Anda di halaman 1dari 8

RANGKUMAN KASUS IKGA GENAP

KASUS 1
Seorang anak 10 tahun datang ke klinik gigi IKGA dengan diantar oleh bapak dan ibunya
mengeluhkan gigi depan anaknya ompong sehingga ketika berbicara terdengar tidak jelas. Anak
belum pernah datang ke dokter gigi sebelumnya dan pernah dirawat di rumah sakit karena tipus.
Selama perawatan tipus ternyata anak alergi terhadap amoxicilin. Setelah dilakukan pemeriksaan
lebih lanjut ternyata gigi incisivus pertama dan kedua rahang atas anak tidak tumbuh. Gigi
decidui incisivus pertama dan kedua rahang atas sudah tanggal sejak dua tahun lalu. Anak sering
mengeluh ditertawakan teman-temannya karena gigi depannya ompong dan tidak jelas ketika
berbicara. Dari pemeriksaan penunjang dengan radiograf OPG didapatkan bahwa tidak nampak
adannya benih gigi.

PEMBAHASAN KASUS 1
Apabila gigi Insisivus centralis rahang atas dicabut, maka akan terjadi kelainan logopedik
dimana anak kesulitan dalam pengucapan huruf-huruf berikut ini:
 Labiodental: huruf yang diucapkan antara bibir bawah dengan tepi incisal gigi depan atas:
f,v,ph
 Linguodental: huruf yang diucapkan antara lidah dengan gigi depan atas: th
Anak tersebut harus segera dilakukan perawatan, bila tidak akan mempengaruhi kondisi
psikologis anak tersebut, anak tersebut sering diejek teman-temannya karena gangguan berbicara
yang dialaminya. Anak tersebut bisa menjadi pemalu atau minder karena sering diejek, hal ini
dikarenakan kondisi psikologis anak yang masih labil. Dan juga emosinya masih belum dapat
dikontrol dengan baik.
Diagnosis: Anodontia partialis (Agenesis soliter). Anodontia partialis (Agenesis soliter)
adalah sebuah kelainan (anomali) yang mana tidak terbentuk satu atau beberapa gigi.
Rencana Perawatan : Pada hipodonsia gigi incisivus dua atas tetap dibuatkan removable
protesa dan dapat diganti dengan bridge protesa bila apeks gigi incisivus satu atas sebelahnya
sudah tertutup sempurna.
Pada umumnya anak yang berusia 10 tahuan akan lebih bersikap toleransi, berusaha mandiri,
bersikap jujur, mematuhi peraturan, mulai timbul rasa ingin mandiri, suka bekerja sama dengan
orang lain, dan mulai memperhatikan kebersihan dan penampilan diri sendiri. Jadi pasien
meskipun takut, akan memiliki keinginan untuk memperbaiki penampilannya sehingga rasa
takutnya bisa teratasi.

KASUS 2
Pasien umur 5 tahun datang ke klinik ikga dan terdapat luka di gingiva sampai terlihat
ujung akar giginya dan bibirnya bengkak, badan anak panas. Ternyata ada juga gigi susu yang
oklusinnya mengalami crossbite. Gigi molar permanen sebelah kanan edge to edge sedangkan
sebelah kiri scissors bite. Anak kalau tidur mengorok.

