Disusun Oleh :
PANDU NURIMAN P
17059
AKADEMI KEPERAWATAN
2020
i
LEMBAR PERSETUJUAN
Disusun Oleh :
PANDU NURIMAN P
NIM : 17059
Pada :
Hari :
Tanggal : 2020
Mengetahui,
Pembimbing I Pembimbing II
ii
LEMBAR PENGESAHAN
Disusun Oleh :
PANDU NURIMAN P
NIM : 17059
Pembimbing I Pembimbing II
Mengetahui,
iii
SURAT PERNYATAAN KEASLIAN TUGAS AKHIR
Merupakan karya saya sendiri (ASLI). Dan isi dalam tugas akhir ini tidak terdapat
karya yang pernah diajukan oleh orang lain atau kelompok lain untuk memperoleh
gelar akademis disuatu Institusi Pendidikan, dan sepanjang pengetahuan saya juga
tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis dan/atau diterbitkan oleh
orang lain atau kelompok lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskan ini
dan disebutkan dalam daftar pustaka.
Pandu nuriman p
iv
KATA PENGANTAR
1. Ibu Kristiana Puji P, S.Kp., M.Kes yang telah membimbing dan membantu
kami dalah kembuat karya tulis ilmiah ini
2. Bapak Yohanes Wahyu N , S.Kep.Ns.,M.Kes selaku pembimbing dua
yang te;ah memberikan banyak ilmunya pada kami
3. Bapak/Ibu Dosen yang tidak bisa sayang sebutkan satu-persatu yang telah
mendukung dan memberikan bimbingan
4. Kedua orang tua dan keluarga yang selalu memberika dukungan untuk
menyelesaikan karya tulis ilmiah kami ini
5. Teman-teman seperjuangan angkatan tahun 2017 wabil khusus yang
sering memberikan masukan dan saling mendukung satu sama lain untuk
menyelesaikan karya tulis ilmiah ini
6. Responden yang bersedia dalam terlaksananya karya tulis ilmiah yang
kami susun ini
7. Instasi dari Puskesmas di tempat penenliti yang memberikan izin dan
membantu berlangsungnya proses pembuatan karya tulis ilmiah ini
Penyusun berharap karya tulis ilmiah ini dapat bermanfaat bagi penyusun
sendiri khususnya, dan bagi para pembaca yang budiman.
Penyusun
v
DAFTAR ISI DAFTAR ISI
LEMBAR PERSETUJUAN..................................................................................ii
LEMBAR PENGESAHAN..................................................................................iii
SURAT PERNYATAAN KEASLIAN TUGAS AKHIR...................................iv
KATA PENGANTAR............................................................................................v
DAFTAR ISI DAFTAR ISI..................................................................................vi
DAFTAR LAMPIRAN........................................................................................vii
DAFTAR GAMBAR..........................................................................................viii
BAB 1......................................................................................................................1
PENDAHULUAN...................................................................................................1
A. Latar Belakang.......................................................................................................1
B. Rumusan Masalah..................................................................................................3
C. Tujuan Penelitian...................................................................................................3
D. Manfaat penelitian..................................................................................................3
E. Ruang Lingkup.......................................................................................................4
F. Keaslian Penelitian.................................................................................................5
BAB II.....................................................................................................................6
TINJUAN PUSTAKA............................................................................................6
A. Tinjauan teori.........................................................................................................6
C. Kerangka Teori........................................................................................................19
D. Kerangka Konsep....................................................................................................20
BAB III..................................................................................................................22
METODE STUDI KASUS..................................................................................22
A. Desain Studi Kasus..................................................................................................22
vi
D. Subjek Studi Kasus..................................................................................................23
G. Pengolahan Data......................................................................................................24
BAB IV..................................................................................................................27
HASIL DAN PEMBAHASAN............................................................................27
A. HASIL..................................................................................................................27
B. PEMBAHASAN..................................................................................................44
BAB V....................................................................................................................52
KESIMPULAN DAN SARAN............................................................................52
A. KESIMPULAN....................................................................................................52
B. SARAN................................................................................................................53
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................54
vii
DAFTAR LAMPIRAN
viii
DAFTAR GAMBAR
Kerangka Konsep.......................................................................................................
Kerangka Teori...........................................................................................................
ix
x
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Hipertensi merupakan suatu kondisi dimana seseorang mengalami
peningkatan tekanan darah di atas normal yang mengakibatkan peningkatan
angka kesakitan (morbiditas) dan angka kematian (mortalitas).(sumartini ni
putu,zulkifli, 2019). Hipertensi merupakan penyakit kronis yang bila tidak
dikelola dengan tepat dapat mengakibatkan komplikasi penyakit lainnya.
Hipertensi membutuhkan penanganan yang komprehensif dalam mengontrol
tekanan darah, baik itu secara farmakologis dan non-farmakologis.(Sumah,
2019)
Menurut kementrian kesehatan (2015), Hipertensi merupakan salah
satu faktor penting sebagai pemicu Penyakit Tidak Menular (Non
Communicable Disease) seperti penyakit Jantung, Stroke dan lain-lain yang
saat ini menjadi penyebab kematian nomer satu di dunia. Pada tahun 2008,
jumlah orang dewasa (diatas 25 tahun) yang menderita hipertensi sebanyak
40%. 1 dari 3 orang dewasa menderita hipertensi. (kementrian kesehatan ,
2015).
Badan Kesehatan Dunia (WHO) memperkirakan jumlah penderita hipertensi
akan terus mengalami peningkat seiring dengan jumlah penduduk yang
semakin bertambah. Pada tahun 2025 mendatang diperkirakan sekitar 29 %
warga dunia menderita hipertensi. Presentase penderita hipertensi paling
banyak terdapat di negara berkembang. Data Global Status Report on
Noncomunicable Diseases 2010 dari WHO menyebutkan 40 % Negara
ekonomi berkembang memiiki penderita hipertensi, sedangkan negara maju
hanya 35 % . Kawasan Afrika menduduki posisi pertama penderita hipertensi
sebanyak 46 %, sementara kawasan Amerika menempati posisi berakhir
dengan 35 %. Di kawasan Asia Tenggara 36 % orang dewasa menderita
hipertensi.(Sianipar, 2018). Hipertensi di Indonesia pada usia lebih dari 18
tahun sebesar 34,1 % dan tertinggi di Kalimantan Selatan sebesar 44,1%.
