Anda di halaman 1dari 6

REVIEW JOURNAL NASIONAL dan INTERNASIONAL

GANGGUAN AKIBAT KEKURANGAN YODIUM (GAKY) DAN GIZI MIKRO

Oleh Kelompok II :
Angelina Maga
Ather Gamis
Eunike Dareho
Inggrid S. Musa
Jiffy J. Atuy
Selviana Kolopita
Oantin Lahiwu
Oktaviani Anggai

Dosen:
Dr. Muksin Pasambuna, S.Pd, SST, M.Si

PROGRAM STUDI SARJANA TERAPAN GIZI DAN DIETETIKA


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MANADO
2021
1. Judul
Tingkat Pengetahuan, Pola Kebiasaan Lingkungan Hidup Berhubungan Dengan
Motivasi Ibu Dalam Memilih Kondisi Garam
2. Penulis
Vivin Yuni Astutik
3. Sumber
Jurnal Care Vol .5, No2,Tahun 2017
4. Abstrak
Garam merupakan salah satu kebutuhan yang merupakan pelengkap dari kebutuhan
pangan dan merupakan sumber elektrolit bagi tubuh manusia. Yodium yang
ditambahkan ke garam memberikan dampak yang baik bagi kesehatan.
Yodiummerupakan zat mineral mikro yang harus tersedia didalam tubuh yang
berfungsi untuk pembentukan hormon tiroid dan berguna untuk proses metabolisme di
dalam tubuh, pertumbuhan, perkembangan, dan fungsi otak. Gangguan akibat
kekurangan yodium (GAKY) merupakan salah satu masalah gizi mikro di Indonesia
yang mempunyai dampak langsung ataupun tidak langsung pada kelangsungan hidup
dan kualitas sumber daya manusia.
5. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan tingkat pengetahuan,
pola kebiasaan lingkungan hidup dan motivasi ibu dalam memilih kondisi garam
untuk makanan keluarga
6. Pendahuluan
Yodium merupakan zat mineral mikro yang harus tersedia didalam tubuh yang
berfungsi untuk pembentukan hormon tiroid dan berguna untuk proses metabolisme di
dalam tubuh. Gangguan akibat kekurangan yodium (GAKY) merupakan salah satu
masalah gizi mikro di Indonesia yang mempunyai dampak langsung ataupun tidak
langsung pada kelangsungan hidup dankualitas sumber daya manusia (Almatsier,
2003). Kekurangan yodium pada ibu hamil dapat menyebabkan abortus, bayi lahir
mati, kelainan bawaan pada bayi yang akan dilahirkan, meningkatkan angka kematian
prenatal, serta akan melahirkan bayi yang kretin dengan retardasi mental, pendek,
muka dan tangan sembab serta terjadi kelemahan otot (Supariasa, 2001). Dampak
GAKY lainnya yaitu hipertiroid, jika pada ibu hamil akan mengakibatkan bayi yang
dikandungnya akan lahir dengan hipertiroidisme neonatal, berat badan lahir rendah
dan kemungkinan besar juga akan mengalami cacat bawaan. Pemeriksaan tiroid pada
ibu hamil saat awal kehamilan sangat diperlukan untuk mendeteksi ada tidaknya
gangguan, sehingga ibu dan anak yang akan dilahirkan dalam keadaan sehat dan tidak
mengalami kelainan (Supadmi dkk, 2007).
7. Metode Penelitian
Penelitian ini merupakan jenis penelitian kuantitatif dengan menggunakan pendekatan
cross sectionalyaitu untuk mengetahui adanya hubungan antara variabel dependen
dengan variabel independen (Notoatmojo, 2010). Teknik Pengambilan sampel pada
penelitian ini adalah menggunakan total sampling, yaitu dengan mengambil semua
anggota populasi menjadi sampel (Alimul, 2007).
8. Hasil Penelitian dan Pemabahasan
Setelah dilakukan pengujian terhadap garam yang digunakan dengan menggunakan
tes larutan Yodida menunjukkan hasil tidak ada perubahan warna pada garam, garam
tidak berwarna biru keunguan tetapi tetap berwarna putih. Hal ini menunjukkan
bahwa garam yang masyarakat gunakan mengandung 0 ppm, artinya tidak
mengandung yodium. Hal ini dilatarbelakangi oleh pendidikan mereka yang masih
rendah, sebanyak 32 orang berpendidikanSekolah Dasar (SD). Pengetahuan sangat
erat kaitannya dengan pendidikan dimana diharapkan seseorang dengan pendidikan
tinggi, orang tersebut akan semakin luas pula pengetahuannya. Namun, perlu
ditekankan bahwa orang yang berpendidikan rendah tidak berartimutlak
berpengetahuan rendah pula (Budiman, 2014). Karena dalam penelitian ini juga
ditemui responden yang berpendidikan rendah tapi menunjukkan sikap positif dalam
memilih kondisi garam yaitu menggunakan garam yodium. Hal ini dibuktikan dengan
melakukan pengujian terhadap garam menggunakan tes larutan Yodida. Setalah
ditetesi 2-3 tetes larutan Yodida didapatkan hasil adanya perubahan warna dari garam
dari putih menjadi biru keunguan, artinya garam tersebut mengandung 30-80 ppm dan
mengandung yodium. Akan tetapi, sebaliknya meskipun responden berpendidikan
tinggi tapi masih menggunakan garam non yodium, hal ini dikarenakan kebiasaan
perilaku dalam mengkonsumsi garam non yodium.
9. Kesimpulan
Pada penelitian ini ada hubungan tingkat pengetahuan, pola kebiasaan lingkungan
hidup dan motivasikondisi garam dan ada hubungan yang signifikan antara tingkat
pengetahuan dengan kondisi garam.
Lampiran

file:///C:/Users/WINDOW~1/AppData/Local/Temp/541-924-1-SM-1.pdf
JOURNAL INTERNASIONAL

