Asuhan Keperawatan ..., Muhammad Khabib Burhanuddin Iqomh, FIK UI, 2016
Asuhan Keperawatan ..., Muhammad Khabib Burhanuddin Iqomh, FIK UI, 2016
Oleh:
MUHAMMAD KHABIB BURHANUDDIN IQOMH
1206195520
Asuhan keperawatan ..., Muhammad Khabib Burhanuddin Iqomh, FIK UI, 2016
UNIVERSITAS INDONESIA
Oleh:
MUHAMMAD KHABIB BURHANUDDIN IQOMH
1206195520
Asuhan keperawatan ..., Muhammad Khabib Burhanuddin Iqomh, FIK UI, 2016
Asuhan keperawatan ..., Muhammad Khabib Burhanuddin Iqomh, FIK UI, 2016
Asuhan keperawatan ..., Muhammad Khabib Burhanuddin Iqomh, FIK UI, 2016
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah penulis panjatkan kepada Allah SWT atas segala Taufiq, Hidayah
serta Inayah-Nya yang senantiasa tercurah hingga penulis dapat menyelesaikan
karya ilmiah akhir dengan judul ” Asuhan Keperawatan Pada Anak Dengan
Gangguan Termoregulasi Melalui Tepid Water Sponging Menggunakan Model
Konservasi Levine”. Shalawat serta salam senantiasa tercurahkan kepada Sang
Penyampai Risalah Muhammad Al Amin. Dibalik terselesaikannya karya ilmiah
akhir ini, penulis dengan segala kerendahan hati, ingin menyampaikan ucapan
terimakasih dan penghargaan yang sebesar-besarnya kepada :
1. Dr. Nani Nurhaeni, SKp., MN., selaku supervisor utama yag telah
meluangkan waktu, motivasi, arahan, masukan dan saran dalam penyusunan
karya ilmiah akhir ini.
2. Dessie Wanda, MN., Ph.D. Selaku supervisor yang telah meluangkan waktu,
tenaga, pikiran, kesabaran, arahan dan masukan selama penyusunan karya
ilmiah akhir ini.
3. Dra. Junaiti Sahar, SKp., M.App.Sc., Ph.D., selaku Dekan Fakultas Ilmu
Keperawatan Universitas Indonesia
7. Ibuku tercinta Slamet Farhatun atas segala kasih sayang dan untaian doa tiada
henti disetiap sujud dan setiap perputaran waktu.
Asuhan keperawatan ..., Muhammad Khabib Burhanuddin Iqomh, FIK UI, 2016
8. Istriku Mooniek Setyowati atas segala dukungan, motivasi, doa yang tiada
henti.
10. Semua pihak yang tidak bisa disebutkan satu persatu yang tidak bisa
disebutkan penulis.
Asuhan keperawatan ..., Muhammad Khabib Burhanuddin Iqomh, FIK UI, 2016
Asuhan keperawatan ..., Muhammad Khabib Burhanuddin Iqomh, FIK UI, 2016
Asuhan keperawatan ..., Muhammad Khabib Burhanuddin Iqomh, FIK UI, 2016
Asuhan keperawatan ..., Muhammad Khabib Burhanuddin Iqomh, FIK UI, 2016
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL...................................................................................... i
HALAMAN JUDUL ........................................................................................ ii
KATAPENGANTAR......................................................................................... iv
DAFTAR ISI...................................................................................................... v
DAFTAR SKEMA ...................................................................................... .... vi
DAFTAR TABEL........................................................................................ .... vii
DAFTAR LAMPIRAN............................................................................................. viii
1. BAB 1 PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang.............................................................................................. 1
1.2. Tujuan.......................................................................................................... 5
1.3. Sistematika penulisan....................................................................................5
4. BAB 4 PEMBAHASAN
4.1. Penerapan Model Konservasi Levine Pada Asuhan Keperawatan............ 41
4.2. Praktik Ners Spesialis Keperawatan Anak Dalam Pencapaian Target...... 47
DAFTAR PUSTAKA
Asuhan keperawatan ..., Muhammad Khabib Burhanuddin Iqomh, FIK UI, 2016
DAFTAR SKEMA
Asuhan keperawatan ..., Muhammad Khabib Burhanuddin Iqomh, FIK UI, 2016
DAFTAR TABEL
Asuhan keperawatan ..., Muhammad Khabib Burhanuddin Iqomh, FIK UI, 2016
BAB 1
PENDAHULUAN
Bab satu akan membahas tentang latar belakang penulisan karya ilmiah dan
pemilihan teori keperawatan, tujuan serta sistematika penulisan.
Demam menyebabkan rasa tidak nyaman pada anak, anak menjadi rewel
sehingga waktu untuk istirahat menjadi terganggu. Setiap peningkatan suhu
tubuh 10C akan meningkatkan metabolisme tubuh sebesar 10%-20%. Dampak
dari peningkatan metabolisme adalah meningkatnya kehilangan cairan,
meningkatnya konsumsi oksigen, beban kerja jantung meningkat. Rasa tidak
nyaman akibat demam dan komplikasi yang ditimbulkan menjadi alasan
utama untuk mengatasi demam secepatnya (James, Nelson, & Ashwill, 2013).
Asuhan keperawatan ..., Muhammad Khabib Burhanuddin Iqomh, FIK UI, 2016
2
Universitas Indonesia
Asuhan keperawatan ..., Muhammad Khabib Burhanuddin Iqomh, FIK UI, 2016
3
Universitas Indonesia
Asuhan keperawatan ..., Muhammad Khabib Burhanuddin Iqomh, FIK UI, 2016
4
Konservasi energi pada anak dengan demam akan menjadi penting, konservasi
akan membantu mempertahankan menjaga keseimbangan antara energi yang
dibutuhkan dan energi yang terbuang. Dukungan sosial dan pengetahuan
sangat penting dalam membantu anak dan keluarga untuk mempertahankan
energi. Pengetahuan yang dimiliki pasien dan keluarga akan memungkinkan
keluarga untuk mandiri dan tidak selalu tergantung pada perawat atau petugas
kesehatan. Keluarga merupakan lingkungan terdekat pada anak yang dapat
membantu anak dalam mencapai konservasi energi.
Universitas Indonesia
Asuhan keperawatan ..., Muhammad Khabib Burhanuddin Iqomh, FIK UI, 2016
5
1.2. Tujuan
1.2.1. Tujuan Umum
Memberikan gambaran pelaksanaan residensi Ners Spesialis Keperawatan
Anak dengan penyakit infeksi, pemberian asuhan keperawatan pada anak
dengan gangguan pemenuhan kebutuhan termoregulasi demam melalui
tepid water sponging menggunakan konservasi Levine di ruang perawatan
infeksi.
