Anda di halaman 1dari 10

PENDEKATAN STRUKTURAL DALAM ANALISIS PUISI

DAN APLIKASINYA

Dosen Pengampu:
Prof. Dr. Dra. Nazurty, M.Pd

Disusun Oleh:
Anggun Yuliana Matura (A1B120059)
Haris Fadillah Pohan (A1B120114)
Susila Wati (A1B120043)

PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JAMBI
2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT atas berkat rahmat dan
hidayah-Nya, sehingga penyusun makalah ini dapat diselesaikan dengan baik.
Penulis makalah “pendekatan struktural dalam analisis puisi dan aplikainya”
sebagai tugas kelompok mata kuliah puisi yang selanjutnya akan dipresentasikan
secara berkelompok.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini, masih jauh dari
kesempurnaan. Oleh karena itu, kritik dan saran dari dosen pengampu dan pembaca,
sangat diharapkan demi kesempurnaan penyusunan makalah selanjutnya.
Terima kasih penulis ucapkan kepada semua pihak yang telah memberikan
sumbangsihnya, baik secara langsung maupun tidak langsung maupun tidak langsung
dalam penyelesaian makalah ini. Semoga makalah ini bermanfaat bagi kita semua
sebagai pembaca.

Jambi, Februari2021

Penulis
DAFTAR ISI

Halaman
HALAMAN JUDUL ............................................................................................. i
KATA PENGANTAR............................................................................................ ii
DAFTAR ISI.......................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN....................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang............................................................................................ 1
1.2 Rumusan Masalah....................................................................................... 1
1.3 Tujuan......................................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN ....................................................................................... 3
2.1 Pengertian pendekatan struktural................................................................ 3
2.2 Pengertian analisis puisi............................................................................. 4
2.3 Analisis Puisi Berdasarkan Pendekatan Struktural..................................... 5
BAB III PENUTUP ............................................................................................... 9
3.1 Kesimpulan................................................................................................. 9
3.2 Saran........................................................................................................... 9
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................. 10
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Puisi merupakan salah satu jenis karya sastra yang penyajiannya sangat mengutamakan
keindahan bahasa dan kepadatan makna. Dengan puisi seorang penyair dapat mengungkapkan
ekspresi perasaannya. Keindahan bahasa dan kepadatan makna yang dimiliki puisi terkadang
membuat pembaca atau penikmat puisi mengalami kesulitan dalam memahami dan menangkap
makna yang terkandung dalam puisi tersebut. Untuk dapat memahami dan menangkap makna di
dalam puisi, pembaca harus memiliki kepekaan batin dan daya kritis terhadap puisi tersebut.
Oleh karena itu, untuk memahami dan menangkap makna puisi pembaca perlu
melakukan kajian atau analisis terhadap puisi tersebut. Dalam pengkajian puisi ada beberapa
pendekatan yang dapat digunakan, salah satunya dengan menggunakan pendekatan struktural.
Pendekatan struktural dipelopori oleh kaum Formalis Rusia dan Strukturalisme Praha. Sebuah
karya sastra, puisi, menurut kaum strukturalisme adalah sebuah totalitas yang dibangun secara
koherensif oleh berbagai unsur (pembangun)-nya. Di satu pihak, struktur karya sastra dapat
diartikan sebagai susunan, penegasan, dan gambaran semua bahan dan bagian yang menjadi
komponennya yang secara bersama membentuk kebulatan yang indah (Abrams, 1981:68 dalam
Nurgiyantoro, 2007:36). Di pihak lain, struktur karya sastra juga menyaran pada pengertian
hubungan antar unsur (intrinsik) yang bersifat timbal balik, saling menentukan, saling
mempengaruhi, yang secara bersama membentuk satu kesatuan yang utuh
(Nurgiyantoro,2007:36).
Analisis struktural karya sastra, yang dalam hal ini puisi, dapat dilakukan dengan Dengan
Mengurai Unsur Internal (Diksi, Imaji, Kata Kongret, Bahasa Piguratif) dan Eksternal Dalam
Puisi (Tema, Rasa, Nada, Amanat). 

1.2 Rumusan Masalah


Dalam penulisan makalah ini masalah yang dibahas yaitu:.
1. Apa itu pendekatan Struktural ?
2. Apa itu analisis puisi ?
3. Bagaimana analisis struktural pada puisi ?

