Critical Apressial

Anda mungkin juga menyukai

Anda di halaman 1dari 23

CRITICAL APPRAISAL JOURNAL SISTEM ENDOKRIN

HUBUNGAN MANAJEMEN DIRI DENGAN KONSEP DIRI PADA PASIEN DIABETES


MILITUS DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PALARAN SAMARINDA
Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah: Keperawatan Medikal Bedah II
Dosen Pembimbing: Bu Sri Wahyuni, S.Kep., Ns., M.Kep

DISUSUN OLEH :
1. HANAFATUL FAUZIAH 10218040
2. IBKARROYAN BINTISYAMS 10218041
3. LAILATUL HASANAH 10218043
4. MIRZA FITRI SISWANA 10218049
5. MITHA HANY PERTIWI 10218050
6. NUGRAHENI DWI S 10218058
7. OCTAWAYANING M 10218029
8. SAYYIDATUL LAILI M 10218070
9. SUKMAWATI P 10218071

PRODI S1 KEPERAWATAN
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
INSTITUT ILMU KESEHATAN BHAKTI WIYATA KEDIRI
TAHUN AKADEMIK 2019/2020
LEMBAR PENILAIAN CRITICAL APRAISAL
Nama mata ajaran: Keperawatan Medikal Bedah
Nama tugas: critical appraisal artikel jurnal
Nama mahasiswa:
1. HANAFATUL FAUZIAH 10218040
2. IBKARROYAN BINTISYAMS 10218041
3. LAILATUL HASANAH 10218043
4. MIRZA FITRI SISWANA 10218049
5. MITHA HANY PERTIWI 10218050
6. NUGRAHENI DWI S 10218058
7. OCTAWAYANING M 10218029
8. SAYYIDATUL LAILI M 10218070
9. SUKMAWATI P 10218071

no Aspek yang dinilai Bobot Criteria penilaian


1 Pendahuluan 10% Menjelaskan topik, tujuan, dan alat yang
digunakan untuk mengkritisi jurnal. Memberikan
deskripsi singkat makalah dan deskripsi singkat
jurnal yang ditelaah secara spesifik dan relevan.
2 Kritik artikel 80% Deskripsi dan
kritikjurnal/artikelmenggunakanalat kritik
(toolyang tepat):
AnalisatidaklogisSangatkoheren&logis
Pemilihantoolyangtepat
tidak sesuai
Ide susahdipahamiIdelugas danjelas

3 Kesimpulan 10% Menyimpulkan makalah dan menuliskan refleksi


atas kritik jurnal
4 Penguranggan nilai 5% Nilai akan mendapatkan pengurangan jika
kriteria berikut tidak terpenuhi :
Jumlah kata kurang atau lebih dari batas
toleransi 5% dari 1500

i
Tidak mengikuti aturan penulisan referensi
dengan benar
Penulisan bahasa indonesia yang baik dan benar,
termasuk tanda baca.

Nilai total:
Komentar
dosen: ................................................................................................................................................
............................................................................................................................................................
............................................................................................................................................................
............................................................................................................................................................
............

ii
DAFTAR ISI

Lembar Penilaian i
Daftar Isi iii
BAB I Pendahuluan 1
BAB II Telaah Kritis Jurnal Artikel 2
2.1 Apakah Masalah Penelitian jelas? 2
2.2 Apakah Subjek Penelitian dan Latar yang dijelaskan secara detail? 2
2.3 Apakah Paparan diukur secara Valid dan dapat diandalkan? 3
2.4 Apakah Kriteria Standar digunakan? 4
2.5 Apakah Faktor Perancu diidentifikasi? 4
2.6 Apakah Strategi Faktor Pembaur dinyatakan? 4
2.7 Apakah Hasil Valid dan dapat dipercaya? 4
2.8 apakah analisis statistic yang sesuai digunakan?.................................... 5
BAB III Penutup 6
Kesimpulan 6
Saran 6
Daftar Pustaka 7
JBI Critical Appraisal Checklist for Analytical Cross Sectional Studies 8

iii
BAB I
PENDAHULUAN
Diabetes Mellitus adalah keadaan kronis yang terjadi karena tubuh tidak dapat menghasilkan
atau menggunakan hormon insulin secara efektif sehingga kadar glukosa didalam darah
meningkat. Terdapat tiga jenis diabetes, diabetes tipe I, diabetes tipe IIdan diabetes gestasional
(GDM) (International Diabetes Federation, 2017). Diabetes Mellitus yang ditandai dengan
hiperglikemia kronis. Pada penderita DM akan ditemukan gejala khas, seperti polyuria,
polidipsia, dan polifagia, disertai penurunan berat badan. DM dapat tidak terdeteksi karena
penyakit degenaratif ini tidak menimbulkan gejala dan sering disebut sebagai pembunuh secara
diam-diam “silent killer” dan menyebabkan kerusakan vascular sebelum penyakit ini terdeteksi.
Dalam jangka panjang diabetes mellitus dapat menimbulkan gangguan metabolik yang
menyebabkan kelainan patologis makrovaskular dan mikrovaskular (Putri, 2013).
Berdasarkan hasil survey Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2013, prevalensi diabetes
di Indonesia yang terdiagnosis dengan gejala oleh dokter sebesar 2,1% dimana provinsi
Kalimantan Timur menempati posisi ke 4 prevalensi tertinggi penderita diabetes yaitu
2,3%,setelah provinsi Yogyakarta 2,6%, DKI Jakarta 2,5% dan Sulawesi Utara 2,4%. Pada kasus
DM, membuat penderita lebih terbatas dalam menjaga pola-pola kesehatan.
Critical appraisal ini membahas tentang hubungan manajemen diri dengan konsep diri pada
pasien diabetes mellitus di wilayah kerja puskesmas palaran samarinda. Tujuan dari telaah jurnal
ini adalah untuk menilai kualitas penelitian yang telah dilakukan berdasarkan panduan CA dari
JBI Critical Appraisal Checklist For Analytical Cross Sectional Studies.sehingga hasil appraisal
ini digunakan sebagai dasar bukti ilmiah yang baik untuk evidence based nursing. Alat yang
digunakan untuk critical appraisal menggunakan JBI Critical Appraisal Checklist For Analytical
Cross Sectional Studies .

