Anda di halaman 1dari 31

PRODUKSI ORGAN DALAM AYAM BROILER YANG

DIBERI PROBIOTIK BERBEDA

PROPOSAL

PUSPA SARI AYU


L1A117019

JURUSAN PETERNAKAN FAKULTAS PETERNAKAN


UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT, karena berkat limpahan karunianya

sehingga saya dapat menyelesaikan proposal penelitian ini yang berjudul

“Produksi Organ Dalam Ayam Broiler yang diberi Probiotik Berbeda”

sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Peternakan pada

Jurusan Peternakan di Fakultas Peternakan Universitas Halu Oleo, Kendari.

Proposal ini telah disusun dengan semaksimal mungkin dan mendapatkan

bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan proposal

penelitian ini. Saya menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah

berkontribusi dalam pembuatan proposal penelitian ini.

Mengingat keterbatasan pengetahuan, pengalaman dan kemampuan

penulisan, proposal ini tidak luput dari kekurangan. Oleh sebab itu, penulis

menerima saran dan kritik dari pembaca agar dapat memperbaiki proposal

penelitian ini. Penulis juga berharap semoga penelitian ini dapat bermanfaat bagi

semua pihak yang berkenan memanfaatkannya.

Kendari, Januari 2021


Penulis

Puspa Sari Ayu

ii
HALAMAN PENGESAHAN

Judul : Produksi Organ Dalam Ayam Broiler Yang Diberi Probiotik


Berbeda
Nama : Puspa Sari Ayu
Nim : L1A1 17 019
Jurusan : Peternakan

Menyetujui,

Pembimbing I, Pembimbing II,

Astriana Napirah, S. Pt., M.Sc Drh. Restu Libriani, M.Si


NIP. 19880424 201404 2 001 NIP. 19841003 201012 2 005

Mengetahui,

Ketua Jurusan Peternakan,

Dr. La Ode Arsad Sani, S.Pt., M.Sc


NIP. 19731231 199903 1 005

iii
DAFTAR ISI

iv
HALAMAN JUDUL …………………………………………………… i
KATA PENGANTAR
………………………………………………….. ii
HALAMAN PENGESAHAN
………………………………………….. iii
DAFTAR ISI …………………………………………………………… iv
DAFTAR TABEL ……………………………………………………… vi
DAFTAR GAMBAR
…………………………………………………… vii

I. PENDAHULUAN …………………………………………. 1
1.1 Latar Belakang
…………………………………........... 1
1.2 Rumusan Masalah ……………………………………. 3
1.3 Tujuan dan Kegunaan ………………………………… 3
1.4 Kerangka Pikir ………………………………………... 3
1.5 Hipotesis ……………………………………………… 4

II. TINJAUAN PUSTAKA …………………………………… 5


2.1 Landasan Teori ……………………………………….. 5
2.1.1 Ayam Ras Pedaging (Broiler) ……………….. 5
2.1.2 Kebutuhan Nutrisi Ayam Broiler ……………. 7
2.1.3 Probiotik ……………………………………... 8
2.1.4 Persentase Giblet …………………………….. 10
2.1.5 Rempela (Gizzard) …………………………... 11
2.1.6 Hati …………………………………………... 12
2.1.7 Jantung ………………………………………. 13
2.1.8 Ginjal ………………………………………... 14
2.2 Penelitian Terdahulu ………………………………….. 14

III. METODE PENELITIAN …………………………………. 16


3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian …………………………. 16
3.2 Materi Penelitian ……………………………………... 16
3.2.1 Alat dan Bahan Penelitian …………………… 16
3.3 Prosedur Penelitian …………………………………… 16
3.3.1 Persiapan Kandang ………………………….. 16
3.3.2 Tahapan Pemeliharaan ………………………. 17
3.3.3 Penyusunan Pakan Ayam Broiler …………… 17
3.3.4 Pemberian Perlakuan ………………………... 18
3.4 Proses Pemotongan …………………………………… 18
3.5 Rancangan Penelitian ………………………………… 19
3.6 Variabel Penelitian …………………………………… 19
3.7 Analisis Data …………………………………………. 20

DAFTAR PUSTAKA …………………………………………………... 21

v
vi
DAFTAR TABEL
Nomor Halaman
1. Komposisi Nutrisi Pakan BP-11 …………………………. 18

vii
DAFTAR GAMBAR
Nomor Halaman
1. Kerangka Pikir ………….…………………………. 4
2. Ayam Broiler ……………………………………… 6

viii
1

I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Asupan nutrisi yang baik selama pemeliharaan ayam broiler dapat

meningkatkan produksi daging. Ayam broiler memiliki ciri khas yaitu

pertumbuhan cepat, cenderung lebih gemuk dengan dada yang lebar, dan

menghasilkan daging yang empuk dan kenyal (Suprijatna et al, 2005).

Keberhasilan dari usaha ayam pedaging (broiler) yang dipelihara secara

intensif sangat tergantung pada kandang dan pakan (Huda, 2011). Namun

ketergantungan pakan ternak unggas terhadap bahan baku pakan impor telah

berdampak pada tingginya biaya produksi. Menurut Akhadiarto (2010),

penggunaan bahan pakan lokal sebagai pengganti bahan pakan impor memberikan

kontribusi besar dalam pengembangan peternakan nasional, khususnya ternak

unggas. Salah satu upaya untuk mengatasi tingginya harga pakan impor adalah

dengan menggunakan pakan yang diformulasi sendiri berbasis bahan pakan lokal

untuk mengoptimalkan produktivitas ayam broiler, maka bahan pakan lokal dapat

dikombinasikan dengan pemberian probiotik.

