Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Tugas SMF Ilmu Kesehatan Masyarakat
Program Pendidikan Profesi Dokter Fakultas Kedokteran
Universitas Islam Bandung
Dususun oleh:
Alifa Nisrina Fauziah (12100118632)
Ayu Restu Azizah (12100118595)
Farhan Erba Zain (12100118596)
Firdausy Ayunda Rahman (12100118662)
Kiki Tazkiyatun Nafsi Bestari (12100118517)
Muhammad Alguthfani (12100118547)
Mutia Rahmah H.S (12100118613)
Nurul Khairunnisa (12100118688)
Yulienphi Nesica Paquita (12100118634)
Preseptor:
Siska Nia Irasanti, drg., MM.
Dadan Permana, dr.
Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
Dr. dr. Nanan Sekawarna, Sp.A(K), MARS selaku Dekan Fakultas Kedokteran
UNISBA, Budiman, dr., M.K.M, selaku kepala bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat,
Siska Nia Irasanti, drg., MM. selaku preseptor bagian, Dadan Permana, dr. selaku
Bandung, dan seluruh staff Puskesmas Majalaya yang telah membantu yang tidak
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa laporan ini masih jauh dari kata
kemampuan yang penulis miliki. Oleh karena itu, dengan segala kerendahan hati
penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari semua
Kelompok 16
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ................................................................................................. 2
DAFTAR GRAFIK.................................................................................................... 13
1.2 Desa, Luas Wilayah, Jumlah RT, Jumlah RW Puskesmas Majalaya Tahun 2019.
.................................................................................................................... 4
2019............................................................................................................. 6
2019............................................................................................................. 7
2019.............................................................................................................. 8
1.8 Jumlah Kematian Bayi dan Balita Puskesmas Majalaya Tahun 2017-
2019.............................................................................................................. 12
2019.............................................................................................................. 12
2019................................................................................................................22
1.18 Sarana Pelayanan Milik Swasta di Wilayah Kerja Puskesmas Majalaya Tahun
2019.................................................................................................................23
Tahun 2020.......................................................................................................25
2020.................................................................................................................36
2020.................................................................................................................37
2020.................................................................................................................37
2020.................................................................................................................39
2020.................................................................................................................40
1.38Cakupan Surveilans Kasus Balita Gizi Sangat Kurus (BB/TB) yang mendapat
Tahun 2020.......................................................................................................47
1.40Cakupan Surveilans Bayi usia kurang dari 6 bulan yang mendapat ASI Ekslusif di
1.43Cakupan Surveilans Bayi baru lahir yang mendapat IMD di Puskesmas Majalaya
Tahun 2020........................................................................................................51
1.44Cakupan Surveilans Bayi dengan Berat Badan Lahir Rendah (<2.500 gram) di
1.48Cakupan Surveilans Balita yang ditimbang tidak naik berat badannya dua kali
2020................................................................................................................57
2020................................................................................................................58
1.72Jumlah Lansia yang Dibina di Wilayah Kerja Puskesmas Majalaya Bulan Januari-
Kerja Puskesmas Majalaya Bulan Januari sampai dengan Juni Tahun 2020.......82
1.78Cakupan Upaya Kesehatan Kerja diduga PAK pada Pekerja di Wilayah Kerja
1.79Cakupan Upaya Kesehatan Kerja Pos UKK yang dibina di Wilayah Kerja
1.80Pelayanan Kesehatan Gigi dan Mulut Pada Anak SD/MI Menurut Jenis
Kelamin............................................................................................................85
1.81Hasil Pencapaian Kegiatan Gigi dan Mulut SD/MI di Wilayah Kerja Puskesmas
2020.................................................................................................................93
2020..................................................................................................................95
2020. ................................................................................................................95
2.1 Nilai Kesenjangan (K) dan Skor (S) tiap Desa Puskesmas Majalaya Tahun
2020.................................................................................................................99
1.1. Cakupan Status Gizi Balita di Wilayah Kerja Puskesmas Majalaya Tahun
2019.......................................................................................................................14
DAFTAR SINGKATAN
BB : Berat Badan
K1 : Kunjungan Neonatal ke – 1
KK : Kepala Keluarga
MI : Madrasah Ibtidaiyah
RW : Rukun Warga
SD : Sekolah Dasar
TB : Tinggi Badan
TU : Tata Usaha
BAB I
tengah kota tepatnya di Jalan Stasion No. 03 Majalaya Telepon (022) 5951703
(TTP).
Puskesmas Majalaya dekat dengan terminal dan pasar, serta dapat dilewati
oleh kendaraan umum dari beberapa jurusan sehingga dapat dikatakan berlokasi
1. Majalaya 0,4 2 3
2. Majasetra 1,4 3 5
3. Bojong 2,4 6 8
4. Padaulun 3,7 8 10
5. Biru 4,7 12 16
desa terjauh dari jangkauan fasilitas kesehatan Puskesmas Majalaya. Hal ini
12.247,64 Km2 dengan lima desa binaan yaitu Majalaya, Majasetra, Bojong,
Tabel 1.2 Desa, Luas Wilayah, Jumlah RT, Jumlah RW Puskesmas Majalaya
Tahun 2019
Desa Luas Wilayah Jumlah RT Jumlah RW
Berdasarkan tabel 1.2 desa yang memiliki luas wilayah yang paling
besar adalah Desa Biru dengan luas wilayah 4.352,42 km2, jumlah RT di wilayah
1.1.1.5. Kependudukan
-*./$ℎ #"'%*%*+
!"#$%$&$' )"'%*%*+ =
1*$2 34/$5$ℎ (!.! )
jumlah penduduk, kepala rumah tangga/kepala keluarga per desa, jumlah kk dan
Miskin
tidak padat. Pada aspek sosial ekonomi, Desa Bojong dan Majalaya memiliki
proporsi KK miskin yang lebih tinggi dibanding desa lainnya yaitu sebesar
6
45% dan 43%, hal ini dapat beresiko munculnya masalah kesehatan akibat
ekonomi yang masih rendah seperti gizi kurang karena kemampuan untuk
jenis kelamin terdiri dari laki-laki sebanyak 36.027 jiwa dan perempuan 34.547
jiwa.
7
kelompok umur didominasi oleh penduduk kelompok umur 15-64 tahun yaitu
yang lebih mudah terkena berbagai masalah kesehatan dan mereka inilah yang
kesehatan.
Berdasarkan tabel 1.5 jumlah penduduk rentan sebanyak 18.531 dari total
munculnya masalah kesehatan seperti gizi kurang, gizi buruk/stunting pada balita,
penyakit infeksi atau menular seperti TBC, penyakit tidak menular seperti
indikator mortalitas dan morbiditas. Angka mortalitas dapat dilihat dari Angka
Kematian Bayi (AKB), Angka Kematian Balita (AKABA) dan Angka Kematian
Ibu (AKI). Sedangkan angka morbiditas dilihat dari angka kesakitan beberapa
Angka kematian bayi adalah banyaknya kematian bayi di bawah satu tahun,
per 1000 kelahiran hidup per satu tahun tertentu. Sedangkan Angka kematian
balita adalah jumlah kematian anak berusia 0-4 tahun selama satu tahu tertentu
per 1000 anak umur yang sama pada pertengahan tahun itu. Hasil Survei
Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2017 AKB 24 per 1.000
kelahiran hidup, dan AKABA 32 per 1.000 kelahiran hidup. AKABA telah
25/1.000 kelahiran hidup dan diharapkan AKB juga dapat mencapai target yaitu
12/1.000 kelahiran hidup. Angka kematian bayi dan balita menjadi indikator
- # : konstanta (1000)
"($%& ()*)
AKABA(0-5 tahun) = $($%& ()*)
×+
- D(0-5 thn) : jumlah kematian anak berusia 0-5 tahun (belum tepat 5 tahun)
di daerah tertentu
- k : konstanta (1000)
Tabel 1.8 Jumlah Kematian Bayi dan Balita Puskesmas Majalaya Tahun
2017-2019
Jumlah
Jumlah Jumlah Jumlah
Tahun Lahir Lahir Lahir Hidup
Bayi Mati Balita Balita Mati
Hidup Mati + Lahir Mati
Berdasarkan tabel 1.8 pada tahun 2019 diketahui total kematian bayi di
disebabkan oleh asfiksia, BBLR, IUFD, Gastroschizis dan demam. Oleh karena
11
itu harus ada upaya untuk meningkatkan pengetahuan dan kesadaran masyarakat
terutama ibu hamil yaitu agar berpartisipasi dalam kegiatan kelas ibu hamil dan
pemeriksaan ANC (Ante Natal Care) terpadu. Upaya petugas kesehatan dalam
semua sebab yang terkait dengan atau diperberat oleh kehamilan atau
Indonesia turun menjadi 131 per 100.000 kelahiran hidup. Kematian ibu menjadi
- Jumlah perempuan umur 15-49 tahun disebut juga “person years lived
Tabel 1.9 Jumlah Kematian Ibu Maternal Puskesmas Majalaya Tahun 2015-
2019
Jumlah Jumlah Kematian Ibu Maternal
2015 1.168 5 - - 5
2016 1.180 2 - 1 3
2017 1.360 2 - 1 3
2018 1.360 2 - - 2
2019 1.561 - - 1 1
Berdasarkan Tabel 1.9 pada tahun 2015 jumlah kematian ibu hamil adalah
5 orang, hal itu terjadi pada kasus menderita penyakit kronis, hipertensi,
perdarahan, dan riwayat obstetrik buruk pada ibu hamil. Pada tahun 2016
jumlah kematian ibu hamil adalah 2 orang, hal itu terjadi pada kasus riwayat
13
obstetrik buruk dan usia ibu kurang dari 20 tahun pada ibu hamil, jumlah
kematian ibu maternal adalah 1 orang hal itu terjadi pada kasus ibu melahirkan
yang ditolong oleh paraji. Pada tahun 2017 jumlah kematian ibu hamil adalah
2 orang, hal itu terjadi pada kasus riwayat obstetrik buruk dan usia ibu kurang
dari 20 tahun pada ibu hamil, jumlah kematian ibu maternal adalah 1 orang hal
itu terjadi pada kasus ibu melahirkan yang ditolong oleh paraji. Pada tahun
2018 jumlah kematian ibu hamil adalah 2 orang, hal itu terjadi pada kasus usia
ibu hamil kurang dari 20 tahun. Pada tahun 2019 jumlah kematian ibu
maternal adalah 1 orang, hal itu terjadi pada kasus kematian ibu nifas dari
Desa Biru yang diakibatkan oleh PEB, Hepatitis B dan atonia uteri.
C. Status Gizi
asupan zat gizi dari makanan dengan kebutuhan zat gizi yang diperlukan untuk
metabolisme tubuh.
(WHO, 2005) yang telah ditetapkan pada Keputusan Menteri Kesehatan Nomor
Anak. Menurut standar tersebut, status gizi balita dapat diukur berdasarkan tiga
indeks, yaitu berat badan menurut umur (BB/U), tinggi badan menurut umur
tahun 2020:
- Normal : ≥ -2 SD
- Gemuk : >+2 SD
buruk dan gizi kurang. Stunting atau pendek merupakan gabungan sangat
pendek dan pendek. Wasting atau kurus merupakan gabungan sangat kurus dan
3499
2468
2 1 23 8 67 43
Berdasarkan grafik 1.1 dapat diketahui bahwa ada 2 balita sangat kurus
dengan keadaan ekonomi gakin, 1 balita sangat kurus dengan keadaan non gakin,
23 balita kurus dengan ekonomi gakin, 8 balita kurus dengan ekonomi non gakin.
