Anda di halaman 1dari 19

TUGAS GEOGRAFI

‘USAHA PEMERATAAN PEMBANGUNAN DI DESA DAN KOTA’

OLEH :

NI KOMANG TRILITA SUKMA PALGUNADI

NOMOR: 23

KELAS: XII IPS 1

SMA NEGERI 1 TABANAN

2020/2021

i
KATA PENGANTAR

            Dengan menyebut Ida Sang Hyang Widhi Wasa yang Maha pengasih lagi
Maha penyayang, segala puji dan syukur penulis panjatkan kepadaNya atas
berkat,rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini dengan
baik.
            Dalam penyusunan makalah ini penulis menyadari bahwa makalah ini masih
jauh dari sempurna, maka dari itu kritik dan saran sangat diharapkan agar segala
kekurangan dan kelamahan dapat diperbaiki dan menjadi pembelajaran di kemudian
hari. Dalam penulisan dan penyusunan makalah ini, penulis mendapatkan banyak
bantuan serta motivasi dari para pembimbing, rekan – rekan mahasiswa, dan semua
pihak yang telah bersedia membantu secara ikhlas sehingga makalah ini dapat
terselesaikan secara baik.
            
.

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ....................................................................................... ii
DAFTAR ISI ....................................................................................................  iii
BAB I     PENDAHULUAN

               1.1. Latar Belakang ...........................................................................................1

               1.2  Rumusan Masalah....................................................................................... 2

               1.3  Tujuan Penulisan....................................................................................... 2

BAB II    PEMBAHASAN

2.1 Pembangunan Masyarakat Desa dan Kota..................................................... 3

2.2 Perubahan- Perubahan Khusus pada Masyarakat Desa dan Kota.................. 6

2.3 Prisip – Prinsip Pembangunan Desa dan Kota………………………………. 8

BAB III    PENUTUP

3.1.    Kesimpulan...........................................................................................  11

3.2. Saran........................................................................................................ 12

DAFTAR PUSTAKA

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1  Latar belakang
Pembangunan merupakan suatu proses yang berdimensi jamak
(multidimensional), mencakup perubahan orientasi dan organisasi dari sistem sosial,
ekonomi, politik dan budaya.Sedangkan pertanian adalah kegiatan pemanfaatan
sumber daya hayati yang dilakukan manusia untuk menghasilkan bahan pangan,
bahan baku industri, atau sumber energi, serta untuk mengelola lingkungan
hidupnya. Didalam pembangunan masyarakat desa masih terdapat permasalahan yang
sangat relevan dibahas, alasannya. Pertama, dalam dua dasawarsa terakhir,
perkembangan pembangunan hanya berkecimpung di daerah perkotaan sementara
secara umum Negara kita Indonesia masih didominasi oleh pedesaan. Kedua, kendati
pada masa pemerintahan Orde Baru telah mencanangkan berbagai upaya
kebijaksanaan dan program pembangunan pedesaan, tetapi secara riil dapat kita lihat
bahwa kondisi social ekonomi masyarakat pedesaan masih sangat jauh dari yang
diharapkan (memprihatinkan).
Oleh karena itu, pemberdayaan masyarakat desa sangat perlu diperhatikan
oleh pemerintah dan perkembangan pembangunan masyarakat pedesaann tidak hanya
semata-mata pada sector pertanian, distribusi barang dan jasa tetapi lebih kepada 
spectrum kegiatan yang menyentuh pemenuhan berbagai macam kebutuhan segenap
anggota masyarakat sehingga mereka lebih bisa mandiri, percaya diri, tidak
bergantung dan terlepas dari belenggu structural yang membuat hidup sengsara.
Sementara itu, pembangunan juga perlu diarahkan untuk merubah kehidupan
masyarakat menjadi lebih baik sehingga dapat tercapai tujuan dari ruang lingkup
pembangunan pedesaan yang sangat luas.

Dari perkembangannya, cukup beragam strategi-strategi yang dilakukan oleh


Negara-negara berkembang (termasuk Indonesia) dalam upaya pembangunan
pedesaan. Tetapi dalam bacaan ini hanya membahas beberapa saja.

