Anda di halaman 1dari 1

Ketika dulu saya masih duduk di kelas XII SMA kelas kami menginginkan pembuatan buku tahunan

sekolah sebagai kenang-kenangan, mereka sepakat membuat panitia tersendiri tanpa melibatkan guru.
Sepakat iuran pembuatan buku tahunan Rp 150.000,- per siswa. Pemotretan telah dilakukan oleh pihak
pemborong buku dan pembayaran uang muka buku telah dibayarakan lunas. Namun seiring perjalanan
waktu uang yang terkumpul di bendahara yang sudah di beri keprcayaan olih temen-temennya malah
digunakan oleh bendahara dengan alasan dipinjam oleh orang tuanya untuk keperluan keluarga. Alhasil
uang tersebut sampai hari H perpisahan siswa tidak kunjung dikembalikan dan gagallah pembuatan
buku tahunan. Tentu saja ini menimbulkan kericuhan dan kekecewaan teman-teman kelas kami

Siswa yang diberi tanggung jawab memegang uang teman-temannya kadang-kadang tidak amanah.
Uang dikorupsi untuk keperluan pribadi. Bendahara kelas korupsi uang kas kelas untuk keperluan
pribadi, karena tidak tahan menahan godaan dalam memegang uang. Uang dibelikan Samrtphone, buat
nraktir teman-teman dan keperluan lain menurut seleranya dan kelas kami pun sangat kecewa melihat
teman kami yang sudah di beri tanggung jawab sebagai bendahara malah tidak bertanggung jawab jadi
bendahara yang bener dan saat itu saya sebagai teman kelasnya waktu itu saya cuma menasehati

"Kamu diserahi tugas sebagai bendahara kelas. Salah satu tugasmu menerima dan mencatat uang kas
milik teman-teman sekelas.Uang yang sebenarnya berjumlah Rp 5.250 kamu tulis di dalam buku catatan
hanya Rp 3.250 . Sisanya untuk beli hp kmu . Ini disebut juga korupsi, karena kamu memakai uang yang
bukan hakmu, menipu, dan menyalahgunakan jabatan sebagai bendahara kelas. Dan sebaiknya kamu
bertangung jawab apa yang kamu perbuat pada temen-temen kelas kamu"

Anda mungkin juga menyukai