Anda di halaman 1dari 8

Nama : Firyal Iftikhar Cikalkinanty

NIM : 1904589
Kelas : Pendidikan Kimia A

BIMBINGAN KONSELING

1. Pengertian Bimbingan Konseling


Istilah bimbingan atau guidance dalam bahasa Inggris dimaknai dengan
menunjukan, menentukan, atau mengemudikan. Secara harfiah istilah
bimbingan (guidance) berasal dari bahasa Inggris dari akar kata guide yang
berarti 1) mengarahkan (to direct), 2) memandu (to pilot), 3) mengelola (to
manage), dan 4) menyetir (to steer) (Susanto, 2018 hlm. 2).
Menurut Natawidjaja (dalam Susanto, 2018 hlm. 3) menjelaskan bahwa
bimbingan sebagai suatu proses pemberian bantuan kepada individu yang
dilakukan secara berkesinambungan agar individu tersebut dapat memahami
dirinya sendiri. Sehingga dia sanggup mengarahkan dirinya dan dapat
bertindak secara wajar sesuai dengan tuntutan dan keadaan lingkungan
sekolah, keluarga, masyarakat, dan kehidupan pada umumnya. Dengan
demikian, individu dapat menikmati kebahagiaan hidupnya dan memberikan
sumbangan yang berarti kepada kehidupan masyarakat pada umumnya.
Adapun istilah konseling secara etimologi dari bahasa Latin consilium,
yang berarti ‘dengan’ atau ‘bersama’, dalam bahasa inggris disebut dengan
counseling, berasal dari akar kata counsel, yang berarti nasihat, ujaran, atau
pembicaraan dengan bertukar pikiran (Susanto, 2018 hlm. 5)
Menurut Cavanagh (dalam Susanto, 2018 hlm. 6) konseling adalah
kegiatan yang dilakukan oleh konselor untuk memperoleh suatu hubungan
antara pemberi bantuan yang terlatih dengan seorang yang mencari bantuan,
bantuan yang diberikan berupa keterampilan dan penciptaan suasana yang
membantu orang lain agar dapat belajar berhubungan dengan dirinya sendiri
dan orang lain melalui cara-cara yang lebih tumbuh dan produktif.
Bimbingan dan konseling memiliki pengertian yang berbeda namun
saling berkaitan. Bimbingan dan konseling merupakan bagian integral dari
proses pendidikan dalam rangka pemberian bantuan yang dilakukan oleh
konselor (pemberi bantuan, pembimbing, atau guru) untuk meningkatkan
kemampuan anak dalam memahami diri dan lingkungannya agar dapat
mencapai perkembangan yang optimal sesuai dengan potensi yang
dimilikinya. Jadi, hakikat bimbingan dan konseling adalah proses
memfasilitasi atau pemberian bantuan kepada individu untuk sosial dan/atau
sesuai dengan norma yang ada pada masyarakat (Susanto, 2018 hlm. 6).
Bimbingan dan konseling memandang manusia secara utuh fisik dan
psikis. Apabila salah satu aspek perkembangan individu akan terganggu maka
memengaruhi aspek perkembangan yang lainnya. Bimbingan dan konseling
memandang setiap individu memiliki potensi untuk berkembang dengan baik
dengan pemberian bantuan yang terencana serta memberikan pelayanan yang
memandirikan (Susanto, 2018 hlm. 7).
2. Tujuan Bimbingan Konseling
Tujuan bimbingan dan konseling yang paling esensial adalah untuk
membantu siswa mengembangkan kemampuan-kemampuan yang dimilikinya
menjadi lebih mampu, mendorong orangtua dalam mengawasi dan
mendampingi perkembangan anak-anaknya, serta mendorong para guru untuk
menyediakan atmosfer pembelajaran di kelas yang lebih sehat dan kondusif
(Susanto, 2018 hlm. 8)
Adapun menurut Suherman (dalam Susanto, 2018 hlm. 8) secara umum
maupun khusus tujuan pelaksanaan bimbingan dan konseling dimaksudkan
agar individu dapat:
a. Memahami dan menerima diri secara objektif dan konstruktif, baik yang
terkait dengan keunggulan maupun kelemahan, baik fisik maupun psikis;
b. Memahami tentang kondisi, tuntunan, dan irama kehidupan lingkungan
yang fluktuatif antara yang menyenangkan dan yang tidak
menyenangkan, serta mampu meresponsnya secara positif sesuai dengan
