Oleh Kelompok II :
Angelina Maga
Ather Gamis
Eunike Dareho
Inggrid S. Musa
Jiffy J. Atuy
Selviana Kolopita
Oantin Lahiwu
Oktaviani Anggai
Dosen:
Dr. Muksin Pasambuna, S.Pd, SST, M.Si
file:///C:/Users/WINDOW~1/AppData/Local/Temp/541-924-1-SM-1.pdf
JOURNAL INTERNASIONAL
1. Judul
Iodine Deficiency Disorder and Knowledge about Benefit and Food Source of Iodine
among Adolescent Girls in the North Shewa Zone of Amhara Region.
2. Penulis
Abayneh Birlie Zeru, Mikyas Arega Muluneh, Kassa Ketsela H Giorgis, Mulat Mossie
Menalu, dan Michael Amera Tizazu.
3. Sumber
Jurnal Nutrisi dan Metabolisme Volume 2021, ID Artikel 8892180, 9 halaman
4. Latar Belakang
Kandungan yodium makanan tergantung pada kandungan yodium dari tanah tempat
tanaman dipanen, di daerah dataran tinggi di mana kandungan yodium dari tanah lapisan
atas tersapu karena erosi, garam beryodium merupakan sumber utama yodium. . Studi ini
menilai besarnya gangguan defisiensi yodium dan pengetahuan tentang manfaat dan
sumber makanan yodium di antara gadis remaja di daerah dataran tinggi Zona Shewa
Utara, Wilayah Amhara, Ethiopia tengah.
5. Metode
Metode yang digunakan pada penelitian ini yaitu Studi cross sectional kelembagaan
dilakukan mulai tanggal 5 Oktober 2018 hingga 30 Desember 2019. Melalui teknik
multistage sampling, dipilih 625 remaja putri sekolah dari 9 sekolah. Kuesioner mandiri
semistruktur yang telah diuji sebelumnya digunakan untuk pengumpulan data.
Pengukuran antropometri dan pemeriksaan fisik kelenjar tiroid dilakukan oleh perawat
terlatih. Data yang terkumpul dimasukkan ke dalam komputer melalui software Epi Data
3.1, dan analisis dilakukan menggunakan software Anthro plus dan SPSS.
6. Pendahuluan
Masa remaja yaitu dari usia 10 sampai 19 tahun merupakan masa pertumbuhan pesat
massa rangka, ukuran tubuh, dan kepadatan tubuh yang menonjolkan peran nutrisi dan
mineral dalam proses pertumbuhan. Karena ketidaksetaraan gender dan kebutuhan
fisikologis lainnya, remaja perempuan lebih rentan terhadap malnutrisi termasuk
defisiensi mikronutrien. Defisiensi yodium (ID) adalah salah satu defisiensi nutrisi mikro
yang umum terjadi selama masa remaja yang mengakibatkan pembesaran kelenjar tiroid
yang dikenal sebagai gondok, retardasi mental, dan retardasi pertumbuhan fisik. Kelainan
klinis dan subklinis yang berhubungan dengan ID ini disebut sebagai gangguan defisiensi
yodium (IDD) [2-6]. Namun, pada remaja putri, efek ID bisa meluas ke janin dan bayi
baru lahir selama menjadi ibu.
7. Hasil dan Pembahasan
Dari penelitian yang dilakukan diperoleh hasil yaitu Tingkat gondok total adalah 317
(50,7%) dengan 95% CI dari 46,9% menjadi 54,6%. Gondok tingkat satu dan tingkat dua
masing-masing 226 (36,2%) dan 91 (14,6%). Sekitar sepertiga, 428 (68,5%), memiliki
pengetahuan tentang makanan sumber yodium yang tersedia secara lokal dan 309 (72,2%)
dari mereka menyebutkan garam sebagai sumber yodium. Lebih dari setengah, 216
(55,1%), dari 392 (62,7%) peserta yang memiliki pengetahuan tentang manfaat yodium
tahu bahwa yodium dapat mencegah gondok.
Status gizi adalah faktor risiko lain yang terkait secara independen dengan gondok.
Baik gondok dan stunting adalah indikator masalah nutrisi yang sudah berlangsung lama;
dalam penelitian ini, remaja putri sekolah yang kerdil lebih mungkin menderita gondok
daripada rekan-rekan mereka. Demikian pula, penelitian di Nigeria menunjukkan bahwa
stunting terkait dengan gondok dan kadar yodium urin yang rendah
8. Kesimpulan
Angka gondok total remaja putri tinggi di daerah tersebut. Skor keragaman pakan yang
rendah, stunting, menstruasi, tinggal di pedesaan, dan penggunaan wadah terbuka untuk
penyimpanan garam meningkatkan risiko penyakit gondok. Selain yodium garam
universal, penekanan harus diberikan pada penanganan yang tepat dan pemanfaatan
garam beryodium di tingkat rumah tangga untuk menghindari gangguan defisiensi
yodium pada remaja perempuan.
Lampiran
https://doi.org/10.1155/2021/8892180