Anda di halaman 1dari 51

PROPOSAL

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU


PENCEGAHAN PREEKLAMSIA PADA IBU HAMIL DI PUSKESMAS
OEPOI KOTA KUPANG

OLEH:

YUNIYATI ABINENO
191112026

PROGRAM STUDI NERS TAHAP AKADEMIK


UNIVERSITAS CITRA BANGSA
KUPANG
2020
LEMBAR PERSETUJUAN

Skripsi ini telah disetujui


Tanggal,

Menyetujui,

Pembimbing I Pembimbing II

Maria Yasintha Goa, S.Kep.,Ns,M.Kep. Maria Paula Marla Nahak, S. Kep.


Ns. MPH

Mengetahui:

Ketua Program Studi Ners

Ns. Balbina Antonelda M. Wawo, M.Kep., Sp.Kep.J.


KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas
berkat dan rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Proposal ini dengan
judul “FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN
PERILAKU PENCEGAHAN PREEKLAMSIA PADA IBU HAMIL DI
PUSKESMAS OEBOB KOTA KUPANG” dengan baik. Proposal ini
merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Keperawatan (S.
Kep.) di Universitas Citra Bangsa. Penulis mengucapkan terimakasih kepada Ibu
Maria Yasintha Goa, Ns., S.Kep., M.Kep. sebagai pembimbing I dan Ibu Maria
Paula Marla Nahak, S.Kep. Ns. MPH. Sebagai pembimbing II yang telah
meluangkan waktu dan tenaga untuk membimbing dan mengarahkan penulis demi
penyelesaian Proposal ini.

Bersama ini, perkenankanlah penulis mengucapkan terimakasih sebesar-


besarnya juga kepada:

1. Dr. Jeffrey Jap, drg., M.Kes. selaku Rektor Universitas Citra Bangsa Kupang
2. Ns. Balbina Antonelda M. Wawo, M.Kep., Sp.Kep.J. selaku Ketua Program
Studi Ners
3. Ns. Petrus Kanisius Siga Tage, S.Kep., M.Kep. selaku Wali Kelas Alih Jenjang
Angkatan VI Program Studi Ners
4. Bapak dan Ibu Dosen serta Staf Pengajar pada Program Studi Ners
5. Teman-teman seperjuangan Alih Jenjang Angkatan VI
6. Kedua orangtua, Suami serta ketiga anak tercinta
Semoga Tuhan membalas budi baik semua pihak yang telah memberi
kesempatan dan dukungan dalam menyelesaikan Proposal ini. Penulis sadar
bahwa Proposal ini masih jauh dari kesempurnaan, tetapi penulis berharap bahwa
Proposal ini dapat bermanfaat bagi para pembaca dan kemajuan ilmu
keperawatan.

Kupang, 23 Juli 2020

Penulis
DAFTAR ISI

Halaman Persetujuan........................................................................................ i

Kata Pengantar...........................................................................................................
ii

Daftar Isi.....................................................................................................................
iii

Daftar Tabel...............................................................................................................
iv

Daftar Lampiran.........................................................................................................
v

BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................
1

1.1 Latar Belakang.....................................................................................................


1
1.2 Rumusan Masalah................................................................................................
8
1.3 Tujuan Penelitian.................................................................................................
9
1.3.1 Tujuan Umum............................................................................................
9
1.3.2 Tujuan Khusus...........................................................................................
9
1.4 Manfaat Penelitian...............................................................................................
9
1.5 Keaslian Penelitian...............................................................................................
11

BAB II TINJAUAN PUSTAKA..............................................................................


17

2.1 Konsep Dasar.......................................................................................................


17

2.2 Kerangka Teori.....................................................................................................


29
2.3 Kerangka Konsep Penelitian................................................................................
30

2.3 Hipotesis Penelitian..............................................................................................


30................................................................................................................................

BAB III METODE PENELITIAN.........................................................................


31

3.1 Jenis dan Desain Penelitian..................................................................................


31

3.2 Definisi Operasional.............................................................................................


32

3.3 Populasi, Sampel, Sampling.................................................................................


36

3.3.1 Populasi.......................................................................................................
36

3.3.2 Sampel.........................................................................................................
36

3.3.3 Sampling.....................................................................................................
37

3.4 Rencana Waktu dan Tempat Penelitian...............................................................


38

3.5 Pengumpulan Data...............................................................................................


38

3.5.1 Proses Pengumpulan Data...........................................................................


38

3.5.2 Instrumen Pengumpulan Data.....................................................................


39

3.5.3 Validitas dan Realibilitas............................................................................


39

3.6 Analisis Data........................................................................................................


40
3.7 Kerangka Kerja (Frame Work)............................................................................
42

3.8 Etika Penelitian....................................................................................................


44

DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................
46

LAMPIRAN..............................................................................................................
DAFTAR TABEL

Nomor Judul Halaman

Tabel 1.5 Tabel keaslian faktor-faktor yang berhubungan dengan ……...11


perilaku pencegahan preeklamsia pada ibu hamil di
Puskesmas Oepoi Kota Kupang
Tabel 3.1 Tabel Defenisi Operasional Faktor-Faktor yang ……...28
Berhubungan dengan Perilaku Pencegahan Preeklamsia
pada Ibu Hamil di Puskesmas Oepoi Kota Kupang
DAFTAR GAMBAR

Nomor Judul Halaman

Gambar 2.1 Kerangka Konseptual Faktor-Faktor yang Berhubungan ……...29


dengan Perilaku Pencegahan Preeklamsia pada Ibu Hamil
di Puskesmas Oepoi Kota Kupang

Gambar 3.1 Kerangka Kerja faktor-faktor yang berhubungan dengan ……...30


perilaku pencegahan preeklamsia pada ibu Hamil di
Puskesmas Oepoi Kota Kupang
DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Judul Halaman

Lampiran1 Surat Ijin Pra Penelitian ……...29


PERNYATAAN KESEDIAAN MENJADI RESPONDEN PENELITIAN

(INFORMED CONSENT)

Untuk penelitian yang berjudul:

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU


PENCEGAHAN PREEKLAMSIA PADA IBU HAMIL DI PUSKESMAS
OEPOI KOTA KUPANG

Yang bertandatangan di bawah ini:

Nama/Inisial : …………………………………

Umur : ………………………………… tahun

Pendidikan : ………………………………….

Agama : ………………………………….

Alamat : ………………………………….

Pekerjaan : ………………………………….

No.Telp : ………………………………….

Setelah memperoleh penjelasan tentang maksud, tujuan dan manfaat


penelitian, dengan ini saya menyatakan bersedia berpartisipasi secara sukarela
menjadi responden/subjek penelitian yang dilaksanakan oleh Yuniyati Abineno
dari Program Studi Ners Tahap Akademik, Universitas Citra Bangsa Kupang.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya tanpa adanya


paksaan dari pihak manapun.

Kupang,…………..2020
Saksi Responden

(…………………………………….) (…………………………………..)

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Preeklamsia merupakan salah satu komplikasi pada kehamilan yang