1
BAB II
TELAAH CRITIS ARTIKEL JURNAL

2.1 Apakah criteria inklusi dan eksklusi ditulis secara jelas dan menjelaskan semua
informasi penting yang diperlukan untuk penelitian ini.?
Dalam jurnal yang dikritisi, criteria inklusi tidak dijelaskan oleh penulis. Penulis hanya
menyebutkan populasi penelitian yaitu pasien DM di Puskesmas Palaran dari rentan bulan April
sampai bulan Juni sebanyak 85 orang tanpa menjelaskan kriteria yang lain seperti tipe DM,
ataupun lama menderita DM. Penelitian ini dilakukan dengan teknik descriptive correlation
denganmetode Cross Sectional yang digunakan untuk mengamati sebuah objek penelitian, baik
satu maupun beberapa variabel, dengan cara menghimpun data pada suatu masa yang sama.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adakah hubungan hubungan manajemen diri (self
management) dengan peran diri pada pasien diabetes mellitus di Wilayah Kerja Puskesmas
Palaran Samarinda.

2.2 Apakah subjek penelitian dan pengaturan yang dijelaskan secara rinci?
Ya, Dalam penelitian telah dijelaskan bahwa Populasi dalam penelitian ini adalah pasien
Diabetes mellitus di Puskesmas Palaran sebanyak 85 pengunjung dari bulan April sampai dengan
bulan Juni.Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakn diwilayah Puskesmas Kecamatan
Palaran kota Samarinda.
Seharusnya dalam penelitian disebutkan waktu yang jelas dan jnagka penelitianan tersebut
dijelaskan juga tetapi dalam penelitian tersebut tidak dijelaskan.

2.3. Apakah paparan diukur secara valid dan dapat diandalkan?


Berdasarkan hubungan manajemen diri berkorelasi signifikan dengan konsep diri,
berartimenunjukkan item-item tersebut mampu memberikan dukungan dalam mengungkap apa
yang ingin diungkap adalah Valid.
Suatu kuesioner dikatakan valid jika pertanyaan pada kuesioner mampu untuk
mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner tersebut. Pada penelitian ini kuisioner
yang digunakan dalam penelitian ini berupa kuesioner manajemen diri yaitu The Summery Of
Diabetes Self-care Activities Measure (SDSCA) dan kuesioner peran diri, harga diri dan

2
gambaran diri yang sudah baku. karena penggunaan kuisioner yang sudah baku, maka tidak
perlu dilakukan pengujian validasi kuisioner lagi, sehingga kuisioner tersebut dijamin
keabsahannya.
Sehingga dapat dinyatakan bahwa penelitian “Hubungan Manajemen Diri dengan Konsep
Diri pada Pasien Diabetes Mellitus di Wilayah Kerja Puskesmas Palaran Samarinda” dapat
diandalkan atau dengan kata lain dinyatakan valid.

2.4 Apakah Kriteria Standar digunakan?


Kuesioner yang digunakan sudah tepat yaitu kuesioner untuk manajemen diri (SDSCA)
Kuesiner Konsep diri menggunakan kuesioner :kuesioner peran diri, harga diri dan gambaran diri
yang tidak di jelaskan sumber kuesioner yang di gunakan. Dari data hasil penelitian didapatkan
Responden yang memiliki manajemen diri kurang baik berdasarkan data didapatkan bahwa
sebagian besar lanjut usia, dimana lanjut usia mengalamiberbagaipenurunanfungsitubuh,
kemampuandanpengetahuan. Responden merasa tidak seaktif dahulu dan merasa menjadi beban
bagi keluarga karna tidak dapat membantu ekonomi keluarga, hal ini akhirnya mempengaruhi
peran diri dari responden tersebut. Hal ini sejalan dengan penelitian black (2005) yang
menyatakan pada golongan usia 65 tahun atau lebih, sebagian dari mereka mengalami hambatan
dalam mempertahankan kesehatan, tidak mampu melakukan perawatan diri ataupun
mengunjungi pelayanan perawatan diri.
Dari data hasil penelitian juga didapatkan bahwa dari beberapa pertanyaan pada kuisioner
harga diri ditemukan 32 responden merasa tidak puas dengan dirinya, 52 responden merasa tidak
mempunyai hal untuk dibanggakan, 50 responden merasa tidak berguna, 43 responden merasa
bahwa dia adalah seorang yang gagal, dan 61 responden berharap lebih bias menghargai dirinya
sendiri. Dalam data hasil manajemen diri ditemukan sebagian besar responden dengan harga diri
rendah melakukan manajemen dirinya dengan baik.Analisis dari data juga muncul hasil 25
responden yang memiliki manajemen diri kurang baik tetapi harga dirinya tinggi. Hal ini sejalan
dengan penelitian Hasan et al. (2013) menyatakan sebanyak 65,52% penderita memiliki harga
diri sedangkan akibat subjek kesulitan dalam menjalani manajemen diabetesnya. Dan dalam
penelitian hasil uji validitas dan reliabilitas kedua kuesioner juga tidak di jelaskan.
Kritisi dari kelompok, seharusnya peneliti menjelaskan hasil uji validitas dan reliabilitas
kedua kuesioner.