1
1.2 Rumusan masalah
       Permasalahan yang akan dipecahkan dalam kegiatan ini dapat dirumuskan
sebagai berikut:
1.      Apa yang dimaksud dengan pembangunan masyarakat  desa ?
2.      Apa  perubahan – perubahan khusus yang terjadi dalam masyarakat desa ?
3.      Apa sajakah prisip – prinsip pembangunan desa ?
4.      Bagaimana strategi pembangunan desa dalam mengetaskan kemiskinan ?

1.3  Tujuan
      Tujuan dari pembuatan makalah ini yaitu :
1.      Dapat menambah, meningkatkan pengetahuan, dan penguasaan materi dari difinisi
pembangunan masyarakat desa dan kota
2.      Mengetahui perubahan- perubahan khusus yang terjadi dalam masyarakat desa dan
kota dan kota
3.      Mengetahui prinsip – prinsip pembangunan desa
4.      Dapat mengetahui strategi pembangunan desadan kota dalam mengatasi
kemiskinan
  

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Pembangunan Masyarakat Desa dan Kota


      Sebagaimana dikemukakan di atas, pembangunan adalah Merupakan proses
perubanan yang disengaja dan direncanakan lebih  Lengkap lagi, pembangunan
berarti perubahan yang disengaja atau Direncanakan dengan tujuan untuk mengubah
keadaan yang tidak dikehandaki ke arah yang dikehendaki. Istilah pembangunan
umum- nya dipadamkan dengan istilah development, sekalipun
istilah developmen sebenarnya berarti perkembangan tanpa perencanaan. Maka
pcmbangunan masyarakat desa juga disebut  rurar development. Demikian pula
istilah modemisasi juga sering diartikan identik dengan pembangunan, yakni
mengingat artinya sebagai proses penerapan pungetahnan dan teknologi modem pada
berbagai segi atau bidang kchidupan masyarakat. Sehingga, ada pula yang
mendefinisikan pcm- bnngunan sebagai usaha yang dilakukan secara sadar untuk
menciptakan. perubahan sosial melalui modemisasi.
    Modernisasi ini, dengan industri dan system. Kapitalisme yang melandasainya,
telah mengantarkan negara- ncgara. Barat tersebut ke tingkat kemajuan yang telah
dicapainya sejauh ini. Bagaimana dengan dunia Ke tiga, terasuk Indonesia? Mengapa
pembangunan diperlukan? Hal ini mudah dimengerti. Sebab, Negara negara
berkembang (dunia ke tiga) semenjak memperoleh kemerdekaannya; merasa bebas
untuk menentukan-nasibnya sendiri. Hal yang segera dirasakan adalah
keterbelakangan dan ketertinggalan- nya dari dunia Barat. Maka untuk memajukan
Negara dan sekaligus untuk mengejar ketertinggalan itu; proses modemisasi (dengan
atau tanpa industrialisasi) yang biasa tidaklah cukup. Moderenisasi itu harus
direncanakan, dipacu, dan diakselerasikan, sedemikian rupa sehingga ibarat
kendaraan segcra bisa mengantar negara-negara berkembang_tersebut menjadi negara
yang maju dan sejahtera setara dengan dunia`Barat. Pembangunan secara umum
mengandung penger- tian secaman ini.  Bagaimana kegiatan pembangunan nasional

3
di Indonesia? Scbagaimana telah dijelaskan di atas, bahwa pembangunan adalah
mcrupakan kegiatan yang direncanakan. Oleh negara atau khususnya pemerintahu

Di Indonesia kegiatan pernbangunan nasiona1 secara berencana telah


dilancarkan semenjak tahun 1950-an, khususnya lewat pcran Dewan Perancang
Nasional (DEPPERNAS) yang memprioritas- kan pembangunan di bidang ekonomi.
Dengan diemikian, pemba~ nggunan nasional telah dilancarkan semenjak jaman
Orda, Orba, hingga sekarang. Bagaimana rumusan pengertian pembangungm nasional
kita? Diawali dengana penugasan Deppernas oleh Presiden untuk "meran- cangkan
pola masyarakat 'adil' dan makmur sebagaimana dfnuaksudkan o1ch
Pembukaan_UUD 1945”, maka Undang-undang Nomor ;85,Tabun 1958 menyiratkan
pengcrtian pembangunan nasional kita sebagai usaha untuk mempertinggi tingkat
kehidupan bangsa Indonesia dengan jalan peningkatan produksi dan pengubahm:
struktur pereko- nomian yang ada-menjadi struktur perekonomian nasional. Rurnusan
semacam ini ditegaskan kembali dalam Ketetapan MPRS Nomor II/MPRS/1960
Lentang-Garis-garis Besar Pola Pembanggunan Nasional

