Anda di halaman 1dari 20

1

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Komunikasi merupakan aktivitas yang tidak terpisahkan dari berbagai

bidang aktivitas yang kita geluti sehari-hari. Termasuk dalam aktifitas politik baik

dalam peran yang kecil atau besar, komunikasi memainkan peranan yang sangat

penting dan dominan bahkan. Komunikasi adalah hubungan antar manusia dalam

rangka mencapai saling pengertian (mutual understanding).

Dengan demikian, komunikasi sebagai proses politik, dapat diartikan

sebagai gejala-gejala yang menyangkut pembentukan kesepakatan. Misalnya

kesepakatan menyangkut bagaimana pembagian sumberdaya kekuasaan atau

bagaimana kesepakatan tersebut dibuat. Tentu saja komunikasi politik bukanlah

sebuah proses yang sederhana, banyak substansi masalah yang memerlukan

pembahasan yang mendalam.

Komunikasi politik berkaitan erat dengan sistem politik yang dianut

sebuah negara. Menurut Gabriel A. Almond, komunikasi merupakan salah satu

masukan yang menentukan bekerjanya semua fungsi dalam sistem politik.

Komunikasi politik diibaratkan sebagai suatu sistem sirkulasi darah dalam

tubuh yang mengalirkan pesan-pesan politik berupa tuntutan, protes, dan

dukungan (aspirasi dan kepentingan) ke jantung (pusat) pemrosesan sistem

politik. Ia berperan menyambungkan semua bagian dari sistem politik sehingga

aspirasi dan kepentingan tersebut dikonversikan menjadi kebijaksanaan. Bila

komunikasi berjalan lancar, wajar, dan sehat, sistem politik akan mencapai tingkat
2

kualitas responsif yang tinggi terhadap perkembangan aspirasi dan masyarakat

sesuai dengan tuntutan zaman.

Dalam setiap realitas kehidupan politik bisa dipastikan akan selalu terjadi

komunikasi politik. Setiap hari, para tokoh pemerintahan/aktor politik

menyampaikan pernyataan baik resmi maupun tidak resmi, pendapat, dan

berbagai komentar yang berkaitan dengan kepentingan masyarakat secara

keseluruhan, sehingga bentuk kehidupan politik seperti rapat, pidato, kampanye,

debat politik, lobi dan negosiasi menjadi suatu keniscayaan. Hal ini merupakan

salah satu bentuk konkret dari kegiatan komunikasi politik di mana elit politik

bertindak selaku komunikator.

Hadirnya komunikasi politik sudah setua hadirnya ilmu politik itu sendiri,

hal itu merupakan penggunaan secara terorganisir terhadap media massa moderen

untuk tujuan politik, terutama dalam praktik kampanye pemilu, yang awalnya

mengarahkan kepada penyelidikan yang sistematis terhadap komunikasi politik

dan telah memberi topik bahasan atas identifikasi kontemporer utamanya.

B. Rumusan Masalah

1. Apa Pengertian Komunikasi Politik?

2. Bagaimana Perkembangan Konsep Komunikasi Politik?

C. Tujuan Penulisan Makalah

1. Mengetahui definisi dari komunikasi politik.

2. Mengetahui perkembangan komunikasi politik.

3. Sebagai Tugas Mata Kuliah Filsafat dan Teori Politik.


3

BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Komunikasi Politik

1. Pengertian Komunikasi

Untuk sampai pada definisi komunikasi politik, maka kita harus

memahami terlebih dulu pengertian komunikasi dan politik secara terpisah.

Komunikasi merupakan aktivitas yang tidak dapat terpisahkan di dalam semua

aspek kehidupan manusia. Sebagai makhluk sosial, manusia selalu melakukan

interaksi dengan manusia lain untuk mencapai sebuah kesepakatan dan saling

pengertian

Bergantung pada titik pandangnya, komunikasi adalah pengalihan

informasi untuk memperoleh tanggapan; pengoordinasian makna antara seseorang

dan khalayak; saling berbagi informasi, gagasan atau sikap; saling berbagi unsur-

unsur perilaku, atau modus kehidupan, melalui perangkat-perangkat aturan;

