Anda di halaman 1dari 26

“PRANATA SOSIAL DI DALAM

MASYARAKAT”

KATA PENGANTAR
Puji Syukur kita panjatakan Ke Hadirat Allah SWT karena atas limpahan Rahmat serta Hidayah -
Nya, penyusunan makalah ini dapat diselesaikan.
Adapun tujuan daripada pembuatan makalah ini selain untuk memenuhi mata pelajaran Bahasa
Indonesia, juga untuk mengetahui seberapa pentingkah pranata sosial di kalangan masyarakat.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada beberapa pihak yang sudah mendukung dalam
penyusunan makalah ini. Pihak - pihak tersebut adalah:
- Orang tua yang telah mendukung penulis baik secara materil maupun secara moril.
- Guru yang sudah memberikan bimbingan kepada penulis dalam menyusun makalah.
- Serta beberapa pihak yang tidak dapat disebutkan satu - persatu.
Akhirnya penulis menyadari bahwa "Tak Ada Gading yang Tak Retak". Sehingga saran dan
kritik sangat dibutuhkan penulis dalam penyusunan makalah yang mendatang
DAFTAR ISI

Kata Pengantar
Daftar Isi
1. Pendahuluan
    1.1 Latar Belakang
    1.2 Rumusan Masalah
    1.3 Tujuan
    1.4 Metode
    1.5 Kegunaan
    1.6 Sistematika
2. Pembahasan
    2.1 Pengertian Pranata Sosial
    2.2 Ciri - Ciri Pranata Sosial
    2.3 Fungsi Pranata Sosial
    2.4 Tipe - Tipe Pranata Sosial
    2.5 Jenis - Jenis Pranata Sosial
3. Penutup
    3.1 Simpulan
    3.2 Saran
1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pranata Sosial tidak dapat dipisahkan dalam kehidupan bermasyarakat. Hal ini disebabkan
pranata sosial berfungsi mengatur kehidupan bermasyarakat. Dapat dibayangkan bila pranata
sosial tidak ada, maka kehidupan bermasyarakat akan kacau dan kita tidak dapat hidup dengan
aman, tenteram, dan nyaman akibat kekacauan ini. Tetapi sepenting itukah pranata sosial? Nanti
akan dibahas di bab selanjutnya.
1.2 Rumusan Masalah
Rumusan masalah yang akan diambil dalam makalah ini adalah:
1. Apa ciri - ciri pranata sosial?
2. Apa fungsi dari pranata sosial?
3. Apa tipe - tipe pranta sosial?
4. Apa jenis - jenis dari pranata sosial?
1.3 Tujuan
Adapaun tujuan daripada penyusunan makalah ini adalah untuk mengetahui seberapa pentingkah
pranata sosial dalam masyarakat.
1.4 Metode
Metode yang digunakan penulis dalam penyusunan makalah adalah studi literatur.
1.5 Kegunaan
Adapun kegunaan daripada penyusunan makalah ini adalah untuk memberikan informasi kepada
pembaca tentang pranata sosial di dalam masyarakat.

1.6 Sistematika
 Sistematika penulisan yang dilakukan oleh penulis diantaranya:
a. Menentukan topik
Pertama penulis menenetukan topik. Setelah berpikir, maka diputuskan topiknya tentang pranata
sosial.
b. Mengumpulkan data
Setelah ditentukan topik, lalu penulis mengumpulkan data buku tentang pranata sosial.
c. Menyusun data
Setelah dikumpulkan datanya, baru data tersebut dipilah dan dipilih untuk kemudian disusun.
d. Melaporkan
Setelah disusun, baru dilaporkan dalam bentuk makalah.

2. PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Pranata Sosial
 Ada beberapa pendapat dari para ahli mengenai pranata sosial, daintaranya:
a. Menurut Soerjono Soekanto
Pranata sosial adalah himpunan berbagai norma yang berkisar pada kebutuhan pokok dalam
masyarakat.
b. Menurut Koentjoroningrat
Pranata Sosial adalah suatu sistem tata kelakuan dan hubungan yang berpusat pada aktivitas
untuk memenuhi kebutuhan khusus dalam kehidupan bermasyarakat.
Jadi dapat disimpulkan bahwa pranata sosial adalah sistem norma yang mengatur perbuatan dan
perilaku manusia dalam kehidupan bermasyarakat.

