PENDAHULUAN
yang umum terjadi.1,2 Diantara masalah kesehatan yang terjadi pada periode
tertentu yang dapat memiliki risiko buruk bagi kesehatan pasien di masa
mendatang.3,4
tantangan baru selama periode ini, sehingga, masa kehamilan dan periode post-
gangguan kejiwaan yang paling umum dijumpai selama masa kehamilan dan post
partum 6dan gejalanya bisa berkisar dari gejala ringan hingga berat.
Prevalensi episode depresi mayor diperkirakan sekitar 10% - 20% untuk episode
yang memenuhi seluruh kriteria7, dan perkiraan prevalensi menjadi lebih dari 25%
-50% ketika episode depresi minor atau kecemasan disertakan.8 Depresi dan
perinatal (misalnya, gangguan laktasi, bunuh diri, dan pembunuhan bayi), dan
1
dampak negatif di luar periode perinatal tidak hanya untuk ibu dan anak tetapi
perceraian, gangguan kejiwaan di kemudian hari, dan risiko bunuh diri yang lebih
tinggi).9 Angka kematian akibat bunuh diri lebih besar daripada kematian akibat
/ eklamsia .10
Faktor risiko yang menjadi prediktor kuat dari depresi atau kecemasan
postpartum yaitu: stressful recent life events, dukungan sosial yang buruk, dan
besar (stressful) dalam hidup, terutama saat adanya komplikasi dalam persalinan,
misalnya, saat bayi dilahirkan melalui operasi sesar secara darurat atau bayi
Selain itu, pasien yang menjalani operasi sesar, metode bersalin yang
tidak sesuai dengan harapan, dan masa pemulihan yang lebih lama dapat
deteksi dini kecemasan dan depresi postpartum pada ibu yang baru melahirkan,
mengingat potensi efek kecemasan jangka pendek dan jangka panjang pada
lanjut mengenai skrining kecemasan dan depresi post partum menggunakan salah
satu alat uji kuesioner yaitu Zung Self Rating Anxiety Scale (SAS) terutama pada
2
1.2 Tujuan Penulisan
a. Tujuan Umum
(SAS) dalam menilai faktor-faktor kecemasan pada pasien pasca operasi sesar.
b. Tujuan Khusus
kecemasan postpartum.
2. Mengetahui skrining awal pada kasus kecemasan dan depresi post partum
3
3. Mengetahui penggunaan Zung Self Rating Anxiety Scale (SAS) dalam
dan instrumen skriningnya menggunakan Zung Self Rating Anxiety Scale (SAS).
(SAS).
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
biasa disebut sebagai persalinan. Persalinan aktif dapat didiagnosis saat dilatasi
serviks sudah 3 cm atau lebih dengan adanya kontraksi uterus. Setelah ambang
selama kala 2 diawasi sekitar 1 sampai 2 jam untuk memastikan keamanan dan
kesejahteraan janin. 12
berapapun paritasnya, jika tidak dibantu, akan melahirkan dalam waktu sekitar 10
jam setelah masuk rumah sakit. Kontraksi uterus yang tidak adekuat merupakan
persalinan.12
2.2 Sesar
dinding abdomen (laparotomi) dan dinding uterus (histerotomi). Definisi ini tidak
mencakup pengeluaran janin dari rongga abdomen dalam kasus ruptur uteri atau
pada kasus kehamilan intra-abdomen. Dalam beberapa kasus, dan paling sering
5
diindikasikan setelah melahirkan. Jika histerektomi dilakukan pada saat persalinan
pascapartum.13
ruptur uterus. Pelahiran per vaginam setelah sesar (vaginal birth after pior
cesarean,VBAC) belum banyak diterima sampai akhir tahun 1970-an. Pada tahun
1996, 28 persen wanita dengan riwayat sesar melahirkan per vaginam. Namun,
6
Pada tahun 1999, American College of Obstetricians and Gynecologists
Kriteria Seleksi
Sepanjang persalinan aktif terdapat dokter yang mampu memantau dan melakukan
sesar darurat
Jika dipilih pengulangan sesar, sebelum tindakan elektif ini maturitas janin
Menurut kriteria ini, persalinan elektif dapat drpertimbangkan pada atau setelah