Akreditasi Madya
Jumlah Puskesmas 1
Pembantu
Jumlah Poskesdes 1
Jumlah Polindes 4
16
Jumlah Posyandu 86
Non Rawat Inap dapat dilihat pada tabel 1.11 di bawah ini:
Dokter Umum 1
Dokter Gigi 1
Keperawatan 5
Kebinanan 4
Kefarmasian 1
Tenaga Laboratorium 1
Kesehatan Masyarakat 2
Kesehatan Lingkungan 1
Gizi 1
Tenaga Administrasi 3
Pekarya 2
TOTAL 22
17
Doter Umum 1 1 2
Dokter Gigi 1 - 1
Perawat 3 3 6
Perawat Gigi 3 - 3
Bidan 11 3 14
Sanitarian - 1 1
Epidemiologi - 1 1
Petugas Gizi 1 - 1
Analis Kesehatan 1 1 2
Apoteker - 1 1
Asiisten Apoteker 1 1 2
Ners 1 - 1
Rekam Medik - 2 2
Promkes - 1 1
Jumlah 38
Ka TU 1 - 1
Administrasi/TU 5 2 7
Admin Keuangan - 1 1
18
Supir - 2 2
Satpam - 2 2
Admin BOK - 1 1
Petugas Kebersihan - 2 2
Jumlah 16
Total sumber daya manusia di Puskesmas Majalaya adalah 56 orang dan sudah
(non rawat inap), dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsinya terutama
pada sektor non agraris, terutama industri, perdagangan dan jasa, memiliki
fasilitas perkotaan antara lain sekolah radius 2,5 km, pasar radius 2 km, rumah
sakit radius kurang dari 5 km, bioskop atau hotel, lebih dari 90% rumah tangga
memiliki listrik dan/atau terdapat akses jalan raya dan transportasi menuju
fasilitas perkotaan.
19
Pustu 1 Bojong √
Majasetra,
Bojong,
Polindes 4 √
Padaulun,
Biru
Poskesdes 1 Padaulun √
bangunan dalam kondisi baik atau tidak mengalami kerusakan, rusak ringan
atau jaringan Puskesmas Majalaya yaitu Pustu dalam kondisi rusak berat,
a. Pendapatan Puskesmas
kesehatan Puskesmas Majalaya tahun 2019 paling besar adalah dari Retribusi
b. Belanja Puskesmas
Sumber
Jumlah Realisasi Persen (%)
Biaya
APBN - - -
balita.
terbesar tahun 2019 adalah dari APBD yaitu Rp. 3.588.555.390,- dengan
realisasi 100%.
c. Sarana Transportasi
kendaraan masih dalam keadaan utuh dan berfungsi dengan baik, masih dalam
baik apabila kendaraan tersebut masih dalam keadaan utuh tapi kurang
ringan dan tidak memerlukan penggantian bagian utama, kondisi rusak berat
23
apabila kendaraan tersebut tidak utuh dan tidak berfungsi lagi atau
keliling dalam kondisi baik, dan kendaraan sepeda motor dalam keadaan rusak
berat.
2. Apotek 8 Berizin
mempunyai izin.
24
Salah satu tonggak promosi kesehatan adalah Deklarasi Jakarta, yang lahir dari
promosi kesehatan adalah investasi utama yang memberikan dampak pada determinan
kesehatan memberikan hasil positif yang berbeda dibandingkan upaya lain dalam
diperbarui oleh WHO adalah pemberdayaan rakyat (individu dan masyarakat) yang
kesehatan, baik yang berasal dari Ottawa Charter, maupun modifikasinya dari WHO
keluaraga
sekolah
Penyuluhan PHBS di 11 10 90 45 45
fasilitas kesehatan
Komunikasi interpersonal
Penyuluhan kelompok
gedung puskesmas
Pembinaan PHBS di
( puskesmas dan
jaringannya : puskesmas
pembantu, polindes,
poskesdes)
Pemberdayaan individu /
kunjungan rumah
tempat kerja
Cakupan Pembinaan
Pemberdayaan Masyarakat
Siaga Aktif
Cakupan Pembinaan
Mandiri (Presentase
mandiri)
Advokasi Puskesmas
Desa/Kelurahan, Camat
Orientasi Promosi
27
Kader
menyebarluasan 5 3 60 50 10
informasi)
Pendampingan
endapat pendampingan
kegiatan pemberdayaan
presentase (%) Posyandu strata Purnama dan Mandiri (Presentase Posyandu yang ada
di wilayah kerja Puskesmas Strata Purnama dan mandiri) yang memiliki kesenjangan
Orientasi Promosi Kesehatan (Promkes) bagi Kader yang memiliki kenjangan sebesar
-20%.
28
mewujudkan kualitas lingkungan yang sehat, baik fisik, kimia, biologi, maupun sosial
lingkungan yang sehat tersebut melalui upaya pencegahan penyakit dan atau
1. Jamban sehat
Air bersih adalah air yang digunakan untuk keperluan sehari-hari, seperti minum
atau masak serta mandi atau cuci. Air yang dipergunakan untuk keperluan sehari-hari
yang dalam penggunaannya harus dimasak dahulu (masak dan minum). Persyaratan
fisik air bersih : jernih, tidak berbau dan tidak berasa. Persyaratan bakteriologis : tidak
mengandung E. Coli.
29
Air bersih dapat diperoleh dari sarana air berupa sarana air bersih berupa:
nonperpipaan seperti sumur gali (SGL), sumur pompa tangan (SPT), sarana air bersih
perpipaan (seperti: keran umum, hidran umum, terminal air), penampungan mata air
Tabel 1.20 Cakupan Akses Air Bersih di Wilayah Kerja Puskesmas Majalaya
Periode Januari-Juni Tahun 2020
Desa Jumlah Jumlah Cakupan Target Kesenjangan
Berdasarkan Tabel 1.20 akses air bersih diwilayah kerja puskesmas Majalaya
periode Januari-Juni 2020 diketahui nilai kesenjangan tertinggi yaitu di desa Bojong
yaitu (-14%) dan yang hampir memenuhi targer adalah desa Padulan dengan selisih (-
5%).
jamban untuk 5 orang). Jamban sehat adalah fasilitas pembuangan tinja dan
menggunakan septic tank dengan sarana air bersih. Jamban terdiri dari 3 bagian:
rumah jamban, lubang jamban dan tempat penampungan tinja yang disebut septic
tank. Kriteria jamban sehat: ruangan cukup leluasa untuk bergerak, pencahayaan dan
30
ventilasi cukup, lantai tidak licin, tidak menjadi sarang serangga, septi tank sekurang-
Sehat
2020 diketahui kepemilikan jamban sehat yang memiliki nilai kesenjangan tertinggi
yaitu di desa Majalaya yaitu (-10,71%) dan yang sudah melebihi target di desa Bojong
Tempat umum adalah suatu bangunan atau tempat yang dipergunakan untuk
sarana pelayanan umum. Suatu tempat yang dimanfaatkan oleh masyarakat umum
seperti: hotel, terminal, pasar, rumah sakit, pertokoan, depot air minum isi ulang,
tempat wisata, kolam renang, tempat ibadah, dan restoran. Tempat umum yang
Majalaya periode Januari-Juni 2020 dengan kesenjangan paling tinggi adalah desa
masyarakat umum seperti : pengrajin makanan, jasaboga, pembuat kue. TPM yang
memenuhi syarat: terpenuhinya sanitasi dasar (seperti : air, jamban, limbah, sampah),
Majalaya periode Januari-Juni 2020 dengan kesenjangan paling tinggi adalah desa
metode pemicuan. Program STBM juga memiliki indikator outcome dan output.
berbasis lingkungan lainnya yang berkaitan dengan sanitasi dan perilaku. indikator
- Setiap individu memiliki akses terhadap searana sanitasi dasar sehingga dapat
mewujudkan komunitas yang bebas dari buang air besar sembarangan (SBS)
- Setiap rumah tangga telah menerapkan pengelolaan air minum dan makanan yang
- Setiap rumah tangga dan sarana pelayanan umum dalam suatu komunitas (contoh
sekolah, kantor, dan lain-lain) memiliki fasilitas cuci tangan sehingga semua
Desa
Desa Desa Cakupan Target Kesenjangan
Desa Melaksanakan
STBM SBS (%) (%) (%)
STBM
agar desa yang ada di wilayah kerja Puskesmas Majalaya menjadi Desa STBM.
fasilitator STBM, pemicuan dan monitoring STBM, namun belum ada desa yang
Program Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) dan Keluarga Berencana (KB) yaitu
program yang bertujuan untuk memberikan pelayanan kepada pasangan usia subur
untuk berKB, pelayanan ibu hamil, bersalin dan nifas serta pelayanan bayi dan balita.
Kunjungan ibu hamil adalah kontak ibu hamil dengan tenaga Kesehatan untuk
diartikan sebagi setiap kontak ke tenaga Kesehatan (di posyandu, pondok bersalin
desa, kunjungan rumah) dengan ibu hamil. Kunjungan baru ibu hamil (K1) adalah
kunjungan ibu yang pertama kali pada masa kehamilan, untuk mendapatkan
Pada tabel 1.25 diketahui bahwa kunjungan ibu hamil K1 di wilayah kerja
Cakupan kunjungan Ibu Hamil K-4 adalah cakupan ibu hamil yang telah
memperoleh pelayanan antenatal sesuai dengan standart minimal empat kali selama
Pada tabel di atas diketahui bahwa kunjungan ibu hamil K4 diwilayah kerja
Puskesmas Majalaya pada Tahun 2020 di seluruh desa sudah mencapai target.
kerja Puskesmas Majalaya pada Tahun 2020 di desa Padaulun, Biru, Majalaya,
kebidanan di satu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu yang mendapat
penanganan definitif sesuai dengan standar oleh tenaga kesehatan terlatih pada
Pada tabel di atas diketahui bahwa pelayanan nifas diwilayah kerja Puskesmas
Cakupan pelayanan nifas adalah Pelayanan kepada ibu dan neonatal pada masa 6
Tahun 2020
Pada tabel di atas diketahui bahwa pelayanan nifas diwilayah kerja Puskesmas
KN 1
KN LENGKAP
Pada tabel di atas diketahui bahwa pelayanan nifas diwilayah kerja Puskesmas
komplikasi di wilayah kerja puskesmas pada kurun waktu tertentu yang ditangani
sesuai dengan standar oleh tenaga kesehatan terlatih di sarana pelayanan kesehatan.
Pada tabel di atas diketahui bahwa cakupan neonatus dengan komplikasi yang
ditangani di wilayah kerja Puskesmas Majalaya pada Tahun 2020, desa yang
memiliki cakupan neonatus dengan komplikasi paling tinggi adalah desa Padaulun
sebesar 82,5% .
Cakupan pelayanan anak balita adalah anak balita (12 – 59 bulan) yang
Dari tabel di atas didapatkan bahwa cakupan pelayanan anak balita terendah
dengan jumlah pasangan usia subur (PUS) di wilayah kerja Puskesmas dalam kurun
2020
Puskesmas Majalaya pada Tahun 2020 di seluruh desa sudah mencapai target.