2.2 Ciri - Ciri Pranata Sosial


 Adapun ciri - ciri pranata sosial adalah:
a. Merupakan suatu sistem pola - pola pemikiran dan pola perilaku yang terwujud melalui
aktivitas kemasyarakatan.
b. Pranata sosial memiliki tingkat kekekalan tertentu
c. Pranata sosial memiliki satu atau beberapa tujuan.
d. Pranata sosial memiliki alat - alat kelengkapan yang digunakan untuk mencapai tujuan
lembaga yang bersangkutan.
e. Pranata sosial memiliki lambang - lambang sebagi ciri khasnya
f. Pranata sosial memiliki tradisi tertulis maupun tidak tertulis.

2.3 Fungsi Pranata Sosial


adapun fungsi dari pranata sosial adalah:
a. Memberikan pedoman pada anggota masyarakat bagiamana bertingkah laku dalam kehidupan
bermasyarakat.
b. Menjaga keutuhan masyarakat
c. Memberikan pegangan masyarakat unutk mengadakan sistem pengendalian sosial.

2.4 Tipe - Tipe Pranata Sosial


 Menurut Gillin bersaudara, pranata sosial dapat diklasifikasikan ke dalam beberapa tipe
diantaranya:
a. Dari sudut perkembangannya, dibedakan:
- Crescive institutions, pranata sosial yang tumbuh tidak sengaja dari adat istiadat masyarakat
- Enacted institutions, pranata sosial yang segaja dibentuk untuk mencapai tujuan tertentu
b. Dari sudut sistem nilai yang diterima masyarakat, dibedakan:
- Basic institutions, pranata sosial yang menagtur hal - hal yang penting dalam masyarakat.
- Subsidiary institutions, pranata sosial yang mengatur hal - hal yang kurang penting.
c. Dari sudut fungsinya, dibedakan:
- Operative institutions, pranata sosial yang berfungsi menghimpun pola/tata cara yang
diperlukan untuk mencapai tujuan dari masyarakat.
- Regulative intitutions, pranata sosial yang bertujuan untuk mengawasi adat istiadat/tata
kelakuan di masyarakat
d. Dari sudut penerimaan masyarakat, dibedakan:
- Approved intitutions, pranata sosial yang diterima masyarakat.
- Unsanctioned intitutions, pranata sosial yang ditolak masyarakat.
e. Dari sudut penyebarannya, dibedakan:
- General institutions, pranata sosial yang hampir diketahui masyarakat.
- Restricted intitutions, pranat sosial yang kurang dikenal/hanya dianut oleh masyarakat tertentu.

2.5 Jenis - Jenis Pranata Sosial


 Jenis pranata sosial dalam kehidupan masyarakat yang utama ada 5 (lima), yaitu:
a. Pranata keluarga
b. Pranata agama
c. Pranata ekonomi
d. Pranata pendidikan
e. Pranata politik

 Kelima pranata sosial ini mempunyai fungsi tertentu diantaranya:


a. Pranata keluarga
- Fungsi reproduksi/melanjutkan keturunan
- Fungsi sosialisasi
- Fungsi afeksi/kasih sayang
- Fungsi ekonomi
- Fungsi perlindungan/proteksi
- Fungsi pendidikan
b. Pranata agama
- Membantu mencari identitas moral
- Menjelaskan arah dan tujuan hidup manusia
- Meningkatkan kualitas kehidupan sosial
- Mengatur hubungan manusia dengan lingkungan alam

c. Pranata ekonomi
Mengatur produksi, distribusi, dan konsumsi barang dan jasa.

d. Pranata pendidikan
- Sebgai pranata pemindahan warisan kebudayaan.
- Mempersiapkan peranan sosial yang dikehendaki individu.
- Memberikan persiapan bagi peranan - peranan pekerjaan.
e. Pranata politik
- Melembagakan norma melalui undang - undang..
- Menyelenggarakan pelayanan umum.
- Melindungi warga negara.

3. PENUTUP
3.1 Simpulan
Bahwa pranata adalah aturan yang berlaku di masyarakat dan berfungsi untuk
mengaturpergaulan antar masyarakat
3.2 Saran
Sebaiknya kita sebgai anggota masyarakat menaati pranata sosial yang berlaku di dalam
masyarakat.