norma pribadi, sosial, dan ajaran agama yang dianut;
c. Merencanakan aktivitas penyelesaian studi, perencanaan karier, serta
kehidupannya di masa yang akan datang;
d. Mengembangkan seluruh potensi yang dimilikinya, serta memanfaatkan
kekuatan lingkungan secara optimal;
e. Menyesuaikan diri, baik dengan tuntunan lingkungan pendidikan,
masyarakat, pekerjaan, maupun agama yang dianutnya;
f. Mengatasi hambatan dan kesulitan yang dihadapinya dalam studi,
penyesuaian dengan lingkungan pendidikan, masyarakat, pekerjaan,
maupun dalam melakukan penghambaan kepada Tuhannya.
Pada rambu-rambu Penyelenggaraan Bimbingan dan Konseling dalam
jalur pendidikan formal yang disajikan Depdiknas (dalam Susanto, 2018 hlm.
10) dijelaskan untuk mencapai tujuan bimbingan, peserta didik harus
mendapatkan kesempatan untuk:
a. Mengenal dan memahami potensi, kekuatan, dan tugas-tugas
perkembangannya;
b. Mengenal dan memahami potensi atau peluang yang ada di
lingkungannya;
c. Mengenal dan menentukan tujuan dan rencana hidupnya serta
menentukan langkah-langkah dalam upaya pencapaian tujuan tersebut;
d. Memahami dan mengatasi kesulitan-kesulitan yang dialami;
e. Menggunakan potensi yang dimiliki untuk kepentingan pribadi,
kepentingan lembaga tempat bekerja dan masyarakat;
f. Menyesuaikan diri dengan keadaan dan tuntunan dari lingkungannya;
g. Mengembangkan segala potensi dan kekuatan yang dimilkinya secara
optimal.
Dengan demikian dapat dipahami bahwa tujuan bimbingan adalah untuk
memfasilitasi perkembangan optimal peserta didik, baik dalam hal
penyelesaian studi, penyesuaian diri, mengembangkan seluruh potensi yang
dimiliki, mengatasi segala kesulitan dan hambatan yang dihadapi, serta
pengembangan potensi untuk memenuhi segala tuntunan lingkungan
keluarga, lingkungan pendidik (sekolah), maupun lingkungan masyarakat
(Susanto, 2018 hlm. 11).
3. Fungsi Bimbingan Konseling
Uman Suherman yang dikutip oleh Sudrajat (dalam Kamaludin, 2011)
mengemukakan sepuluh fungsi bimbingan dan konseling, yaitu:
1) Fungsi Pemahaman, yaitu fungsi bimbingan dan konseling membantu
konseli agar memiliki pemahaman terhadap dirinya (potensinya) dan
lingkungannya (pendidikan, pekerjaan, dan norma agama). Berdasarkan
pemahaman ini, konseli diharapkan mampu mengembangkan potensi
dirinya secara optimal, dan menyesuaikan dirinya dengan lingkungan
secara dinamis dan konstruktif;
2) Fungsi Preventif, yaitu fungsi yang berkaitan dengan upaya konselor
untuk senantiasa mengantisipasi berbagai masalah yang mungkin terjadi
dan berupaya untuk mencegahnya, supaya tidak dialami oleh konseli.
Melalui fungsi ini, konselor memberikan bimbingan kepada konseli
tentang cara menghindarkan diri dari perbuatan atau kegiatan yang
membahayakan dirinya. Adapun teknik yang dapat digunakan adalah
pelayanan orientasi, informasi, dan bimbingan kelompok. Beberapa
masalah yang perlu diinformasikan kepada para konseli dalam rangka
mencegah terjadinya tingkah laku yang tidak diharapkan, diantaranya:
bahayanya minuman keras, merokok, penyalahgunaan obat-obatan, drop
out, dan pergaulan bebas (free sex);
3) Fungsi Pengembangan, yaitu fungsi bimbingan dan konseling yang
sifatnya lebih proaktif dari fungsifungsi lainnya. Konselor senantiasa
berupaya untuk menciptakan lingkungan belajar yang kondusif, yang
memfasilitasi perkembangan konseli. Konselor dan personel
Sekolah/Madrasah lainnya secara sinergi sebagai teamwork
berkolaborasi atau bekerjasama merencanakan dan melaksanakan
program bimbingan secara sistematis dan berkesinambungan dalam
upaya membantu konseli mencapai tugas-tugas perkembangannya.