Penggunaan probiotik dalam air minum dapat menambah jumlah populasi

mikroba yang menguntungkan bagi ternak, mencegah berkembangnya mikroba

yang merugikan dalam saluran pencernaan sehingga dapat meningkatkan

pencernaan, dengan demikian pemberian probiotik dapat mengefisienkan

konsumsi pakan. Probiotik merupakan imbuhan pakan dalam bentuk mikroba

hidup yang menguntungkan, melalui perbaikan keseimbangan mikroorganisme

dalam saluran pencernaan (Budiansyah, 2004).


2

Salah satu alternatif mengoptimalkan produksi ayam pedaging adalah

dengan penambahan probiotik suplemen organik cair (SOC), lacto dan ragi tape

(lokal) yang telah lama dikenal dan dijual di pasar. Ketiga probiotik tersebut dapat

digunakan melalui air minum. Suplemen organik cair (SOC) mengandung

lactobacillus sp, Azetobacter sp, Bacillus sp, yang dapat membantu pertumbuhan

tulang, otot, organ dalam, pembentukan darah dan lain-lain. Suplemen organik

cair dapat dijadikan bahan tambahan pada pakan hewan ternak sedangkan lacto

mengandung vitamin dan mineral dengan daya dukung mikroorganisme.

Mikroba-mikroba tersebut bekerja secara sinergis yang berfungsi sebagai anti

bakteri dalam air minum dan dalam saluran pencernaan ayam.

Pemberian probiotik diharapkan dapat menggantikan fungsi antibiotik

sebagai growth promotor sehingga tidak lagi ditemukan residu antibiotik pada

produk ternak. Pemberian probiotik juga dapat menyeimbangkan mikroorganisme

saluran pencernaan sehingga diharapkan dapat meningkatkan performa ayam

broiler (Soeharsono, 1997). Selain itu, probiotik juga dapat merangsang sistem

imun dan meningkatkan ketahanan alami terhadap infeksi (Fuller, 1992), sehingga

diharapkan dapat meningkatkan kesehatan ternak. Berdasarkan hal tersebut,

penulis tertarik melakukan penelitian tentang produksi organ dalam ayam broiler

yang diberi probiotik berbeda.


3

1.2 Rumusan Masalah

Rumusan permasalahan dalam penelitian ini adalah bagaimana produksi

organ dalam ayam broiler yang diberi probiotik berbeda dalam air minum.

1.3 Tujuan dan Kegunaan

Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengevaluasi produksi organ

dalam ayam broiler yang diberi probiotik berbeda dalam air minum. Hasil dari

penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan acuan bagi masyarakat dalam

memelihara ayam broiler. Selain itu, hasil penelitian ini diharapkan dapat

digunakan sebagai referensi bagi penelitian selanjutnya.

1.4 Kerangka Pikir

Ayam broiler merupakan jenis ternak unggas yang memiliki produksi

daging yang tinggi dan laju pertumbuhan yang sangat cepat karena dapat dipanen

umur 4-5 minggu. Salah satu upaya dalam meningkatkan performans ayam broiler

adalah dengan penambahan probiotik berbeda dalam air minum. Probiotik

merupakan tambahan pakan berupa mikroorganisme hidup yang memberikan

keuntungan pada saluran pencernaan. Probiotik diketahui dapat membantu

meningkatkan penyerapan zat makanan dalam tubuh ternak dengan cara

menghasilkan enzim-enzim pencernaan (laktase, lipase, amilase dan lain-lain),

sehingga berpotensi dalam meningkatkan performans ayam broiler.


4

Kerangka pikir dalam penelitian ini disajikan pada Gambar 1 sebagai


berikut:

Ayam Broiler

Meningkatkan performans ayam broiler


Probiotik dengan tidak meninggalkan residu yang
membahayakan masyarakat

Penambahan probiotik yang


berbeda dalam air minum

Persentase organ dalam


Ayam Broiler
ayam broiler

Hati Ginjal
Jantung Rempelaa

Gambar 1. Kerangka Pikir

1.5 Hipotesis

Hipotesis dalam penelitian ini adalah diduga pemberian probiotik yang

berbeda dalam air minum memberikan pengaruh pada organ dalam ayam broiler.
5

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Landasan Teori

2.1.1 Ayam Ras Pedaging (Broiler)

Ayam broiler adalah jenis ayam jantan atau betina muda yang berumur

sekitar 6-8 minggu yang dipelihara secara intensif guna memperoleh produksi

daging yang optimal. Secara genetis ayam broiler diciptakan sedemikian rupa

sehingga dalam waktu yang relatif singkat dapat sengaja dimanfaatkan hasilnya.

Bahkan dewasa ini peternak banyak memasarkan ayam lebih awal dari ketentuan

8 minggu, mereka pada umumnya mulai menjual ayam sekitar 6-7 minggu guna

memenuhi selera konsumen sebab ayam broiler umur tersebut belum banyak

mengalami penimbunan lemak (Elis, 2014).

Ayam broiler adalah ayam yang diciptakan dari perkawinan silang, seleksi

dan rekayasa genetik. Beberapa dugaan jenis-jenis ayam yang digunakan untuk

menghasilkan broiler adalah ayam kelas Amerika yang memiliki ciri-ciri kulit

berwarna kuning, ayam dari bangsa Plymouth rock yang ciri-cirinya sebagian

besar bulunya berwarna putih dan ayam kelas Inggris yaitu bangsa ayam cornish

yang memiliki ciri-ciri cakar kaki besar (Tamalluddin, 2015).

