Anda di halaman 1dari 12

BELIUNG PERSEGI: SEBARAN DAN FUNGSINYA DI KALIMANTAN

STONE ADZE: ITS DISTRIBUTION AND FUNCTION IN KALIMANTAN

Bambang Sugiyanto

Balai Arkeologi Kalimantan Selatan, Jl. Gotong Royong II, RT 03/06 Banjarbaru 70711, Kalimantan Selatan;
posel: bambang.sugiyanto@kemdikbud.go.id

Diterima 31 Mei 2018 Direvisi 27 Agustus 2018 Disetujui 16 November 2018

Abstrak. Beliung persegi adalah artefak prasejarah yang menandai periode neolitik ketika manusia mulai hidup menetap dan
mengembangkan teknologi yang mendukung kelangsungan hidup manusia. Temuan beliung persegi dari Kalimantan
menunjukkan keragaman penggunaan dan distribusinya di Kalimantan, yang menjadi fokus penelitian ini. Penelitian ini
bersifat deskriptif yang menggunakan metode induktif. Penelitian lapangan dilakukan dengan menganalisis beliung persegi
dari Kalimantan. Ternyata, beliung persegi Kalimantan lebih banyak digunakan sebagai sosiofak daripada teknofak.

Kata kunci: fungsi, persebaran, beliung persegi, kalimantan, prasejarah.

Abstract. A stone adze is a prehistoric artefact that characterized the Neolithic period when human start to live more
sedentary and developed technology to support human’s survival. The stone adzes recovered from Kalimantan show a
variability of use and distribution in Kalimantan, which was the focus of this research. This is a descriptive research that
employed an inductive method. Field research was carried out by analyzing the stone adzes from Kalimantan. Apparently,
the Kalimantan stone adzes were used more as sociofacts instead of technofacts.

Keywords: usability, distribution, stone adze, Kalimantan, prehistory.

PENDAHULUAN budaya, tetapi peninggalan yang ada menjadi


saksi bisu tentang kebenaran adanya kehidupan
Pulau Kalimantan yang merupakan salah satu manusia di Pulau Kalimantan. Tahap kehidupan
pulau terbesar di Indonesia memiliki luas sekitar manusia yang berikutnya, ditemukan pada wilayah
750.000 km². Sebagian besar wilayah Kalimantan pegunungan karst pedalaman Kalimantan Timur,
menjadi bagian Indonesia, yaitu sekitar 540.000 yaitu situs gua-gua prasejarah di Pegunungan
km² atau 28% dari seluruh luas wilayah Indonesia Pengadan, Pegunungan Perondongan, dan
(Billa 2005: 3). Kalimantan memiliki misteri Pegunungan Marang (Kabupaten Kutai Timur) serta
kehidupan yang belum terungkap, terutama Pegunungan Kelay (Kabupaten Berau). Tahap
sejarah kehidupan manusia masa prasejarah. kehidupan gua-gua prasejarah ini berkisar 10.000
Masa tertua kehidupan manusia prasejarah di tahun lalu (Fage dan Chazine 2010: 21). Sementara
wilayah Pulau Kalimantan ada di bagian utara, itu, di wilayah Kalimantan Selatan, tepatnya di situs
yang menjadi wilayah negara Malaysia. Di Gua Babi dan Gua Tengkorak di Desa Randu,
Sarawak dan Sabah tercatat beberapa situs Kecamatan Muara Uya, Kabupaten Tabalong,
prasejarah dengan kronologi sekitar 40.000 memberikan kronologi kehidupan sekitar 6.000
tahun lalu dan 28.000 tahun lalu (Bellwood 2000: tahun lalu (Widianto dan Handini 2003: 68-69), Liang
261-265). Kronologi tersebut memang masih Bangkai, dan beberapa situs gua lainnya pada
diperdebatkan oleh para ahli arkeologi dan kawasan karst Mantewe, Kabupaten Tanah Bumbu
(Sugiyanto 2015: 3-9).

Beliung Persegi: Sebaran dan Fungsinya di Kalimantan-Bambang Sugiyanto( 89-100) 89


