Anda di halaman 1dari 8

Laporan Praktikum Ke-1 Hari/Tanggal : Senin, 07 September 2020

Aplikasi Teknologi Nutrisi dan Pakan Nama Asisten :


1. Ima Imaniati, S.Pt
2. Laily Rinda Ardani, S.Pt

CASREA

Suci Eko Pertiwi


D24170056
Kelompok P1

DEPARTEMEN ILMU NUTRISI DAN TEKNOLOGI PAKAN


FAKULTAS PETERNAKAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2020
PENDAHULUAN

Latar Belakang

Bahan pakan di Indonesia terdiri dari berbagai jenis bahan pakan. Namun
kebanyakan bahan pakan pakan Indonesia kekurangan protein dalam
kandungannya. Protein merupakan komponen paling mahal sehingga bahan pakan
dengan harga murah harus didapatkan. Hal tersebut menyebabkan pakan perlu
diberikan suplementasi. Sumber protein yang dapat didapatkan ternak berasa dari
dua sumber. Sumber tersebut yaitu protein pakan dan mikrobial rumen. Solusi lain
yang dapat dilakukan adalah menciptakan teknologi untuk menyiasati pakan
rendah protein tersebut.
Penggunaan suplemen urea sudah banyak digunakan dalam formulasi
ransum ruminansia di Indonesia. Suplementasi urea merupakan sumber protein
kasar yang ekonomis dan dapat meningkatkan efisiensi konversi pakan pada sapi
yang diberi jearmi padi. Namun demikian, dalam penggunaannya harus
memperhatikan persyaratan tertentu agar tidak menimbulkan permasalahan bagi
ternak sapi sepeti keracunan akibat kadar ammonia di dalam rumen yang
meningkat. Kecepatan pelepasan ammonia dari nitrogen bukan protein seperti
urea lebih besar daripada penggunaan ammonia oleh mikroba rumen (Prasetiyono
2008).
Penggunaan urea dalam ransum ternak ruminansia perlu disertai dengan
penggunaan sumber energi terutama sumber karbohidrat yang mudah tersedia di
dalam rumen. Salah satu sumber karbofidrat yang mudah ditemukan di Indonesia
adalah ubi kayu atau biasa disebut singkong. Ubi kayu sebagai sumber pati
mengandung energi yang tinggi tetapi rendah kandungan proteinnya. Menurut
Prasetiyono (1992), proses sinkronisasi penggunaan urea denagn pati ubi jalar
yang terkukus dapat memacu pertumbuhan mikroba rumen. Selain itu teknologi
lain yaitu melalui perlambatan kecepatan pelepasan ammonia didalam rumen asal
urea, yaitu dengan proses pemasakan ubi kayu dan urea melalui ektruksi sehingga
dihasilkan kompleks pati-urea (CASREA). Ekstrusi bahan pati dengan urea
tersebut dapat memperambat laju pelepasan ammonia di rumen (Antonelli 2004).
CASREA dapat digunakan karena memiliki berbagai syarat. Syarat
pertama adalah Laju perombakan ammonia dapat terjadi jika terdapat
keseimbangan protein dan sumber energi. Apabila NPN yang mudah teramoniasi
perlu keseimbangan energi. Syarat kedua, Laju amoniagenesis harus dikurangi
dengan melakukan proteksi urea. Proteksi urea dapat dilakukan dengan cara
kapulasi dan inhibitor enzim. Syarat ketiga, Mikroba dapat memanfaatkan NPN
jika nutrient yang masuk merupakan nutrient baik dan tersedia. Syarat keempat,
Sintesis mikroba dibutuhkan Asam Amino berantai cabang (Leusin, Isoleusin, dan
valin). Syarat kelima, Mikroba tidak bisa mensisntesis rangka karbon sehingga
membutuhkan asam amino. Fermentatif karbohidrat yang terlalu cepat.

Tujuan

Praktikum ini memiliki tujuan yaitu mempelajari cara membuat produk


cassava urea sebagai suplemen protein.
TINJAUAN PUSTAKA

Tepung Tapioka

Tepung tapioka dibuat dari hasil penggilingan ubi kayu yang dibuang
ampasnya.Ubi kayu tergolong polisakarida yang mengandung pati dengan
kandungan amilopektin yang tinggi tetapi lebih rendah daripada ketan yaitu
amilopektin 83 % dan amilosa 17 %, sedangkan buah-buahan termasuk
polisakarida yang mengandungselulosadanpektin. Pengolahan ubi kayu menjadi
tepung tapioka merupakan salah satu langkah strategis & ekonomis bagi
pengembangan ubi kayu menjadi produk olahan. Analisis terhadap akar ubi kayu
yang khas mengidentifikasikan kadar air 70%, pati 24%, serat 2%, protein 1%
serta komponen lain (mineral, lemak, gula) 3%. Tahapan proses yang digunakan
untuk menghasilkan pati tapioka dalam industri adalah pencucian, pengupasan,
pemarutan, ekstraksi, penyaringan halus, separasi, pembasahan, dan pengering
(Mustafa 2015).