DAFTAR PUSTAKA
Supardiyono.2009.Galileo: IPS Terpadu untuk SMP/MTs Kelas VIII Semester
Genap.Klaten:CV.Grafika Dua Tujuh.
Halaman
19
/
19

Halaman 1 dari 19
MAKALAH

BAHASA INDONESIA

“KALIMAT”
Oleh :

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

FAKULTAS TEKNIK

PROGRAM STUDI S-1 TEKNIK SIPIL

BANJARBARU

2014

Halaman 2 dari 19
Halaman 3 dari 19
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur kita panjatkan khadirat Allah SWT yang telah

memberikan rahmat dan hidayah-NYA kepada kita semua sehingga makalah Bahasa

Indonesia ini dapat terselesaikan dengan baik dan tepat waktu. Shalawat dan salam

tak lupa kita sampaikan kepada junjungan baginda rasul Muhammad SAW beserta

keluarga, sahabat dan para pengikut beliau.

Dalam penyusunan makalah ini kami mendapat bimbingan dan bantuan dari

berbagai pihak. Oleh karena itu kami menyampaikan ucapan terima kasih kepada

teman-teman, kaka tingkat dan dosen pengajar bahasa Indonesia, yang telah

membantu dalam penyusunan makalah ini.

Kami menyadari bahwa dalam makalah ini tentunya terdapat kekurangan-

kekurangan baik isi maupun tata bahasa penulisannya. Oleh karena itu dengan segala
kerendahan hati, kami mengharapkan kritik dan saran serta bimbingan agar makalah

ini lebih baik dan benar.

Akhirnya, kami berharap semoga makalah bahasa Indonesia tentang

“Kalimat” ini bermanfaat bagi kita semua.

Banjarbaru, Februari 2014

Kelompok 4

Halaman 4 dari 19
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Hal yang menyebabkan kalimat menjadi bidang kajian bahasa yang penting

tidak lain karena melalui kalimat lah seseorang dapat menyampaikan maksudnya

dengan jelas. Satuan bahasa yang sudah kita kenal sebelum sampai pada tataran

kalimat adalah kata (misalnya tidak) dan frasa atau kelompok kata (mis. tidak tahu).

Kedua bentuk itu, kata dan frasa, tidak dapat mengungkapkan suatu maksud dengan

jelas, kecuali jika keduanya sedang berperan sebagai kalimat. Untuk dapat berkalimat

dengan baik, perlu kita pahami terlebih dahulu struktur dasar suatu kalimat.

Kalimat adalah bagian ujaran yang mempunyai struktur minimal subjek (S)

dan predikat (P) dan intonasinya menunjukkan bagian ujaran itu sudah lengkap

dengan makna. Intonasi final kalimat dalam bahasa tulis adalah berupa tanda baca

titik, tanda tanya, atau tanda seru. Penetapan struktur minimal S dan P dalam hal ini

menunjukkan bahwa kalimat bukanlah semata-mata gabungan atau rangkaian kata

yang tidak mempunyai kesatuan bentuk.Lengkap dengan makna menunjukkan sebuah


kalimat harus mengandung pokok pikiran yang lengkap sebagai pengungkap maksud

penuturannya.

1.2 RUMUSAN MASALAH

Beberapa rumusan masalah yang dapat dikaji dari uraian-uraian di atas, antara

lain:

1. Apa yang dimaksud dengan kalimat ?

2. Unsur - unsur apa sajakah yang termasuk dalam kalimat ?

3. Tuliskan dan jelaskan apa saja yang termasuk dalam jenis – jenis kalimat ?

1.3 TUJUAN

Dengan dibuatnya makalah ini kami selaku pembuat makalah ini sangat

mengharapkan makalah ini sangat berguna bagi seluruh pembaca dan dengan

makalah yang berjudul “kalimat bahasa indonesia” para pembaca akan mengetahui

apa saja yang dimaksud dengan pengetian kalimat,unsur-unsur kalimat dan jenis-jenis

penggunaan dalam sebuah kalimat.