diawali dengan munculnya tekanan darah yang tinggi pada usia kehamilan 20
minggu. Preeklampsia berhubungan dengan perubahan patologis yang
signifikan dari pembuluh darah ibu dan janin serta plasenta. Preeklamsia
merupakan kelainan multi sistemik yang terjadi pada kehamilan yang ditandai
dengan adanya hipertensi dan edema, serta dapat disertai Proteinuria. Biasanya
terjadi pada usia kehamilan 20 minggu keatas atau dalam triwulan ketiga dari
kehamilan ( Lalenoh, D.C 2018).
The American Congress of Obstetricians and Gynecologists (ACOG)
tahun 2016 mempublikasikan bahwa hipertensi dalam kehamilan, termasuk
preeklampsia kejadiannya hingga 10% pada kehamilan di seluruh dunia,
merupakan salah satu penyebab terbesar morbiditas maternal dan perinatal
serta kematian di seluruh dunia. Tingkat preeklamsia di Amerika Serikat
meningkat menjadi 25% dalam dua puluh tahun terakhir dan merupakan
penyebab utama penyakit dan kematian ibu dan bayi. Berdasarkan ACOG
(2013) bahwa preeklampsia merupakan penyebab utama morbiditas dan
mortalitas ibu dan bayi dengan perkiraan 50.000 sampai 60.000 kematian
pertahun di seluruh dunia. Selain itu ibu dengan riwayat preeklampsia berisiko
untuk menderita penyakit kardiovaskuler dan penyakit metabolik di kemudian
hari. Sekitar 830 wanita meninggal akibat komplikasi kehamilan dan
persalinan setiap harinya dan sekitar 99% dari seluruh kematian ibu terjadi di
negara berkembang. Lebih dari setengah kematian tersebut terjadi di Sub
Sahara-Afrika dan hampir sepertiga terjadi di Asia Selatan. Diperkirakan
bahwa pada tahun 2015, sekitar 303.000 wanita meninggal selama kehamilan
dan setelah persalinan. Angka kematian ibu di negara-negara berkembang
pada tahun 2015 adalah 239 per 100.000 kelahiran hidup, dimana angka
kejadian ini lebih tinggi dibandingkan di Negara maju sekitar 12 per 100.000
kelahiran hidup (WHO, 2015)
Risiko kematian ibu tertinggi pada remaja perempuan dibawah 15
tahun dan mengalami komplikasi pada kehamilan dan persalinan merupakan
penyebab utama kematian dikalangan remaja perempuan di negara-negara
berkembang. Diperkirakan bahwa di negara berkembang rata-rata lebih
banyak kehamilan dibandingkan di negara-negara maju (WHO, 2015). Tiga
penyebab utama kematian ibu, diantaranya pendarahan saat persalinan sebesar
30%, hipertensi dalam kehamilan (preeklampsia/eklampsia) sebesar 25% dan
infeksi sebesar 12%. Menurut World Health Organization (WHO) kasus
preeklampsia tujuh kali lebih tinggi di negara berkembang dari pada di negara
maju. Berdasarkan laporan Pedoman Nasional Pelayanan Kedokteran (PNPK)
tahun 2016 prevalensi preeklampsia di negara maju adalah 1,3%-6%,
sedangkan di negara berkembang adalah 1,8%-18%. Dari 10%-25% kasus
kasus ini akan mengakibatkan kematian ibu (Preeclampsia Foundation, 2013).
Survei Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2017
menyebutkan 8% wanita mengalami keluhan kehamilan di antaranya demam
tinggi, kejang, pingsan, serta hipertensi dan diikuti kenaikan angka komplikasi
kehamilan dari SDKI 2007 dari 3% menjadi 5% (BKKBN, 2017). Profil
Kesehatan Nusa Tenggara Timur menyebutkan kasus kematian ibu dari tahun
2014-2017 mengalami fluktuatif dimana pada tahun 2014 jumlah kasus
kematian ibu berjumlah 158 kasus meningkat pada tahun 2015 menjadi 178
kasus, pada tahun 2016 menurun menjadi sebesar 177 kasus dan pada tahun
2017 menurun lagi menjadi 163 kasus.
Angka Kematian Ibu di Provinsi NTT tahun 2018 sebanyak 158 orang. Faktor
penyebab kematian Ibu didominasi oleh perdarahan.,Angka kematian ibu
(AKI )di wilayah kota Kupang berdasarkan data Dinas Kesehatan Kota
Kupang tahun 2018 karena perdarahan berjumlah 2 orang, Hipertensi dalam
kehamilan berjumlah 2 Orang dan yang lain-lain berjumlah 4 orang.
Berdasarkan data penelitian yang telah dilakukan oleh Werner. A
manafe, (2019) di RSUD Prof. W.Z. Johannes Kupang, didapatkan jumlah
kasus preekampsia pada tahun 2012 sebanyak 135 orang dan terus meningkat
hingga tahun 2016 yaitu sebanyak 180 orang. Total kejadian preeklampsia 781
kasus dan sebanyak 13 pasien meninggal. Data jumlah preeklamsia di ruang
ICU periode Januari – Juni 2020 berjumlah 30 orang. Sesuai data dinas
kesehatan kota kupang (2019) jumlah preeklamsia untuk tahun 2019 yang
tersebar di 11 puskesmas berjumlah 64 orang dan yang tertinggi kasusnya di
Puskesmas Oepoi dengan jumlah kasus 16 orang.
Berdasarkan data diatas perlu adanya Upaya pembangunan di bidang
kesehatan tercermin dalam program kesehatan melalui upaya promotif,
preventif, kuratif maupun rehabilitatif. Pembangunan kesehatan merupakan
salah satu upaya untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat.
Pencapaian derajat kesehatan yang optimal bukan hanya menjadi tanggung
jawab dari sektor kesehatan saja, namun sektor terkait lainnya seperti sektor
pendidikan, ekonomi, sosial dan pemerintahan juga memiliki peranan yang
cukup besar. Kesehatan merupakan hak semua penduduk, sehingga ditetapkan
target dan sasaran pembangunan kesehatan.
Penurunan AKI di Indonesia terjadi sejak tahun 1991 sampai dengan saat ini.
Program EMAS berupaya menurunkan angka kematian ibu dan angka
kematian neonatal dengan cara :
1. Meningkatkan kualitas pelayanan emergensi obstetri dan bayi baru
lahir minimal di 150 Rumah Sakit PONEK dan 300
Puskesmas/Balkesmas PONED) dan
2. Memperkuat sistem rujukan yang efisien dan efektif antar
puskesmas dan rumah sakit .
Upaya percepatan penurunan AKI dapat dilakukan dengan menjamin agar
setiap ibu mampu mengakses pelayanan kesehatan ibu yang berkualitas,
seperti pelayanan kesehatan ibu hamil, pertolongan persalinan oleh tenaga
kesehatan terlatih di fasilitas pelayanan kesehatan, perawatan pasca
persalinan bagi ibu dan bayi, perawatan khusus dan rujukan jika terjadi
komplikasi, kemudahan mendapatkan cuti hamil dan melahirkan, dan
pelayanan keluarga berencana.
Salah satu faktor yang ada pada ibu hamil dapat mempunyai
kerentanan untuk mengalami pre eklampsia dalam kehamilannya. Pada ibu
hamil dengan resiko pre eklampsia ataupun sudah mengalami pre eklampsia,
agar tidak berlanjut menjadi eklampsia maka ibu hamil harus melakukan
kunjungan antenatal care secara rutin sesuai dengan anjuran petugas
kesehatan. untuk mengurangi faktor resiko terjadinya pre eklampsia ibu
hamil disarankan untuk mengatur pola makan terutama menghindari
makanan yang tinggi lemak, tinggi garam, makan daging olahan, minuman
ringan. Dan disarankan untuk mengkonsumsi makanan nabati, tinggi serat
(sayur dan buah), mengkonsumsi vitamin dan mineral seperti kalsium dan
zinc serta berolahraga seperti mengikuti senam hamil (Dewi Suryanti, 2019).
Dalam kerangka Sustainable Development Goals (SDGs),
menurunkan Angka Kematian Ibu (AKI) masih menjadi salah satu target
utama bidang kesehatan(World Health Organization, 2016). WHO
mencanangkan bahwa AKI diharapkan menurun hingga 70 per 100.000
kelahiran hidup pada tahun 2030 (WHO, 2016). Kematian ibu sebenarnya
dapat di cegah dengan melaksanakan pemeriksaan kehamilan minimal empat
(4) kali secara teratursesuai pedoman pemeriksaan kehamilan, selain itu juga
menurut penelitian terkait yang dilakukan oleh Erna widyastuti, Oktober
2015, bahwa Upaya pencegahan lainnya adalah selalu melakukan
pemeriksaan kehamilan sesuai dengan yang dianjurkan tenaga kesehatan. usia
kehamilan yang sudah cukup bulan bayi langsung dilahirkan. sedangkan
kehamilan yang belum cukup bulan tetap periksa hamil secara rutin.
Salah satu penanganan yang dapat dilakukan yaitu dengan deteksi
dini, yang dapat dilakukan melalui pelayanan atau asuhan Antenatal Care
(ANC) yang merupakan cara untuk memonitor dan mendukung kesehatan ibu
hamil normal dan mendeteksi ibu dengan kehamilan normal agar tidak
menjadi abnormal. Perawatan kehamilan merupakan salah satu faktor yang
amat perlu diperhatikan untuk mencegah terjadinya komplikasi dan kematian
ketika persalinan, disamping itu juga untuk menjaga pertumbuhan dan
kesehatan janin. Memahami perilaku perawatan kehamilan (antenatal care)
adalah penting untuk mengetahui dampak kesehatan bayi dan si ibu sendiri.
Kepatuhan seorang ibu hamil dalam memeriksakan kehamilannya sangat
diperlukan agar setiap keluhan dapat ditangani sedini mungkin dan informasi
yang penting bagi ibu hamil dapat tersampaikan sehingga angka kematian ibu
dapat ditekan menjadi seminimal mungkin. Ibu hamil harus bisa mengenali
tanda preeklampsia agar tidak berlanjut ke eklampsia, pemeriksaan antenatal
yang teratur dan bermutu serta teliti, serta melakukan diet makanan tinggi
protein, karbohidrat, cukup vitamin dan rendah lemak. Untuk itu dapat
mengurangi dan menurunkan angka kejadian preeklamsia yang dapat
menyebabkan kematian (Usnaini,2016).
Berdasarkan data dan masalah tersebut diatas, peneliti tertarik untuk
melakukan penelitian tentang “Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perilaku
Pencegahan Preeklamsia pada Ibu Hamil di Puskesmas Oepoi Kota Kupang”.

1.2 Rumusan Masalah


Faktor-Faktor apa saja yang mempengaruhi perilaku pencegahan preeklamsia
pada ibu hamil di Puskesmas Oepoi Kota Kupang ?
1.3 Tujuan Penelitian
1.3.1 Tujuan Umum
Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku pencegahan
preeklamsia pada ibu hamil di Puskesmas Oepoi Kota Kupang.
1.3.2 Tujuan Khusus
1. Mengidentifikasi tingkat pengetahuan ibu hamil terhadap
pencegahan preeklamsia di puskesmas Oepoi Kota Kupang
2. Mengidentifikasi Kepatuhan ibu hamil untuk Antenatal care
(ANC) terhadap pencegahan preeklamsia di Puskesmas Oepoi
Kota Kupang
3. Menganalisis hubungan tingkat pengetahuan dan Kepatuhan
ANC terhadap perilaku pencegahan preeklamsia pada ibu hamil di
Puskesmas Oepoi Kota Kupang.
1.4 Manfaat Penelitian
1.4.1 Manfaat Teoritis
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi dalam
pengembangan pendidikan kesehatan khususnya dalam ilmu keperawatan
maternitas dan bisa dijadikan sebagai salah satu sumber pustaka dalam
penelitian-penelitian selanjutnya yang berhubungan dengan upaya
pencegahan preeklampsia.
1.4.2 Manfaat Praktis
1. Bagi tempat penelitian
Sebagai bahan masukan pada Puskesmas Oepoi Kota Kupang sebagai
pemberi jasa pelayanan kesehatan untuk mengkaji maupun
mengevaluasi ibu hamil dalam mengetahui perilaku pencegahan
preeklamsia sehingga mampu memotivasi pasien khususnya ibu hamil
dalam mencegah preeklamsia.
2. Bagi Institusi
Sebagai literature untuk mahasiswa/ mahasisiwi perawat dalam
meningkatkan pemahaman dan pengembangan pendidikan kesehatan
terkhusus untuk mata kuliah keperawatan maternitas.
3. Bagi responden
Memberikan informasi pada ibu hamil tentant perilaku pencegahan
preeklamsia pada saat hamil
4. Bagi Peneliti
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan dan
pemahaman tentang keperawatan maternitas terutama mengenai
faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku pencegahan preeklamsia
pada ibu hamil di Puskesmas Oepoi Kota Kupang.
1.5 Keaslian Penelitian