Semesta Berencana Tahapan Pertama 1961-1969. Rencana ini tidak berjalan


seperti yang diharapkan. karena pecahnya pemberontakan G30S PKI tahun l965.
Kemudian, tahun.1966 Badan Perancang Pembangunan Naaional (BAPPENAS) yang
dibentuk tahun l967 mulai mengambil peran dalam rancangan pembangunan
nasional. Program-program pembangunan memperoleh landasannya lewat pelbagai
keputusan politik seperti tertera dalam Kepres Nomor 319 Tahun 1968 tentang
Repelita I, Ketetapan MPR Nomor IV/MPR/1973 tentang GBHN 1973, Ketetapan
MPR Nomor IV/MPR/1978 tentang GBHN 1978, dan lainnya. Tap MPR Nomor
II/MPR/1983 menegas- kan hakekat pembnngunan nasional sebagai pembangunan
manusia Indonesia seutuhnya dan pembangunan seluruh masyarakat Indo- nesia.
Bagaimana dengan pembangunan masyarakat desa? Dalam rumusan pembangunan
nasional tersebut ditetapkan bahwa pembangunan masyarakat desa merupakan bagian
integral dari pemba- ngangunan nasional. Secara lebih khusus pembangunan
masyarakat dcsa memiliki beberapa pengertian, antara lain:

4
- Pembangunan "masyarakat delsa berarti pembangunan masyarakat tradisional
rnenjadi manusia    modern (Horton dan Hunt, 1976, Alex Inkeles, 1765)
- Pembangunan masyarakat desa berarti membangun swadaya masyarakat dan rasa
percaya pada diri sendiri (Mukerjee dalam Bhattacharyya, 1972). 
- Pembangunan pcdesaan tidak lain dari pembangunan usaha tani atau membangun
pertanian (Mosher, 1974, Bertrand, 1958).

Di samping batasan-batasan tersebut, pembangunan desa di Indonesia


memiliki arti: pembangunan nasional yang ditujukan pada usaha peningkamn taraf
hidup masyarakat pedesaan, menumbuhkan partisipasi aktif setiap anggota
masyarakat terhadap pembangunan, dan menciptakan hubungan yang selaras antara
masyarakat dengan lingkungannya (berdasarkan GBHN dan Repelita-repelita). *
Dalam pada itu, istilah asing untuk pcmbangunan desa bukan hanya rural
development (RD), rnelainkan juga community development (CD).`Dua istilah ini
sering muncul dalam berbagai wacama tentang pembangunan masyarakat desa.
Sekalipun ada yang Cenda- rung tidak memperlihatkan perbedaannya, namun
sebcnamya tcrdapat perbedaan antara dua konsep itu.

CD merupakan pendekatan pemba- ngunan yang mengutamakan panisipasi


aktif masyarakat. CD berlaku baik di desa maupun di perkotaan. RD di lain pihak
hanya berlaku di pedesaan, dan mengutamakan keserasian masyarakat dengan Iing-
kungannya. Sejak tahun 1977 Indonesia mengembangkan konsep Integrated Rural
Development (IRD). IRD menekankan keterpaduan program-program pembangunan
yang ada di desa, yang kalau tidak dipadukan akan bersifat fragmentaristik, terikat
pada berbagai depanernen yang ada (Penanian, Sosial, Perindustrian, dan lainnya)
Berlandaskan Undang-undang'Nomor 5 'Tahun 1974, pemba- ngunan desa yang
diIaksanakan oleh Pemerintah terutama bertumpu pada Departemen Dalam Negeri.
Pasal 80 Undang-undang itu menyai takan bahwa Kepala Wilayah (Gubernur,
Bupatit,.Camat) adalah pcnguasa tunggal di bidang pemerintahan dan berkewajiban
untuk mengkoordinasikan pembangunan dan membina kehidupan masyara- kat di

5
segala bidang. Departemen Dalam Negeri rnemiliki program program pembangunan
jangka pendek dan panjang.