3
2.5 apakah faktor perancu diidentifikasi ?
Pada penelitian ini faktor perancu tidak diidentifikasi secara jelas. Peneliti seharusnya
menjelaskan data secara lebih jelas lagi responden yang memiliki manajemen diri kurang baik
dan lanjut usia yang mengalami berbagai penurunan fungsi tubuh, kemampuan dan pengetahuan.

2.6Apakah Strategi Faktor Pembaur dinyatakan?


Pada penelitian ini tidak ditemukan strategi untuk menghadapi factor pembaur atau perancu
(confonding). Seharusnya peniliti memberikan strategi yang tepat bagi golongan lanjut usia yang
tidak mampu melakukan perawatan diri dengan cara mengunjungi pelayanan perawatan diri.
Karena pada golongan usia 65 tahun atau lebih itu sudah memiliki responden manajemen diri
yang kurang baik atau penurunan fungsi tubuh,kemampuan dan pengetahuan.

2.7 Apakah Hasil Valid dan dapat dipercaya?


Sesuai jurnal yang di kritisi adalah alat ukur yang di gunakan untuk menilai manajemen
diri menggunakan kuesioner yang jelas.Populasi dalam penelitian ini adalah pasien Diabetes
mellitus di Puskesmas Palaran sebanyak 85 pengunjung dari bulan April sampai dengan bulan
Juni. Sampel penelitian ini diambil dengan menggunakan metode Probability Sampling dengan
teknik sampling Accidental Sampling yaitu mengambil responden yang tersedia atau yang hadir
di posyandu Puskesmas Palaran dengan jumlah sampel sebanyak 75 orang.Waktu dan Tempat
Penelitian ini dilaksanakn diwilayah Puskesmas Kecamatan Palaran kota Samarinda. Instrumen
Penelitian yang digunakan dalam penelitian ini berupa kuesioner manajemen diri yaitu The
Summery Of Diabetes Self-care Activities Measure (SDSCA) dan kuesioner peran diri, harga
diri dan gambaran diri yang sudah baku.
Jurnal penelitian yang sudah di lakukan mencantumkan berbagai pendapat lainnya . jadi
penelitian tersebut sudah di katakan valid dan dapat di pertanggung jawabkan. Penelitian ini bisa
di gunakan untuk menjadi dasar penelitan selanjutnya. Penelitian ini juga harus di kembangkan
lagi dalam praktik di lapangan dan dilakukan di berbagai wilayah lainnya.

4
2.8 apakah analisis statistic yang digunakan sesuai?
Berdasarkan hasil dalam penelitian ini, menggunakan metode analisis univariat dan bivariat.
Untuk dapat menguji dan menganalisa data dilakukan uji statistic menggunakan chi-square
karena didapatkan tidak ada sel yang mempunyai nilai ekspeted count <5% dan analisa antara
hubungan manajemen diri dengan konsep diri di peroleh nilai P value 0.00 yang berarti p<0.05.
Analisa univariat bertujuan untuk menjelaskan atau mendeskripsikan karakteristik setiap variable
yang di duga berhubungan atau berkorelasi. Metode analisis ini sesuai untuk mengetahui
hubungan pengaruh terapi mobilisasi dengan pemulihan DM, dengan variable yang di gunakan
pulih dan belum pulih.
Uji Chi-square adalah salah satu jenis komparatif non parametris yag dilakukan pada dua
variable, dimana skala data kedua variable adalah nominal. Uji ini bertujuan untuk mengetahui
hubungan antar variable. Uji ini sesuai digunakan dalam penelitian untuk mengetahui hubungan
manajemen diri dengan konsep diri pada pasien diabetes mellitus.

5
6
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Berdasarkan hasil validasi jurnal diatas secara keseluruhan disini penulis dapat mengambil
keputusan bahwa dalam jurnal artikel ini memiliki kualitas yang baik. Penelitelitian
inibertujuanuntukmengetahuihubungan manajemen diri dengan konsep diri pada pasien diabetes
mellitus di wilayah kerja puskesmas palaran samarinda. Penelitian ini adalah penelitian
kuantitatif jenis deskripsi komparasi analitik dengan menggunakan pendekatan cross sectiona
studyl.
Hasil penelitian dalan jurnal ini cukup bagus apabila dikembangkan dalam praktik
dilapangan dan melakukan penelitian diberbagai wilayah lainnya. Tempat penelitian dalam
jurnal ini masih dalam lingkup wilayah tertentu dan digunakan untuk puluhan orang tetapi untuk
berbagai wilayah masih terbatas. Sehingga hasilnya masih didapatkan untuk mengetahui
hubungan manajemen diri dengan konsep diri pada pasien diabetes mellitus. Penelitian ini bisa
digunakan untuk menjadi dasar penelitian selanjutnya. Terutama di Indonesia masih sedikit
masyarakat yang kurang pengetahuan dan kepedulian akan kesehatan. Sehingga masih perlu
dilakukan penelitian untuk mengetahui seberapa tinggi resiko pada kehidupan masyarakat kita
ini dan bisa memenejemen resiko nya.

3.2 SARAN
Semoga penulis dapat mengerjakan Critical Appraisal Journal lebih baik lagi. Dan
semoga pembaca dapat memahami critical ini dengan baik.

7
DAFTAR PUSTAKA
- Nurlaili Haida Kurnia Putri dan Muhammad Atoillah Isfandiari. (2013). Hubungan
Empat Pilar Pengendalian DM Tipe 2 Dengan Rerata Kadar Gula Darah. Jurnal Berkala
Epidemiologi, 1, (2), 234- 243.