penyesuaian pikiran, penciptaan perangkat simbol bersama di dalam pikiran para

peserta. Singkatnya, suatu pengertian, suatu peristiwa yang dialami secara

internal, yang murni personal yang dibagi dengan orang lain; atau pengalihan

informasi dari satu orang atau kelompok kepada yang lain, terutama dengan

menggunakan simbol. Komunikasi adalah proses interaksi sosial yang digunakan

orang untuk menyusun makna yang merupakan citra mereka mengenai dunia

(yang berdasarkan itu mereka bertindak) dan untuk bertukar citra itu melalui

simbol-simbol.1
1
Nimmo, Dan. 2005. Komunikasi Politik: Komunikator, Pesan dan Media. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya. Hal : 5-6
4

Akhirnya, arti utama proses yang mendasari definisi kita tentang

komunikasi harus diperhatikan dengan sungguh-sungguh. Proses adalah arus,

perubahan, dan ketidaktetapan dalam hubungan kegiatan terhadap satu sama lain.

Dalam mendalilkan apa saja komunikasi itu, Barlund melukiskan sifat proses itu

sendiri—berkembang, dinamis, sinambung, sirkular, tak dapat diulang, tak dapat

dibalikkan, dan kompleks. Sebagai proses, komunikasi tidak memiliki titik

bertolak, tiada hentinya, ia meliputi interpretasi personal, pertukaran sosial, dan

politik. Ia tidak memiliki penyebab yang mudah dilihat bagi akibatnya yang dapat

diamati.

Berdasarkan pendapat yang dikemukakan di atas, dapat disimpulkan

pengertian komunikasi adalah proses interaksi sosial yang digunakan satu orang

atau suatu kelompok kepada yang lain untuk menyusun makna. Makna yang

disusun merupakan citra mereka dan untuk bertukar citra itu terutama melalui

simbol-simbol.

2. Pengertian Politik

Politik adalah siapa memperoleh apa, kapan, dan bagaimana; pembagian

nilai-nilai oleh yang berwenang; kekuasaan dan pemegang kekuasaan; pengaruh;

tindakan yang diarahkan untuk mempertahankan dan atau memperluas tindakan

lainnya. Dari semua pandangan yang beragam itu ada persesuaian umum bahwa

politik mencakup sesuatu yang dilakukan orang; politik adalah kegiatan.2

Pada umumnya dapat dikatakan bahwa politik adalah bermacam kegiatan

dalam suatu sistem politik (atau negara) yang menyangkut proses menentukan

tujuan tersebut. Pengambilan keputusan (decision making) mengenai apakah yang


2
Ibid hal :6
5

menjadi tujuan dari sistem politik itu menyangkut seleksi antara beberapa

alternatif dan penyusunan skala prioritas tujuan yang dipilih.

Untuk melaksanakan kebijaksanaan itu, perlu dimiliki kekuasaan (power)

dan kewenangan (authority), yang akan dipakai baik untuk membina kerja sama

maupun untuk menyelesaikan konflik yang mungkin timbul dalam proses ini.

Cara yang dipakai dapat bersifat persuasi (meyakinkan) dan jika perlu bersifat

paksaan (coercion). Tanpa unsur paksaan kebijaksanaan ini hanya merupakan

permuasan keinginan (statement of intent) belaka. 3

Berdasarkan pendapat yang dikemukakan di atas, dapat disimpulkan

pengertian politik adalah bermacam kegiatan dalam suatu sistem politik yang

menyangkut proses menentukan tujuan dari sistem politik itu sendiri. Dalam

melaksanakan kebijaksanaan itu diperlukan kekuasaan (power) dan kewenangan

(authority) yang dipakai untuk membina kerja sama maupun untuk menyelesaikan

konflik yang timbul dalam proses ini.

3. Pengertian Komunikasi Politik

Sesuai etimologinya, komunikasi politik (political communication) adalah

komunikasi yang melibatkan pesan-pesan politik dan aktor-aktor politik, atau

berkaitan dengan kekuasaan, pemerintahan, dan kebijakan pemerintah.