Kronologi di atas, memberikan gambaran pengetahuan yang akhirnya memunculkan
yang jelas bahwa wilayah Kalimantan sejak 40.000 teknologi pembuatan wadah makanan ini
tahun lalu sudah didiami oleh manusia prasejarah merupakan suatu kemajuan teknologi atau inovasi
dengan tingkat kemampuan teknologi yang cukup teknologi yang sangat signifikan.
tinggi. Perkembangan kehidupan manusia Sebagai salah satu artefak prasejarah yang
prasejarah melalui beberapa tahapan, dengan menjadi ciri tahapan kehidupan bercocok tanam,
peninggalannya masing-masing. Meskipun beliung persegi tentunya merupakan benda yang
demikian, wilayah Kalimantan yang luas masih sangat penting bagi kehidupan manusia
belum banyak dieksplorasi oleh Pusat Penelitian prasejarah. Dalam kehidupan masyarakat
Arkeologi Nasional dan Balai Arkeologi prasejarah, hampir semua benda yang dibuat
Kalimantan Selatan, sehingga belum diketahui oleh manusia mempunyai fungsinya sendiri. Ada
seluruh potensi budaya prasejarahnya. Masih tiga macam jenis fungsi benda pada masa
banyak wilayah yang belum diketahui potensi prasejarah, yaitu praktis, sosial, dan religius.
arkeologi dan budayanya. Fungsi praktis berkaitan dengan kehidupan
Salah satu permasalahan yang masih menjadi sehari-hari, yaitu fungsi benda yang langsung
perdebatan adalah tentang artefak beliung sesuai dengan bentuk dan tujuan pembuatan
persegi yang ditemukan di berbagai tempat di benda itu. Sementara fungsi sosial, lebih
Kalimantan. Beliung persegi merupakan salah disesuaikan dengan tingkat sosial individu atau
satu artefak prasejarah yang menjadi ciri khas kelompok pengguna benda tersebut. Dan fungsi
suatu tahapan kehidupan manusia pada masa religius, lebih mengutamakan pembuatan benda
prasejarah. Tahapan kehidupan manusia yang sangat baik bentuknya karena hanya
prasejarah berdasarkan jenis mata pencaharianya, dipergunakan untuk upacara adat atau pemujaan
yaitu: 1. Berburu dan meramu; 2. Bercocok saja. Biasanya pembuatan benda yang
tanam; 3. Perundagian; dan 4. proto-sejarah. mempunyai nilai fungsi sosial dan religius ini
Secara umum, keberadaan beliung persegi memerlukan waktu yang lebih lama dibandingkan
berada pada tahapan kedua, yaitu tahapan dengan pembuatan benda yang hanya berfungsi
kehidupan manusia yang sudah mulai bercocok praktis.
tanam. Kehidupan ini dicirikan antara lain oleh Beliung persegi seringkali ditemukan oleh
adanya beliung persegi, wadah tanah liat bakar penduduk atau masyarakat, tetapi masih sedikit
(gerabah), domestikasi tanaman dan binatang, jumlahnya yang ditemukan langsung pada saat
dan mulai semaraknya perhiasan dari bahan penelitian situs prasejarah. Masyarakat Kalimantan
tulang, tanduk, dan kerang (Soejono dan Leirissa pada umumnya mempunyai keyakinan “yang
2010: 29-31). kurang baik” terhadap beliung persegi ini.
Bukti adanya perkembangan teknologi pada Mereka menganggap beliung persegi sebagai
masa bercocok tanam diwaliki oleh beberapa batu petir yang bisa mengakibatkan terjadinya
peralatan seperti beliung persegi, gerabah, dan kebakaran. Keyakinan ini yang mendorong
beraneka macam perhiasan yang ada. Teknologi mereka untuk membuangnya jika menemukan
pembuatan alat batu yang sangat tinggi terlihat beliung persegi daripada menyimpannya di
pada bentuk beliung persegi yang halus dan dalam rumah. Satu-satunya temuan beliung
bagus. Bentuk beliung persegi tersebut persegi yang “insitu” berasal dari situs Nanga
menggambarkan bagaimana susahnya membuat Balang (Kalimantan Barat). Berdasarkan uraian di
serpihan batu yang sesuai besarnya, membentuk atas, sebenarnya secara tidak sengaja banyak
serpihan menjadi persegi panjang, dan ditemukan beliung persegi di wilayah Kalimantan.
mengasahnya sampai menjadi alat yang bagus Beliung persegi sebagai salah satu peninggalan
dan tajam. Kemajuan teknologi yang sama juga budaya manusia masa lalu menjadi penting artinya
terlihat pada munculnya beraneka jenis dan bentuk untuk mengungkapkan sejarah kehidupan
wadah makanan berbahan tanah liat bakar. Proses manusia. Beberapa pertanyaan yang menarik

90 Naditira Widya Vol. 12 No. 2 Oktober 2018-Balai Arkeologi Kalimantan Selatan


untuk dijelaskan terkait dengan penemuan beliung tidak akan dapat dijalankan dengan baik. Lain
persegi di wilayah Kalimantan, yaitu: halnya, jika beliung persegi sengaja dibuat untuk
1. Bagaimana sebenarnya persebaran beliung keperluan lain yang lebih utama seperti keperluan
persegi di Kalimantan? sosial atau religius. Keperluan tersebut tidak
2. Apa fungsi utama dari beliung persegi hanya mensyaratkan bahan yang kuat dan bagus,
tersebut? tetapi juga mensyaratkan bentuk benda yang
bagus dan indah. Pada umumnya, beliung
METODE persegi yang dipergunakan untuk keperluan
sosiologis dan ideologis hanya dibuat dalam
Kedua permasalahan di atas, akan jumlah yang sangat terbatas, tidak seperti beliung
dipecahkan atau dicarikan jawabannya dengan persegi yang dipergunakan untuk keperluan
metode penelitian deskriptif melalui pengamatan praktis.
langsung di lapangan, didukung dengan hasil Keperluan praktis beliung persegi tentunya
wawancara dan studi pustaka. Pengamatan berhubungan erat dengan pengerjaan kayu atau
langsung di lapangan dilakukan melalui kegiatan bahan lainnya yang keras. Beliung persegi dapat
survei permukaan, kemudian didukung dengan digunakan untuk memotong atau menyerut kayu
data hasil wawancara dari informan terpilih tentang dalam rangka membuat perahu atau rumah.
arti beliung persegi bagi masyarakat setempat. Beliung persegi ini mempunyai fungsi yang sama
Hasil pengamatan kemudian disintesakan dengan dengan sebuah pahat logam pada masa kini,
studi pustaka tentang penemuan beliung persegi sehingga keberadaannya sangat diperlukan oleh
di Kalimantan secara umum, untuk menjawab kelompok manusia prasejarah pada masa itu.
pertanyaan yang diajukan dalam permasalahan Bahkan bisa dikatakan beliung persegi
penelitian. merupakan salah satu masterpiece alat
perlengkapan dan peralatan hidup yang dibuat
HASIL DAN PEMBAHASAN dari bahan batuan terbaik.
Sebelum melangkah lebih jauh ada baiknya,
Seperti sudah dijelaskan di bagian depan, dijelaskan lebih dulu tentang beliung persegi
bahwa beliung persegi merupakan salah satu yang menjadi pokok pembicaraan ini. Menurut
benda peralatan kehidupan manusia prasejarah buku Metode Penelitian Arkeologi (Simanjuntak
yang mempunyai fungsi sebagai kapak untuk dkk. 2008: 175), beliung persegi adalah alat batu
memotong kayu. Oleh karena itu, pada umumnya yang dicirikan oleh bentuk dasar dan irisan
beliung persegi dibuat dari bahan batuan yang persegi, tajaman monofasial, dan permukaan
mempunyai kekerasan di atas 7 skala Mohs. yang diupam . Alat ini dihasilkan melalui proses
Bahan batuan yang bagus memang sangat pengerjaan yang bertahap, mulai dari tahap
diperlukan agar beliung persegi itu dapat pembentukan sampai pengupaman. Berdasarkan
digunakan dengan baik untuk memotong dan bentuknya, beliung persegi dapat dibagi menjadi
mengolah kayu-kayuan. Jika bahan batuannya beberapa tipe, yaitu beliung penarah1, beliung
tidak bagus, maka fungsi praktis beliung persegi biola2, beliung atap3, beliung tangga4, beliung

