Anda di halaman 1dari 13

2.

3 Instrumen yang Digunakan untuk Ekstraksi

2.3.1 Tang dental

Tang dental telah digunakan sejak jaman Yunani dan pertama kali
diilustrasikan oleh Albucasis. Albucasis mendeskripsikan tang berpegangan pendek
yang berpasangan yang pertama kali diaplikasikan pada mahkota gigi untuk
menggoyangkannya dan kemudian tang berpegangan panjang digunakan untuk
menyelesaikan ekstraksi. Cyrus Fay pada tahun 1826 adalah orang pertama yang
mendesktipsikan desain tang yang disesuaikan untuk leher gig dan tidak
menggunakan kekuatan pada mahkota gigi. Tang yang telah didesain secara
anatomis dibuat oleh Sir John Toms dan memiliki kelebihan dibanding tang Fay dan
dari sinilah desain tang modern dikembangkan.

Gambar : Tang dental oleh Sir John Toms (Sumber : Datarkar, Abhay N. 2007.
Exodontia Practice. New Delhi : Jaypee Brothers Medical Publishers)
Tang dental adalah alat yang paling sering digunakan dalam ekstraksi gigi.
Penggunaan alat ini membuat operator dapat menggapai bagian akar gigi dan
meluksasi dari socketnya dengan memberikan tekanan padanya. Tang memiliki paruh
dan pegangan yang dihubungkan oleh engsel. Semakin besar rasio antara panjang
pegangan dan panjang paruh, semakin besar gaya yang diberikan kepada akar.
Panjang pegangan harus sesuai dengan tangan operator. Semakin besar panjang di
antara engsel dan tangan operator, semakin besar pula pergerakan tang dalam tangan,
karenanya energi yang diberikan pada gigi akan berkurang.

Blade tang dipaksa masuk ke dalam ligament periodontal untuk


memisahkannya dari gigi. Karena itu, paruh harus selalu tajam. Blade tang stainless
steel dapat dipertajam dengan lempeng sandpaper yang diaplikasikan ke luar
ujungnya.

Seharusnya bagian dalam permukaan dalam blade harus sesuai dengan


permukaan akar. Dalam praktek ukuran dan bentuk akar bervariasi sehingga tidak
mungkin untuk menentukan tang yang sangat sesuai dengan permukaan akar dan akar
dipegang pada ujung paruh yang menciptakan dua titik kontak. Bila ada titik kontak
tunggal antara gigi dan blad , gigi dapat hancur ketika dipegang. Lebih baik
menggunakan tang dengan blade yang sedikit sempit ketimbang tang dengan blade
yang terlalu lebar.

2.3.1.1 Tang maksila

1. Tang anterior maksila

Tang ini memiliki paruh yang berdekatan dan pegangannya lurus tanpa
lengkungan. Paruhnya simetris dan ditempatkan segaris dengan pegangan. Paruh
lebih pendek dibandingkan pegangan. Tang ini digunakan untuk mengekstraksi gigi
insisivus dan kaninus maksila.
Gambar : Tang anterior maksila (Sumber : Datarkar, Abhay N. 2007. Exodontia
Practice. New Delhi : Jaypee Brothers Medical Publishers)

2. Tang premolar maksila

Tang ini memiliki paruh yang berdekatan satu sama lain dan diletakkan parallel
dengan pegangan. Pegangan memiliki cekungan pada satu sisi dan kecembungan
pada sisi lainnya. Hal ini memberikan pegangan yang lebih baik dan membantu tang
mencapai bagian dalam posterior kavitas oral. Tang ini digunakan untuk mengangkat
gigi premolar maksila dan sangat jarang untuk akar bagian atas.

Gambar : Tang premolar maksila (Sumber : Datarkar, Abhay N. 2007. Exodontia


Practice. New Delhi : Jaypee Brothers Medical Publishers)
3. Tang molar maksila

Tang ini adalah tang berpasangan yang memliki paruh yang asimetris dan
lebih lebar dibandingkan dengan tang anterior. Satu paruh dibuat lancip untuk
mencapai bifurkasi gigi pada sisi bukal dan sisi lainnya menggapai akar palatal.
Menurut posisi dari paruh lancipnya tang diklasifikasi sebagai kanan dan kiri.
Pegangan tang sama dengan tang premolar maksila.

Gambar : Tang molar maksila (kanan dan kiri) (Sumber : Datarkar, Abhay N. 2007.
Exodontia Practice. New Delhi : Jaypee Brothers Medical Publishers)

4. Tang cow horn maksila

Tang berpasangan ini memiliki desain yang sama dengan tang molar maksila
selain mereka memiliki paruh yang berbentuk seperti tanduk sapi. Satu paruh lancip
masuk ke dalam bifurkasi bukal dan paruh lainnya memiliki notch yang memegang
bagian palatal akar. Tang berpasangan ini digunakan untuk sisi kanan dan kiri secara
terpisah. Tang ini digunakan untuk molar maksila yang terkena karies parah.
Kelemahan utama tang ini adalah mereka menghancurkan tulang alveolar ketika
digunakan pada gigi yang berdekatan.
Gambar : Tang cow horn maksila (kanan dan kiri) (Sumber : Datarkar, Abhay N.
2007. Exodontia Practice. New Delhi : Jaypee Brothers Medical Publishers)

5. Tang bayonet maksila

Tang ini didesain untuk mencabut akar maksila. Paruh simetris dan
berdekatan satu sama lainnya. Paruh sempit agar sesuai dengan akar. Pegangan
memiliki angulasi sehingga dapat mencapai bagian paling posterior.
Gambar : Tang bayonet maksila (Sumber : Datarkar, Abhay N. 2007. Exodontia
Practice. New Delhi : Jaypee Brothers Medical Publishers)