3
Ardial. 2010. Komunikasi Politik. Jakarta: PT Indeks. Hal :23-24
6

Komunikasi politik ialah proses penyampaian informasi mengenai politik

dari pemerintah kepada masyarakat dan dari masyarakat kepada pemerintah. 4

Menurut Nimmo5“komunikasi politik yaitu kegiatan komunikasi yang dianggap

komunikasi politik berdasarkan konsekuensi konsekuensinya aktual maupun

potensial yang mengatur perbuatan manusia di dalam kondisi-kondisi konflik”.

Hal serupa juga diungkapkan oleh Meadow, namun Meadow lebih memberi

tekanan bahwa “symbol simbol atau pesan yang disampaikan itu secara signifikan

dibentuk atau memiliki konsekuensi terhadap sistem politik”. Sedangkan menurut

Cangara sendiri “komunikasi politik adalah suatu proses komunikasi yang

memiliki imlikasi atau konsekuensi terhadap aktivitas politik”.

Menurut Gabriel Almond dalam bukunya ”The Politic of the Development

Areas” tahun 1960, komunikasi politik adalah salah satu fungsi yang selalu ada

dalam sistem politik. Komunikasi politik bukan fungsi yang dapat berdiri sendiri

karena komunikasi politik merupakan proses penyampaian pesan yang terjadi

pada saat berjalannya fungsi-fungsi yang lain. Dengan kata lain, komunikasi

politik merupakan salah satu dari sistem komunikasi yang dapat diperjelas melalui

skema kerja komunikasi politik yang berguna untuk menganalisa.6

Komunikasi politik adalah sebuah studi interdisipliner yang dibangun

diatas berbagai macam disiplin ilmu, terutama dalam hubungannya antara proses

komunikasi dan proses politik. Menurut Lucian Pye, antara komunikasi dan

politik memiliki hubungan yang erat dan istimewa karena berada dalam kawasan

4
Surbakti, Ramlan. 2007. Memahami Ilmu Politik. Jakarta: PT Grasindo hal : 152
5
Ibid Nimmo Hal :9
6
Napitupulu, Erick Wensik Berman. 2013. Strategi Komunikasi Politik Dan Pemenangan Pemilu.
Medan : USU Hal 5
7

(domain) politik dengan menempatkan komunikasi pada posisi yang sangat

fundamental. Tanpa adanya suatu jaringan (komunikasi) yang mampu

memperbesar (enlarging) dan melipatgandakan (magnifying) ucapan-ucapan dan

pilihan-pilihan individual, tidak akan ada namanya politik.

Komunikasi politik adalah proses di mana informasi politik yang relevan

diteruskan dari satu bagian sistem politik kepada bagian lainnya, dan di antara

sistem-sistem sosial dengan sistem-sistem politik. Kejadian tersebut merupakan

proses yang berkesinambungan, melibatkan pula pertukaran informasi di antara

individu-individu dengan kelompok-kelompoknya pada semua tingkatan

masyarakat. Lagi pula tidak hanya mencakup penampilan pandangan-pandangan

serta harapan-harapan para anggota masyarakat, tetapi juga merupakan sarana

dengan mana pandangan dan asal-usul serta anjuran-anjuran pejabat yang

berkuasa diteruskan kepada anggota-anggota masyarakat selanjutnya juga

melibatkan reaksi-reaksi anggota-anggota masyarakat terhadap pandangan-

pandangan dan janji serta saran-saran para penguasa. Maka komunikasi politik itu

memainkan peranan yang penting sekali di dalam sistem politik: komunikasi

politik ini menentukan elemen dinamis, dan menjadi bagian menentukan dari

sosialisasi politik, partisipasi politik, dan pengrekrutan politik.7

Komunikasi politik menurut Nimmo sebagai kegiatan orang secara

kolektif yang mengatur perbuatan mereka di dalam konflik sosial. Lebih lanjut,

berbagai perbedaan seperti jasmani, cita-cita, perilaku dan sebagainya dalam

masyarakat, jika masyarakat tersebut menganggap serius maka akan dituntut

7
Rush, Michael dan Phillip Althoff. 2008. Pengantar Sosiologi Politik. Jakarta: PT Raja Grafindo.
Hal : 24
8

perhatian mereka terkait masalah itu dan menyelesaikannya dengan bersama. Hal

itu merupakan kegiatan politik.8

Komunikasi yang terjadi antar kelompok maupun antara satu pihak

dengan pihak lain dalam kepentingan salah satu kelompok atau kepentingan

bersama menandakan bahwa hubungan tersebut merupakan jalinan komunikasi

politik. Sebab, dalam pengertian sederhana politik berarti upaya mempengaruhi

untuk memperoleh sesuatu yang dikehendaki.

