Anda di halaman 1dari 7

MAKALAH INOVASI

CPNS FORMASI DOKTER GIGI 2019


PUSKESMAS KEJAJAR 1

Disusun Oleh :

Arian Darpito
198906022020121008
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kesehatan gigi merupakan salah satu hal yang sanat penting dalam fase tumbuh
kembang anak. Kesehatan gigi dan mulut dapat mereeksikan kesehatan tubuh secara
keseluruhan termasuk jika terjadi kekurangan nutrisi dan gejala penyakit lain di tubuh.
Gangguan pada kesehatan gigi dan mulut dapat berdampak negatifpada kehidupan
sehari-hari di antaranya menurunnya kesehatan secara umum, menurunkan tingkat
kepercayaan diri, dan mengganggu performa dan kehadiran di sekolah atau tempat
kerja. Berdasarkan jurnal yang diterbitkan Kemenkes RI (2019) menyebutkan bahwa
masalah kesehatan gigi dan mulut khususnya karies gigi merupakan penyakit yang
dialami hamper dari setengah populasi penduduk dunia (3,58 milyar jiwa).
Hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2018 menyatakan bahwa
proporsi terbesar masalah gigi di Indonesia adalah gigi rusak/berlubang/sakit (45,3%).
Sedangkan masalah kesehatan mulut yang mayoritas dialami penduduk Indonesia
adalah gusi bengkak dan/atau keluar bisul (abses) sebesar 14%.
Kabupaten Wonsobo terdiri dari beberapa kecamatan, salah satunya adalah
Kecamatan Kejajar. Dalam buku yang diterbitkan Badan Pusat Statik Kabupaten
Wonosobo menyebutkan yang menonjol dari geografis Kecamatan Kejajar adalah
wisata alam Dataran Tinggi Dieng dengan berbagaipotensi wisata seperti Telaga
Warna, Kawah Sikidang, Candi, Sunrise Sikunir dan salah satu yang paling
menarik adalah adanya event tahunan yaitu Dieng Festival Culture (DFC) yang
diselengarakan sekitar bulan Agustus tiap tahunnya
Wilayah Kecamatan Kejajar berada di ketinggian antara 1.328 mdpl –2.121
mdpl dengan suhu udara rata-rata antara 14°-23°C dan terdiri dari 15 desa dan 1
kelurahan, dengan jumlah rukun tetangga sebanyak 281 RT dan rukun warga
sebanyak 91 RW. Dengan kondisi tersebut, daerah ini mempunyai potensi untuk
tanaman hortikultura, palawija maupun perkebunan.
Sebagian besar penduduk Kecamatan Kejajar bermata pencaharian sebagai
petani, yang menanam tanaman hortikultura seperti kentang, wortel dll. Jumlah
penduduk terbesar terdapat di Desa Tambi yang berjumlah 5.262 jiwa, sedangkan
wilayah dengan jumlah penduduk paling kecil pada tahun 2019 adalah Desa
Igirmranak dengan jumlah penduduk sebesar 731 jiwa. Rata-rata kepadatan
penduduk adalah 753 jiwa per km 2. Angka kepadatan penduduk terbesar terdapat di
Desa Tieng dengan angka 1.945 jiwa per km2 sedangkan yang paling rendah terdapat di
Desa Sigedang dengan angka 286 jiwa per km2.
Dari segi Pendidikan jumlah TK/Sederajat berjumlah 23, sedangkan jumlah
SD/Sederajat 33. Untuk SMP dan SMA sejumlah 7 dan 2. Pada tahun ajaran 2019/2020
jumlah guru SMA/Sederajat sebanyak 47 dan jumlah murid SMA/Sederajat di
Kecamatan Kejajar tercatat 483 siswa, angka ini menunjukan kenaikan sebesar
0,01persen jika dibandingkan dengan tahun ajaran sebelumnya.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Analisis
Kejajar merupakan daerah yang mempunyai letak geografis yang sangat
menguntungkan untuk tanaman hortikultura, palawija maupun perkebunan.
Penduduk Kecamatan Kejajar juga banyak yang bermata pencaharian sebagai
petani.
Selain itu dalam segi perkembangan teknolgi informasi Kecamatan
Kejajar sudah mulai mengenal tentang telpon seluler.
Dari segi Pendidikan Kecamatan Kejajar memiliki sekolah yang cukup
untuk digunakan sebagai media promosi.