1
Jawa Tengah mempunyai prevalensi lansia dengan hipertensi lebih tinggi
dari angka prevelensi nasional. Prevalensi kasus lansia dengan hipertensi di
Provinsi Jawa Tengah tahun 2014 sebesar 1,96% mengalami peningkatan
dibandingkan dengan tahun 2013 sebesar 1,676% . Prevalensi lansia dengan
penyakit hipertensi di Kecamatan Wonogiri meningkat pada tahun 2012
sebesar 7,16%, tahun 2013 sebesar 7,29%, dan tahun 2014 sebesar 7,96%.
(eriyanti etty, widodo arif, 2016)
Ada berbagai cara untuk menangani penyakit hipertensi secara non-
farmakologis contohnya menurunkan tekanan darah dengan terapi senam
hipertensi.(Sumah, 2019). Senam hipertensi merupakan salah satu upaya yang
dilakukun untuk pemeliharaan kesegaran jasmani atau latihan fisik yang
dapat dilakukan guna mengurangi berat badan dan mengelola stress sehingga
dapat meningkatkan aktivitas metabolisme tubuh, merangsang aktifitas kerja
jantung dan dapat menguatkan otot-otot jantung.(Sianipar, 2018). Olahraga
seperti senam hipertensi mampu mendorong jantung bekerja secara optimal,
dimana olahraga mampu meningkatkan kebutuhan energi oleh sel, jaringan
dan organ tubuh, manfaatnya dapat meningkatkan aliran balik vena sehingga
menyebabkan volume cukup yang akan langsung meningkatkan curah
jantung menyebabkan tekanan darah arteri meningkat, setelah tekanan darah
arteri meningkat akan terlebih dahulu, dampak dari fase ini mampu
menurunkan aktivitas pernafasan dan otot rangka yang menyebabkan
aktivitas saraf simpatis menurun, setelah itu akan menyebabkan kecepatan
denyut jantung menurun, volume sekuncup menurun, vasodilatasi arteriol
vena, karena penurunan ini mengakibatkan penurunan curah jantung dan
penurunan resistensi perifer total, sehingga terjadinya penurunan tekanan
darah.(Anwari et al., 2018)
Berdasarkan permasalahan tersebut, peneliti tertarik melakukan
penelitian dengan tujuan untuk membandingkan responden yang sudah
melakukan senam hipertensi dan yang belum melakukan senam hipertensi
kemudian dapat ditarik hasil akhir serta dapat di pertanggung jawabkan.
2
3
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka peneliti tertarik untuk
menyusun karya tulis ilmiah dengan rumusan masalah Bagaimana pengaruh
senam hipertensi terhadap penurunan tekanan darah pada lansia di......?
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan umum
Menyusun resume asuhan keperawatan dengan gangguan tekanan
darah tinggi pada lansia setelah di berikan senam hipertensi.
2. Tujuan khusus
a. Mengidentifikasi tekanan darah tinggi pada lansia sebelum di
lakukan senam hipertensi
b. Mengidentifikasi tekanan darah tinggi pada lansia sesudah di
lakukan senam hipertensi
c. Menganalisis perbedaan tekanan darah tinggi sebelum dan sesudah
dilakukan senam hipertensi
d. Membuat resume hasil analisis asuhan keperawatan pada lansi
penderita hipertensi.
D. Manfaat penelitian
1. Aspek Teoritis
Menambah literatul dalam penangan hipertensi pada lansia dengan
melakukan terapi senam hipertensi.
2. Aspek Praktis
Untuk meningkatkan pengetahuan dan digunakan sebagai
pembelajaran dalam melakukan penelitian terkait dengan pengaruh
senam hipertensi terhadap penurunan tekanan darah pada lansia.
3. Bagi Pasien
4
E. Ruang Lingkup
Penelitian ini merupaka penelitian keperawatan dasar untuk
mengetahui pengaruh senam hipertensi terhadap penurunan tekanan darah
pada lansia dengan hipertensi . Karakteristik responden adalah lansia laki-laki
maupu perempuan yang berusia 60-70 tahun yang menderita penyakit
hipertensi. Yang menjadi subjek pada penelitian ini adalah lansia laki-laki
maupun perempuan di Dusun Tunggul, Desa Giriwono, Wonogiri. Penelitian
ini dilakukan pada bulan Desember 2019 sampai April 2020. Data yang
diambil langsung dari sumbernya (responden) dan data yang diambil secara
langsung melalui tempat itu sendiri.
5
F. Keaslian Penelitian
1. Penelitian yang dilakuka Desi Kumala Farianing Putri1 tahun 2018
dengan judul Pengaruh Senam Hipertensi Terhadap Tekanan Darah
Penderita Hipertensi Di Puskesmas Kayon Kota Palangka Raya Siti.
Menunjukkan ada pengaruh senam hipertensi terhadap tekanan darah
pada penderita Hipertensi di Puskesmas Kayon Kota Palangka Raya. Dari
penelitian ini didapatkan nilai p value adalah 0,000 < α 0,05 yang berarti
terdapat pengaruh senam hipertensi terhadap tekanan darah pada
penderita hipertensi di Puskesmas Kayon Kota Palangka Raya.
2. Penelitian yang dilakuka Wahyuningsih Safitri tahun 2017 dengan judul
Pengaruh Senam Hipertensi Terhadap Penurunan Tekanan Darah di Desa
Blembem Wilayah Kerja Puskesmas Gondangrejo. Hasil penelitian
tekanan darah lansi sebelum dilakukan senam hipertensi diperoleh nilai
minimum sebesar 140/80 mmHg, maksimum 180/100 mmHg dan nilai
rata-rata sebesar 158/96 mmHg (hipertensi ringan), sedangkan tekanan
darah lansia setelah dilakukan senam hipertensi diperoleh nilai minimum
sebesar 130/70 mmHg, maksimum 140/80 mmHg dan nilai rata-rata
sebesar 146,88/88,75 mmHg (hipertensi ringan).
3. Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan rancangan
preexperiment design One Group Pre test-post test. Pengumpulan data
menggunakan Sphygmomanometer air raksa, sedangkan analisis data
menggunakan uji Wilcoxon Signed Rank Test. Hasil dari penelitian ini
adalah tekanan darah sebelum pemberian intervensi sebagian besar
adalah prehypertension (87,5%), tekanan darah setelah pemberian
intervensi senam hipertensi sebagian besar adalah normal (87,5%), dan
terdapat pengaruh senam anti hipertensi terhadap tekanan darah lansia di
Desa Kemuningsari Lor Kecamatan Panti Kabupaten Jember (p-value =
0,001).
BAB II
TINJUAN PUSTAKA
A. Tinjauan teori
1. Teori Medis Tentang Hipertensi
a. Definisi
Hipertensi adalah suatu keadaan dimana seseorang mengalami
peningkatan tekanan darah diatas normal yang mengakibatkan
peningkatan angka kesakitan (morbiditas) dan angka kematian
(mortalitas).