Teknik bimbingan yang dapat digunakan disini adalah pelayanan
informasi, tutorial, diskusi kelompok atau curah pendapat (brain
storming), home room, dan karyawisata;
4) Fungsi Penyembuhan, yaitu fungsi bimbingan dan konseling yang
bersifat kuratif. Fungsi ini berkaitan erat dengan upaya pemberian
bantuan kepada konseli yang telah mengalami masalah, baik menyangkut
aspek pribadi, sosial, belajar, maupun karir. Teknik yang dapat
digunakan adalah konseling, dan remedial teaching;
5) Fungsi Penyaluran, yaitu fungsi bimbingan dan konseling dalam
membantu konseli memilih kegiatan ekstrakurikuler, jurusan atau
program studi, dan memantapkan penguasaan karir atau jabatan yang
sesuai dengan minat, bakat, keahlian dan ciri-ciri kepribadian lainnya.
Dalam melaksanakan fungsi ini, konselor perlu bekerja sama dengan
pendidik lainnya di dalam maupun di luar lembaga pendidikan;
6) Fungsi Adaptasi, yaitu fungsi membantu para pelaksana pendidikan,
kepala Sekolah/Madrasah dan staf, konselor, dan guru untuk
menyesuaikan program pendidikan terhadap latar belakang pendidikan,
minat, kemampuan, dan kebutuhan konseli. Dengan menggunakan
informasi yang memadai mengenai konseli, pembimbing/konselor dapat
membantu para guru dalam memperlakukan konseli secara tepat, baik
dalam memilih dan menyusun materi Sekolah/Madrasah, memilih
metode dan proses pembela jaran, maupun menyusun bahan pela jaran
sesuai dengan kemampuan dan kecepatan konseling;
7) Fungsi Penyesuaian, yaitu fungsi bimbingan dan konseling dalam
membantu konseli agar dapat menyesuaikan diri dengan diri dan
lingkungannya secara dinamis dan konstruktif;
8) Fungsi Perbaikan, yaitu fungsi bimbingan dan konseling untuk
membantu konseli sehingga dapat memperbaiki kekeliruan dalam
berfikir, berperasaan dan bertindak (berkehendak). Konselor melakukan
intervensi (memberikan perlakuan) terhadap konseli supaya memiliki
pola berfikir yang sehat, rasional dan memiliki perasaan yang tepat
sehingga dapat mengantarkan mereka kepada tindakan atau kehendak
yang produktif dan normatif;
9) Fungsi Fasilitasi, memberikan kemudahan kepada konseli dalam
mencapai pertumbuhan dan perkembangan yang optimal, serasi, selaras
dan seimbang seluruh aspek dalam diri konseli; dan
10) Fungsi Pemeliharaan, yaitu fungsi bimbingan dan konseling untuk
membantu konseli supaya dapat menjaga diri dan mempertahankan
situasi kondusif yang telah tercipta dalam dirinya. Fungsi ini
memfasilitasi konseli agar terhindar dari kondisi-kondisi yang akan
menyebabkan penurunan produktivitas diri. Pelaksanaan fungsi ini
diwujudkan melalui program-program yang menarik, rekreatif dan
fakultatif (pilihan) sesuai dengan minat konseli.
4. Asas dan Prinsip Bimbingan Konseling
Menurut Dharma (2008) penyelanggaraan layanan dan kegiatan
bimbingan dan konseling selain dimuati oleh fungsi dan didasarkan pada
prinsip-prinsip bimbingan, juga dituntut untuk memenuhi sejumlah asas
bimbingan. Pemenuhan atas asa-asas itu akan memperlancar pelakasanaan
dan lebih menjamin keberhasilan layanan/kegiatan, sedangkan
pengingkarannya akan dapat menghambat atau bahkan menggagalkan
pelaksanaan serta mengurangi atau mengaburkan hasil layanan kegiatan
dengan membayar SPP penuh itu sendiri. Asas-asas itu sendiri ialah :
1. Asas kerahasiaan
2. Asas kesukarelaan
3. Asas keterbukaan
4. Asas kegiatan
5. Asas kemandirian
6. Asas kekinian
7. Asas kedinamisan
8. Asas keterpaduan
9. Asas kenormatifan
10. Asas keahlian
11. Asas alih tangan
12. Asas tut wuri handayani
Selain asas-asas tersebut saling terkait satu sama lain, segenap asas itu
perlu diselenggarakan secara terpadu dan tepat waktu, yang satu tidak perlu