Berdasarkan pendapat yang dikemukakan di atas, dapat disimpulkan

pengertian komunikasi politik adalah proses penyampaian informasi politik yang

relevan dari satu bagian sistem politik kepada bagian lainnya, dan di antara

sistem-sistem sosial dengan sistem-sistem politik. Dalam hal ini komunikasi

politik merupakan proses yang berkesinambungan, dan melibatkan pula

pertukaran informasi di antara individu-individu dengan kelompok-kelompoknya

pada semua tingkatan masyarakat.

B. Unsur-Unsur Komunikasi Politik

Seperti unsur-unsur komunikasi pada umumnya, komunikasi politik juga

terdiri dari beberapa unsur yaitu: komunikator politik, komunikan, isi (pesan)

komunikasi, media komunikasi, tujuan komunikasi, efek, dan sumber

komunikasi.9

1. Komunikator politik
8
Ibid Nimmo Hal: 108
9
Rudy, Teuku May. 2005. Komunikasi dan Humas Internasional. Bandung: Refika Aditama,
Hal: 3.
9

Komunikator politik berarti individu-individu yang berada dalam suatu

institusi, asosiasi, partai politik, lembaga pengelola media massa serta tokoh

masyarakat. Komunikator politik dapat pula berupa negara, badan-badan

internasional dan mereka yang mendapat tugas atas nama negara.

Komunikator politik merupakan bagian integral dalam berlangsungnya

proses komunikasi. Komunikator politik yang memberi warna dominan terhadap

proses komunikasi yaitu komunikator yang menduduki stuktur kekuasaan, karena

mereka yang mengelola dan mengendalikan transformasi pesan-pesan komunikasi

dan mereka yang menentukan kebijakan suatu negara. Oleh sebab itu,

komunikator politik harus memiliki beberapa syarat agat tercapai sasaran

komunikasi sebagaimana yang diharapkan, diantaranya yaitu:

a. Memiliki nuansa yang luas tentang berbagai aspek dan masalah

kenegaraan.

b. Memiliki komitmen moral terhadap sistem nilai yang sedang

berlangsung.

c. Berorientasi kepada kepentingan negara.

d. Memiliki kedewasaan emosi

e. Jauh dari sikap hipokrit.

Komunikator politik yang berada dalam struktur kekuasaan disebut juga

sebagai elit berkuasa. Sedangkan elit yang tidak duduk pada struktur kekuasaan

disebut elit masyarakat yaitu elit yang paling besar jumlahnya, karena elit ini

berada dalam berbagai asosiasi kemasyarakatan yang berhubungan dengan

seluruh aspek kehidupan.


10

2. Komunikan

Komunikan adalah seseorang atau sekelompok orang sebagai subjek yang

dituju oleh komunikator, yang menerima pesan-pesan berupa lambang-lambang

yang mengandung arti atau makna.

3. Isi (pesan) komunikasi

Isi komunikasi merupakan produk penguasa setelah melalui proses

encoding atau setelah diformulasikan ke dalam simbol-simbol sesuai lingkup

kekuasaan. Pada dasarnya isi komunikasi terdiri dari:

a. Seperangkat norma yang mengatur lalu lintas transformasi pesan.

b. Panduan dan nilai idealis yang tertuju kepada upaya

mempertahankan dan melestarikan sistem nilai yang sedang

berlangsung.

c. Sejumlah metode dancara pendekatan untuk mewujudkan sifat-

sifat integratif bagi penghuni sistem.

d. Karakteristik yang menunjukkan identitas negara

e. Motivasi sebagai dorongan dasar yang memicu pada upaya

meningkatkan kualitas bangsa.