Nama dan Judul Hasil Persamaan Perbedaan


Tahun Penelitian
Siti Usnaini, Hubungan Hasil penelitian 1. Terkait dengan Perbedaannya yaitu :
Irma pengetahuan menunjukkan bahwa Variabel Dependent 1. Tempat penelitian Siti
Nurmayanti dengan perilaku hampir setengah nya yaitu perilaku Usnaini melakukan
dan Nining pencegahan responden memiliki pencegahan penelitian ibu hamil di 2
Muatika preeklamsia pada pengetahuan kurang preeklamsia pada ibu desa Yaitu desa Cukir
Ningrum ibu hamil dalam pencegahan hamil dan desa Kedawong jawa
(September preeklamsia pada 2. Variabel timur sedangkan
2016) ibuhamil sebanyak 14 independentnya yaitu penelitian ini dilakukan
responden (41,2%), cukup pengetahuan dan pada ibu hamil di
11 responden (32,2%) dan Kepatuhan ibu hamil Puskesmas oepoi Kota
baik sebanyak 9 Untuk ANC sebagai Kupang
responden (26,5%) dan perilaku pencegahan
perilaku negative ibu preeklamsia
melakukan pencegahan
preeklamsia sebanyak 19
responde (55,9%),
perilaku positif sebanyak
15 responden (44,1%).
Hasil Spearman’s rho
didapat nilai signifikan p
(0,001)< 0,05 yang berarti
H1 diterima
Andi Hasliani, Pendidikan Hasil penelitian ini Persamaannya Perbedaannya
rahmawati kesehatan pada menjelaskan bahwa ada 1. Untuk variabel 1. Untuk variabel
(Desember ibu hamil peningkatan upaya-upaya Dependent nya yaitu independentnya pada
2019) trimester ke I pencegahan preeklamsia pencegahan penelitian Andi adalah
terhadap upaya yang dilakukan ibu hamil preeklamsia pada ibu pendidikan kesehatan
pencegahan sebelum dan sesudah hamil pada ibu hamil semester I
preeklamsia di diberikan pendidikan sedangkan pada
puskesmas kesehatan. Data yang penelitian ini variabel
Bangkala diperoleh dilakukan uji independennya adalah
Kab.Jeneponto normalitas data, pengetahuan ibu hamil
menunjunkan data tentang perilaku
terdistribusi tidak normal pencegahan preeklamsia
sehingga uji yang 2. Tempat penelitiannya
digunakan adalah uji Andi adalah ibu hamil
wilcoxon dengan nilai p yang berada di
value 0,001 , nilai a= 0,05 puskesmas benggala di
jeneponto sedangkan
penelitian ini adalah ibu
hamilyang berada di
puskesmas oepoi Kota
kupang
Dewi suryanti Upaya Hasil penelitian ini Persamaannya : Perbedaannya :
(Desember pencegahan menunjukkan 1. Untuk variabel 1. Untuk variabel
2019) terjadinya Bahwa ada hubungan Dependent nya yaitu independent pada
preeklamsia di pengetahuan (ρ = 0,032), pencegahan penelitian Dewi yaitu
bidan praktek sikap (ρ =0,049), preeklamsia pada ibu Pengetahuan,sikap dan
mandiri (BPM) Dan tindakan hamil tindakan sedangkan pada
“Maliah”Palemba (ρ = 0,003) dengan penelitian ini variabel
ngTahun 2017 Perilaku pencegahan independentnya
preeklamsia. pengetahuan dan
Kepatuhan ibu hamil
untuk ANC

Tabel 5.1 Keaslian Penelitian Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Perilaku Pencegahan Preeklamsia pada Ibu
Hamil di Puskesmas Oepoi Kota Kupang
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Konsep Kehamilan
2.1.1 Defenisi
Kehamilan merupakan suatu proses fisiologik yang hampir selalu
terjadi pada setiap wanita. Kehamilan terjadi setelah bertemunya sperma
dan ovum, tumbuh dan berkembang di dalam uterus selama 259 hari atau
37 minggu atau sampai 42 minggu (Nugroho dan Utama, 2014).
Kehamilan merupakan suatu proses fisiologik yang hampir selalu terjadi
pada setiap wanita. Kehamilan terjadi setelah bertemunya sperma dan
ovum, tumbuh dan berkembang di dalam uterus selama 259 hari atau 37
minggu atau sampai 42 minggu (Nugroho dan Utama, 2014).
Menurut Federasi Obstetri Ginekoloigi Internasional, kehamilan
didefinisikan sebagai fertilisasi atau penyatuan dari spermatozoa dan ovum
dan dilanjutkan dengan nidasi atau implantasi (Yulistiana, 2015).
2.1.2 Proses Kehamilan
Bertemunya sel sperma laki-laki dan sel ovum matang dari wanita
yang kemudian terjadi pembuahan, proses inilah yang mengawali suatu
kehamilan. Untuk terjadi suatu kehamilan harus ada sperma, ovum,
pembuahan ovum (konsepsi), implantasi (nidasi) yaitu perlekatan embrio
pada dinding rahim, hingga plasentasi / pembentukan plasenta. Dalam
proses pembuahan, dua unsur penting yang harus ada yaitu sel telur dan
sel sperma. Sel telur diproduksi oleh indung telur atau ovarium wanita,
saat terjadi ovulasi seorang wanita setiap bulannya akan melepaskan satu
sel telur yang sudah matang, yang kemudian ditangkap oleh rumbai –
rumbai (microfilamen fimbria) dibawa masuk kerahim melalui saluran
telur (tuba fallopi), sel ini dapat bertahan hidup dalam kurun waktu 12-48
jam setelah ovulasi. Berbeda dengan wanita yang melepaskan satu sel telur
setiap bulan, hormon pria testis dapat terus bekerja untuk menghasilkan
sperma. Saat melakukan senggama (coitus), berjuta-juta sel sperma
(spermatozoon) masuk kedalam rongga rahim melalui saluran telur untuk
mencari sel telur yang akan di buahi dan pada akhirnya hanya satu sel
sperma terbaik yang bisa membuahi sel telur ( Yulistiana, 2015).
2.1.3 Tanda dan Gejala Kehamilan
Untuk dapat menegakkan kehamilan ditetapkan dengan melakukan
penilaian terhadap beberapa tanda dan gejala kehamilan (Elisabeth, 2015)
1. Tanda dan dugaan kehamilan
a) Amenorhea (berhenti menstruasi)
b) Mual (nausea) muntah ( Emesis)
c) Ngidam/menginginkan makanan tertentu
d) Syncope (pingsan)
e) Kelelahan
f) Payudara tegang
g) Sering miksi
2. Tanda kemungkinan (Probality Sign)
Tanda kemungkinan adalah perubahan-perubahan fisiologi yang dapat
diketahui oleh pemeriksa dengan melakukan pemeriksaan fisik kepada
wanita hamil yang terdiri dari
a) Pembesaran perut
b) Tanda hegar (pelunakan dan dapat ditekannya Istimus uteri)
c) Tanda Goodel (pelunakan serviks)
d) Tanda Chadwick (perubahan warna keunguan pada vulva dan
mukosa vagina termasuk juga porsio dan serviks)
e) Tanda Piscaseck (pembesaran pada uterus yang tidak simetris)
f) Pemeriksaan biologis kehamilan Positif (pemeriksaan ini
adalah pemeriksaan yang mendeteksi HCG yang diproduksi
oleh Sinsiotropoblastik sel selama kehamilan
3. Tanda pasti (positif sign)
Tanda pasti kehamilan terdiri dari
a) Gerakan janin dan rahim pada usia kehamilan 20 minggu
b) Denyut jantung janin terdengar pada usia kehamilan 12 minggu
dengan alat dopller dan usia kehamilan 18 – 2- minggu DJJ
sudah bisa didengar
c) Bagian-bagian janin bisa dengan perabaan dan yang lebih jelas
menggunakan USG