Progranm-program jangka pendek bertujuan untuk mensukses- kan sector-


sektor yang diprioritaskan dalam skala nasional seperti: menggerakkan dan
meningkatkan partisipasi masyarakat dalarn  pembangunan, penggunaan teknologi
dan ilmu pengetahuan, pening- katan produksi pangan (pertanian); perluasan
.kesempatan kerja, pemerataan pendapatan dan kegiatan pembangunan, menggcrakan
dan meningkatkan kegiatan perkoperasian, menggalakkan dan meningkatkan
Keluarga Berencana, Serta meningkatkan kesehatan' masyarakat.

Program-program jangka panjang dalam' garis besamya bertujuan untuk


memajukan dan mengembangkan selumh dcsa di Indonesia. Ukuran kemajuan
didasarkan atas tipologi desa yang dikembangkan oleh Departemen Dalam Negeri;
khususnya Ditjen Pembangunan Desa.

2.2. Perubahan- Perubahan Khusus yang Terjadi dalam Masyarakat Desa


     Dimaksud dengan perubahan-perubahan khusus adalah perubahan-perubahan yang
menyangkut aspek-aspek tenentu yang diperkirakan sangat penting dalam memahami
kehidupan masyarakat desa. Dengan demikian, analisa terhadap perubahan tentang
atau yang berkait dengan aspek-aspek ini akan dapat memperdalam pemahaman kita
tentang dinamika kehidupan masyarakat desa. Aspek-aspek yang akan dibahas dalam
bab ini adalah: urbanisasi, kultur, struktur,1ern- baga, dan pertanian. ‘

Urbanisasi, terlebih dalam artinya sebagi proses pengkotaan, adalah suatu bentuk
khusus proses modemisasi. Dengan kata lain, konsep modemisasi yang sangat Iuas
cakupan pengeniannya itu men- dapatkan bentuknya yang khusus di pedesaan dalam
konsep urbami- sasi. Sebagaimana diketahui, urbanisasi kecuali berarti (1) 'proses
péngkotaan (proscs mengkotanya suatu daerah/desa) juga berarti: (2) proporsi
penduduk yang tinggal di kota dibanding dengan yang tinggal di desa, dan (3)
perpindahan utau pergeseran penduduk dari desa ke Kota (urbanward migration). "
Pengertian pertama dan ke dua umunya dinilai sebagai bersifat posltip, karena proses'
ini menunjukkan perkernbangan dan kemajuan desa. Dengan demikian, proses ini

6
sesuai dengan perspektif evolusioner. Dalam beberapa model khusus teori evolusi
diwacanakan bahwa desa yang masih terbelakang dan bersifat tradisional menjadi
berkcmbang dan maju setelah mendapatkan pengaruh kota. Model teori ini lazim
disebut teori dfusi kultural, '

Urbanisasi dalam arti proses pengkotaan hakekatnya menggam- barkan proses


perubahan dan suatu wilayah dengan masyarakatnya yang semula adalah desa atau
bersifat pedesaan kemudian berubah dan berkembang menjadi kota atau bersifat
kekotaan. Dalam kenyataannya secara urnum desa memang se1a1u mengalami
perubahan dan perkembangan. Cepat-1ambatnya atau besar-kecilnya perubahan dan
perkembangan yang terjadi tergantung pada banyak; faktor, antara-lain tergantung
kepada potensi wilayah yang bersangkutatan.) Perubahan itu secara umum cenderung
mengarah ke sifat-sifai perkotaa namun, tidak semua pembahan dan perkernbangan
yang terjadi di desa itu dapat disimpulkan sebagai proses pengkotaan (proses
perubahan desa menjadi kota). Proses perubahan itu seringkali hanya merupakan
proses perubahan. biasa-saja, yang hakekatnya secara umum, terjadi-di semua
kelompok masyarakat.