Dari ungkapan diatas memberi informasi bahwa komunikasi di dalam

prosesnya berada pada struktur formal. Pesan-pesan mengalir menurut jenjang

struktur kekuasaan sampai kepada sasaran.

4. Media komunikasi

Media komunikasi menjadi pusat perhatian penguasa sebagai alat untuk

mendapat legitimasi rakyat di dalam melakukan kebijaksanaan dan sekaligus


11

memperkuat kedudukan penguasa melalui pesan-pesan komunikasi yang telah

direpresentasikan ke dalam simbol-simbol kekuasaan.

5. Tujuan komunikasi

Tujuan komunikasi dalam komunikasi politik selalu berhimpit, bahkan

melembaga dengan tujuan negara untuk mencapai tujuan tersebut. Sifat dan

bentuk tujuan yang hendak dicapai akan sangat bergantung kepada sistem politik

yang mendasarinya. Hal ini akan tampak jelas dari ideal normatif negara yang

tetuang dalam ketentuan normati masing-masing sistem.

6. Efek komunikasi

Efek adalah hasil dari penerimaan pesan atau informasi yang disampaikan

kepada komunikan, pengaruh atau kesan yang timbul dari komunikan setelah

menerima pesan tersebut. efek dapat berlanjut dengan pemberian respon atau

tanggapan yang sering disebut umpan balik atau feedback. Feedback adalah arus

balik yang beupa tanggapan dari komunikan dalam rangka proses komunikasi

yang bertujuan saling pengertian atau memperoleh pemahaman bersama.

7. Sumber komunikasi politik

Sumber sangat menentukan kualitas dan kredibilitas komunikasi. Sumber

diartikan sebagai asal keluarnya, diperoleh atau munculnya isu, informasi yang

dapat dijadikan materi pesan komunikasi. Sumber dapat berasal dari individu

karena adanya ide yang sangat berharga atau dapat pula berasal dari kalangan elit

politik serta dapat pula berasal dari suatu paham.10

Dari unsur-unsur tersebut, keberhasilan proses komunikasi pada akhirnya

bermuara pada kemampuan komunikator dalam memotivasi komunikan untuk


10
Ibid
12

berbuat sesuatu sesuai kebijaksaannya yang telah ditetapkan komunikasi elit

berkuasa.

C. Tujuan Komunikasi Politik

Tujuan komunikasi politik sangat terkait dengan pesan politik yang

disampaikan komunikator politik. Sesuai dengan tujuan komunikasi, maka tujuan

komunikasi politik itu adakalanya sekedar menyampaikan informasi politik,

membentuk citra politik, membentuk opini publik, dan dapat pula menangani

pendapat atau tuduhan lawan politik.11

1. Citra Politik

Dalam Kamus Ilmiah Populer, citra diartikan sebagai gambar, rupa, atau

bentuk. Dalam bahasa inggris kata ini juga sering dipadankan dengan kata image.

Dalam pengertian lain, citra merupakan serangkaian pengetahuan dan pengalaman

serta perasaan maupun penilaian yang diorganisasikan ke dalam sistem kognisi

manusia, pengetahuan pribadi yang diyakini kebenarannya

Jadi citra politik dapat dipahami sebagai gambaran seseorang terkait

dengan politik. Citra politik berkaitan dengan pembentukan pendapat. umum

karena pada dasarnya pendapat umum politik terwujud sebagai konsekuensi dari

kognisi komunikasi politik umum karena pada dasarnya pendapat umum politik

terwujud sebagai konsekuensi dari kognisi komunikasi politik.

Dengan penjelasan tersebut, citra politik dapat dirumuskan sebagai

gambaran tentang politik yang memiliki makna kendatipun tidak selamanya sesuai

dengan realitas politik yang sebenarnya.


11
Ardial. 2010. Komunikasi Politik. Jakarta: PT. Indeks Permata Puri Media Hal: 44.
13

Nimmo menjelaskan citra seseorang yang terkait dengan politik yang

terjalin melalui pikiran jernih dan hati yang murni akan member kepuasan

baginya, dan memiliki setidaknya tiga kegunaan. Pertama, memberi pemahaman

tentang peristiwa politik tertentu. Kedua, kesukaan dan tidaknya kepada citra

seseorang tentang politik menyajikan dasar untuk menilai objek politik. Ketiga,

citra diri seseorang memberikan cara menghubungkan dirinya pada orang lain. 12

Citra politik seseorang akan membantu dalam pemahaman, penilaian, dan

pengidentifikasian peristiwa, gagasan, tujuan, atau pemimpin politik.