39 minggu jika paling sedikit salah satu kriteria yang tercantum pada tabel berikut
dipenuhi:13
7
Tabel 3. Kriteria pengulangan sesar
Pada semua kasus lain, maturitas paru janin harus dibuktikan dengan
analisis cairan amnion sebelum dilakukan sesar ulangan elektif. Cara lain adalah
mampu beradaptasi dengan kekayaan dan variasi makanan modern, dan salah satu
akibatnya adalah distosia. Bukti yang mendukung hal ini berasal dari Barau dkk
(2006), yang menganalisis indeks massa tubuh (BMI) sebelum hamil dan risiko
hubungan linier antara BMI dan persalinan sesar. Hal serupa telah ditunjukkan
oleh beberapa orang lainnya (Leung, 2008; Nuthalapaty, 2004; Roman, 2008;
Treacy, 2006; Wilkes, 2003, dan semua rekan mereka). Getahun et al (2007)
Menariknya, para peneliti ini menemukan bahwa penurunan berat badan dari
obesitas menjadi normal dapat menurunkan risiko ini. Namun demikian, analisis
8
distosia persalinan sebagai faktor kontribusi untuk angka sesar sulit dilakukan
menyebabkan meningkatnya angka sesar atas indIkasi denyut jantung janin yang
elektronik tidak lebih baik dalam mengurangi risiko cerebral palsy atau kematian
Memang, kinerja kelahiran sesar itu sendiri mungkin tidak berpengaruh pada
Health, dan Lien dan rekan (1995) mempresentasikan data yang secara khusus
menyangkal hubungan apapun antara persalinan sesar dan serebral palsi atau
kejang.15
tali pusat dan terjepitnya kepala jika dilahirkan per vaginam dibandingkan janin
dengan presentasi kepala . Oleh karena itu, presentasi bokong sering menjadi
9
janin tunggal aterm dengan presentasi bokong.13 Kelahiran sesar biasanya (tetapi
1. Janin besar
5. Disfungsi uterus
7. Janin prematur yang sehat dan viable, dalam persalinan aktif atau
Untuk hasil yang baik dengan persalinan sungsang, paling tidak, jalan
lahir harus cukup besar untuk memungkinkan lewatnya janin tanpa trauma.
Serviks harus benar-benar dilatasi, dan jika tidak, maka persalinan sesar hampir
selalu merupakan metode persalinan yang lebih tepat bila dicurigai adanya
10
2.3 Perubahan Fisiologis Ibu pada Masa Postpartum
waktu selama dan tepat setelah melahirkan. Beberapa perubahan fisiologis yang
terjadi adalah:12,13
2.3.1 Uterus
dan selama beberapa hari setelah persalinan lubang ini masih mudah dimasuki
tetap melebar dan cekungan bilateral di tempat laserasi menetap sehingga menjadi
tanda serviks para. Setelah 2 hari pertama, uterus mulai menciut sehingga dalam 2
minggu uterus telah turun ke dalam rongga panggul sejati. Uterus memperoleh
2.3.2 Afterpain
interval tertentu dan menimbulkan afterpain. Afterpain terutama terasa jika bayi
sehingga pasien memerlukan analgesik, tetapi nyeri umumrya berkurang pada hari
ketiga pascapartum.13
11
2.3.3 Lokia
pengeluaran rabas vagina dengan jumlah bervariasi; rabas ini disebut lokia yang
cukup banyak darah sehingga berwarna merah (lokia rubra). Setelah 3 atau 4 hari,
lokia menjadi semakin pucat (lokia serosa). Setelah sekitar hari ke-10 karena
adanya leukosit dan penurunan kandungan air, lokia tampak berwarna putih atau
utetus secara normal pulih ke ukurannya semula pada masa nifas. Ha1 ini disertai
oleh perdarahan uterus yang ireguler atau berlebihan. Beberapa kausa subinvolusi
yang dikenali adalah retensi potongan plasenta dan endometritis. Kelainan ini
masa nifas. Hal ini paling sering disebabkan oleh involusi abnormal tempat
12
umum, kuretase dilakukan hanya jika terus terjadi perdarahan yang bermakna atau
dan oleh karena itu, merupakan kondisi penyerta normal persalinan pervaginam.