Mcnurut Ro1and L Warren, proses perubahan yang menunjukkan terjadinya


rnetamorpose, dari; desa rnenjadi kota hanya dapat disimak lewat adanya gejala yang
Olehnya disebut great change. Indikator dan adanya great change ini adalah: (1)
division of labor, yakni bila desa itu telah menunjukkan tumbuh dan.berkernbangnya
kelompok-kelompok kerja yang berbeda-beda tetapi saling ada ketergantungan atau
jalinan; (2) munculnya diferensiasi kepentingan dan asosiasi; (3) semakin
bertambahnya hubungana yang sistemik déngan masyarakat yang lebih luas; (4)
muncul dan berkembangnya fenomena birokratisasi dan impersonali- sasi dalam
kegiatan usaha; (5) pengalihan fungsi-fungsi ke lembaga pémerintahan dan ke
bidang-bidang usaha yang menguntungkan; (6) adanya proses penyerapan gaya hidup
perkotaan dan (7) adanya proses perubahan nilai-ni1ai.(RoIand L Warren, 1963: 54).

7
2.3 Prisip – Prinsip Pembangunan Desa
      Pembangunan pedesaan seharusnya menerapkan pninsip-prinsip yaitu:
(1) transaparansi (keterbukaan), (2) partisipatif, (3) dapat dinikmati mayarakat, (4)
dapat dipertanggungjawabkan (akuntabilitas), dan (5) berkelanjutan (sustainable).
Kegiatan-kegiatan pembangunan yang dilakukan dapat dilanjutkan dan
dikembangkan ke seluruh pelosok daerah, untuk seluruh lapisan masyarakat.
Pembanguan itu pada dasarnya adalah dari, oleh dan untuk seluruh rakyat. Oleh
karena itu pelibatan masyarakat seharusnya diajak untuk menentukan visi (wawasan)
pembangunan masa depan yang akan diwujudkan. Masa depan merupakan impian
tentang keadaan masa depan yang lebih baik dan lebih mudah dalam arti tercapainya
tingkat kemakmuran yang lebih tinggi. Pembangunan pedesaan dilakukan dengan
pendekatan secara multisektoral (holistik), partisipatif, berlandaskan pada semangat
kemandirian, berwawasan lingkungan dan berkelanjutan serta melaksanakan
pemanfaatan sumberdaya pembangunan secana serasi dan selaras dan sinergis
sehingga tercapai optimalitas.
Ada tiga prinsip pokok pembangunan pedesaan, yaitu :
Kebijaksaan dan langkah-langkah pembangunan di setiap desa mengacu kepada
pencapaian sasaran pembangunan berdasarkan Trilogi Pembangunan. Ketiga unsur
Trilogi Pembangunan tersebut yaitu
a) pemerataan pembangunan dan hasil-hasilnya,
b) pertumbuhan ekonomi yang cukup tinggi, dan
c) stabilitas yang sehat dan dinamis, diterapkan di setiap sektor, temasuk desa
dan kota, di setiap wilayah dan antar wilayah secara saling terkait, serta
dikembangkan secara selaras dan terpadu.
Pembangunan desa dilaksanakan dengan prinsip-prinsip pembanguna yang
berkelanjutan. Penerapan prinsip pembangunan berkelanjutan mensyaratkan setiap
daerah lebih mengandalkan sumber-sumber alam yang terbaharui sebagaisumber
pertumbuhan. Disamping itu setiap desa perlu memanfaatkan SDM secaraluas,
memanfaatkan modal fisik, prasarana mesin-mesin, dan peralatan seefisien mungkin.