1
Beliung penarah adalah beliung yang dicirikan oleh tajaman yang monofasial dengan lereng tajaman melengkung ke bagian dalam dan sisi
tajaman menyudut ke bagian tengah.
2
Beliung biola adalah beliung dengan bentuk menyempit di bagian tengah menyerupai biola.
3
Beliung atap adalah beliung yang bentuknya tebal dengan kedua sisi samping miring ke arah bawah sehingga membentuk penampang lintang
berebntuk trapesium
4
Beliung tangga adalah beliung yang bidang pangkalnya sengaja ditipiskan hingga membentuk tangga terhadap bagian lainnya, untuk tempat
pengikatan pada tangkainya

Beliung Persegi: Sebaran dan Fungsinya di Kalimantan-Bambang Sugiyanto( 89-100) 91


bahu sederhana5, belincung6, pahat7, dan kapak ini dapat mengundang petir dan kebakaran yang
lonjong8 (Soejono dan Leirissa 2010: 216-218). besar. Jadi banyak beliung persegi yang sengaja
Berdasarkan batasan di atas, maka dibuang oleh penduduk daripada disimpan
pembahasan mengenai temuan beliung persegi dalam rumah. Mereka sangat percaya akan
di Kalimantan dapat dilakukan sesuai dengan kisah-kisah mistis yang ada di balik beliung
permasalahan yang telah diajukan. Secara umum, persegi ini, sehingga banyak yang secara
beliung persegi cukup banyak ditemukan di sengaja membuang beliung persegi yang
wilayah Kalimantan. Penemuan beliung persegi mereka temukan.
ini pada umumnya sudah tidak diketahui lagi posisi Jika beliung persegi didapatkan dari
awal ditemukannya pertama kali. Yang sering pemberian atau warisan orang tua, akan tetap
terjadi adalah anggota masyarakat atau seorang disimpan oleh ahli waris sebagai penghormatan
penduduk menemukannya pada suatu tempat kepada orang tua yang memberikannya. Pada
tertentu dan langsung dibawa pulang untuk umumnya, kelompok masyarakat Dayak ini
disimpan. Kemudian mereka akan menceritakan mempunyai keyakinan yang sedikit berbeda
penemuannya itu kepada orang lain jika ada yang dengan kelompok yang menemukan sendiri.
bertanya. Mereka akan berdiam diri jika tidak ada Pada masyarakat kedua, beliung persegi
yang bertanya tentang penemuan tersebut. Pada dipandang sebagai salah satu benda yang
umumnya cerita penemuan itu seringkali ditambahi mempunyai nilai penting dalam kehidupan
dengan unsur mistis tertentu seperti misalnya mereka. Mereka menganggap beliung persegi
adanya mimpi, adanya jodoh, dan adanya tidak hanya mempunyai nilai praktis, tetapi
kekuatan lain yang menuntun ke arah benda mempunyai nilai yang lebih penting, yaitu fungsi
tersebut. Demikian juga dengan koleksi beliung sosial dan religius. Fungsi sosial ini biasanya
persegi yang ada pada beberapa museum negeri menempatkan beliung persegi sebagai benda
di Kalimantan. Penemuan mereka ada juga yang yang mempunyai nilai sosial yang tinggi, sebagai
dilatarbelakangi cerita mistis tertentu. benda yang dapat memberikan status sosial
Cerita mistis yang berkaitan erat dengan tertentu dalam kehidupan masyarakat. Sementara
beliung persegi memang ada di kalangan untuk fungsi religius, masyarakat menempatkan
masyarakat Dayak, terutama di wilayah Kalimantan beliung persegi sebagai benda yang penting
Tengah dan Selatan. Sebagian besar masyarakat dalam pelaksanaan kepercayaan dan pemujaan.
Dayak yang tinggal di hulu Sungai Barito Beliung persegi yang dijadikan benda
mempunyai kepercayaan dan keyakinan yang sosio-artefak biasanya mempunyai bentuk yang
cukup unik berkaitan dengan beliung persegi. lebih baik dan indah dari pada bentuk beliung
Mereka menyebut beliung persegi itu sebagai “gigi persegi yang digunakan untuk keperluan praktis
petir” yang dapat mengundang datangnya petir dalam kehidupan sehari-hari. Beliung persegi
karena mempunyai sifat yang panas. Oleh karena yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan
itu, batu jenis ini tidak pernah disimpan di dalam sehari-hari biasanya dibuat dari bahan yang
rumah. Mereka menyakini bahwa batu “gigi petir” standar dengan proses pembuatan dan