Universitas Indonesia
Asuhan keperawatan ..., Muhammad Khabib Burhanuddin Iqomh, FIK UI, 2016
6
terdapat 5 bab pada karya ilmia akhir ini juga akan disertakan lampiran-
lampiran terkait pelaksanaan praktik residensi ners spesialis keperaw atan
anak.
Universitas Indonesia
Asuhan keperawatan ..., Muhammad Khabib Burhanuddin Iqomh, FIK UI, 2016
BAB 2
GAMBARAN KASUS DAN TINJAUAN TEORI
Pada bab 2 ini akan dijelaskan tentang gambaran kasus yang dikelola selama
praktik residensi yang berhubungan dengan masalah keperawatan yang diambil
sebagai penerapan teori keperawatan, tinjauan teori, integrasi teori dan konsep
keperawatan yang dipilih dengan kasus yang dipilih, aplikasi teori keperawatan
pada kasus yang terpilih
Kasus 1
An. K (3 bulan) dengan diagnosa medis kasus pneumonia, laringomalasia tipe
1, gizi buruk marasmus, dan Paten Duktus Arteriosus (PDA). Riwayat pasien
sekarang: pasien dibawa ke IGD karena panas (38,6 oC) dan sesak napas.
Pengkajian menggunakan model konservasi Levine pada tanggal 12 april jam
8:00. Konservasi energi: pasien terpasang Naso Gastric Tube (NGT),
mendapat susu formula 60 ml x 8, pasien tidur 15-18 jam/24 jam, hanya bisa
miring kanan-kiri, terpasang oksigen nasal kanul 2.5 liter/menit. Nadi: 148
0
x/menit, suhu 38,3 C, pernapasan 48 x/menit. Konservasi integritas
struktur: terdapat retraksi dinding dada, terdengar ronchi, pasien
mendapatkan imunisasi Hb1. Konservasi integritas personal: BB: 3,9 kg,
PB: 54 cm, nilai Z-score: <-3, pasien bisa miring kanan-kiri, pasien hanya
bisa menangis. Konservasi integritas sosial: pasien merupakan anak ke-2,
diasuh oleh orang tua, selama dirawat pasien ditunggui ibunya.
Universitas Indonesia
Asuhan keperawatan ..., Muhammad Khabib Burhanuddin Iqomh, FIK UI, 2016
8
Kasus 2
An. S. usia 11 bulan dengan diagnosa medis meningitis,encephalopati, failur
to thrive (FTT), multiple congenetal anomaly, HAP. Pasien dibawa ke IGD
pada tanggal 16 Maret karena panas suhu 39,5 oC, kejang dirumah 5 kali
dengan kaki dan tangan kaku, tidak ada muntah. pasien dipindahkan di ruang
infeksi, selama di ruang infeksi kesadaran composmentis. Terapi yang
didapatkan fenobarbital 2x125 mg IV, omeprazole 2x5 mg IV, fenitoin 2x125
mg IV, paracetamol 60 mg jika panas, ceftazidin 4x250 mg IV, ventolin 4x1
respul+NaCl 0,9 %.
Universitas Indonesia
Asuhan keperawatan ..., Muhammad Khabib Burhanuddin Iqomh, FIK UI, 2016
9
Kasus 3
An. F, usia 2 tahun 6 bulan di bawa ke IGD RS Harapan Kita dengan
keluhan panas 2 hari, terdapat batuk dan pilek, pasien memiliki riwayat
kejang demam, pada tanggal 21 Maret di pindah diruang perawatan infeksi
dengan diagnosa medis Dengue Haemoragic Fever (DHF), kesadaran
komposmentis pasien terpasang IVFD KaEn IB 1800 cc/24 jam, terapi yang
diberikan paracetamol 3x250 mg IV, bioxan 1 x 2 gram IV, cefixim 2x 1
gram 1V, imunos 2x1 cth.
Universitas Indonesia
Asuhan keperawatan ..., Muhammad Khabib Burhanuddin Iqomh, FIK UI, 2016
10
Kasus 4
An. A. usia 1 tahuan 5 bulan dengan diagnosa medis HIV kategori 4, failur
to thrive (FTT), bronkopneumonia, gizi buruk marasmus. Pasien rujukan dari
RSUD Serang datang tanggal 16 maret dengan gizi buruk, panas dan batuk.
Pasien dipindahkan di ruang infeksi, selama di ruang infeksi kesadaran
composmenti setelah dilakukan pemeriksaan secara lengkap anak A di
diagnosis HIV kategori 4 dan pneumonia. Terapi yang cefotaxim 2x250 mg
IV, casditin 4x1ml PO, cortrimosazol 1x25 ml PO, ZnSO4 2x10 mg PO,
asam folat 2x 1mg PO. Paracetamol 3x 50 ml PO jika panas, micostatin 4x0,5
ml PO.
Universitas Indonesia
Asuhan keperawatan ..., Muhammad Khabib Burhanuddin Iqomh, FIK UI, 2016
11
Kasus 5
An. P. usia 1 tahuan 6 bulan dengan diagnosa medis Diare Persiten
Dehidrasi Ringan Sedang (DADRS), epilepsi, CP spastik. Pasien datang di
IGD RSCM tanggal 20 April dengan keluhan diare 10 x sebelum masuk
rumah sakit, terdapat muntah, panas 3 hari dan batuk. Pasien dipindahkan di
ruang perawatan infeksi pada tanggal 21 April jam 8, selama di ruang infeksi
kesadaran composmentis. Terapi yang cefotaxim 2x250 mg IV, cefotaxim
3x400 mg IV, metronidazole 3x7,5 ml PO, paracetamol 3x150 mg IV,
renalyte 150 ml tiap diare, renalyte 75 ml tiap muntah, zinc 1x20 mg PO.
Universitas Indonesia
Asuhan keperawatan ..., Muhammad Khabib Burhanuddin Iqomh, FIK UI, 2016
12
Universitas Indonesia
Asuhan keperawatan ..., Muhammad Khabib Burhanuddin Iqomh, FIK UI, 2016
13
Suhu tubuh terbagi atas dua jenis yaitu core temperatur (suhu inti)
surface temperatur (suhu pada kulit). core temperatur merupakan suhu
pada jaringan dalam dari tubuh, seperti kranium, thorax, rongga
abdomen dan rongga pelvis. Surface temperatur suhu pada kulit
merupakan jaringan subcutan, dan lemak, suhu ini berbeda, naik turunnya
tergantung respon terhadap lingkungan. Pada manusia nilai normal untuk
suhu tubuh oral adalah 37ºC, tetapi pada sebuah penelitian kasar
terhadap orang-orang muda normal, suhu oral pagi hari rerata adalah 36,7º
C dengan simpang baku 0,2º C. Dengan demikian, 95% orang dewasa muda
diperkirakan memiliki suhu oral pagi hari sebesar 36,3 – 37,1ºC. Berbagai
bagian tubuh memiliki suhu yang berlainan, dan besar perbedaan suhu
antara bagian-bagian tubuh dengan suhu lingkungan bervariasi.