41
Tabel 1.35 Cakupan Balita yang Mendapat Kapsul Vitamin A di Wilayah Kerja Puskesmas Majalaya Bulan Februari Tahun
2020
Berdasarkan tabel diatas, Cakupan balita yang mendapat kapsul Vitamin A di Wilayah Kerja Puskesmas Majalaya Bulan
Februari Tahun 2020, diketahui bahwa rata-rata jumlah balita (6-11 bulan) yang memperoleh vitamin A sebesar 50% dan rata-rata
jumlah balita (1-4 tahun) yang memperoleh vitamin A sebesar 49.92%. Cakupan yang paling besar pada balita (6-11 bulan) yang
42
memperoleh vitamin A sebesar 50% pada semua desa dan cakupan paling besar pada balita (1-4 tahun) yang memperoleh vitamin A
terjadi di empat desa sebesar 50% kecuali di Desa Bojong sebesar 49.6%. Tidak ada kesenjangan pada data di atas.
Tabel 1.36 Cakupan Ibu hamil yang Mendapat Kapsul Fe di Wilayah Kerja Puskesmas Majalaya Bulan April Tahun 2020
No Desa Jumlah Jumlah Ibu Hamil Yang Mendapat Tablet Fe Pada Pemberian Ke:
Proyeksi I III
Hamil
Berdasarkan tabel diatas Cakupan Ibu hamil yang mendapat kapsul Fe di Wilayah Kerja Puskesmas Majalaya Bulan Januari
Tahun 2020, diketahui bahwa rata-rata cakupan jumlah ibu hamil yang memperoleh kapsul Fe I 24.2% dan jumlah ibu hamil yang
memperoleh kapsul Fe III 23%. Cakupan terbesar pada pemberian Fe I terjadi di Desa Majasetra, Padaulun, dan Biru sebesar 25% dan
Fe III terjadi di Desa Padaulun dan Biru sebesar 24%. Cakupan terkecil pada pemberian Fe I terjadi di Desa Bojong sebesar 22% dan
pemberian Fe III terjadi di Desa Bojong sebesar 21%. Kesenjangan terbesar terjadi di Desa Bojong sebesar -29%.
44
Tabel 1.37 Cakupan Ibu bersalin yang mendapat Vitamin A di Wilayah Kerja Puskesmas Majalaya Bulan Januari – Juni
Tahun 2020
Proyeksi
% %
Berdasarkan tabel diatas, Cakupan Ibu bersalin yang mendapat Vitamin A di Wilayah Kerja Puskesmas Majalaya
Bulan Januari-Juni Tahun 2020, diketahui bahwa rata-rata cakupan jumlah ibu bersalin yang memperoleh Vitamin A 20.1%.
Cakupan terbesar ibu bersalin yang memperoleh Vitamin A di Desa Padaulun sebesar 21.1%. Cakupan terkecil ibu bersalin yang
memperoleh Vitamin A di Desa Bojong sebesar 18.1%. Kesenjangan terbesar terjadi di Desa Bojong sebesar -32.
46
Tabel 1.38 Cakupan Surveilans Kasus Balita Gizi Sangat Kurus (BB/TB) yang mendapat perawatan di Puskesmas Majalaya
Tahun 2020
No. Kasus Balita Gizi Sangat Kurus (BB/TB) yang mendapat perawatan
% %
2. Februari 0 0 0 0 47.5 -
4. April 0 0 0 0 47.5 -
6. Juni 0 0 0 0 47.5 -
Berdasarkan Cakupan Surveilans Kasus Balita Gizi Sangat Kurus (BB/TB) yang mendapat perawatan di Wilayah Kerja
Puskesmas Majalaya memiliki kesenjangan terbesar di Bulan Januari, Maret, dan Mei.
47
Tabel 1.39 Cakupan Surveilans Bayi yang ditimbang berat badannya di Puskesmas Majalaya Tahun 2020
4. April 0 0 7658 0 45 -
5. Mei 0 0 7658 0 45 -
6. Juni 0 0 7658 0 45 -
Berdasarkan Cakupan Surveilans Bayi yang ditimbang berat badannya di Wilayah Kerja Puskesmas Majalaya memiliki
Tabel 1.40 Cakupan Surveilans Bayi usia kurang dari 6 bulan yang mendapat ASI Ekslusif di Puskesmas Majalaya
Tahun 2020
No. Bayi usia kurang dari 6 bulan yang mendapat ASI Ekslusif
4. April 0 0 173 0 50 -
5. Mei 0 39 212 0 50 -
6. Juni 0 0 212 0 50 -
Berdasarkan Cakupan Surveilans Bayi usia kurang dari 6 bulan yang mendapat ASI Ekslusif di Wilayah Kerja Puskesmas
Tabel 1.41 Cakupan Surveilans Ibu hamil KEK yang mendapat makanan tambahan di Puskesmas Majalaya Tahun 2020
1. Januari 18 18 18 50 50 -
4. April 1 1 36 50 50 -
5. Mei 2 2 38 50 50 -
6. Juni 1 1 40 50 50 -
Berdasarkan Cakupan Surveilans Ibu hamil dengan Kurang Energi Kronis (KEK) yang mendapat PMT di desa Majalaya tidak
memiki kesenjangan. Kurang energi kronis disebabkan karena kekurangan asupan makanan dalam waktu lama. Pada ibu hamil, KEK
terjadi pada wanita usia subur yang berkelanjutan (remaja sampai masa kehamilan). Pada ibu hamil, KEK diakibatkan kurangnya asupan
50
protein dan zat mikro seperti Vit.A, Vit.D, asam folat, zat besi kalsium dan iodium serta zat mikro lain. Pengukuran KEK pada ibu hamil
yaitu dari pengukuran lingkar lengan atasnya (LiLA) menggunakan pita LiLA dengan hasil ukur kurang dari 23,5cm.
Tabel 1.42 Cakupan Surveilans Balita yang mendapat makanan tambahan di Puskesmas Majalaya Tahun 2020
2. Februari 0 0 2 0 47.5 -
4. April 0 0 3 0 47.5 -
6. Juni 0 0 5 0 47.5 -
Berdasarkan Cakupan Surveilans Balita yang mendapat makanan tambahan di Wilayah Kerja Puskesmas Majalaya tidak
memiliki kesenjangan.
51
Tabel 1.43 Cakupan Surveilans Bayi baru lahir yang mendapat IMD di Puskesmas Majalaya Tahun 2020
1. Januari 53 53 53 50 50 -
2. Februari 54 54 107 50 50 -
3. Maret 67 67 174 50 50 -
4. April 64 64 238 50 50 -
5. Mei 67 67 305 50 50 -
6. Juni 59 59 364 50 50 -
Berdasarkan Cakupan Surveilans Bayi baru lahir yang mendapat IMD di Wilayah Kerja Puskesmas Majalaya tidak memiliki
kesenjangan.
52
Tabel 1.44 Cakupan Surveilans Bayi dengan Berat Badan Lahir Rendah (<2.500 gram) di Puskesmas Majalaya Tahun 2020
1. Januari 53 0 0 0 <0,6% -
3. Maret 67 0 1 0 <0,6% -
4. April 64 0 1 0 <0,6% -
5. Mei 67 0 1 0 <0,6% -
6. Juni 59 0 1 0 <0,6% -
Berdasarkan Cakupan Surveilans Bayi dengan Berat Badan Lahir Rendah (<2.500 gram) di Wilayah Kerja Puskesmas Majalaya
Tabel 1.45 Cakupan Surveilans Balita yang mempunyai Buku KIA/KMS di Puskesmas Majalaya Tahun 2020
Berdasarkan Cakupan Surveilans Balita yang mempunyai Buku KIA/KMS di Wilayah Kerja Puskesmas Majalaya tidak memiliki
kesenjangan.
54
Tabel 1.46 Cakupan Surveilans Balita yang ditimbang naik berat badannya di Puskesmas Majalaya Tahun 2020
Berdasarkan Cakupan Surveilans Balita yang ditimbang naik berat badannya di Wilayah Kerja Puskesmas Majalaya memiliki
Tabel 1.47 Cakupan Surveilans Balita yang ditimbang tidak naik berat badannya di Puskesmas Majalaya Tahun 2020
Berdasarkan Cakupan Surveilans Balita yang ditimbang tidak naik berat badannya di Wilayah Kerja Puskesmas Majalaya
Tabel 1.48 Cakupan Surveilans Balita yang ditimbang tidak naik berat badannya dua kali berturut-turut di Puskesmas
No. Balita yang ditimbang tidak naik berat badannya dua kali berturut-turut
4. April 0 0 84 0 47.5 -
5. Mei 0 0 84 0 47.5 -
6. Juni 0 0 84 0 47.5 -
Berdasarkan Cakupan Surveilans Balita yang ditimbang tidak naik berat badannya dua kali berturut-turut di Wilayah Kerja
Tabel 1.49 Cakupan Surveilans Balita Dibawah Garis Merah di Puskesmas Majalaya Tahun 2020
4. April 0 0 51 0 47.5 -
5. Mei 0 2 57 0 47.5 -
6. Juni 0 0 57 0 47.5 -
Cakupan Surveilans Balita yang ditimbang tidak naik berat badannya dua kali berturut-turut di Wilayah Kerja Puskesmas
Tabel 1.50 Cakupan Surveilans Ibu Hamil Anemia di Puskesmas Majalaya Tahun 2020
Berdasarkan Cakupan Surveilans Ibu hamil anemia pada desa Majalaya memiliki kesenjangan paling tinggi pada Bulan Mei dan
Jni. Kesenjangan yang tinggi ini berkaitan dengan asupan Fe yang rendah sebagai salah satu faktor penyulit pada saat kehamilan,
A. Program TB
pemeriksaan dahak sewaktu - pagi - sewaktu (SPS) dan diobati di unit pelayanan
gejala klinik mendukung TB (dulu disebut suspek TB). Penderita TB diobati adalah
pemberian pengobatan pada pasien baru TB BTA positipdengan OAT selama 6 bulan.
Cakupan Penemuan Pasien baru TB BTA Positif adalah angka Penemuan Pasien
baru TB BTA pasitif atau Case Detection Rate (CDR) adalah persentase jumlah
penderita baru TB BTA positif yang ditemukan dibandingkan dengan jumlah perkiraan
kasus baru TB BTA positif dalam wilayah kerja Puskesmas dalam kurun waktu 1 tahun.
Presentase cakupan penemuan pasien baru TB BTA Positif di Puskesmas Majalaya dari
bulan Januari hingga Juni tahun 2020 yaitu jumlah pasien baru TB BTA Positif dibagi
sasaran dalam 6 bulan. Target berasal dari Penilaian Kinerja Puskesmas Provinsi Jawa
Tb Paru
No Desa Suspek
BTA (+) %
1. Majalaya 15 6 40,00%
2. Majasetra 11 5 45,45%
3. Bojong 19 11 57,89%
4. Padaulun 12 7 58,33%
5. Biru 11 9 81,82%
Jumlah 68 38
Berdasarkan tabel diatas, Desa Bojong memiliki penemuan tertinggi dari 19 suspek
yang BTA (+) terdapat 11 orang dan Desa Majasetra memiliki penemuan terendah dari 11
suspek yang BTA (+) terdapat 5 orang. Sedangkan Desa Biru memiliki persentase yang
tertinggi sebesar 81,82% dengan suspek 11 orang dan yang BTA (+) 9 orang. Desa
Majalaya memiliki persentase yang terendah sebesar 40% dengan suspek 15 orang dan
b. Cakupan Penemuan Penderita Tb Paru Baru dengan BTA (+) dan Suspek Tb
puskesmas. Sasaran pada kasus suspek TB sebanyak 431 kasus, sedangkan pada TB
Paru BTA (+) sebanyak 80 kasus. Pencapaian pasien terduga TB sebanyak 68 kasus
dan pasien TB paru dengan BTA (+) sebanyak 38 pasien. Cakupan pasien terduga
TB dibawah target sedangkan pasien TB paru BTA (+) telah target yang telah
Paru BTA (+) Puskesmas Majalaya Bulan Januari – Juni Tahun 2020
Jumlah 38 32
didapatkan hasil pasien dengan kasus TB yang diobati secara tuntas terbesar ada
pada Desa Majasetra dan seluruh desa telah mencapai target yang telah ditetapkan.