1.3  Tujuan
Dalam penulisan makalah ini bertujuan untuk:.
1. Untuk Mengkaji puisi dengan  pendekatan struktural.
2. untuk mengetahui dan mengenal secara mendetail serta universal dalam analisis puisi
berdasarkan pendekatan struktural.
3. Untuk pemenuhan tugas mata kuliah puisi.

BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian pendekatan struktural
Strukturalisme berasal dari linguistik Ferdinan yang merupakan suatau cara berfikir tentang
dunia yang secara khusus memperhatikan presepsi dan deskripsi tentang struktur, mengkaji
fenomena mitos dan ritual untuk melihat tanda. Yang menjadi objek kajian teori strukturalisme
adalah sastra, yaitu seperangkat konvensi yang abstrak dan umum yang mengatur berbagai
hubungan unsur dalam teks sastra sehingga unsur- unsur tersebut berkaitan satu sama lain dalam
keseluruhan yang utuh. Meskipun konvensi yang membentuk sistem sastra itu bersifat sosial dan
ada dalam kesadaran masyarakat tertentu. Analisis yang seksama dan menyeluruh terhadap
relasi-relasi berbagai unsur yang membangun teks sastra dianggap akan menghasilkan suatu
pengetahuan tentang sistem sastra.
Struktur merupakan keseluruhan yang bulat, yaitu bagian-bagian yang membentuknya
tidak dapat berdiri sendiri di luar struktur itu. Berikut ini ada beberapa pendapat para ahli
mengenai pendekatan struktural, yaitu suatu metode atau cara pencarian terhadap suatu fakta
yang sasarannya tidak hanya ditujukan kepada salah satu unsur sebagai individu yang berdiri
sendiri di luar kesatuannya, melainkan ditujukan pula kepada hubungan antar unsurnya
(Fokemma, 1977 : 21). Analisis struktural merupakan tugas prioritas atau tugas pendahuluan.
Sebab karya sastra mempunyai kebulatan makna intrinsik yang dapat digali dari karya itu sendiri
(A. Teew. 1984 : 135).

2.2 Pengertian Analisis Puisi


Analisis puisi adalah kajian yang dilakanakan terhadap sebuah bahas guna meneliti struktur
bahasa tersebut secara mendalam. Karya sastra, termasuk puisi adalah sebuah struktur. Sebuah
struktur menyiratkan adanya unur-unsur pembentuk. Puisi adalah sebuah struktur yang komplek,
yang terdiri atas unsur-unsur yang saling berhubungan. Unsur dalam struktur adalah unsur
fungsional, yaitu mempunyai tugas atau fungsi tertentu dalam sebuah karya puisi.
Puisi dapat diartikan sebagai hasil karya tulis yang mengandung unsur seni. Mengapa
dikatakan demikian? Karena puisi adalah hasil buah fikir manusia (karya) dalam bentuk tertulis
(tidak dalam bentuk lain, misal patung atau lukisan) yang penuh dengan rasa keindahan (rasa-
emosi).

2.3 Analisis Puisi Berdasarkan Pendekatan Struktural


Analisis struktural merupakan tugas prioritas atau tugas pendahuluan. Sebab karya sastra
mempunyai kebulatan makna instrinsik yang dapat digali dari karya itu sendiri. Pendekatan
struktural yang dipergunakan akan menghasilkan gambaran yang jelas terhadap diksi, citraan,
bahaa kias, majas, sarana retorika, bait dan baris, nilai bunyi, persajakkan, narasi, emosi, dan ide
yang digunakan dalam menulis puisinya.
Untuk menunjang analisis puisi menggunakan pendekata struktural, kritik sastra berguna
untuk pengembangan dan pembinaan ilmu sastra (teori sastra). Kritik sastra merupakan wadah
analisis sastra, analisis struktur cerita, gaya bahasa, teknik penceritaan dan lain sebagainya.
Pendekatan struktural yang dipergunakan, akan menghasilkan gambaran yang jelas terhadap
diksi, citraan, bahasa kias, majas, sarana retorika, bait dan baris, nilai dan bunyi, persajakan,
narasi, emosi dan ide yang digunakan pengarang dalam menulis puisinya.
Di bawah ini akan disajikan sebuah puisi yang dianalisis berdasarkan pendekatan
struktural.