B. Kekuatan
Banyak kekuatan yang dapat mendorong terwujudnya pengurangan
sampah plastik diantaranya adalah

C. Kelemahan
Ada kekuatan pasti ada kelemahan. Dalam hal pembuatan ecobrick memiliki
kelemahan diantaranya adalah

D. Peluang

E. Tantangan
Tantangan dalam pembentukan Pembentukan Kader Senyum yang
memberdayaka kelompok tani di wilayah setempat adalah kita harus
menumbuhkan pola pikir bahwa kesahatan gigi bukan lagi hal yang bisa di
nomer duakan, karena bisa mempengaruhi ke berbagai hal. Selain itu para kader
juga di tantang untuk bisa menumbuhkan sikap peduli terhadap kesehatan gigi
dan mulut dan dapat mengajak penduduk sekitar untuk melakukan pemeriksaan
rutin setiap 6 bulan sekali.
Sedangkan pada kelompok usia sekolah, Dokter Gigi Kecil harus bisa
menjadi panutan untuk menerapkan pola hidup sadar kebersihan dan kesehatan
gigi dan mulut. Untuk kader senyum kelompok usia remaja bisa mengajak
untuk peduli kesehatan gigi dan mulut dan menambah wawasan tentang
bagaimana cara menjaga Kesehatan gigi dan mulut.

F. Ancaman
BAB III
PENUTUP

a. Kesimpulan
Sampah tidak dapat dipisahkan dengan kehidupan manusia. Badan Pusat
Statistik (BPS) menunjukkan sampah plastik di Indonesia mencapai 64 juta ton
per tahun. Sebanyak 3,2 juta ton di antaranya merupakan sampah plastik yang
dibuang ke laut. Dalam Undang-Undang Nomor 18 tahun 2008 pasal 12 bahwa
setiap warga negara diwajibkan dalam mengurangi dan menangani sampah.
Kemudian dalam 5 pilar Sanitasi Total Berbasis Masyarakat salah satunya
adalah pengelolaan sampah. Sampah yang tidak dikelola dengan baik dapat
menjadi sumber penyakit. Lingkungan yang kotor dapat menjadi tempat
pertumbuhan yang subur bagi mikroorganisme patogen berbahaya dan juga
menjadi tempat sarang lalat, tikus dan hewan liar lainnya. Pembusukan sampah
dapat menimbulkan bau yang tidak sedap, gangguan estetika dan berbahaya bagi
kesehatan manusia. Dengan demikian pengolahan sampah menjadi bahan yang
bermanfatan dapat mengurangi kejadian penyakit dan kerusakan lingkungan.

b. Solusi
Pengolahan sampah menjadi bahan yang bermanfaat, memberikan ruang
hijau, estetika, dan ekonomis

c. Inovasi
Sampah yang tidak berguna menjadi bermanfaat untuk alam, manusia
dan makhluk lainya dengan pengolahan sampah menajdi ecobrick

d. Saran
Upaya pengolahan sampah menjadi bahan berguna tidak selamanya
berhasil dengan mulus. Dengan demikian pengurangan penggunaan bahan
plastik lebih baik untuk dilakukan. Stop sekali pakai!
Daftar Pustaka

Peraturan Pemerintah Nomor 81 tahun 2012 Tentang Pengelolaan Sampah Rumah


Tangga dan Sampah Sejenis Sampah Rumah Tangga

Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 3 Tahun 2014 tentang


Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM)

Suminto, Sekartaji. 2017. “Ecobrick: solusi cerdas dan kreatif untuk mengatasi
sampah plastic.” Jurnal Desain Produk (Pengetahuan dan Perancangan
Produk). Jogjakarta

Undang-Undang Nomor 18 tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah

https://www.cnbcindonesia.com/market/20200108123228-19-128522/pembatasan-
plastik-rupanya-jadi-tantangan-bisnis-inaplas (17 Januari 2021)

https://www.bps.go.id/publication/2019/12/13/e11bfc8ff8392e5e13a8cff3/statistik-
lingkungan-hidup-indonesia-2019.html (17 Januari 2021)

https://www.indonesia.go.id/narasi/indonesia-dalam-angka/sosial/menenggelamkan-
pembuang-sampah-plastik-di-laut (17 Januari 2021)

http://raje.unri.ac.id/index.php/raje/article/view/94 (17 Januari 2021)

Anda mungkin juga menyukai