Jurnal 4
Jurnal 4
Abstract
Some young girls had dismenore when they got menstruation. Dismenore is sharply
menstruation , it is cramp and concentrate under the stomach during menstruation,
sometimes in serious condition which disturbed the activity. The level of dismenore is
influanced by calcium intake and physical exercise. Calcium is an essence needed in
muscle activity, include for reproduction. If muscle less calcium, it can not relax after
contraction, and the muscle become cramp. Physical exercise can produce endorphin
(remover sickness body) so that the pain disappear. This research aimed to know the
relationship between calcium intake and physical exercise with dismenore case of the
eleventh grade students of SMA Negeri 2 Palu. Kind of this research was Cross Sectional
research. The sample was 65 sample taken from Proportional Random Sampling
technique. The data was analyzed by using Chisquare test 95% (ρ<0,05). The result of the
data showed that there was a relationship between calcium intake with dismenore case
(ρ=0,000). There was a relationship between physical exercise with dismenore case
(ρ=0,006). For young girls, expected to give more attention for dialy nutrient intake to
fulfill the essence for their body.
Abstrak
Tidak sedikit remaja putri mengalami Dismenore ketika haid. Dismenore merupakan nyeri haid
yang biasanya bersifat kram dan berpusat pada perut bagian bawah yang terasa selama menstruasi,
terkadang sampai parah sehingga mengganggu aktivitas Derajat dismenore dipengaruhi oleh
asupan kalsium dan aktivitas olahraga. Kalsium merupakan zat yang diperlukan untuk kontraksi
otot, termasuk otot pada organ reproduksi. Bila otot kekurangan kalsium, maka otot tidak dapat
mengendur setelah kontraksi, sehingga otot menjadi kram. Latihan olahraga mampu meningkatkan
produksi endorphin (penghilang rasa sakit alami tubuh) sehingga menghilangkan nyeri ketika haid.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan asupan kalsium dan aktivitas olahraga dengan
kejadian dismenore pada siswi kelas XI di SMA Negeri 2 Palu. Jenis penelitian yang digunakan
adalah penelitian cross sectional. Jumlah sampel yang digunakan yaitu 65 sampel yang diambil
dengan menggunakan teknik proportional random sampling. Data dianalisis dengan menggunakan
uji Chisquare pada taraf kepercayaan 95% (p<0,05). Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada
hubungan antara asupan kalsium dengan kejadian dismenore (ρ=0,000), ada hubungan antara
aktivitas olahraga dengan kejadian dismenore (ρ=0,006). Bagi remaja putri diharapkan agar lebih
memperhatikan nilai gizi pada makanan yang dikonsumsi sehari-hari agar zat gizi yang dibutuhkan
oleh tubuh dapat terpenuhi.
sekolah pasca Ujian Nasional. Besar penelitian ini berupa jumlah siswi kelas
sampel dalam penelitian ini yaitu XI serta gambaran umum SMA Negeri 2
berjumlah 65 sampel. Palu.
Pengambilan sampel pada penelitian Analisis data dilakukan dengan dua
menggunakan teknikproportional random tahapan yaitu analisis univariat dan
sampling,yaitu pengambilan sampel analisis bivariat.Analisis univariat
secara proporsi dilakukan dengan digunakan untuk mendeskripsikan
mangambil subjek dari setiap strata karakteristik dari variabel independen dan
ditemukan seimbang dengan banyaknya dependen. Keseluruhan data yang ada
subjek dalam masing-masing strata dalam kuesioner diolah dan disajikan
(Notoatmodjo, 2010). dalam bentuk tabel distribusi frekuensi.