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 PENGERTIAN KALIMAT

Kalimat adalah satuan bahasa terkecil yang mengungkapkan pikiran yang

utuh, baik dengan cara lisan maupun tulisan. Dalam wujud lisan, kalimat diucapkan

dengan suara naik turun dan keras lembut, disela jeda, dan diakhiri dengan intonasi

akhir yang diikuti oleh kesenyapan yang mencegah terjadinya perpaduan ataupun
asimilasi bunyi ataupun proses fonologis lain. Dalam wujud tulisan, kalimat dimulai

dengan huruf kapital dan diakhiri dengan tanda titik (.), tanda tanya (?), atau tanda

seru (!); dan di dalamnya dapat disertakan tanda baca seperti koma (,), titik dua (:),

pisah (-), dan spasi. Tanda titik, tanda tanya, dan tanda seru pada wujud tulisan

sepadan dengan intonasi akhir pada wujud lisan sedangkan spasi yang mengikuti

mereka melambangkan kesenyapan.

2.2 UNSUR - UNSUR KALIMAT

1.      Predikat

Adalah bagian kalimat yang memberi tahu melakukan (tindakan) apa

atau dalam keadaan bagaimana sunjek (pelaku).

Contoh: putrinya cantik jelita.

2.      Subjek 

Adalah bagian kalimat yang menunjukkan pelaku, sosok (benda),

sesuatu hal, atau masalah yang menjadi pangkal/pokok pembicaraan.

Contoh: yang berbaju batik dosen saya.

3.      Objek 

Adalah bagian kalimat yang melengkapi predikat.

Contoh : Nurul menimbang gula.

Halaman 7 dari 19
4.      Pelengkap dan komplemen

Adalah bagian kalimat yang melengkapi predikat.

Contoh : Banyak orsospol berlandaskan Pancasila.

5.      Keterangan 
Adalah bagian kalimat yang menerangkan berbagai hal tentang bagian

kalimat yang lainnya.

Contoh : Anak yang baik itu rela berkorban demi orang tuannya 

( ket. Tujuan ).

2.3 JENIS - JENIS KALIMAT

 Berdasarkan pengucapan. Kalimat dapat dibedakan menjadi 2 jenis yaitu :

1.  Kalimat Langsung

Kalimat langsung adalah kalimat yang secara cermat menirukan ucapan

orang. Kalimat langsung juga dapat diartikan kalimat yang memberitakan

bagaimana ucapan dari orang lain (orang ketiga). Kalimat ini biasanya

ditandai dengan tanda petik dua (“….”) dan dapat berupa kalimat tanya atau

kalimat perintah.

Contoh: “Saya gembira sekali”, kata ayah,” karena kamu lulus ujian”.

2.  Kalimat Tak Langsung

Kalimat tak langsung adalah kalimat yang menceritakan kembali ucapan

atau perkataan orang lain. Kalimat tak langsung tidak ditandai lagi dengan

tanda petik dua dan sudah dirubah menjadi kalimat berita.

Contoh: Kakak berkata bahwa buku itu harus segera dikembalikan.

 Berdasarkan Jumlah Frasa (Struktur Gramatikal). Kalimat dapat dibedakan

menjadi 2 jenis yaitu:

Halaman 8 dari 19
1. Kalimat Tunggal

Kalimat tunggal adalah kalimat yang memiliki satu pola (klausa) yang
terdiri dari satu subjek dan satu predikat. Kalimat tunggal merupakan kalimat

dasar sederhana. Kalimat-kalimat yang panjang dapat dikembalikan ke dalam

kalimat-kalimat dasar yang sederhana dan dapat juga ditelusuri Pola-pola

pembentukannya. Pola-pola kalimat dasar yang dimaksud adalah:

 KB + KK (Kata Benda + Kata Kerja) 

Contoh: sintia beryanyi.

SP

 KB + KS (Kata Benda + Kata Sifat) 

Contoh: Ika sangat rajin.

SP

 KB + KBil (Kata Benda + Kata Bilangan) 

Contoh: Masalahnya seribu satu.

SP

Kalimat tunggal dapat dibedakan menjadi 2 jenis, yaitu:

1. Kalimat nominal adalah kalimat yang predikatnya berupa kata benda.

Contoh : Saya siswa kelas VI.

2. Kalimat verbal adalah kalimat yang predikatnya berupa kata kerja.

Contoh : Adik bernyanyi.