Puisi

TOBAT

Aku tobat, ya Tuhanku


Tobat atas sebala dosaku
Kacang-kacang berkembang
Daun kobis segar di ladang

Jantungku adalah biji kentang


Digigit oleh tanah
Subur dan menderita
Digigit oleh tanah

Aku tobat, ya Tuhanku


Tobat atas segala dosaku
Burung-burung kecil di belukar
Batang pimping menggeliat

Mulutmu daisi di hutan


Sederhana dan naif sekali
Mulutmu daisi di hutan
Diinjak kaki petani
Aku tobat, ya Tuhanku
Telah kuinjak mulutmu
Dan juga jantungku
(Rendra, Masmur Mawar)

a. Diksi (pilihan kata)


Diksi merupakan pemilihan kata yang tepat, padat dan kaya akan nuansa makna dan suasana
sehingga mampu mengembangkan dan mempengaruhi daya imajinasi pembaca (Fajahono.
1990 : 59)
Dalam puisi “TOBAT” disamping, terdapat beberapa pilihan kata yang digunakan oleh
pengarang yang sangat sederhana seperti yang dapat dilihat dalam puisi tersebut. Kata-kata
yang digunakan oleh penyair mudah dipahami.

Seperti pada bait I pada baris 1 dan 2

“Aku tobat, ya Tuhanku


Tobat atas sebala dosaku”
Dalam menggunakan kata-kata aku tobat, ya Tuhanku, pembaca akan lebih mudah mengetahui
makna sebenarnya dari puisi tersebut, begitu pula pada kata-kata dalam kalimat tobat atas segala
dosaku, kata yang digunakan adalah kata dengan makna sebenarnya.

Bait II

“Jantungku adalah biji kentang


Digigit oleh tanah
Subur dan menderita
Digigit oleh tanah”

Kata-kata yang digunakan dalam kalimat puisi di atas menggunakan kata-kata yang mengandung
unsur perumpamaan, ini bisa dilihat jelas pada kata “jantungku adalah biji kacang”

Bait III dan Bait IV juga menggunakan kata-kata dengan makna sebenarnya.

b. Pengimajian (citraan)
Pengimajian adalah kata atau susunan kata yang dapat mengungkapkan pengalaman sensoris
seperti penglihatan, pendengaran dan perasaan. Pada puisi “TOBAT” pengimajian yang
digunakan oleh pengarang terdapat pada:

- Citraan Penglihatan terdapat pada bait :


I : “Kacang-kacang berkembang”
Daun habis segar di ladang
II : “Jantungku adalah biji kentang”
IV : “Telah kuinjak mulutmu”
Dan juga jantungku
- Citraan Pendengaran terdapat pada bait I dan III ;
II : “digigit oleh tanah”
Subur dan menderita
Digigit oleh tanah
IV : “Mulutmu daisi di hutan”
Sederhana dan naif sekali
Mulutmu daisi di hutan

c. Kata Konkret
kata konkret adalah kata-kata yang dapat menyarankan kepada arti yang menyeluruh.
Pengonkretan kata berhubungan erat dengan pengimajinasian, pengembangan dan pengiasan.
Pada puisi “TOBAT” kata konkret terdapat pada bait:
II : “Jantungku adalah biji kentang”
Di mana penyair di sini menghiaskan bahwa jantungnya disamakan dengan biji kentang.
II : “digigit oleh tanah”
Di mana penyair menghiaskan atau mempersamakan tanah dengan manusia atau hewan
yang bisa menggigit sedangkan tanah merupakan benda mati.
d. Bahasa Figuratif (Majas)
Bahasa figuratif atau majas adalah bahasa yang digunakan penyair untuk mengatakan
sesuatu dengan cara yang biasa, yakni suara yang langsung mengungkapkan makna.
Pada puisi “TOBAT” majas yang digunakan :
a. Perbandingan. Puisi “TOBAT” tidak mempunyai bahasa figuratif perbandingan
b. Metafora adalah bahasa kiasan yang menyamakan satu hal dengan hal lain tetapi tidak
menggunakan kata-kata pembanding.
Pada puisi “TOBAT” metafora terdapat pada :
Bait II : “Jantungku adalah biji kentang”
Di mana dalam puisi ini penyair menyatakan bahwa jantungnya adalah biji dipersamakan
dengan biji kentang.
c. Perumpamaan epos, perbandingan yang dilanjutkan atau diperpanjang yaitu dibentuk
dengan cara melanjutkan sifat-sifat pembandingnya lebih lanjut dalam kalimat atau frase
berturut-turut.
“Jantungku adalah kentang”
Digigit oleh tanah
Subur dan menderita
Digigit oleh tanah
d. Personifikasi, kiasan ini mempersamakan benda dengan manusia, benda-benda mati
dibuat dapat berbuat, berpikir dan sebagainya seperti manusia.
Pada puisi “TOBAT” personifikasi terdapat pada bait II
“digigit oleh tanah”
Di mana penyair mempersamakan tanah dengan manusia yang dapat menggigit padahal
tanah itu merupakan benda mati.