Urea

Urea merupakan sumber non-protein nitrogen (NPN) paling sering


digunakan sebagai pengganti pakan protein sejati, karena dapat menekan biaya
pakan ternak (Gonçalves et al., 2015). Sebagian besar urea yang diproduksi,
digunakan pada bidang pertanian sebagai pupuk kimia. Namun, pada
perkembangannya, urea juga digunakan pada bidang peternakan sebagai bahan
pakan tambahan. Urea telah digunakan sebagai bahan pakan tam-bahan pada
ruminansia selama lebih dari 100 tahun. Alasan digunakannya urea dalam ransum
ternak ru-minansia karena mudah diperoleh dengan harga yang murah, namun
demikian, penambahan urea dalam pakan yang dilakukan dengan tidak berhati
hati dapat menimbulkan dampak negatif seperti turunnya palatabilitas pakan,
terganggunya proses fermentasi dalam rumen dan keracunan (Yanuartono 2017).

Daun Singkong

Daun singkong atau ubi kayu (Manihot esculenta,Crantz) mempunyai


potensi untuk dimanfaatkan sebagai komponen pengganti urea dalam pakan
suplemen ini. Daun singkong yang telah dikeringkan (hay) merupakan sumber
protein, dan dapat dimanfaatkan sebagai suplemen pada nutrisi ruminansia
terutama pada sapi perah, sapi pedaging dan kerbau. Adapun pemberiannya dapat
secara langsung sebagai suplemen pakan dan sebagai sumber protein dalam
konsentrat atau sebagai komponen bahan dalam pakan blok memiliki kualitas
tinggi (Wanapat dan Khampa, 2006).
MATERI DAN METODE

Materi

Bahan yang digunakan pada praktkum kali ini yaitu tepung tapioka 60%,
urea 5%, buffer ineral 10%, tepung daun singkong 15%, dan molasses 10%.
Sedangkan alat yang digunakan yaitu timbangan, autoclave, oven dan plastic
tahan panas.

Metode

Langkah awal yang harus dilakuakndalam parktikum Castrea yaitu semua


bahan yang dalam bentuk tepung selain molasses dipersiapkan terlebih dahulu.
Bahan- bahan tersebut kemudian ditimbang sesuai dengan dosis penggunaan.
Setealh semua bahan ditimbang, lalu dilakukan pengadukan. Pengadukan bahan
terdiri dari dua tahap yaitu tahap makro dan tahap mikro. Tahap pengadukan
makro untuk bahan tepung singkong, tepung tapioka dan buffer mineral.
Sedangkan pengadukan mikro untuk bahan urea dan molasses. Setelah bahan-
bahan tercampur rata, kemudian semua bahan dimasukkan kedalam kantong
plastic tahan panas dan dimasukkan ke autoclave selama 15 menit pada suhu 121 O
1 atm. Bahan yang selesai diautoclave, lalu dikeringkan dioven 60 OC dan
digiiling. Bahan yang sudah siap kemudian dikemas dengan rapi.

HASIL DAN PEMBAHASA

Hasil

Penggunaan suplemen urea sudah banyak diformulasikan dalam ransum


ruminansia. Suplementasi urea merupakan sumber protein kasar yang ekonomis
dan dapat meningkatkan efisiensi konversi pakan pada sapi. Pada praktikum,
pembuatan casrea yang dilakukan menggunakan bahan yang sama namun dosis
ureanya berbeda-beda. Hal tersebut bertujuan agar diketahui penggunaan urea
yang baik dan menghasilkan casrea dengan kualitas yang baik pula. Parameter
yang diliat dalam menentukan kualitas casrea, pada praktikum kali in yaitu
tekstur, warna, dan aroma. Berikut adalah hasil pengamatan casrea dengan dosis
urea 2.5% selama 14 hari.
Tabel 1 Hasil pengamatan selama 14 hari dengan perlakuan urea 2.5%
Hari Tekstur Warna Aroma
0 Kasar (granula) Abu-abu Daun singkong kering
1 Halus Abu-abu Daun singkong
2 Halus butiran Abu-abu Daun singkong kering
3 Halus butiran Abu-abu Hijau kering
4 Halus Abu-abu Daun singkong kering
5 Halus Abu-abu Teh Hijau
6 Halus Krem Hijauan kering
7 Halus Abu-abu Daun singkong kering
8 Halus Abu-abu Hijauan kering
9 Halus Abu-abu Hijauan kering
10 Halus Krem Daun singkong kering
11 Halus Abu-abu muda Daun singkong kering
12 Halus Abu-abu muda Daun singkong kering
13 Halus Abu-abu Daun singkong kering
14 Halus Abu-abu agak tua Daun singkong kering

