Anda di halaman 1dari 2

PELAPORAN KEUANGAN NON PEMERINTAH (PARTAI POLITIK)

Partai politik disebutkan secara khusus dalam UU RI No 2 Tahun 2008 tentang Partai
Politik, partai politik adalah organisasi yang bersifat nasional dan dibentuk oleh sekelompok
warga negara Indonesia secara sukarela atas dasar kesamaan kehendak dan cita-cita untuk
memperjuangkan dan membela kepentingan politik anggota, masyarakat, bangsa, dan negara
serta memelihara keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) berdasarkan
Pancasila dan UUD 1945.

Fungsi partai politik :

 Sebagai komunikasi politik


 Sebagai rekrutmen politik
 Sosialisasi politik
 Pengatur konflik

Laporan keuangan yang dibuat oleh Partai Politik adalah laporan keuangan tahunan dan
laporan Dana kampanye. Penyusunan Laporan Keuangan Tahunan Partai Politik mengacu
pada PSAK (Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan) No. 45 tentang akuntansi untuk
organisasi nirlaba, yang dikeluarkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia dan terdiri atas laporan
berikut ini :

 Laporan posisi keuangan


 Laporan aktivitas
 Laporan dalam perubahan aktiva neto/ekuitas
 Laporan arus kas
 Catatan atas laporan keuangan

Sumber dana partai politik :

 Iuran anggota
 Sumbangan perusahaan
 Subsidi dana publik
 Fasilitas publik
 Sumbangan individual
 Sumbangan organisasi buruh dan sejenis
 Sumbangan dari pihak asing.

Peran KPU dalam keuangan partai politik :

partai politik harus membuat laporan keuangan secara berkala satu tahun sekali
kepada KPU setelah diaudit oleh akuntan public. Dalam hal dana kampanye, maka setiap
partai politik harus memiliki rekening khusus dana kampanye pemilihan umum dan
menyerahkan laporan neraca keuangan hasil audit akuntan publik kepada Komisi Pemilihan
Umum paling lambat 6 (enam) bulan setelah hari pemungutan suara.

Anda mungkin juga menyukai