e. Verifikasi (rima, ritme dan metrum)


 Rima, pengulangan bunyi dalam puisi
Pada puisi “TOBAT” rima terdapat pada bait I yaitu pengulangan bunyi ku dan ang.
Aku tobat ya Tuhanku
Tobat atas segala dosaku
Kacang-kacang berkembang
Daun kobis segar di ladang
 Ritma, pengulangan bunyi, kata, frase dan kalimat pada puisi “TOBAT” ritma
terdapat pada bait II dan IV yaitu pengulangan kalimat :
II : “digigit oleh tanah”
IV: “Mulutmu daisi di hutan”
 Metrum, pengulangan tekanan kata yang tetap pada puisi “TOBAT” metrum tidak
terdapat pada puisi tersebut.

f. Tata wajah (Tipografi), bentuk yang khas dari puisi


Pada puisi yang berjudul “TOBAT” mempunyai, tipografi wig zag.

2. Analisis Berdasarkan Struktur Batin


a. Tema, merupakan gagasan pokok yang dikemukakan oleh penyair.
Pada puisi “TOBAT” penyair menggunakan tema ketuhanan, karena terdapat pada
beberapa bait sang penyair mengatakan tobat atau sang penyair ingin tobat dari segala apa
yang telah dia lakukan.

b. Perasaan (Feeling), suasana perasaan sang penyair yang diekspresikan dan harus
dihayati oleh pembaca.
Pada puisi “TOBAT” sang penyair merasa sedih karena dalam puisi tersebut penyair
mengungkapkan semua kesalahan yang dia lakukan dan akan bertobat.

c. Nada dan Suasana


- Nada, sikap penyair terhadap pembaca
Puisi “TOBAT” sikap penyair terhadap pembaca yaitu : lembut dan halus karena dia
memohon agar tobat yang dilakukan dapat diterima
- Suasana, keadaan jiwa pembaca setelah membaca puisi yaitu : pembaca merasa sedih
dan terharu, serta merenungkan semua apa yang dia lakukan sama dengan penyair
lakukan.

d. Amanat (pesan)
Amanat merupakan hal yang mendorong penyair untuk menciptakan puisinya
Pada puisi “TOBAT” amanat yang terkandung yaitu : segala sesuatu yang kita lakukan
baik itu yang bermanfaat atau tidak, pastinya kita akan minta ampun kepada Tuhan.

BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Pendekatan struktural yaitu suatu metode atau cara pencarian terhadap suatu fakta yang
sasarannya tidak hanya ditujukan pada salah satu unsur sebagai individu yang berdiri sendiri di
luar kesatuannya, melainkan di tujukan pula kepada hubungan antara unsurnya (Fokkema, 1977 :
21)
Pendekatan struktural yang dipergunakan akan menghasilkan gambaran yang jelas terhadap
diksi, pengimajinasian, kata konkret, bahas figuratif, berifikasi dan tata wajah. Analisis struktural
merupakan tugas prioritas atau tugas pendahuluan sebab karya sastra mempunyai kebulatan
makna “intrinsik yang dapat digali dari karya itu sendiri.

3.2 Saran
Kami tentunya menyadari bahwa makalah ini masih terdapat banyak kesalahan dan jauh dari
kesempurnaan. Untuk itu kami mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari para
pembaca agar kami bisa menyempurnakan makalah ini.

DAFTAR PUSTAKA

Rapi Tang Muhammad. 2005. Teori Sastra. Makasar : Badan Penerbit Makasar UNM.
Nensilianti. 2008. Kritik Sastra. Sebuah teori Pengantar. Makasar : UNM.
http://www. diksi dan bahasa kesan.
http://ariesulistiari.blogspot.com/2005/05/pendekatan-struktural-dalam-analisis.html?m=1
http://anaozen.blogspot.com/2017/03/analisis-puisi -berdasarkan-analisis.html
http://tugasnyakuliah.blogspot.com/2015/11/analisis-struktural-pada-puisi-saat.html

Anda mungkin juga menyukai