2. Opini Publik

Selain citra politik, komunikasi politik juga bertujuan membentuk dan

membina opini publik serta mendorong partisipasi politik. Konsep opini publik

bertitik tolak dari asasi yang ada pada diri manusia, yaitu hak kebebasan

mengeluarkan pendapat, menyatakan kehendak, ide, atau gagasan.

Pengertian dari opini publik belum mencapai kesepakatan sampai saat ini.

Tetapi dari pengertian beberapa tokoh dapat menjelaskan makna dan pengertian

opini publik (umum), diantaranya:

a. Pendapat umum adalah pendapat, sikap perasaan, pendirian, dan

harapan rata individu kelompok dalam masyarakat tentang suatu

hal yang berhubungan dengan kepentingan umum atau persoalan

sosial.

b. Pendapat umum yaitu hasil interaksi, diskusi, atau penilaian sosial

antar individu tersebut yang berdasarkan pertukaran pikiran yang

rasional dan dinyatakan dengan lisan maupun dengan tulisan.


12
Ibid Nimmo Hal : 7
14

c. Isu atau maslah yang didiskusikan itu adalah hasil dari apa yang

dilontarkan oleh media massa.

d. Pendapat umum hanya dapat berkembang pada negara yang

memakai sistemdemorasi. Negara membeerikan keleluasan kepada

warganya untuk berpendapat di depan umum tentang masalah

negara, sosial, atau lainnya.13

D. Perkembangan Komunikasi Politik

Pencapaian konsensus mengenai komunikasi politik sebagai suatu bidang

studi terbagi dalam beberapa periode sejarah. Komunikasi politik menjadi sebuah

disiplin ilmu sejak dibentuknya bidang komunikasi plitik oleh International

Communication Association (ICA) dan American Political Science Association

(ASPA) di awal tahun 70an. Karya tentang komunikasi politik sudah ada sejak

zaman Aristoteles pada tahun 350 SM. Studi komunikasi mulai marak sejak

Perang Dunia I.14

1. Priode Klasik

Periode ini berlangsung dan berakhir pada tahun 1940-an. Pada periode ini

hal utama yang menjadi bidang kajian adalah komunikasi politik yang berfokus

pada kajian retorika. Istilah “komunikasi massa” yang sekarang ini kita kenal,

pada periode ini dikenal dengan istilah “public opinion and propaganda”.

Retorika pada periode ini dinilai sebagai bidang kajian yang paling

spektakuler. Tujuan retorika ini adalah untuk mempengaruhi masyarakat dalam


13
Ibid
14
https://www.academia.edu/12080420/PERKEMBANGAN_KOMUNIKASI_POLITIK Di kutip
pada Tanggal 28 Maret 2016
15

bidang politik. Bidang kajian yang difokuskan pada retorika ini targetnya untuk

menciptakan “pendapat umum”. Pada jaman Romawi, pendapat umum (public

opinion) digunakan untuk membuat kebijakan, dan berpijak dari itu juga dalam

periode ini public opinion juga sangat berpengaruh dalam pembuatan kebijakan

publik. Berfokus pada kajian reotika ini membuat periode ini sering dijuluki “Ratu

Dunia” yang bersumber dari pendapat umum.

Hal ini juga sudah tercermin dalam politik di Indonesia, dimana dalam

prakteknya masih kurang transparan. Misalnya saja ketika ingin dibuat dan

disahkannya kebijakan mengenai kenaikan BBM. Pemerintah dalam menentukan

kebijakan tersebut akan dilaksanakan atau tidak bergantung pada pendapat umum

masyarakat (public opinion). Dalam kebijakan mengenai kenaikan BBM tersebut

sempat dibatalakan karena adanya aksi protes dari masyarakat yang merupakan

salah satu cara mereka menyampaikan pendapat umum mereka.