2.1.4 Tanda Bahaya Kehamilan


Tanda bahaya kehamilan terbagi atas :
a. Tanda bahaya kehamilan Muda
1. Hiperemiesis Gravidarum mendefenisikan sebagai suatu keadaan
yang di tandai dengan mual dan muntah yang timbul terjadi karena
adanya perubahan berbagai hormon dalam tubuh pada awal 50
kehamilan. Presentase hormon HCG akan meningkat sesuai dengan
pertumbuhan plasenta (Rahma, 2016).
2. Perdarahan Pervaginam
Perdarahan yang terjadi pada masa awal kehamilan kurang dari 22
minggu. Pada awal kehamilan, ibu mungkin akan mengalami
perdarahan yang sedikit (spotting) di sekitar waktu pertama
terlambat haidnya. Perdarahan ini adalah perdarahan implantasi
(penempelan hasil konsepsi pada dinding rahim) yang dikenal
dengan tanda Hartman dan ini normal terjadi. Pada waktu yang lain
dalam kehamilan, perdarahan 52 ringan mungkin terjadi pertanda
servik yang rapuh (erosi). Perdarahan dalam proses ini dapat
dikatakan normal namun dapat diindikasikan terdapat tanda-tanda
infeksi. Perdarahan pervaginam patologis dengan tanda-tanda
seperti darah yang keluar berwarna merah dengan jumlah yang
banyak, serta perdarahan dengan nyeri yang hebat. Perdarahan ini
dapat disebabkan karena abortus, kehamilan ektopik atau mola
hidatidosa.
3. Mola Hidatidosa
Menurut Kemenkes RI (2013), mola hidatidosa adalah bagian dari
penyakit trofoblastik gestasional, yang disebabkan oleh kelainan
pada villi khoironok yang disebabkan oleh poliferasi trofoblastik
dan edem. Diagnosa mola hidatidosa dapat ditegakkan melalui
pemeriksaan USG.
4. Kehamilan Ektopik
Kehamilan ektopik adalah kehamilan ketika implantasi dan
pertumbuhan hasil konsepsi berlangsung diluar endometrium
kavum uteri.
5. Anemia
WHO menetapkan standar hemoglobin (Hb 11%) pada ibu hamil,
jika kurang dari standar maka dikatakan mengalami anemia.
Kasifikasi anemia pada ibu hamil berdasarkan berat badannya
dikategorikan sebagai anemia ringan dan berat. Anemia ringan
apabila kadar Hb dalam darah yaitu 8 gr% hingga kurang dari 11 gr
%. Anemia berat apabila kadar Hb dalam darah kurang dari 8 gr%
(Nurhidayati, 2013).
6. Hipertensi Gravidarum
Hipertensi Gravidarum adalah suatu keadaan dimana ibu hamil
yang mengalami kenaikan takanan sistolik sebanyak 30 mmHg atu
diastolik sebanyak 15 mmHg perlu dipantau lebih lanjut
(Lindarwati, 2012).
Hipertensi disebabkan oleh peningkatan tekanan darah yang
dipengaruhi oleh faktor perubahan curah jantung, sistem saraf
simpatis, autoregulasi, dan pengaturan hormon. Hipertensi dalam
kehamilan dibagi menjadi 5 yaitu: hipertensi kronis, preeklamsia,
superimposed, hipertensi gestasional dan eklamsia.
Hipertensi gestasional ditegakkan pada wanita yang tekanan
darahnya mencapai 140/ 90 mmHg atau lebih untuk pertama kali
selama kehamilan, tetapi belum mengalami proteinuria. Hipertensi
gestasional disebut hipertensi transien apabila tidak terjadi
preeklampsia dan tekanan darah kembali normal dalam 12 minggu
postpartum. Hipertensi gestasional dapat memperlihatkan tanda-
tanda lain yang berkaitan dengan preeklampsia, seperti nyeri
kepala, nyeri epigastrium, trombositopenia (Lindarwati, 2012).
b. Tanda bahaya kehamilan Lanjut
a. Perdarahan pervaginam
Perdarahan pada masa kehamilan lanjut setelah 22 minggu sampai
sebelum persalinan. Perdarahan pervaginaan dikatakan tidak
normal bila ada tandatanda seperti keluarnya darah merah segar
atau kehitaman dengan bekuan, perdarahan kadang banyak kadang
tidak terus menerus, perdarahan disertai rasa nyeri. Perdarahan
semacam ini bisa berarti plasenta previa, solusio plasenta, ruptur
uteri, atau dicurigai adanya gangguan pembekuan darah
(Kusumawati, 2014).
b. Sakit Kepala
Sakit kepala yang menunjukkan suatu masalah serius adalah sakit
kepala hebat, menetap dan tidak hilang dengan beristriahat.
Terkadang karena sakit kepala yang hebat tersebut, ibu mungkin
menemukan bahwa penglihatannya menjadi kabur atau berbayang.
Sakit kepala yang hebat dalam kehamilan adalah gejala dari pre
eklampsia. Perubahan visual (penglihataan) secara tiba-tiba
(pandangan kabur) dapat berubah pada masa kehamilan
(Kusumawati, 2014).
Nyeri kepala hebat pada masa kehamilan dapat menjadi tanda
gejala preeklamsia, dan jika tidak diatasi dapat menyebabkan
komplikasi kejang maternal, stroke, koagulapati hingga kematian.
Sehingga perlu dilakukan pemeriksaan lengkap baik oedem pada
tangan/ kaki, tekanan darah, dan protein urin ibu sejak dini
c. Penglihatan Kabur
Akibat pengaruh hormonal, ketajaman penglihatan dapat berubah
selama masa kehamilan. Perubahan ringan (minor) adalah
perubahan yang normal. Jika masalah visual yang mengindikasikan
perubahan mendadak, misalnya pandangan menjadi kabur dan
berbayang disertai rasa sakit kepala yang hebat, ini sudah 62
menandakan gejala preeklamsia . Penglihatan kabur dikarenakan
sakit kepala hebat, sehingga terjadi oedem pada otak dan
meningkatkan resistensi otak yang mempengaruhi sistem saraf
pusat yang dapat menimbulkan kelainan selebral, dan gangguan
penglihatan.
d. Nyeri Perut Hebat
Nyeri pada daerah abdomen yang tidak berhubungan dengan
persalinan normal adalah suatu kelainan. Nyeri abdomen yang
mengindikasikan mengancam jiwa adalah nyeri perut yang hebat,
menetap dan tidak hilang setelah beristirahat, terkadang dapat
disertai dengan perdarahan lewat jalan lahir.
e. Bengkak pada muka dan Ekstremitas
f. Ketuban Pecah sebelum waktunya
Dinamakan ketuban pecah sebelum waktunya apabila terjadi
sebelum persalinan yang disebabkan karena berkurangnya
kekuatan membran/ peningkatan tekanan uteri yang juga dapat
disebabkan adanya infeksi yang dapat berasal dari vagina dan
serviks yang dapat dinilai dari cairan ketuban di vagina. Pecahnya
selaput ketuban dapat terjadi pada kehamilan 37 minggu preterm
maupun kehamilan aterm.
g. Deman Tinggi
Jika suhu ibu hamil berada pada > 38°C dalam kehamilan, ini
menandakan ibu dalam masalah. Demam pada kehamilan
merupakan manifestasi tanda gejala infeksi kehamlan.
Penangannya dapat dengan memiringkan bada ibu kerag kekiri,
cukupi kebutuhan cairan ibu dan kompres hangat guna
menurunkan suhu ibu. komplikasi yag ditimbulkan jika ibu
mengalami 65 demam tinggi yaitu sistitis (infeksi kandung
kencing) serta infeksi saluran kemih atas.

2.2 Konsep Preeklamsia


2.2.1 Defenisi
Preeklamsia merupakan salah satu komplikasi pada kehamilan
yang diawali dengan munculnya tekanan darah yang tinggi pada usia
kehamilan 20 minggu. Preeklampsia berhubungan dengan perubahan
patologis yang signifikan dari pembuluh darah ibu dan janin serta
plasenta. Preeklamsia adalah Kelainan multi sistemik yang terjadi pada
kehamilan yang ditandai dengan adanya hipertensi dan edema, serta dapat
disertai Proteinuria. Biasanya terjadi pada usia kehamilan 20 minggu
keatas atau dalam triwulan ketiga dari kehamilan ( Lalenoh, 2018).
Preeklampsia adalah hipertensi yang terjadi pada ibu hamil dengan
usia kehamilan 20 minggu atau setelah persalinan di tandai dengan
meningkatnya tekanan darah menjadi 140/90 mmHg. (Sitomorang, dkk
2016).

2.2.2 Etiologi
Sampai saat ini terjadinya preeklampsia belum diketahui
penyebabnya, tetapi ada yang menyatakan bahwa preeklampsia dapat
terjadi pada kelompok tertentu diantaranya yaitu ibu yang mempunyai
faktor penyabab dari dalam diri seperti umur karena bertambahnya usia
juga lebih rentan untuk terjadinya peningkatan hipertensi kronis dan
menghadapi risiko lebih besar untuk menderita hipertensi karena
kehamilan, riwayat melahirkan, keturunan, riwayat kehamilan, riwayat
preeklampsia (Sitomorang dkk, 2016).

2.2.3 Manifestasi Klinis


Preeklamsia merupakan kumpulan dari gejala-gejala kehamilan
yang di tandai dengan hipertensi dan odem (Kusnarman, 2014) .
Gambaran klinik preeklampsia mulai dengan kenaikan berat badan diikuti
edema kaki atau tangan, kenaikan tekanan darah, dan terakhir terjadi
proteinuria (Saraswati, 2016 ).
Tanda gelaja yang biasa di temukan pada preeklamsi biasanya yaitu sakit
kepala hebat. Sakit di ulu hati karena regangan selaput hati oleh
perdarahan atau edema atau sakit karena perubahan pada lambung dan
gangguan penglihatan, seperti penglihatan menjadi kabur bahkan kadang-
kadang pasien buta. Gangguan ini disebabkan penyempitan pembuluh
darah dan edema (Wibowo, dkk 2015).
2.2.4 Patofisiologi
Patogenesa preeklampsia sangat kompleks meliputi genetik,
imunlogi, dan faktor – faktor lingkungan yang saling berinteraksi. Bebrapa
tahun yang lalu Chris Redman menyatakan konsep bahwa preeklampsia
merupakan gangguan penyakit dengan dua tahap. Tahap pertama
penurunan perfusi plasenta dan tahap kedua adanya gangguan sindrom
maternal. Hal ini didukung bukti dimana pada tahap pertama asiptomatik,
dengan karakteristik pertumbuhan plasenta abnormal selama trimester
pertama yang berkaitan insufisiensi plasenta dan merangsang plasenta
untuk memproduksi material yang masuk ke sirkulasi maternal. Tahap
kedua ditandai wanita hamil mulai mengalami hipertensi, gangguan renal,
dan proteinuria serta mempunyai risiko timbulnya HELLP sindrom
( hemolysis, elevated liver enzim, dan low platelel), eclampsia dan
kerusakan organ lain. ( Keman, 2014).