8
Meningkatkan efisiensi masyarakat melalui kebijaksanaan deregulasi, debirokratisasi
dan desentralisasi dengan sebaik-baiknya. Dalam melaksanakan kegiatan
pembangunan pedesaan diperlukan kerjasama yang erat antar daerah dalam satu
wilayah dan antar wilayah. Dalam hubungan ini perlu selalu diperhatikan kesesuaian
hubungan antar kota dengan daerah pedesaan sekitarnya, dan antara suatu kota
dengan kota-kota sekitarnya. Hal ini disebabkan karena pada umumnya lokasi
industri, lokasi kegiatan pertanian atau sektor-sektor lain yang menunjang/terkait
cenderung terkonsentrasi hanya pada beberapa daerah administrasi yang berdekatan.
Dengan kerjasama antar daerah, maka daerah- daerah yang dimaksud dapat tumbuh
secara serasi dan saling menunjang. Melalui kerjasama antara daerah-daerah/wilayah-
wilayah dapat diusahakan keseimbangan pertumbuhan antara sektor pertanian dan
sektor-sektor lain baik  dari segi nilai tambah maupun dari segi penyiapan tenaga
kerja. Strategi Pembangunan Pedesaan
Pembangunan masyarakat pedesaan merupakan bagian dari pembangunan
masyarakat yang diarahkan pula kepada pembangunan kelembagaan dan partisipasi
serta pemberdayaan masyarakat dalam meningkatkan kesejahteraan  pada satuan
wilayah pedesaan. Di negara-negara berkembang, secara demografis sebagian besar
penduduk tinggal di pedesaan dan memiliki tingkat pendidikan rendah.
2.4   Strategi Pembangunan Desa dalam Mengetaskan Kemiskinan
a) Penyusunan tata ruang desa menjadi prasyarat utama dalam memulai suatu upaya
pembangunan desa. Dalam proses penyusunan tata ruang desa telah dirumuskan
berbagai potensi yang ada, keunikan, kultur yang melandasi dan harapan harapan
yang ingin dicapai, sehingga wujud desa nantinya menjadi khas, seperti desa
wisata, desa tambang, desa kebun, desa peternakan, desa nelayan, desa
agribisnis, desa industri, desa tradisional dan lain sebagainya. Dalam tata ruang
tersebut, harus tersusun rencana infrastruktur, site plan untuk office, pemukiman,
comercial area, lahan usaha/budidaya berbasis sentra(satu hamparan),
kemampuan daya dukung, lokasi pendidikan, sarana pelayanan kesehatan, pasar,
terminal dan ruang publik (alun alun, taman) dan sebagainya sesuai kebutuhan
dan kesepakatan masyarakat.

9
b) Penetapan aktivitas dan komoditi yang akan dijadikan basis pengembangan
ekonomi desa,didasarkan analisis terhadap potensi yang ada, kemampuan
masyarakat pada umumnya, potensi pasar, minat dan kultur masyarakat.
c) Pembentukan lembaga lembaga masyarakat yang akan berperan sebagai
stakeholders, dan akan memberikan berbagai masukan dalam proses
pembangunan desa.
d) Perumusan perencanaan pembangunan untuk satu masa jabatan Kepala Desa,
serta program pembangunan setiap tahunnya. Perumusan harus melibatkan harus
melibatkan seluruh komponen di desa, didasarkan kepada tata ruang yang telah
disusun serta didasarkan kepada kewajaran dan ketersediaan anggaran.
e) Pemerintah pusat, Provinsi, Kabupaten / Kota dapat memberikan asistensi,
masukan sesuai dengan kebijakan, misi dan visi terhadap dokumen perencanaan
yang disusun, serta memberikan dukungan berupa pengalokasiandana dalam
bentuk tugas pembantuan atau bantuan yang diarahkan (specific grand ), Dengan
demikian tidak ada lagi program charity, baik dari Kabupaten / Kota, Provinsi
maupun dari pusat. Seluruh aktivitas pembangunan di desa sudah terintegrasi
programnya (commited program ) dan sudah terintegrasi juga alokasi
anggarannya (commited budget).
f) Untuk pembangunan pendidikan, terutama dalam menuntaskan program
wajardikdas sembilan tahun, di desa perlu di bangun sekolah dasar dan sekolah
lanjutan pertama dalam satu lokasi, ini dilakukan untuk mengefisiesikan biaya
pembangunan dan pemeliharaan sekolah, juga untuk meringankan beban orang
tua murid yang besar, yaitu komponen transport.
g) Untuk meningkatkan akses pelayanan kesehatan di desa perlu dibangun
Puskesmas Pembantu atau sejenis, dan untuk desa yang sangat terpencil dapat
didukung dengan Unit Pelayanan Kesehatan Keliling.
h) Meningkatkan SDM aparat desa dilakukan dengan meningkatkan program dan
kegiatan yang telah berjalan melalui program pusat, provinsi dan kabupaten /
kota, efektivitas program lomba desa dan peningkatan program Non Government
(NGO).

