesesuaian pada masa itu sangatlah ada. Namun, dalam
praktiknya demokrasi yang dijalankan pada masa itu masih ada penyimpangan –
penyimpangan yang dilakukan oleh penguasa Orde Baru. Antara lain :

1) Peyelenggaraan pemilu yang tidak jujur dan tidak adil.


2) Penegakan kebebasan berpolitik bagi Pegawai Negeri Sipil (PNS)
3) Kekuasaan kehakiman (Yudikatif) yang tidak mandiri karena para
hakim adalah anggota PNS Departemen kehakiman.
4) Kurangnya jaminan kebebasan mengemukakan pendapat.
5) Sistem kepartaian yang otonom dan berat sebelah.
6) Maraknya prektik kolusi, korupsi, dan nepotisme
7) Menteri – menteri dan gubernur diangkat menjadi anggota MPR.

Runtuhnya pemerintahan Orde Baru pada tahun 1998 membawa pula


hapusnya konsep dan pelaksanaan Demokrasi Pancasila ditanah air.
Penyelenggaraan demokrasi kini bertumpu pada UUD 1945 setelah mengalami
amandemen. Secara redaksional tugas, fungsi dan wewenang DPR sebagai
perwujudan aspirasi rakyat masih seperti pengaturan UUD 1945 lama. Perubahan
hanya menyangkut sistematika pengaturan, tidak mengenai substansi materi
pengaturannya. Pada dasarnya DPR mempunyai fungsi legislasi (pengaturan),
pengawasan dan budgeting (anggaran). Ada satu kritik yang menyangkut sistem
pemerintahan negara. Sistem pemerintahan presidensiil yang dipertahankan dalam
UUD 1945 setelah amandemen oleh Yusril Ihza Mahendra dan beberapa tokoh
lain dipandang perlu diubah menjadi sistem pemerintahan parlementer. Alasannya
untuk memberitempat kepada orang yang mempunyai kharisma dan pengikut
tetapi kurangkapabel untuk mengantisipasi sistem multi partai yang tak mungkin
menghasilkan pemenang mayoritas mutlak. Sementara ada pendapat lain yang
tetap menghendaki sistem pemerintahan presidensiil.
Menurut pendapat tersebut otoritarisme yang menggejala selama ini, bukan
disebabkan oleh sistem pemerintahan yang dianut tetapi oleh tidak
dielaborasikannya secara ketat prinsip – prinsip konstitusionalisme didalam UUD
1945. Diakui bahwa UUD 1945 memang membangun sistem executive heavy,
mengandung ambigu, terlalu banyak atribusi kewenangan sehingga seringkali
penguasa negara menggunakannya guna mengakumulasikan kekuasaannya secara
terus menerus. Tepatlah kalau dalam Penjelasan UUD 1945 dinyatakan “yang
sangat penting dalam pemerintahan dan dalam hal hidupnya negara ialah
semangat, semangat para penyelenggara Negara”. Namun sayangnya kepercayaan
tersebut tidak dikawal dengan sistem yang ketat.

 Periode 1998 – Sekarang (Demokrasi Era Reformasi)


Runtuhnya rezim otoriter pada masa orde baru membawa perubahan yang
terjadi setalah tahun 1998 di Indonesia. Angin segar yang dibawa oleh para
mahasiswa dan aktivis 1998 membuka cakrawala di era pembaharuan atau dikenal
dengan era reformasi. Transisi demokrasi merupakan fase krusial yang kritis,
karena pada fase ini akan ditentukan kemana arah demokrasi yang akan dibangun.
Selain itu dalam fase ini bisa terjadi pembalikan arah perjalanan bangsa dan
Negara Indonesia yang mengantarkan Indonesia kembali memasuki masa otoriter
sebagaiman pernah terjadi pada masa orde lama dan orde baru yang membuat
rakyat Indonesia trauma akan hal tersebut.
Menurut Azyumadi Azra terdapat empat faktor kunci sukses dan gagalnya
masa transisi reformasi di Indonesia, yakni:
1) komposisi elite politik,
2) desain institusi politik,
3) kultur politik atau perubahan sikap terhadap politik,
4) peran civil society (masyarakat madani).