Analisis bivariat digunakan untuk melihat
Data primer diperoleh dari hasil
hubungan antara variabel independen dan
wawancara dan observasi langsung pada
variabel dependen dengan menggunakan
siswi SMA Negeri 2 Palu kelas XI dengan
analisis uji chi squaredengan derajat
menggunakan lembar kuisioner,
kemaknaan 0,05. Bila nilai p value ≤ α
lembarfood recall 2 x24 jam dan observasi
(0,05) berarti hasil perhitungan statistik
yang telah dipersiapkan sebelumnya. Data
bermakna (signifikan), dan apabila nilai p
primer dalam penelitian ini berupa
value > α (0,05) berarti hasil perhitungan
gambaran jumlah asupan kalsium,
statistik tidak bermakna (tidak signifikan).
aktivitas olahraga, dan
Analisis data dilakukan dengan
statusdismenoreresponden. Data-data
menggunakan program komputer,untuk
sekunder diperoleh dari penelusuran
mengetahui hubunganantara asupan
literatur yang erat kaitannya dengan
kalsium dan aktivitas olahraga dengan
penelitian ini dan data-data yang berasal
kejadian dismenore siswi SMA Negeri 2
dari sekolah. Data sekunder pada
Palu.
HASIL
Tabel 1. Rangkuman Hasil Analisis Hubungan Asupan Kalsium dan Aktivitas
Olahraga dengan Kejadian Dismenore Pada Siswi Kelas XI di SMA Negeri 2 Palu
Tahun 2014
Kejadian Dismenore X2
Jumlah
Variabel Dismenore Tidak Dismenore (ρ)
n % n % n % OR
Asupan Kalsium
Tidak Cukup 57 87,7 8 12,3 65 100,0 36,938
Cukup 0 0 0 0 0 0 (0,000)
Jumlah 57 87,7 8 12,3 65 100,0
Aktivitas Olahraga
Kurang 49 94,2 3 5,8 52 100,0 7,492
Cukup 8 61,5 5 38,5 13 100,0 (0,006)
Jumlah 57 87,7 8 12,3 65 100,0 10,208
Data pada Tabel 1 menunjukkan bahwa yang sering berolahraga adalah 10,208
kelompok responden yang asupan (2,031–51,313). Responden yang jarang
kalsiumnya tidak cukup lebih banyak pada berolahraga memiliki kemungkinan risiko
kelompok responden yang mengalami 10,2 kali lebih besar mengalami
dismenoreyaitu sebesar 87,8% dismenore dari pada responden yang
dibandingkan dengan responden yang sering berolahraga.
tidak mengalami dismenore yaitu sebesar
12,3%. Tidak terdapat responden yang
asupan kalsiumnya mencukupi. PEMBAHASAN
yang sangat sedikit yaitu hanya sekitar Kalsium merupakan zat gizi mikro,
183mg/hari. Kurangnya asupan kalsium sehingga untuk menghitungnya metode
pada responden yang keseluruhannya yang lebih tepat digunakan adalah metode
adalah remaja putri ini disebabkan oleh Food Frequency Questionnaire (FFQ).
kebiasaan makan responden yang tidak FFQ adalah metode yang digunakan untuk
sehat. memperoleh data tentang frekuensi
Berdasarkan hasil recall 2 x 24 jam dan konsumsi sejumlah bahan makanan atau
hasil wawancara langsung pada makanan jadi selama periode tertentu
responden, dapat diketahui bahwa seperti hari, minggu, bulan atau tahun
kebanyakan dari mereka mengkonsumsi (Supariasa, 2013). Metode ini relative
makanan rumah hanya sehari sekali. sensitif mendeteksi kekurangan maupun
Mereka lebih sering jajan di sekolah kelebihan zat gizi mikro (kalsium,
maupun di luar sekolah. Jajanan yang vitamin.) yang banyak dihubungkan
dikonsumsi pun berupa makanan yang dengan kejadian penyakit tertentu, seperti
kandungan kalsiumnya sangat menghubungkan asupan kalsium dengan
sedikit,seperti makanan siap saji kejadian dismenore pada penelitian ini.