1. Judul
Iodine Deficiency Disorder and Knowledge about Benefit and Food Source of Iodine
among Adolescent Girls in the North Shewa Zone of Amhara Region.
2. Penulis
Abayneh Birlie Zeru, Mikyas Arega Muluneh, Kassa Ketsela H Giorgis, Mulat Mossie
Menalu, dan Michael Amera Tizazu.
3. Sumber
Jurnal Nutrisi dan Metabolisme Volume 2021, ID Artikel 8892180, 9 halaman
4. Latar Belakang
Kandungan yodium makanan tergantung pada kandungan yodium dari tanah tempat
tanaman dipanen, di daerah dataran tinggi di mana kandungan yodium dari tanah lapisan
atas tersapu karena erosi, garam beryodium merupakan sumber utama yodium. . Studi ini
menilai besarnya gangguan defisiensi yodium dan pengetahuan tentang manfaat dan
sumber makanan yodium di antara gadis remaja di daerah dataran tinggi Zona Shewa
Utara, Wilayah Amhara, Ethiopia tengah.
5. Metode
Metode yang digunakan pada penelitian ini yaitu Studi cross sectional kelembagaan
dilakukan mulai tanggal 5 Oktober 2018 hingga 30 Desember 2019. Melalui teknik
multistage sampling, dipilih 625 remaja putri sekolah dari 9 sekolah. Kuesioner mandiri
semistruktur yang telah diuji sebelumnya digunakan untuk pengumpulan data.
Pengukuran antropometri dan pemeriksaan fisik kelenjar tiroid dilakukan oleh perawat
terlatih. Data yang terkumpul dimasukkan ke dalam komputer melalui software Epi Data
3.1, dan analisis dilakukan menggunakan software Anthro plus dan SPSS.
6. Pendahuluan
Masa remaja yaitu dari usia 10 sampai 19 tahun merupakan masa pertumbuhan pesat
massa rangka, ukuran tubuh, dan kepadatan tubuh yang menonjolkan peran nutrisi dan
mineral dalam proses pertumbuhan. Karena ketidaksetaraan gender dan kebutuhan
fisikologis lainnya, remaja perempuan lebih rentan terhadap malnutrisi termasuk
defisiensi mikronutrien. Defisiensi yodium (ID) adalah salah satu defisiensi nutrisi mikro
yang umum terjadi selama masa remaja yang mengakibatkan pembesaran kelenjar tiroid
yang dikenal sebagai gondok, retardasi mental, dan retardasi pertumbuhan fisik. Kelainan
klinis dan subklinis yang berhubungan dengan ID ini disebut sebagai gangguan defisiensi
yodium (IDD) [2-6]. Namun, pada remaja putri, efek ID bisa meluas ke janin dan bayi
baru lahir selama menjadi ibu.
7. Hasil dan Pembahasan
Dari penelitian yang dilakukan diperoleh hasil yaitu Tingkat gondok total adalah 317
(50,7%) dengan 95% CI dari 46,9% menjadi 54,6%. Gondok tingkat satu dan tingkat dua
masing-masing 226 (36,2%) dan 91 (14,6%). Sekitar sepertiga, 428 (68,5%), memiliki
pengetahuan tentang makanan sumber yodium yang tersedia secara lokal dan 309 (72,2%)
dari mereka menyebutkan garam sebagai sumber yodium. Lebih dari setengah, 216
(55,1%), dari 392 (62,7%) peserta yang memiliki pengetahuan tentang manfaat yodium
tahu bahwa yodium dapat mencegah gondok.
Status gizi adalah faktor risiko lain yang terkait secara independen dengan gondok.
Baik gondok dan stunting adalah indikator masalah nutrisi yang sudah berlangsung lama;
dalam penelitian ini, remaja putri sekolah yang kerdil lebih mungkin menderita gondok
daripada rekan-rekan mereka. Demikian pula, penelitian di Nigeria menunjukkan bahwa
stunting terkait dengan gondok dan kadar yodium urin yang rendah

8. Kesimpulan
Angka gondok total remaja putri tinggi di daerah tersebut. Skor keragaman pakan yang
rendah, stunting, menstruasi, tinggal di pedesaan, dan penggunaan wadah terbuka untuk
penyimpanan garam meningkatkan risiko penyakit gondok. Selain yodium garam
universal, penekanan harus diberikan pada penanganan yang tepat dan pemanfaatan
garam beryodium di tingkat rumah tangga untuk menghindari gangguan defisiensi
yodium pada remaja perempuan.

Lampiran

https://doi.org/10.1155/2021/8892180

Anda mungkin juga menyukai