2.2.5 Klasifikasi
Preeklampsia dibedakan menjadi dua yaitu preeklampsia ringan
dan preeklampsia berat dengan kriteria sebagai berikut: Menurut Icemi dan
Wahyu (2013) yang pertama Hipertensi gestasional, Hipertensi
menghilang setelah 3 bulan pasca persalinan atau kehamilan dengam
tanda-tanda preeklamsia namun tanpa proteinuria. TD sistolik ≥140 mmHg
atau TD diastolik ≥90 mmHg ditemukan pertama kali sewaktu hamil dan
memiliki gejala atau tanda lain preeklamsia seperti dispepsia atau
trombositopenia. Kedua, Sindrom preeklamsia dan eklamsia merupakan
hipertensi yang timbul setelah 20 minggu kehamilan disertai proteinuria,
sedangkan eklamsia merupakan preeklamsia yang disertai dengan
kejangkejang dan/atau koma. TD sistolik ≥140 mmHg atau TD diastolik
≥90 7 mmHg dengan proteinuria ≥300 mg/24 jam. Ketiga, hipertensi
kronik dengan superimposed preeklamsia Preeklamsia yang terjadi pada
ibu hamil yang telah menderita hipertensi sebelum hamil. Keempat,
Hipertensi kronik Hipertensi (tekanan darah lebih dari 140/90 mmHg)
yang telah didiagnosis sebelum kehamilan terjadi atau hipertensi yang
timbul sebelum mencapai usia kehamilan 20 minggu.

2.2.6 Faktor-Faktor Resiko preeklamsia


Factor-fakot resiko penyebab terjadinya preeklamsia menurut Cuningham
FG dkk, 2013 adalah :
a. Usia <20 tahun atau >35 tahun.
Usia merupakan bagian dari status reproduksi yang penting. Usia
berkaitan dengan peningkatan atau penurunan fungsi tubuh sehingga
mempengaruhi status kesehatan. Usia reproduksi sehat dikenal bahwa
usia yang aman untuk kehamilan dan persalinan adalah usia 20-35
tahun. Preeklampsia lebih sering didapatkan pada masa awal dan akhir
usia reproduktif yaitu usia remaja atau di atas 35 tahun. Umur berisiko
(<20 tahun dan >35tahun) lebih besar mengalami preeklampsia. Ibu
hamil <20 tahun mudah mengalami kenaikan tekanan darah dan lebih
cepat menimbulkan kejang. Sedangkan umur ibu >35 tahun seiring
bertambahnya usia rentan untuk terjadinya peningkatan tekanan darah.
b. Status Gravida
Gravida adalah wanita yang sedang hamil. Primigravida adalah wanita
yang hamil untuk pertama kali. Angka kejadian sebanyak 6% dari
seluruh kehamilan dan 12% pada kehamilan primigravida. Menurut
beberapa penelitian penulis lain frekuensi dilaporkan sekitar 3-10%.
Lebih banyak dijumpai pada primigravida daripada multigravida,
terutama primigravida usia muda. Primigravida, kira-kira 85%
preeklampsia terjadi pada kehamilan pertama. Primigravida lebih
berisiko untuk mengalami preeklampsia daripada multigravida karena
preeklampsia biasanya timbul pada wanita yang pertama kali terpapar
virus korion.
c. Riwayat Preeklampsia Sebelumnya.
Perempuan mempunyai risiko lebih besar mengalami preeklampsia
pada ibu yang pernah mengalami preeklampsia pada kehamilan
dahulu atau yang telah mengidap hipertensi kurang lebih 4 tahun.
Riwayat preeklampsia pada kehamilan sebelumnya merupakan factor
resiko utama.
d. Hipertensi kronik
Hipertensi adalah tekanan darah sekurang-kurangnya 140 mmHg
sistolik atau 90 mmHg diastolik pada dua kali pemeriksaan berjarak
15 menit menggunakan lengan yang sama. Definisi hipertensi berat
adalah peningkatan tekanan darah sekurang-kurangnya 160 mmHg
sistolik atau 110 mmHg diastolik. Hipertensi kronis terjadi sebelum
kehamilan atau dapat terlihat pada kehamilan sebelum 20 minggu.
Pada sebagian besar wanita dengan hipertensi sebelum kehamilan,
peningkatan tekanan darah merupakan satu-satunya temuan. Namun,
beberapa mengalami komplikasi yang meningkatkan risiko selama
kehamilan dan dapat menurunkan angka harapan hidup. Hal ini
meliputi penyakit jantung hipertensif atau penyakit jantung sistemik,
insufiensi ginjal atau kelainan serebrovaskular sebelumnya. Gangguan
tersebut lebih sering terjadi pada wanita yang lebih tua.
e. Riwayat preeklamsia keluarga
Wanita hamil yang ibunya pernah mengalami preeklampsia,
cenderung berisiko terhadap preeklampsia. Predisposisi genetik
merupakan faktor immunologi yang menunjukkan gen resesif
autosom, yang mengatur respon imun maternal. Risiko ibu hamil
yang ibunya mengalami preeklampsia, dapat terjadi satu diantara
empat kemungkinan ibu preeklampsia.
f. Obesitas
Overweight atau obesitas didefinisikan sebagai keadaan abnormal atau
kelebihan akumulasi lemak/kegemukan yang mungkin dapat
mempengaruhi kesehatan. Body Mass Index (BMI) adalah rumus
sederhana yang digunakan untuk mengklarifisikan overweight dan
obesitas. Obesitas sangat berkaitan erat dengan berbagai macam
komplikasi penyakit terlebih jika diamlami oleh wanita hamil yang
mana akan berdampak buruk baik terhadap ibu maupun janin yang
dikandung. Menurut penelitian ada hubungan wanita hamil obesitas
dengan kejadian preeklampsia. Obesitas sebelum kehamilan dan
Indeks Massa Tubuh saat pertama kali Antenatal Care (ANC)
merupakan faktor risiko preeklampsia dan risiko ini semakin besar
dengan semakin besarnya IMT pada wanita hamil karena obesitas
berhubungan dengan penimbunan lemak yang berisiko munculnya
penyakit degenerative. Obesitas adalah adanya penimbunan lemak
pelepasan sitokin-sitokin inflamasi dari sel jaringan lemak.
2.3 Konsep Perilaku
2.3.1 Pengertian Perilaku
Perilaku merupakan seperangkat perbuatan atau tindakan seseorang
dalam melalukan respon terhadap sesuatu dan kemudian dijadikan
kebiasaan karena adanya nilai yang diyakini. Perilaku manusia pada
hakekatnya adalah tindakan atau aktivitas dari manusia baik yang diamati
maupun tidak dapat diamati oleh interaksi manusia dengan lingungannya
yang terwujud dalam bentuk pengetahuan, sikap, dan tindakan. Perilaku
secara lebih rasional dapat diartikan sebagai respon organisme atau
seseorang terhadap rangsangan dari luar subyek tersebut. Respon ini
terbentuk dua macam yakni bentuk pasif dan bentuk aktif dimana bentuk
pasif adalah respon internal yaitu yang terjadi dalam diri manusia dan
tidak secara langsung dapat dilihat dari orang lain sedangkan bentuk aktif
yaitu apabila perilaku itu dapat diobservasi secara langsung (Triwibowo,
2015).