Menurut beliau keempat faktor tersebut harus sejalan secara sinergis dan
terarah. Gerakan reformasi lahir sebagai jawaban atas krisis berbagi kehidupan,
yaitu: krisis politik, ekonomi, hukum dan krisis sosial yang puncaknya
melahirkan krisis kepercayaan. Agenda utama reformasi pada saat itu adalah
pergantian kepemimpinan nasional, yang dipandang sebagai pangkal persoalan
demokrasi di Indonesia.
Masalah paling mendasar yang dihadapi pasca transisi adalah sejauh mana
kesanggupan rezim pasca otoritarian membangun (instalasi) demokrasi yang
ujungnya bermuara pada konsolidasi demokrasi. Instalasi demokrasi di Indonesia
dimulai setelah melewati pemilu yang demokratis dan Sidang Umum MPR 1999 .
Dalam pemilu pada era reformasi diikuti oleh banyak partai dan berhasil memilih
presiden baru yang dipilih yaitu K.H Abdurahman Wahid atau lebih dikenal
dengan Gusdur.

Dalam pemerintahan beliau terbentuk tidaklah panjang. Dalam


pemerintahannya harus dilengserkan dan diterpa berbagai kasus (meskipun belum
ada keputusan pengadilan yang menyatakan gusdur bersalah). Pada tataran
empiris, sejak berakhirnya tahapan transisi yang ditandai dengan terbentuknya
pemerintahan baru yang legitimate sampai dengan saat ini ada beberapa indikator
yang mengarah pada pembentukan instalasi demokrasi. Indikator itu antara lain
dapat ditunjukkan sebagai berikut :

1) Amandemenisasi terhadap UUD 1945 telah dilakukan sebanyak dua kali.


2) Ditetapkannya serangkaian ketetapan produk lembaga tertinggi negara
yang menjadi dasar reformasi politik.
3) Kekuasaan lembaga kepresidenan dapat dikontrol sehingga berimplikasi
pada dicabutnya mandat presiden seperti kasus yang terjadi pada Gus Dur.
4) Menguatnya peran lembaga legislatif.
5) Dibangunnya nuansa kehidupan kepartaian yang sehat.
6) Terciptanya iklim yang kondusif bagi penguatan masyarakat sipil.
7) Dibangunnya jajaran birokrasi yang bersifat netral dan profesional.
8) Dibangunnya pola rekrutmen politik yang terbuka serta mengarah pada
profesionalisasi.
9) Dilakukannya berbagai upaya pemberantasan korupsi baik di tingkat pusat
mau pun daerah.
10) Diberikannya otonomi yang seluas-luasnya pada daerah.
11) Diberikannya ruang gerak yang cukup untuk melakukan partisipasi politik
otonom.
12) Dibangunnya suasana penghormatan terhadap HAM.
13) Telah dilakukannya berbagai upaya manajemen konflik seperti di Aceh
dan Maluku.
14) Dikuranginya peran militer dalam politik.
Maka pada masa itu digantikan oleh Megawati Soekarno Putri anak dari
mantan Presiden RI 1 yaitu Ir. Soekarno sebagai presiden RI kelima dan wakilnya
adalah Hamzah Haz dari partai PPP. Pada tahun 2004 yang merupakan pemilu
presiden langsung pertama terpilihlah pasangan Susilo Bambang Yudhoyono
(presiden) dan Jusuf kala (wakil Presiden). Dan pada masa beliau banyak terjadi
perubahan yang sangat signifikan. Antara lain banyaknya kesejahteraan-
kesejahteraan pegawai negeri sipil terutama ada tenaga pengajar (guru) dan non
PNS, pemberantasan korupsi di berbagai Instansi Negara baik dalam tingkat pusat
dan daerah, dibentuknya KPK (komisi Pemberantasan Korupsi).Atas kepercayaan
masyarakat terhadap pemerintah pada saat itu, maka tahun 2009 terpilihnya
kembali susilo Bambang Yudhoyono dan pasangannya yaitu Boediono terpilih
menjadi presiden dan wakil presiden hingga 2014 28.