10
  BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
     Pembangunan adalah  proses perubanan yang disengaja dan direncanakan lebih
Lengkap lagi, pembangunan berarti perubahan yang disengaja atau Direncanakan
dengan tujuan untuk mengubah keadaan yang tidak dikehandaki ke arah yang
dikehendaki. Istilah pembangunan umum- nya dipadamkan dengan
istilah developmen, sekalipun istilahdevelopmen sebenarnya berarti perkembangan
tanpa perencanaan. Maka pcmbangunan masyarakat desa juga disebut  rurar
development. Sebagaimana diketahui, urbanisasi kecuali berarti (1) 'proses
péngkotaan (proscs mengkotanya suatu daerah/desa) juga berarti: (2) proporsi
penduduk yang tinggal di kota dibanding dengan yang tinggal di desa, dan (3)
perpindahan utau pergeseran penduduk dari desa ke Kota (urbanward migration).
Ketiga unsur Trilogi Pembangunan tersebut yaitu
- pemerataan pembangunan dan hasil-hasilnya,
- pertumbuhan ekonomi yang cukup tinggi, dan
- stabilitas yang sehat dan dinamis, diterapkan di setiap sektor, temasuk desa
dan kota, di setiap wilayah dan antar wilayah secara saling terkait, serta
dikembangkan secara selaras dan terpadu.      
Dalam proses penyusunan tata ruang desa telah dirumuskan berbagai potensi yang
ada, keunikan, kultur yang melandasi dan harapan harapan yang ingin dicapai,
sehingga wujud desa nantinya menjadi khas, seperti desa wisata, desa tambang, desa
kebun, desa peternakan, desa nelayan, desa agribisnis, desa industri, desa tradisional
dan lain sebagainya. Dalam tata ruang tersebut, harus tersusun rencana infrastruktur,
site plan untuk office, pemukiman, comercial area, lahan usaha/budidaya berbasis
sentra(satu hamparan), kemampuan daya dukung lingkungan (berdasarkan estimasi
jumlah penduduk maksimal), lokasi pendidikan, sarana pelayanan kesehatan, pasar,
terminal dan ruang publik (alun alun, taman) dan sebagainya sesuai kebutuhan dan
kesepakatan masyarakat.

11
3.2 Saran
Seperti yang kita tahu bahwa pembangunan dan kelestarian lingkungan
merupakan dua hal yang seringkali berseberangan. Pelaksanaan pembangunan mau
tidak mau harus melibatkan lingkungan di dalamnya. Meski demikian, pembangunan
diharapkan dapat meminimalisir dampak negatif yang akan dihasilkan. Untuk itu,
pembangunan sebaiknya melewati rangkaian proses persetujuan AMDAL dan tetap
memegang prinsip pembangunan yang berwawasan lingkungan.

Beberapa pertimbangan pembangunan yang dapat dilakukan sesuai dengan prinsip


pembangunan berwawasan lingkungan misalnya :

1. Melakukan penghijauan dan reboisasi secara berkala;


2. Pembangunan disertai dengan teknik pengelolaan limbah,
3. Pembangunan tidak menghilangkan mata pencaharian masyarakat setempat;
4. Pembangunan dilakukan dengan prinsip ekoefiesiensi;
5. Melaksanakan pembangunan sesuai dengan rencana dokumen AMDAL yang
telah disusun secara bertanggung jawab.

12
LAMPIRAN

13
                                                   

14
DAFTAR PUSTAKA

http://pengetahuanasliindonesia.blogspot.com/2012/12/pembangunan-masyarakat-
desa.html(diunduh13 mei 2014 jam 13.00)
http://zickymilendo.wordpress.com/2011/08/01/pembangunan-masyarakat-
desa( diunduh 13 mei 2014 jam 14.00)
http://denisuryana.wordpress.com/2009/.../pembangunan-masyarakat-desa( 14 mei
2014 jam 11.00)

15
16

Anda mungkin juga menyukai