Broiler dihasilkan dari bangsa ayam tipe berat Cornish. Bangsa ayam ini

dipilih dari ayam yang berbulu putih dan seleksi diteruskan hingga dihasilkan

ayam broiler seperti sekarang. Broiler tumbuh sebanyak 50-70 gram per hari pada

minggu terakhir. Performan ayam broiler akan berbeda menurut tempat

pemeliharaan. Produktivitas ayam broiler dipengaruhi oleh beberapa faktor lain

genetik, iklim, nutrisi dan faktor penyakit, keunggulan ayam broiler akan
6

terbentuk bila didukung oleh lingkungan. Ayam broiler nyaman hidup dan

berproduksi pada suhu lingkungan 18-21°C. Ayam broiler perlu dipelihara

dengan teknologi yang yang dianjurkan oleh pembibit untuk mendapatkan hasil

sesuai yang diharapkan (Abun, dkk. 2006). Selain faktor suhu, status penyakit

pada suatu wilayah juga mempengaruhi performa terutama angka mortalitas, pada

daerah bersuhu tinggi lebih cocok digunakan ransum dengan kandungan energi

yang lebih rendah. Wilayah yang endemik dengan penyakit tertentu akan

mendapat perhatian dalam program vaksinasi, jenis vaksin dan obat yang

digunakan (Amrullah, 2003).

Gambar 2. Ayam Broiler


Sumber : Dokumentasi Pribadi (2020)

Klasifikasi ayam menurut Rose (2001), adalah sebagai berikut :

Kingdom : Animalia
Subkingdom : Metazoa
Phylum : Chordata
Subphylum : Vertebrata
Divisi : Carinathae
Kelas : Aves
Ordo : Galliformes
Family : Phasianidae
Genus : Gallus
Spesies : Gallus-gallus domestica
7

Broiler memiliki beberapa kelebihan yakni dagingnya empuk, ukuran

badan besar, bentuk dada lebar, padat dan berisi, efisiensi terhadap pakan cukup

tinggi, sebagian besar dari pakan diubah menjadi daging dan pertambahan bobot

badan sangat cepat. Namun demikian, memerlukan pemeliharaan secara intensif

dan cermat, relatif lebih peka terhadap suatu infeksi penyakit, dan sulit

beradaptasi (Rahmanto, 2012).

Menurut Suprijatna dkk (2005), ayam broiler adalah ayam yang

mempunyai sifat tenang, bentuk tubuh besar, pertumbuhan cepat, bulu merapat ke

tubuh, kulit putih dan produksi telur rendah. Ayam broiler adalah ayam jantan dan

betina muda yang berumur di bawah 8 minggu, mempunyai pertumbuhan yang

cepat serta mempunyai dada yang lebar dengan timbunan daging yang banyak. Di

Indonesia, ayam broiler sudah dapat dipasarkan pada umur 5-6 minggu dengan

bobot hidup antara 1,4-1,7 kg walaupun laju pertumbuhan belum mencapai

maksimum, karena ayam broiler yang terlalu berat sulit dijual.

2.1.2 Kebutuhan Nutrisi Ayam Broiler

Penyusunan ransum ayam pedaging memerlukan informasi mengenai

kandungan nutrien dari bahan- bahan penyusun sehingga dapat mencukupi

kebutuhan nutrien dalam jumlah dan persentase yang diinginkan, nutrien tersebut

adalah energi, protein, serat kasar, kalsium (Ca) dan fosfor (P) (Amrullah, 2004).

Menurut Fadillah (2004), kebutuhan energi untuk ayam broiler periode starter

3080 kkal/kg ransum pada tingkat protein 21%. Angka kebutuhan energi yang

absolut tidak ada karena ayam dapat menyesuaikan jumlah ransum yang

dikonsumsi dengan kebutuhan energi bagi tubuhnya (Rizal, 2006). Kebutuhan


8

protein pada pakan ayam broiler periode starter adalah 21% sedangkan pada

periode finisher membutuhkan protein sebanyak 19% (NRC, 1994).

Siregar dan Sabrani (1970) menyatakan bahwa penggunaan serat kasar

dalam ransum ayam adalah sebesar 5 %. Menurut Wahju (1992), persentase serat

kasar yang dapat dicerna ayam sangat bervariasi efeknya terhadap penggunaan

energi sangat kompleks serat kasar yang tidak dicerna dapat membawa nutrien

lain yang keluar bersama feses. Kebutuhan anak ayam (starter) akan kalsium (Ca)

adalah 1% dan ayam sedang tumbuh adalah 0,2-0,45% dalam ransum (Rizal,

2006). Murtidjo (1987) menambahkan bahwa ransum ternak unggas perlu

mengandung mineral Ca dan P dalam jumlah yang cukup. Peranan Ca dalam

tubuh ternak unggas terlihat jelas bahwa 70- 80% tulang ternak terdiri atas Ca dan

P. Rasyaf (1994) menambahkan bahwa nisbah Ca dan P antara 1:1- 2:1 apabila

nisbahnya tidak tepat selanjutnya dapat mempengaruhi penyerapannya.

2.1.3 Probiotik

Probiotik merupakan mikroorganisme hidup yang diaplikasikan secara

oral dengan tujuan untuk meningkatkan kesehatan ternak dengan cara

memanipulasi komposisi bakteri yang ada dalam saluran pencernaan ternak.

Alternatif penggunaan probiotik yang dilakukan oleh para peternak karena

beberapa negara telah melakukan pelanggaran penggunaan antibiotika sebagai

Growth Promotor serta kecenderungan terjadinya resistensi bakteri-bakteri

patogen terhadap antibotika tertentu (Revolledo et al, 2006).

Manfaat probiotik untuk ternak tidak hanya sebatas menjaga kesehatan

saluran pencernaan saja, namun juga dapat mengendalikan infeksi bakteri seperti
9

Salmonella yang bisa menular pada manusia. Pemberian probiotik juga

bermanfaat sebagai bahan aditif alami pengganti antibiotik, sehingga daging yang

dihasilkan menjadi lebih sehat karena bebas dari residu antibiotik. Suplementasi

probiotik ke dalam pakan ternak itik meningkatkan produksi daging dengan

kandar lemak yang rendah. Hal ini dikarenakan probiotik menghasilkan asam

laktat yang mampu menurunkan kadar trigliserida sehingga kadar lemak menurun

(Saputri, 2012).