6. Tang molar ketiga maksila

Tang ini didesain untuk mencabut gigi molar ketiga maksila. Tang memiliki
paruh yang memegang mahkota molar ketiga dan memiliki pegangan panjang untuk
mencapai bagian paling posterior maksila.
Gambar : Tang molar ketiga (Sumber : Datarkar, Abhay N. 2007. Exodontia Practice.
New Delhi : Jaypee Brothers Medical Publishers)

2.3.1.2 Tang Mandibular

1. Tang anterior mandibula

Tang ini memiliki paruh yang mirip dengan tang insisivus maksila, yaitu
berdekatan satu sama lain. Paruh terletak pada sudut yang tepat pada pegangan. Tang
ini digunakan untuk mengekstraksi gigi insisivus dan kaninus mandibula.

Gambar : Tang anterior mandibula (Sumber : Datarkar, Abhay N. 2007. Exodontia


Practice. New Delhi : Jaypee Brothers Medical Publishers)
2. Tang premolar mandibula

Tang ini memiliki desain yang sama dengan tang anterior mandibula kecuali pada
ruang diantara dua paruh lebih besar dibandingkan dengan tang insisivus untuk
mengakomodasi mahkota premolar yang memiliki diameter lebih besar.

Gambar: Tang premolar mandibula (Sumber : Datarkar, Abhay N. 2007. Exodontia


Practice. New Delhi : Jaypee Brothers Medical Publishers)

3. Tang molar mandibula

Tang ini tidak berpasangan ini memiliki paruh yang lebih lebar. Kedua
paruhnya lancip simetris sehingga ujung tajam lancipnya dapat memegang bagian
bifurkasi kedua permukaan lingual dan bukal. Paruh berada pada sudut kanan
pegangan. Tang ini digunakan untuk mengekstraksi molar mandibula.

Gambar : Tang molar mandibula (Sumber : Datarkar, Abhay N. 2007. Exodontia


Practice. New Delhi : Jaypee Brothers Medical Publishers)
4. Tang cow horn mandibula

Desain tang ini sama dengan tang molar mandibula selain paruhnya lancip dan
berbentuk kerucut. Tang ini digunakan untuk ekstraksi molar mandibula

5. Tang universal

Tang universal memiliki paruh yang mirip dengan tang molar mandibula
kecuali mereka menghadap satu sama lain pada sudut kanan pada pegangannya. Tang
ini didesain untuk mengekstraksi molar ketiga.

Gambar : Tang universal (Sumber : Datarkar, Abhay N. 2007. Exodontia Practice.


New Delhi : Jaypee Brothers Medical Publishers)

3.2.2 Instrumen yang Digunakan untuk Meluksasi Gigi (Elevator)

Elevator adalah alat yang digunakan untuk mengangkat gigi atau akar dari
socket alveolr. Pengangkatan gigi sebelum pengaplikasian tang membuat ekstraksi
yang sulit menjadi mudah. Secara umum semua elevator memiliki pegangan,
sambungan dan blade. Ketiga bagian elevator ini diletakkan dalam satu plane dan
pegangan diletakkan pada sudut kanan.

Elevator menyalurkan gaya pada bermacam-macam prinsip mekanik untuk


mengarahkan gigi atau akar ke dalam path of delivery atau line of withdrawal. Hal ini
mewakilkan arah dimana gigi keluar dari alveolar socket dengan economy of force
dan economy of instrumentation. Keberhasilan penggunaan elevator bergantung pada
convenient path dari pembawaannya.
Elevator yang digunakan dalam praktek dental antara lain straight elevator, apexo
elevator, cross bar elevator dan winters cryer elevator.

Gambar : (A,B) straight elevator, (C) apexo elevator, (D) winters cryer elevator

Gambar : Periosteal elevator

2.3.3 Alat – alat penunjang ekstraksi gigi lainnya

1. Knabel tang

Gambar : blumenthal rongeurs


Ada 2 (dua) bagian :

a. Paruh bulat ( Round nose rongeur ), Untuk membuka dinding socket pada
waktu mengambil sisa akar dan untuk mengambil fragmen gigi.
b. Paruh seperti gunting (Side cutting forcep), untuk membuang
tulang/meratakan tulang pada alveolektomi.
2. Bone file

Bone file digunakan untuk menghaluskan tulang yang tajam. Bone file tidak
dapat digunakan untuk membuang tulang dalam jumlah besar, tetapi hanya dapat
digunakan untuk final-smoothing pada tulang.

Gambar : Double-ended bone file

3. Needle holder

Needle holder dilengkapi dengan locking-handle, dengan paruh yang pendek.


Needle holder digunakan untuk memegang jarum sewaktu penjahitan intraolar.
Permukaan paruhnya yang saling menyilang berfungsi untuk menggenggam jarum
saat penjahitan.
Gambar: needle holder Gambar :
permukaan paruh

4. Jarum

Digunakan untuk menutup (penjahitan) mukosa. Bentuknya yang setengah


lingkaran memungkinkan jarum dapat digunakan pada ruang yang terbatas (kavitas
oral).

Gambar : curved-needle
5. Gunting

Gunting jahit (suture scissor) ini digunakan untuk menggunting benang saat
penjahitan. Gunting jahit yang biasa digunakan adalah tipe Dean, yang memiliki
pegangan sedikit melengkung.

Gambar : Dean scissors

Anda mungkin juga menyukai