5
Beliung bahu sederhana adalah beliung dengan bagian pangkalnya sengaja diperkecil dari kedua sisi samping hingga menyerupai bahu, untuk
tempat pengikatan pada tangkainya
6
Belincung adalah beliung dengan bidang bawah datar dan bidang atas terdiri dari dua bidang menyudut pada sumbunya membentuk gigir
longitudinal (irisan berbentuk segitiga).
7
Pahat adalah beliung yang berbentuk memanjang, sempit dengan panjang jauh melebihi lebarnya
8
Kapak lonjong adalah alat batu yang berbentuk lonjong dengan tajaman bifasial dihasilkan lewat proses pengerjaan bertahap mulai dari
pembentukan sampai pengumpaman.

92 Naditira Widya Vol. 12 No. 2 Oktober 2018-Balai Arkeologi Kalimantan Selatan


penyiapan tajaman yang cukup bagus. Hal ini diwariskan dari generasi ke generasi yang lebih
dilakukan karena memang beliung persegi ini muda. Pada umumnya wilayah Kalimantan Timur,
dibuat untuk membuat peralatan kehidupan didominasi oleh budaya prasejarah yang berasal
lainnya yang berbahan kayu keras. Bahan beliung dari masa mesolitik atau masa berburu dan
persegi yang digunakan sebagai keperluan meramu makanan tingkat lanjut. Situs mesolitik
praktis akan sedikit berbeda dengan yang akan itu antara lain tersebar secara luas di Pegunungan
digunakan sebagai benda penanda status sosial Mangkalihat dan Sangkulirang di wilayah
tertentu atau yang akan digunakan sebagai benda Kabupaten Kutai Timur dan Berau. Fragmen
ideologis. Pada umumnya, keperluan sosial dan beliung persegi juga ditemukan di salah satu gua
upacara memerlukan bahan yang sangat baik yang ada di lokasi tersebut, sehingga dapat
dengan proses pengerjaan yang lebih baik dari dipastikan bahwa tradisi beliung persegi di
biasanya. Kalimantan Timur berasal dari wilayah budaya
Berkaitan dengan teknologi pengerjaaannya, prasejarah ini. Secara umum, kronologi budaya
beliung persegi yang digunakan untuk prasejarah yang berkembang di wilayah
kepentingan praktis biasanya mempunyai ukuran Kalimantan Timur berasal dari sekitar 10.000 tahun
yang besar dan panjang, dengan tajaman yang lalu (Fage dan Chazine 2010: 21).
sangat bagus. Tajaman menjadi salah satu faktor Untuk wilayah Kalimantan Tengah, pada
penting dalam keperluan sehari-hari seperti untuk umumnya beliung persegi yang ada merupakan
pengolahan kayu-kayuan. Sementara beliung benda warisan, yang lokasi penemuannya tidak
persegi yang digunakan untuk keperluan sosial jelas. Pernah ada informasi tentang temuan
dan religius, biasanya mempunyai ukuran yang permukaan berupa alat-alat mesolitik (mikrolit) di
lebih kecil dengan tajaman yang kurang bagus. bukit di sekitar kota Palangkaraya. Bukit yang
Secara umum, beliung persegi berasal dari terkenal dengan nama “Bukit Tangkiling” itu
masa bercocok tanam, tetapi berdasarkan merupakan bukit yang cukup tinggi dan di
perkembangan kehidupan manusia, ternyata sekitarnya dimanfaatkan oleh masyarakat sebagai
tradisi beliung persegi ini terus bertahan dan lokasi tambang batu. Batu-batu gunung yang
berlanjut sampai melampaui zamannya. Bahkan berada di atas permukaan tanah ataupun yang
pada masa kini pun, tradisi pembuatan dan berada di dalam tanah diambil, dipecah, dan
penggunaan beliung persegi masih dapat kita dibawa turun untuk digunakan sebagai bahan
saksikan pada beberapa kelompok masyarakat fondasi pembangunan rumah dan jalan. Beliung
di pedalaman Papua. Di wilayah Kalimantan persegi yang ada pada umumnya disimpan di
sendiri, beliung persegi ditemukan di Kalimantan museum negeri provinsi di Palangkaraya atau
Barat, Kalimantan Timur, Kalimantan Tengah, dan menjadi koleksi museum kerajaan seperti yang
Kalimantan Selatan (lihat gambar 1). Di Kalimantan ada di Kotawaringin Barat, bersamaan dengan
Barat, beliung persegi ditemukan di daerah sebuah nekara perunggu. Informasi beliung
Nanga Balang, Kabupaten Kapuas Hulu. Beliung persegi di Kalimantan Tengah berasal dari Hulu
persegi tersebut merupakan temuan permukaan Sungai Barito, tepatnya Desa Muara Joloi (Oktrivia
saat penelitian (Nitihaminoto 1977: 20-21: 2011: 59).
Anggraeni dkk. 1992: 27). Sementara untuk Kalimantan Selatan, beliung
Di wilayah Kalimantan Timur, beliung persegi persegi juga banyak terdapat di etalase Museum
banyak ditemukan di wilayah Kayan Mentarang, Negeri Lambung Mangkurat. Hanya sayangnya,
Kabupaten Malinau (lihat gambar 2). Beliung keterangan yang lebih detail tentang lokasi
persegi seperti ini banyak ditemukan pada lokasi penemuan tidak semuanya menunjukkan
yang tidak jauh dari situs megalitik tempayan batu gambaran kehidupan budaya prasejarah yang
dolmen (Arifin dan Sellato 1999: 397-436). Beliung jelas. Tidak jelasnya keterangan tentang lokasi
persegi yang lain pada umumnya ditemukan oleh penemuan beliung persegi di wilayah Kalimantan
penduduk setempat atau merupakan benda yang Selatan memang menjadi “pekerjaan rumah”