62
Status Kejadian Luar Biasa diatur oleh Peraturan Kementerian Kesehatan RI No.
meningkatnya kejadian kesakitan dan atau kematian yang bermakna secara epidemiologis
Mengalami KLB
09
07, 15
Flaccid 05
Paralysis)
COVID-19 - - -
Dari Tabel 1.54 pada tahun 2020 terjadi bencana banjir bandang di wilayah kerja
Puskesmas Majalaya yaitu di Desa Bojong sebanyak dua kali, Desa Biru dan Desa Majalaya
sebanyak satu kali, tidak ada korban luka ataupun meninggal dari kejadian tersebut, dan
C. Program Pneumonia
Majalaya dari bulan Januari hingga Juni tahun 2020 yaitu jumlah pasien baru pneumonia
dibagi sasaran dalam 6 bulan. Target berasal dari Penilaian Kinerja Puskesmas Provinsi
Target
No. Desa Sasaran Capaian Cakupan Kesenjangan
(%)
Jumlah 393 17
2020
Dilihat dari tabel diatas Puskesmas Majalaya bulan Januari – Juni tahun
2020, pada pencapaian cakupan penemuan Pneumonia Balta, tidak terdapat Desa
D. Program HIV/AIDS
dengan pelayanan IMS (Infeksi Menular Seksual), Pemeriksaan KTS (Konseling tes
HIV secara sukarela) yang dilakukan pada klien-konselor, perilaku berisiko (LSL, PSK),
sedangkan untuk TIPK (tes HIV atas inisiasi Petugas Kesehatan) dilakukan berdasarkan
indikasi yang ditentukan oleh tenaga kesehatan, biasanya dilakukan pada semua pasien
dengan Tb, pasien dengan IMS, ibu hamil. Capaian kinerja Pemerintah Daerah
Puskesmas Majalaya dari bulan Januari hingga Juni tahun 2020 yaitu jumlah pasien
yang telah diskrining HIV dibagi sasaran dalam 6 bulan. Target berasal dari Penilaian
Kinerja Puskesmas Provinsi Jawa Barat yaitu 100% dibagi target dalam 6 bulan.
a. Cakupan skrining dan Hasil Positif HIV Puskesmas Majalaya Bulan Januari –
Tabel 1.56 Cakupan Skrining dan Hasil Positif HIV Puskesmas Majalaya
HIV
Skrining
1. TIPK 535 1
2. KTS 98 5
3. Pasien IMS 45 0
Jumlah 678 6
65
Berdasarkan tabel diatas, hasil skrining kasus HIV dan AIDS di Puskesmas
Majalaya periode Januari hingga Juni 2020. Total pelaksaan skrining HIV/AIDS
program TIPK sebanyak 535 orang, program KTS sebanyak 98 orang, dan pada
pasien IMS sebanyak 45 orang dengan total orang yang positif HIV sebanyak 6
orang. Berdasarkan pogram skrining KTS yang terbanyak menemukan orang positif
b. Cakupan penemuan kasus HIV dan AIDS pada program TIPK Puskesmas
Target HIV
Program Sasaran Capaian Cakupan Kesenjangan
(%) (+)
Berdasarkan tabel diatas, penemuan kasus HIV dan AIDS pada program TIPK
di Puskesmas Majalaya Bulan Januari – Juni Tahun 2020 telah mencapai target.
c. Cakupan penemuan kasus HIV dan AIDS pada program KTS Puskesmas
Target HIV
Program Sasaran Capaian Cakupan Kesenjangan
(%) (+)
Berdasarkan tabel diatas, penemuan kasus HIV dan AIDS pada program KTS
di Puskesmas Majalaya Bulan Januari – Juni Tahun 2020 telah mencapai target.
E. Program Diare
Diare adalah buang air besar lembek/cair bahkan dapat berupa air saja yang
frekuensinya lebih sering dari biasanya. Penatalaksanaan kasus diare adalah dengan
pemberian ORALIT/LROA dan Zinc selama 10 hari yang diberikan di Puskesmas dan
Perkiraan jumlah penderita diare yang datang ke sarana kesehatan dan kader
adalah 10% dari angka kesakitan x jumlah penduduk di wilayah kerja Puskesmas
Majalaya dalam kurun waktu satu tahun. Pengambilan data kasus diare di Puskesmas
Majalaya pada semua usia di dapatkan dari Poli umum dan poli lansia dan kader di
wilayah yang di tugaskan oleh puskesmas. Sedangkan kasus pada balita di dapatkan dari
Cakupan penemuan penderita diare adalah jumlah penderita yang datang dan
dilayani di Sarana Kesehatan dan Kader di wilayah kerja Puskesmas Majalaya dalam
kurun waktu satu tahun. Presentase cakupan penemuan penderita Diare di Puskesmas
Majalaya dari bulan Januari hingga Juni tahun 2020 yaitu jumlah penderita diare balita
yang ditangani dibagi sasaran dalam 10 bulan. Target berasal dari Penilaian Kinerja
Puskesmas Provinsi Jawa Barat yaitu 75% dibagi target dalam 6 bulan.
67
Target
No. Desa Sasaran Capaian Cakupan Kesenjangan
(%)
Sumber : Data pasien Diare Puskesmas Majalaya Bulan Januari - Juni 2020
semua umur yang dilakukan pada 5 Desa di wilayah kerja puskesmas Majalaya tidak
ada desa yang memenuhi capaian sesuai target. Desa dengan kesenjangan terbesar
yaitu Desa Biru sebanyak -27,53% dengan sasaran 341 kasus dan capaian 34 kasus.
Hal ini mungkin disebabkan kurangnya koordinasi dan komunikasi dengan tenaga
Target
No. Desa Sasaran Capaian Cakupan Kesenjangan
(%)
Sumber : Data pasien Diare Puskesmas Majalaya Bulan Januari - Juni 2020
tahun 2020, pada pencapaian cakupan pelayanan diare pada balita, tidak terdapat
desa yang mencapai target pencapaian. Didapatkan desa yang mencapai kesenjangan
terbesat yaitu desa Biru sebanyak 30,46% dengan sasaran 142 kasus dan capaian 10
kasus. Hal ini mungkin disebabkan kurangnya koordinasi dan komunikasi dengan
F. Program Hepatitis B
hingga Juni tahun 2020 yaitu jumlah ibu hamil yang dilakukan skrining Hepatitis B
69
dibagi sasaran dalam 6 bulan. Target berasal dari Penilaian Kinerja Puskesmas Provinsi
a. Cakupan Deteksi Dini Hepatitis B pada Ibu Hamil Balita per Desa Wilayah
Target
No. Desa Sasaran Capaian Cakupan Kesenjangan
(%)
Sumber : Data Pasien Hepatitis B Puskesmas Majalaya Bulan Januari - Juni 2020
tahun 2020, pada pencapaian cakupan deteksi dini Hepatitis B pada Ibu Hamil,
tidak terdapat desa yang mencapai target pencapaian. Didapatkan desa yang
menular adalah pasien usia produktif yaitu pada usia 15 tahun – 64 tahun. Program yang
dimilki dari program ini adalah : Deteksi dini faktor risiko PTM yang datang ke
dari bulan Januari hingga Juni tahun 2020 yaitu jumlah pasien yang telah diskrining
PTM dibagi sasaran dalam 6 bulan. Target berasal dari Penilaian Kinerja Puskesmas
Majalaya 6070
Majasetra 6430
Bojong 9131
Padaulun 13265
Biru 10821
Jumlah 45906
Dilihat dari tabel diatas desa dengan jumlah usia produktif tertinggi yaitu desa
Tabel 1.63 Cakupan Skrining PTM Puskesmas Majalaya Bulan Januari – Juni
2020
Jumlah 2083
Dilihat dari tabel diatas, pencapaian skrining pasien Penyakit Tidak Menular
Majasetra, Bojong, Padaulu, dan Biru hasil capaiannya 2083 orang dengan target
50% dan cakupan 9,08% dan terdapat kesenjangan 40,92%. Program ini terhambat
kesehatan ke puskesmas.
meliputi pengukuran tekanan darah dilakukan minimal satu kali sebulan di fasilitas
diperlukan.
Januari hingga Juni tahun 2020 yaitu jumlah pasien yang telah dilakukan pelayanan
dibagi sasaran dalam 6 bulan. Target berasal dari Penilaian Kinerja Puskesmas
Juni 2020
Jumlah 1443
Biru, penemuan kasus Hipertensi per bulan Juni 2020 sejumlah 1.443 kasus.
72
pengumpulan data yang kurang efektif akibat program POSBINDU yang tidak
berjalan pada periode ini selama Covid-19 disertai pembatasan pasien yang datang
ke Puskesmas hingga saat ini. Hal tersebut yang mungkin dapat menyebabkan
A. Cakupan BCG
Cakupan BCG adalah peresentase bayi usia 0-11 bulan yang mendapatkan imunisasi
Tabel 1.65 Cakupan BCG di Wilayah Kerja Puskesmas Majalaya Tahun 2020
Pada tabel di atas diketahui bahwa cakupan BCG di wilayah kerja Puskesmas
Majalaya pada Tahun 2020 di desa Majalaya, Majasetra, Bojong, Padaulun dan Biru
B. Cakupan DPTHB 1
Cakupan DPTHB 1 adalah jumlah bayi usia 2-11 bulan yang mendapatkan
Tabel 1.66 Cakupan DPTHB 1 di Wilayah Kerja Puskesmas Majalaya Tahun 2020
Pada tabel di atas diketahui bahwa kunjungan cakupan DPTHB 1 di wilayah kerja
Puskesmas Majalaya pada Tahun 2020 di desa Majalaya, Majasetra, Bojong, Padaulun
C. Cakupan DPTHB 3
Cakupan DPTHB 3 adalah jumlah bayi usia 4-11 bulan yang mendapatkan
Tabel 1.67 Cakupan DPTHB 3 di Wilayah Kerja Puskesmas Majalaya Tahun 2020
Pada tabel di atas diketahui bahwa kunjungan cakupan DPTHB 3 di wilayah kerja
Puskesmas Majalaya pada Tahun 2020 di desa Majalaya, Majasetra, Bojong, Padaulun
D. Cakupan Polio
Cakupan Imunisasi Polio 4 adalah Jumlah bayi usia 4-11 bulan yang mendapatkan
imunisasi Polio ke-empat di wilayah Puskesmas pada kurun waktu satu tahun.