Ekstremitas umumnya lebih dingin daripada bagian tubuh lainnya. Suhu
Universitas Indonesia
Asuhan keperawatan ..., Muhammad Khabib Burhanuddin Iqomh, FIK UI, 2016
14
2.2.2. Tatalaksana
Tatalaksana pada anak dengan demam dapat dilakukan dengan metode
farmakologi dan non farmakologi. Tatalaksana farmakologi dengan
memberikan obat golongan antipiretik seperti asetaminofen, aspirin, dan
obat golongan non steroid anti inflamation drug (NSAID). Sedangkan
tatalaksana nonfarmakologi meliputi pengaturan suhu lingkungan,
kompres, manajmen cairan, monitor derajat dehidrasi. Kombinasi antara
terapi farmakologi dan non farmakologi akan mempercepat penurunan
suhu (James, Nelson, & Ashwill, 2013).
Universitas Indonesia
Asuhan keperawatan ..., Muhammad Khabib Burhanuddin Iqomh, FIK UI, 2016
15
Universitas Indonesia
Asuhan keperawatan ..., Muhammad Khabib Burhanuddin Iqomh, FIK UI, 2016
16
Universitas Indonesia
Asuhan keperawatan ..., Muhammad Khabib Burhanuddin Iqomh, FIK UI, 2016
17
1. Konservasi energi
Konservasi energi bertujuan untuk menjaga keseimbangan antara input dan
output energi, pengeluaran energi yang berlebihan akan mengakibatkan
pasien mengalami kelelahan sehingga akan mengganggu proses
penyembuhan. Secara fisiologis manusia melakukan pembaruan energi
secara terus menerus untuk menjaga kehidupannya. Energi yang masuk
dalam tubuh manusia berupa kalori dan nutrisi, oksigenasi. Adanya
gangguan pada asupan manusia mmaka produksi energi akan terganggu
sehingga antara kebutuhan dan energi yang ada tidak seimbang.
2. Konservasi integritas personal
Konservasi integritas pada pasien dilakukan dengan memelihara harga diri,
identitas diri. Penghargaan pasien sebagai manusia sangat penting, kondisi
sakit akan menjadikan titik awal kecemasan pada pasien.
3. Konservasi integritas struktur
Pengobatan adalah proses membentuk kembali fungsi dan struktur secara
utuh. Konservasi struktur akan mencegah kerusakan fisik dan
meningkatkan proses penyembuhan.
4. Konservasi integritas sosial
Manusia merupakan mahluk sosial yang selalu melakukan interaksi
dengan manusia yang lain. Perawat dalam memberika asuhan keperawatan
mempunyai peran melibatkan anggota keluarga selama proses
penyembuhan, membantu kebutuhan religius, menggunakan hubungan
interpersonal untuk konservasi integritas sosial (Tomey & Alligood, 2010).
Universitas Indonesia
Asuhan keperawatan ..., Muhammad Khabib Burhanuddin Iqomh, FIK UI, 2016
18
Universitas Indonesia
Asuhan keperawatan ..., Muhammad Khabib Burhanuddin Iqomh, FIK UI, 2016
19
5. Evaluasi
Evaluasi merupakan penilaian terhadap respon klien terhadap intervensi
yang sudah dilakukan. Evaluasi dilakukan dengan mengkaji respon pasien
apakah hipotesis mendukung atau tidak. Hasil evaluasi dapat berupa
suportif dalam bentuk kenyamanan. Jika hasil evaluasi menunjukkan
bahwa hipotesis ternyata tidak mendukung pemecahan masalah pasien,
maka hipotesis harus direvisi dan membuat hipotesis yang baru.
Universitas Indonesia
Asuhan keperawatan ..., Muhammad Khabib Burhanuddin Iqomh, FIK UI, 2016
20
Skema 2.1 Integrasi Model Konservasi Levine dalam Proses Keperawatan pada
Anak dengan Demam
Trophycognosis
Hipotesis Demam
Respon Organismik
Konservasi energi Konservasi integritas struktur Konservasi integritas personal Konservasi integritas
· Suhu normal · Suplai energi mencukupi · Penghargaan sebagai struktur sosial
· Nadi normal · Energi yang terpakai sedikit manusia · Pertumbuhan dan
· Pernapasan normal · Perbaikan proses inflamasi · Percaya diri perkembangan baik
· Anak tenang · Proses penyembuhan · Kehawatiran dan cemas · Interaksi sosial baik
berkurang
Wholeness
Sumber: Tomey & Alligood 2010; James, Nelson, & Ashwill, 2013.
Universitas Indonesia
Asuhan keperawatan ..., Muhammad Khabib Burhanuddin Iqomh, FIK UI, 2016
21
Universitas Indonesia
Asuhan keperawatan ..., Muhammad Khabib Burhanuddin Iqomh, FIK UI, 2016
22
Universitas Indonesia
Asuhan keperawatan ..., Muhammad Khabib Burhanuddin Iqomh, FIK UI, 2016
23
d) Abdomen
Inspeksi: peut datar, hepar dan lien tidak teraba
Auskultasi: bising usus 3-6x menit
Perkusi: timpani
Palpasi: hepar teraba 4 cm dibawah arcus costae dan 2 cm
dibawah prosesus xypoideus.
e) Genetalia dan Anus
Jenis kelamin perempuan, labio mayora dan labio minora
tidak ada kelainan, anus normal, tidak ada kemerahan dan lesi
di perianal.
f) Ekstremitas
Ekstremitas atas dan bawah normal, terpasang stoper
ditangan kanan, teraba hangat, tidak ada deformitas ataupun
kelainan kongenital, tdak terdapat jari tabuh, tidak terdapat
sianosis, menggemgam kuat, belum dapat berjalan dan
merangkak, tidak ada spastik, CRT < 3 detik.
g) Integumen
Kulit teraba hangat, tidak terdapat sianosis, kulit kering,
kuning langsat.
c. Konservasi Integritas Personal
Saat masuk ruang rawat BB pasien 3,9 kg, pasien respon terhadap
stimulus, menangis tidak kuat, selama sakit pasien berbaring di
tempat tidur, terdapat batuk, pasien diasuh oleh ibunya. Orang tua
pasien yakin anaknya akan sembuh dan normal seperti anak yang
lain.
d. Konservasi Integritas Sosial
Selama asakit pasien ditemani oleh ibunya, anak berinteraksi
dengan ibunya, ketika diajak bercanda anak tersenyum, anak
mendapat kasih sayang yang baik dari keluarga dan lingkungan.