Namun pada masa itu banyak juga terjadinya kebijakan-kebijakan yang


memberatkan rakyat, misalnya kenaikan harga BBM, meskipun disertakan
kompensasi bagi rakyat miskin seperti bantaun langsung tunai, beras miskin, dan
sebagainya. Dalam kebijakan itu pula banyak terdapat kritik di era pemerintahan
SBY pada saat itu yang semakin memanas diakrenakan banyak pejabat
dikalangan partainya dan partai koalisinya yang tersangkut dugaan korupsi baik
dalam pejabat pusat dan daerah yang silih berganti masuk dan keluar penjara
akibat dari KKN. Namun perubahan demokrasi masyarakat Indonesia tidak hanya
sampai pada saat ini saja. Pada tahun 2014, pemerintahan Indonesia menikmati
demokrasi ke tiga setelah era kepemimpinan SBY diganti dengan pemerintahan
Joko Widodo (Jokowi) sebagai Presiden RI dan Jusuf Kalla sebagai wakil
presiden dengan mengkampanyekan slogan “Kerja Nyata” dan “revolusi Mental”
kepada masyarakat Indonesia sebagai tonggak awal perubahan demokrasi
Indonesia menjadi lebih baik.
2.3 Ciri - Ciri Demokrasi Pancasila
a) Pengertian Demokrasi Pancasila

 Pangertian demokasi Pancasila menurut Profesor Dardji Darmo Diharjo adalah paham


demokrasi yang bersumber dari kepribadian dan falsafah hidup bangsa Indonesia,
yang perwujudannya seperti dalam ketentuan-ketentuan Pembukaan UUD 1945. 

 Pangertian demokasi Pancasila berdasarkan GBHN Tahun 1978 dan Tahun


1983:pembangunan politik diarahkan untuk lebih memantapkan perwujudan
demokrasi Pancasila. Dalam rangka memantapkan stabiltias politik dinamis serta
pelaksanaan mekanisme Pancasila, maka diperlukan pemantapan kehidupan
kosntitusional kehidupan demokrasi dan tegaknya hukum. 

 Pangertian demokasi Pancasila menurut Prof. Notonegoro adalah kerakyatan yang


dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan yang ber-
Ketuhanan YME, yang berkemanusiaan yang adil dan beradab, yang mempersatukan
Indonesia, dan yang berkeadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. 

 Pangertian demokasi Pancasila berdasarkan Ensiklopedia Indonesia adalah Pancasila


meliputi bidang-bidang politik, sosial dan ekonomi, serta yang dalam penyelesaian
masalah-masalah nasional yang berusaha sejauh mungkin menempuh jalan
permusyawaratan untuk mencapai mufakat.

 tetap selaras dengan tanggung jawab sosial. Demokrasi Pancasila, demokrasi yang
memiliki dasar kekeluargaan dan gotong-royong yang bertujuan untuk
mensejahterakan rakyat, dan terkandung beberapa unsur dalam kesadaran religius,
kebenaran dan budi pekerti yang luhur serta berkepribadian bangsa Indonesia.

 Dalam demokrasi Pancasila, sistem organisasi negara dilakukan oleh rakyat dan
dengan persetujuan rakyat. Dengan kata lain dari rakyat, oleh rakyat dan untuk rakyat.

 Dalam demokrasi Pancasila, kebebasan individual bukan bersifat mutlak, namun tetap
selaras dengan tanggung jawab sosial.

 Demokrasi menerapkan konsep negara hukum, memiliki makna bahwa Negara


Indonesia berlandaskan hukum, bukan hanya kekuasaan belaka, sehingga segala
kebijakan pemerintah selalu berdasarkan pada hukum yang berlaku dan UUD 1945.

 Demokrasi yang menumbuhkan kesejahteraan rakyat, maknanya adalah demokrasi


berkembang memiliki maksud dan tujuan menjamin serta mewujudkan kesejahteraan
juga meningkatkan taraf hidup masyarakat diberbagai aspek kehidupan.
b) Ciri – ciri Demokrasi Pancasila