PEMBAHASAN KASUS 2
CC: Adanya luka di gusi
PI: bibir bengkak, badan panas.
PDH: tidak dijelaskan
PMH: kebiasaan mengorok
Diagnosis: apical fenestrasi dengan ulkus decubitus
Fenestrasi apikal adalah keadaan dimana akar gigi tidak mempunyai dinding tulang dan gingiva,
dan jika meluas sampai kearah tepi tulang dinamakan dehisensi. Tanda klinisnya berupa adanya
resesi gingiva, bentuk attach gingiva tidak lagi seperti kerah baju, melainkan seperti panah.
Penyebab dari apikal fenestrasi karena penggunaan dental implant sementara, karena
penggunaan orto, dan karena adanya traumatik oklusi.
Ulkus decubitus atau biasanya dikenal sebagai bedsore, adalah suatu kondisi medis yang ditandai
dengan pembentukan lesi yang biasanya terdapat di daerah tubuh yang bertulang. Ulkus
decubitus ini dapat terbentuk karena adanya trauma mekanik yang disebabkan oleh malposisi
gigi, supraposisi gigi, sisa akar yang tajam, adanya benda asing, ataupun perforasi radiks gigi
sulung daan tergigit saat makan, tidur, dan berbicara. Tanda klinisnya berupa adanya luka di
kulit dan gingiva (jaringan lunak), kemerahan yang tidak menghilang apabila ditekan, dan
timbulnya rasa nyeri dan tanda-tanda sistemik peradangan
Rencana perawatan : 1. Beri atipiretik untuk menurunkan demam
2. Hilangkan apical fenestrasi dengan mengkikir bagian apeks yang keluar
sehingga tidak menyebabkan trauma pada mukosa.
3. Lakukan perawatan endodontic pada giginya
4. Betulkan maloklusinya

KASUS 3
Ada pasien datang ke KGA, kakak beradik. kakak laki laki bernama Wowo 5 tahun dan adiknya
perempuan Wewe 4 tahun. Gigi kedua anak tersebut mengalami perubahan warna menjadi hitam
dan mahkota anatomis sebenarnya sudah tidak berbentuk.pada anak laki laki, gigi anterior rahang
atas dan anterior rahang bawah semuanya sudah mengalami abrasi dan erosi sehingga terjadi
perubahan oklusi, dimana relasi rahang depan terjadi crossbite. Pada anak perempuan terjadi
kerusakan yang paling parah pada gigi posterior dibandingkan pada anak laki laki.Terjadi
kelainan oklusi berupa open bite pada anak perempuan. kedua anak ini menerima over
protection dari kedua orang tuanya sehingga anak ini mengalami hiperaktivitas. Bapak anak
bekerja sebagai pegawai swasta dan ibu seorang ibu rumah tangga. Orang tua mengeluhkan
bahwa gigi wowo gigi depan atas dan bawah terkikis sehingga rahangnya terlihat tidak normal
dan menyebabkan penampilan anak menjadi jelek. Sedangkan pada wewe pada gigi belakang
terjadi kerusakan gigi yang parah sehingga terdapat jarak yang besar anatara gigi rahang atas dan
bawah. Orang tua ingin agar gigi anak dirawat dengan baik sehingga penampilan anak menjadi
lebih bagus.
PEMBAHASAN KASUS 3
CC: gigi kedua anak tersebut sudah berubah warna menjadi warna hitam, dan mahkota anatomis
sebenarnya sudah tidak berbentuk.
PI: gigi berubah warna dan sudah tidak utuh.
PDH: tidak dijelaskan
PMH: anak anak tersebut memiliki sifat hiperaktif sehingga anak sering terjatuh ketika sedang
bermain dan terkadang menyebabkan demam.
Riwayat Pekerjaan Ortu: Ibu seorang ibu rumah tangga sehingga memberikan perhatian ekstra ke
anak.
Status mental anak: anak hiperaktif. anak-anak hiperaktif melakukan gerakan–gerakan yang
mereka lakukan terlihat tidak bertujuan serta mereka selalu gelisah dan resah. Mereka
mempunyai rentang perhatian yang pendek (sulit untuk fokus), mudah dialihkan serta bersifat
impulsif dan mereka cenderung untuk bertindak tanpa mempertimbangkan atau merenungkan
akibat tindakan tersebut. Mereka mempunyai toleransi yang rendah terhadap perasaan frustasi
dan secara emosional mereka adalah orang–orang yang labil serta mudah terangsang.
Untuk itu maka dokter gigi harus bisa mengimbangi keaktifan anak. Memberikan tanggapan
kepada anak akan menunjukkan kalau kita memberikan perhatian kepadanya. Dokter gigi juga
harus ekstra berhati-hati dalam mengawasi anak selama berada di dalam ruang praktek. Karena
anak hiperaktif biasanya senang meraba sesuatu yang terlihat olehnya, maka dokter gigi harus
mengawasi anak agar tidak sembarangan menyentuh peralatan di dalam ruang praktek
Diagnosis: Rampan karies & pada anak laki-laki abrasi pada gigi anterior.
Rencana Perawatan: 1. Hilangkan rasa sakit
2. Tumpat gigi yang masih bisa di tumpat
3. Cabut gigi yang sudah waktunya tanggal
4. Edukasi untuk menghilangkan maloklusi
5. Kalau masih maloklusi saat periode gigi permanen, lakukan perawatan
orthodonsia.