kandung kemih.13
dan diuresis setelah persalinan adalah proses fisiologis untuk mengembalikan hal
tersebut. Diuresis biasanya tetjadi antara hari kedua dan kelima pascapartum.
yang berlebihan sering terjadi selama periode ini dan memudahkan terjadinya
13
infeksi saluran kemih.Ureter yang melebar dan pelvis ginjak kembali ke keadaan
2.3.6 Vagina
Vagina dan pintu luar vagina jarang pulih ke dimensi nulipara. Pada
awal masa nifas, vagina dan saluran keluarnya membentuk bagian yang luas dan
berdinding halus yang secara bertahap mengecil ukurannya tetapi jarang kembali
ke dimensi nulipara.12
Rugae mulai muncul kembali pada minggu ketiga tetapi tidak begitu
menonjol seperti sebelumnya. Selaput dara diwakili oleh beberapa jaringan kecil,
Ligamentum latum dan teres memerlukan waktu cukup lama untuk pulih
abdomen tetap lunak dan lembek akibat ruptur serat elastik di kulit. Pemulihan
strukrur ini ke normal memerlukan waktu beberapa minggu, dan pemulihan dapat
14
dapat dimulai setiap saat setelah persalinan per vaginam dan segera setelah nyeri
Namun, jika otot tetap atonik, dinding perut juga akan tetap kendur. Pemisahan
yang jelas pada otot rektus abdominis— diastasis rekti — dapat terjadi.13
2.3.8 Darah
menurun jauh di bawah level yang ada sesaat sebelum persalinan, kemungkinan
yang mencolok terjadi selama dan setelah persalinan. Hitung leukosit kadang-
tingkat sebelum hamil. Curah jantung biasanya tetap tinggi selama 24 sampai 48
jam pascapartum dan kembali normal dalam 10 hari (Robson dan rekan, 1987).
Perubahan detak jantung juga mengikuti pola ini. Resistensi pembuluh darah
sistemik sebaliknya, yaitu tetap dalam kisaran yang lebih rendah selama 2 hari
pascapartum dan kemudian mulai terus meningkat ke nilai normal sebelum hamil.
yang cukup besar, dan diuresis pascapartum adalah pengembalian fisiologis dari
15
proses ini. Hal tersebut terjadi antara hari kedua dan kelima dan berhubungan
uterus dan pengeluaran darah normal. Selain itu, biasanya terjadi penurunan lebih
mencapai kembali berat badan prahamil mereka dalam 6 bulan setelah melahirkan,
rendah lebih mungkin untuk mempertahankan berat badan yang diperoleh selama
kehamilan .13
2.3.10 Payudara
cairan berwarna putih kekuningan. Biasanya bisa keluar dari puting susu pada hari
lebih banyak mineral dan asam amino. Kolostrum juga memiliki lebih banyak
perlindungan bayi baru lahir terhadap patogen enterik. Faktor kekebalan lain
16
Selama 24 jam pertama setelah terjadinya sekresi lakteal, payudara tidak
jarang mengaiami distensi, menjadi padat, dan nodular. Temuan ini mungkin
disertai oleh peningkatan suhu sementara. Demam jarang menetap lebih dari 4
hingga 16 jam. Kausa lain demam, terutama yang berkaitan dengan infeksi
panggul harus disingkirkan. Terapi berupa menopang payudara dengan korset atau
pemompaan payudara atau pengeluaran ASI secara manual, tetapi dalam beberapa
hari keadaan biasanya mereda dan bayi dapat menyusu secara normal.12
fokus baru yang ditujukan pada bayi. Oleh karena itu, masa nifas mungkin
merupakan masa kecemasan yang cukup intens bagi banyak wanita. Untuk
menggambarkan hal ini, data yang dikumpulkan oleh Pregnancy Risk Assessment
populasi ini dimulai pada tahun 1987 oleh the Centers for Disease Control and
Prevention ,CDC (2007a) untuk lebih memahami mengapa angka kematian bayi
tidak berubah. Sistem tersebut mengumpulkan data tentang sikap dan pengalaman
menganalisis data di 10 negara bagian pada tahun 2000 untuk menilai tantangan
yang dihadapi wanita dari 2 hingga 9 bulan setelah melahirkan. Temuan utama
17
Tabel 4. Tantangan yang dihadapi wanita pasca partum
dalam masa nifas. Ibu nifas menjadi sangat sensitif, sehingga diperlukan
pertama sampai hari kedua setelah melahirkan. Pada saat itu, fokus perhatian ibu
Oleh karena itu, kondisi ibu perlu dipahami dengan menjaga komunikasi yang
baik. Pada fase ini perlu diperhatikan pemberian ekstra makanan untuk proses
pemulihannya.