Parameter yang digunakan dalam masing—masing percobaan sama yaitu


teksture, wana dan aroma hanya dosis penggunaan urea yang berbeda. Berikut
pada tabel 2 adalah hasil casrea dengan dosis urea 5%.

Tabel 2 Hasil pengamatan selama 14 hari dengan perlakuan urea 5%


Hari Warna Tekstur Aroma
0 Abu kehijauan Kasar Daun singkong
1 Abu kehijauan Kasar Daun singkong
2 Abu kehijauan Kasar Daun singkong
3 Abu kehijauan Halus Daun singkong
4 Abu kehijauan Halus Daun singkong
5 Abu kehijauan Halus Daun singkong
6 Abu kehijauan Halus Daun singkong
7 Abu kehijauan Halus Daun singkong
8 Abu kehijauan Halus Daun singkong
9 Abu muda Halus Daun singkong
10 Abu muda Halus Daun singkong
11 Abu muda Halus Daun singkong
12 Abu muda Halus Daun singkong
13 Abu muda Halus Daun singkong
14 Abu muda Halus Daun singkong
Pada setiap dosis penggunaan urea akan emnghasilakn perubahan
parameter yang berbeda baik dari tekstur, earna maupun arima. Berikut ini hasil
pengamatan casrea selama 14 hari dengan dosis penggunaan urea 7.5%.

Tabel 3 Hasil pengamatan selama 14 hari dengan perlakuan urea 7.5%


Hari Tekstur Warna Aroma
0 kasar Coklat muda Daun kering
1 kasar Coklat muda Daun kering
2 kasar Coklat muda Daun kering
3 kasar Coklat muda Daun kering
4 Sedikit halus Krem keabuan Daun kering
5 Sedikit halus Krem Daun kering
6 Sedikit halus Krem Daun kering
7 Sedikit halus Krem Daun kering
8 Sedikit halus Krem Daun kering
9 Sedikit halus Krem Daun kering
10 Sedikithalus Krem Daun kering
11 Sedikit halus Krem Daun kering
12 Sedikitkasar Krem Daun kering
13 Sedikit kasar, menggumpal Krem Daun kering
14 Sedikit kasar, menggumpal Krem Daun kering

Pembahasan

Bahan pakan sumber protein pada umumnya relatif sulit pengadaannya


dan mahal, sehingga ketersediaannya menjadi kendala. Perlu terobosan rekayasa
suplemen protein (SPN) dalam upaya mengefisienkan penggunaan bahan pakan
sumber protein dalam ransum yang memiliki daya guna tinggi terhadap ternak
sapi potong. Suplementasi urea sudah sering digunakan sebagai sumber protein
kasar yang ekonomis, dan dapat meningkatkan efisiensi konversi pakan, tetapi
urea cepat melepas N dalam rumen, dan dapat memproduksi amonia pada level
toksik bila dosisnya berlebihan, yang ditandai dengan tremor, salivasi yang
berlebihan, bernapas terengah-engah, kembung, dan tetani. Teknik perlambatan
pelepasan amonia di rumen (slow release of ammonia=SRA) dari hidrolisis urea
dipandang lebih efisien, dan aman, karena dapat mencegah keracunan ammonia.
Ekstrusi bahan sumber pati dengan urea dapat memperlambat laju pelepasan
amonia di rumen (Prasetiyono 2007).
Ubi kayu sebagai sumber pati mengandung energi yang tinggi tetapi
rendah kandungan proteinnya. Selain itu, ubi kayu mengandung karbohidrat non-
struktural lebih tinggi dari pada jagung (Prasetiyono 2007). Ubi kayu sebagai
sumber pati mengandung energi yang tinggi tetapi rendah kandungan proteinnya.
Menurut Prasetiyono (1992), proses sinkronisasi penggunaan urea denagn pati ubi
jalar yang terkukus dapat memacu pertumbuhan mikroba rumen. Namun
demikian, dalam perkembangannya proses pengukusan dalam skala besar
memerlukan sumber energy yang terlalu banyak dan relaif kurag praktis. Selain
itu teknologi lain yaitu melalui perlambatan kecepatan pelepasan ammonia
didalam rumen asal urea, yaitu dengan proses pemasakan ubi kayu dan urea
melalui ektruksi sehingga dihasilkan kompleks pati-urea (CASREA) (Antonelli
2004).
Pada praktikum kali ini, dalam pembuatan casrea bahan yang digunakan
sama saja pada setuap percobaan. Namun yang mebedakan yaitu dosis
penggunaan urea. Pengamatan pada casrea tersebut dilakukan selama 14 hari.
Pada tabel 1 adalah menunjukkan hasil pengamatan casrea dengan dosis urea
2,5%, pada tabel 2 yaitu 5%, dan pada tabel 3 sebanyak 7.5%. Berdasarkan hasil
pengamatan, casrea yang memiliki kualitas baik yaitu yang menggunakan dosis
urea 5%. Hal tersebut dapat dilihat pada tabel 2, dimana hasil pengamatan selama
14 hari menunjukkan warna yang cenderung abu-abu, tekstur halus dan casrea
tetap beraroma daun singkong. Pada tabel 1 dnegan penggunaan dosis urea 2.5%
ditemukan warna casrea krem, terdapat tekstur butiran dan aroma daun singkong
mongering. Demikian juga pada tabel 3 dengan dosis penggunaan 7.5%, dimana
rata-rata berwarna krem, bahakan terdapat tekstur yang menggumpal dan aroma
juga mongering. Hal tersebut sesuai dengan pendapat Prasetiyono (2008), dimana
dalam penggunaan urea harsu hati-hati dan memperhatikan persyaratan tertentu
agar tidak menimbulkan permasalahanbagi ternak misalnya keracunan karena
terlalu tinggi kadar amonia dalam rumen.