- Riset Kesehatan Dasar.(2013). Hasil Riskesdas 2013. [Serial Online].


http://www.depkes.go.id/resources/d ownload/general/Hasil%20Riskesdas %20 2013.pdf.

8
JBI Critical Appraisal Checklist for Analytical Cross Sectional Studies
Reviewer......................................................................Date......................................................
Author..........................................................................Year....................................................
Record Number...............................................
Yes No Unclear Not applicable
1. Were the criteria for inclusion in the sample clearly defined? □ ■□ □
2. Were the study subjects and the setting described in detail? ■□□□
3. Was the exposure measured in a valid and reliable way? ■□□□
4. Were objective, standard criteria used for measurement of the condition? ■□□□
5. Were confounding factors identified? □□□■
6. Were strategies to deal with confounding factors stated? □ □ □■
7. Were the outcomes measured in a valid and reliable way? ■□ □ □
8. Was appropriate statistical analysis used? ■□□□
Overall appraisal: Include □ Exclude □ Seek further info □ Comments (Including reason for exclusion)
........................................................................................................................................................................
........................................................................................................................................................................
...................................................................................................................................

9
TSCD3Kep _Jurnal Vol.5 No.1Tahun 2020 ISSN:2503-2437

HUBUNGANMANAJEMEN DIRI DENGANKONSEPDIRIPADAPASIEN


DIABETESMILITUSDI WILAYAH KERJA
PUSKESMAS PALARANSAMARINDA

Oleh
1) 2)
Fitroh Asriyadi , WahyuRiniasih
1)
Dosen Universitas Muhammadiyah Kalimantan Timur, Email; fa142@umkt.ac.id
2)
Dosen Universitas An Nuur, Email;wahyuannur83@gmail.com

ABSTRAK

LatarBelakang:Diabetes Melitus membuat penderita lebih terbatas dalam menjaga pola-


pola kesehatan. Tujuan pembatasan tersebut untuk mengendalikan kadar gula darah agar tetap
stabil dan mencegah terjadinya komplikasi yang lebih parah, selain itu pengendalian DM
dilakukan dalamjangka waktu panjang dan komplek (Asdi, H.A, 2000). Dampak yang
ditimbulkan adalah perubahan perubahan gaya hidup dan pandangan pasien terhadap dirinya.
Tujuan dari penelitian ini menganalisis hubungan manajemen diri (self management) dengan
konsep diri pada penderita Diabetes Mellitus di wilayah kerja Puskesmas Palaran Samarinda
Metode: Rancangan penelitian ini adalah descriptive correlation dengan metode Cross
Sectional Populasi dalam penelitian ini adalah pasien Diabetes mellitus diPuskesmas Palaran
sebanyak 85orang.Sampe diambil dengan menggunakan metode Probability Sampling dengan
teknik sampling Accidental Sampling dengan jumlah sampel sebanyak 75 orang dan di
analisis menggunakan Chi Square/ Chi Kuadrat.
Hasil: Berdasarkan analisi dengan Uji Chi-Square di dapatkan tidak ada sel yang mempunyai
nilai expeted count< 5% dan analisis antara hubungan manajemen diri dengan konsep diri
diperoleh nilai Pvalue 0,00 yang berarti nilai p <0,05.
Simpulan: Terdapat hubungan yang signifikan antara manajemen diri dengan konsep diri
pada penderita Diabetes Mellitus diwilayah kerja Puskesmas Palaran Samarinda.

KataKunci: Diabetes Mellitus, Manajemen Diri, Konsep Diri

http://ejournal.annurpurwodadi.ac.id/index.php/TSCD3Kep 24
RELATIONSHIP OF SELFMANAGEMENTWITH SELFCONCEPT IN MILITUS
DIABETESPATIENTSIN THE WORKAREA
PALARINDA PUBLICHEALTH CENTER

By
1) 2)
Fitroh Asriyadi , WahyuRiniasih
1)
Lecturer at Muhammadiyah Universityof EastKalimantan, Email; fa142@umkt.ac.id
2)
An Nuur University Lecturer, Email; wahyuannur83@gmail.com

ABSTRACT

Background: Diabetesmellitusmakessufferersmore limited inrelationtohealthpatterns.


Objectivesrelatingtocontrollingblood sugar levelstoremainstableandpreventthe
displacementofmore severecomplications,besidescontrollingDM isdone inthe longterm
andcomplex(Asdi, HA,2000).Theimpactis achangeinlifestyleorientationandthe patient's view
of him.Thepurposeof this studyis to analyzetherelationship between management(self-
management) andself-conceptinpatientswithDiabetesMellitusinthe working area ofPalaran
Samarinda PublicHealth Center
Methods: Thedesignof thisstudywas descriptivecorrelationalwithCross Sectionalmethod.
Thepopulationinthis studywasDiabetesmellituspatientsinPalaranHealthCenter,
amountingto85people.The samplesweretakenusingtheProbability Samplingmethodwith
AccidentalSampling techniquewithatotalsampleof75peopleandanalyzedusingChi Square/
Chi Squared.
Results:BasedontheanalysisbyChi-Square Testobtainedthat therewerenocellsthathad
anexpetedcountvalue<5%andananalysisoftherelationshipbetweenself-management and self-
concept obtained a P value of 0.00, which means a value of p <0.05.
Conclusion:Thereisasignificantrelationshipbetweentheconceptofmanagementand
Diabetes Mellitus sufferers in the working area ofPalaran Samarinda Health Center.