Kenyataan yang terjadi, era sekarang ini masyarakat dalam menyampaikan

public opinion menggunakan jalan yang salah. Sehingga justru akan menyebabkan

kerusuhan yang merugikan banyak pihak baik materi maupun psikis.

2. Periode Sekitar Perang Dunia I dan II

Fase kedua dalam sejarah perkembangan Komunikasi Politik adalah

periode yang berlangsung pada kurun waktu sesudah seperempat pertama abad

ke-20 sampai dekade tahun 1950-an. Perkembangan Komunikasi Politik periode

ini dibarengi dengan terjadinya Perang Dunia I dan Perang Dunia II. Pihak-pihak

antara poros Jerman dan Sekutu Amerika Serikat saling melemparkan propaganda

dan perang urat syaraf (psywar).


16

Perang Dunia I terjadi antara kurun waktu tahun 1914 sampai 1918, dan

Perang Dunia II terjadi sekitar tahun 1939 sampai 1945. Kajian Komunikasi

Politik dalam perkembangan sekitar terjadinya Perang Dunia II banyak membahas

mengenai propaganda dan perang urat syaraf, dimana akan ditekankan pada

perilaku memilih dan pengaruh media massa terhadap keputusan memilih.

Kajian komunikasi politik pada awalnya berakar pada Ilmu Politik,

meskipun penamaan lebih banyak dikenal dengan Propaganda. Hal ini dimulai

pada tahun 1922 dengan penelitian dari Ferdinand Tonnies dan Walter

Lippmanyang meneliti tentang opini publik pada masyarakat, kemudian

dilanjutkan oleh Bagehot, Maine, Byrce, dan Graha Wallas di Inggris yang

menelaah peranan pers dan pembentukan opini publik. Ketika Harold D Lasswell

menulis disertasi Doktor tentang Propaganda Technique in the World War (1927).

Praktek propaganda berkembang terutama menjelang perang dunia ke II ketika

Nazi Jerman berhasil melakukan ekspansi dengan sukses.

Propaganda sendiri diartikan sebagai manajemen pengendalian simbol-

simbol verbal cenderung tidak atau kurang baik. Hal ini juga serupa dengan

pendapat Lasswell dengan tulisannya “Propaganda technique in The Word War”

menjelaskan propaganda didefinisikan sebagai “penggunaan simbol-simbol untuk

mempengaruhi perilaku kontroversial”, propaganda sama dengan manipulasi

perasaan manusia yang diperlukan baik pada masa perang maupun damai,

propaganda merupakan salah satu instrumen dari empat pada “instrumen utama

kebijakan dalam perang dan damai”,tiga instrumen lainnya adalah diplomasi,

senjata dan ekonomi.


17

Laswell memiliki ketertarikan pada kajian propaganda, pembentukan opini

public, peran pemimpin politik dan analisis isi media. Berdasarkan ketertarikan

Laswell dan fokusnya pada kajian komunikasi politik kemudia dia dijadikan

sebagai salah satu bapak pendiri Ilmu Komunikasi Politik.

3. Periode Pasca Perang Dunia I dan Perang Dunia II

Dekade pasca ini berlangsung pada pertengahan dekade tahun 1950-an

hingga awal 1970-an. Awal mula periode ini ditandai dengan adanya temuan riset

bahwa media massa punya pengaruh terbatas (limited effect) terhadap sikap,

keputusan dan perilaku. Beberapa ilmuan yang melakukan riset pada bidang

kajian ini misalnya Paul Lazarfeld, Robert K Merton, Jopseph Keppler.

Para periset melakukan identifikasi adanya pengaruh komunikasi

antarpribadi dalam pembentukan opini tentang pemilihan umum. Dapat dikatakan

bahwa dalam periode ini studi komunikasi politik lebih berorientasi pada efek

media, yang pada umumnya jangka pendek terhadap variable-variabel politik

seperti: identifikasi individu terhadap partai politik, penilaian terhadap kandidat,

politik dan perilaku memilih.