2.3.2 Domain Perilaku


Menurut Triwibowo (2015) perilaku manusia sangat kompleks dan
mempunyai ruang lingkup yang sangat luas. Perilaku terbagi dalam tiga
domain yaitu :
a. Pengetahuan ( knowledge) pengetahuan merupakan hasil tahu, dan ini
terjadi setelah seseorang melakukan penginderaan terhadap suatu objek
tertentu. Penginderaan terjadi melalui panca indera manusia, yakni :
indera pengelihatan, pendengaran, penciuman, rasa, dan raba.
Pengetahuan yang dicakup di dalam domain kognitif mempunyai 6
tingkatan, yakni :
1. Tahu (know), tahu artinya sebagai mengingat sesuatu materi
yang telah dipelajari sebelumnya. Termasuk dalam pengetahuan
ini adalah mengingat kembali (recall) terhadap sesuatu yang
spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang
telah diterima. Oleh sebab itu “tahu” merupakan tingkat
pengetahuan yang paling rendah.
2. Memahami (comprehension), memahami diartikan sebagai suatu
kemampuan menjelaskan secara benar tentang objek yang
diketahui, dan dapat menginterpretasi materi tersebut secara
benar.
3. Aplikasi (application), aplikasi diartikan sebagai kemampuan
untuk menggunakan materi yang telah dipelajaripada situasi atau
kondisi sebenarnya.
4. Analisis (analysis), suatu kemampuan untuk menjabarkan materi
atau suatu objek kedalam komponen-komponen, tetapi masih
didalam suatu struktur organisasi tesebut, dan masih ada
kaitannya satu sama lain.
5. Sintesis (syhthesis), sintesis menunjuk kepada suatu kemampuan
untuk meletakkan atau menghubungkan bagian-bagian didalam
suatu bentuk keseluruhan yang baru.
6. Evaluasi (evaluation), evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan
untuk melakukan justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi
atau objek.
b. Sikap (Attitude) Sikap merupakan reaksi atau respon seseorang yang
masih tertutup terhadap suatu stimulus atau objek. Dalam kehidupan
sehari-hari, sikap merupakan reaksi yang bersifat emosional terhadap
stimulus sosial. Sikap 10 merupakan kesiapan atau kesediaan untuk
bertindak, dan bukan merupakan pelaksanaan motif tertentu. Sikap
mempunyai tiga komponen pokok, yakni :
1. Keperayaan (keyakinan), ide dan konsep terhadap suatu objek
2. Kehidupan emosional atau evaluasi emosional terhadap suatu
objek
3. Kecenderungan untuk bertindak (trend to behave)
Sikap terdiri dari berbagai tingkatan, yaitu :
a. Menerima (receiving), menerima diartikan bahwa orang
(subjek) mau dan memperhatikan stimulus yang diberikan
(objek). Misalnya sikap orang terhadap gizi, dapat dilihat dari
kesediaan dan perhatian seseorang terhadap ceramahceramah.
b. Merespon (responding), memberikan jawaban apabila ditanya,
mengerjakan, dan menyelesaikan tugas yang diberikan adalah
suatu indikasi dari sikap. Suatu usaha untuk menjawab suatu
pertanyaan atau mengerjakan tugas yang diberikan berarti
orang dapat menerima ide tersebut.
c. Menghargai (valuing), mengajak orang lain untuk mengerjakan
atau mendiskusikan dengan orang lain terhadap suatu masalah
adalah suatu indikasi sikap tingkatan yang ketiga. Misalnya :
seorang ibu yang mengajak ibu yang lain untuk pergi
menimbang anaknya ke Posyandu.
d. Bertanggung jawab (responsible), bertanggu jawab atas segala
sesuatu yang dipilihnya dengan segala risiko merupakan sikap
yang paling tinggi.
c. Praktek atau tindakan (practice) Tindakan terdiri dari berbagai
tingkatan,yang terdiri dari :
a. Persepsi (perception), mengenal dan memilih berbagai objek
sehubungan dengan tindakan yang akan diambil merupakan
tindakan tingkat pertama.
b. Respon terpimpin (guided respons), dapat melakukan sesuatu
sesuai dengan urutan yang benar sesuai dengan contoh
merupakan indicator tindakan tingkat kedua.
c. Mekanisme (mechanism), apabila seseorang telah dapat
melakukan sesuatu dengan benar secara otomatis, atau sesuatu
itu sudah merupakan kebiasaan maka ia sudah mencapai
tindakan tingkat ketiga.
d. Adaptasi (adaptational), adaptasi adalah suatu praktek atau
tindakan yang sudah berkembang dengan baik.

2.3.3 Faktor-Faktor yang berhubungan denganPerilaku


Faktor-Faktor yang berhubungan dengan perilaku adalah :
a. Faktor predisposisi Faktor predisposisi merupakan faktor positif
yang mempermudah terwujudnya praktek, maka sering disebut
sebagai faktor pemudah. Adapun yang termasuk faktor
predisposisi, yaitu : kepercayaan, keyakinan, pendidikan, motivasi,
persepsi, pengetahuan.
b. Faktor pendukung Faktor pendukung terwujud dalam lingkungan
fisik, teredia atau tidaknya fasilitas-fasilitas atau sarana-sarana
kesehatan. Fasilitas ini pada hakikatnya mendukung atau
memungkinkan terwujudnya perilaku, sehingga disebut faktor
pendukung atau pemungkin.
c. Faktor pendorong Faktor pendorong terwujud dalam sikap dan
perilaku petugas kesehatan atau petugas lainnya, yang merukapan
kelompok referensi dari perilaku masyarakat. Perilaku orang lebih
banyak dipengaruhi oleh orang-orang penting (Triwibowo, 2015).

2.4 Konsep Pencegahan


2.4.1 Pengertian Pencegahan
Pencegahan adalah mengambil suatu tindakan yang diambil
terlebih dahulu sebelum kejadian, dengan didasarkan pada data/keterangan
yang bersumber dari hasil analisis epidemiologi/hasil
pengamatan.penelitian Epidemiologi. Pencegahan merupakan komponen
yang paling penting dari berbagai aspek kebijakan public. Konsep
pencegahan adalah suatu bentuk upaya sosial dan promosi, melindungi dan
mempertahankan kesehatan pada suatu populasi tertentu.
2.4.2 Pencegahan Preeklamsia
a. Pemeriksaan kehamilan
Pemeriksaan Kehamilan, Antenatal Care (ANC) adalah suatu program
yang terencana berupa observasi, Edukasi dan penangan medik pada
ibu hamil, untuk memperoleh suatu proses kehamilan dan persiapan
persalina yang aman dan memuaskan ( Walyani, 2015).
Pelayanan Antenatal care dikemukakan beberapa tujuan antara lain :
1. Memantau kondisi kehamilan untuk memastikan kesehatan
ibu dan tumbuh kembang bayi.
2. Meningkatkan dan mempertahankan kesehatan fisik,
mental, sosial, ibu dan bayi.
3. Menganalisa secara dini adanya ketidaknormalan atau
komplikasi yang mungkin terjadi selama kehamilan
termasuk riwayat penyakit secara umum yaitu pembedahan
dan kebidanan.
4. Mempersiapkan persalinan cukup bulan, melahirkan
dengan selamat baik ibu maupun bayinya dengan trauma
seminimal mungkin.
5. Mempersiapkan ibu agar masa nifas berjalan normal dan
pemberian ASI eksklusif.
6. Mempersiapkan peran ibu dan keluarga dalam menerima
kelahiran bayi agar tumbuh dan berkembang secara
normal.
7. Memberikan nasehat dan petunjuk yang berkaitan dengan
kehamilan, persalinan, nifas dan aspek keluarga berencana.
8. Menurunkan angka kesakitan dan kematian maternal
perinatal (Sarwono, 2012).
2.5 Kerangka Konseptual

Ibu Hamil Perilaku Pencegahan : Preeklamsia


1. Pengetahuan
2. Kepatuhan Ibu
hamil dalam
melakukan ANC

1. Usia
2. Pendidikan

Keterangan :
: Diteliti
: Tidak diteliti
: Berhubungan
Gambar 2.1 Kerangka Konseptual Faktor-Faktor yang Berhubungan
dengan Perilaku Pencegahan Preeklamsia pada Ibu Hamil di Puskesmas
Oepoi Kota Kupang

2.6 Hipotesis Penelitian


Hipotesis adalah suatu jawaban sementara dari pernyataan penelitian
( Nursalam, 2013). H1 : Ada hubungan antara pengetahuan dan Kepatuhan Ibu
Hamil melakukan ANC terhadap pencegahan Preeklamsia pada ibu hamil di
Puskesmas Oepoi Kota Kupang.
BAB 3

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis dan Desain Penelitian

Rancangan atau desain penelitian adalah suatu yang sangat penting


dalam penelitian, memungkinkan pengontrolan maksimal beberapa faktor
yang mempengaruhi akurasi suatu hasil (Nursalam, 2013).

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian


kualitatif dengan pendekatan Cross Sectional yaitu Jenis penelitian yang
menekankan waktu pengukuran/observasi data variabel independen dan
dependent hanya satu kali pada satu saat ( Nursalam, 2013).
BAB 3

METODE PENELITIAN

3.2 Jenis dan Desain Penelitian

Rancangan atau desain penelitian adalah suatu yang sangat penting


dalam penelitian, memungkinkan pengontrolan maksimal beberapa faktor
yang mempengaruhi akurasi suatu hasil (Nursalam, 2013).

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian


kualitatif dengan pendekatan Cross Sectional yaitu Jenis penelitian yang
menekankan waktu pengukuran/observasi data variabel independen dan
dependent hanya satu kali pada satu saat ( Nursalam, 2013).
3.3 Defenisi Operasional

Defenisi Operasional adalah defenisi berdasarkan karakteristik yang diamati dari suatu yang didefenisikan tersebut.
Karakteristik yang dapat diamati (diukur) itulah yang merupakan kunci defenisi operasional (Nursalam, 2013).

No Variabel Defenisi Parameter Instrumen/Alat Skala Skor


Operasional ukur
1. Dependent Wujud dari perilaku kuesioner Ordinal Ya = 1
perilaku pencegahan sikap/perilaku pencegahan Tidak = 0
preeklamsia pada ibu yang nyata dari preeklamsia
hamil pada ibu
hamil
Variabel
independent yaitu
1. pengetahuan Segala Sesuatu Kuesioner Ordinal 0 : Tidak, apabila
yang diketahui responden menjawab
ibu hamil tentang pertanyaan salah
pencegahan 1 : Ya, apabila responden
preeklamsia menjawab pertanyaan
benar
Kategori :
Baik : 76-100 %
Cukup : 56-75 %
Kurang : ≤ 55 %

2. Kepatuhan Perilaku ibu Patuh Kuesioner ordinal Selalu


Kunjungan hamil dalam Kadang patuh Kadang –kadang
Ibu hamil melakukan dan tidak patuh Tidak pernah
untuk ANC pencegahan
preeklamsia Baik : 76- 100 %
Cukup : 56-75%
Tidak baik : ≤55 %