(junkfood), makanan ringan (snack), Kurangnya pengetahuan responden
minuman ringan (soft drink) mie instan, tentang manfaat kalsium bagi remaja putri
dan lain-lain. Selain itu,pada usia ini juga dapat menjadi penyebab asupan
remaja putri cenderung lebih kalsium responden yang rendah.
memperhatikan keadaan fisik tubuhnya. Berdasarkan hasil uji Chi
Kebanyakan dari mereka sangat takut Square,diperoleh nilai ρ = 0,000 atau nilai
akan kegemukan. Maka tidak jarang X2 hitung (36,938) > X2 tabel
mereka mulai melakukan diet yang (3,841),sehingga Ho pada penelitian ini
berlebihan dengan mengurangi porsi ditolak. Artinya bahwa ada hubungan
makan tanpa memperhatikan kandungan antara asupan kalsium dengan kejadian
gizi dalam makanan, sehingga juga dismenore pada siswi kelas XI di SMA
berdampak pada minimnya asupan
Negeri 2 Palu. Dalam penelitian ini
kalsium. menggambarkan apabila asupan kalsium
Kalsium merupakan zat gizi mikro yang kurang, maka peluang untuk menderita
dibutuhkan oleh tubuh dalam jumlah dismenore akan besar. Hasil penelitian ini
sedikit namun sangat berperan penting sesuai dengan teori yang dikemukakan
bagi tubuh, sehingga apabila porsi makan oleh Yuliarti (2009) yang mengatakan
dikurangi, maka akan sangat berdampak bahwa asupan kalsium seseorang
pada jumlah asupan kalsium yang menjadi mempengaruhi dismenore yang dirasakan
semakin rendah. Selain itu, pemilihan pada saat haid. Hasil penelitian ini juga
metode pengukuran konsumsi makanan sesuai dengan teori yang dikemukakan
yang kurang tepat juga dapat oleh Djunaedi (2000) yang mengatakan
mempengaruhi jumlah asupan kalsium. bahwa kalsium dapat membantu
Metode recall 2 x 24 jam bisa jadi kurang meringankan dismenore dengan cara
tepat untuk menghitung asupan kalsium. melenturkan otot pembuluh darah
sehingga memudahkan lepasnya plak atau di dalam otot, yaitu aktin dan miosin dan
endapan yang menempel pada dinding bila otot kekurangan kalsium, maka otot
pembuluh darah. tidak dapat mengendur setelah kontraksi,
sehingga dapat mengakibatkan otot
Hasil penelitian ini sesuai dengan
menjadi kram (Almatsier, 2004).
penelitian yang dilakukan oleh Sinaga
(2012) bahwa terdapat hubungan antara Selain itu, hasil penelitian ini juga
asupan kalsium dengan kajadian menunjukkan bahwa terdapat 12,3%
Dismenore pada remaja putri vegan di responden yang asupan kalsiumnya tidak
Vihara Maitreya Medan. Dari hasil mencukupi namun tidak mengalami
analisis statistik dengan menggunakan uji dismenore. Hal tersebut dapat terjadi
chi square diperolehρ =0,025 (ρ <0,05). disebabkan oleh beberapa faktor resiko
Penelitian ini juga sesuai dengan lainnya yang mempengaruhi dismenore
penelitian yang dilakukan oleh Jones diluar faktor kecukupan asupan kalsium,
(2013) yang menyatakan bahwa kalsium di antaranya adalah aktivitas olahraga
dapat menghilangkan kram pada otot yang mencukupi. Olahraga dapat
rahim. meningkatkan pasokan darah ke organ
reproduksi sehingga memperlancar
Namun, hasil penelitian ini bertentangan
peredaran darah. Olahraga teratur seperti
dengan penelitian yang dilakukan oleh
jalan cepat, jogging, berlari, berenang,
Lutfiah (2007). Hasil penelitian Lutfiah
bersepeda atau aerobik dapat memperbaiki
menunjukkan bahwa tingkat konsumsi
kesehatan secara umum dan menjaga
kalsium tidak berhubungan denganskor
siklus menstruasi agar tetap teratur.
keluhan menstruasi menjelang (p>0.05),
Beberapa wanita mencapai keringanan
saat (p>0.05), maupun total (p>0.05).
melalui olahraga, yang tidak hanya
Data pada Tabel 1 menunjukkan bahwa mengurangi stress tapi juga meningkatkan
responden yang asupan kalsiumnya tidak produksi endorphin di otak (Proverawati
cukup lebih banyak pada kelompok & Misaroh, 2009).