Hipertensi pada lansia didefinisikan dengan tekanan sistolik di
atas 160 mmHg dan tekanan diastolik diatas 90 mmHg.
Hipertensi merupakan salah satu faktor risiko penting dalam
peningkatan risiko terjadinya penyakit pembuluh darah seperti
stroke, infark miokard, dan semua penyebab kematian yang
berhubungan dengan kelainan pembuluh darah.
Menurut Carlson (2016), tekanan darah tinggi (hipertensi)
adalah salah satu masalah kesehatan utama setiap negeri karena bisa
menimbulkan penyakit jantung dan stroke yang mematikan.
Hipertensi dianggap masalah kesehatan yang serius karena
kedatangannya seringkali tidak kita sadari, penyakit ini bisa
bertambah parah tanpa disadari hingga mencapai tingkat yang
mengancam hidup pasiennya.
Hipertensi atau penyakit tekanan darah tinggi merupakan suatu
gangguan pada pembuluh darah yang dapat mengakibatkan
penurunan suplai oksigen dan nutrisi (Pudiastuti, 2013).
b. Etiologi
1) Hipertensi primer atau esensial
Hipertensi primer atau esensial adalah tidak dapat diketahuin
penyebabnya.
6
Hipertensi esensial biasanya dimulai sebagai proses labil
(intermiten) pada individu pada akhir 30-an dan 50-an dan secara
bertahap “ menetap “ pada suatu saat dapat juga terjadi mendadak
dan berat, perjalanannya dipercepat atau “maligna“ yang
menyebabkan kondisi pasien memburuk dengan cepat. Penyebab
hipertensi primer atau esensial adalah gangguan emosi, obesitas,
konsumsi alkohol yang berlebihan, kopi, obat – obatan, faktor
keturunan (Brunner & Suddart, 2015).
2) Hipertensi sekunder
Hipertensi sekunder adalah kenaikan tekanan darah dengan
penyebab tertentu seperti penyempitan arteri renalis, penyakit
parenkim ginjal, berbagai obat, disfungsi organ, tumor dan
kehamilan (Brunner & Suddart, 2015).
7
7
c. Klasifikasi Hipertensi
Menurut Kemenkes RI (2013), klasifikasi hipertensi yaitu :
1) Berdasarkan Penyebab
a) Hipertensi Primar atau Hipertensi Essensial
Hipertensi yang penyebabnya tidak diketahuai (idiopatik),
walaupun dikaitkan dengan kombinasi faktor gaya hidup seperti
orang bergerak (inaktivasi) dan pola makan. Jenis hipertensi ini
terjadi pada sekitar 90% pada semua kasus hipertensi.
b) Hipertensi Sekunder atau Hipertensi Non Essensial
Hipertensi yang diketahui penyebabnya. Pada sekitar 5-10%
penderita hipertensi, penyebabnya adalah penyakit gagal ginjal,
sekitar 1-2% penyebabnya adalah kelainan hormonal atau
pemakaian obat tertentu, misalnya pil KB.
2) Berdasarkan Bentuk Hipertensi
Hipertensi diastolik (diastolic hypertention) hipertensi campuran
(sistol dan diastol yang meninggi), hipertensi sistolik (isolated systole
hypertention).
perubahan tekanan darah di atas normal pada dirinya. Hal tersebut terjadi
karena tidak adanya gejala pada orang tersebut dan sikap tidak peduli dari
penderita tersebut.
Oleh karena itu sangat sulit untuk memberikan motivasi bagi penderita
untuk minum obat apalagi jangka panjang sedangkan penderita tidak
merasakan suatu gangguan kesehatan. Gejala baru timbul setelah
terjadinya komplikasi pada organ target seperti ginjal, mata, otak dan
jantung. Gejala klinis dapat berupa rasa lelah, sukar tidur, pusing, sakit
kepala, gangguan fungsi ginjal, gangguan penglihatan, gangguan serebral
atau gejala akibat pendarahan pembuluh darah otak berupa kelumpuhan,
gangguan kesadaran bahkan sampai koma.
Pusing, kekakuan, kehilangan keseimbangan, sakit kepala pagi hari,
penglihatan memburuk yang terjadi secara bersamaan menunjukkan
adanya masalah peredaran darah di otak, kelumpuhan anggota badan,
khususnya sebelah badan atau salah satu bagian muka atau salah satu
bagian tangan, kemampuan bicara menurun dan dapat menjadi peringatan
adanya stroke yang jika diobati dapat dicegah, terengah-engah pada saat
latihan jasmani, dengan rasa sakit pada dada yang menjalar ke rahang,
lengan, punggung atau perut bagian atas menjadi tanda permulaan angina,
susah bernafas, sehingga merasa lebih mudah bernafas jika tidak berbaring
datar, dengan gembung pada kaki, dapat menjadi tanda lain yang berkaitan
dengan tekanan darah tinggi, kegagalan jantung, dan sering bangun tiap
malam untuk buang air kecil dan lebih banyak serta sering mengeluarkan
urin selama siang hari dapat menjadi tanda pertama gangguan ginjal.
Gejala-gejala klinis tersebutlah yang tidak boleh diabaikan karena
berhubungan dengan organ-organ.
Seseorang dapat didiagnosis menderita hipertensi dengan melakukan
pengukuran tekanan darah. Pengukuran tekanan darah dapat dilakukan
dengan menggunakan spygnomanometer.
e. Patofisiologi Hipertensi
Hipertensi secara umum disebabkan karena peningkatan curah jantung,
9
f. Pemeriksaan Penunjang
1). Hematokrit
Pada penderita hipertensi kadar hematokrit dalam darah
meningkatseiring dengan meningkatnya kadar natrium dalam darah.
Pemeriksaan hematokrit diperlukan juga untuk mengikuti
perkembangan pengobatan hipertensi.
2). Kalium serum
Peningkatan kadar kalsium serum dapat meningkatkan hipertensi.
3). Kreatinin serum
Hasil yang didapatkan dari pemeriksaan kreatinin adalah kadar
kreatinin dalam darah meningkat sehingga berdampak pada fungsi
11
ginjal.
4). Urinalisa
Arah, protein, glukosa mengisyaratkan disfungsi ginjal dan atau
adanya diabetes.