Tabel 1.68 Cakupan Polio 4 di Wilayah Kerja Puskesmas Majalaya Tahun 2020
Pada tabel di atas diketahui bahwa desa Biru belum mencapai target imunisasi polio
E. Cakupan Campak
Cakupan Imunisasi Campak adalah jumlah bayi usia 9-11 bulan yang mendapatkan
Tabel 1.69 Cakupan Campak di Wilayah Kerja Puskesmas Majalaya Tahun 2020
Pada tabel di atas diketahui bahwa desa Biru belum mencapai target imunisasi
lengkap pada bayi 0-11 bulan. Imunisasi dasar lengkap pada bayi meliputi 1 dosis BCG,
3 dosis DPTHB, 4 dosis Polio, 1 dosis Hepatitis PID, 1 dosis Campak. Cakupan desa
UCI adalah desa dimana ≥80% dari jumlah bayi yang ada didesa tersebut sudah
Tabel 1.70 Cakupan Desa UCI di Wilayah Kerja Puskesmas Majalaya Tahun 2020
UCI
Total sasaran imunisasi bayi adalah 726 dengan target UCI pada Puskesmas
Majalaya adalah 45%, berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa Desa Majalaya,
76
Majasetra, Bojong, dan Padaulun sudah mencapai target UCI, sedangkan desa Biru
masyarakat yang kegiatannya memerlukan upaya yang sifatnya inovatif dan atau bersifat
kesehatan, kekhususan wilayah kerja dan potensi sumber daya yang tersedia di masing-
yaitu kesehatan lansia, kesehatan tradisional, kesehatan olahraga, kesehatan jiwa, dan
pembinaan atau pelayanan kesehatan atau skrining kesehatan lansia di wilayah kerja
Tabel 1.71 Jumlah Lansia, RW, Posyandu Lansia di Wilayah Kerja Puskesmas
Sasaran
Jumlah
Nama Jumlah Lansia Lansia
No Posyandu Jumlah
Desa RW (60-69th) (≥70th)
Lansia
Lansia
L P L P
(45-59)
1 Majalaya 17 2 516 543 177 211 1447
2.685
2 Majasetra 15 7 449 470 164 183 1266
1.265
77
JUMLAH
J 163 15 3158 3271 1064 127 1.324
8821
Sumber
U : Laporan Bulanan Lansia Puskesmas Majalaya Tahun 2020 1
Berdasarkan tabel 1.63 menunjukan bahwa jumlah penduduk lansia di wilayah
kerja Puskesmas Majalaya paling banyak terdapat di Desa Padaulun sebanyak 2.220
jiwa dan paling sedikit terdapat di Desa Majasetra yaitu sebanyak 1.266 jiwa.
Tabel 1.72 Jumlah Lansia yang Dibina di Wilayah Kerja Puskesmas Majalaya
Nama Desa
Umur 60-69 Umur ≥70 Umur 60-69 Umur ≥70
8714 1658
Jumlah Lansia
Tahun
Jumlah Lansia
1110 575 51,80% 50% +1,80%
Usia >70 Tahun
Jumlah Posyandu
Aktif
Berdasarkan tabel diatas dari hasil analisa cakupan pencapaian pembinaan lansia
kesenjangan di kedua kelompok lansia, dan kesenjangan yang paling besar terjadi pada
kepada fasilitas kesehatan tradisional yang dibina oleh petugas puskesmas yang berada
perawatan dengan cara dan obat cara lain diluar ilmu kedokteran (tradisional/alternative)
yang mengacu pada pengalaman dan keterampilan turun temurun secara empiris yang
dapat dipertanggung jawabkan dan diterapkan sesuai dengan norma yang berlaku di
masyarakat.
dibina
izin
Dari data tersebut diketahui bahwa terdapat 2 sarana kesehatan tradisional yang
telah terdata di wilayah kerja Puskesmas Majalaya, belum ada sarana yang dibina, dan
kepada kelompok masyarakat yang dibina oleh petugas puskesmas yang berada di
yang dibina
Kelompok pekerja 1 1
Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa dari 8 kelompok yaitu satu
kelompok jemaah haji, satu kelompok pekerja, tiga kelompok lanjut usia dan tiga
kelompok olahraga karyawan didapat kan sebanyak 4 kelompok yang telah dibina yaitu
satu kelompok jemaah haji, satu kelompok pekerja, tiga kelompok lanjut usia dan tiga
81
kelompok olahraga karyawan oleh Puskesmas Majalaya bulan Januari sampai dengan
Tabel 1.76 Cakupan Upaya Kesehatan Kerja yang Dilayani di Wilayah Kerja
(%) (%)
Berdasarkan tabel diatas jumlah cakupan pekerja sakit yang dilayani di Wilayah
Kerja Puskesmas Majalaya Bulan Januari sampai dengan Juni Tahun 2020 belum
mencapai target.
Tabel 1.77 Cakupan Upaya Kesehatan Kerja Kasus Penyakit Umum pada Pekerja
di Wilayah Kerja Puskesmas Majalaya Bulan Januari sampai dengan Juni Tahun
2020
% %
Berdasarkan tabel diatas jumlah cakupan pekerja sakit yang dilayani di Wilayah
Kerja Puskesmas Majalaya Bulan Januari sampai dengan Juni Tahun 2020 belum
mencapai target.
Tabel 1.78 Cakupan Upaya Kesehatan Kerja diduga PAK pada Pekerja di Wilayah
Kerja Puskesmas Majalaya Bulan Januari sampai dengan Juni Tahun 2020
% %
1 Januari 26 20 77 50 27
2 Februari 25 10 40 50 -10
3 Maret 25 8 32 50 -18
4 April 25 4 16 50 -34
5 Mei 25 3 12 50 -38
6 Juni 25 6 24 50 -26
Berdasarkan tabel diatas jumlah cakupan pekerja sakit yang dilayani di Wilayah
Kerja Puskesmas Majalaya Bulan Januari sampai dengan Juni Tahun 2020 belum
mencapai target.
pekerja yang terencana, teratur dan berkesinambungan yang diselenggarakan dari, oleh
Tabel 1.79 Cakupan Upaya Kesehatan Kerja Pos UKK yang dibina di Wilayah
Kerja Puskesmas Majalaya Bulan Januari sampai dengan Juni Tahun 2020
% %
1 Januari 1 1 100 50 50
2 Februari - - - - -
3 Maret - - - - -
4 April - - - - -
5 Mei - - - - -
6 Juni - - - - -
Jumlah 1 1 100 50 50
85
Berdasarkan tabel diatas jumlah cakupan pos UKK yang dibina di Wilayah Kerja
Puskesmas Majalaya Bulan Januari sampai dengan Juni Tahun 2020 sudah mencapai
target.
Salah satu kegiatan dari Upaya Kesehatan Sekolah adalah penjaringan kesehatan
anak sekolah. Penjaringan kesehatan anak kelas 1 Sekolah Dasar, Kelas VII SMP/MTS
dan Kelas X SMA di wilayah kerja Puskesmas Majalaya pada Tahun 2020 tidak dapat
dilakukan karena terhalang oleh pandemi yang sedang berlangsung. Sesuai dengan
edaran surat Mendikbud nomor 4 tahun 2020 pada bulan Maret kegiatan di sekolah
dilaksanakan secara daring untuk mencegah penyebaran virus covid-19. Pada bulan
Januari sampai dengan Febuari program juga tidak dilaksanakan karena program
Pembinaan kesehatan gigi dan mulut adalah kegiatan untuk mengubah perilaku
Pembinaan kesehatan gigi dan mulut di SD/MI adalah persentase SD/MI yang dibina
Tabel 1.80 Pelayanan Kesehatan Gigi dan Mulut Pada Anak SD/MI Menurut Jenis
Kelamin
Jumlah
1 10 5 7 10 3 35
SD/MI
86
Jumlah
3 SD/MI 2 1 4 1 1 9
dengan SGM
Jumlah Murid
Jumlah : Jumlah Jumlah : Jumlah : Jumlah :
SD/MI yang 1418
172 : 284 492 291 179
5 mendapatkan L : 649
L : 117 L : 105 L : 235 L : 118 L : 74
pelayanan P : 769
P : 55 P : 179 P : 257 P : 173 P : 105
kesehatan gigi
Jumlah Murid
Jumlah : Jumlah Jumlah : Jumlah : Jumlah :
SD/MI yang 421
58 : 43 140 87 93
6 membutuhkan L : 211
L : 23 L : 19 L : 78 L : 37 L : 54
perawatan P : 210
P : 35 P : 24 P : 62 P : 50 P : 39
gigi
Sumber : Laporan Bulanan Kesehatan Gigi dan Mulut Puskesmas Majalaya Tahun
2020
Tabel 1.81 Hasil Pencapaian Kegiatan Gigi dan Mulut SD/MI di Wilayah Kerja
pembinaan SGM
yang membutuhkan
2206 421 38,16% 50% - 11,84%
perawatan kesehatan
gigi
yang mendapatkan
3677 1418 77,10% 40% +37,1%
pelayanan kesehatan
gigi
Berdasarkan tabel diatas dari hasil analisa cakupan pencapaian kesehatan gigi dan
mulut di Puskesmas Majalaya periode Januari hingga Juni 2020 menunjukan terdapat
kesenjangan pada murid SD/MI yang mendapatkan pembinaan SGM yaitu sebesar -
54,29%, murid SD/MI yang membutuhkan perawatan kesehatan gigi sebesar -80,92%,
dan murid SD/MI yang mendapatkan pelayanan kesehatan gigi sebesar -43,44%.
(UKP) adalah suatu kegiatan dan/atau serangkaian kegiatan pelayanan kesehatan yang
pedoman Penilaian Kinerja Puskesmas (PKP), penilaian kinerja UKP terdiri atas
keperawatan individu pada pasien rawat inap. Penilaian UKP dijelaskan pada uraian di
bawah ini.
pelayanan pengobatan tanpa perlu rawat inap, di dalam dan diluar gedung Puskesmas
(jaringan Puskesmas), yang bersumber pada register rawat jalan umum. Rawat jalan
diagnosis, pengobatan, rehab medik tanpa tinggal di ruang rawat inap. Sebagai definisi
operasional PKP, cakupan kunjungan rawat jalan adalah persentase kunjungan baru
rawat jalan Puskesmas yang berasal dari dalam wilayah kerja Puskesmas dan
89
jaringannya (Puskesmas Pembantu; Puskesmas Keliling) dalam kurun waktu satu tahun.
Untuk menghitung cakupan kunjungan rawat jalan, digunakan rumus sebagai berikut.
Sasaran dari cakupan ini adalah 15% dari seluruh jumlah penduduk di dalam
wilayah kerja satu tahun. Target dari kegiatan ini adalah 100% per tahun. Sampai
dengan bulan Juni 2020, ditetapkan Target tersebut adalah ½ dari Target per tahun, yaitu
50% (enam bulan). Uraian per bulan Januari – Juni 2020 kunjungan rawat jalan
Bulan
Jumlah Pasien
90
Januari 3166
Februari 2996
Maret 3018
April 3873
Mei 2352
Juni 1740
Perhitungan 17145
Dari Tabel diatas dapat diketahui bahwa jumlah pasien selama 6 bulan adalah
17145 orang yang datang untuk berobat jalan. Maka capaian puskesmas majaya dalam
Dari Tabel diatas dapat diketahui bahwa dengan target 50% dan Sasaran 15%
penduduk total, maka cakupan rawat jalan di Puskesmas Majalaya sudah melebih target
6 Bulan.
rawat inap, di dalam dan di luar gedung Puskesmas,yang bersumber pada register rawat
jalan gigi. Per definisi operasional, cakupan kunjungan rawat alan gigi adalah persentase
91
kunjungan baru pasien rawat jalan klinik Gigi Puskesmas yang berasal dari dalam
wilayah kerja Puskesmas dan jaringannya dalam kurun waktu satu tahun. Cakupan
Sasaran dari cakupan ini adalah 4% dari seluruh jumlah penduduk di dalam
wilayah kerja satu tahun. Target dari kegiatan ini adalah 100% per tahun. Sampai
dengan bulan Juni 2020, ditetapkan target cakupan tersebut adalaj 50% (sembilan
bulan). Uraian per bulan Januari – Juni 2020 kunjungan rawat jalan gigi Puskesmas
2020.