Beliung Persegi: Sebaran dan Fungsinya di Kalimantan-Bambang Sugiyanto( 89-100) 93


Sumber: google 2006/kalimantan.php
Gambar 1 Sebaran Beliung Persegi di Kalimantan

tersendiri bagi kalangan arkeolog prasejarah. 3 dan gambar 4). Informasi temuan beliung
Informasi terbaru beliung persegi ditemukan di persegi dari sekitar situs Awang Bangkal yang
Gua Cupu, di wilayah Kecamatan Muarauya, dikenal sebagai situs paleolitik di Kalimantan
Kabupaten Tabalong (Sugiyanto 2008: 10), dan Selatan, menambah permasalahan baru dalam
gua-gua di Kecamatan Mantewe, Kabupaten persebaran budaya beliung persegi (Fajari 2011:
Tanah Bumbu, Provinsi Kalimantan Selatan, 17-18). Sayangnya, beliung persegi yang
seperti Gua Pembicaraan, Liang Bangkai, dan ditemukan ini pada umumnya merupakan temuan
Gua Payung (Sugiyanto 2009: 4-5) (lihat gambar

94 Naditira Widya Vol. 12 No. 2 Oktober 2018-Balai Arkeologi Kalimantan Selatan


Sumber: Dok. Balai Arkeologi Kalsel
Gambar 2 Tiga Temuan Beliung Persegi dari Dataran Tinggi Kerayan, Kalimantan Utara

permukaan, sehingga belum dapat dijelaskan gua-gua atau ceruk payung. Sementara itu,
secara rinci dan tepat dari mana asal sebenarnya. sebagian besar beliung persegi yang berada di
Berdasarkan keterangan di atas, tampaknya etalase museum negeri yang ada di empat
beliung persegi merupakan artefak prasejarah provinsi di Kalimantan, tidak mempunyai
yang cukup dikenal dan tersebar secara merata keterangan tentang lokasi penemuan yang jelas
di wilayah Kalimantan. Meskipun tidak mempunyai dan benar.
pola persebaran yang merata, tetapi bisa dikatakan Berdasarkan penelitian yang pernah
di semua wilayah provinsi di Kalimantan ditemukan dilakukan oleh Balai Arkeologi Kalimantan
beliung persegi. Beliung persegi yang ditemukan Selatan di daerah hulu Sungai Barito dan Awang
tersebut, tidak berasal dari masa yang sama. Ada Bangkal, terdapat kenyataan yang cukup
yang memang berasal dari masa bercocok tanam merugikan bagi kepentingan arkeologi.
seperti beliung persegi yang ditemukan di situs Kenyataan itu adalah adanya kepercayaan atau
Nanga Balang (Kalimantan Barat) dan situs Kayan keyakinan yang cukup unik pada masyarakat di
Mentarang (Kalimantan Timur). Demikian juga Daerah Aliran Sungai (DAS) Barito. Masyarakat
dengan beliung persegi yang ditemukan di gua- setempat mengenal beliung persegi sebagai
gua di Kabupaten Kutai Timur dan Kabupaten batu yang berasal dari angkasa yang dapat
Tanah Bumbu, bisa dikatakan berasal dari menimbulkan kebakaran, yang sering disebut
permulaan masa bercocok tanam dengan dengan “batu petir”. Penamaan batu petir untuk
masyarakat pendukungnya masih tinggal dalam beliung persegi di kalangan masyarakat

Beliung Persegi: Sebaran dan Fungsinya di Kalimantan-Bambang Sugiyanto( 89-100) 95


Sumber: Dok. Balai Arkeologi Kalsel
Gambar 3 Beliung persegi yang ditemukan di Liang Bangkai 1, Kecamatan Mantewe,
Kalimantan Selatan

Sumber: Dok. Balai Arkeologi Kalsel


Gambar 4 Beliung Persegi yang ditemukan di Gua Pembicaraan pada Kawasan Karst
Mantewe, Kalimantan Selatan