2.4.3. Trophicognosis (Masalah Keperawatan)
1. Inefektif bersihan jalan napas
2. Hipertermi
Universitas Indonesia
Asuhan keperawatan ..., Muhammad Khabib Burhanuddin Iqomh, FIK UI, 2016
24
Universitas Indonesia
Asuhan keperawatan ..., Muhammad Khabib Burhanuddin Iqomh, FIK UI, 2016
25
Universitas Indonesia
Asuhan keperawatan ..., Muhammad Khabib Burhanuddin Iqomh, FIK UI, 2016
26
No Trophicognosis Hypotheses
Ajarkan perubahan posisi
Ajarkan keluarga cara memberikan inhalasi yang benar
Jelaskan pada keluarga tentang pentingnya oksigen pada pasien
2. Hipertermi Tujuan
Setelah dilakukan tidakan keperawatan, suhu tubuh dalam batas normal
Kriteria hasil
Suhu dalam batas normal (36,5 OC-37,5 OC)
Tanda-tanda vital dalam batas normal
Pasien tenang
Intervensi
Konservasi energi
Monitor saturasi suhu tubuh dan tanda-tanda vital tiap 3 jam
Berikan tepid water sponging
Konservasi integritas personal
Melakukan komunikasi terapeutik, memanggil nama pasien sebelum tindakan
Konservasi integritas struktur
Monitor tanda-tanda vital
Berikan cairan secara adekuat
Cek tanggal pemasangan infus
Kolaborasi pemberian antipiretik
Berikan pakaian yang tipis menyerap keringat
Atur suhu lingkungan
Monitor input dan output cairan
Konservasi integritas sosial
Berikan informasi pada keluarga tentang kondisi pasien
Berikan informasi tentang pentingnya cairan pada pasien
Ajarkan manajemen demam dengan tepid water sponging
Universitas Indonesia
Asuhan keperawatan ..., Muhammad Khabib Burhanuddin Iqomh, FIK UI, 2016
27
No Trophicognosis Hypotheses
3. Ketidakseimbnagan nutrisi Tujuan
kurang dari kebutuhan Setelah dilakukan tidakan keperawatan, kebutuhan nutrisi terpenuhi
Kriteria hasil
Berat badan sesuai usia
Mual muntah tidak ada
Kulit normal
Konservasi energi
Monitor mual muntah
Konservasi integritas personal
Melakukan komunikasi terapeutik, memanggil nama pasien sebelum tindakan
Monitor input dan output
Kolaborasi pemberian nutrisi sesuai kebutuhan
Konservasi integritas struktur
Monitor tanda-tanda vital
Konservasi integritas sosial
Berikan informasi pada keluarga tentang kondisi pasien
Ajarkan keluarga cara memberikan makan melalui NGT
Jelaskan pada keluarga tentang pentingnya nutrisi pada pasien
Ajarkan keluarga memberikan makan sesuai jadwal
Anjurkan orang tua untuk memberikan makan sebelum melakukan inhalasi
Universitas Indonesia
Asuhan keperawatan ..., Muhammad Khabib Burhanuddin Iqomh, FIK UI, 2016
28
Universitas Indonesia
Asuhan keperawatan ..., Muhammad Khabib Burhanuddin Iqomh, FIK UI, 2016
29
4. Konservasi Mengajarkan ibu untuk Mengajarkan ibu untuk Memotivasi ibu untuk Memotivasi ibu untuk
integritas sosial melakukan tepid water melakukan tepid water memberikan makan tepat memberikan makan tepat
sponging sponging waktu waktu
Mengajarkan ibu untuk Mengajarkan ibu untuk Mengajarkan ibu fisioterapi
memberikan inhalasi memberikan posisi pronasi dada
nebuliser Mengajarkan ibu untuk
Mengajarkan ibu untuk mencatat input dan output
merubah posisi tiap 3 jam cairan
Mengajrkan ibu untuk
mencatat input dan output
cairan
Universitas Indonesia
Asuhan keperawatan ..., Muhammad Khabib Burhanuddin Iqomh, FIK UI, 2016
30
2.4.6. Evaluasi
Evaluasi merupakan kegiatan untuk mengobservasi hasil implementasi yang sudah dilakukan, dalam model konservasi Levine,
evaluasi disebut juga sebagai respon organismik.
Universitas Indonesia
Asuhan keperawatan ..., Muhammad Khabib Burhanuddin Iqomh, FIK UI, 2016
31
Universitas Indonesia
Asuhan keperawatan ..., Muhammad Khabib Burhanuddin Iqomh, FIK UI, 2016
BAB 3
PENCAPAIAN KOMPETENSI
Asuhan keperawatan ..., Muhammad Khabib Burhanuddin Iqomh, FIK UI, 2016
33
c. Capaian Kompetensi
Selain kasus kelolaan, kompetensi lain yang dicapai oleh residen
selama di ruang rawat bedah anak adalah membuat jurnal reflektif,
presentasi kasus kelolaan arteri vena malformation (AVM) on
tracheostomi, pengelolaan keluarga dan pasien saat sebelum operasi
dan setelah operasi, manajemen nyeri.
Universitas Indonesia
Asuhan keperawatan ..., Muhammad Khabib Burhanuddin Iqomh, FIK UI, 2016
34
Universitas Indonesia
Asuhan keperawatan ..., Muhammad Khabib Burhanuddin Iqomh, FIK UI, 2016
35
Universitas Indonesia
Asuhan keperawatan ..., Muhammad Khabib Burhanuddin Iqomh, FIK UI, 2016
36
Universitas Indonesia
Asuhan keperawatan ..., Muhammad Khabib Burhanuddin Iqomh, FIK UI, 2016
37
dari ruangan lain dalam bentuk seminar. Untuk proyek inovasi dan
aplikais EBN akan dibahas disub bab sendiri.
Universitas Indonesia
Asuhan keperawatan ..., Muhammad Khabib Burhanuddin Iqomh, FIK UI, 2016
38
Universitas Indonesia
Asuhan keperawatan ..., Muhammad Khabib Burhanuddin Iqomh, FIK UI, 2016
39
keperawatan yang lebih baik. Proyek inovasi juga sebagai sarana untuk
menjalankan peran sebagai pemimpin. Selama pelaksanaan proyek
inovasi, residen mengajak perawat ruangan untuk melakukan tindakan
perubahan di ruangan. Tema proyek inovasi dilaksanakan berdasarkan
ahisl pengkajian di ruangan, setelah mendapatkan data pengkajian, residen
menentukan maslaah dan membuat prioritas yang harus di atasi. Setelah
mendapatkan masalah utama, residen melakukan pemaparan masalah dan
menyusun tindakan untuk mengatasi permasalahan yang muncul. Bersama
perawat ruangan, residen bersama-sama melaksanakan program inovasi
untu mengatasi masalah, kemudian dilakukan evaluasi keberhasilan
program yang sudah dilaksanakan.