SIMPULAN

Suplementasi urea merupakan sumber protein kasar yang ekonomis dan


dapat meningkatkan efisiensi konversi pakan pada sapi yang diberi jearmi padi.
Namun demikian, dalam penggunaannya harus memperhatikan persyaratan
tertentu agar tidak menimbulkan permasalahan bagi ternak. Berdasarkan hasil
praktikum, yang telah melakukan pengamatan casrea selama 14 hari dengan
menggunakan dosis urea 2.5%, 5%, dan 7.5% dapat disimpulkan dosis urea yang
baik untuk menghasilkan casrea berkualitas adalah 5%. Pada dosis urea 5%
warna, tekstur dan aroma menghasilkan hasil yang baik dibandingkan dosis
lainnya.
DAFTAR PUSTAKA

Antonelli AC, Mori CS, Soares PC Kitamura SS and Ortolani EL. 2004.
Experimental ammonia poisoning in cattle fed extruded or prilled urea:
clinical findings. J Vet Res Anim Sci. 41: 67-74.
Gonçalves AP, Moysés do Nascimento CF, Ferreira FA, Rodrigo da Costa G,
Marcelo de Queiroz M, Marino CT, de Abreu Demarchi JJA and
Rodrigues PHM. 2015. Slow-release urea in supplement fed to beef
Steers. Braz. Arch. Biol. Technol. 58 (1): 22-30.
Mustafa A. 2015. Analisis proses pembuatan pati ubi kayu (tapioka) berbasis
neraca massa. Agrointek. 9(2): 127-133.
Prasetiyono BWHE, Suryahadi, Toharmat T dan Syarieft R. 2007. Strategi
suplementasi protein ransum sapi potong berbasis jerami dna dedak padi.
Media Peternakan. 30(3): 207-217.
Prasetiyono BWHE, Suryahadi, Toharmat T dan Syarieft R. 2008. Rekayasa
Casrea berbasis ubi kayu-urea terekstruksi sebagai suplemen protein untuk
perlamabatan pelepasan ammonia dalam rumen in vitro. Animal
Production. 10(1):34-41.
Prasetiyono BWHE. 1992. Pengaruh tingkat penggunaan urea dan waktu
pengukusan ubi jalar terhadap biosintesis protein mikroba rumen. Thesis.
Bogor: Institut Pertanian Bogor, Program Pascasarjana.
Sci. 19:695-698.
Wanapat, M. and S. Khampa. 2006. Effect of cassava hay in high-quality feed
block as anthelmintics in steers grazing on ruzi grass. Asian-Aust. J. Anim.
Yanuartono, Nururrozi A, Indarjulianto S, Purnamaningsih H dan Rahardjo S.
2017. Urea: manfaat pada ruminansia. Jurnal Ilmu-Ilmu Peternakan.
28(1): 10-34.

Anda mungkin juga menyukai