5). Ektrokardiogram
Pembesaran !entrikel kiri dan gambaran kardiomegali dapat
dideteksi dengan pemeriksaan ini. Dapat juga menggambarkan
apakahhipertensi telah lama berlangsung. (oktavianus dan Aebriana,
2014).
g. Faktor-faktor yang mempengaruhi hipertensi
Faktor-faktor yang memperengaruhi menurut norarif dan kusuma:
1. Umur
2. Obesitas
3. Kebiasaan olahraga
4. Stres
5. Kebiasaan merokok
6. Konsumsi garam
7. Jenis kelamin
8. Genetik
9. Alkohol
h. Akibat Hipertensi
Menurut Shanty (2011), hipertensi memiliki potensi menjadi komplikasi
berbagai penyakit. Komplikasi hipertensi tersebut diantaranya adalah stroke
hemoragik, penyakit jantung hipertensi, penyakit arteri koronaria,
aneurisma, gagal ginjal, dan ensefalopati hipertensi.
i. Pencegahan
1). Pencegahan Primer
Faktor resiko hipertensi antara lain: tekanan darah diatas rata-rata,
adanya hipertensi pada anamnesis keluarga, ras (negro), tachycardi,
obesitas dan konsumsi garam yang berlebihan dianjurkan untuk:
a) Mengatur diet agar berat badan tetap ideal juga untuk menjaga agar
12
2. Tinjauan Keperawatan
a. Pengkajian
Pengkajian adalah langkah pertama dalam proses keperawatan
melalui kegiatan pengumpulan data atau perolehan data yang akurat
dapat pasien guna mengetahui berbagai permasalahan yang ada
(Alimul Hidayat, 2009) :
1). Data Subyektif
a) kepala terasa pusing, tengkuk terasa kaku, tangan terasa
kesemutan ( jimpe – jimpe )
b) makan hanya habis ½ porsi tenggorokanya sakit saat menelan.
c) tangan sulit untuk digerakkan (mengeggam ), sulit duduk, kaki
juga kaku untuk digerakkan, belum bisa banyak gerak.
2). Data Obyektif
a) Tampak lemas, mata sulit untuk di buka, Tekanan darah
13
d. Diagnosa Keperawatan
1) Ganggun perfusi jaringan berhubungan dengan penurunan suplay O2
dalam darah menurun
2) Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan,
ketidakseimbangan suplai dan kebutuhan oksigen.
3) Cemas berhubungan dengan krisis situasional sekunder adanya
hipertensi yang diderita klien
e. Intervensi Keperawatan
1) Resiko tinggi terhadap penurunan curah jantung berhubungan dengan
peningkatan afterload, vasokonstriksi, hipertrofi/rigiditas ventrikuler,
iskemia miokard
a) Atur periode latian dan istirahat untuk menghidari kelelahan
b) Monitor adanya perubahan tekanan darah
c) Monitor toleransi aktivitas pasian
d) Anjurkan untuk menurunkan stress
e) Ajarkan senam hipertensi yang ringan untuk menurunkan tekanan
darah
2) Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan fisik,
ketidakseimbangan suplai dan kebutuhan oksigen.
a) Observasi keadaan umum
b) Kaji tingkat aktivitas pasien
c) Bantu pasien dalam melakukan aktivitas
d) Anjurkan keluarga untuk membantu pasien dalam memenuhi
kebutuhan
e) Beri dorongan untuk melakukan aktivitas/perawatan diri bertahap
jika dapat ditoleransi.
3) Cemas berhubungan dengan krisis situasional sekunder adanya
hipertensi yang diderita klien
a) Gunakan pendekatan yang menangkan
b) Jelaskan semua prosedur dan apa yang dirasakan selama prosedur
c) Berikan informasi faktual mengenai diangnosis, tindakan prognosis
16
3. Senam Hipertensi
a. Definisi Senam Hipertensi
Senam hipertensi adalah bagian dari usaha untuk mengurangi berat
badan dan mengelola stress yang merupakan dua faktor yang
mempertinggi resiko hipertensi (Vitahealth,2004). Senam hipertensi
merupakan salah satu cara pemeliharaan kesegaran jasmani atau latihan
fisik yang dapat dilakukan untuk mengurangi berat badan dan mengelola
stress sehingga dapat meningkatkan aktivitas metabolisme tubuh dan
dapat merangsang aktifitas kerja jantung dan dapat menguatkan otot-otot
jantung.
C. Kerangka Teori
Etiologi:
-Umur
-Obesity
-Jenis Kelamin
-Gaya Hidup
Hipertensi
Nyeri tekan
Aldesteron
Nyeri
Retensi Na
Edem
a
Kelebihan
volume cairan
20
D. Kerangka Konsep
Hipertensi
Senam Hipertensi
Tekanan Darah
Menurun
22
BAB III
22
23
23
23
menggunakan perawat, klien, keluarga klien, dan sumber dokumentasi sebagai sumber
informasi
G. Pengolahan Data
Langkah-langkah pengolahan data menurut (Notoatmodjo, 2012):
1. Editing
Editing merupakan kegiatan untuk pengecekan dan perbaikan isian formulir.
2. Coding
Pengkodean atau coding yaitu mengubah data berbentuk kalimat atau huruf menjadi
angka atau bilangan.Coding atau pemberian kode ini sangat berguna dalam
memasukkan data (data entry).
3. Data Entry atau Processing
Data Entry yaitu jawaban-jawaban dari masing-masing responden yang dala bentuk
kode (angka atau huruf) dimasukkan ke dalam program atau software computer.
4. Cleaning
Apabila semua data dari setiap sumber data atau responden selesai dimasukkan,
perlu dicek kembali untuk melihat kemungkinan-kemungkinan adanya kesalahan-
kesalahan kode, ketidaklengkapan, dan sebagainya, kemudian dilakukan
pembetulan dan koreksi.
5. Tabulating
Merupakan proses mengklarifikasi data menurut kriteria tertentu sehingga frekuensi
dari masing-masing item.
24
25
yang bertujuan untuk membantu melancarkan sirkulasi darah perifer di bagian kaki
agar tidak terjadi gangguan peredaran nutrisi dan oksigen di bagan kaki penderitan dan
meminimalisir trjadinya luka atau lesi pada penderita Diabetus Melitus tipe 2.