 Kedaulatan ada di tangan rakyat, yang memiliki arti bahwa kekuasaan tertinggi ada
pada kehendak rakyat.
 Selalu berdasarkan kekeluargaan dan gotong-royong, bahwa demokrasi tidak lepas
dari prinsip kekeluargaan dan juga gotong royong yang memang sudah menjadi ciri
dan budaya masyarakat ketimuran terutama Indonesia
 Cara pengambilan keputusan melalui musyawarah untuk mencapai mufakat, yang
mana mengambil atau memperoleh keputusan selelu melalui jalan musyawarah
bersama bukan dengan memaksakan kehendak golongan saja.
 Tidak kenal adanya partai pemerintahan dan partai oposisi, demokrasi artinya netral
dan tidak memihak karena semua lapisan masyarakat bersama membangun bangsa
dan negara tanpa terkecuali dan tanpa membawa misi pribadi maupun golongan.
 Diakui adanya keselarasan antara hak dan kewajiban, demokrasi mengakui persamaan
hak serta kewajiban bukan hanya kewajiban saja namun melupakan hak atau
sebaiknya tapi berjalan beriringan demi mencapai masyarakat madani.
 Menghargai hak asasi manusia, hak asai merupakan hak mendasar yang tak boleh
diganggu gugat oleh siapapun bahkan oleh negara.
 Tidak menganut sistem monopartai, atau partai tunggal atau dengan kata lain
memonopoli hak politik warga negara yang bertentangan dengan Fungsi Partai Politik
itu sendiri.
 Pemilu dilaksanakan secara terbuka dan jujur serta adil ini merupakan fungsi pemilu
yang selalu dijunjung tinggi di Indonesia.
 Tidak kenal adanya diktator mayoritas dan tirani minoritas, ini mengandung makna
persamaan warga negara yang memiliki kedudukan yang sama di segala bidang tanpa
terkecuali tanpa membedakan apapun.
 Mendahulukan kepentingan rakyat atau kepentingan umum, dalam demokrasi
mendahulukan kepentingan umum adalah hal utama yang harus dilaksanakan
daripada kepentingan pribadi maupun golongan.
2.4 Aspek – Aspek Demokrasi Pancasila
 Aspek formal adalah aspek yang membahas proses dan cara rakyat menunjuk wakil-
wakilnya dalam badan-badan perwakilan rakyat serta bagaimana mengatur
permusyawaratan wakil rakyat secara bebas, terbuka dan jujur untuk mencapai
kesepakatan bersama.

 Aspek kejiwaan adalah aspek kejiwaan demokrasi Pancasila yang meliputi semangat
para penyelenggara negara dan pemimpin pemerintahan.

 Aspek materil ialah aspek yang mengemukakan gambaran manusia, pengakuan


terhadap harkat dan martabat manusia, serta jaminan untuk mewujudkan masyarakat
Indonesia sesuai dengan gambaran, harkat dan martabat tersebut.

 Aspek normatif adalah aspek yang mengungkapkan seperangkat kaidah yang


membimbing dan menjadi kriteria pencapaian tujuan.

 Aspek optutit adalah aspek yang mengemukakan tujuan yang hendak dicapai
meliputi terciptanya negara hukum, negara kesejahteraan, dan negara kebudayaan.

 Aspek organisasi adalah aspek yang mempersoalkan organisasi sebagai wadah


pelaksanaan demokrasi Pancasila.
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
1. Demokrasi adalah Suatu sistem pemerintahan di mana mayoritas anggota dewan dari
masyarakat ikut serta dalam politik atas dasar sistem perwakilan yang menjamin
pemerintah akhirnya mempertanggung jawabkan tindakan-tindakannya pada
mayoritas tersebut .
2. Terdapat 4 (empat) periode sejarah demokrasi di Indonesia yaitu pada
 periode 1945 - 1959;
 periode 1959 – 1965;
 periode 1965 – 1998;
 periode 1998 – sekarang.
3. Demokrasi pancasila bertujuan agar kehidupan berbangsa dan bernegara
republik Indonesia dapat terarah dan menjadi pedoman dalam melakukan kehidupan
sebagai warga negara maupun pemimpin negara.
DAFTAR PUSTAKA

http://seputarpengertian.blogspot.com/2015/05/pengertian-ciri-prinsip-dan-aspek-
demokrasi-pancasila.html

http://sistempemerintahannegaraindonesia.blogspot.com/2015/10/pengertian-demokrasi-
pancasila-dan-ciri.html

http://www.academia.edu/9702973/Demokrasi_dan_Sistem_Ketatanegaraan_Republik_Indon
esia

http://www.academia.edu/26495533/DEMOKRASI_DAN_SISTEM_KETATANEGARAA
N_INDONESIA

Anda mungkin juga menyukai