KASUS 4

Pasien laki-laki umur 8 th memiliki gigi M1 permanen kanan dan kiri mengalami
gangren, pada sisi sebelah kanan terdapat pembengkakan dan gigi M1 permanen kalau disentuh
atau dipalpasi sakit. Hasil pemeriksaan panas tubuh pasien 38 (derajad Celcius), anak terlihat
lemas dan tidak mau makan. kejadian ini sudah sering berlanjut berulang kali sehingga anak
malas belajar. Emosi anak kadang-kadang tidak terkendali kalau sedang sakit.
PEMBAHASAN KASUS 4
CC: Gigi belakang sakit dan demam
PI: Rasa sakit nya sudah berulang kali terjadi
PDH: tidak diketahui
Riwayat medis: demam dengan suhu tubuh 38 derajar celcius
Mental: Emosi anak tidak terkendali, anak lemas dan tidak mau makan karena saat makan
giginya akan sakit. Hal ini membuat anak jadi malas belajar.
Diagnosis: gigi M1 kiri gangren & gigi M1 kanan gangrene dengan abses periapikal kronis
Rencana perawatan:
1. Beri antipiretik untuk meredakan demam dan antibiotic untuk menghilangkan bakteri
yang ada pada abses
2. Lakukan insisi untuk mengeluarkan isi abses
3. Setelah insisi, berikan analgesic untuk meredakan sakit
4. Lakukan perawatan endodontic pada gigi M1 kiri
5. Lakukan perawatan endodontic pada gigi M1 kanan
6. Berikan crown untuk mengembalikan fungsi gigi M1 trsebut
7. Edukasi untuk menjaga kebersihan gigi
8. Recall

KASUS 5
Seorang anak bernama Andi datang ke dokter gigi. Anak tersebut berusia 11 tahun
mengeluhkan gigi belakang sebelah kiri (molar 1) bawah terasa sakit sejak 3 hari yang lalu. Andi
mengatakan bahwa gignya terasa nyeri saat mengigit. Setelah dilakukan pemeriksaan gigi yang
nyeri tersebut ternyata berlubang, kata pasien gigi tersebut memang telah lama berlubang.saat
dilakukan perkusi terasa nyeri dan saat aplikasi CE (-).Pada gambaran radiografi periapikal
didapatkan area radiolusen berbatas irreguler pada apikal gigi. Dokter akhirnya mendiagnosa
Andi menderita abses periapikal.

PEMBAHASAN KASUS 5
CC: gigi belakang kiri sakit sejak 3 hari yang lalu
PI: gigi sakit saat menggigit
PDH: Tidak dijelaskan
Medical Histiry: Tidak dijelaskan
Diagnosis: abses periapikal. Abses periapikal adalah kumpulan pus yang terlokalisir dibatasi oleh
jaringan tulang yang disebabkan oleh infeksi pulpa dan atau periodontal. Abses periapikal
umumnya berasal dari nekrosis jaringan pulpa. Gejala abses periapikal yaitu gigi terasa sakit bila
mengunyah timbul nyeri.
Rencana Perawatan:
1. Berikan antibiotic untuk melokalisir infeksi
2. Lakukan trepanasi, insisi dan drainase
3. Lakukan perawatan endodontic
4. Berikan analgesic
5. Edukasi
6. Recall

