Anda di halaman 1dari 1

Peninggalan Sejarah di Ngawi

Asal Usul Nama Kota Ngawi


 Ngawi berasal dari kata “Awi” yang artinya Bambu yang selanjutnya mendapat tambahan huruf
sengau “Ng” menjadi “NGAWI” . Seperti halnya dengan nama-nama di daerah-daerah lain yang
banyak sekali nama-nama tempat (desa) yang di kaitkan dengan nama tumbuh-tumbuhan. Seperti
Ngawi menunjukkan suatu tempat yang di sekitar pinggir Bengawan Solo dan Bengawan Madiun
yang banyak ditumbuhi bambu.

Peninggalan Sejarah di Ngawi


Peninggalan zaman kebudayaan Jawa Hindu. Yaitu jaman kebudayaan Jawa Hindu ketika bangsa
Indonesia sudah mengenal tulisan sampai dengan runtuhnya kerajaan Majapahit.

Seperti peninggalan Candi dan Arca Batu.


1. Arca Ganesa di dukuh Pendem Desa Pucangan Kecamatan Ngrambe.
Arca Ganeca di desa Pucangan Kecamatan Ngrambe

2. Arca Nandi di tengah halaman SMP Ngrambe, Nandi adalah wahana dewa Siwa, Wahana
(bahasa Sansekerta) artinya kendaraan (rinding animal). Koleksi Arca Nandi (wahana = kendaraan)
Dewa Siwa.

3. Pragmen-pragmen Percandian di desa Tulakan Kecamatan Sine, yang berupa batu Gilang.
Batu Gilang di Desa Ploso Kecamatan Kendal.

4. Peninggalan Prasasti Batu dan Tembaga;


a. Prasasti Canggu (terbuat dari tembaga).
Merupakan Peninggalan jaman Majapahit pada tahun Saka 1280 (1358 M) yaitu pada jaman
Pemerintahan Hayam Wuruk (Sri Rajasanagara) Dalam Prasasti ini menyebutkan nama Ngawi
sebagai desa penambangan atau penyeberangan (naditira pradesa) ataupun sebagai daerah
Swatantra. Prasasti Canggu berupa lempengan tembaga berbentuk empat persegi panjang berukuran
panjang 36,5 cm, lebar 10,4 cm. Prasati ini seluruhnya berjumlah 11 lempengan tetapi baru
diketemukan 5 lempengen. Pada saat ini lempengan Prasasti Cangu tersebut berada di Museum
Jakarta dengan kode E 54 C.

b. Prasasti Batu dari Desa Sine Kecamatan Sine dalam ROD tersebut sebuah prasasti pada tahun
Saka 1381 (1459 M), terdapat tulisan “Ong dana pasagira Werit prami, Saka kala 1381” yang
artinya “Ong dana pemberian (upeti) (Dana = pemberian) Werit prami =20 raja putri (ratu).
Berdasarkan prasasti tersebut diperkirakan Abad XIV daerah Sine termasuk wilayah kekuasaan
seorang raja puteri (ratu) dan atas kebaikan masyarakat di daerah ini telah mendapatkan
hadiah dari ratu.

Anda mungkin juga menyukai