Setiap kalimat tunggal di atas dapat diperluas dengan menambahkan kata-kata

pada unsur-unsurnya. Dengan penambahan unsur-unsur itu, unsur utama dari

kalimat masih dapat dikenali. Suatu kalimat tunggal dapat diperluas menjadi dua

puluh atau lebih. Perluasan kalimat tesebut terdiri atas:

 Keterangan tempat, seperti : di sini, dalam ruangan tertutup, lewat Bali,


sekeliling kota.

 Keterangan waktu, seperti: setiap hari, pada pukul 21.00, tahun depan,

kemarin sore, minggu kedua bulan ini.

 Keterangan alat (dengan + kata benda), seperti: dengan linggis, dengan

undang-undang itu, dengan sendok, dengan wesel pos, dengan cek.

 Keterangan modalitas, seperti: harus, barangkali, seyogyanya. sesungguhnya,

sepatutnya.

 Keternagan cara (dengan + kata sifat/kata kerja), seperti: dengan hati-hati,

seenaknya saja, selekas mungkin.

 Keterangan aspek, seperti : akan, sedang, sudah, dan telah.

 Keterangan tujuan, seperti: agar bahagia, untuk anaknya, supaya aman, bagi

mereka.

 Keterangan sebab, seperti: karena rajin, sebab berkuasa, lantaran panik.

 Keterangan aposisi adalah keterangan yang sifatnya menggantikan, seperti:

penerima Sepatu Emas, David Beckham.

Frasa “yang”, seperti: mahasiswa yang IP-nya 3 ke atas, pemimpin yang

memperhatikan rakyat.

Contoh perluasan kalimat tunggal adalah: Ika sangat rajin menyelesaikan

tugas-tugas yang diberikan kepadanya.

2. Kalimat majemuk

Kalimat majemuk terdiri atas dua atau lebih kalimat tunggal yang

saling berhubungan baik kordinasi maupun subordinasi. Kalimat majemuk

dapat dibedakan atas 3 jenis, yaitu:


2.1 Kalimat Majemuk Setara (KMS)

Kalimat ini terbentuk dari 2 atau lebih kalimat tunggal dan kedudukan

tiap kalimat sederajat. Kalimat majemuk setara dapat dikelompokkan ke

dalam beberapa bagian, yaitu:

 KMS Penggabungan. Dua atau lebih kalimat tunggal yang dihubungkan oleh

kata dan atau serta.

Contoh: Kami mencari bahan dan mereka meramunya.

 KMS Pertentangan. Dua kalimat tunggal yang dihubungkan oleh kata tetapi,

sedangkan, namun, melainkan.Kedua kalimat tersebut menunjukkan

hubungan pertentangan.

Contoh: Bukan saya memecahkan gelas itu, melainkan kakak.

 KMS Pemilihan. Dua atau lebih kalimat tunggal yang dihubungkan oleh kata

atau.

Contoh: Makalah ini harus dikumpukan besok atau minggu depan.

 KMS Penguatan. Dua atau lebih kalimat tunggal dihubungkan dengan kata

bahkan.

Contoh: Pencuri itu tidak hanya dipukuli oleh masa, bahkan dia disiksa

dengan sadis.

 KMS yang dibentuk dari dua atau lebih kalimat tunggal yang dihubungkan

oleh kata lalu dan kemudian, untuk menandakan suatu kejadian yang

berurutan.

Contoh: Mula-mula disebutkan nama-nama juara melukis tingkat SD,

kemudian disebutkan nama-nama juara melukis tingkat SMP.


2.2 Kalimat Majemuk Bertingkat (KMB)

Kalimat majemuk setara terdiri atas satu suku kaliamat bebas dan satu

suku kalimat yang tidak bebas. Keduakalimat tersebut memiliki pola

hubungan yang tidak sederajat.Bagian yang memiliki kedudukan lebih penting

(inti gagasan) disebut sebagai klausa utama (induk kalimat).Bagian yang lebih

rendah kedudukakannya disebut dengan klausa sematan (anak kalimat).

