Referat - Carsinoma Prostat - Ardhiaa Regita C - 70700119020
Referat - Carsinoma Prostat - Ardhiaa Regita C - 70700119020
Aspek Laboratorium
Carsinoma Prostat
OLEH:
PEMBIMBING:
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur yang sebesar – besarnya penulis panjatkan kehadirat
Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan anugerah-Nya kepada kita semua
bahwa dengan segala keterbatasan yang penulis miliki akhirnya penulis dapat
menyelesaikan penulisan referat dengan judul “Aspek Laboratorium Carsinoma
Prostat” dalam rangka tugas kepaniteraan klinik Departemen Patologi Klinik
Program Pendidikan Profesi Dokter Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan
Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar.
ii
LEMBAR PENGESAHAN
Pada Tanggal……….
Oleh:
Pembimbing Supervisor
Mengetahui,
NIP: 19810621200604200
iii
DAFTAR ISI
JUDUL ........................................................................................................... i
DAFTAR ISI................................................................................................. iv
A. Definisi ........................................................................................ 1
B. Anatomi ........................................................................................ 1
C. Etiologi ........................................................................................ 4
D. Epidemiologi ............................................................................... 6
E. Patogenesis .................................................................................. 7
F. Manifestasi Klinis ........................................................................ 9
A. Anamnesis ................................................................................. 11
B. Pemeriksaan Fisik ..................................................................... 11
iv
DAFTAR GAMBAR
BAB I
PENDAHULUAN
A. Definisi
Kanker prostat merupakan suatu penyakit kanker yang menyerang
kelenjar prostat dengan sel-sel prostat, tumbuh secara abnormal dan tidak
terkendali, sehingga mendesak dan merusak jaringan sekitarnya yang
merupakan keganasan terbanyak diantara sistem urogenitalia pada pria.
Kanker ini sering menyerang pria yang berumur di atas 50 tahun,
diantaranya 30% menyerang pria berusia 70- 80 tahun dan 75% pada usia
lebih dari 80 tahun. Kanker ini jarang menyerang pria berusia di bawah 45
tahun.1
Perkembangan kelenjar prostat dipengaruhi oleh hormon androgen,
termasuk testosteron yang diproduksi oleh testis yaitu dehidroepiandros-
teron. Aksi dari androgen diperantarai oleh produksi growth factor lokal.
Androgen dan Growth Factor mempengaruhi proliferasi, differensiasi dan
fungsi dari sel – sel kelenjar prostat. Faktor – faktor tersebut memelihara
keseimbangan perkembangan kelenjar prostat dan fungsi melalui interaksi
epitel – stroma.1
B. Anatomi2,10
1
Kelenjar Prostat merupakan salah satu kelenjar organ genetalian pria
yang berbentuk konus terbalik yang dilapisi oleh kapsul fibromuskuler,
yang terletak disebelah inferior vesika urinaria, mengelilingi bagian
proksimal uretra (uretra pars prostatika) dan berada disebelah anterior
rektum (Drake et.al. 2007). Bentuknya sebesar buah kemiri yang dan
beratnya 20 gram, tebal ± 2cm , panjangnya ± 3cm dan lebar ± 4 cm pada
bagian depan prostat disokong oleh ligamentum prostatik dan di bagian
belakang oleh diafragma urogenital.
Kelenjar prostat dipengaruhi oleh hormon androgen, termasuk
testosteron yang diproduksi oleh testis yaitu dehidroepiandrosteron.
Fungsi kelenjar prostat mensekresi cairan encer, seperti susu yang
mengandung ion sitrat, kalsium, ion fosfat, enzim pembeku, dan
profibrinolisin. Selama pengisian, simpai kelenjar prostat berkontraksi
sejalan dengan kontraksi ductus defferens sehingga cairan encer seperti
susu yang dikeluarkan oleh kelenjar prostat (saat ejakulasi) menambah
lebih banyak lagi jumlah semen
2
menyebabkan terbentuknya uvula vesicae yang menonjol ke dalam
vesica urinaria bila lobus medius ini membesar akibatnya dapat
terjadi bendungan aliran urin pada waktu buang air kecil.
3
jinak.
5. Kelenjar-Kelenjar Periuretra
Bagian ini terdiri dari duktus-duktus kecil dan susunan sel-sel asinar
abortif tersebar sepanjang segmen uretra proksimal.
C. Etiologi 3
Penyebab kanker prostat dapat disebabkan oleh beberapa faktor.