96 Naditira Widya Vol. 12 No. 2 Oktober 2018-Balai Arkeologi Kalimantan Selatan


Kalimantan Selatan dan Tengah mempunyai tajaman yang bifasial dengan bentuk tajaman yang
kesamaan dengan masyarakat Jawa. Masyarakat baik dan halus. Sementara bagian badannya
Jawa biasa menyebut beliung persegi sebagai mendapatkan proses finishing yang sangat
“gigi petir” yang mempunyai arti yang sama sempurna. Bagian badan beliung persegi
dengan “batu petir”. Menurut mereka, “batu petir” dihaluskan atau dipoles dengan baik dan rapi
ini memang berasal dari petir dan dapat sehingga bentuknya menjadi sangat halus. Proses
menyebabkan kebakaran besar. Biasanya penghalusan batu inilah yang menandakan
mereka menemukan beliung tersebut setelah tingginya teknologi pembuatan alat batu pada
adanya hujan deras yang disertai dengan petir. zaman itu. Proses pembuatan beliung persegi
Selanjutnya dikisahkan bahwa, keberadaan batu yang rumit ini memerlukan waktu yang cukup lama
petir ini sangat berbahaya, batu ini membawa sifat dan juga memerlukan pengetahuan tentang
api yang panas. Oleh karena itu, masyarakat lalu sumber bahan batuan yang baik. Mereka sangat
menyakini bahwa batu petir ini tidak boleh menguasai kemampuan tentang batuan, sehingga
disimpan dalam rumah. Akibatnya, banyak dapat mencari batuan yang bagus untuk alat serta
beliung persegi yang pernah ditemukan oleh dapat membuatnya hingga menjadi peralatan
penduduk di sepanjang DAS Barito terutama di yang bagus dan tajam sesuai dengan yang
bagian hulu tidak ketahuan lagi tempatnya. mereka perlukan. Beliung persegi seperti ini
Keyakinan tersebut membawa dampak yang pada umumnya memang mempunyai fungsi
kurang baik bagi arkeologi, karena banyak praktis sebagai alat untuk memotong dan
beliung persegi yang kemudian langsung memahat kayu.
dibuang oleh penemunya atau pemiliknya. Selanjutnya, beliung persegi ini tampaknya
Mereka tidak ada yang berani menyimpan benda tidak hanya difungsikan secara praktis. Bentuk
tersebut dalam rumah atau pondok tempat yang bagus serta bahan batuan yang langka
tinggalnya. merupakan nilai tersendiri bagi beliung, sehingga
Beliung persegi yang biasanya mempunyai tidak mengherankan jika kemudian beliung
ukuran yang besar dan panjang, ternyata persegi ini juga dipergunakan sebagai “alat tukar”
kemudian mengalami perubahan atau pergeseran pada perdagangan barter. Selanjutnya, fungsi
di wilayah Kalimantan. Beberapa situs prasejarah beliung persegi berkembang menjadi benda
seperti Gua Cupu (Tabalong), Gua Bangkai dan yang sengaja disimpan oleh sebagian orang dan
Gua Payung (Mantewe, Tanah Bumbu) menunjuk- dijadikan sebagai benda penanda status
kan sesuatu yang berbeda. Di situs Gua Cupu, kekayaan seseorang. Makin banyak mereka
yang merupakan gua kecil dengan lorong pendek mempunyai beliung persegi, maka semakin
di bukit karst yang sama dengan Gua Babi dan tinggi status orang tersebut dalam masyarakat.
Gua Tengkorak, menyimpan tiga beliung persegi Fungsi sosial inilah yang kemudian dilanjutkan
yang ukurannya sangat kecil. Beliung persegi dengan mempergunakan beliung persegi
yang ditemukan di Gua Cupu mempunyai ukuran sebagai benda bekal kubur, seperti yang ada di
panjang 5 cm, lebar 4 cm, dan tebal 1 cm. situs Gua Cupu. Sebagai bekal kubur, beliung
Sementara di gua-gua di Mantewe, mempunyai persegi yang ada di Gua Cupu memang sengaja
ukuran yang agak besar, tetapi masih terbilang dibuat dalam bentuk dan ukuran yang kecil.
kecil jika dibandingkan dengan ukuran beliung Beliung persegi di Gua Cupu ini ditemukan dalam
persegi yang pada umumnya. sisa-sisa pengambilan guano yang berasosiasi
Perbedaan ukuran ini ada hubungannya dengan fragmen tulang belulang, yang kita
dengan fungsi yang sebenarnya dari beliung perkirakan adalah sisa penguburan manusia.
persegi. Seperti telah dijelaskan di bagian depan Informasi lain menyebutkan tentang fungsi
bahwa beliung persegi merupakan hasil teknologi beliung persegi sebagai alat untuk menghaluskan
pembuatan alat batu yang paling tinggi. Beliung badan tembikar yang dibuat dengan teknik roda
persegi sudah mendapatkan proses pembuatan putar pada beberapa tempat pembuatan gerabah