Ada beberapa penanda hubungan / konjungsi yang dipergunakan oleh

kalimat majemuk bertingkat, yaitu:

1. Waktu : ketika, sejak

2. Sebab: karena, Oleh karena itu, sebab, oleh sebab itu

3. Akibat: hingga, sehingga, maka

4. Syarat: jika, asalkan, apabila

5. Perlawanan: meskipun, walaupun

6. Pengandaian: andaikata, seandainya

7. Tujuan: agar, supaya, untuk, biar

8. Perbandingan: seperti, laksana, ibarat, seolah-olah

9. Pembatasan: kecuali, selain

10. Alat: dengan+ katabenda: dengan tongkat

11. Kesertaan: dengan+ orang

Contoh: Walaupun komputer itu dilengkapi dengan alat-alat modern, para

hacker masih dapat mengacaukan data-data komputer itu.

Induk kalimat: Para hacker masih dapat mengacaukan data-data komputer itu.

Anak kalimat: Walaupun komputer itu dilengkapi dengan alat-alat modern.


2.3 Kalimat Majemuk Campuran

Kalimat majemuk campuran terdiri atas kalimat majemuk setara dan

kalimat majemuk bertingkat atau kebalikannya.

Contoh:

 Karena hari sudah malam, kami berhenti dan langsung pulang.

KMS : Kami berhenti dan langsung pulang.

KMC: Kami berhenti karena hari sudah malam.

 Kami pulang, tetapi mereka masih bekerja karena tugasnya belum

selesai.

KMS: Kami pulang, tetapi mereka masih bekerja.

KMB: Mereka masih bekerja karena tugasnya belum selesai.

 Berdasarkan Isi atau Fungsinya. Kalimat dapat dibedakan menjadi 4 jenis,

yaitu:

1. Kalimat Perintah

Kalimat perintah adalah kalimat yang bertujuan memberikan perintah

kepada orang lain untuk melakukan sesuatu. Kalimat perintah biasanya

diakhiri dengan tanda seru (!) dalam penulisannya.Sedangkan dalam

bentuk lisan, kalimat perintah ditandai dengan intonasi tinggi.

Macam-macam kalimat perintah :

a. Kalimat perintah biasa, ditandai dengan partikel lah.

Contoh : Gantilah bajumu !

b. Kalimat larangan, ditandai dengan penggunaan kata jangan.

Contoh : Jangan membuang sampah sembarangan !


c. Kalimat ajakan, ditandai dengan kata mohon, tolong, silahkan.

Contoh : Tolong temani nenekmu di rumah !

2. Kalimat Berita

Kalimat berita adalah kalimat yang isinya memberitahukan

sesuatu.Dalam penulisannya, biasanya diakhiri dengan tanda titik (.) dan

dalam pelafalannya dilakukan dengan intonasi menurun.Kalimat ini

mendorong orang untuk memberikan tanggapan.

Macam-macam kalimat berita :

a. Kalimat berita kepastian

Contoh : Nenek akan datang dari Bandung besok pagi.

b. Kalimat berita pengingkaran

Contoh : Saya tidak akan datang pada acara ulang tahunmu.

c. Kalimat berita kesangsian

Contoh : Bapak mungkin akan tiba besok pagi.

d. Kalmat berita bentuk lainnya

Contoh : Kami tidak taahu mengapa dia datang terlambat.

3. Kalimat Tanya

Kalimat tanya adalah kalimat yang bertujuan untuk memperoleh suatu

informasi atau reaksi (jawaban) yang diharapkan. Kalimat ini diakhiri

dengan tanda tanya(?) dalam penulisannya dan dalam pelafalannya

menggunakan intonasi menurun. Kata tanya yang dipergunakan adalah

bagaimana, dimana, berapa, kapan.

Contoh: Mengapa gedung ini dibangun tidak sesuai dengan disainnya?


4. Kalimat Seruan

Kalimat seruan adalah kalimat yang digunakan untuk mengungkapakan

perasaa ‘yang kuat’ atau yang mendadak.Kalimat seruan biasanya ditandai

dengan intonsi yang tinggi dalam pelafalannya dan menggunakan tanda

seru (!) atau tanda titik (.) dalam penulisannya.

Contoh: Aduh, pekerjaan rumah saya tidak terbawa.

• Berdasarkan Unsur Kalimat. Kalimat dapat dibedakan ke dalam 2 jenis, yaitu:

1. Kalimat Lengkap

Kalimat lengkap adalah kalimat yang sekurang-kurangnya terdiri dari satu

buah subyek dan satu buah predikat. Kalimat Majas termasuk ke dalam kalimat

lengkap.