18
2. 4.1.2 Fase Taking Hold
Fase ini berlangsung antara 3–10 hari setelah melahirkan. Pada fase taking
hold, ibu merasa khawatir akan ketidakmampuan dan rasa tanggung jawabnya
dalam merawat bayi. Selain itu perasaannya sangat sensitif sehingga mudah
memerlukan dukungan karena saat ini merupakan kesempatan yang baik untuk
menerima berbagai penyuluhan dalam merawat diri dan bayinya sehingga tumbuh
Fase ini merupakan fase menerima tanggung jawab akan peran barunya
yang berlangsung 10 hari setelah melahirkan. Ibu sudah mulai menyesuaikan diri
postpartum adalah :
a. Postpartum blues
Terjadi pada hari pertama sampai sepuluh hari setelah melahirkan dan
hanya bersifat sementara dengan gejala gangguan mood, rasa marah, mudah
19
tidur.18 Keadaan ini akan terjadi beberapa hari saja setelah melahirkan dan
dianggap sebagai suatu kondisi yang normal terkait dengan adaptasi psikologis
postpartum. Apabila memiliki faktor predisposisi dan pemicu lainnya maka dapat
b. Depresi postpartum
sendiri, kehilangan energi, nafsu makan menurun (appetite), berat badan menurun,
insomnia, selalu dalam keadaan cemas, sulit berkonsentrasi, sakit kepala yang
hebat, kehilangan minat untuk melakukan hubungan seksual dan ada ide bunuh
diri.18
antara lain: 1) Depresi selama kehamilan. 2) stress selama perawatan anak. 3) Life
jalinan komunikasi dan kasih sayang dengan pasangan. 7) Riwayat adanya depresi
sebelum kehamilan. 8) Temperamen bayi, bayi yang rewel dan tidak responsive
akan membuat ibu merasa tidak berdaya. 9) Ada riwayat postpartum blues. 10)
Harga diri, ibu yang mempunyai harga diri rendah menunjukkan ibu tersebut
20
merasa dirinya tidak mampu. 11) Status sosial ekonomi. 12) Status perkawinan.
c. Psikosis postpartum
keselamatan jiwa ibu dan bayinya sehingga sangat memerlukan pertolongan dari
Sangat umum bagi seorang ibu untuk menunjukkan suasana hati yang
kurang tidur, kecemasan atas kemampuan diri untuk merawat bayi dengan baik,
Gangguan ini biasanya ringan dan sembuh sendiri dalam 2 hingga 3 hari,
meskipun terkadang berlangsung hingga 10 hari. Jika suasana hati ini terus
berlanjut atau memburuk, diperlukan evaluasi untuk gejala depresi berat. Sebuah
21
gangguan kejiwaan yang sudah ada sebelumnya, bulan pertama setelah
pada onset postpartum. Saat ini tidak ada kriteria diagnostik khusus untuk
menyeluruh (GAD)] dan adanya pikiran, impuls, atau perilaku berulang yang
Kekhawatiran khusus ibu tentang kerentanan bayi dan keamanan juga ada dan
seperti itu merupakan hal yang normal, dan bahkan bermanfaat bagi kesejahteraan
bayi, tetapi pada tingkat tinggi hal itu berdampak negatif dan berkontribusi pada
kecemasan ibu.20
kecemasan umum yang paling banyak. The Diagnostic and Statistical Manual of
22
Kecemasan postpartum tidak begitu familiar dan kurang dipelajari
masalah yang serius karena adanya riwayat kecemasan sebelum atau selama
kehamilan merupakan salah satu prediktor terkuat dari terjadinya kecemasan atau
depresi postpartum yang tinggi di kemudian hari. Selain itu, depresi postpartum
dini dan terapi kecemasan sebelum atau segera setelah partus dapat membantu
