04 Nahrul Hayat 1701035155 Studi Kasus BAB 1 ASP
04 Nahrul Hayat 1701035155 Studi Kasus BAB 1 ASP
Jakarta – Para auditor pemerikasa keuangan hendaknya tidak seperti orang yang berlomba-lomba
menemukan adanya banyak penyimpangan tanpa mendalami apa yang menjadi penyebab dan bagaimana
cara mengatasinya.
Kecenderungan auditor seperti itu dinilai tidak akan membawa perbaikan dalam pengelolaan
keuangan negara. Demikian disampaikan Inspektur Jenderal Departemen Keuangan Hekinus Manao
kepada Kompas, Senin (17/11) di Jakarta.
Selama ini, yang saya lihat, baik Inspektorat, Jenderal (Itjen). Departemen, Badan Pengawas
Keuangan dan Pembangunan (BPKP) maupun Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) terlihat hanya seperti
orang yang berlomba-lomba mengungkapkan adanya temuan penyimpangan, tetapi belum mendalami
mengapa penyimpangan itu terjadi dan bagaimana cara mengatasinya, ujar Hekinus.
Menurut Hekinus, dengan cara seperti itu, perbaikan pengelolaan keuangan negara tidak akan
pernah bisa diperbaiki.
Untuk itu, dengan adanya Sistem Pengendalian Internal Pemerintah (SPIP), kita harapkan tidak
terjadi cara audit seperti itu. Khusunya, di Itjen dan BPKP, tutur Hekinus. Hekinus Menyatakan,
Peraturan Pemerintah (PP) No. 60 tahun 2008 tentang SPIP, selain untuk mencapai tujuan oraganisasi
yang efisien dan efektif, juga bertujuan untuk meningkatkan kinerja, transparansi, dan akuntablitas
pengelolaan keuangan negara, serta meminimalisasi penyimpangan anggaran dan korupsi didepartemen.
Dikatakan oleh Hekinus, mulai tahun depan, SPIP mulai diterapkan di seluruh departemen.
Harapan kita, dengan adanya SPIP, pengelolaan keuangan negara menjadi lebih baik lagi. Namun,
memang karena ini baru awal, kita masih melihat seperti apa pelaksanaanya, kata Hekinus.
Sementara anggota BPK, Baharuddin Aritonang, menyatakan, sebagai auditor eksternal, tugas
BPK memang mengungkapkan temuan penyimpangan dan memvonisnya, apakah suatu penyimpangan
atau bukan.
Tugas Auditor internal pemerintah justru harus membantu departemen menyusun laporan
keuangan yang baik dan benar sesuai prinsip standar akuntansi. Jika tidak, ya seperti sekarang ini,
disclaimer atau tidak dapat menyatakan apa-apa opini laporan keuangannya, ujar Baharuddin.
Bahruddin menambahkan, apabila BPK sudah mengungkapkan temuannya, sebaiknya
departemen berlomba-lomba untuk memperbaiki pengelolaan keuangannya. Jangan sampai disclaimer
terus-menerus, tuturnya (Har).
Pertanyaan :
1. Bagaimana tanggapan Anda mengenai masalah di atas ?
2. Berlomba-lomba mencari penyimpangan, bukankah itu baik dengan auditor berlomba-lomba,
bukankah penyimpangan akan lebih cepat ditemukan. Bagaimana menurut anda ? Diskusikan !
3. Apakah menurut anda SPIP itu efektif dalam meminimalkan penyimpangan ? Jelaskan !
Jawab