Beliung Persegi: Sebaran dan Fungsinya di Kalimantan-Bambang Sugiyanto( 89-100) 97


yang ada di Indonesia. Perubahan fungsi praktis seluas seperti di Jawa atau Sumatra. Di wilayah
ini juga merupakan hasil adaptasi yang cukup Kalimantan yang luasnya hampir 5 kali Pulau Jawa,
bagus dari masyarakat pada masa lalu. Mereka hanya beberapa titik kecil saja yang merupakan
menyadari bahwa bentuk badan beliung persegi lokasi persebaran budaya beliung persegi ini.
yang halus itu merupakan alat yang sangat cocok Salah satu adalah situs Nanga Balang, di wilayah
untuk membuat permukaan badan gerabah yang Kabupaten Kapuas Hulu, Kalimantan Barat. Situs
mereka buat jadi mudah rata dan halus. Beliung Nanga Balang ini boleh dikatakan sebagai situs
persegi yang seperti ini belum pernah ditemukan perbengkelan beliung persegi pada masanya.
di wilayah Kalimantan, bahkan situs perbengkelan Selain di Nanga Balang, beliung persegi
gerabah pun sangat jarang. Salah satu situs ditemukan di Gua Cupu (Kecamatan Muara Uya,
perbengkelan gerabah itu adalah situs Negara Kabupaten Tabalong, Kalimantan Selatan), di Gua
yang ada di Kabupaten Hulu Sungai Selatan, Pembicaraan, Liang Bangkai, dan Gua Payung
Provinsi Kalimantan Selatan. Untuk situs (Kecamatan Mantewe, Kabupaten Tanah Bumbu,
prasejarah yang banyak mengandung fragmen Kalimantan Selatan), di sepanjang hulu Sungai
gerabahnya adalah situs Jambu Hilir dan Jambu Barito (Kecamatan Sumber Barito, Kabupaten
Hulu, yang berada di wilayah yang tidak jauh dari Barito Utara, Kalimantan Tengah), di Awang
situs Negara. Situs pemukiman ini banyak sekali Bangkal, Kabupaten Banjar, Kalimantan Selatan),
menyimpan fragmen gerabah polos dan berhias, situs Apau Ping, (Hulu Bahau, Kabupaten Malinau,
tetapi sampai saat ini belum mendapatkan temuan Kalimantan Timur).
beliung persegi dalam konteks fungsinya Beliung persegi merupakan salah satu artefak
sebagai alat penghalus badan gerabah. prasejarah yang mewakili periode neolitik dan
Satu lagi yang menarik adalah penemuan tahapan bercocok tanam, bersama dengan wadah
beliung persegi yang ditemukan di situs Nanga dari gerabah. Sebagai alat, beliung persegi dibuat
Balang. Salah satu beliung persegi yang ada dari bahan batuan yang bagus dan terjamin akan
dibuat dari bahan batuan yang mempunyai kekuatan serta ketajamannya. Jaminan ini
kekerasan rendah. Beliung persegi ini ditemukan diperlukan karena secara praktis beliung persegi
dalam bentuk fragmen, tetapi masih dalam satu digunakan sebagai alat untuk memahat dan
asosiasi sehingga dapat dirangkaikan lagi memotong. Seiring dengan perkembangan
menjadi satu beliung yang utuh. Model beliung zaman, secara perlahan fungsi beliung persegi
persegi dari bahan batuan yang mudah pecah ini mulai digantikan oleh pahat-pahat yang terbuat
seperti ini sangat jarang ditemukan. Salah satu dari logam. Dalam kehidupan masyarakat di
alasan yang dapat diajukan berdasarkan daerah aliran sungai di pedalaman Kalimantan,
kenyataan tersebut, adalah adanya proses pergeseran fungsi beliung persegi tampaknya
pembelajaran dalam pembuatan beliung persegi juga terjadi. Perubahan ini menjadi tanda mulainya
pada masyarakat prasejarah di Nanga Balang periode kehidupan manusia yang dipengaruhi
pada saat itu. Pembelajaran atau pewararisan oleh adanya peralatan dari logam. Pertanian,
kepandaian/teknologi pembuatan alat batu perburuan, aktivitas sosial, dan segala jenis
dilakukan dengan melalui proses pembelajaran kegiatan kehidupan lainnya menjadi makin
langsung pada pembuatan alat dengan berkembang dengan peralatan dari logam ini.
mempergunakan batuan yang memiliki kekerasan Beliung persegi yang secara praktis tergantikan
yang rendah. oleh kemunculan pahat-pahat logam, tampaknya
Berdasarkan uraian di atas, dapat dikatakan tetap dapat bertahan dalam kehidupan
bahwa beliung persegi memang merupakan salah masyarakat di Kalimantan. Beliung persegi masih
satu peralatan dari bahan batuan yang pernah dianggap sebagai sesuatu yang berharga tinggi,
dibuat oleh manusia prasejarah yang tinggal di sehingga masih banyak disimpan sebagai benda
Kalimantan. Persebaran beliung persegi sebagai yang mempunyai nilai sosial atau religius yang
salah satu budaya prasejarah di Kalimantan tidak tinggi. Masih banyak para kepala suku atau tetua