Saat ini pemberian probiotik sering digunakan pada ayam, khususnya

broiler. Probiotik adalah makanan pelengkap berupa mikroorganisme hidup yang

memberikan keuntungan pada saluran pencernaan inang. Mikroorganisme yang

banyak digunakan sebagai probiotik yaitu strain Lactobacillus, Bacillussp, yeast

dan Saccharomyces cereviceae. Namun pada saat ini hampir semua probiotik

yang beredar cenderung probiotik komersial yang bahan pembuatnya berasal dari

luar indonesia (Dani dkk, 2016).

Sebagian besar probiotik yang digunakan sebagai aditif adalah bakteri dari

species Lactobacillus dan Bifidobacterium, serta jenis fungi seperti Aspergilus

niger dan Aspergilus oryzae. Banyak produk probiotik komersil yang dijual di

pasaran antara lain: Gallipro, probiotik produksi Agro Biofast, dan masih banyak

lainnya, namun respon probiotik terhadap penampilan produksi ternak unggas

bervariasi, khususnya ayam kampung, maka penting untuk mengetahui pengaruh

produk ini terhadap penampilan produksi ayam (Jans, 2007).

Mikroorganisme probiotik dapat membantu meningkatkan penyerapan zat

makanan dalam tubuh ternak dengan cara menghasilkan enzim-enzim pencernaan

(laktase, lipase, amilase dan lainnya) serta menghasilkan produk metabolisme


10

yang bermanfaat bagi tubuh ternak untuk membentuk atau menambah ukuran

jaringan baru, sehinggga dapat memperbaiki angka konversi ransum (Daud,

2005).

Probiotik akan mempengaruhi fungsi fisiologi usus secara langsung

maupun secara tidak langsung dengan cara memodulasi mikroflora usus dan

sistem imun mukosa terutama mukosa saluran cerna. Saat ini telah beredar produk

probiotik yang mengandung mikroba lipolayam pedaging, selulolayam pedaging,

lignolayam pedaging, dan mikroba asam lambung. Suplemen berbagai biakan

mikroba probiotik pada ayam seperti Lactobacillus, Bacillus spp mempunyai

dampak positif terhadap penampilan ayam seperti pertumbuhan, produksi telur

dan efisiensi penggunaan pakan. Probiotik mempunyai beberapa pengaruh yang

positif bagi kesehatan, diantaranya hipokolesterolemik, yaitu menurunkan

konsentrasi kolesterol serum darah baik pada manusia maupun pada ternak

(Farida Kusuma Astuti dkk, 2015).

Bakteri probiotik merupakan bakteri yang dalam keadaan hidup

dikonsumsi oleh hewan dan manusia dan dapat menimbulkan efek kesehatan bagi

inangnya. Probiotik diketahui mempunyai beberapa keunggulan, terutama adalah

kemampuannya dalam menghasilkan senyawa antimikroba yang dapat membunuh

atau menghambat pertumbuhan bakteri patogen. Efektivitas antimikroba probiotik

sangat spesifik tergantung dari strainnya (Farida Kusuma Astuti dkk, 2015).

2.1.4 Persentase Giblet

Giblet merupakan hasil ikutan karkas ayam yang dapat dikonsumsi oleh

manusia seperti hati, rempela/gizzard, dan jantung (USDA, 2008 dalam Arifah,
11

2016) bobot giblet diperoleh dari hasil penimbangan organ dalam (hati, jantung,

dan rempela) ayam broiler setelah dipotong.

Giblet bagian tubuh unggas yang terdiri dari tiga bagian yaitu rempela

(gizzard), hati, dan jantung (Septinova dkk, 2009). Menurut Soeparno (2009), saat

pakan masuk kedalam tubuh akan terjadi proses metabolisme. Proses metabolisme

ini akan memengaruhi aktivitas kerja rempela, hati, dan jantung. Unggas akan

meningkatkan kemampuan metabolismenya untuk mencerna serat kasar sehingga

meningkatkan ukuran rempela, hati, dan jantung (Hetland dkk, 2005).

2.1.5 Rempela (Gizzard)

Rempela merupakan organ tubuh terbesar dalam sistem pencernaan unggas

yang berfungsi untuk menggiling dan menghancurkan makanan yang kasar

sebelum masuk kedalam usus. Bobot rempela berkisar antara 9,08 - 11,13 gram

(Arif, 2000).

Berat rempela dipengaruhi oleh kadar serat kasar pakan, semakin tinggi

kadar serat kasar pakan, maka aktifitas rempela juga semakin tinggi sehingga

beratnya juga semakin besar (Saputra dkk, 2015), Sedangkan menurut Suyanto

dkk, 2013) persentase rempela dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu umur,

bobot badan dan pakan. Pemberian makanan yang lebih banyak serat kasar akan

mengakibatkan beban rempela lebih besar untuk mencerna makanan, akibatnya

urat daging rempela akan lebih tebal sehingga memperbesar ukuran rempela.

Suyanto dkk, (2013) melaporkan bahwa persentase rempela dipengaruhi

oleh faktor bobot badan. Menurut Rosyani (2013), ukuran rempela mudah

berubah bergantung pada jenis makanan yang biasa dimakan oleh unggas, ukuran
12

rempela juga dapat dipengaruhi oleh tingkat konsumsi ransum karena konsumsi

ransum yang tinggi dapat mengakibatkan penebalan pada urat daging rempela

sehingga ukuran rempela akan semakin besar. Menurut Loth (2011) bahwa

persentase rempela ayam broiler berkisar antara 1,23-1,39%, sementara menurut

Resnawati (2004) persentase bobot rempela berkisar antara 3,00% - 3,99%.

2.1.6 Hati

Hati merupakan organ terbesar didalam tubuh. Hati memiliki beberapa

fungsi diantaranya pertukaran zat dari protein, lemak, sekresi empedu,

detoksifikasi senyawa-senyawa yang beracun dan ekskresi senyawa-senyawa

metabolit yang tidak berguna lagi bagi tubuh (Amrullah, 2004).