25
26
26
BAB IV
A. HASIL
1. Gambaran Lokasi Penelitian
Desa Tunggul Kelurahan Giriwono memiliki luas wilayah +954 ha dan
jumlah penduduk pada tahun 2019 semester I sebesar 10373 jiwa dengan
penduduk laki-laki 5394 jiwa (50,2%) dan penduduk perempuan 5343 jiwa
(49,8%). Letak goegrafis Desa Tunggul Kelurahan Giriwono sebagai berikut :
a) Utara :Desa Joho Baru
b) Selatan : Desa Joho Kidul
c) Timur : Desa Keron
d) Barat : Desa Pare
2. Deskripsi Hasil Penelitian
a. Karakteristik Responden
Table 4.1 Karakteristik Responden
27
28
memiliki peran penting dalam tubuh salah satunya meningkatkan kadar High
Density Lipoprotein (HDL). Rendahnya kadar HDL (high density lipoprotein) dan
28
29
29
30
Sistolik Diastolic
Total 10 100%
Total 10 100%
30
31
1 Mengikuti 10 100%
2 Tidak mengikuti 0 0%
Total 10 100%
3. Hasil Observasi
Table 4.6 hasil Observasi tekanan darah minggu ke-1
Tekanan Darah
No Nama Umur Jk Sistolik Diastolik
Pre Post Pre Post
1 Ny.R 80 th P 150 140 80 90
2 Ny.S 66 th P 150 140 80 90
3 Ny.T 65 th P 180 150 100 90
4 My.A 63 th P 140 140 80 90
31
32
Tekanan Darah
No Nama Umur Jk Sistolik Diastolik
Pre Post Pre Post
1 Ny.R 80 th P 140 140 80 90
2 Ny.S 66 th P 130 140 90 90
3 T.ny 65 th P 150 150 100 90
4 Ny.A 63 th P 130 120 80 90
5 Ny.W 62 th P 140 140 80 90
6 Ny.N 60 th P 90 130 70 90
7 Ny.Rby 60 th P 140 130 80 90
8 Ny.M 60 th P 110 120 80 80
9 Ny.Slr 59 th P 130 120 90 90
10 Ny.Sr 57 th P 150 140 90 80
JUMLAH TOTAL 1310 1330 840 820
RATA-RATA 131 133 84 82
Dari table 4.7 dapat disimpulkan bahwa rata-rata pengukuran tekanan darah
minggu ke-2 mengalamin penurunan dari minggu ke-1 tekanan pre-senam
Hipertensi adalah 151/82 mmhg dan tekanan post senam Hipertensi adalah 140/90
mmhg kemudian di minggu ke-2 berubah menjadi 131/84 mmhg untuk tekanan pre-
senam Hipertensi dan 133/82 mmgh
32
33
Table 4.8 hasil Observasi tekanan darah setelah senam hipertensi minggu
ke-3
Tekanan Darah
No Nama Umur Jk Sistolik Diastolik
Pre Post Pre Post
1 Ny.R 80 th P 140 130 70 80
2 Ny.S 66 th P 140 130 90 80
3 Ny.T 65 th P 140 130 70 90
4 Ny.A 63 th P 150 130 80 90
5 Ny.W 62th P 160 140 90 80
6 Ny.N 60 th P 150 140 70 90
7 Ny.Rby 60 th P 140 130 80 90
8 Ny.M 60 th P 130 130 80 80
9 Ny.Slr 59 th P 120 120 80 90
10 Ny.Sr 57 th P 140 130 90 80
JUMLAH TOTAL 1410 1310 800 850
RATA-RATA 141 131 80 85
Dari table 4.8 dapat disimpulkan bahwa rata-rata pengukuran tekanan darah
minggu ke-3 mengalam kenaikan, tekanan darah pre-senam hipertensi adalah
141/80 mmhg dan tekanan darah post-senam hipertensi 131/85 mmgh.
Table 4.9 hasil Observasi tekanan darah setelah senam hipertensi minggu ke-4
Tekanan Darah
No Nama Umur Jk Sistolik Diastolik
Pre Post Pre Post
1 Ny.R 80 th P 140 130 90 90
2 Ny.S 66 th P 140 140 80 90
3 Ny.T 65 th P 130 130 90 90
4 Ny.A 63 th P 140 120 90 70
5 Ny.W 62th P 140 120 90 80
6 Ny.N 60 th P 140 130 70 90
7 Ny.Rby 60 th P 140 130 80 90
8 Ny.M 60 th P 120 120 80 80
9 Ny.Slr 59 th P 120 120 80 90
10 Ny.Sr 57 th P 130 130 90 80
Jumlah Total 1340 1270 840 850
33
34
Table 4.10 hasil observasi rata- rata tekanan darah dari minggu 1-4
Tekanan darah
No Minggu Sistolik Diastolic
Pre Post Pre Post
Minggu ke-1 151 140 82 90
1
Minggu ke-2 131 133 84 82
2
3 Minggu ke-3 141 131 80 85
3
Minggu ke-4 134 127 84 85
4
34
35
Table 4.11
hasil perbandingan rata-rata tekanan darah minggu ke-1 dan ke-2
Tekanan darah
Minggu Sistolik Diastolic
No
Pre Post Pre Post
1 Minggu ke-1 151 140 82 90
1
2 Minggu ke-2 131 133 84 82
2
Selisih 20 7 2 8
Berdasarkan table 4.11 terdapat selisih hasil antara minggu ke-1 dan
minggu ke-2 yaitu untuk tekanan sistolikpre-senam hipertensi sebanyak 20
mmhg sedangkan untuk tekanan darah sistolik post-senam hipertensi sebanyak 7
mmhg. Untuk tekanan diastolic pre-senam hipertensi sebanyak 2 mmhg
sedangkan untuk tekanan darah post-senam hipertensi sebanyak 8 mmhg.
Table 4.12 hasil perbandingan rata-rata tekanan darah minggu ke-2
dan ke-3
Tekanan darah
Minggu Sistolik Diastolic
No
Pre Post Pre Post
1 Minggu ke-1 131 133 84 82
1
2 Minggu ke-2 141 131 80 85
2
Selisih 10 2 4 3
Berdasarkan table 4.12 terdapat selisih hasil antara minggu ke-2 dan minggu
ke-3 yaitu untuk tekanan sistolik pre-senam hipertensi sebanyak 10 mmhg
sedangkan untuk tekanan darah sistolik post-senam hipertensi sebanyak 2
35
36
Tekanan darah
Minggu Sistolik Diastolic
No
Pre Post Pre Post
1 Minggu ke-3 141 131 80 85
1
2 Minggu ke-4 134 127 84 80
2
Selisih 7 4 4 5
Berdasarkan table 4.12 terdapat selisih hasil antara minggu ke-3 dan minggu
ke-4 yaitu untuk tekanan sistolik pre-senam Hipertensi sebanyak 7 mmhg
sedangkan untuk tekanan darah sistolik post-senam Hipertensi sebanyak 4 mmhg.
Untuk tekanan diastolic pre-senam Hipertensi sebanyak 4 mmhg sedangkan untuk
tekanan darah post-senam hipertensi sebanyak 5 mmhg.
36
37
jantung akan cepat kembali pada kondisi dasar serta akan didapatkan isi sekuncup
tidak mengalami peningkatan yang mengakibatkan penurunan curah jantung dan
tekanan darah turun dan kembali normal.
