Anda di halaman 1dari 2

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR

( SOP )
PENGKAJIAN SISTEM IMUN

NO Aspek yang dinilai

1. Inspeksi
1. Observasi terhadap pallor, cyanosis dan joundice. Juga cek adanya
erithema yang mengindikasi inflamasi lokal dan plethora
2. Evaluasi integritas kulit. Catat tanda dan gejala inflamasi atau
infeksi, seperti kemerahan, pembengkakan, panas, tenderness,
penyembuhan luka yang lama, drainage luka, induration (pengerasan
jaringan) dan lesi
3. Cek adanya rash dan catat distribusinya
4. Observasi tekstur dan distribusi rambut, catat adanya alopecia
5. Inspeksi kuku terhadap warna, tekstur, longitudinal striations,
onycholysis, dan clubbing
6. Inspeksi membran mukosa oral terhadap plak, lesi, oedem gusi,
kemerahan dan perdarahan
7. Inspeksi area dimana pasien melaporkan pembengkakan kelenjar
atau “lump” terutama abnormalitas warna dan pembesaran nodus
lymp yang visible
8. Observasi respiratory rate, ritme, dan energi yang dikeluarkan saat
melakukan upaya bernafas. Catat posisi pasien saat bernafas
9. Kaji sirkulasi perifer. Inspeksi adanya raynaund’s phenomenon
(pada jari tangan dan kaki, terkadang telinga dan hidung secara
intermitten)
10. Inspeksi inflamasi pada anus atau kerusakan permukaan mukosa

2. Palpasi
1. Palpasi nadi perifer, dimana seharusnya simetris dan reguler
2. Palpasi abdomen, identifikasi adanya pembesaran organ dan
tenderness
3. Palpasi joint, cek pembengkakan. Tendorness dan nyeri
4. Palpasi nodus lymph superfisial di area kepala, leher, axilla,
epitrochlear, inguinal dan popliteal. Jika saat palpasi reveals
pembesaran nodus atau kelainan lain, catat lokasi, ukuran, bentuk,
permukaan, konsistensi, kesimetrisan, mobilitas, warna,
tenderness, suhu, pulsasi dan vaskularisasi dan nodus

3. Perkusi
Perkusi anterior, lateral, dan posterior dari thorax. Bandingkan satu sisi
dengan sisi lainnya. Bunyi dull mengindikasikan adanya konsolidasi yang
biasa terjadi pada pneumonia. Hiperesonan (meningkatnya bunyi perkusi)
dapat dihasilkan oleh udara yang terjebak seperti pada asthma bronchial.

4. Auskultasi
1. Auskultasi diatas paru untuk mengecek suara tambahan yang
abnormal. Wheezing bisa ditimbulkan oleh atshma atau respon
alergi. Crackles disebabkan oleh infeksi saluran pernafasan seperti
pneumonia.
2. Auskultasi bunyi jantung diatas precordium. Auskultasi normal
reveals hanya bunyi jantung 1 dan 2
3. Auskultasi abdomen untuk bunyi bowel. Gangguan autoimun yang
menyebabkan diare, bunyi bowel meningkat. Scleroderma dan
gangguan autoimun lainnya yang menyebabkan konstipasi, bunyi
bowel menurun.

Anda mungkin juga menyukai