a. Perencanaan (Plan)
Tahap perencanaan pada pelaksanaan proyek inovasi apliaksi EBN
diawali dengan mencari fenomena di ruangan, pengkajian dan
pengumpulan data. Pengumpulan data dengan melakukan tanya jawab
kepada orag tua pasien yang anaknya mengalami panas dengan topik
penanganan panas pada anak. focus group discussion juga dilakukan
dengan perawat ruangan sehingga informasi yang dihimpun menjadi
lebih lengkap. Selanjutnya residen menentukan masalah utama yang
terdapat diruangan. Setelah itu, residen melakukan pencarian literatur dan
Universitas Indonesia
Asuhan keperawatan ..., Muhammad Khabib Burhanuddin Iqomh, FIK UI, 2016
40
Universitas Indonesia
Asuhan keperawatan ..., Muhammad Khabib Burhanuddin Iqomh, FIK UI, 2016
BAB 4
PEMBAHASAN
Bab ini akan menjelaskan tentang aplikasi penerapan model konservasi Levine
dalam asuhan keperawatan gangguan termoregulasi pada anak dengan penyakit
infeksi dan praktik ners spesialis keperawatan anak dalam pencapaian target
kompetensi.
Universitas Indonesia
Asuhan keperawatan ..., Muhammad Khabib Burhanuddin Iqomh, FIK UI, 2016
42
Asuhan keperawatan ..., Muhammad Khabib Burhanuddin Iqomh, FIK UI, 2016
43
Pengukuran suhu dapat dilakukan di oral, rektal, aksila, dahi dan kulit.
Daerah timpani memiliki suplai darah arteri yang sama dengna
hipotalamus, sehingga suhu timpani masuk dalam kategori suhu inti.
Lokasi pengukuran yang memberikan hasil mendekati suhu inti berada di
rektal, suhu rektal mendekati suhu inti dibandingkan pemeriksaan di lokasi
lain. Tetapi pengukuran suhu melalui rektal harus lebih dipertimbangkan
karena jika dilakukan terlalu sering akan mengakibatkan gangguan pada
daerah rektal (Hockenberry & Wilson, 2009). Pada anak yang kurang
kooperatif pengukuran suhu melalui rektal sulit dilakukan, semua kasus
kelolaan dilakukan pengukuran suhu menggunakan termometr digital dan
dilakukan di aksila. Pengkajian tentang riwayat kesehatan dilakukan secara
mendalam terutama pada pasien yang mengalam riwayat kejang, pasien
dengan multiple diagnosis. Selain pada pasien pengkajian juga dilakukan
pada orang tua mengenai pengetahuan dan kemampuan orang tua jika anak
mengalami demam.
4.1.2. Trophicognosis
Trophicognosis bukan sebagai pengganti diagnosa keperawatan tetapi
merupakan alternatif lain dalam menegakkan masalah keperawatan yang
muncul pada pasien (Tomey & Alligood, 2010). Trophicognosis disusun
berdasarkan hasil pengkajian dan manifestasi klinis yang ditemukan pada
pasien. Trophicognosis utama yang muncul pada anak ganguan infeksi
adalah peningkatan suhu tubuh. Selain penngkatan suhu tubuh,
Trophicognosis lain bisa muncul tergantung data yang dikumpulkan saat
Asuhan keperawatan ..., Muhammad Khabib Burhanuddin Iqomh, FIK UI, 2016
44
4.1.3. Hipotesis
Hipotesis disusun berdasarkan Trophicognosis yang sudah diputuskan
sebelumnya. Sebelum menyusun hipotesi, perawat melakukan validasi
pada kondisi pasien. validasi dilakukan untuk menhindari kesalahan
Asuhan keperawatan ..., Muhammad Khabib Burhanuddin Iqomh, FIK UI, 2016
45
4.1.4. Intervensi
Pelaksanaan intervensi berdasarkan prinsip konservasi yang meliputi
konservasi energi, konservasi integritas struktural, konservasi integrtas
personal dan konservasi integritas sosial. Intervensi bertujuan menjaga
keutuhan, mempertahanka sosial dan mempromosikan adaptasi (Alligood
& Tomey, 2006).
Asuhan keperawatan ..., Muhammad Khabib Burhanuddin Iqomh, FIK UI, 2016
46
diberikan jika suhu tubuh berada diatas 38 OC. Semua pasien kelolaan
mendapatkan obat anti piretik, residen melakukan kombinasi pemeberian
antipiretik dan teknik tepid water sponging untuk mempercepat
penurunan suhu. tepid water sponging diberikan dengan menggunakan air
hangat dengan cara menyeka ke seluruh tubuh dan mengompres pada
daerah aksila dan inguinalis. Kombinasi antara tepid spone dengan
antipiretik lebih cepat menurunkan suhu dibandingakan hanya mendapat
antipiretik saja. Pemberian kompres dingin sudah tidak direkomendasikan
karena menjadikan anak menggigil dan meningkatkan ketidaknyamanan
(Chiappini et al, 2009).
Asuhan keperawatan ..., Muhammad Khabib Burhanuddin Iqomh, FIK UI, 2016
47
4.1.5. Evaluasi
Evaluasi dilakukan secara periodik setelah pasien mendapatkan tindakan
dan setiap selesai sift jaga. Dari lima kasus kelolaan yang diambil, 4 pasien
dengan trophicognosis demam akibat infeksi dapat diatasi dibuktikan
dengan suhu pasien berda pada rentang normal. Satu pasien (An S.)
meningal dunia kareana gagal napas. Evaluasi dengan menggunakan
model konservasi Levine dilihat pada respon organisme ketika selesai
dilakukan intervensi. Respon organismik pada anak dengan demam
berbeda-beda, ada yang stabil berada pada suhu normal tetapi ada juga
uang masih mengalami naik turun, hal ini dikarenakan masalah medis pada
pasien lebih dari satu. Pada apsien utama respon organismik menunjukkna
suhu tubuh stabil berada pada rentang suhu normal.
Asuhan keperawatan ..., Muhammad Khabib Burhanuddin Iqomh, FIK UI, 2016
48
Asuhan keperawatan ..., Muhammad Khabib Burhanuddin Iqomh, FIK UI, 2016
BAB 5
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
5.1.1. Peningkatan suhu merupakan masalah yang harus segera mendapatkan
penanganan. Tepid Water Sponging mampu mengatasi demam, kombinasi
Tepid Water Sponging dengan obat antipiretik efektif menurunkan suhu
pada anak demam.
5.1.2. Model konservasi Levine efektif digunakan dalam memberikan asuhan
keperawatan pada anak dengan peningkatan suhu tubuh, asuhan
keperawatan menggunakan pendekatan konservasi energi, konservasi
integritas struktural, konservasi integritas sosial mampu mengatasi
masalah demam pada anak akibat infeksi.