Keywords:Diabetes Mellitus, SelfManagement, SelfConcept


PENDAHULUAN MenurutIDF(2017), sekitar 425 juta
Dampak globalisasi pada zaman kasusdiseluruhduniapadausiadewasa20
moderninisalah satunyaadalah perubahan –79tahun,menderitadiabetespadatahun
perilaku dan gaya hidup masyarakat. 2017danakanmeningkat sebesar 629juta
Perubahan tersebut memiliki dampak kasuspada tahun2045dinegara-negara yang
tersendiriterhadapkesehatan, termasuk memiliki penghasilan tinggi.
peningkatan resikopenyakitdegeneratif, Diperkirakansekitar 87%-91% mengidap
salah satunyaadalahDiabetes Mellitus diabetestipe 2,7%- 12% mengidap diabetes
(Darliana,2011).Diabetes Mellitusadalah tipe 1 dan 1% - 3%
keadaankronisyang terjadikarenatubuh mengidapdiabetestipelain.IDF (2017)
tidak dapat menghasilkan atau menempatkanIndonesiaurutanke6dari
menggunakan hormon insulin secara 10negara dengandiabetesmellitus, terdapat
efektif sehingga kadarglukosadidalam 10 juta kasus diabetes di tahun
darah meningkat. Terdapat tiga jenis 2017 dan diperkirakanakan meningkat
diabetes, diabetes tipe I, diabetes tipe sebesar17jutakasuspada tahun2045
IIdan diabetes gestasional (GDM) mendatang.
(InternationalDiabetesFederation, 2017). Berdasarkan hasil survey Riset
Diabetes Mellitus yang ditandai KesehatanDasar(Riskesdas) tahun2013,
dengan hiperglikemia kronis. Pada prevalensi diabetes di Indonesia yang
penderitaDM akanditemukangejalakhas, terdiagnosisdengangejala olehdokter
seperti polyuria, polidipsia, dan polifagia, sebesar2,1% dimana provinsiKalimantan
disertai penurunan berat badan. DM dapat Timurmenempati posisi ke4 prevalensi
tidak terdeteksi karena penyakit tertinggi penderita diabetes yaitu
degenaratif initidakmenimbulkan gejala 2,3%,setelah provinsiYogyakarta 2,6%,
dan sering disebut sebagai pembunuh DKI Jakarta 2,5% dan Sulawesi Utara
secara diam-diam “silent killer” dan 2,4%. Selanjutnya pada tahun 2017
menyebabkankerusakanvascular sebelum didapatkan jumlah penderita diabetes
penyakit ini terdeteksi. Dalam jangka mellitus mengalami peningkatan yang
panjang diabetes mellitus dapat cukup signifikan dengan total 957 jiwa
menimbulkan gangguanmetabolikyang dalam setahun. Sedangkan jumlah
menyebabkan kelainan patologis penderita DMpada tahun2018belum
makrovaskular dan mikrovaskular (Putri, terhitung secara keseluruhan,tetapisaatini
2013). sudah tercatatsebanyak516jiwa hingga
akhir bulanjunitahun 2018 penderita.

http://ejournal.annurpurwodadi.ac.id/index.php/TSCD3Kep 26
Pada kasusDM,membuatpenderita fisikpada penderitaDM.PenderitaDM
lebihterbatasdalammenjaga pola-pola membutuhkan terapi pengelolaan yang
kesehatan.Tujuan pembatasan tersebut harus dilakukansecararutinyang dapat
untuk mengendalikan kadar gula darah menimbulkan permasalahan. Perubahan
agar tetapstabildanmencegahterjadinya yangterjadipadakesehatan dapatmenjadi
komplikasiyang lebihparah,selainitu stressoryang mempengaruhikonsepdiri
pengendalianDM dilakukan dalamjangka (Perry&Potter, 2005).
waktupanjangdankomplek(Asdi,H.A, Konsepdirimempengaruhi setiap
2000). aspekyangadadidalamkehidupan, seperti
Dampakyang ditimbulkanadalah kemampuan fungsional dan status
perubahan perubahan gaya hidup dan kesehatan. Setiap orangmemilikikonsep
pandangan pasien terhadap dirinya. diriyang berbedayangmembuatsetiap
Peningkatanjumlah penderita DMyang individumenjadiunik. Setiaporangyang
mengakibatkanbiaya perawatanjugaakan memiliki pandangan yang positif dan
semakin bertambah besar akibat negatif terhadapdiripada aspek fisik,
komplikasiyang terjadipadaDM.Maka emosional, intelektual, dan dimensi
tindakanyangpaling baikadalahdengan fungsional,yang akan berubahtergantung
melakukan pencegahan (Ernawati dengan keadaan (Delaune &Ladner,
dkk,2015). 2002).
Pencegahan komplikasi dapat Bech, William dan Rawlin
bermanfaat untuk meminimalisir menjelaskanbahwakonsep diri merupakan
kemungkinan terjadinya komplikasi caraindividumemandang dirinyasecara
(Suyono, 2006). Self-management utuhbaikdari segiemosional,fisik,sosial,
merupakan salah satu upayapencegahan spiritual dan intelektual (Dalami, et al.,
komplikasiyang dapatdilakukanoleh 2009).Konsekuensifisikpada DMdapat
penderita diabetes. Selfmanagementdapat menimbulkan berbagai perubahan atau
dilakukan dengan peningkatan gangguanpsikologis bagipasien.
pengetahuan dan kemampuan terhadap Kondisi tersebut dapatmenimbulkan
penyakit, pengelolaangejala,pengobatan permasalahan misalnyapasien lemah dan
konsekuensi fisik, psikososial dan tidakberdaya.Akibatnya pasienDMakan
perubahan gaya hidup pada penderita memandang dirinya secara negatif,
diabetesmellitus (Ernawatidkk, 2015 ). misalnya pasien merasa putus asa dan
Berbagai perubahan kesehatan tidak dapat menerima keadaannya,
menimbulkan gangguan psikologis dan
TSCD3Kep _Jurnal Vol.5 No.1Tahun 2020 ISSN:2503-2437