4. Hasil wawancara
Dari hasil wawancara yang dilakukan pada tanggal 20-21 juni 2020 dengan cara
mengunjungi satu persatu rumah responden didapatkan data berupa identitas
responden , keluhan penyakit Hipertensi yang dirasakan responden, pendapat
reponden tentang penyakit Hipetensi, riwayat penyakit responden dan keluarga,
pengobatan yang telah dijalanani, pola fungsi kesehatan dan pemeriksaan fisik.
Adapun hasil wawancara sebagai berikut ;
37
38
kepuskesmas atau senam lansia. Simbah itu sudah punya riwayat tensi tinggi sudah
sejak muda. Yang dirasakan simbah itu cengeng dan pusing mbak. Simbah
mempunyai riwayat dirawat di Rumah Sakit RSUD SUDIRAN MANGUN
SUMARSO WONOGIRI beberapa tahun yang lalu setelah itu simbah jarang
dirawat di Rumah Sakit hanya periksa di praktik dokter atau puskesmas terdekat.
Simbah itu pola makannya tidak ada batasannya apapu beliau makan seperti nasi,
oseng mlinjo, gorengan, kopi, the dan sayur-sayuran dan lain-lain mbak. Simbah itu
kalo tidur sekitar jam 10 an mbak tapi kalo malah sering terbangun. Simbah saat ini
tidak mengonsumsi obat-obatan tapi terkadang dari petugas puskesmas memberikan
vitamin untuk simbah)
“iyo nduk jenengku Ny.S umurku 66 tahun, gawenanku yo mung ning ngomah nduk
wis ora dodol koyo biyen meneh. Aku duwe riwayat tensi duwur awit jam isih dodol
biyen, sedulur-sedulurku yo duwe riwayat tensi duwur dadi sak keluarga kwi duwe
kabeh, sing tak rasakne yo mung cengeng, mumet mbi boyokku kadang pegel.
Sakdurunge aku yo pernah dirawat dirumah sakit Rsud Sudiran Mangun Sumarso
Wonogiri amargo operasi payudara bagian kanan sebelum operasi aku duwe
riwayat Diabetes, saiki aku rutin cek gula nduk daripada cek tensi yen maem yo
kudu diatur contohe gula pasir, gorengan, sayur-sayuran sing nggo santen kudu
dikurangi jarene pak dokter tapi aku ra due alergi karo iwak-iwakan. Yen turu
awan kuwi <1 jam yen turu bengi kwi sekitar jam 8 aku wis mapan turu nduk, yen
tangi yo jam 4 sisan karo subuhan. Sak iki aku ora ngombe obat sing nngo tekanan
darah kwi nduk”.( Iya nduk namaku Ny.S umur saya 6 tahun. Pekerjaan saya itu
cuman dirumah nduk sudah tidak boleh jualan sama anak-anak saya seperti jaman
dulu. Saya punya riwayat tekanan darah yang tinggi sejak jualan dahulu, saudara-
38
39
saudara saya juga punya riwayat tekanan darah tinggi jadi dalam satu keluarga saya
itu semua punya riwayat tekanan darah tinggi, yang saya rasakan kalo tekanan darah
saya tinggi itu cengeng, pusing dan kadang punggung saya itu pegel-pegel.
Sebelumya saya pernah dirawat di Rumah sakit Rsud Sudiran Mangun Sumarso
Wonogiri untuk operasi payudara bagian kanan, sebelumnya saya juga punya
riwayat Diabetes Melitus. Saat ini saya rutin cek gula daripada cek tekanan darah,
kalo untuk urusan makanan harus di control seperti gula pasir, gorengan, sayu-
sayuran yang terdapat santan harus dikurangi katanya pak dokter kemaren. Kalo
tidur siang itu sekitar 1 jam, kalo tidur malam itu sekitar jam 8 malam ,itu saya
sudah persiapan tidur, bangun jam 4 sekalian subuhan. Saat ini saya sudah jarang
mengonsumsi obat untuk tekanan darah tinggi nduk).
Responden III yaitu Ny.T (wawancara dilakukan pada tanggal 20 juni 2020)
39
40
juga tidak mempunya riwayat alergi baik makanan ataupun obat-obatan. Untuk
tidur saya itu sekitar jam 10 malam dan bangun jam 4 sekalian menunaikan sholat
subuh).
“iyo mbak jenengku Ny.A umur e wis 63 taun. Pagawenanku podo koyo
Ny.M mbak jaihit kambi nng ngomah karo momong putu yen rene putune mbak.
Sing tak rasakne ki jane ra kroso opo-opo mbak, paling yo mung mumet sitik”.(iya
mbak namaku Ny.A umur saya sudah 63 tahun. Pekerjaan saya itu sama seperti
Ny.M mbak yaitu menjahit baju dirumah sama momong cucu kalo cucunya kesini
mbak, yang saya rasakan itu sebenarnya tidak ada apa-apa mbak paling cuman
pusing sedikit).
“iyo mbak jenengku Ny.W umur e wis 62 tahun, pagawenanku yo mung nng
ngomh mbak wis ra nandi-nandi ws sepuh jarene anak e wis dikon leren wae. sing
tak rasakne yo mung mumet, cengeng karo pegel-pegel mbak. Aku yo ra due
riwayat tau nginep ning rumah sakit mbak selama iki. Yen maem yo koyo biasane
sedino ping telu, maem e yo nasi sayur gorengan tempe tahu. Yeb alergi aku ra due
mbak, yen turu awak ki aku jarang mbak yen turu paling yo sakjam yen turu bengi
iku awit jam 11 an mbak yen tangi sekitar jam 03.30 wib mbak”.(iya mbak
namanya saya Ny.W umurnya sudah 62 tahun, pekerjaan saya itu ya Cuma dirumah
mbak tidak kemana-mana kata anaknya saya sudah sepuh jadi dirumah saja istrahat.
Yang saya rasakan itu ya cuman pusing, cengeng dan badan terasa pegal-pegal.
Saya juga tidak mempunyai riwayat dirawat dirumah sakit selama ini mbak, kalo
untuk makanan yang seperti pada umumnya mbak sehari 3 kali pake nasi sayuran,
gorengan, tempe, tahu dan lauk-pauk mbak. Kalo untuk tidur siang aku jarang mbak
40
41
kalo tidur paling 1 jam dan kalo malam saya tidur jam 11an mbak, kalo bangunya
jam 03.30 wib mbak, saat tidak mengonsumsi obat penurun tekanan darah mbak).