5.1.3. Trophicognosis hipertermi ditemukan pada lima kasus kelolaan. 4
Trophicognosis hipertermi dapat diatasi, namun pada 1 kasus dengan
diagnosa medis multiple congenital anomaly, meningitis, sepsis,
hipertermi tidak teratasi dan pasien meninggal dunia.
5.1.4. Kompetensi dan peran perawat sebagai pemberi asuhan keperawatan,
pembela, pemberi konseling, pendidik, peran kolaborasi, pembaharu,
peneliti dapat dilaksanakan selama praktik residensi I dan residensi II.
5.2 Saran
5.2.1. Teori keperawatan model konservasi Levine merupakan teori yang
universal, teori ini dapat digunakan disemua tahapan usia. Model
konservasi Levine mampu digunakan sebagai panduan dalam memberikan
asuhan keperawatan secara holistik. Meskipun demikian, masih perlu
pengembangan lebih lanjut supaya teori ini menjadi lebih sempurna. Pada
bagian konservasi integritas personal, aplikasi pada pasien anak kurang
maksimal terutama pada anak yang belum mampu berkomunikasi.
5.2.2. Peningkatan suhu tubuh harus mendapatkan perhatian yang serius,
peningkatan suhu tubuh pada anak yang tidak mendapatkan penanganan
segera bisa mengakibatkan komplikasi yang serius, terutama pada tumbuh
Universitas Indonesia
Asuhan keperawatan ..., Muhammad Khabib Burhanuddin Iqomh, FIK UI, 2016
50
kembang anak. Untuk itu, penanganan segera sangat penting, orang tua
sebagai orang terdekat dilingkungan anak harus memiliki pengetahuan dan
keterampilan dalam mengatasi peningkatan suhu, salah satunya mampu
melakukan tindakan tepid sponge. Perawat dalam memberikan asuhan
keperawatan harus mampu melakukan perannya sebagai pemberi asuhan
keperwatan yang profesional, sehingga perawat tidak selalu tergantung
pada peran kolaborasi.
5.2.3. Ners spesialis keperawatan anak hendaknya mampu menjadi pelopor
pengembangan dan peningkatan asuhan keperawatan dengan
meningkatkan peran sebagai pemberi asuhan keperawatan, pembela,
pendidik, pembaharu dan peran kolaborasi. Peningkatan dan
pengembangan asuhan keperawatan dapat dilakukan dengan melibatkan
diri secara langsung dalam pemberian asuhan keperawatan.
Asuhan keperawatan ..., Muhammad Khabib Burhanuddin Iqomh, FIK UI, 2016
DAFTAR PUSTAKA
Alligood, M.R., & Tomey A.M. (2006). Nursing theory: Utilization and
application. Missoury: ELSEVIER.
Arica, G.S., Arica, V., Onur, H., Gulbayzar, S., Dag, H. & Obut (2012).
Knowledge, Attitude And Response Of Mothers About Fever In Their
Children. Emerg Med Journal: (4).29
Chiappini, E., Principi, N., Longhi, R., Tovo, PA., Becherucci, P., Bonsignori, F.,
Esposito, S., Festini, F., Galli, L., Lucchesi, B., Megelli, A. & Martino
(2009). Manajemen Of Fever in Children: Summary Of The Italian
Pediatric Society Guidelines. Clinical therapeutica; 31 (8)
Chiappini, E., Venturini, E., Principi, N., Longhi R., Tovo, PA., Becherucci, P., &
et al (2012). Up Date Of The 2009 Italian Pediatric Society Guidlines
About Management Of Fever In Children. Clinical Therapeutic: (7). 34
Doenges, M.E,. (1999). Rencana asuhan keperawatan: Pedoman untuk
perencanaan dan pendokumentasian perawatan pasien, Edisi 3. Jakarta:
EGC.
Fetveit, Arne. (2008). Assessment Of Febrile Seizure In Children. Eur J Pediart.
167:17-27
Hockenberry, J.M. & Wilson, D. (2007). Wong’s nursing care of infants and
children”. (8th edition). Canada: Mosby Company.
James, RS., Nelson, KA., Ashwill, JW. (2013). Nursing care of children:
principless and practice. Fourth edition. Missouri: ELSEVIER.
Mariyam, Rustina, Y., dan Kuntarti (2013). Aplikasi teori konservasi levine pada
anak dengan gangguan pemenuhan kebutuhan oksigenasi di ruang
perawatan anak. Jurnal Keperawatan Anak. 1(2): 104-112.
Potter, P. & Perry, A .(2001). Fundamental of nursing: Concept, process, and
practice. Toronto : Mosby Company.
Setiawati, L., Rustina, Y.dan Kuntarti (2009). Pengaruh Tepid Sponge Terhadap
Penurunan Suhu Tubuh Dan Kenyamanan Pada Anak Yang Mengalami
Demam. Jurnal Keperawatan Aisiyah; 2 (2): 1-9.
Thomas, S., Vijaykumar, C., Nai, R., Moses, PD and Antonisamy (2009).
Comparative Effectiveness of Tepid Sponging and Antipyretic Drug Versus
Only Antipyretic Drug in the Management of Fever Among Children: A
Randomized Controlled Trial. Indian Pediatric 2009; (46).
Asuhan keperawatan ..., Muhammad Khabib Burhanuddin Iqomh, FIK UI, 2016
Tomey A.M., & Alligood, M.R. (2006). Nursing theory: Utilization and
application. Missoury: ELSEVIER.
Tomey A.M., & Alligood, M.R. (2006). Nursing theorist and their work. Missoury:
ELSEVIER.
Wong, D.L, Hockenberry, M. Wilson, D. Winkelstein, M.L. & Schwartz, P.
(2009). Buku ajar keperawatan pediatrik Wong edisi: 6; alih bahasa:
Andri Hartono, Sari Kurnianingsih, Setiawan, editor; Egi Komara Yudha,
Esty Wahyuningsih, Devi Yulianti, niken Budi Subekti. Jakarta: EGC.