Contoh : Mahasiswa berdiskusi di dalam kelas.

SPK

2. Kalimat Tidak Lengkap

Kalimat tidak lengkap adalah kalimat yang tidak sempurna karena hanya

memiliki subyek saja, atau predikat saja, atau objek saja atau keterangan saja.

Kalimat tidak lengkap biasanya berupa semboyan, salam, perintah, pertanyaan,

ajakan, jawaban, seruan, larangan, sapaan dan kekaguman.

Contoh: Selamat sore , Silakan Masuk!

• Berdasarkan Susunan S-P. Kalimat dapat dibedakan menjadi 2 jenis, yaitu:

1. Kalimat Versi

Kalimat versi adalah kalimat yang predikatnya mendahului subjeknya. Kata

atau frasa tertentu yang pertama muncul akan menjadi kunci yang akan
mempengaruhi makna untuk menimbulkankesan tertentu, dibandingkan jika

kata atau frasa ditempatkan pada urutan kedua. Kalimat ini biasanya dipakau

untuk penekanan atau ketegasan makna.

Contoh: Ambilkan koran di atas kursi itu!

PS

2. Kalimat Inversi

Kalimat inversi adalah kalimat yang susunan dari unsur-unsur kalimatnya

sesuai dengan pola kalimat dasar bahasa Indonesia (S-P- O-K).

Contoh:

a. Penelitian ini dilakukan mereka sejak 2 bulan yang lalu.

SPOK

b. Aku dan dia bertemu di cafe ini.

SPK

• Berdasarkan Bentuk Gaya Penyajiannya (Retorikanya). Kalimat dapat dibedakan

menjadi 3 jenis yaitu:

1. Kalimat Yang Melepas

Kalimat yang melepas terbentuk jika kalimat tersebut disusun dengan diawali

oleh unsur utama (induk kalimat) dan diikuti oleh unsur tambahan (anak

kalimat). Unsur anak kalimat ini seakan-akan dilepaskan saja oleh

penulisnya.Jika unsur anak kalimat tidak diucapkan, kalimat itu sudah bermakna

lengkap.

Halaman 15 dari 19
Contoh: Semua warga negara harus menaati segala perundang-undangan yang
berlaku agar kehidupan di negeri ini berjalan dengan tertib dan aman.

2. Kalimat yang Klimaks

Kalimat klimaks terbentuk jika kalimat tersebut disusun dengan diawali oleh

anak kalimat dan diikuti oleh induk kalimat. Kalimat belum dapat dipahami jika

hanya membaca anak kalimatnya.Sebelum kalimat itu selesai, terasa masih ada

sesuatu yang ditunggu, yaitu induk kalimat. Oleh karen itu, penyajian kalimat ini

terasa berklimaks dan terasa membentuk ketegangan.

Contoh: Setelah 1.138 hari disekap dalam sebuah ruangan akhirnya tiga sandera

warga negara Prancis itu dibebaskan juga.

3. Kalimat yang Berimbang

Kalimat yang berimbang disusun dalam bentuk kalimat majemuk setara dan

kalimat majemuk campuran, Struktur kalimat ini memperlihatkan kesejajaran

yang sejalan dan dituangkan ke dalam bangun kalimat yang simetri.

Contoh: Bursa saham tampaknya semakin bergairah, investor asing dan

domestik berlomba melakukan transaksi, dan IHSG naik tajam.

• Berdasarkan Subjeknya. Kalimat dapat dibedakan menjadi 2 jenis, yaitu:

1. Kaliamat Aktif

Kalimat aktif adalah kalimat yang subjeknya melakukan suatu

pekerjaan/tindakan. Kalimat ini biasanya memiliki predikat berupa kata kerja

yang berawalan me- dan ber-.Predikat juga dapat berupa kata kerja aus (kata

kerja yang tidak dapat dilekati oleh awalan me–saja), misalnya pergi, tidur,

mandi, dll (kecuali makan dan minum).

Contoh: Mereka akan berangkat besok pagi.


Kalimat aktif dibedakan menjadi 2, yaitu:

1.1 Kalimat Aktif Transitif

Kalimat aktif transitif adalah kalimat yang dapat diikuti oleh objek

penderita (O1). Predikat pada kalimat ini biasanya berawalam me- dan

selalu dapatt dirubah menjadi kalimat pasif.