responden yang mengalami dismenore
Selain hasil di atas, dalam penelitian ini
yaitu sebanyak 87,7%. Hal tersebut terjadi
peneliti juga mencoba melakukan uji
karena kurangnya kalsium yang
untuk melihat hubungan antara asupan
merupakan zat yang diperlukan dalam
kalsium dengan kejadian dismenore
kontraksi otot, termasuk otot pada organ
dengan menggunakan kriteria obyektif
reproduksi. Bila otot kekurangan kalsium,
dari asupan kalsium rata-rata responden
maka otot tidak dapat mengendur setelah
yaitu 183 mg/hari.Asupan kalsium
kontraksi yang terjadi pada saat haid,
responden dikatakan cukup apabila ≥183
sehingga otot menjadi kram dan
mg/hari dan dikatakan kurang apabila <
menimbulkan rasa nyeri. Menurut Tran
183 mg/hari. Dari 65 responden, sebanyak
(2001), meningkatkan asupan kalsium
39 responden memiliki asupan kalsium di
setiap hari dapat membantu mengurangi
bawah rata-rata atau asupan kalsium
dismenore. Adapun fungsi kalsium, yakni
kurang, dan hanya 26 responden yang
zat yang dibutuhkan dalam kontraksi otot.
memiliki asupan kalsium di atas rata-rata
Kalsium berperan dalam interaksi protein
atau asupan kalsium cukup. Hasil uji hubungan antara aktivitas olahragadengan
Chisquare menunjukkan tidak ada kejadian dismenore pada siswi kelas XI di
hubungan antara asupan kalsium dengan SMA Negeri 2 Palu. Dalam penelitian ini
kejadian dismenore (ρ =0,250). Hasil ini menggambarkan apabila aktivitas
berbeda dengan hasil uji Chisquare olahraga mencukupi maka dismenore akan
sebelumya yang menggunakan standar berkurang. Rasio prevalens kejadian
nasional asupan kalsium 1200 mg/hari. dismenore responden yang jarang
Tidak adanya hubungan ini disebabkan berolahraga dan yang sering berolahraga
karena asupan kalsium responden yang adalah 10,208 (2,031–51,313). Responden
tidak memenuhi standar nasional. yang jarang berolahraga memiliki
Walaupun responden memiliki asupan kemungkinan risiko 10,2 kali lebih besar
kalsium yang cukup, dalam hal ini di atas mengalami dismenore daripada responden
rata-rata, namun asupan kalsium yang sering berolahraga. Hal ini sesuai
responden tetap saja tidak memenuhi dengan teori yang dikemukakan oleh
standar AKG nasional yang menetapkan Tjokronegoro (2004), bahwa aktivitas
bahwa asupan kalsium harus ≥1200 olahraga penting untuk remaja putri yang
mg/hari. menderita dismenore karena latihan yang
sedang dan teratur meningkatkan
Hubungan Aktivitas Olahraga dengan
pelepasan endorfin beta (penghilang nyeri
Kejadian Dismenore
alami) ke dalam aliran darah sehingga
Olahraga didefinisikan sebagai suatu dapat mengurangi dismenore yang
rutinitas untuk mengaktifkan kembali sel- dirasakan.
sel dalam tubuh yang belum berfungsi
Penelitian ini sejalan dengan penelitian
secara sempurna (Sumintarsih, 2006).
yang dilakukan oleh Sophia (2013)
Aktivitas olahraga memiliki berbagai
tentang Faktor-Faktor yang Berhubungan
macam manfaat bagi tubuh, salah satunya
dengan Dismenorepada Siswi SMK
adalah untuk meringankan nyeri haid
Negeri 10 Medan Tahun 2013, dengan
(dismenore) pada wanita. Penilaian
nilaiρ=0,019 (ρ<0,05). Menurut Sophia,
kecukupan aktivitas olahraga pada
(2013) rasio prevalens kejadian dismenore
penelitian ini menggunakan lembar
siswi yang jarang berolahraga dan yang
kuisioner yang dibagikan kepada setiap
sering berolahraga adalah 1,215 (1,004 –
responden. Kategori aktivitas olahraga
1,473). Artinya,siswi yang jarang
yang digunakan dibagi menjadi dua
berolahraga memiliki kemungkinan risiko
kategori, yakni aktivitas olahraga cukup
1,2 kali lebih besar mengalami dismenore
dan kurang. Dari hasil penelitian
daripada siswiyang sering berolahraga.