Asuhan keperawatan ..., Muhammad Khabib Burhanuddin Iqomh, FIK UI, 2016
UNIVERSITAS INDONESIA
DISUSUN OLEH
MUHAMMAD KHABIB BURHANUDDIN IQOMH
NPM : 1206195520
Asuhan keperawatan ..., Muhammad Khabib Burhanuddin Iqomh, FIK UI, 2016
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL...................................................................................... i
1. BAB 1 PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang.............................................................................................. 1
1.2. Tujuan.......................................................................................................... 2
1.3. Manfaat .........................................................................................................3
5. BAB PEMBAHASAN
5.1. Karakteristik Pasien................................................................................ 13
5.1. Obat Antipiretik ..................................................................................... 13
5.1. Tepid Water Sponging............................................................................. 14
5.1. Keterbatasan Implementasi TWS............................................................ 15
6. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan ...................................................................................... 17
5.2. Saran ............................................................................................... 17
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
Asuhan keperawatan ..., Muhammad Khabib Burhanuddin Iqomh, FIK UI, 2016
DAFTAR SKEMA
Asuhan keperawatan ..., Muhammad Khabib Burhanuddin Iqomh, FIK UI, 2016
DAFTAR TABEL
Asuhan keperawatan ..., Muhammad Khabib Burhanuddin Iqomh, FIK UI, 2016
LAMPIRAN
Asuhan keperawatan ..., Muhammad Khabib Burhanuddin Iqomh, FIK UI, 2016
BAB 1
PENDAHULUAN
Demam adalah peningkatan diatas set point sehingga pengaturan suhu lebih
tinggi atau suhu berada diatas 38 0C (James, Nelson, & Ashwill, 2013). Suhu
tubuh diatur dengan mekanisme seperti termostat di hipotalamus. Mekanisme
ini menerima masukan dari reseptor yang berada di pusat dan perifer jika
terjadi perubahan suhu maka reseptor akan menghantarkan informasi ke
termostat yang akan meningkatkan atau menurunkan produksi panas. Infeksi
akan mengakibatkan set point suhu tubuh akibatnya hipotalamus akan
menaikkan suhu tubuh. Pada umumnya kasus demam pada anak disebabkan
oleh virus, relatif singkat dan memiliki konsekuensi yang terbatas (Wong,
2008).
Asuhan keperawatan ..., Muhammad Khabib Burhanuddin Iqomh, FIK UI, 2016
Tatalaksana pada anak dengan demam dapat dilakukan dengan metode
farmakologi dan non farmakologi. Tatalaksana farmakologi dengan
memberikan obat golongan antipiretik seperti asetaminofen, aspirin, dan obat
golongan Non Steroid Anti Inflamation Drug (NSAID). Sedangkan
tatalaksana nonfarmakologi meliputi pengaturan suhu lingkungan, kompres,
manajmen cairan, monitor derajat dehidrasi. Kombinasi antara terapi
farmakologi dan non farmakologi akan mempercepat penurunan suhu (James,
Nelson, & Ashwill, 2013). Penggunaan kompres dingin untuk mengurangi
demam tidak lagi direkomendasikan karena akan mengakibatkan
vasokontriksi pembuluh darah yang akan mengakibatkan tubuh menggigil.
Asuhan keperawatan ..., Muhammad Khabib Burhanuddin Iqomh, FIK UI, 2016
Pengamatan yang dilakukan di ruang gambir pada 5 pasien yang mengalami
demam didapatkan hasil bahwa anak yang mengalami panas selain mendapat
terapi antipiretik (paracematol) orang tua hanya memberikan kompres di dahi,
sehingga waktu penurunan suhu lebih lama. Hasil wawancara pada orang tua
juga medapat data bahwa mereka tidak mengetahui metode lain untuk
menurunkan suhu. berdasarkan fenomena tersebeut, penulis tertarik untuk
menggnakan metode kombinasi Tepid Water Sponging untuk menurunkan
demam pada anak.
1.2 Tujuan
Mengetahui efektifitas kombinasi Tepid Water Sponging dengan antipiretik
terhadap penurunan panas pada anak
1.3 Manfaat
Dengan adanya tindakan Tepid Water Sponging dapat menurunkan resiko
kejang dan kerusakan otak pada anak dengan demam sehingga dapat
meningkatkan kualitas hidup dan mencegah masalah tumbuh kembang
Asuhan keperawatan ..., Muhammad Khabib Burhanuddin Iqomh, FIK UI, 2016
BAB 2
METODOLOGI PENCARIAN
a. http://search.ebscohost.com/
b. http://elsevier.com/
c. http://proquest.com/
Hasil pencarian didapatkan beberapa judul yang sesuai kemudian dipilih yang
paling mendekati topik dan terbaru. Kemudian penulis memilih 8 judul sesuai
Asuhan keperawatan ..., Muhammad Khabib Burhanuddin Iqomh, FIK UI, 2016
keinginan penulis, selanjutnya memilih 1 judul utama sisanya sebagai artikel
pendukung
2.4 Temuan Artikel Pilihan Dari Kata Kunci PICO Yang Digunakan
Sebagai Rujukan
Abstrak
Asuhan keperawatan ..., Muhammad Khabib Burhanuddin Iqomh, FIK UI, 2016
Hasil: penurunan suhu pada kelompok yang mendapat intervensi Tepid Water
Sponging dan obat antipiretik lebih cepat dibandingkan dengan kelompok
yang hanya mendapatkan obat antipiretik saja. Dua jam setelah pengukuran
pada dua kelompok mendapatkan hasil suhu yang sama. Anak yang mendapat
intervensi Tepid Water Sponging dan obat antipiretik memiliki
ketidaknyamanan lebih tinggi dibanding kleompok yang hanya mendapat obat
antipiretik saja, tetapi ketidaknyamanan itu bersifat ringan.
Kata kunci : obat antipiretik, demam, perapi air, paracetamol, Tepid Water
Sponging.
Asuhan keperawatan ..., Muhammad Khabib Burhanuddin Iqomh, FIK UI, 2016
BAB 3
TELAAH KRITIS
Asuhan keperawatan ..., Muhammad Khabib Burhanuddin Iqomh, FIK UI, 2016
3.3.1 Deskripsi Intervensi Tepid Water Sponging
Tepid Water Sponging yang akan dilakukan selama 15 menit. Peneliti
menjelaskan tahapan dalam memberikan terapi Tepid Water Sponging yaitu:
1. Persiapan alat yang meliputi: 5 spons handuk, baskom, celemek, 2 handuk
amndi, termometer, air hangat.
2. Cuci tangan
3. Ukur suhu anak pada ketiak
4. Letakkan pengalas dibawah pasien
5. Basahi spon/wash lap, lalu usapkan mulai dari wajah, leher, lengan sampai
jari-jari lalu letakkan wash lap diketiak
6. Usap bagian kaki mulai pangkal paha sampai ujung kaki lalu letakkan spon/
wash lap di pangkal paha.
7. Lakukan selama 15 menit, setelah selesai lakukan pengukuran suhu, lalu
lanjutkan pada menit ke 30, 45, 60, 90 dan 120.
8. Pada kelompok yang hanya mendapat paracetamol pegukuran suhu
dilakukan setelah pemberian obat lalu dilanjutkan seperti kelompok
intervensi.
9. Pada kelompok intervensi dilakukan penilaian ketidaknyamanan pada menit
ke 120.
Peneliti belum menjelaskan mengenai acuan yang digunakan dalam menilai
ketidaknyamanan secara detail, peneliti hanya menjelaskan ketidaknyaman
yang meliputi: menangis, rewel dan sensitif. Peneliti juga tidak menjelaskan
variabel perancu.