Tabel 3.1 Defenisi Operasional Faktor-Faktor yang Berhubungan


dengan Perilaku Pencegahan Preeklamsia pada Ibu Hamil di Puskesmas Oepoi Kota Kupang
3.4 Populasi, Sampel dan Sampling
3.4.1 Populasi
Populasi adalah keseluruhan subjek yang memenuhi criteria yang
telah ditetapkan. Pembagian populasi meliputi populasi target dan populasi
terjangkau ( Nursalam, 2013)
1. Populasi Target adalah seluruh ibu hamil yang datang berkunjung ke
Puskesmas Oepoi Kota Kupang
2. Populasi terjangkau adalah populasi yang memenuhi criteria penelitian
dan biasanya dapat dijangkau oleh peneliti dari kelompoknya.
( Nursalam, 2013). Populasi terjangkau dalam penelitian ini adalah
seluruh ibu hamil yang telah memenuhi criteria penelitian serta beredia
menjadi responden.
3.4.2 Sampel
Sampel adalah sebagian dari keseluruhan objek yang diteliti dan
dianggap mewakili seluruh populasi. Sampel terdiri dari bagian populasi
terjangkau yang dapat digunakan sebagai subjek penelitian melalui
sampling ( Setiadi, 2013) Sampel yang digunakan dalam penelitian ini
berjumlah 80 orang. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini
dengan menggunakan : total sampling dengan kriteria sebagai berikut :
1. Kriteria Inklusi
a. Ibu hamil yang melakukan pemeriksaan di Puskesmas
Oepoi Kota kupang
b. Bersedia menjadi responden.
c.Sadar sepenuhnya dan dapat menjawab semua pertanyaan
tentang keadaannya.
d. Ibu hamil yang bisa membaca dan menulis.
2. Kriteria Ekslusi
a. Ibu hamil yang menolak menjadi responden.
b. Ibu hamil yang tidak mengisi kuesioner dengan lengkap.
c. Ibu hamil yang tidak hadir saat penelitian.
Untuk Besar sampel digunakan rumus perhitungan sampel dimana
rumus perhitungannya yaitu rumus besar sampel dari Slovin :
N
n=
1+ N (e) ²

Keterangan: n = besar sampel minimal;

N = jumlah rata-rata ibu hamil yang periksa


kehamilan tiap bulan (sebanyak 81);

e = error tolerance (0,05)

100
n=
1+150( 0,05)²

100
n=
1+100(0,0025)

100
n=
1,25

n=80

Sampel yang digunakan yaitu sebesar 80 responden ibu hamil di puskesmas


Oepoi Kota Kupang

3.4.3 Sampling
Sampling adalah proses menyeleksi porsi dari populasi untuk dapat
mewakili populasi. Teknik sampling merupakan cara-cara yang ditempuh
dalam pengambilan sampel, agar memperoleh sampel yang benar-benar
sesuai dengan keseluruhan subjek penelitian (Nursalam, 2016).
Pengambilan sampling dalam penelitian ini adalah Non Probability
Sampling dengan jenis purposive sampling yaitu pengambilan sampel
keseluruhan dari jumlah responden.

3.5 Rencana, Waktu dan Tempat Penelitian


Waktu penelitian ini dilakukan (mulai dari penyusunan proposal
sampai dengan penyusunan akhir) pada bulan Juli sampai dengan bulan
Oktober 2020.
Tempat dilaksanakannya penelitian yaitu di Puskesmas Oepoi Kota
Kupang
3.6 Pengumpulan Data
3.6.1 Proses Pengumpulan Data
1. Prosedur Administratif
Setelah peneliti mendapat ijin dari Rektor Universitas Citra Bangsa
Kupang dan Ketua Prodi Ners Universitas Citra Bangsa Kupang,
peneliti mengantar surat permohonan ijin melakukan penelitian ke
kantor satu pintu Provinsi Kupang, kemudian mengantar surat ke
KESBANGPOL Kota Kupang dan Kepala Dinas Kesehatan Kota
Kupang dengan tembusan kepada pihak Puskesmas Oepoi Kota
Kupang.
2. Prosedur Teknis
a. Proses pengambilan dan pengumpulan data dalam penelitian ini
peneliti melakukan sosialisasi rencana penelitian pada Kepala
Puskesmas Oepoi dan sesama rekan perawat serta staf Puskesmas
lainnya. Peneliti menjelaskan tujuan penelitian, manfaat serta
prosedur penelitian, kemudian menyampaikan mengenai cara
pengumpulan data yaitu dengan menggunakan lembar kuisioner
pada responden.
b. Peneliti mengucap salam, memperkenalkan diri ke ibu hamil satu
per satu yang memeriksakan kehamilannya dan menjelaskan
tujuan, manfaat serta prosedur penelitian.
c. Peneliti melakukan pemilihan responden sesuai dengan kriteria
inklusi.
d. Setelah ibu hamil menyetujui menjadi responden, peneliti
memberikan lembar informed consent dan menjelaskan cara
pengisian kuesioner.
e. Responden dianjurkan bertanya apabila ada pertanyaan atau
pernyataan yang kurang jelas.
f. Setelah selesai mengisi, peneliti meneliti kuesioner untuk
memastikan sudah diisi semua.
g. Menutup dengan mengucapkan salam dan meminta maaf apabila
dalam pertemuan ada kesalahan.

3.6.2 Instrumen Pengumpulan Data

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner


untuk mengetahui faktor apa yang berhubungan dengan perilaku
pencegahan preeklmasia pada ibu Hamil di Puskesmas Oepoi Kota
Kupang Kuesioner ini terbagi menjadi 2 bagian, yaitu:
1. Data Demografi
Kuesioner ini terkait dengan identitas responden meliputi: nama
ibu (inisial), umur, pekerjaan, dan pendidikan terakhir.
2. Kuesioner untuk mengetahui faktor apa yang berhubungan dengan
perilaku pencegahan preeklamsia pada ibu hamil di Puskesmas
Oepoi Kota Kupang. Jenis pertanyaan pada kuesioner ini
menggunakan jenis pertanyaan tertutup. Kuesioner yang
digunakan adalah jenis skala Guttman. Skala pengukuran dengan
tipe ini akan menghasilkan jawaban tegas. Dalam penelitian ini
responden diminta menjawab pertanyaan dengan jawaban “Ya”
atau “Tidak” dengan skor 1 untuk jawaban “Ya” dan skor 0 bila
jawaban “Tidak”. Pada kuesioner ini terdapat 19 pertanyaan yaitu
pengetahuan, Kepatuhan ibu hamil melakukan ANC.

3.6.3 Uji Validitas dan Reabilitas (Optional)


Pada pengamatan dan pengukuran harus diperhatikan beberapa hal yang
sangat penting, yaitu:
1. Validitas
Validitas adalah pengukuran dan pengamatan dalam mengumpulkan
data, instrumen harus dapat mengukur apa yang seharusnya diukur
(Nursalam, 2013). Instrument yang valid berarti alat ukur yang
digunakan untuk mendapatkan data (mengukur) itu valid. Valid berarti
instrument tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang
seharusnya diukur (Sugiyono, 2014). Sebuah instrumen dikatakan
valid apabila mampu mengukur apa yang dinginkan (Arikunto, 2010).
Dalam penelitian ini, peneliti tidak melakukan uji validitas karena
menggunakan kuisoner yang sudah baku.
2. Reliabilitas
Reliabititas adalah kesamaan hasil pengukuran yang dilakukan bila
fakta atau kenyataan hidup diukur dan diamati berkali-kali dalam
waktu yang berlainan (Nursalam, 2013). Hal ini bararti menunjukkan
sajauh mana hasil pengukuran itu tetap konsisten bila dilakukan
pengukuran dua kali atau lebih. Dalam penelitian ini, peneliti tidak
melakukan uji reliabilitas karena menggunakan kuisoner yang sudah
baku.

3.7 Analisa data


Analisa data merupakan bagian yang sangat penting untuk mencapai
tujuan pokok penelitian, yaitu menjawab pertanyaan-pertanyaan penelitian
yang mengungkap fenomena. Data mentah yang didapat, tidak dapat
menggambarkan informasi yang diinginkan untuk menjawab masalah
penelitian (Nursalam, 2013).
Dalam proses pengolahan data terdapat langkah-langkah yang harus ditempuh
diantaranya:
1. Coding
Coding adalah mengklasifikasikan jawaban-jawaban dari para
responden ke dalam bentuk angka/bilangan dengan cara memberi
tanda/kode angka pada masing-masing jawaban (Setiadi,2013).
Dalam penelitian ini peneliti melakukan pemberian kode numerik
(angka) terhadap data dengan tujuan untuk memudahkan pengolahan
data.
2. Scoring
Scoring yaitu setelah data dikumpul melalui angka, kemudian
ditabulasikan dan dikelompokkan menjadi sesuai sub variabel yang
diteliti. Setelah itu pengolahan data yang digunakan aadalah dengan
cara pemberian skor dan penelitian (Nursalam, 2013). Scoring disini
bila jawaban Ya = 1 dan bila jawaban Tidak = 0.
3. Tabulating
Tabulating merupakan penyajian data dalam bentuk angka (data
numerik) yang disusun dalam kolom dan baris dengan tujuan untuk
menunjukkan frekuensi kejadian dalam kategori yang berbeda
(Setiadi, 2013).
Dalam penelitian ini peneliti melakukan pengelompokan jawaban-
jawaban yang serupa dengan menjumlahkan dengan cara yang diteliti
dengan cara yang diteliti dan teratur dengan menggunakan tabel-tabel.
Tabulating ini meliputi penyusunan data dalam bentuk tabel-tabel
yang saling berhubungan.
Data hasil analisa kemudian dianalisis berdasarkan prosedur analisa
data sebagai berikut:
1) Analisis Univariat
Analisis univariat bertujuan untuk menjelaskan atau
mendeskripsikan karakteristik setiap variabel peneliti. Pada
umumnya dalam analisis ini hanya menghasilkan distribusi
frekuensi dan persentase dari tiap variabel (Notoatmodjo, 2010).
Dalam penelitian ini analisis univariat digunakan untuk
mengetahui distribusi frekuensi faktor-faktor yang berhubungan
dengan perilaku pencegahan preeklamsia pada ibu hamil.

