Anda di halaman 1dari 2

No : 04

Nama : Nahrul Hayat


Nim : 1701035155
Dosen : Jamaluddin MD,, SE., M.SI., AK
Mata Kuliah : Audit Sektor publik
Pertemuan Ke- :3

Irjen Depkeu : Auditor jangan seperti orang berlomba


Rabu, 19 November 2008.

Jakarta – Para auditor pemerikasa keuangan hendaknya tidak seperti orang yang berlomba-lomba
menemukan adanya banyak penyimpangan tanpa mendalami apa yang menjadi penyebab dan bagaimana
cara mengatasinya.
Kecenderungan auditor seperti itu dinilai tidak akan membawa perbaikan dalam pengelolaan
keuangan negara. Demikian disampaikan Inspektur Jenderal Departemen Keuangan Hekinus Manao
kepada Kompas, Senin (17/11) di Jakarta.
Selama ini, yang saya lihat, baik Inspektorat, Jenderal (Itjen). Departemen, Badan Pengawas
Keuangan dan Pembangunan (BPKP) maupun Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) terlihat hanya seperti
orang yang berlomba-lomba mengungkapkan adanya temuan penyimpangan, tetapi belum mendalami
mengapa penyimpangan itu terjadi dan bagaimana cara mengatasinya, ujar Hekinus.
Menurut Hekinus, dengan cara seperti itu, perbaikan pengelolaan keuangan negara tidak akan
pernah bisa diperbaiki.
Untuk itu, dengan adanya Sistem Pengendalian Internal Pemerintah (SPIP), kita harapkan tidak
terjadi cara audit seperti itu. Khusunya, di Itjen dan BPKP, tutur Hekinus. Hekinus Menyatakan,
Peraturan Pemerintah (PP) No. 60 tahun 2008 tentang SPIP, selain untuk mencapai tujuan oraganisasi
yang efisien dan efektif, juga bertujuan untuk meningkatkan kinerja, transparansi, dan akuntablitas
pengelolaan keuangan negara, serta meminimalisasi penyimpangan anggaran dan korupsi didepartemen.
Dikatakan oleh Hekinus, mulai tahun depan, SPIP mulai diterapkan di seluruh departemen.
Harapan kita, dengan adanya SPIP, pengelolaan keuangan negara menjadi lebih baik lagi. Namun,
memang karena ini baru awal, kita masih melihat seperti apa pelaksanaanya, kata Hekinus.
Sementara anggota BPK, Baharuddin Aritonang, menyatakan, sebagai auditor eksternal, tugas
BPK memang mengungkapkan temuan penyimpangan dan memvonisnya, apakah suatu penyimpangan
atau bukan.
Tugas Auditor internal pemerintah justru harus membantu departemen menyusun laporan
keuangan yang baik dan benar sesuai prinsip standar akuntansi. Jika tidak, ya seperti sekarang ini,
disclaimer atau tidak dapat menyatakan apa-apa opini laporan keuangannya, ujar Baharuddin.
Bahruddin menambahkan, apabila BPK sudah mengungkapkan temuannya, sebaiknya
departemen berlomba-lomba untuk memperbaiki pengelolaan keuangannya. Jangan sampai disclaimer
terus-menerus, tuturnya (Har).

Sumber : Danny Darussalam Tax Center Online

Pertanyaan :
1. Bagaimana tanggapan Anda mengenai masalah di atas ?
2. Berlomba-lomba mencari penyimpangan, bukankah itu baik dengan auditor berlomba-lomba,
bukankah penyimpangan akan lebih cepat ditemukan. Bagaimana menurut anda ? Diskusikan !
3. Apakah menurut anda SPIP itu efektif dalam meminimalkan penyimpangan ? Jelaskan !
Jawab

1. Bagaimana tanggapan Anda mengenai masalah di atas


Tujuan pemeriksaan BPK adalah memberikan pendapat (opini) atas laporan keuangan
organisasi sektor publik sesuai dengan hasil auditnya. Dalam tulisan ini terdapat dua pandangan
yakni: pertama, pandangan pengelola keuangan yang berharap penyimpangan yang ditemukan
BPK harus dicermati lebih mendalam lagi dan mempunyai solusi atas penyimpangan ini. Kedua,
pandangan dari BPK sendiri yang menyatakan bahwa memang sudah tugas BPK dalam mencari
penyimpangan, memvonis dan mempublikasikannya. Setiap PKN (Pengelola Keuangan
Negara) seharusnya juga berlomba-lomba dalam melakukan perbaikan Laporan
Keuangan dibantu penyelenggara SPIP, sehingga penyimpangan yang terjadi dapat
diketahui lebih awal dan diatasi secepatnya. Pada akhirnya, temuan penyimpangan oleh
BPK dapat minimal atau bahkan tidak ada sama sekali yang nantinya berdampak kepada
perbaikan pengelolaan keuangan negara.
2. Berlomba-lomba mencari penyimpangan, bukankah itu baik dengan auditor berlomba-
lomba, bukankah penyimpangan akan lebih cepat ditemukan. Bagaimana menurut anda ?
Diskusikan !
Tugas BPK memang mencari kesalahan, tetapi bukan mencari-cari kesalahan. Karena
pada hakikatnya BPK mencari perbaikan demi terciptanya pemerintahan yang baik.
Berlomba-lomba dalam mencari penyimpangan akan berdampak pada jumlah angka kredit
auditor, karena jabatan auditor BPK adalah jabatan fungsional layaknya dosen dan guru. Akan
tetapi, apabila BPK dapat menemukan penyimpangan-penyimpangan dan kemudian memberikan
pendapat tentang cara-cara memperbaikinya maka BPK dapat mewujudkan visi dan
melaksanakan misinya dengan baik, dan pada akhirnya diharapkan pihak yang diaudit akan
dapat memperbaiki kesalahannya di masa datang. Hal ini seharusnya berdampak positif
bagi BPK itu sendiri dan bagi auditee tentunya.
3. Apakah menurut anda SPIP itu efektif dalam meminimalkan penyimpangan ? Jelaskan !
BPK dalam semester 1 tahun 2013 menemukan temuan-temuan yang berulang, seperti
kasus-kasus kelemahan sistem pengendalian intern (SPI) dan ketidakpatuhan terhadap perundang-
undangan, sehingga berpotensi merugikan keuangan negara sebesar Rp 56,98 triliun
(akuntanonline.com/ 01 oktober 2013). Dari penggalan berita ini, jelas terlihat bahwa dengan
penerapan SPIP yang efektif akan mencegah berbagai bentuk penyimpangan atau
kegagalan dalam upaya Pemerintah mencapai tujuan nasional maupun tingkat instansi
pemerintah. Untuk mencapai hal ini, penyelenggara SPIP yaitu BPKP dan Inspektorat Daerah
maupun Kab/Kota (PP 60/2008) harus melakukan sosialisasi dan bimbingan teknis penerapan
SPIP pada setiap organisasi sektor publik baik di tingkat Kementerian dan Pemerintah Daerah.
Hal ini juga yang disampaikan pada aline ke lima dari kasus di atas yang menyatakan “SPIP,
selain untuk mencapai tujuan organisasi yang efisien dan efektif, juga bertujuan meningkatkan
kinerja, transparansi, dan akuntabilitas pengelolaan keuangan negara, serta meminimalisasi
penyimpangan anggaran dan korupsi di departemen.”

Anda mungkin juga menyukai