Hati menerima aliran darah yang mengandung zat makanan dari arteri

hepatik yaitu suatu cabang arteri celiac yang masuk ke dalam porta hati. Aliran

darah yang masuk ke dalam hati kemungkinan membawa zat-zat toksik termasuk

tumbuhan, fungi dan produk bakteri serta logam yang dapat merusak hati.

Dwipayanti (2008), bobot hati meningkat apabila terdapat benda asing yang

masuk ke dalam tubuh sehingga hati bekerja lebih keras dalam upaya untuk

menyerang benda asing tersebut.

Bobot hati unggas dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu ukuran tubuh,

spesies dan jenis kelamin. Selain itu bobot hati juga dipengaruhi oleh bakteri

patogen yang biasanya mengakibatkan pembengkakan hati (Simamora, 2011).

Rataan persentase bobot hati ayam broiler berkisar 1,98-2,12% dari bobot potong

(Siregar, 2011) sedangkan Suyanto dkk, (2013) menyatakan bahwa persentase hati

ayam broiler yaitu 2,16% dari bobot badan.


13

2.1.7 Jantung

Jantung adalah suatu struktur muscular berongga yang bentuknya

menyerupai kerucut yang berfungsi memompakan darah ke dalam bilik-bilik atrial

dan kemudian memompakan darah tersebut dari ventrikel menuju ke jaringan dan

kembali lagi. Katup-katup jaringan terbuka dan tertutup mengikuti urutan yang

tepat agar darah mengalir. Organ ini memungkinkan terjadinya peredaran darah

secara efisien kedalam paru-paru untuk pergantian O2 dan CO2 dalam menyokong

proses metabolisme (Setiadi dkk, 2012).

Menurut Arief (2000) bahwa unggas dengan ukuran yang lebih kecil

memiliki denyut jantung yang cepat dibandingkan dengan unggas dengan ukuran

tubuh yang lebih besar. Denyut jantung meningkat cepat pada umur 0-1 minggu,

setelah itu menurun secara bertahap. Denyut jantung dipengaruhi oleh faktor-

faktor seperti ukuran tubuh, umur dan temperatur lingkungan. Pembesaran

jantung biasanya diakibatkan oleh adanya penambahan jaringan otot jantung. Pada

dinding jantung terjadi penebalan, sedangkan volume ventrikel relatif menyempit

apabila otot menyesuaikan diri pada kontraksi yang berlebihan.

Menurut Arief (2000) bahwa jantung unggas terdiri dari 2 atrium dan 2

ventrikel, ukuran jantung bervariasi pada setiap jenis unggas. Persentase jantung

ayam broiler yaitu 0,46-0,50%, dengan rataan 0,47% dari bobot badan (Suyanto

dkk, 2013) sedangkan menurut Nickle (1997), rata- rata berat jantung tiap

perlakuan berada dibawah kisaran normal, bobot jantung rata- rata adalah 0,5-

1,42% dari bobot hidup. Unggas umumnya memiliki ukuran jantung yang

bervariasi persentase bobot jantung ayam broiler 0,42-0,70% dari bobot hidup

(Putnam, 1991).
14

2.1.8 Ginjal

Ginjal adalah organ yang menyaring plasma dan unsur- unsur plasma dari

darah, dan kemudian secara selektif menyerap kembali air dan unsur- unsur yang

berguna kembali dari filtrate yang akhirnya mengeluarkan kelebihan dan produk

buangan plasma. Faktor- faktor utama yang mempengaruhi kerja ginjal adalah

komposisi darah, tekanan darah arterial, hormon dan sistem saraf otonom

(Frandson, 1992) dalam Aqsa et al, ( 2016). Subekti (2009) menyatakan bahwa

ukuran ginjal yang normal pada ayam berkisar antara 1-2,6% dari bobot hidup.

2.2. Penelitian Terdahulu

Hasil penelitian yang dilakukan oleh Piao et al. (1999) menunjukkan

bahwa penggunaan 0,10% yeast (S. cerevisease) dalam ransum broiler secara

nyata dapat memperbaiki pertambahan bobot badan, efisiensi penggunaan ransum

dan pemanfaatan zat-zat makanan, serta menurunkan jumlah nitrogen dan posfor

yang disekresikan dalam tinja. Suplementasi 0,01% yeast cultur dalam ransum

dapat memperbaiki feed intake, feed conversion ratio, dan pertambahan bobot

badan. S. cerevisease yang terkandung dalam ragi tape, ternyata dapat

menurunkan jumlah sel goblet dan meningkatkan efisiensi penggunaan ransum.

Faizatulloh (2009) melakukan penelitian menggunakan ayam broiler.

Probiotik yang digunakan adalah probiotik dalam bentuk larutan yang diproduksi

oleh PT. Biotech Inti Organik, pemberian probiotik melalui air minum tidak

memberikan pengaruh yang nyata terhadap pertambahan bobot badan dan

konversi pakan. Sedangkan untuk pertambahan bobot badan menunjukkan bahwa

pemberian probiotik selama empat minggu pengamatan tidak berbeda nyata


15

terhadap pertambahan bobot badan. Pemberian probiotik tidak berpengaruh nyata

terhadap konversi pakan. Hasil ini sejalan dengan tidak berpengaruhnya

pemberian probiotik terhadap konsumsi pakan dan pertambahan bobot badan.

