INTRANATAL CARE
OLEH
MELA PAROSALIANTIKA
NIM:2020207209156
TAHUN 2020/2021
1. DEFINISI
Persalinan adalah proses membuka dan menipisnya serviks dan janin turun ke dalam jalan
lahir. Persalinan dan kelahiran normal adalah proses pengeluaran janin yang terjadi pada
kehamilan cukup bulan, lahir spontan dengan presentasi belakang kepala tanpa
komplikasi baik ibu maupun janin (Bandiyah, 2009, p.82).
Intensitas dan frekuensi kontraksi pada persalinan normal meningkat, tetapi tanpa
peningkatan tonus istirahat. Intensitas meningkat pada persalinan lanjut menjadi 60
mmHg dan frekuensi menjadi 2-4 kontraksi setiap menit. Durasi kontraksi juga meningkat
dari kira-kira 20 detik pada awal persalinan menjadi 40-90 detik pada akhir kala pertama
dan kala kedua (Llewellyn, 2001, p.68).
6 . Perubahan neurologi
Sistem neurologi menunjukkan bahwa timbul stres dan rasa tidak nyaman selama
persalinan,perubahan sensoris terjadi saat memasuki tahap persalinan pertama dan
masuk ke tahap berikutnya.
7 . Perubahan pencernaan
Persalinan mempengaruhi sistem saluran cerna ,bibir dan mulut menjadi kering
akibat bernafas lewat mulut ,dehidrasi dan sebagai respons emosi terhadap
persalinan.selama persalinan motilitas dan absorpsi saluran cerna menurun dan pada
waktu pengosongan lambung menjadi lambat,seringkali ada rasa mual dan
memuntahkan makanan yang belum dicerna,mual dan sendawa juga terjadi sebagai
respons refleks terhadap dilatasi serviks lengkap.
8 . Perubahan endokrin
Sistem endokrin aktif selama persalinan,awal persalinan dapat diakibatkan
penurunan kadar progesteron dan peningkatan kadar estrogen,prostaglandin dan
oksitosin,metabolisme meningkat dan kadar glukosa darah dapat menurun akibat proses
persalinan
9 . Psikis (psikologis)
Perasaan positif berupa kelegaan hati, seolah-olah pada saat itulah benar-benar
terjadi realitas kewanitaan sejati yaitu munculnya rasa bangga bisa melahirkan atau
memproduksi anaknya. Mereka seolah-olah mendapatkan kepastian bahwa kehamilan
yang semula dianggap sebagai suatu keadaan yang belum pasti sekarang menjadi hal
yang nyata.
4.PERSALINAN KALA I - IV
Pada persalinan normal, persalinan dibagi menjadi 4 kala :
1. Kala I ; kala pembukaan serviks.
Proses pembukaan adalah sejak persalinan sampai pada pembukaan serviks
lengkap pada primigravida 7-8 jam, terdiri dari 2 fase, yaitu :
a. Fase laten ; berlangsung selama 8 jam sampai pembukaan 3 cm. His masih lemah,
dengan frekuensi his jarang.
b. Fase aktif ;
Fase akselerasi, lamanya 2 jam dengan pembukaan 2-3 cm.
Fase dilatasi maksimal, lamanya 2 jam dengan pembukaan lebih dari 9 cm
sampai pembukaan lengkap. His tipa 3-4 menit selama 45 detik. Pada
multigravida proses ini akan berlangsung lebih cepat.
Fase deselarasi, dalam waktu 2 jam pembukaan 9 cm menjadi lengkap.
Fase-fase tersebut dijumpai pada primigravida. Pada multigravida fase laten,
fase aktif dan fase deselerasi lebih pendek.
2. Kala II ; kala pengeluaran
Setelah serviks membuka lengkap, janin akan segera keluar. His terjadi tiap 2-3
menit, lamanya 60-90 detik. His sempurna dan efektif bila ada koordinasi gelombang
kontraksi sehingga kontraksi simetris dengan dominasi di fundus uteri, mempunyai
ampitudo 40-60 mmHg, berlangsung 60-90 detik dengan jangka waktu 2-4 menit dan
tonus uterus saat relaksasi kurang dari 12 mmHg. Pada primigravida kala II
berlangsung kira-kira sau setengah jam dan pada multi gravida setengah jam. Tanda
obyektif yang menunjukkan tahap kedua dimulai adalah sebagai berikut :
a. Muncul keringat tiba-tiba diatas bibir
b. Adanya muntah
c. Aliran darah ( show ) meningkat
d. Ekstremitas bergetar
e. Semakin gelisah
f. Usaha ingin mengedan
Tanda-tanda ini seringkali muncul pada saat serviks berdilatasi lengkap.
Pemantauan yang kontinyu pada tahap kedua dan mekanisme persalinan, respons
fisiologis dan respons emosi ibu serta respons janin terhadap stres.