Secara garis besar etiologi kanker prostat dapat dibagi sebagai berikut:
a) Faktor Genetik
4
c) Faktor Gaya Hidup
5
0
(767 C) membuatnya mudah terbakar, sehingga membentuk asap
kadnium oksida. Kadmium juga merupakan unsur yang terdapat di alam
dan karena sebagian aplikasinya menyebabkan penyebaran luas dalam
lingkungan, maka kadmium mudah tertapar dalam makanan, udara dan
air. Paparan dapat juga terjadi dengan merokok dan mengunyah
tembakau, dll. Beberapa studi epidemiologis adanya peningkatan
insidens kanker prostat dan kanker paru.
d) Faktor Hormonal
Faktor hormonal Testosteron adalah hormon pada pria yang dihasilkan oleh
sel Leydig pada testis yang akan ditukar menjadi bentuk metabolit, berupa
dihidrotestosteron (DHT) di organ prostat oleh enzim 5 - α reduktase.
Beberapa teori menyimpulkan bahwa kanker prostat terjadi karena adanya
peningkatan kadar testosteron pada pria, tetapi hal ini belum dapat
dibuktikan secara ilmiah. Beberapa penelitian menemukan terjadinya
penurunan kadar testosteron pada penderita kanker prostat. Selain itu, juga
ditemukan peningkatan kadar DHT pada penderita prostat, tanpa diikuti
dengan meningkatnya kadar testosteron.
D. Epidemiologi
Di Asia, insiden kanker prostat rata-rata adalah 7,2 per 100.000 pria per-
tahun. Di Indonesia, jumlah penderita kanker prostat di tiga RS pusat
pendidikan (Jakarta, Surabaya dan Bandung) selama 8 tahun terakhir adalah
1.102 pasien dengan rerata usia 67,18 tahun. Stadium penyakit tersering saat
datang berobat adalah stadium lanjut sebesar 59,3% kasus, dan terapi primer
yang terbanyak dipilih adalah orkhiektomi sebesar 31,1 %, obat hormonal
182 (18%), prostatektomi radikal 89 (9%), radioterapi 63 (6%), sisanya
adalah pemantauan aktif, kemoterapi dan kombinasi. Modalitas diagnostik
yang digunakan terutama biopsi 57.9%.11
6
Patogenesis sFungsi prostat serta pertumbuhan dan perkembangan kanker
prostat, sangat bergantung pada pensinyalan reseptor androgen (AR).
Aktivitas AR diatur oleh 2 ligan utamanya, testosteron dan
dihidrotestosteron (DHT). Testosteron diproduksi oleh sel Leydig testis dan
diubah menjadi DHT metabolit yang lebih kuat oleh 5a-reduktase di prostat.
DHT memiliki afinitas pengikatan hampir 10 kali lebih tinggi untuk AR
daripada testosteron dan merupakan androgen utama yang diikat oleh AR.
Pengikatan DHT ke AR mendorong perekrutan protein kinase,
menghasilkan fosforilasi beberapa residu serin. Fosforilasi AR ini memiliki
banyak fungsi, termasuk perlindungan dari degradasi proteolitik, stabilisasi,
dan aktivasi transkripsi. Transaktivasi AR melibatkan beberapa protein
koregulatori yang mampu merespon secara berbeda terhadap perubahan
lingkungan mikro untuk mengatur target gen spesifik yang terlibat
pertumbuhan sel dan kelangsungan hidup. Dalam epitel prostat normal, ada
keseimbangan antara kecepatan proliferasi sel dan kecepatan apoptosis;
Namun, pada kanker prostat keseimbangan ini hilang, yang menyebabkan
pertumbuhan tumor. 5
E. Manifestasi Klinis 6
Penderita kanker prostat selalu menunjukkan gejala lokal seperti retensi
urin (20-25%), nyeri pinggang dan tungkai (20-40%), hematuria (10-15%),
sering miksi (38%), penurunan aliran urin (23%). Akan tetapi 47% pasien
tidak menunjukkan gejala klinis, sehingga pasien mungkin didiagnosa
dengan kanker prostat stadium lanjut tanpa adanya gejala. Selain gejala
lokal, dapat dijumpai gejala-gejala metastasis, seperti penurunan berat
badan, kehilangan nafsu makan, nyeri pada tulang dengan atau tanpa fraktur
patologis, nyeri dan bengkak pada tungkai bawah, gejala uremik dapat
muncul akibat obstruksi uretra dan retroperitoneal.
Tanda-tanda dan gejala kanker prostat umumnya tidak akan muncul
pada saat stadium awal. Gejala seringkali baru muncul apabila sel kanker
sudah berkembang. Berikut beberapa gejala yang umumnya terjadi:
7
• Sering ingin buang air kecil, terutama pada malam hari.