“iyo nduk jenengkuNy.Numurku wis 60 tahun, simbah iki wis nng ngomah
wae nduk ra oleh kerjo karo anak-anakku, paling yo gur momong putu, sing tak
rasakne ki cengeng tapi kadang yo boyok e ki pegel-pegel tapi yo kadang ora kroso
opo-opo tapi jarene pak dokter tensiku kuwi duwur kon ngati-ati yen mangan,
sakdurunge simbah pernah mondok ning Rumah sakit Mulia Hati Wonogiri sekitar
tahun 2018 wingi amargo nyeri ning padharan. Ning keluargaku iku selain simbah
sing duwe tensi duwur mbakyuku yo duwe riwayat tensi duwur. yen maemku yo
podo liyane nduk sedino ping telu maeme yo sego, sayur, gorengan, tahu tempe
sambah iki alhamdulilah ra due alergi iwak utowo obat-obatan. Yen turu awan kae
yo mung sakjam, yen bengi kae jam 9 simbah wis turu nduk yen tangi yo wayah
subuhan kae. Simbah iki ijik ngombe obat tensi nduk sing jatah control wingi’’.( iya
nduk namaku Ny.N umurku sudah 60 tahun, simbah sudah dirumah saja nduk tidak
boleh kerja sama anak-anak saya, paling cuman momong cucu kalo mereka disini,
yang saya rasakan itu cengen, punggung terasa pegal-pegal tapi terkadang tidak
terasa apa-apa gejalanya tapi kata pak dokter tekanan darah saya itu tinggi jadi
disuruh berhati-hati dalam memilih makanan. Sebelumnya simbah pernah dirawat di
Rumah Sakit Mulia Hati Wonogiri karena nyeri pada daerah perut sekitar tahun
2018. Di dalam keluarganya selain beliau yang menderita tekanan darah tinggi,
kakaknya juga memiliki riwayat tekanan darah tinggi. Untuk makanan sama seperti
yang lain sehari makan 3 kali, ada nasi, sayur lauk pauk, tahu-tempe tetapi simbah
tidak memiliki riwayat alergi daging dan obat-obatan. Untuk pola tidur siang sekitar
1 jam dan untuk tidur sekitar jam 21.00 wib dan bangun sekitar jam 04.00 wib. Saat
41
42
ini simbah masih mengonsumsi obat penurun tekanan darah dan obat yang diresep
dari control rutin)
42
43
“iyo mbakk jenengku Ny.M umurku 60 taun, pagawenanku jahit mbak, sing
tak rasakne yen tensiku duwur wi mbak yo mung mumet tapi yen bar tak enggo turu
biasane mumete sudo mbak” sakdurunge aku belom pernah opname mbak seko
sedulur-sedulurku ora enek sing nduwe riwayat tensi inggil. Yen maem yo podo
liyane sedino ping 3, maeme yo nasi, sayur, lauk-pauk, gorengan pokoke ra enek
patangan mbak. Turu bengine sekitar jam 22.00 wib mbak yen tangi yo jam 04.00
wib sisan karo subuhan.(iya mbak, nama saya umur saya 60 tahun pekerjaan saya
jahit baju mbak, yang saya rasakan kalo tekanan darah saya tinggi itu yang pasti
pusing tapi biasanya kalo saya bawa tidur itu pusingnya sedikit berkurang mbak.
Sebelumnya saya tidak punya riwayat opname di rumah sakit, dari pihak saudara-
saudara saya tidak ada yang memiliki riwayat tekanan darah tinggi. Jam tidur saya
sekitar jam 22.00 wib dan bangunnya jam 04.00 wib sekalian subuhan).
“iyo mbak jenengku Ny.Sr umur e wis 59 taun, pagawenanku mung ning
ngomah mbak, masakne anak-anak yen mulih sekolah. Jane ki aku jarang
ngrasakne mumet utowo cengeng mbak tapi yen nng cek tensi pas senam hipertensi
jare rodo duwer tensine mbak terus seko petugas puskesmase diwenehi obat ben
mudun tensine. Sakdurunge aku yo rung tau opname ning rumah sakit. Seko
keluargaku yo ra enek sing duwe riwayat tensi duwur. maeme sedino ping 3 yo
nasi, sayur, gorengan, tahu-tempe ngonoki mbak, yen turu yo jam 21.00 wib yen
tangi yo jam 04.00 wib”. (iya mbak nama saya Ny.A umur saya sudah 59 tahun.
Pekerjaanku itu cuman dirumah mbak, menyiapkan makanan untuk anak-anak saya
kalo pulang sekolah. Sebenernya saya itu jarang merasakan pusing atau cengeng
mbak tapi kemaren pas saya ikut senam hipertensi pas diukur itu tekanan darahnya
43
44
cukup tinggi mbak terus dari petugas puskesmasnya saya dikasih obat penurun
tekanan darah mbak. Sebelumnya saya tidak memiliki riwayat opname dirumah
sakit dari pihak keluarga juga tidak memiliki riwayat tekanan darah tinggi. Kalo
makan sehari saya 3 kali menunya ya seperti biasa mbak ya nasi, sayur, gorengan
tahu-tempe seperti iyu mbak. Kalo tidur saya sekitar jam 22.00 wib dan bangun jam
04.00 wib).
“Iyo mbak jenengku Ny.Sr umurku wis 57 taun mbak, pagawenanku adol
maeman mbak nng cedak Sd Jetis kae lo mbak, sing tak rasakne ki mumet, cengeng
karo awakku kesel mbak”. Sakdurunge aku yo rung tau opname mbak mung prikso
ning dokter utowo puskesmas yen lagi kroso lorone. Seko keluarga kwi enek sing
tensi duwur koyo aku mbak, masku ro ibukku. Yen maem yo sak enek e mbak podo
umumlah yo nasi, sayur ngonoki mba, yen turuku sekitar jam 22.00 yen tangi yo
jam 03.00 mba”. (iya mbak nama saya Ny.Sr umur saya 57 tahun mbak,
pekerjaanku pedagang makanan di dekat SD giriwono itu lo mbak, yang saya
rasakan itu pusing, cengeng dan badan saya itu terasa capek mbak. Sebelumnya
saya tidak pernah di rawat dirumah sakit tapi darikeluarga saya ada yang memiliki
riwayat tekanan darah tinggi yaitu kakak saya dan ibu saya. Kalo untuk makanan ya
seperti pada umumnya mbak ya nasi sayur dan lain-lain. Tidurnya ya sekitar jam
22.00 wib dan bangunnya jam 03.00 wib).