sehinggadapatmempengaruhikonsepdiri memberikangambaran mean, median, dan


pasien (Agustina, 2009). persentase. Analisis Bivariat yang
digunakan adalah analisis Chi Square/
METODE Chi Kuadrat.
Rancangan penelitian ini adalah
descriptive correlation dengan metode HASIL
Cross Sectionalmerupakan jenissurvei Sebagian besar usia responden
yang mengamatisebuahobjekpenelitian, adalahdenganjumlah28orang (40.0%)
baik satu maupun beberapa variabel, dengan jenis kelamin sebagian besar
dengancara menghimpundatapadasuatu perempuan dengan jumlah 46 orang
masayang sama(IndrawandanYaniawati, (65.7%), dandengantingkatpendidikan
2016). sebagian besar SekolahDasar dengan
Populasi dalam penelitian ini adalah jumlah 50 orang (71.4%), kemudian
pasien Diabetesmellitusdi Puskesmas sebagian besar responden adalah ibu
Palaran sebanyak 85 pengunjung dari rumahtanggadenganjumlah 35orang
bulan Aprilsampaidenganbulan Juni. (50.0%).
Sampel penelitian inidiambildengan Responden sebagian besar yang
menggunakan metode Probability memiliki manajemendirikurang baik
Sampling dengan teknik sampling sebanyak 38 orang (54.7%) dan
Accidental Sampling yaitu mengambil manajemen diri baik sebanyak 32 orang
respondenyang tersediaatauyanghadir (45.7%).Respondenyang memiliki konsep
diposyandu PuskesmasPalaran dengan diribaiksebesar 39orang( 55.4%)dan
jumlah sampel sebanyak75 orang. responden yang memiliki konsep diri
Waktu dan Tempat Penelitian ini kurangbaik sebesar 31 orang(45.6%).
dilaksanakn diwilayah Puskesmas Hasilanalisis hubunganmanajemen
Kecamatan Palaran kota diri(self management) dengankonsepdiri
Samarinda. Instrumen padapasiendiabetesmellitusdi Wilayah
Penelitian yang digunakan Kerja Puskesmas Palaran Samarinda
dalampenelitianiniberupa kuesioner didapatkan manajemendiribaikdengan
manajemendiriyaituThe SummeryOf konsepdiribaiksebanyak31orang(44,6
Diabetes Self-care Activities Measure %) danmanajemendirikurangbaikdengan
(SDSCA) dankuesioner perandiri,harga diri konsepdirikurang baiksebanyak30orang
dan gambaran diriyangsudah baku. (43 %).
TeknikAnalisa Datamenggunakan
analisisunivariatstatistikdeskriptifuntuk
Hasilujistatistic denganchisquare menjalankan aktivitas seperti bekerja.
diperoleh nilaip=0,000(<0,05) sehingga Ho Responden juga merasa tidak seaktif
ditolak, maka dapat disimpulkan dahuludanmerasa menjadibebanbagi
bahwa terdapathubunganmanajemendiri keluargakarna tidakdapatmembantu
dengan konsep diri pada penderita ekonomi keluarga, hal ini akhirnya
penyakitdiabetes mellitusdiwilayah kerja mempengaruhi perandiri dariresponden
puskesmas palaran samarinda. Diperoleh tersebut.
juga nilai OR =116,2 yang artinya Hal ini sejalan dengan penelitian
responden dengan manajemen diri baik black (2005) yang menyatakan pada
memilikipeluang 116kalimeilikikonsep golongan usia 65 tahun atau lebih,
diriyangbaik. sebagian dari merekamengalamihambatan
dalam mempertahankankesehatan, tidak
PEMBAHASAN mampumelakukanperawatan diriataupun
Berdasarkan pada data hasil mengunjungi pelayananperawatan diri.
penelitian diatas peneliti berasumsi bahwa Ketidakmampuan pasien diabetes
manajemen diri sangaterat hubungannya mellitusdalam melakukan perawatan diri
dengan konsep diri halinidibuktikan dapatmempengaruhi kualitas hidupdari segi
denganpasienyang memilikimanajemen kesehatanfisik, hubungan sosial, hubungan
diriyang baik memilikikecenderungan dengan lingkungan dan
konsepdiriyang baik puladanbegitupun psikologis pasien tersebut (Kusniawati,
sebaliknya. Responden yang memiliki 2011).
manajemen diri kurang baik berdasarkan Stress psikologisdapat timbul setelah
data didapatkan bahwasebagianbesar pasien tersebut terdiagonsa diabetes
lanjutusia,dimana lanjutusiamengalami mellitus. Watkins (2000) menyatakan
berbagai penurunan fungsi tubuh, bahwapenderita DM seringkalimengalami
kemampuan dan pengetahuan. Sehingga kesulitanuntukmenerima diagnose DM,
lansia mengalami kesulitan dalam terutama ketikamerekamengetahuibahwa
melakukan tindakan manajemen diri hidupnya diatur agar terus mengikuti
sehari-hari. Manajemendiriyang terdiri dari dietmakanan yang diberikan dan
5komponenyaitumonitor kadargula mengkonsumsiobat-obatan setiap harinya
darah,perawatan kaki,latihanfisik,terapi untuk mengontrolpenyakitnya.
farmakologis dan diit. Apabila tidak Akibatnyapasienmerasa stresdan
dijalankan dengan baik akan membuat terganggu yang pada akhirnya
penderitalemahdantidakmampuuntuk memperberat keadaan sakitnya.
Perubahan pasien dalam memandang pekerja tetapi responden tidak
dirinyasecara negatif,misalnyamerasa menjalankanmanajemendirinya dengan
putus asa dan tidak dapat menerima baik karena keterbatasanwaktu.Sehingga
keadaannya akanmempengaruhikonsep responden seringkalimelewatkanjadwal
diripasien. cekgula darah,tidaksempatmelakukan
Salah satu perubahan konsep diri perawatankakinya,jarang berolahraga,
yang terjadi pada penderita adalah tidak mengkonsumsi obat secara teratur
perubahanpenampilanperan mulaidari dantidakmengikutiaturandiityang sudah
sehatke sakityaitupasien tidakdapat bekerja ditentukan dari tenagakesehatan.
seperti dulu lagi, sehingga Hal ini sejalan dengan penelitian
polaaktivitas berkurangdan pemasukan Hasanetal.(2013)menyatakansebanyak
keuanganyang berkurang.Karenastatus 65,52%penderita memilikiharga diri
kesehatan yangmulai berubah seseorang sedang akibat subjek kesulitan dalam
mulai tidak dapat mengikut iaktivitas menjalani manajemen diabetesnya. Hasil
kemasyarakatan (Puspitasari, 2014). penelitiantersebutmenunjukkan adanya
Dari data hasil penelitian juga hubungan harga diri dengan self-
didapatkan bahwa dari beberapa management diabetes.
pertanyaan pada kuisioner harga diri Aspek yang termasuk di dalam
ditemukan32respondenmerasa tidak manajemen diri meliputi aktivitas
puasdengan dirinya, 52 responden merasa pengaturanpola makan(diet),aktivitas fisik,
tidakmempunyaihaluntukdibanggakan, pemantauan kadar gula darah,
50respondenmerasa tidak berguna,43 kepatuhan minum obat, dan perawatan
responden merasa bahwa dia adalah kaki(Huang etal.,2014).Manajemendiri
seorang yanggagal, dan 61 responden yang efektif padapasien diabetes
berharaplebihbisa menghargaidirinya merupakan hal yang penting untuk