menunjukkan bahwa distribusi responden
Hasil penelitian yang dilakukan oleh
yang aktivitas olahraganya kurang lebih
Novia (2009) tentang Hubungan
banyak (80%) dibandingkan dengan
Dismenore dengan Olahraga pada Remaja
responden yang aktivitas olahraganya
Usia 16-18 tahun di SMA ST.Thomas 1
cukup (20%) .
Medan juga menunjukkan kejadian
Hasil uji Chi Squaremenunjukkan nilai ρ dismenore menurun dengan adanya
= 0,006 (ρ<0,05)yang artinya bahwaada olahraga (ρ<0,05).
Penelitian ini juga sejalan dengan pembuluh darah pada organ reproduksi.
penelitian yang dilakukan oleh Mahvash Tetapi bila seseorang rutin melakukan
yang menyatakan adanya pengaruh olahraga, maka dapat menyediakan
aktivitas fisik terhadap dismenore primer oksigen hampir dua kali lipat per menit
pada mahasiswi sebuah Universitas di Iran dan jantung akan semakin kuat untuk
pada tahun 2012. Hal ini serupa dengan memompa lebih banyak darah sehingga
penelitian Shahrjerdi and Sheikh Hoseini darah dan oksigen yang cukup dapat
(2010) yang dilakukan pada remaja putri disalurkan dengan baik ke pembuluh
usia 15-17 tahun, menunjukkan bahwa darah organ reproduksi yang mengalami
latihan fisik yang dilakukan secara rutin vasokonstriksi. Karena aliran pembuluh
selama 8 minggu dapat mengurangi darah lancar, maka dismenore berkurang.
dismenore primer. Berbeda dengan hasil Selain kelompok responden diatas,
penelitian ini, hasil penelitian Novia dan terdapat juga 5,8% responden yang
Puspitasari (2008) menunjukkan bahwa aktivitas olahraganya kurang namun tidak
kebiasaan olahraga tidak mengalami dismenore. Hal ini bisa saja
berpengaruhterhadap kejadian dismenore terjadijika dilihat dari faktor-faktor
primer.Responden yang mempunyai penyebab dismenore lainnyaseperti
kebiasaan olahraga sebagian besar asupan kalsium yang mencukupi. dan usia
mengalami dismenore primer.
menarche yang normal. Pada penelitian
Berdasarkan hasil tabulasi silang pada ini sebagian besar responden siswi SMA
Tabel 2 menunjukkan bahwa kelompok Negeri 2 Palu memiliki usia menarche
responden yang aktivitas olahraganya yang normal yaitu berkisar antara 11-13
kurang, lebih banyak pada kelompok tahun. Pada usia ini organ-organ
responden yang mengalami dismenore reproduksi seorang remaja putri sudah
yaitu sebanyak 94,2%. Hal ini disebabkan berfungsi secara optimal dan siap
karena kebanyakan responden melakukan mengalami perubahan-perubahan
aktivitas olahraga kurang dari 3 kali dalam kematangan organ reproduksi sehingga
seminggu. Mereka melakukan olahraga tidak terasa nyeri pada saat menstruasi
hanya pada saat jam olahraga di sekolah, (Bare & Smeltzer, 2002).
yaitu hanya seminggu sekali.Sesuai teori Data pada Tabel 2 menunjukkan bahwa
yang dikemukakan oleh Tjokronegoro kelompok responden dengan aktivitas
(2004), apabila tubuh tidak pernah/kurang olahraga cukup lebih banyak terdapat
olahraga, maka kerja paru menjadi tidak pada kelompok responden
efisien, jantung melemah dan kelenturan yangmengalami dismenore yaitu sebanyak
pembuluh-pembuluh darah berkurang 61,5%.Hal ini dapat dipengaruhi oleh
yang mengakibatkan pembuluh darah faktor-faktor resikolainnya yang juga
padaorgan reproduksi mengalami mempengaruhi dismenore, salah
penyempitan (vasokonstriksi). Kondisi ini satunyaadalah gangguan psikis (stress)
akan mengurangi jumlah darah yang yang tidak diteliti pada penelitian ini.