Suciani dkk (2011) melalukan penelitian dengan judul penambahan multi

enzim dan ragi tape dalam ransum berserat tinggi (pod kakao) untuk menurunkan

kolesterol daging broiler Penelitian untuk mengetahui pengaruh penambahan

multienzim (enzim optizyme) dan ragi dalam ransum yang ditambahkan pod-

kakao untuk menurunkan kolesterol daging broiler umur enam minggu. Penelitian

ini menggunakan rancangan acak lengkap (RAL) dengan empat perlakuan:

sebagai ransum kontrol (0% pod-kakao); dengan penambahan 15% pod-kakao;

15% pod-kakao + 0,20% enzim optizyme; 15% pod-kakao + 0,20% ragi, dan

enam ulangan masing-masing menggunakan lima ayam pedaging umur dua

minggu dengan bobot badan seragam. Ransum yang diberikan selama penelitian

dengan komposisi 20% protein kasar dan metabolis energi (2900 ME kkal/kg)

dalam bentuk mash, dan air minum diberikan secara ad libitum, pengamatan

dilakukan selama empat minggu. Hasil penelitian menunjukkan penambahan

0,20% enzim optizyme atau 0,20% ragi nyata dapat menurunkan distribusi lemak

tubuh dan kadar kolesterol daging broiler.


16

III. METODE PENELITIAN

3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini akan dilaksanakan di Laboratorium Unit Ternak Unggas,

Fakultas Peternakan Universitas Halu Oleo, Kendari, pada bulan Januari sampai

Februari 2021.

3.2 Materi Penelitian

3.2.1 Alat dan Bahan Penelitian

Alat yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah 20 petak kandang

yang berbentuk persegi panjang dengan ukuran 80 cm x 80 cm setiap petaknya.

Alat yang digunakan dalam penelitian yaitu tempat pakan, tempat minum, gelas

ukur, spoit 5 ml, ember, timbangan digital, sekam padi, lampu pijar 60 watt

sebagai sumber panas dan penerangan serta alat tulis.

Bahan yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah ayam broiler

strain MB 202 Platinum PT. Japfa Comfeed Indonesia Tbk sebanyak 100 ekor,

pakan komersial BP 11, probiotik suplemen organik cair (soc), probiotik lacto dan

probiotik lokal (ragi tape).

3.3 Prosedur Penelitian

3.3.1 Persiapan Kandang

Setiap kandang terlebih dahulu dibersihkan dengan cara disapu, disikat,

dan dicuci dengan air bersih, kemudian disterilisasi menggunakan desinfektan

dengan cara disemprotkan untuk mencegah kontaminasi mikroorganisme parasit.

Kandang yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah kandang litter dengan
17

ukuran masing-masing petak kandang 80 x 80 cm yang dilengkapi dengan tempat

pakan dan air minum, sebelum ayam dimasukkan ke dalam kandang perlu

disucihamakan menggunakan desinfektan selama 1 hari agar tercegah dari

mikroorganisme atau bakteri pathogen. Setelah kandang dibersihkan

menggunakan desinfektan kandang dibiarkan selama tujuh hari. Kandang

percobaan dilakukan secara acak setiap petak kandang terdiri dari 5 ekor ayam

broiler. Penempatan ayam broiler tiap petak kandang disesuaikan dengan

perlakuan penelitian.

3.3.2 Tahapan Pemeliharaan

Ayam broiler strain MB 202 Platinum PT. Japfa Comfeed Indonesia Tbk

dari DOC sampai umur 5 minggu DOC yang baru tiba terlebih dahulu diberikan

vita stres untuk mengatasi stres akibat transportasi. Sebelum air minum perlakuan

diberikan, ayam broiler terlebih dahulu menjalani masa adaptasi terhadap pakan

selama 7 hari. Air minum perlakuan diberikan setelah ayam berumur 8 hari

sampai umur 5 minggu. Pemberian pakan pada masa brooding dilakukan secara

ad libitium menggunakan pakan BP 11. Tempat air minum dan tempat pakan

selalu dibersihkan sebelum dilakukan penambahan.

3.3.3 Penyusunan Pakan Ayam Broiler

Pakan yang digunakan dalam penelitian ini adalah komersial jenis BP-11

yang diproduksi oleh PT. Charoen Pokphan Indonesia Tbk. Adapun komposisi

bahan pakan yang digunakan dalam penelitian disajikan pada Tabel 1.


18

Tabel 1. Komposisi nutrisi pakan BP-11 yang digunakan dalam penelitian


Kadar Nutrien Kisaran Kadar
Kadar air Maksimal 13%
Protein kasar Kisaran 21-23%
Lemak Minimal 5%
Serat kasar Maksimal 5%
Abu Maksimal 7%
Kalsium Minimal 0,9%
Phospor Minimal 0,6%
Sumber : Charoen Pokphan (2014)

3.3.4 Pemberian Perlakuan

Pemberian perlakuan diberikan pada air minum, adapun perlakuan yang

diberikan adalah probiotik suplemen organik cair, probiotik lacto, dan probitik

ragi tape. Pemberian probiotik suplemen organik cair diberikan yaitu 5 ml untuk

satu liter air kedalam air minum (CV. Graha Sirtu). Pemberian probiotik lacto

yaitu satu tutup botol (10cc) kedalam satu liter air (PT. Ambagiri Nusantara).

Selanjutnya, probiotik ragi tape (1 butir = 2,8 gram ) untuk satu liter air kedalam

air minum (PT. Citrafood Rajawali).

Pemberian perlakuan air minum di berikan dua kali dalam sehari yaitu

pada pagi dan sore hari. Jumlah pemberian air minum yaitu 500 ml untuk satu

petak kandang yang berjumlah lima ekor ayam.

3.4 Proses Pemotongan

Pengamatan terhadap persentase karkas dan giblet ayam broiler. Bobot

potong dilakukan dengan menimbang bobot hidup ayam sebelum dipotong.