Wilbur Schram adalah tokoh penting dalam proses menjadikan ilmu

komunikasi sebagai satu bidang ilmu dari ilmu sosial. Schram memberikan peran

dalam menngembangkan studi komunikasi sehingga studi tentang komunikasi

menyebar di berbagai universitas di Amerika, dan memunculkan tokoh-tokoh

seperti Paul J. Deutschman, Wayne Danielson, dan Steven H. Chaffe.15

15
(http://marhaifa.wordpress.com/2009/03/14/ilmu-komunikasi-politik/) di kutip tanggal 28 Maret
2016
18

Sejak tahun 1960an, peran komunikasi massa dalam komunikasi politik

semakin dominan seiring dengan perkembangan pengaruh televise. Hal ini sedikit

berbeda dengan era Laswwel yang dipertegas dengan pendapatnya Laswell (1958)

bahwa media komunikasi massa yang masih dominan adalah media cetak seperti

surat kabar, majalah, poster, serta media radio.

4. Periode Sesudah Kwartil Ketiga Abad ke-20

Periode keempat ini komunikasi politik berkembang sebagai sub disiplin

ilmu, atau bisa disebut interdisipliner. Hal ini juga serupa dengan pendapat Ryfe

bahwa teori komunikasi politik pada awalnya dibangun oleh tiga disiplin ilmu,

yaitu psikologi sosial, komunikasi massa. Diantara ketiga disiplim ilmu tersebut

psikologi yang paling berpengaruh.

Penelitian-penelitian awal tentang komunikasi politik dipengaruhi oleh

psikologi sosial, Lasswell (1927) dengan studi propaganda politik hingga Handley

Cantril & Gordon Allport’s (1935) dengan studi persuasi, Walter Lippman (1922)

tentang opini publik.

Komunikasi politik bukan merupakan bidang ilmu yang berdiri sendiri,

Dan Nimmo (1981) menegaskan bahwa “political communication as a field of

inquiry is cross disciplinary“. Melihat asala kata dan pendapat Nimmo sudah jelas

bahwa setidaknya komunikasi politik terdiri dari dua bidang ilmu, yaitu ilmu

politik dan ilmu komunikasi. Secara lebih luas dapat komunikasi politik

didasarkan dari beberapa disiplin ilmu lain. Komunikasi politik sebagai ilmu tidak

memiliki batasan ilmu yang baku dari berbagai disiplin ilmu lainnya.
19

Sejalan dengan komunikasi politik sebagai ilmu yang interdispliner,

kemudian muncul ragam pendekatan teoritik seperti agenda setting, framing,

feminism, ekonomi, politik dan kritis.

 Agenda setting : digunakan untuk mengangkat isu-isu. Contohnya: Politik

yang menjadi agenda media dan agenda masyarakat

 Framing: digunakan untuk menyoroti isu. Contoh: menyoroti calon

gubernur yang tidak terkenal

 Kritis : berawal dari teori Marx, media perpanjang tangan kapitalisme dan

hal ini lebih menuju ke sosialis.

5. Periode Sekarang (Awal Abad 21)

Realitas komunikasi politik dalam periode ini semakin diteliti. Misalnya

bukan hanya sebatas pada persoalan pemilu pendapat umum, konflik, dll. Namun

juga diteliti terkait soal demokrasi, budaya pop, gender, etnisitas,

multikulturalisme dan globalisasi.

Pada Abad 21 politik mulai dilihat sebagai persaingan untuk

memperoleh sumber daya yang terbatas. Bentley (1908/1967) berpandangan

bahawa esensi politik adalah tindakan kelompok. Bentley membedakan kelompok

berdasarkan kepentingannya, dan melihat bagaimana interkasi antar kelompok-

kelompok tersebut. Ini dikenal juga dengan model pluralis. Selain Bentley ada
20

David Truman (1951/1962) dan Robert Dahl (1956). Hal ini terkait dengan studi

tentang pemilu dan kampanye.

Periode ini ditandai dengan semakin atraktifnya kajian soal pemasaran

politik. Dalam periode ini juga menhasilkan beberapa karya. Jame Curan (2002)

Media and Power, mengupas soal keterkaitan demokrasi, perubahan sosial,

tuntutan reformasi media terutama tv dan keterkaitan media massa dan demokrasi.

Anda mungkin juga menyukai