Asuhan keperawatan ..., Muhammad Khabib Burhanuddin Iqomh, FIK UI, 2016
Peneliti menggunakan progran statistik (software) STATA untuk
menganalisis data.
3.7 Aplikabilitas
Hasil dari penelitian ini dapat diterapkan penggunaannya pada program EBN,
meskipun ada hal-hal yang perlu diperhatikan diantaranya tingkat
ketidaknyamanan.
Dalam intervensi yang diberikan, intervensi harus diberikan sesuai dengan
prosedur pada penelitian. Sehingga apabila EBN ini dikembangkan perlu
adanya informasi terkait pelaksanaan prosedur intervensi terutama dampak
ketidaknyamanan yang ditimbulkan.
Penerapan hasil penelitian ini pada pasien anak dengan demam memiliki
aplikabilitas yang baik, baik di rumah, di klinik atau rumah sakit. Terapi ini
Asuhan keperawatan ..., Muhammad Khabib Burhanuddin Iqomh, FIK UI, 2016
memiliki banyak manfaat dan minim efek samping. Selain itu, terapi ini
merupakan bentuk aplikasi mandiri seorang perawat dalam menerapkan
asuhan keperawatan berbasis ilmu/EBN. Namun perlu diperhatikan dampak
ketidaknyaman yang muncul pada kelompok intervensi.
10
Asuhan keperawatan ..., Muhammad Khabib Burhanuddin Iqomh, FIK UI, 2016
BAB 4
PELAKSANAN IMPLEMENTASI
Asuhan keperawatan ..., Muhammad Khabib Burhanuddin Iqomh, FIK UI, 2016
4.4. Alur pelaksanaan
Skema 4.1 Alur Pelaksanaan Aplikasi EBN
Populasi berdasarkan referensi
Pasien anak dengan kelompok usia 6 bulan-12 tahun dengan
panas 100 0F-104 0F (37,7 0C-40 0C sebanyak 120 pasien
Pengukuran suhu pada dua kelompok dilakukan pada menit ke: 30, 60, 90
dan 120. Penilaian FLACC dilakukan pada menit ke 90. Waktu pemberian
paracetamol dan pemberian tepid sponge dianggap 0 menit
12
Asuhan keperawatan ..., Muhammad Khabib Burhanuddin Iqomh, FIK UI, 2016
BAB 5
PEMBAHASAN
Asuhan keperawatan ..., Muhammad Khabib Burhanuddin Iqomh, FIK UI, 2016
Penerapan kombinasi tepid water sponging dengan paracetamol pada apsien
yang mengalami demam menunjukkan hasil terjadi penurunan suhu lebih
cepat dibandingkan yang mendapatkan obat paracetamol saja, pada pasien
yang mendapatkan intervensi kombinasi penurunan suhu terjadi pada menit ke
30, sedangkan pada pasien yang mendapat obat paracetamol terjadi penurunan
suhu pada menit ke 60.
Tabel 5.1 menunjukkan bahwa penurunan suhu terjadi pada menit ke 30 dan
ketidaknyamanan berada pada rentang tidak ada ketidaknyamanan dan yang
mengalami ketidaknymanan hanya pada 1 pasien yang berada pada
ketidaknyamanan pada rentang ringan. Penilaian ketidaknyamanan
mnggunakan format FLACC (Face, Leg, Activity, Cry, Consolability).
14
Asuhan keperawatan ..., Muhammad Khabib Burhanuddin Iqomh, FIK UI, 2016
Tabel 5.2. Rekapitulasi Hasil Implementasi EBN Tepid Water Sponging
Pada Kelompok yang Hanya Mendapat Obat Paracetamol
Tabel 5.2 menunjukkan bahwa pada kelompok yang hanya mendapatkan obat
paracetamol, penurunan suhu terjadi pada menit ke 60 dan ketidaknyamanan
berada pada rentang tidak ada ketidaknyamanan dan yang mengalami
ketidaknymanan hanya pada 1 pasien yang berada pada ketidaknyamanan
pada rentang ringan. Penurunan suhu terjadi lebih lambat dibandingkan pada
kelompok yang mendapatkan intervensi.
15
Asuhan keperawatan ..., Muhammad Khabib Burhanuddin Iqomh, FIK UI, 2016
2. Alat untuk pengukur suhu khusus untuk air belum tersedia di ruangan,
residen menggunakan termometer aksila untuk mengukur suhu air yang
digunakan untuk kompres.
16
Asuhan keperawatan ..., Muhammad Khabib Burhanuddin Iqomh, FIK UI, 2016
BAB 6
KESIMPULAN DAN SARAN
6.1. Kesimpulan
1. Kombinasi tepid water sponging dengan obat antipiretik paracetamol lebih
efektif menurunkan suhu dibandingkan hanya mendapat obat parasetamol
saja
2. Tingkat kenyamanan selama pelaksanaan EBN berada pada rentang tidak
ada sampai ringan.
6.2. Saran
1. Kombinasi tepid water sponging dengan obat antipiretik paracetamol dapat
digunakan sebagai salah satu pilihan untuk tatalaksana pasien anak dengan
demam.
2. penyediaan termometer khusus untuk air di ruangan.
Asuhan keperawatan ..., Muhammad Khabib Burhanuddin Iqomh, FIK UI, 2016
DAFTAR PUSTAKA
Alligood, M.R., & Tomey A.M. (2006). Nursing theory: Utilization and
application. Missoury: ELSEVIER.
Asuhan keperawatan ..., Muhammad Khabib Burhanuddin Iqomh, FIK UI, 2016
LEMBAR OBSERVASI PELAKSANAAN TEPID SPONGE DI RUANG
GAMBIR
Diagnosa Medis :
1. Monitor Suhu
Suhu Awal (aksila)
Menit Ke 30 60 90 120
Suhu
Keterangan:
Ringan : < 4
Sedang : 5-6
Berat : 7-10
Asuhan keperawatan ..., Muhammad Khabib Burhanuddin Iqomh, FIK UI, 2016
INOVASI EBN
Chiappini, E., Principi,N., Longhi,R., Tovo, PA., Becherucci, P., Bonsignori, F.,
Esposito,S., Festini, F., Galli, L., Lucchesi, B., Mugelli, A. &
Martino(2009). Manajemen Of fever in Children : S u m m a r y o f t h e
I t a l i a n Pediatric Societ y Guidelines . Clinical therapeutica; 31 (8).
Thomas, S., Vijaykumar, C., Nai, R., Moses, PD and Antonisamy (2009). Comparative
Effectiveness of Tepid Sponging and Antipyretic Drug Versus Only Antipyretic Drug in the
Management of Fever Among Children: A Randomized Controlled Trial. Indian
Pediatric 2009; (46).
Asuhan keperawatan ..., Muhammad Khabib Burhanuddin Iqomh, FIK UI, 2016