98 Naditira Widya Vol. 12 No. 2 Oktober 2018-Balai Arkeologi Kalimantan Selatan


adat kelompok masyarakat Dayak yang masih temuan beliung persegi pada situs hunian
menyimpan beliung persegi ini. Bahkan sampai prasejarah di Nanga Balang (Kalimantan Barat),
pada periode kerajaan Islam pun, masih dapat Liang Jon (Kalimantan Timur), dan Gua Cupu serta
dijumpai beliung persegi yang menjadi barang Liang Bangkai (Kalimantan Selatan). Beliung
simpanan mereka. Beberapa kelompok persegi sebagai alat kehidupan tercermin dari
masyarakat Dayak ada yang menganggap situs Nanga Balang, Liang Jon, dan Liang
beliung persegi ini sebagai benda yang sangat Bangkai. Sementara beliung persegi yang
dilarang untuk disimpan dalam rumah. Mereka difungsikan sebagai bekal kubur ditemukan di
mempercayai bahwa beliung persegi itu Gua Cupu. Untuk tahapan kehidupan manusia
merupakan sesuatu yang panas yang sangat yang lebih muda, pada umumnya beliung persegi
berhubungan dengan petir, dengan kata lain ini difungsikan sebagai benda sosiofak atau
beliung persegi itu diyakini dapat memanggil ideofak daripada fungsi sebenarnya sebagai
petir. Oleh sebab itu, kebanyakan beliung persegi teknofak. Perubahan fungsi beliung persegi ini
ini sengaja dibuang karena adanya keyakinan terjadi secara perlahan, sebagai akibat dari
tersebut. adanya kemajuan teknologi pengolahan logam.
Penggunaan alat logam memang tidak seketika
PENUTUP terjadi di seluruh wilayah Indonesia, demikian juga
dengan wilayah Kalimantan. Setahap demi
Berdasarkan ulasan di atas, tampak jelas setahap penggunaan alat batu mulai digantikan
bahwa wilayah Kalimantan ini pernah dilalui budaya dengan alat logam. Fungsi praktisnya dari beliung
beliung persegi pada masa lalu. Kronologi persegi kemudian lenyap, dan muncullah fungsi
budaya beliung persegi di Kalimantan memang lainnya sebagai benda pusaka yang lebih banyak
belum dapat dipastikan, namun secara relatif dihubungkan dengan kegiatan upacara, misalnya
diketahui perkembangan budaya beliung persegi sebagai bekal kubur atau kepercayaan adat
itu terjadi sekitar 3.000 tahun yang lalu sampai lainnya.
sekitar 500 tahun lalu. Periode ini berdasarkan

DAFTAR PUSTAKA

Anggraeni, Nies, Hasan M. Ambary, D.D. Bintarti, Billa, Marthin. 2005. Alam Lestari dan Kearifan
dan Endang Soekatno. 1992. Laporan Budaya Dayak Kenyah. Jakarta: Pustaka
Kegiatan Penelitian Arkeologi Selama Sinar Harapan.
PELITA III. Jakarta: Pusat Penelitian Fage, Luc-Henry dan Jean-Michel Chazine. 2010.
Arkeologi Nasional. Borneo Memory of The Caves. Jakarta: Total
Arifin, Karina dan Bernard Sellato. 1999. “Survei E&P Indonesie.
dan penyelidikan Arkeologi di Empat Fajari, Nia Marniati Etie. 2011. “Sumber Batuan
Kecamatan di Pedalaman Kalimantan Situs Awang Bangkal dan Zona Jelajah
Timur”, Hlm. 397-436 dalam Kebudayaan Manusia Prasejarah”. Berita Penelitian
dan Pelestarian Alam: Penelitian Arkeologi 5 (1): 1-27.
Interdisipliner di Pedalaman Kalimantan, Google.2006. “Peta Kalimantan”. Diunduh 2
editor Cristina Eghenter dan Bernard Oktober 2018 (https://www.google.com/
Sellato. Jakarta: WWF Indonesia. search?q=google+2006/kalimantan.php)
Bellwood, Peter. 2000. Prasejarah Indo-Malaysia. Nitihaminoto, Gunadi. 1977. “Survei di Daerah
Edisi Revisi. Jakarta: PT. Gramedia Kalimantan Barat”. Berita Penelitian
Pustaka Utama Arkeologi 6: 20-21.

Beliung Persegi: Sebaran dan Fungsinya di Kalimantan-Bambang Sugiyanto( 89-100) 99


Oktivia, Ulce. 2011. “Potensi dan Karakteristik --------. 2009. “Hunian Gua Prasejarah di Kecamatan
Situs Arkeologi di Kawasan Pegunungan Mantewe, Kalimantan Selatan”. Berita
Muller”. Berita Penelitian Arkeologi 5 (1): Penelitian Arkeologi 3 (1): 1-23.
49-68. -------. 2015. “Potensi Arkeologi Prasejarah
Simanjuntak, Truman, Dwi Yani Yuniawati, Naniek Kabupaten Tanah Bumbu dan Ancaman
Hartatiningsih, Endang Sri Hardiati, Sonny Yang Dihadapinya”. Naditira Widya 11 (1):
Wibisono, dan Fadhila Arifin (editor). 2008. 1-14.
Metode Penelitian Arkeologi. Jakarta: Pusat Widianto, Harry dan Retno Handini. 2003.
Penelitian Arkeologi Nasional. “Karakter Budaya Prasejarah di Kawasan
Soejono, R.P. dan R.Z. Leirissa, 2010. Sejarah Gunung Batubuli, Kalimantan Selatan:
Nasional Indonesia Jilid 1. Edisi Mekanisme Hunian Gua Pasca-Plestosen”,
Pemutakhiran. Jakarta: PN. Balai Pustaka. Berita Penelitian Arkeologi (12): 1-75.
Sugiyanto, Bambang. 2008. “Gua-gua Prasejarah
di Haruai dan Muara Uya”. Berita Penelitian
Arkeologi 2 (1): 1-20.

100 Naditira Widya Vol. 12 No. 2 Oktober 2018-Balai Arkeologi Kalimantan Selatan

Anda mungkin juga menyukai