berusia ≤19 tahun atau 20-24 tahun, 2) berasal dari ras / etnis Indian / Alaska
stressful atau lebih pada satu tahun sebelum kelahiran, 7) melahirkan bayi cukup
bulan dengan berat badan lahir rendah, dan 8) Bayi dirawat pada unit perawatan
Faktor risiko berikut adalah prediktor kuat dari depresi atau kecemasan
postpartum: stressful recent life events, dukungan sosial yang buruk, dan riwayat
23
Melahirkan juga bisa dianggap sebagai peristiwa besar (stressful) dalam
hidup, terutama saat adanya komplikasi dalam persalinan, misalnya, saat bayi
dilahirkan melalui operasi sesar secara darurat atau bayi dirawat di unit perawatan
intensif neonatal (NICU). Metode bersalin telah diteliti sebagai faktor risiko yang
yang lebih lama dapat menyebabkan peningkatan stres, keluhan somatik dan
menunjukkan bahwa hanya operasi sesar emergensi dan bukan elektif (ElSC)
2.6 Penilaian kecemasan pada pasien pasca sesar menggunakan Zung Self
digunakan untuk menilai tingkat kecemasan pada orang dewasa yang didasarkan
kepada gejala gangguan kecemasan seperti yang dijelaskan dalam Diagnostic and
24
2.6.2 Penggunaan Zung Self Rating Anxiety Scale pada pasien pasca sesar
metode kelahiran yang diinginkan oleh pasien, masa pemulihan yang lama,
termasuk ke dalam stressful life event terutama saat sesar dilakukan atas indikasi
emergensi dan adanya risiko terjadinya komplikasi pada bayi yang memerlukan
Ada beberapa alat ukur untuk menilai tingkat kecemasan, seperti Zung Self
Rating Anxiety Scale (SAS)29, Hamilton Rate Scale for Anxiety (HRS A)30, Taylor
rupa (lihat lampiran 1). Ada 15 pernyataan yang mengarah pada peningkatan
skala 1 - 4 (tidak pernah atau jarang, kadang-kadang, sering, dan hampir selalu).
25
tersebut positif mengarah ke gejala kecemasan atau negatif. Kunci jawaban untuk
26
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
masa yang rentan untuk terjadinya peningkatan onset maupun relaps penyakit-
penyakit mental. Depresi dan kecemasan adalah gangguan kejiwaan yang paling
diantaranya adalah stressful recent life events, dukungan sosial yang buruk, dan
besar dalam hidup (stressful), terutama saat adanya komplikasi dalam persalinan.
Metode bersalin telah diteliti sebagai faktor risiko yang dapat menimbulkan
depresi postpartum.
Pasien yang menjalani operasi sesar - terutama operasi sesar atas indikasi
dengan yang menjalani operasi sesar elektif ataupun persalinan pervaginam. Oleh
karena itu, diperlukan adanya skrining risiko kecemasan pada pasien pasca sesar
Ada beberapa alat ukur untuk menilai tingkat kecemasan, namun Zung
Self Rating Anxiety Scale (SAS) biasanya digunakan dalam banyak penelitian
Berdasarkan jawaban atas kuesioner ini, tingkat kecemasan pasien ditentukan dan
27
diklasifikasikan sebagai normal, kecemasan ringan, kecemasan sedang, dan
kecemasan berat.
3.2 Saran
1. Zung Self Rating Anxiety Scale (SAS) dapat digunakan sebagai skrining awal
2. Walaupun bersifat self report questionnaire, dimana pasien dapat mengisi dan
SAS tidak digunakan sebagai alat diagnosis gangguan mental oleh klinisi.
menurut DSM atau guideline yang berlaku dan dapat diberikan konseling
psikologis.