2) Analisis Bivariat
Untuk melihat hubungan antara dua variabel. Uji yang digunakan
adalah ujiChi-sQuare. Uji Chi-sQuare berguna untuk menguji
hubungan antara dua atau lebih variabel berskala ordinal.

3.8 Kerangka Kerja (frame work)

Kerangka kerja adalah tahapan atau langkah-langkah dalam aktivitas


ilmiah yang dilakukan dalam melakukan penelitian kegiatan awal sampai
akhir (Nursalam, 2011).
Kerangka kerja dalam penelitian ini sebagai berikut:
Populasi Target : Semua ibu hamil di puskesmas Oepoi
Kota Kupang sebanyak 100 orang yang melakukan
kunjungan pemeriksaan ibu hamil

Populasi Terjangkau: Semua ibu hamil yang memeriksakan


kehamilannya di Puskesmas Oepoi Kota Kupang selama dilakukan
penelitian. Dengan kriteria inklusi:
1. Ibu hamil yang melakukan pemeriksaan di Puskesmas Oepoi
Kota Kupang
2. Bersedia menjadi responden.
3. Sadar sepenuhnya dan dapat menjawab semua pertanyaan
tentang keadaannya.
4. Ibu hamil yang bisa membaca dan menulis.

Samping:
Purposive Sampling

Sampel : ibu hamil yang berjumlah 80


orang

Informed Consent

Pengumpulan Data
dengan kuesioner

Editing
coding

Scoring

Tabulating

Chi-Square

Hasil Analisa Data

Gambar 3.1 Kerangka Kerja faktor-faktor yang berhubungan dengan


perilaku pencegahan preeklamsia pada ibu Hamil di
Puskesmas Oepoi Kota Kupang

3.9 Etika Penelitian


Etichal clearance atau kelayakan etik adalah keterangan tertulis yang
diberikan oleh komisi etik penelitian untuk riset yang melibatkan makhluk
hidup yang menyatakan bahwa suatu proposal riset layak dilaksanakan setelah
memenuhi persyaratan tertentu. Kelayakan etik untuk proposal ini dilakukan
pada komite etik Prodi Ners Universitas Citra Bangsa.

3.8.1 Respect for human dignity (Menghargai harkat dan martabat)


Peneliti menghormati harkat martabat manusia sebagai pribadi yang
memilik kebebasan kehendak atau memilih dan bertanggungjawab secara
pribadi terhadap keputusan sendiri. Etik penelitian dicantumkan etika yang
mendasari penyusunan studi kasus, terdiri dari :
1. Respect for autonomy (Menghormati otonom)
Responden diberikan lembaran persetujuan bersedia (Informed consent)
menjadi responden penelitian setelah mendapatkan penjelasan.
2. Anominity (Tanpa nama)
Peneliti tidak akan mencantumkan nama responden pada lembar
pengumpulan data tetapi cukup dengan memberikan kode.
3. Confidentiality (Kerahasiaan data)
Data yang telah diperoleh dijamin kerahasiaannya oleh peneliti dan
hanya dipublikasikan dalam bentuk laporan penelitian. Responden
mempunyai hak untuk meminta bahwa data yang diberikan harus
dirahasiakan.

3.8.2 Beneficience (Berbuat Baik)


Penelitian yang dilaksanakan tidak mengakibatkan penderitaan pada
responden dan peneliti juga harusmempertimbangkanresiko dan keuntungan
yang harusditerima oleh responden.

3.8.3 Non –malificience (berbuat baik)


Penelitian mengupayakan semaksimal mungkin manfaat sebagai
subyek dan kerugian yang minimal agar tujuan penelitian tercapai. Peneliti
juga memperhatikan beberapa hal yaitu :meminimalkan resiko penelitian
agar sebanding dengan manfaat yang diterima dan selama proses
pengumpulan data yang dilakukan tidak menimbulkan kondisi yang berisiko
bagi subyek; Desain penelitian ini dirancang sedemikian rupa dengan
memenuhi persyaratan ilmiah dan berdasarkan referensi terkait; peneliti
memberikan kesempatan pada subyek untuk melanjutkan atau menunda
selama proses pengambilan data.

3.8.4 Justice (Keadilan)


Keterlibatan subyek dalam penelitian ini berdasarkan pemilihan sesuai
dengan criteria inklusi, dan semua subyek diperlakukan sama serta adil pada
setiap tahapan penelitian. Peneliti juga bersikap adil dalam melakukan tiap
tahapan penelitian terhadap responden saat pengumpulan data.
DAFTAR PUSTAKA

Hasliani, A., & Rahmawati, R. (2019). Pendidikan Kesehatan pada Ibu Hamil
Trimeste I Terhadap Upaya pencegahan Preeklamsia di Puskesmas
Bangkala Kabupaten Jeneponto. Media Kesehatan Politeknik Kesehatan
Makassar, 14(2), 135-140.

Hidayat, A. Aziz Alimul (2012). Metode penelitian Keperawatan dan Teknik


Analisa Data. Jakarta: Salemba Medika

Icemi Sukarni K, & Wahyu P (2013). Buku Ajar Keperawatan Maternitas.


Dilengkapi Contoh Askep. Yokyakarta : Nuha Medika

Keman, K (2014) Patomekanisme preeklamsia masa kini : Mengungkapkan Teori


terbaru tentang patomekanisme preklamsia dilengkapi dengan Deskripsi
Biomolekuler.[online] Malang: Universitas Brawijaya Press (UB Press)
https://books.google.co.id/books?id=EqJQDwAAQBAJ [diakses pada 30
Agustus 2018]

Kusumawati, Sri. (2014). Satuan Acara Penyuluhan, Tanda Bahaya Kehamilan.


http://www.fik.unik.ac.id/penelitian/download_file/22101d83368a1582aa
0736eeb024a981.pdf. (Diakses 22 November 2017).

Lalenoh, D. C. (2018). Preeklampsia Berat dan Eklampsia: Tatalaksana


Anestesia Perioperatif. Deepublish.

Lindarwati,. Sulastri. (2012). Analisis Jumlah Gravida Terhadap Kejadian


Hipertensi pada saat Hamil di RSUD Pandan Arang Boyolali

Manafe, W. A., Lalandos, J. L., & Setianingrum, E. L. S. (2019). Analisis Faktor


Risiko Maternal Terhadap Kejadian Preeklamsia di RSUD. Prof. W.Z.
Johannes Kupang. Cendana Medical Journal (CMJ), 7(2), 236-242.

Nursalam (2013) Konsep dan penerapan metodologi penelitian ilmu keperawatan.


Jakarta: Salemba Medika
Nursalam. (2013). Konsep Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu. Jakarta :
Salemba Medika

Nugroho,Taufan & Utama, Indra B (2014). Masalah Kesehatan Reproduksi


wanita. Yokyakarta: Nuha Medika

Nurhidayati, R. D., Sulastri, S. K., & Irdawati, S. K. (2013). Analisis faktor


penyebab terjadinya anemia pada ibu hamil diwilayah kerja puskesmas
tawangsari kabupaten sukoharjo (Doctoral dissertation, Universitas
Muhammadiyah Surakarta).

Prawihardjo, S (2012). Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi edisi 3.


Jakarta : PT Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo

Rahma, M. d. (2016). Asuhan Ibu Hamil Trimester Pertama dengan Hiperemesis


Gravidarum Tingkat I. Jurnal Bidan “ Midwife Journal “ Volume 2 No.
02, 51.

Situmorang T, Damantalm T, Januarista A. (2016). Faktor – Faktor yang


Berhubungan dengan kejadian preeklampsia pada ibu hamil di poli KIA
RSU Anutapura Palu. Jurnal Kesehatan Tadulako Vol. 2 No. 1, Januari: 1-
75

Suryanti, D. (2019). Upaya Pencegahan Terjadinya Pre Eklamsi di Bidan Praktek


MandiriI (BPM)“MALIAH” Palembang Tahun 2017. Masker
Medika, 7(2), 357-363.

Saraswati, N., & Mardiana. (2016). Faktor risiko yang Berhubungan dengan
kejadian Preeklampsia pada ibu hamil (Studi kasus di RSUD Kabupaten
Brebes tahun 2014). Unnes Journal of Public Health, 5, 90–99.
https://doi.org/10.15294/ujph.v5i2.10106

Triwibowo, Cecep. 2015. Pengantar Dasar Ilmu Kesehatan Masyarakat.Nuha


Medika:Yogyakarta.

Usnaini, S., Nurmayanti, I., & Ningrum, N. M. (2016). Hubungan Pengetahuan


dengan perilaku Pencegahan Preeklamsia pada Ibu Hamil (Studi Di Desa
Cukir Dan Desa Kedawong Kecamatan Diwek Kabupaten
Jombang). Jurnal Kebidanan, 6(2).

Wibowo N, Irwinda R, Frisdiantiny E. (2015). Pedoman Nasional Pelayanan


Kedokteran: Diagnosis dan Tatalaksana Preeklamsia. Kementerian
Kesehatan RI. hlm. 1–40

Walyani, E. S. (2015). Asuhan Kebidanan pada Kehamilan. Yogyakarta: Pustaka


Baru.

Yulistiana, Evayanti. (2015). Hubungan Pengetahuan Ibu dan Dukungan Suami


pada Ibu terhadap Keteraturan Kunjungan ANC. Jurnal Kebidanan Vol
1,No 2.

Anda mungkin juga menyukai