dikedepankan atau dikemudiankan dari yang lain. Apabila asas-asas itu tidak
dijalankan dengan baik penyelenggaraan pelayanan bimbingan dan konseling
akan tersendat-sendat atau bahkan berhenti sama sekali.
Menurut Dharma (2008) sejumlah prinsip mendasari gerak dan langkah
penyelenggaraan pelayanan bimbingan dan konseling. Prinsip ini berkaitan
dengan tujuan, sasaran layanan, jenis layanan dan kegiatan pendukung serta
berbagai aspek operasional pelayanan bimbingan dan konseling. Dalam
layanan bimbingan dan konseling perlu diperhatikan sejumlah prinsip yaitu:
1. Prinsip-prinsip berkenaan dengan sasaran layanan.
a. Bimbingan dan konseling melayani semua individu tanpa
memandang umur, jenis kelamin, suku agama dan status social
ekonomi.
b. Bimbingan dan konseling berurusan denga pribadi dan tingkah laku
individu yang unik dan dinamis.
c. Bimbingan dan konseling memperhatikan sepenuhnya tahap dan
berbagai aspek perkembangan individu. Bimbingan dan konseling
memberikan perhatian utama kepada perbedaan individual yagn
menjadi orientasi pokok pelayanan.
2. Prinsi-prinsip berkenaan dengan permasalahan individu.
a. Bimbingan dan konseling berurusan dengan hal yang menyangkut
pengaruh kondisi mental/fisik individu terhadap penyesuaian dirinya
di rumah, di sekolah, serta dalam kaitannya dengan kontrak sosial,
pekerjaan dan sebaliknya pengaruh lingkungan tehadap kondisi
mental dan fisik individu.
b. Kesenjangan sosial, ekonomi dan kebudayaan merupakan faktor
timbulnya masalah pada individu yang kesemuanya menjadi
perhatian utama pelayanan bimbingan dan konseling.
3. Prinsip-prinsip berkenaan dengan program layanan.
a. Bimbingan dan konseling merupakan bagian dari integral dari upaya
pendidikan dan pengembangan individu, oleh karena itu program
bimbingan dan konseling harus diselaraskan dan dipadukan dengan
program pendidikan serta pengembangan peserta didik
b. Program bimbingan dan konseling harus fleksibel disesuaikan
dengan kebutuhan individu, masyarakat dan kondisi lembaga
program bimbingan dan konseling disusun secara berkelanjutan dari
jenjang pendidik yang terendah sampai tertinggi
c. Terhadap isi dan pelaksanaan program bimbingan dan konseling
perlu diarahkan yang teratur dan terarah
4. Prinsip-prinsip berkenaan dengan tujuan dan pelaksanaan pelayanan:
a. Bimbingan dan konseling harus diarahkan untuk pengembangan
individu yang akhirnya mampu membimbing diri sendiri dalam
menghadapi permasalahan
b. Dalam proses bimbingan dan konseling keputusan yang diambil dan
akan dilaksanakan oleh individu hendaknya atas kemampuan
individu itu sendiri bukan karena kemauan atau desakan dari
pembimbing atau pihak lain
c. Permasalahan individu harus ditangani oleh tenaga ahli dalam
bidang yang relevan dengan permasalahan yang dihadapi
d. Kerjasama antara guru pembimbing, guru lain dan orang tua yang
akan menentukan hasil bimbingan
e. Pengembangan program pelayanan bimbingan dan konseling
ditempuh melalui pemanfaatan yang maksimal dari hasil pengukuran
dan penilaian terhadap individu yang terlibat dalam proses pelayanan
dan program bimbingan dan konseling itu sendiri.

Daftar Pustaka
Susanto, Ahmad. 2018. Bimbingan dan Konseling di Sekolah. Jakarta: Prenada
Media Grup

Dharma, Surya. 2008. Bimbingan dan Konseling di Sekolah. Diakses dari:


http://file.upi.edu/Direktori/FIP/JUR._PEND._LUAR_SEKOLAH/195608
101981011-D._NUNU_HERYANTO/konsep_dasar%2C_prinsip
%2C_asas%2C_fungsi%2C_tujuan_BPPLS.PDF

Kamaludin, H. 2011. Bimbingan dan Konseling di Sekolah. Diakses dari:


file:///C:/Users/ASUS/Downloads/40-152-1-PB%20(1).pdf

Anda mungkin juga menyukai