Insisi dan drainase


1. Aplikasi larutan antiseptik sebelum insisi (dibuka) abses.
2. Anestesi dilakukan pada daerah sekitar drainase abses yang akandilakukan dengan
anestesi infiltrasi.
3. Untuk mencegah penyebaran mikroba ke jaringan sekitarnya makadirencanakan insisi
:
a. Menghindari duktus (Wharton, Stensen) dan pembuluh darah besar.
b. Drainase yang cukup, maka insisi dilakukan pada bagiansuperfisial pada titik
terendahakumulasi untuk menghindari sakitdan pengeluaran pus sesuai gravitasi.
c. Jika memungkinkan insisi dilakukan pada daerah yang baik secara estetik, jika
memungkinkan dilakukan secara intraoral.
d. Insisi dan drainase abses harus dilakukan pada saat yang tepat,saat fluktuasi
positif.
4. Drainase abses diawali dengan hemostat dimasukkan ke dalamrongga abses dengan
ujung tertutup, lakukan eksplorasi kemudiandikeluarkan dengan ujung terbuka.
Bersamaan dengan eksplorasi,dilakukan pijatan lunak untuk mempermudah
pengeluaran pus.
5. Penempatan drain karet di dalam rongga abses dan difiksasi dengan jahitan pada salah
satu tepi insisi untuk menjaga insisi menutup dankasa tidak terlepas.Setelah dilakukan
drainase materi abses yang mencakup bekteri, leukosit dan debris, diberi antiseptik
yang berulang sehingga akan menutup lubang abses dengan jaringan normal dan steril
atau bersih dari materi abses.
6. Peresepan antibiotik (perawatan pendukung); peresepan antibiotik  penisilin atau
erythromycin serta obat analgesik (kombinasinarkotik/nonnarkotik). Dapat ditambah
dengan kumur larutan saline(1 sendok teh garam + 1 gelas air) yang dikumurkan
setiap setelahmakan.
7. Pencabutan gigi penyebab secepatnya.

KASUS 6
Seorang anak perempuan bernama Princess berumur 12 tahun datang ke dokter gigi diantar oleh
orang tuanya. Kedua orang tuanya mengeluhkan adanya celah diantara gigi I1 atas. Karena
estetisnya kurang baik, si anak merasa malu.
PEMBAHASAN KASUS 6
Diagnosis: Mesiodens. Mesiodens adalah gigi supernumerari yang terbentuk diantara gigi
incisivus sentralis rahang atas berbentuk seperti kerucut dan memiliki akar yang pendek. (Scheid,
2001) Gigi mesiodens ini dapat terlihat di dalam rongga mulut (erupsi) dan terpendam (tidak
erupsi) sehingga terlihat diastema/ruangan di lengkung gigi. (Harshanur, 1991) Mesiodens dapat
diklasifikasikan berdasarkan kemunculannya pada periode gigi permanen (rudimentary
mesiodentes) dan periode gigi susu (supplementary mesiodentes).
Rencana Perawatan:
1. Operasi pengambilan gigi mesiodens
2. Pemberian analgesic
3. Dilakukan perawatan orthodonsia.
Untuk Tenknik anastesi bisa dilihat di makalah “kelompok 3 mesiodens”.
KASUS 7

Seorang anak perempuan bernama Princess berumur 7 tahun datang ke dokter gigi karena
gigi berlubang yang terasa sakit saat minum minuman yang dingin. Dari pemeriksaan
didapati bahwa terdapat kavitas kecoklatan pada gigi 8V. Dia mengalami kesulitan
mengucapkan huruf R. Kedua orang tuanya sibuk kerja sehingga anak tersebut diasuh oleh
pembantu. Dari hasil anamnesis diketahui bahwa ternyata teman sekolahnya sering mengejek
karena ia berbicaranya tidak jelas. Dia merasa malu.
PEMBAHASAN KASUS 7
CC: Gigi berlubang, cedal (susah mengucapkan huruf R)
Present Ilness : sakit saat makan dingin
Riwayat sosial : Sering diejek teman sekolah dan merasa malu, Orang tua sibuk kerja,
pengasuhan dari pembantu
Diagnosis: Pulpitis reversible dan frenulum lingualis pendek
Rencana Perawatan:
1. Perawatan pulpitis reversible
2. Edukasi menjaga kebersihan mulut
3. Bila di inginkan, tindakan bedah frenektomi

Anda mungkin juga menyukai