Anda di halaman 1dari 2

OBAT DOPAMINO - ANTIKOLINERGIK

 AMANTADIN
Amantadin adalah antivirus yang digunakan lerhadap influenza Asia. Secara
kebetulan penggunaan amantadin pada seorang pasien inlluenza yang juga
menderita penyakit parkinson memperlihatkan perbaikan gejala neurologik.
Kenyataan ini merupakan titik tolak penggunaan amantadin pada pengobatan
penyakit Parkinson.
Amantadin diduga meningkatkan aktivitas dopaminergik serta menghambat
aktivitas kolinergik di korpus striatum. Sebagai penjelasan telah dikemukakan
bahwa amantadin membebaskan DA dari ujung saral dan menghambat ambilan
presinaptik DA, sehingga memperpanjang waktu paruh DA di sinaps. Berbeda
dengan levodopa, amantadin tidak meningkatkan kadar HVA dalam CSS.
Mekanisme kerjanya belum diketahui dengan pasti. Efektivitasnya sebagai
antiparkinson lebih rendah daripada levodopa tetapi respons lebih cepat (2-5 hari)
dan elek samping lebih rendah.
Efektivitas amantadin tidak dipengaruhi umur, jenis kelamin, lamanya
penyakit, jenis penyakit dan pengobatan terdahulu. Efektivitasnya paling nyata
pada pasien yang kurang baik responsnya terhadap levodopa. Pemberian
amantadin dan levodopa bersama-sama bersilat sinergis.
Pada terapi dengan amantadin tunggal, elektivitasnya tidak bertahan dan hasil
pengobatan menurun setelah 3-6 bulan. Pemberian amantadin dimulai dengan 100
mg sehari. Jika pasien cukup toleran setelah 1 minggu dosis dapat ditambah
menjadi 2 kali 100 mg sehari dan kemudian meniadi 3 kali 100 mg sehari. Tetapi
menurut Schwab dosis lebih dari 200 mg sehari tidak memperlihatkan kenaikan
manfaat terapi yang berarti.
Efek samping amantadin menyerupai gelala intoksikasi atropin. Gejala yang
dapat timbul adalah: disorientasi, depresi, gelisah, insomnia, pusing gangguan
saluran cerna, mulut kering dan dermatilis. Lima persen pasien menderita
gangguan proses berpikir, bingung, lightheadedness, halusinasi dan ansietas.
Gejala ini terjadi pada awal terapi, bersifat ringan dan bersifat reversibel dan
kadang-kadang menghilang walaupun pengobatan diteruskan. Aktivitas yang
membutuhkan kewaspadaan mental sebaiknya dihindarkan sampai kelompok
gejala jelas tidak ada. Livedo retikularis umum terjadi 1 bulan setelah pengobatan
dengan amantadin, tetapi tidak memerlukan penghentian terapi. Terjadinya livedo
retikularis diduga merupakan respons lisiologik' akibat deplesi katekolamin dari
depot ujung saral perifer. Pada beberapa pasien, livedo retikularis disertai dengan
udem pergelangan kaki.
Amantadin harus digunakan dengan hati-hati pada pasien epilepsi, ulkus
peptik, atau pengobatan dengan perangsang SSP, misalnya amletamin. Kombinasi
amantadin dengan levodopa hanya dianjurkan bagi mereka yang tidak dapat
mentoleransi levodopa dalam dosis optimal.

 ANTIDEPRESI TRISIKLIK
lmipramin atau amitriptilin yang digunakan tersendiri efek antiparkinsonnya kecil
sekali, tetapi bila dikombinasi dengan antikolinergik dapat sangat bermanfaat.
Dengan kombinasi ini, selain meningkatkan perbaikan rigiditas dan akinesia,
geiala depresi juga diperbaiki. Untuk terapi penyakit Parkinson, imipramin atau
amitriptilin dapat diberikan 10 sampai 25 mg, empat kali sehari; pemberian ini
dapat diteruskan dengan aman untuk waktu yang lama.

Anda mungkin juga menyukai