sendiri. meningkatkan pencapaian tujuan dalam
Dalamdata hasilmanajemendiri penatalaksanaan DM tipeII.
ditemukan sebagian besar responden Oleh karena itu, diperlukan
dengan harga diri rendah melakukan kepatuhan pasien dalam menjalankan
manajemendirinya denganbaik.Analisis manajemen diri diabetes untuk
daridata juga munculhasil25responden meningkatkan kualitas hidup pasien
yang memilikimanajemendirikurang baik terhadappenyakit DMtipeII(Sugiyama
tetapi harga dirinya tinggi, hal ini etal.,2015). Pengendalian diabetes terdiri
dikarenakan responden masih berstatus dari empat pilar, yaitu edukasi, aktivitas
fisik, terapidiet, dan terapi farmakologi yangbisamenerima keadaandirinyatidak
(Perkeni, 2015). memilikihambatandalam halini.Sama
Dalam pengendalian diabetes, halnyadengan penerimaan diri terhadap
diperlukan kemampuandalammengelola penyakitdiabetes,individuyang menerima
kehidupan sehari-harinya sehinggadapat keadaan tersebut tidak memiliki hambatan
mengurangi dampak penyakit yang dalam mengeloladiabetesnya.
diderita sepertidiabetes.Halinidisebut self- Beberapa penelitian sebelumnya
management diabetes. yang memilikikaitannyadenganpenelitian
Perilakuyang mencerminkan self- ini,antaralainTristiana etal.(2016)yang
managementpada penderita diabetes,yaitu menyatakanbahwa respondenyangbelum
melakukan diet sehat, meningkatkan memasukitahapan penerimaan memiliki
aktivitas fisik, menggunakan obat diabetes tingkat perawatan diri yang rendah.
secara rutin dan teratur, melakukan Indriasari(2006) denganhasilpenelitian
pemantauankadarglukosa darahrutin,dan berupa terdapathubunganyang signifikan
melakukan perawatan kakisebagaibagian antara penerimaandiridengankepatuhan
dari edukasi. dalam menjalani pengobatan pada
Self-management diabetes apabila penderita diabetes mellitus.
dilakukan dengan baik, empat pilar Hasil penelitian ini juga sesuai
pengendalian diabetes pun terpenuhi(Putri denganpenelitianLaili(2016) tentang
et al., 2013).Dalam fasemanajemen hubungan Diabetes Self-Management
penyakit kronis, penerimaan diritermasuk dengan kualitas hiduppasien diabetes
dalam fase integrasi (Fennell, 2013). mellitustipeII didapatkanpvalue0.003
Penerimaan dirimerupakan sikap individu (<0.05)yangberartiada hubunganada
yang mencerminkanperasaan menerima hubunganantara diabetesselfmanagement
dansenang atassegalakelebihan dan dengan kualitas hiduppasien diabetes
kekuranganyang adapadadirinyaserta mellitus tipe 2.
mampumengelola segala kekhususandiri Lebih lanjut, self managemenyang
dengan baiksehinggadapatmenumbuhkan dilakukan pasienDMberkaitan dengan
kepribadian dan fisik yang sehat kepercayaan diri melakukan perilaku
(Masyithah, 2012). tersebut.Hasilpenelitian menunujukkan
MenurutSchlutz(dalamMasyithah, pentingnya program edukasi yang
2012) penerimaan dirimemilikihubungan dilaksanakan untuk perawat untuk
yangeratdenganaktivitasdasar, seperti melakukan kunjungan rumah,
makan, minum, dan istirahat. Individu mengingatkan kembali, dan memberikan
motivasi kepada pasien DM tentang manajamen diri juga adalah bagian
pentingnya melakukan pengelolaan DM darimotivasi berobat pasien sehingga
alias self managemen, sehingga dalamhalinicitra tubuheratkaitan
kepercayaan diri pasien DM bisa hubungannya dengan manajemen diri
meningkat dan hal ini juga dapat seorangpasien diabetes.
meningkatkan perilakuself management
(Citra, Ahmad, danBudi,2018). SIMPULAN
Penelitian ini menegaskan bahwa Berdasarkan karakteristik dari 75
manajemen diriberkaitandengan citra responden didapatkan bahwa sebagian
tubuh. Sebagaimana dalamterorinya,citra besar umurrespondenadalah >65tahun
tubuh adalah sikap, persepsi,keyakinan, sebanyak28orang (40.0%),jeniskelamin
dan pengetahuan individu secara sadar sebagian besar responden adalah
atau tidak sadar terhadap tubuhnya perempuan sebanyak46orang(65.7%),
yaituukuran, bentuk, struktur, fungsi sebagian besarrespondenpendidikan SD
keterbatasan, makna dan objek yang sebanyak50orang(71.4%) dansebagian
kontak secaraterus menerus. besar responden yang tidak bekerja
Sikap(citra tubuh)tersebuthanya akan sebanyak 35 orang(50.0%).
dapat tercipta denganadanya Variabelmanajemendiri diperoleh
manajemendiriyang baikdaripasienDM. hasilbahwa sebagianbesarresponden
Sepertipenelitianyang dilakukan oleh memilikimanajemendirikurang baik
Nurlaili Indayanti, Hasil penelitian sebanyak38orang (54.7%)danresponden
menunjukkanbahwa 56,7%mengalami citra yang memiliki manajemen diri baik
tubuhnegatifdanmotivasiberobat tinggi sebanyak 32 orang (45.7%).Variabel
sejumlah 46,7%. Konsep diri diperoleh hasil bahwa
Hubungan perubahan citra tubuh sebagian besar responden dengan
dengan motivasi berobat dengan ketidakpuasan peran sebanyak 52 orang
menggunakan Spearman Rho diperoleh (74.3%) danrespondendengankepuasan
nilaip value(0,0006),dengankekuatan peran sebanyak 18 orang (25.7%).
hubungansedangr(0,456),maka dapat Hasiluji statistikdengan chi square
disimpulkan bahwa ada Hubungan diperoleh nilaip=0.000(<0.05) sehingga Ho
PerubahanCitra TubuhDenganMotivasi ditolak, maka dapat disimpulkan
Berobat PasienLukaGanggrenDiabetes terdapat hubungan manajemen diri (self
Melitus Tipe II di Klinik Rawat Inap management) dengan peran diri pada
AmpelSehatWuluhan.Dengankatalain, pasiendiabetesmellitusdiWilayahKerja
Puskesmas Palaran Samarinda.Diperoleh Husein,Umar.(2008).Metode Penelitian
juganilai OR =116 yang artiya respon Untuk Skripsi dan Tesis Bisnis.
Jakarta. PT RajagrafindoPersada
denganyang meilikimanajemendiribaik
berpeluang116 memilikikonsep diribaik. Indian Health Diabetes Best Practices.
(2011). Foot Care.Indian Health
Service Division of Diabetes
DAFTARPUSTAKA Treatment and Prevention.Available
http://www.ihs.gov/MedicalPrograms
Asdi , H.A., (2000). Patogenesis dan /Diabetes/HomeDocs/Tools/BestPract
TerapiDiabetesMellitustipe 2. ices/2011_BP_FootCare_508c.pdf.
Medika FKUGM, Yogyakarta.
International Diabetes Federation.(2017).
DeviDarliana,(2011).Manajemen Asuhan Diakses Juni2, 2018,dariIDF Diabetes
Keperawatan Pada Pasien Diabetes Atlas Eight Edition 2017.
Mellitus. JurnalPSIK–FKUnsyiah, http://diabetesatlas.org/resorces/2017
2, (2). -atlas.html.