Januari 457
Februari 376
Maret 201
April 175
Mei 105
Juni 187
Jumlah 1507
Dari Tabel diatas dapat diketahui bahwa jumlah pasien selama 6 bulan adalah
1507 orang yang datang untuk berobat jalan gigi. Maka capaian puskesmas majaya
Tabel 1.85 Pelayanan Rawat Jalan Gigi Puskesmas Majalaya Januari–Juni 2020
Dari Tabel diatas dapat diketahui bahwa dengan target 50% dan Sasaran 4%
penduduk total, maka cakupan rawat jalan di Puskesmas Majalaya sudah melebih target
6 Bulan.
urine, faeces, sputum, dll) yang dilakukan untuk menunjang penegakkan Diagnosis
berikut:
93
a. Spesimen darah untuk pemeriksaan darah untuk hitung eritrosit, hitung leukosit,
hitung jenis leukosit, LED, golongan darah, Hb, malaria, filarial dan pemeriksaan
kimia klinik untuk pemeriksaan Gula darah sewaktu, Gula darah puasa, Gula darah
2 jam pp, Cholesterol Total, HDL Cholesterol, LDL Cholesterol, Trigliserida, Asam
Urat.
b. Spesimen urine untuk pemeriksaan volume, warna, kejernihan, berat jenis, pH,
leukosit, sel epitel lemak, sisa makanan, telur cacing, cacing, amuba.
jamur.
Puskesmas dalam kurun waktu satu tahun. Untuk menghitung cakupan pemeriksaan
Sasaran cakupan ini adalah pasien yang berkunjung ke Puskesmas dalam satu
tahun. Sampai dengan bulan Juni 2020, sasaran tersebut adalah 17145 (enam bulan).
Januari–Juni 2020
Januari 799
Februari 998
Maret 1246
April 938
Mei 866
Juni 751
Jumlah 5598
Dari Tabel diatas dapat diketahui bahwa jumlah pasien selama 6 bulan adalah
5598 orang yang datang untuk Pemeriksaan Laboratorium. Maka capaian puskesmas
Juni
Dari Tabel diatas dapat diketahui bahwa dengan target 10% dan Sasaran jumlah
dirujuk ke laboratorium pusat rujukan (Labkesda atau Lab RSUD). Definisi Operasional
jumlah pemeriksaan laboratorium yang dirujuk adalah jumlah pemeriksaan yang tidak
dapat dilakukan oleh laboratorium Puskesmas dan dirujuk ke laboratorium pusat rujukan
(Labkesda atau Lab RSUD, Lab Swasta). Cakupan jumlah pemeriksaan laboratorium
Sasaran cakupan ini adalah pemeriksaan laboratorium yang berasal dari pasien dari
dalam dan luar gedung Puskesmas dalam kurun waktu satu tahun. Sampai dengan bulan
Juni 2020, sasaran tersebut adalah 5598 (enam bulan). Target cakupan ini adalah 5% per
tahun.
96
Tahun 2020
Jumlah Pemeriksaan
Jumlah Pemeriksaan Laboratorium di
Bulan Laboratorium yang
Puskesmas (sasaran)
Dirujuk
Januari 3 799
Februari 0 998
Maret 0 1246
April 3 938
Mei 9 866
Juni 2 751
Jumlah 17 5598
Dari Tabel diatas dapat diketahui bahwa jumlah pasien selama 6 bulan adalah 17
Januari–Juni 2020.
Dari Tabel diatas dapat diketahui bahwa dengan target 5% dan Sasaran jumlah
selama 6 Bulan.
September 2020
Meskipun sebagian besar komponen penilaian telah mencapai target, baik target
satu tahun maupun target sembilan bulan, cakupan pemeriksaan laboratoirum yang perlu
dirujuk belum mencapai target satu tahun maupun target enam bulan. Ringkasan PKP
UKP Puskesmas Majalaya bulan Januari – Juni 2020 ditampilkan pada Tabel 1.82 Pada
tabel tersebut, telah dihitung kesenjangan masing-masing cakupan yang dihitung dengan
Puskesmas
Upaya
Kesehatan
Perorangan
Kunjungan
Rawat Jalan
Rawat Jalan
Gigi
Jumlah
Pemeriksaan
Laboratorium
Puskesmas
Jumlah
Pemeriksaan
Laboratorium
yang Dirujuk
BAB II
data sekunder laporan bulanan Puskesmas Majalaya Tahun 2020. Skor diberikan
- Skor 1 : 1-20
- Skor 2 : 21-40
- Skor 3 : 41-60
- Skor 4 : 61-80
- Skor 5 : 81-100
100
Tabel 2.1 Nilai Kesenjangan (K) dan Skor (S) tiap Desa Puskesmas Majalaya Tahun 2020
K S K S K S K S K S
1. PROMKES
penyuluhan PHBS
di sekolah
pembinaan PHBS
di tempat kerja
Orientasi Promosi
Kesehatan
(Promkes) bagi
101
Kader
Penggalangan
Kemitraan
Cakupan
Pembinaan
UKBM dilihat
melalui presentase
(%) Posyandu
strata Purnama
dan Mandiri
(Presentase
Posyandu yang
ada di wilayah
kerja Puskesmas
Strata Purnama
dan mandiri)
penyuluhan PHBS
keluarga
102
pemberdayaan
individu/keluarga
melalui kunjungan
rumah
penyuluhan PHBS
di fasilitas
kesehatan
5. Cakupan balita
yang mendapat
GIZI +5 0 +5 0 +5 0 +5 0 +5 0
kapsul Vitamin A
(6-11 bulan)
106
Cakupan balita
yang mendapat 0
+5 +5 0 +4,2 0 +5 0 +5 0
kapsul Vitamin A
(1-4 tahun)
Cakupan Ibu
bersalin yang
-30 2 -30 2 -32 2 -29 2 -29.2 2
mendapat kapsul
Vitamin A
Cakupan Ibu
hamil yang
-26 2 -25 2 -28 2 -25 2 -25 2
mendapat kapsul
Fe I
Cakupan Ibu
mendapat kapsul
107
Fe III
Cakupan
Surveilans Kasus
Kurus (BB/TB)
yang mendapat
perawatan
Bayi yang
Tidak Ada Data Per Desa
ditimbang berat
badannya
mendapat ASI
Ekslusif
yang mendapat
makanan
tambahan
Balita yang
mendapat
makanan
tambahan
Remaja Puteri
yang mendapat
Tablet Tambah
Darah
yang mendapat
IMD
Badan Lahir
Rendah (<2.500
gram)
Balita yang
mempunyai Buku
KIA/KMS
Balita yang
ditimbang naik
berat badannya
Balita yang
ditimbang tidak
naik berat
badannya
Balita yang
ditimbang tidak
110
naik
berat badannya
turut
Balita Dibawah
Garis Merah
TOTAL 15 14 14 16 21
111
2020 dengan wilayah kerja 5 desa yaitu Desa Majalaya, Desa Majasetra, Desa Bojong,
Desa Padaulun, dan Desa Biru. Total kesenjangan tertinggi didapatkan oleh Desa Biru
dengan jumlah skor 21, dan urutan kedua adalah Desa Padaulun dengan skor 16.
Namun, berdasarkan hasil diskusi dengan pembimbing lapangan, Desa Biru dan Desa
Padaulun tidak disarankan untuk menjadi Desa pilihan dilakukan intervensi karena
belum selesai dilakukan data PIS-PK sehingga desa yang dipilih untuk dilakukan
intervensi adalah desa urutan jumlah skor kesenjangan tertinggi ketiga yaitu Desa
Majalaya.
112
BAB III
Desa Majalaya adalah salah satu desa dari 11 (sebelas) desa yang ada di Kecamatan
Desa Majalaya merupakan desa yang mempunyai batas wilayah dengan desa-
dengan rata-rata waktu tempuh bila menggunakan kendaraan roda empat. roda dua
Jumlah RT/RW
114
- Jumlah RT : 61
- Jumlah RW : 17
- Posyandu : 17
- Puskesmas :1
- Klinik :3
- Rumah sakit :1
- Kader aktif : 86
Growth dan Feasibility). Hasil analisis Prioritas masalah terdapat pada tabel dibawah
ini. Skor urgency diberikan sesuai dengan nilai range kesenjangan, yaitu :
- Skor 1 : 1-20
- Skor 2 : 21-40
- Skor 3 : 41-60
- Skor 4 : 61-80
- Skor 5 : 81-100
Penderita Pneumonia
Balita
Cakupan Pelayanan
Diare Pada Kasus -10,41% 1 4 4 4 13
Semua Umur
Cakupan Penemuan
Diare Pada Kasus -10,44% 3 5 5 4 17
Balita
Cakupan Deteksi Dini
Hepatitis B Pada Ibu -9,68% 1 3 2 2 8
Hamil
Cakupan DPTHB1 -11% 1 1 2 2 6
adalah cakupan penemuan pneumonia pada kasus balita dengan skor 18. Cakupan
penemuan pneumonia pada balita di Desa Majalaya Bulan Januari-Juni Tahun 2020
masih kurang dari target 43% yaitu sebesar 6,15%. Sehingga masalah yang akan kami
Keterangan :
: Ilmiah
: Asumsi
118
sampel menggunakan data primer dan sekunder. Data primer diperoleh dari
wawancara dan kuisioner kepada 10 orang tua balita, 10 orang Kader, 2 orang
Pembina Desa Majalaya yaitu dokter dan bidan desa, pemegang program (P2P
perguruan tinggi, dan 1 orang lulusan SMP. Maka akar masalah mengenai
terkonfirmasi.
kurang dari 1 meter, dan 10 orang tua menjawab semuanya memiliki kendaraan.
Maka akar masalah mengenai jarak rumah yang jauh tidak terkonfirmasi.
119
10 orang tua balita mengetahui apa itu pneumonia dengan menjawab infeksi
pada saluran napas, dan 7 dari 10 orang mengetahui gejalanya seperti demam,
batuk, dan sesak napas, kemudian 6 dari 10 orang tua balita mengetahui faktor
resiko pneumonia salah satunya adalah merokok. Dari 10 orang tua balita,
semuanya mengatakan bahwa upaya yang belum maksimal dari pihak Puskesmas
mengharapkan penyuluhan lebih banyak dan lebih gencar lagi agar masyarakat
terkonfirmasi.
mendapatkan asupan gizi yang cukup, kemudian selalu memakai masker dan
mengetahui cara batuk dan memakai masker yang baik. Maka, akar masalah
mengenai asupan gizi kurang, imunisasi dasar tidak lengkap dan memakai
penyuluhan mengenai Perilaku Hidup Bersih dan Sehat. Maka, akar masalah
Sembilan orang tua balita mengatakan selalu membuka jendela dan pintu
rumahnya sehingga ventilasi dan cahaya matahari yang masuk kedalam rumah
didapatkan hasil sebagian besar kader memiliki pendidikan terakhir adalah SMA
sebanyak 8 orang, 1 orang SMP dan 1 orang D1. Maka akar masalah mengenai
menjawab infeksi saluran napas, dan gejala pneumonia terutama trias pneumonia
yaitu demam, sesak dan batuk para kader. Dari 10 kader perwakilan hanya 5
kepada orang tua bayi atau balita. Maka akar masalah kurang penyuluhan
mengenai pneumonia pada balita, dari 10 orang hanya 2 orang kader saja yang
Maka akar masalah mengenai banyak orang tua yang tidak membawa
Selain itu, masih ada petugas yang tidak menghitung napas balita yang
datang ke Poli MTBS dikarenakan pasien yang kurang kooperatif dan karena
waktu yang terbatas bila pasiennya banyak. Maka akar masalah mengenai
petugas yang tidak menghitung napas dan melihat TDDK balita yang
pandemi sering dilakukan, namun karena kondisi saat ini penyuluhan tidak dapat
2. Bidan Desa
sebagian orang tua dan kader yang masih belum memahami mengenai
Posyandu mengenai PHBS, status gizi, asi eksklusif dan imunisasi. Selain di
pandemi seperti ini dan terkadang hanya sendiri, sehingga dalam pelaksanaan
penyuluhan masih terdapat kendala dari segi biaya sehingga dalam pelaksanaan
kurang maksimal, karena saat ini lebih terfokus untuk penanganan COVID-19.