3. Kala III ; kala uri (kala pengeluaran plasenta)
Berlangsung 6-15 menit setelah janin dikeluarkan. Tahap ketiga persalinan
berlangsung sejak bayi lahir sampai plasenta lahir, tujuan penanganan kala III adalah
pelepasan dan pengeluaran plasenta yang aman.
4. Kala IV ; pengawasan hingga satu jam setelah plasenta lahir
Kala ini sangat penting untuk menilai perdarahan (maks 500 ml) dan baik tidaknya
kontraksi uterus. Hingga lahirnya uri sampai dengan 1-2 jam setelah uri lahir. Tanda
kala IV adalah banyaknya darah yang keluar.
2) Meningkatkan kenyaman
a) Membantu partisipasi ibu
b) Temukan tujuan ibu
c) Membantu management energy
d) Mengatasi ketidaknyamanan ibu ; ambulasi, posisi, massage, pernapasan,
dan relaksasi
3) Suasana dan lingkungan kamar
4) Support, empati
5) Penerangan hal-hal yang mungkin terjadi kepada keluarga
6) Monitor :
a) Letak jantung janin
b) Pengeluaran cairan
c) Pembukaan → kala II
2. Kala II
a. Pengkajian
1) Melanjutkan monitor
a) Detak jantung janin
b) His (respon janin)
c) Pendarahan
d) Air ketuban
2) Tanda dan gejala fisik serta perilaku
3) Meneran dengan benar atau tidak
4) Mekanisme penyesuaian
5) Support person
b. Diagnosa
1) Tidak mampu mengikuti pimpinan persalinan sampai dengan kelelahan ,
panic, dan amnesia
2) Perubahan konsep diri sehubungan dengan merasa tidak mampu meneran
dengan kuat
3) Resiko perlukaan sehubungan dengan posisi ibu yang tidak tepat
4) Perubahan konsep diri pada suami sehubungan dengan tidak mampu
mensupport istri
c. Intervensi
1) Cara mengejan dan posisi
2) Dorongan psikososial
3) Persiapan pertolongan persalinan
4) Asepsis dan anti asepsis
5) Faktor psikososial
6) Pertolongan persalinan
3. Kala III
a. Pengkajian
1) Timbul kontraksi uterus
2) Uterus tampak membundar
3) Terlihat massa introitus
4) Tali pusat lebih menjulur
5) Pendarahan tiba-tiba dengan warna gelap
a) Observasi keadaan umum ibu dan tanda vital
b) Pengkajian jalan lahir
c) Mengkaji factor yang berkaitan dengan atonia
d) Pemberian utero tonika (k/p)
b. Diagnosa
1) Kurang efektifitas mengatasi masalah sehubungan dengan kurang informasi
tentang kejadian kala III
2) Perdarahan pervaginaan sehubungan dengan kontraksi uterus yang kurang
adekuat
3) Resiko relaksasi uterus sehubungan dengan kandungh kemih panuh
4) Gangguan rasa nyaman sehubungan dengan luka episiotomy
c. Intervensi
1) Observasi perdarahan, shock, dan tanda vital
2) Observasi bayi dan identifikasi
3) Kaji TFU
4) Identifikasi pengeluaran plasenta
5) Upayakan kontak ibu dan bayi
4. Kala IV
a. Pengkajian
1) Kaji status fisiologis ibu
2) Kaji posisi dan tonus uteri
3) Kaji adanya perdarahan pervaginam
4) Kaji kondisi perineum
b. Diagnosa
1) Resiko tinggi injuri sehubungan dengan tonus uteri yang buruk dan
perdarahan
2) Gangguan eliminasi urin sehubungan dengan haluaran/ anestesi regional
3) Deficit volume cairan dan eliminasi sehubungan denagn kurangnya intake
oral, atonia, uteri, laserasi
4) Nyeri sehubungan dengan trauma perineal
5) Fatigue sehubungan dengan proses persalinan
c. Intervensi
1) Cegah perdarahan
2) Identifikasi perdarahan karena perlukaan
3) Memenuhi kebutuhan cairan dan nutrisi
4) Mencegah penekanan kandung kemih
5) Membantu ibu mengenal pengalamannya
6) Mencatat/melaporkan adanya kelainan
7) Memberikan rasa nyaman dan istirahat cukup
8) Pastikan tidak ada sisa plasenta
9) Luka epis tidak ada hemotom
DAFTAR PUSTAKA
Llewellyn, Derek. ( 2001 ).Dasar –Dasar Obstetri dan Ginekologi, edisi 6 (ed-6) Jakarta :
Hipokrates
Manuaba, I. B. (2009). Ilmu Kebidanan, penyakit Kandungan, dan Keluarga Berencana untuk
Pendidikan Bidan.Jakarta : EGC.
Suririnah. (2009). Buku Pintar Kesehatan Kehamilan dan Persalinan. Jakarta : PT. Gramedia
Pustaka Utama