mengalir ke seluruh tubuh termasuk ke
sistem reproduksi, sehingga oksigen yang Berdasarkan hasil wawancara pada
dibawa oleh darah tidak tersampaikan ke responden yang merupakan siswi SMA
Negeri 2 Palu, dapat disimpulkan bahwa 1. Ada hubungan antara asupan kalsium
gangguan psikis yang sering dialami oleh dengan kejadian dismenore pada siswi
remaja usia sekolah seperti mereka adalah kelas XI di SMA Negeri 2 Palu.
stress. Stress sangat rentan dialami oleh Artinya apabila asupan kalsium kurang,
remaja usia sekolah karena pada usia ini maka peluang untuk menderita
mereka dituntut untuk belajar dengan giat dismenore akan besar.
dan mengerjakan sejumlah tugas sekolah. 2. Ada hubungan antara aktivitas olahraga
Belum lagi saat musim ujian tiba, dengan kejadian dismenore pada siswi
gangguan emosional mereka menjadi kelas XI di SMA Negeri 2 Palu.
tidak stabil dan mudah merasakan stress Artinya apabila aktivitas olahraga
yang berlebihan. Menurut Proverawati &
Misaroh (2009), remaja dan ibu-ibu yang DAFTAR PUSTAKA
emosinya tidak stabil lebih mudah Almatsier, S, 2001, Prinsip Dasar Ilmu
mengalami nyeri haid. Gizi, Gramedia Pustaka Utama,
Selain kelompok responden di atas, Data Jakarta.
pada Tabel 2 juga menunjukkan bahwa Anonim, 2011, Menstrual Pain,
kelompok responden yang tidak University of Maryland Medical
dismenore lebih banyak terdapat pada Center, (Online),
kelompok responden yang aktivitas (http//www,umm,edu/), diakses 12
olahraganya mencukupi yaitu sebanyak Januari 2014.
38,5%. Hal ini terjadi karena responden
rutin melakukan olahraga yaitu sebanyak Anurogo D. & Wulandari A, 2011, Cara
3 kali dalam seminggu. Saat melakukan Jitu Mengatasi Nyeri Haid, ANDI
olahraga tubuh akan menghasilkan Yogyakarta, Yogyakarta.
endorphin. Endorphin dihasilkan di otak Bare B. & Smeltzer S, 2002, Buku Ajar
dan susunan syaraf tulang belakang. Keperawatan Madical Bedah
Hormon ini dapat berfungsi sebagai obat Brunner & Suddarth Edisi 8
penenang alami yang diproduksi otak Volume 3, EGC, Jakarta.
sehingga menimbulkan rasa nyaman dan
Djunaedi, 2000, Kapita Selekta
mengurangi rasa nyeri ketika haid (Harry,
Kedokteran, Media Auscalipus,
2007). Selain itu menurut Proverawati &
FKUI, Jakarta.
Misaroh (2009), olahraga juga dapat
meningkatkan pasokan darah yang Fritz, MA, & Speroff L, 2010, Clinical
membawa oksigen dan endorphin tersebut Gynecologic Endocrinology and
ke organ reproduksi sehingga Infertility, Lippincott Williams &
menyebabkan berkurangnya nyeri haid. Wilkins, USA.
Olahraga latihan aerobik dapat membantu Harry, 2007, Mekanisme Endorphin
memproduksi bahan alami yang dapat dalam Tubuh, (online),
memblok rasa sakit ketika haid. (http://klikharry.files.wordpress.co
KESIMPULAN m), diakses pada tanggal 12
Berdasarkan hasil penelitian dan Januari 2014
pembahasan disimpulkan bahwa:
_g2603/is_0003/ai_260330033/),
diakses pada tanggal 26 September
2014
Yuliarti, 2009, The Vegetarian Way, PT.
Andi, Jakarta.