terkonfirmasi.
adalah karena masih ada petugas yang tidak mengikuti format MTBS, seperti
menghitung nafas dan melihat TDDK pada balita yang datang. Narasumber juga
menyebutkan bahwa dari beliau sendiri sudah selalu mengingatkan untuk selalu
dengan baik. Maka, akar masalah masih ada petugas kesehatan yang tidak
Puskesmas terkonfirmasi.
dan Anak, didapatkan bahwa kendala cakupan penemuan pneumonia ada pada
petugas kesehatan baik dokter, bidan desa maupun perawat tidak menggunakan
posyandu dan ketika ada pasien karena tidak menggunakan format MTBS
masih ada petugas kesehatan yang tidak menghitung napas dan melihat
terkonfirmasi.
dalam tahun ini tidak ada penyuluhan mengenai pneumonia. Hal tersebut
dalam preventif dan promotif gizi buruk dan gizi kurang sudah sangat maksimal
dan terdapat perbaikan setiap tahunnya. Upaya yang sudah dilakukan yaitu
tambahan untuk balita dengan gizi kurang dan gizi buruk. Penemuan kasus balita
dengan pneumonia tidak selalu terjadi pada balita dengan gizi buruk atau gizi
kurang. Maka akar masalah balita di Desa Majalaya dengan gizi buruk
Majalaya tidak terjadi peningkatan atau juga tidak terjadi penurunan. Hal
di Puskesmas Majalaya. Maka akar masalah banyaknya orang tua yang tidak
Selain itu diketahui juga bahwa pelaporan kasus pneumonia sendiri hanya
diketahui berdasarkan pasien yang datang ke puskesmas saja, belum ada kegiatan
aktif yang dilakukan oleh kader yang melaporkan mengenai kasus pneumonia
didaerah nya masing masing. Hal tersebut dapat disebabkan oleh kemampuan
dari kader untuk mendeteksi penyakit kurang baik. Sehingga harus dilakukan
pelatihan bagi kader kader di wilayah kerja puskesmas majalaya. Maka akar
penyakit juga berkurang. Maka akar masalah latar belakang kader bukan
bahwa penyuluhan mengenai rumah sehat, dan prilaku hidup sehat sering dan
rutin diakukan, namun pada saat masa pandemi seperti ini kegiatan tidak
dilakukan dan pemeriksaan dari tempat tempat yang harus di periksa memiliki
126
diadakannya penilaian rumah sehat atau di tempat – tempat umum. Maka, akar
COVID-19
kepada Perkesmas belum dilakukan secara maksimal terutama dari segi SDM,
penyuluhan dan pelatihan yang diterima oleh kader. Hal ini disebabkan oleh
minimnya dana yang tersedia dan karena situasi Pandemi COVID-19 saat ini.
terkonfirmasi.
kesehatan tidak menghitung pernafasan pasien, hal ini disebabkan oleh pasien
yang tidak kooperatif, ataupun orang tua pasien yang tidak mau menunggu
antrian lebih lama, dan banyaknya pasien sehingga petugas kesehatan sedikit
segi sarana dan prasarana, alat ukur pernafasan yang digunakan tidak pernah
pemeriksaan. Hal ini disebabkan oleh minimnya dana yang tersedia. Maka, akar
127
sangat kurang, hal ini diakibatkan banyaknya klinik praktik mandiri di Majalaya
dan pasien dengan gejala berat langsung berobat ke rumah sakit. Kemudian dari
pelayanan kesehatan klinik praktik mandiri dan rumah sakit tidak melaporkan
terkonfirmasi.
faktor yaitu dilihat dari jumlah penduduk yang padat, kurangnya pengetahuan
kasus Pneumonia memang jarang ditemukan, hal ini disebabkan karena banyak
orang tua yang membawa anaknya ke fasilitas kesehatan lain, atau langsung
Maka akar masalah mengenai banyak orang tua yang memilih membawa
menghitung napas balita yang datang karena pasien seringkali tidak kooperatif
dan menangis sehingga sulit untuk dilakukan penghitungan napas, serta pasien
128
mengenai masih ada petugas yang tidak menghitung napas dan melihat
TDDK balita yang datang karena pasien tidak kooperatif dan waktu yang
terbatas terkonfirmasi.
upaya untuk pencegahan kasus pneumonia sudah dilakukan dengan cara deteksi
informasi seperti banner dan media televisi. Meskipun demikian, masih banyak
kendala terutama dalam hal komunikasi yang terbatas akibat pandemic COVID-
Kesenjangan muncul akibat dari pelaporan dan pencatatan yang tidak akurat,
hal ini terjadi karena masyarakat langsung membawa anak yang bergejala ke
klinik atau rumah sakit, kemudian klinik dan rumah sakit tersebut tidak
terkonfirmasi.
Kesenjangan juga terjadi akibat tidak terdiagnosis misalnya alat ukur napas
pasien yang tidak terstandar dan tidak mencukupi, kepatuhan bidan desa dalam
129
cara penerapan pemeriksaan napas pasien sesuai pelatihan, kader yang kurang
ISPA yang belum maksimal di luar gedung, tidak kooperatifnya anak saat
pasien yang datang oleh petugas kesehatan karena pasien tidak kooperatif
terkonfirmasi.
petugas kesehatan. Maka akar masalah mengenai kader yang bukan berlatar
koordinasi dari pihak jejaring dan memantau bidan desa selaku petugas
BAB IV
Keterangan :
: Ilmiah
: Asumsi
----------- : Terkonfirmasi
131
: Tidak Terkonfirmasi
Dari semua akar masalah yang terkonfirmasi diatas yang akan kita lakukan
menggunakan format MTBS kepada petugas kesehatan, pelatihan cara hitung napas dan
melihat TDDK balita dan penyuluhan mengenai Pneumonia kepada kader, dan
alternative masalah kita akan mencari tahu prioritas masalah menggunakan metode
Wawancara
Akar Alternatif Pemecahan Masalah U S G F Total
Masalah
Pelatihan menggunakan format MTBS
5 4 4 3 16
Petugas (Webinar via Zoom)
Kesehatan Pelatihan menggunakan format MTBS
5 4 4 3 16
(Webinar via Whatsapp)
Pelatihan hitung napas dan melihat TDDK
balita, penyuluhan tentang Pneumonia dan
5 5 4 4 18
pencatatan serta pelaporan pneumonia
(Webinar via Whatsapp)
Kader
Pelatihan hitung napas dan melihat TDDK
balita, penyuluhan tentang Pneumonia dan
5 5 4 5 19
pencatatan serta pelaporan pneumonia
(Tatap muka)
Penyuluhan tentang Pneumonia : gejala awal
dan deteksi dini 5 4 4 4 17
Orang (Webinar via Whatsaap)
Tua Penyuluhan tentang Pneumonia : gejala awal
dan deteksi dini 5 4 4 4 17
(Tatap muka)
menggunakan metode USGF pada tabel diatas ditemukan skor yang tertinggi ialah
132
pelatihan hitung napas dan melihat TDDK balita, penyuluhan tentang Pneumonia dan
pencatatan serta pelaporan pneumonia kepada kader Desa Majalaya secara tatap muka
4.2 Intervensi
Intervensi yang akan kami lakukan ialah pelatihan hitung napas dan melihat TDDK
kepada kader Desa Majalaya yang bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan serta
keterampilan kader di Desa Majalaya. Nama Acara kegiatan kami adalah “KEJUTAN”
(Kenali Jurus Deteksi Dini Pneumonia Pada Balita). Kegiatan utama acara ini yaitu
penyuluhan dan pelatihan untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan kader dalam
deteksi dini Pneumonia pada balita dan hitung napas serta melihat TDDK balita. Pada
pelaksanaanya sebelum memulai acara kader di cek suhu terlebih dahulu dan melakukan
cuci tangan dengan menggunakan hand sanitizer, serta diberikan pretest dan pada akhir
Kegiatan ini dilaksanakan pada hari Sabtu, 16 Januari 2021 di Aula Kantor Desa
Majalaya Kabupaten Bandung. Kegiatan diikuti oleh 10 orang kader aktif di Desa Majalaya.
Kegiatan berlangsung dari pukul 14.00–15.30. Evaluasi acara ini berlangsung lancar karena
peserta yang hadir sesuai target kehadiran peserta yang sudah ditentukan. Terdapat
peningkatan nilai pada 10 kader dengan nilai terkecil pretest 30 dan yang terbesar 50,
pada balita
4.2.2.1 Sasaran
Sasaran peserta dari acara KEJUTAN ini adalah para kader di Desa Majalaya
Kabupaten Bandung.
4.2.2.2 Target
Ibu Lurah Desa Majalaya, Bapak Sekretaris Desa Majalaya, dan dua
a. Metode Kegiatan
narasumber.
acara
4.2.3.2 Manfaat
- Kader dapat mengetahui cara hitung napas dan melihat TDDK balita
balita
Gelombang 2.
- NPM : 12100118688
- No. HP : 081910163357
- E-mail : Nurul.khairunnisa299@gmail.com
PEMASUKAN
138
PENGELUARAN
A. Rincian Anggaran Biaya Keperluan Divisi Acara
SALDO AKHIR
Pemasukan IDR1.450.000
Pengeluaran IDR1.221.000
Saldo Akhir IDR229.000
- Peserta yang hadir terdiri dari 10 kader Desa Majalaya dan semuanya
dengan yang diharapkan, seperti saat terjadi hal-hal yang tidak terduga
koordinasi.
- Adanya sisa uang acara yang akan dimasukkan sebagai dana kas kelompok.
- Adanya kendala saat pembuatan banner dan spanduk karena waktu menuju
- Adanya kendala ketika melakukan foto bersama dengan seluruh peserta yang
hadir di acara, karena harus mengupayakan jaga jarak antar satu sama lain.
Melalui stase Ilmu Kesehatan Masyarakat ini yang telah berjalan selama lima
minggu dan selama empat minggu berada di Puskesmas, anggota kelompok 16B
posyandu, posbindu.
Stase ilmu kesehatan masyarakat merupakan tempat pembelajaran bagi kami untuk
Kesehatan Masyarakat yang telah kami jalan selama 5 minggu dan 4 minggu di Puskesmas
memberikan cukup manfaat dan pengalaman yang sangat berharga bagi kami.