Contoh: Eni mencuci piring.

S P O1

1.2 Kalimat Aktif Intransitif

Kalimat aktif intransitif adalah kalimat yang tidak dapat diikuti oleh

objek penderita (O1).Predikat pada kalimat ini biasanya berawaln ber-

.Kalimat yang berawalan me- tidak diikuti dengan O1.Kalimat ini tidak

dapat dirubah menjadi kalimat pasif.

Contoh: Mereka berangkat minggu depan.

SPK

1.3 Kalimat Semi Transitif

Kalimat ini tidak dapat dirubah menjadi kal pasif karena disertai oleh

pelengkap bukan objek.

Contoh:Dian kehilangan pensil.

S P Pel.

2. Kalimat Pasif

Kalimat pasif adalah kalimat yang subjeknya dikenai pekerjaan/tindakan.

Kalimat ini biasanya memiliki predikat berupa kata kerja berawalan di- dan

ter- dan diikuti oleh kata depan oleh.


Kalimat pasif dapat dibedakan menjadi 2 jenis, yaitu:

2.1 Kalimat Pasif Biasa

Kalimat pasif ini biasanya diperoleh dari kalimat aktif transitif.

Predikat pada kalimat ini berawalan di-,ter- ,ke-an.

Contoh:Piring dicuci Eni.

S P O2

2.2 Kalimat Pasif Zero

Kalimat pasif zero adalah kalimat yang objek pelakunya(O2) melekat

berdekatan dengan O2 tanpa disisipi dengan kata lain. Predikat pada

kalimat ini berakhiran -kan dan akan terjadi penghilangan awalan di-.

Predikatnya juga dapat berupa kata dasar berkelas kerja kecuali kata kerja

aus. Kalimat pasif zero ini berhubungan dengan kalimat baku.

Contoh:Ku pukul adik.

O2 P S

Cara mengubah kalimat aktif menjadi kalimat pasif :

1. Subjek pada kalimat aktif dijadikan objek pada kalimat pasif.

2. Awalan me- diganti dengan di-.

3. Tambahkan kata oleh di belakang predikat.

Contoh : Bapak memancing ikan. (aktif)

Ikan dipancing oleh bapak. (pasif)

4. Jika subjek kalimat akrif berupa kata ganti maka awalan me- pada

predikat dihapus, kemudian subjek dan predikat dirapatkan.

Contoh : Aku harus memngerjakan PR. (aktif)


PR harus kukerjakan. (pasif)

BAB III

PENUTUP

31. KESIMPULAN

Kalimat adalah satuan bahasa terkecil yang mengungkapkan pikiran yang

utuh, baik dengan cara lisan maupun tulisan. Dalam wujud lisan, kalimat

diucapkan dengan suara naik turun dan keras lembut, disela jeda, dan diakhiri

dengan intonasi akhir yang diikuti oleh kesenyapan yang mencegah terjadinya

perpaduan ataupun asimilasi bunyi ataupun proses fonologis lain. Dalam

wujud tulisan, kalimat dimulai dengan huruf kapital dan diakhiri dengan tanda

titik (.), tanda tanya (?), atau tanda seru (!); dan di dalamnya dapat disertakan

tanda baca seperti koma (,), titik dua (:), pisah (-), dan spasi. Dan kalimat

dapat dibagi menjadi beberapa macam.

3.2 SARAN

Penulis menyadari dalam pembutan makalah yang membagas tentang

kalimat dalam bahasa indonesia ini masih banyak kekurangaan untuk itu

penulis membutuhkan kritik dan saran yang bersifat membangun  demi

kesempurnaan makalah selanjutnya.

DAFTAR PUSTAKA

     Finoza, Lamuddin. Komposisi Bahasa Indonesia. Diksi Insan Mulia.

     http://freezcha.wordpress.com/2010/05/08/jenis-jenis- kalimat/

     http://rizaljenius.wordpress.com/2009/11/26/kalimat-dan- unsur-kalimat/

     http://id.wikipedia.org/wiki/Kalimat/
     http://id.wikibooks.org/wiki/Bahasa_Indonesia/Kalimat.

http://paridastkip-pgri.blogspot.com/2012/03/makalah- kalimat-bahasa-

indonesia.html

Anda mungkin juga menyukai