Jumlah ayam yang dipotong adalah 40 ekor yang diambil masing-masing 2 ekor

dari setiap unit kandang secara acak. Sebelum dipotong ayam dipuasakan selama

6 jam, kemudian ayam ditimbang sebelum dipotong. Selanjutnya ayam


19

disembelih secara halal menurut syariat Islam. Kemudian dilakukan koleksi

karkas dengan memotong kepala dan kedua kaki sampai lutut serta dikeluarkan isi

dalam ayam, kemudian ditimbang karkasnya. Selanjutnya penimbangan bobot

giblet yang terdiri dari rempela, hati, ginjal dan jantung. Rempela ditimbang

dengan cara menimbang bobot rempela utuh kemudian dikeluarkan isinya,

selanjutnya menimbang bobot hati, bobot ginjal, dan bobot jantung.

3.5 Rancangan Penelitian

Rancangan yang digunakan pada penelitian ini adalah rancangan acak

lengkap (RAL), yang terdiri atas 4 perlakuan dan 5 ulangan, sehingga terdapat 20

unit satuan percobaan. Setiapunit satuan percobaan diisi dengan 5 ekor ayam.

Perlakuan yang diterapkan adalah sebagai berikut :

P0 = Pakan Komersil (BP11)

P1 = Pakan komersil + probiotik Suplemen Organik Cair

P2 = Pakan komersil + probiotik Lacto

P3 = Pakan komersil + probiotik Ragi Tape

3.6 Variabel Penelitian

Variabel yang akan diamati dalam penelitian ini yaitu sebagai berikut :

Bobot giblet dihitung dengan cara menimbang hati, jantung, rempela

(gizzard) dan ginjal, secara terpisah (Auza, 2010). Persentase masing-masing

bobot giblet dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut:

Bobot Rempela ( gram )


a. Persentase rempela (%) = × 100 %
Bobot Potong ( gram)
20

Bobot Hati ( gram )


b. Persentase hati (%) = ×100 %
Bobot Potong ( gram )

Bobot Jantung ( gram )


c. Persentase jantung (%) = ×100 %
Bobot Potong ( gram )

Bobot Ginjal ( gram )


d. Persentase ginjal (%) = ×100 %
Bobot Potong ( gram )

3.7 Analisis Data

Data yang diperoleh dianalisis secara statistik menggunakan software

SPSS. Data dianalisis dengananalisis sidik ragam (ANOVA) dan apabila terdapat

pengaruh yang nyata ( P>0,05) dari perlakuan maka akan dilanjutkan dengan Uji

Duncan Multiple Range Test (DMRT). Rumus Analisis Ragam/Variance

Yij= µ + αi+ εij

Keterangan :
Yij : Nilai peubah yang diamati
µ : Nilai tengah umum
αi : Pengaruh perlakuan ke-i
εij : Galat percobaan dari perlakuan ke-i dan ulangan ke-j
21

DAFTAR PUSTAKA

Abun. 2006. Nutrisi Ternak Unggas dan Monogastrik. Universitas Padjadjaran.


Bandung.
Amrullah, I. K. 2003. Nutrisi Ayam Broiler. Lembaga Satu Gunung Budi: Bogor.
Amrullah, I. K. 2004. Nutrisi Ayam Petelur. Cetakan Ke-3. Bogor. Lembaga Satu
Gunung Budi.
Amrullah, Ibnu Katsir. 2004. Nutrien Ayam Broiler. Lembaga Satu Gunung Budi.
Bogor.
Arifah, J. 2016. Pengaruh pemberian pakan mengandung bubuk kayu manis
(Cinnamonum burmanii) terhadap presentase karkas, giblet dan lemak
abdominal ayam broiler. [Skripsi]. Bogor: Departemen Ilmu Nutrisi dan
Teknologi Pakan, Fakultas Peternakan, Institut Pertanian Bogor.
Astuti FK, W Busono, O Sjofjan. 2015. Pengaruh penambahan probiotik cair
dalam pakan terhadap penampilan produksi pada ayam pedaging. JPAL.
6(2): 99- 104.
Auza, Astuti F. 2010. Efektifitas Pemberian Serbuk Kunyit, Bawang Putih dan
Mineral Zink Terhadap Kadar Kolestrol Darah dan Bobot Organ Dalam
pada Broiler. Tesis. Program Studi Sistem- sistem Pertanian Konsentrasi
peternakan Program Pascasarjana Universitas Hasanuddin, Makassar.
Budiansyah. 2004. Pemanfaatan Probiotik dalam Meningkatkan Penampilan
Produksi Ternak Unggas. [Skripsi]. Prog. Pasca Sarjana Institut Pertanian
Bogor. Bogor (ID).
Daud, M. 2005. Performan dan Kualitas Karkas Ayam Pedaging yang diberi
Probiotik dan Prebiotik dalam Ransum. Tesis. Institut Pertanian Bogor.
Bogor.
Dwipayanti, Y. 2008. Profil organ dalam serta histopatologi usus dan hati ayam
kampung terinfeksi cacing ascaridia galli yang diberi tepung daun jarak
(jahtropa curcas.L). Skripsi. Fakultas Peternakan. Institut Pertanian Bogor,
Bogor.
Fadilah, R. 2004. Ayam Broiler Komersial. Agromedia Pustaka. Jakarta.
Frandson, R. D. 1992. Anatomi dan Fisiologi Ternak. Edisi ke-4. Gadjah Mada
University Press.Yogyakarta.
Fuller, R. 1992. History and Development of Probiotics. Dalam : Probiotics, the
Scientific Basis. Fuller, R (Ed). Chapman & Hall, London. pp. 1-8.
Hetland H, B Shivus and M, Choctt. 2005. “Role of Insoluble Fiber on Gizzard
Activity In Layers”. J. Apply. Poultry Res. 14: 38-46.
22

Huda, S.W. 2011. Manajemen pemeliharaan ayam broiler di peternakan UD Hadi


PS Kecamatan Nguter Kabupaten Sukoharjo. Fakultas Pertanian.
Universitas Sebelas Maret. Surakarta.
Jans, D. 2007. Probiotics For Animal Nutrition. FEFANA, EU Association of
Feed Additives Producers.
Loth, M.R. 2011. Penambahan tepung kunyit (curcuma domestika val) Dalam
Ransum Komersial Terhadap Berat Organ Internal Ayam Pedaging.
Laporan Hasil Penelitian. Universitas Sumatera Utara.
Murtidjo, B.A. 1987. Pedoman Meramu Pakan Unggas. Kanisius.Yogyakarta.
Nickle, R,A, Scummer, E. Seiferle, W.G. Siller, and P.H.L. Wight. 1997. Anatomi
of Domestic bird. Verlag Paul Parey, Berlin.