Ernawati,Eka Pudji.S,TitisKurniawan. Nurlaili Haida Kurnia Putri dan


(2015). Pengaruh Motivasi Internal Muhammad Atoillah Isfandiari.
danEksternalterhadapDiabetes Self (2013). Hubungan Empat Pilar
Management diWilayahKecamatan PengendalianDM Tipe2Dengan
Gombong Kabupaten Kebumen. Rerata Kadar Gula Darah. Jurnal
JSK,1, (2). Berkala Epidemiologi, 1, (2), 234-
243.
Gitarja, W.S. (2008).Perawatan Luka
th
Diabetes.(2 ed.),Bogor. Wocare PERKENI.(2011). Konsensus pengelolaan
Publishing. diabetesmellitustipe2diIndonesia
201.Semarang: PBPERKENI
Henderina.(2010). DM Pada Lansia,
Kasus Besar Interna. Diakses 3 Potter & Perry.(2005). Buku Ajar
November 2011. FundamentalKeperawatan: Konsep,
http//www.scribd.com/doc/72458847 Proses&Praktek.Edisi
/dm-pada-lansia. .
Riset Kesehatan Dasar.(2013). Hasil
Hidayat,A.A.(2007). MetodePenelitian Riskesdas 2013. [Serial Online].
Keperawatan dan teknik Analisa http://www.depkes.go.id/resources/do
Data.Penerbit: Salembamedika wnload/general/Hasil%20Riskesdas
%202013.pdf.

Anda mungkin juga menyukai