Manajemen diri dan kerjasama antara anggota kelompok menjadi hal yang penting untuk
kelancaran tugas kami selama stase ini. Latar belakang individu yang berbeda-beda dalam
kelompok kami, serta petugas Kesehatan yang ada di Puskesmas Majalaya banyak
mengajarkan kepada kami agar mampu menilai situasi dan memposisikan diri ketika berada
di dalam suatu ruang lingkup kerja ataupun di tengah masyarakat. Komunikasi kami dengan
Kepala Puskesmas dan staff lain berlangsung sangat baik dan kerjasama antar kelompok pun
berjalan dengan baik meskipun terdapat beberapa kendala namun dapat diselesaikan dengan
baik. Kami sangat bersyukur ditempatkan di Puskesmas Majalaya karena dapat bertemu
dengan Kepala Puskesmas yang sangat baik dan sangat memperhatikan dan peduli tentang
Saya sangat bersyukur dan banyak belajar melalui stase Ilmu Kesehatan
Masyarakat ini. Banyak hal dan pengalaman berharga yang saya dapatkan terutama saat
caranya koordinasi dengan teman satu kelompok, dengan pembimbing, dengan staff
puskesmas maupun lintas sektor. Dapat mempelajari lebih banyak bagaimana cara
Kepala Puskesmas Majalaya yaitu dr. Dadan Permana, pembimbing bagian drg. Siska
Nia Irasanti, MM atas arahan, masukan dan bimbingannya selama kami di stase IKM,
para staff Puskesmas Majalaya yang sudah banyak membantu kami serta teman-teman
142
kelompok 16B atas kerjasamanya, semuanya akan menjadi pembelajaran dan kenangan
Selama di Stase IKM saya belajar bagaimana peran kita sebagai dokter nanti nya
di masyarakat. Mulai dari mencari solusi atas masalah kesehatan masyarakat sampai
bagaimana caranya pasien yang tidak dapat datang ke puskesmas tetap mendapatkan
perhatian, yaitu melalui home visit. Dari stase ini juga saya mengetahui masalah
kesehatan masyarakat sangatlah kompleks, tidak hanya soal kesehatan tapi juga
ekonomi, sosial, dan kepercayaan masyarakat itu sendiri. Dan ternyata masalah
kesehatan itu bukan hanya individu, tetapi juga komunitas (masyarakat). Karena itu
dibutuhkan kerjasama tim yang solid. Dari dokter, bidan, perawat, bidan desa, hingga
kader semuanya saling membutuhkan demi tercapainya satu tujuan mulia. Terima kasih
Selama di stase IKM ini saya mendapatkan banyak pembelajaran mulai dari staff
satu-satunya stase yang terjun ke lapangan langsung jadi saya belajar bagaimana
untuk terjun ke lapangan sedikit berkurang, tapi alhamdulillah manfaatnya tetap terasa
banyak. Terimakasih saya ucapkan untuk para preceptor IKM, Puskesmas Majalaya dan
seluruh staff Puskesmas Majalaya yang telah memberikan pengalaman yang tak
sakit. Sesuai dengan program puskesmas yang lebih berfokus pada Unit Kesehatan
143
Masyarakat (UKM), disini saya belajar bahwa untuk meningkatkan derajat kesehatan
masyarakat itu tidak hanya bersifat kuratif namun yang lebih penting yaitu tindakan
promotif dan preventif. Walaupun kegiatan dokter muda sangat dibatasi untuk kontak
saya tetap dapat melakukan rangkaian kegiatan yang sudah ditetapkan fakultas dengan
baik. Pengalaman terjun langsung ke masyarakat membuat saya belajar mengenai cara
juga sangat dibutuhkan dalam mengatur sumber daya, kerja sama tim, serta perlunya
menjaga hubungan yang baik dengan tenaga kesehatan yang lain maupun masyarakat.
Saya berharap ilmu dan pengalaman yang saya dapatkan dapat menjadi bekal saya
menjadi dokter kelak. Terima kasih saya ucapkan kepada drg. Siska selaku pembimbing
stase IKM, dr. Dadan selaku kepala puskesmas, dan seluruh staff puskemas atas segala
bantuan, bimbingan dan arahan selama saya menjalani stase ini di Puskesmas Majalaya.
Terima kasih juga untuk saya ucapkan untuk teman-teman 16B atas kerja sama yang
Selama di stase IKM membuat saya tahu bagaimana menjadi seorang dokter
yang bekerja di tempat pelayanan utama sebelum semua pasien dirujuk ke Rumah Sakit,
selain itu membuat saya tahu kesulitan apa yang berada di tempat keja ini dibanding
dengan Rumah sakit, dan saya dapat mengetahui keadaan apa yang dialami seorang
pasien, mulai dari rumah, wilayah rumahnya dan kesulitan yang harus ditempuh seorang
pasien menuju pelayanan kesheatan. Selain mengetahui kesulitan yang ada saya juga
belajar bagaimana cara berkomunikasi dengan orang -orang dengan latar belakang
berbeda, bahasa yang harus digunakan maupun cara berkomunikasi yang efektif kepada
masyarakat yang berada di wilayah kerja puskesmas tempat saya belajar. Selain itu
144
ketika diadakannya kegiatan “Home Industri” saya dapat mengetahui bagaimana tempat
produksi yang dibuat perorangan dan dikerjakan oleh masyarakat sekitar, saya juga
menjadi tahu bahaya apa saja yang mungkin terjadi ditempat kerja tersebut dan
bagaimana cara untuk menghindari kejadian yang tidak diinginkan. Saya berterimakasih
Puskesmas Majalaya Kabupaten Bandung karena banyak sekali yang saya dapatkan di
puskesmas ini hingga saya tidak dapat berkata banyak karena sulitnya menjelaskan
banyaknya ilmu yang saya dapatkan di tempat saya menimba ilmu selama stase IKM
Stase IKM merupakan stase pertama saya yang langsung terjun ke lapangan.
Selama di stase IKM membuat saya banyak belajar bagaimana pelayanan kesehatan di
masyarakat. Pelayanan kesehatan masyarakat dapat dimulai dengan edukasi baik edukasi
mengenai penyakit, perilaku hidup bersih sehat, penyakit tidak menular, imunisasi, dan
lain- lain. Di mulai dari home visite saya banyak belajar mengenai kebiasaan, keadaan
lingkunagn rumah dan komunikasi yang baik dengan pasien. Kegiatan home visite
kegiatan lapangan home industry, merupakan kegiatan industri yang dibuat oleh
industri membuat saya tahu bahaya dan penyakit apa saja yang mungkin terjadi di
industri atau di tempat kerja. Saya merasa sangat beruntung dapat mengikuti kegiatan –
kegiatan tersebut. Banyak sekali manfaat dan ilmu yang dapat saya peroleh dari stase
Majalaya, dan seluruh staff di Puskesmas Majalaya yang telah banyak membantu,
145
memberikan arahan, dan memberikan pengalaman untuk bekal kami nanti di kemudian
Selama berada di stase IKM banyak ilmu baru yang saya dapatkan terutama ilmu
mengenai masyarakat. Di Puskesmas saya belajar untuk lebih peduli kepada masyarakat
dengan mengidentifikasi kelompok masyarakat, dari situ saya tahu bahwa setiap
kelompok masyarat memiliki ciri khasnya masing-masing, dengan pola hidup yang
berbeda-beda sehingga saya dapat menilai apa saja masalah-masalah yang sering muncul
pada kelompok masyarakat tersebut. Kemudian saya juga belajar untuk sama-sama
memperbiki masalah yang ada di dalam satu kelompok masyarakat tersebut dengan
memberikan suatu intervensi yang diharapkan dpat bermanfaat serta menjadi solusi bagi
masalah yang ada. Saya juga belajar berkolaborasi dan koordinasi dengan teman-teman
kelompok untuk membuat priotas masalah dan mencari solusi mengenai masalah yang
ada. Selain itu, saya juga belajar tentang ilmu kesehatan kerja, dengan mengunjungi
home industry, disitu saya belajar meninai secara langsung factor-faktor apa saja yang
tersebut. Di stase IKM ini saya mendapat banyak bekal ilmu yang bermanfaat untuk
saya kedepannya terutama setelah lulus menjadi dokter nanti yang akan terjun langsung
garda terdepan masyarakat. Di stase ini, saya banyak belajar bagaimana menjadi dokter
menjadi dokter sebagai care provider dengan cara memberikan edukasi secara
interpersonal dan dengan cara melakukan home visite serta home industry. Stase ini juga
lakukan juga memberikan pengalaman yang sangat berharga untuk saya dan kelompok
16 B, dengan materi yang sangat menarik serta antusias para audience yang luarbiasa
membuat lelah menjadi tidak terasa. Saya ucapkan terima kasih kepada Allah SWT,
pembimbing lapangan, dr. Dadan Permana dan pembimbing di FK UNISBA drg. Siska
Nia Irasanti, M.M., serta doa orang tua sehingga kami dapat melewati stase IKM ini.
Semoga ilmu yang sudah saya dan teman-teman dapatkan dapat kami aplikasikan di
dengan pengobatan ataupun jika penyakit sudah terjadi. Selain mempelajari mengenai
promosi kesehatan kami juga dapat melihat langsung keadaan masyarakat yang mungkin
berada dalam taraf kesehatan yang kurang baik dan mungkin tidak ada di wilayah
komperhensif, bukan hanya dari pasien tersebut saja, tetapimelihat dari segi gizi, rumah
dan ventilasi, lingkungan, sanitasi dan lain lain. Puskesmas Majalaya sendiri merupakan
puskesmas yang sudah mempunyai manajemen puskesmas yang sangat baik, dilihat dari
program yang terdapat didalam puskesmas tersebut. Selama stase disana kami juga
sistem yang terdapat di puskesmas. Semoga kedepannya saya bisa menerapkan hal-hal
yang sudah saya pelajari di puskesmas, seperti bagaimana kita menangani pasien secara
Terimakasih kepada dokter dadan permana selaku perseptor lapangan yang sudah
147
banyak memberikan ilmu, terimakasih juga kepada dokter siska yang sudah
(Muhammad Alguthfani)
148
BAB V
5.1 Kesimpulan
Puskesmas Majalaya hingga bulan Juni 2020 mengenai program-program yang terdapat di
Puskesmas Majalaya didapatkan skor kesenjangan tertinggi yaitu di Desa Biru dan
Padaulun. Namun berdasarkan hasil diskusi dengan pembimbing lapangan, karena Desa
Biru dan Padaulun belum di data PIS-PK maka yang dipilih adalah Desa Majalaya, karena
dari segi jarak juga lebih dekat. dan berdasarkan diskusi preseptor didapatkan prioritas
Hasil survey cepat di Desa Majalaya, faktor yang memengaruhi cakupan penemuan
Pneumonia yang masih rendah adalah masih adanya petugas yang tidak menghitung napas
serta melihat TDDK, kurangnya penyuluhan dan pelatihan kepada kader dan masyarakat
dari petugas puskesmas mengenai Pneumonia. Pemecahan masalah dipilih berdasar atas
terpilih adalah melakukan kegiatan pelatihan dan penyuluhan kepada kader Desa Majalaya
mengenai deteksi dini Pneumonia pada balita, penghitungan napas dan melihat TDDK pada
balita serta pencatatan dan pelaporan kasus Pneumonia pada balita. Kegiatan ini berjudul
KEJUTAN “Kenali Jurus Deteksi Dini Pneumonia pada Balita” yang dilaksanakan pada
5.2 Saran
- Para pemegang program UKM dan UKP seharusnya lebih menguasai lagi
dalam hal apapun yang berkaitan dengan program yang dikuasainya, sehingga
saat ada hal yang akan ditanyakan jawabanya pasti dan jelas.
- Para pemegang program UKM dan UKP seharusnya lebih meningkatkan lagi
dalam hal komunikasi antar program sehingga target dari tiap program dapat
tercapai.
- Para pemegang program UKM dan UKP seharusnya lebih memperhatikan lagi
- Koreksi angka dalam data harus lebih ditingkatkan sebab masih terdapat data
LAMPIRAN
1. Surat Perizinan
151
2. Surat Undangan
152
5. Absensi Peserta
155
156
6. Registrasi Peserta
13. Pemberian Materi 2 mengenai Deteksi Dini Pneumonia dan Pemeriksaan TDDK
161
16. Pemberian Plakat dari Fakultas Kedokteran UNISBA kepada Ibu Lurah
21. Sertifikat
169
170
171
23. Leaflet