28
DAFTAR PUSTAKA
29
10. Palladino CL, Singh V, Campbell J, Flynn H, Gold KJ. Homicide and suicide
during the perinatal period: findings from the national violent death reporting
system. Obstet Gynecol. 2011;118(5):1056- 1063.
11. D. E. Stewart, E. Robertson, C. L. Dennis, S. L. Grace, and T. Wallington,
Postpartum Depression: Literature Review of Risk Factors and Interventions,
University Health Network Women’s Health Program, Bethlehem, Israel,
2003
12. Cunningham F.G., Leveno, K.J., Bloom, S.L.; Hauth, J.C. Williams obstetrics.
23rd ed. 2010. McGraw Hill: Ch 23.
13. Leveno, Kenneth J. Obstetri Williams: Panduan Ringkas, Edisi 21. Jakarta:
EGC ; 2009; 247-248.
14. Thacker SB, Stroup D. 2001. Chang M: Continuous electronic heart rate
monitoring for fetal assessment during labor. Cochrane Database Syst Rev
2:CD000063.
15. Scheller JM, Nelson KB. 199. Does cesarean delivery prevent cerebral palsy
or other neurologic problems of childhood? Obstet Gynecol 83:624, [PMID:
8134078]
16. Cunningham F.G., Leveno, K.J., Bloom, S.L.; Hauth, J.C. Williams obstetrics.
23rd ed. McGraw Hill. 2010: Ch 30
17. Kementrian Kesehatan RI.2014. Buku Ajar Kesehatan Ibu dan Anak.
Pusdiknakes:Jakarta.2014:133-37.
18. Lynn.,Christine.,E., & Pierre., Cathy., M. The Taboo of Motherhood:
Postpartum Depression.International Journal for Human Caring.2007: vol 11,
No.2, 22-3
20. Pawluski JL, Lonstein JS, Fleming AS. Trends in Neuroscience: The
Neurobiology of Postpartum Anxiety and Depression. Elsevier. 2016 (40).
106-120.
21. Beck., Cheryl., Tatano. Revision of the postpartum Depression Predictors
Inventory. JOGNN, 2002: vol 31, No.4
22. Gavin NI, Gaynes BN, Lohr KN, et al: Perinatal depression. A systematic
review of prevalence and incidence. 2005.Obstet Gynecol 106:1071. [PMID:
16260528]
30
23. Ko JY, Rockhill KM, Tong VT, Morrow B, Farr SL. Trends in Postpartum
Depressive Symptoms-27 States, 2004,2008, and 2012.MMWR Morb Mortal
Wkly Rep 2017;66:153-158.
.
24. Carter FA, Frampton CM, Mulder RT. Cesarean section and postpartum
depression: a review of the evidence examining the link. Psychosom Med.
2006;68(2):321- 330.
25. K. Kripke, “Postpartum depression and breastfeeding challenges: the
connection,” Journal of Women’s Health, vol. 21, no. 3, 2012.
26. Perlen, S.;Woolhouse, H.; Gartland, D.; Brown, S.J. Maternal depression and
physical health problems in early pregnancy: Findings of an Australian
nulliparous pregnancy cohort study. Midwifery 2013, 29, 233–239.
27. Patel, R.R.; Murphy, D.J.; Peters, T.J. Operative delivery and postnatal
depression: A cohort study. BMJ 2005,330, 879.
28. depression: A meta-analysis. J Psychosom Res. 2017;97:118-26.
29. Zung WWK. A rating instrument for anxiety disorders. Psychosomatics. 1971;
12: 371-379.
30. M Hamilton. The Assessment of Anxiety States by Rating. 32 Br J Med
Psychol 50-55. 1959.
31. Janet A. Taylor. A Personality Scale of Manifest Anxiety. 48(2) J. Abnormal
and Social Psych. 285-290. 1953
32. PM Salkovskis, KA Rimes, HMC Warwick, DM Clark. The Health Anxiety
Inventory: development and validation of scales for the measurement of
health anxiety and hypochondriasis. Psychol Med. 2006; 32(5):843–853.
31
LAMPIRAN
32
Lampiran 2. Kunci skoring SAS
33