• Kesulitan untuk memulai buang air kecil atau menahan air seni.
• Aliran air seni lemah atau terganggu.
• Perasaan nyeri atau terbakar saat buang air kecil.
• Adanya darah pada air seni atau sperma
• Gangguan seksual lain, seperti sulit ereksi atau nyeri saat ejakulasi.
• Sering nyeri atau kaku pada punggung bawah, pinggul, atau paha atas
BAB II
DIAGNOSIS
B. Pemeriksaan Fisik6,13
Pemeriksaan utama dalam menegakkan Kanker prostat adalah pemeriksaan
colok dubur, PSA serum serta ultrasonografi transrektal/ transabdominal.
Pemeriksaan kadar PSA telah mengubah kriteria diagnosis dari Kanker prostat.
PSA adalah serine-kalikrein protease yang hampir seluruhnya diproduksi oleh
sel epitel prostat. Pada prakteknya PSA adalah organ spesifik namun bukan
kanker spesifik. Maka itu peningkatan kadar PSA juga dijumpai pada BPH,
prostatitis, dan keadaan non-maligna lainnya. Kadar PSA secara tunggal adalah
variabel yang paling bermakna dibandingkan colok dubur atau TRUS. Kadar
11
PSA adalah parameter berkelanjutan semakin tinggi kadarnya, semakin tinggi
pula kecurigaan adanya Kanker prostat. Nilai baku PSA di Indonesia saat ini
yang dipakai adalah 4ng/ml.
12
BAB III
ASPEK PEMERIKSAAN LABORATORIUM
A. Pemeriksaan Laboratorium6,7,8
Prostate Specific Antigen (PSA) adalah protein yang diproduksi terutama
oleh sel-sel di prostat, kelenjar kecil pada pria yang mengelilingi uretra dan
menghasilkan cairan yang membentuk sebagian dari air mani. Sebagian besar
PSA yang diproduksi prostat dilepaskan ke dalam cairan ini, tetapi sejumlah
kecil PSA juga dilepaskan ke dalam darah. PSA ada dalam dua bentuk utama
di dalam darah: kompleks (cPSA, terikat pada protein lain) dan bebas (fPSA,
tidak terikat). Tes PSA yang paling sering digunakan adalah PSA total, yang
mengukur jumlah cPSA dan fPSA dalam darah.
Tes PSA dapat digunakan sebagai penanda tumor untuk menyaring dan
memantau kanker prostat. Tujuan skrining adalah untuk mendeteksi kanker
prostat yang masih terbatas pada prostat. Peningkatan kadar PSA dalam darah
berhubungan dengan kanker prostat, tetapi juga dapat terlihat dengan
peradangan prostat (prostatitis) dan benign prostatic hyperplasia (BPH). Level
PSA cenderung meningkat pada semua pria seiring bertambahnya usia.
13
• Selama pengobatan kanker prostat, kadar PSA seharusnya mulai turun.
Pada akhir pengobatan, kadar darah harus sangat rendah atau tidak
terdeteksi di dalam darah. Jika konsentrasi tidak turun ke tingkat yang
sangat rendah, maka pengobatan tersebut belum sepenuhnya efektif.
Setelah pengobatan, tes PSA dilakukan secara berkala untuk memantau
orang tersebut untuk kekambuhan kanker. Karena peningkatan sekecil apa
pun dapat menjadi signifikan.
14
BAB IV
DIAGNOSIS BANDING
B. Prostatitis
Prostatitis adalah peradangan pada kelenjar prostat yang bisa terjadi tiba-tiba
(akut) atau berkembang secara bertahap dalam waktu yang lama (kronis).
Prostatitis biasanya ditandai dengan nyeri dan kesulitan buang air kecil.
Prostatitis adalah kondisi pada pria yang menyebabkan gangguan dalam
berkemih seperti nyeri, pembesaran kelenjar prostat, dan gangguan dalam
mengeluarkan air kencing. Prostatitis merupakan salah satu masalah urologi
tersering.13
15
DAFTAR PUSTAKA
16
13. Pontari M, Giusto L. New developments in the diagnosis and treatment
of chronic prostatitis/chronic pelvic pain syndrome. Curr. Opin. Urol.
2013
14. Flannery M, Abel E, Chapple C. Benign Prostatic Hyperplasia. BMJ
Best Prac. 2017.
15. Shafei A. Prostate Biopsy. Medscape, 2016.
16. Turek P. Prostatitis Clinical Presentation: History, Physical
Examination, Complications. Medscape, 2018.
17