Piao, X.S., I.K. Han, J.H. Kim, W.T. Cho W.H. Kim and C. Liang. 1999. Effect
of kemzyme, phytase, and yeast supplementastion on the growth
performance and pollution reduction of broiler chick. Asian-Aust. J. Anim.
Sci. 12 (1) : 36-41.

Priastoto D, T Kurtini., dan Sumardi. 2016. Pengaruh Pemberian Probiotik dari


Mikroba Lokal Terhadap Performa Ayam Petelur. Jurnal Ilmiah
Peternakan Terpadu. 4(1): 80-85.
Putnam, P. A. 1991 .Hand book of Animal Science. San Diego, California:
Academic Press.
Rasyaf, M. 1994. Beternak Ayam Pedaging. Penebar Swadaya. Jakarta.
Resnawati, H., 2004. Bobot Potongan Karkas dan Lemak Abdomen Ayam Ras
Pedaging yang diberi Ransum Mengandung Tepung Cacing Tanah.Pros.
Seminar Nasional Teknologi Peternakan dan Veteriner. Pusat Penelitian
dan Pengembangan Peternakan. Bogor.
Revolledo L, A. J. P. Ferreira. G. C. Mead. 2006. Prospects in salmonella
control: competitive excluion, probiotics, and enhancement of avian
intestinal immunity. J Appl Poult Res. 15:341-351.
Rizal, Yose. 2006. Ilmu Nutrien Unggas. Andalas University Press. Padang.
Rosyani, S. 2013. Pemberian Pakan Konsentrat Mengandung Tepung Inti Sawit
yang Ditambahkan Pollard atau Dedak dan Pengaruhnya terhadap
Persentase Organ Dalam Ayam Broiler.Skripsi. Institut Pertanian Bogor,
Bogor.
Saputri, F. 2012. Pengaruh Pemberian Probiotik Bakteri Asam Laktat (BAL)
Pediococcus Pentosaceus terhadap Keseimbangan Mikroflora Usus dan
Trigliserida Daging Itik Pitalah. Skripsi. Universitas Andalas. Padang.
Setiadi, D., N. Khaira dan T. Syahrio. 2012. Perbandingan bobot hidup, karkas,
giblet, dan lemak abdominal ayam jantan tipe medium dengan strain
23

berbeda yang diberi ransum komersial broiler. Skripsi. Jurusan


Peternakan. Fakultas Pertanian. Universitas Lampung. Lampung.
Simamora, N. 2011. Performa produksi dan karakteristik organ dalam ayam
kampung umur 12-16 minggu yang diinfeksi cacing Ascaridia galli dan
disuplementasi ekstrak daun jarak pagar (jahtropa curcas. L). Skripsi.
Fakultas Peternakan. Institut Pertanian Bogor, Bogor.
Siregar, A.P, dan M, Sabrani. 1970. Teknik Modern Beternak Ayam. C.V.
Yasaguna. Jakarta.
Siregar, D.M. 2011.Persentase Karkas Dan Pertumbuhan Organ Dalam Ayam
Broiler Pada Frekuensi dan Waktu Pemberian Pakan Yang
Berbeda.Skripsi, Departemen Ilmu Produksi dan Teknologi Peternakan.
Fakultas Peternakan, Institut Pertanian Bogor.
Subekti, K. 2009. Pengaruh pola waktu pemberian pakan dengan suplementasi
beberapa level vitamin C terhadap performans produksi dan organ
fisiologis ayam broiler. Jurnal Ilmiah Ilmu- Ilmu Peternakan, 203-213.

Suciani, Parimartha W K 1, Sumardani G N 2, Bidura GN 3, Kayana G1 2011.


Penambahan Multi Enzim dan Ragi Tape dalam Ransum Berserat Tinggi
(Pod Kakao) untuk Menurunkan Kolesterol Daging Broiler Mikrobiologi
Ternak, Jurnal Veteriner Vol. 12 No. 1. Universitas Udayana Denpasar.

Suprijatna, E., U. Atmomarsono dan R. Kartasudjana. 2005. Ilmu Dasar Ternak


Unggas. Penebar Swadaya. Jakarta.
Suyanto, D., Achmanu dan Muharlien. 2013. Penggunaan tepung kemangi
(ocimum basilicum) dalam pakan terhadap bobot karkas, presentase organ
dalam dan kolesterol daging pada ayam pedaging. Skripsi. Fakultas
Peternakan Universitas Brawijaya. Malang.
Syarif Hidayatullah 2018. Performa Broiler yang diberikan Antibiotik dan
Probiotik. [Skripsi]. Fakultas Sains dan Teknologi. Universitas Islam
Negeri Alauddin Makassar.
Tamalluddin, F. 2015. Ayam Broiler 22 Hari Panen Lebih Untung. Penebar
Swadaya. Jakarta. (ID).
Wahju, J. 1992. Ilmu Nutrien Unggas. Cetakan III. Gadjah Mada University
Press.Yogyakarta.
Yuwanta, Tri. 2004. Dasar Ternak Unggas. Kanisius.Yogyakarta.
Ziatmi, R. 2018. Pengaruh pemberian probiotik bacillus sp dalam air minum
terhadap berat karkas ayam broiler. Skripsi. Fakultas peternakan.
Universitas Mataram. Mataram.

Anda mungkin juga menyukai