Dari berbagai pernyataan diatas didapatkan data bahwa reponden ke-I yaitu
Ny.R merupakan ibu rumah tangga dan berumur 80 tahun. Responden ke-II yaitu
Ny.S merupakan ibu rumah tangga berusia 66 tahun. Responden ke-III yaitu Ny.T
merupakan ibu rumah tangga berusia 65 tahun. Responden ke-IV yaitu Ny.A
44
45
B. PEMBAHASAN
1) Pengkajian Keperawatan
45
46
46
47
Hal ini sesuai dengan (Moniaga, 2013) pengertian dari tekanan darah yaitu
daya yang diperlukan darah untuk mengalirkan darah dalam pembuluh darah
keseluruh tubuh. Dengan lancar dan stabilnya O2 dalam pembuluh darah
sebagai media pengangkut darah bagi kehidupan sel-sel dalam tubuh. Dari hasil
pengkajian 10 reponden terdapat 2 gejala yang sering dirasakan adalah pusing
dan cengeng dan disusul dengan gejala nyeri punggung.(Novitaningtyas,
2014)berhentinya siklus haid juga menyebabkan penurunan produksi hormon
esterogen. Hormone esterogen memiliki peran penting dalam tubuh salah
satunya meningkatkan kadar High Density Lipoprotein (HDL). Rendahnya
kadar HDL (high density lipoprotein) dan tingginya kadar LDL (Low Density
Lipoprotein) berpengaruh terhadap terjadinya proses ateroskerosis pada
pembuluh darah.
2) Diagnose keperawatan
47
48
48
49
49
50
50
51
51
52
52
53
BAB V
A. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil pengkajian secara keseluruhan dengan melakukan observasi serta
mengukuran tekanan darah selama 4 minggu berturut-turut yang semula maka dapat
diambil kesimpulan
1. Hasil pengkajian dari keseluruhan subjek dari data subjektif mayoritas responden
menunjukan Rata rata tekanan darah pre senam hipertensi diminggu ke-1 sampai 4
139/82 mmhg. Keseluruhan subjek mengalami masalah keperawatan Ganggun
perfusi jaringan berhubungan dengan penurunan suplay O2 dalam darah menurun.
4. dari semua data yang diperoleh dapat dianalisis sebelum dilakukan senam hipertensi
mayoritas responden menunjukan Rata rata tekanan darah pre senam hipertensi
diminggu ke-1 sampai 4 139/82 mmhg hal ini merupakan hasil tekana darah yang
kurang baik di karenakan tekanan darah normal adalah 120/80 mmhg.setelah
dilakukaan tindakan keperawatan didapatkan hasil yang berbeda yaitu Rata rata
53
54
tekanan darah 132/85 mmhg. Hal ini menunjukan terdapat perubahan penurunan
tekanan darah tetapi dengan sistem dinamis.
B. SARAN
Berdasarkan kesimpulan diatas, maka saran yang dapat peneliti berikan untuk
meningkatkan mutu asuhan keperawatan asuhan keperawatan pada penderita
Hipertensi :
1. Untuk pasien
Berikan pengetahuan kepada penderita hipertensi khususnya lansia
mengenai manfaat senam hipertensi untuk penurunan tekanan darah pada
penderita hipertensi
2. Untuk mahasiswa
Hasil penelitian ini dapat menjadi acuan dan tambahan wawasanmahasiswa
tentang pelaksanaan non-farmakologi dengan melaksanakan senam hipertensi
secara rutin pada kelompok lansia penderita hipertensi
3. Untuk institusi
Hasil Penelitian ini dapat menjadi tambahan materi pengembangan
informasi dan literature perpustakaan tentang efektivitas senam hipertensi
terhadap penurunan tekanan darah pada kelompok lansia hipertensi.
4. Bagi peneliti selanjutnya
Hasil penelitian ini dapat menjadi salah satu sumber data untuk penelitian
selanjutnya dan dapat dilakukan penelitian lebih lanjut berdasarkan factor,
variable, jumlah sample yang berbeda sehingga penelitian tentang efektivitas
senam hipertensi terhadap penurunan tekanan darah pada kelompok lansia
hipertensi selalu berkembang sesuai dengan kebutuhan.
55
DAFTAR PUSTAKA
Anwari, M. et al. (2018) ‘Pengaruh Senam Anti Hipertensi Lansia Terhadap Penurunan
Tekanan Darah Lansia Di Desa Kemuningsari Lor Kecamatan Panti Kabupaten
Jember’, The Indonesian Journal of Health Science, (September), p. 160. doi:
10.32528/ijhs.v0i0.1541.
eriyanti etty, widodo arif, jadmiko wahyudi arief (2016) ‘Effect Of Gymnastics Tera
Decrease Of Blood Pressure In Elderly With Hypertension In The Elderly Posyandu
Pabelan Kartasura’.
Notoatmodjo, S. (2012) Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.
Sianipar, S. S. (2018) ‘Pengaruh Senam Hipertensi Terhadap Tekanan Darah Penderita
Hipertensi Di Puskesmas Kayon Kota Palangka Raya Siti’, 9(2), pp. 558–566.
Sumah, D. F. (2019) ‘Efektivitas Pendidikan Kesehatan Dan Senam Hipertensi Terhadap
Perubahan Tekanan Darah Dan Pengetahuan Pasien Hipertensi Di Puskesmas
Kecamatan Nusaniwe Ambon’, 4(2), pp. 71–79.
sumartini ni putu,zulkifli, aditiya prasetya anandam (2019) ‘Pengaruh Senam Hipertensi
Lansia Terhadap Tekanan Darah Lansia Dengan Hipertensi Di Wilayah Kerja
Puskesmas Cakranegara Kelurahan Turida Tahun 2019’, 1(2), pp. 47–55.
Dinkes (2018) ‘Profil Kesehatan Kabupaten Sukoharjo’, District Health Office, Sukoharjo,
Central Java Indonesia. doi: 10.1017/CBO9781107415324.004.
Ilmiah, J., Batanghari, U. and Vol, J. (2017) ‘Pengaruh Senam hipertensi Terhadap
Tekanan Darah Di Panti Sosial Tresna Werdha Budi Luhur Jambi’, Jiubj, 17(1), pp. 204–
210. doi: 10.33087/jiubj.v17i1.116.
Keperawatan, J. et al. (2018) ‘Background stroke is a sudden loss of brain function , caused
by impaired blood flow to the brain ( ischemic stroke ) or rupture of blood vessels in the
brain ( hemorrhagic stroke ). Active range of motion ( rom ) is a joint motion exercise that
allows co’, kesehatan, 7(1), pp. 14–18.
Maryam, S. et al. (2008) Mengenal Usia Lanjut dan Perawatannya. 1st edn. Edited by R.
Angriani. jakarta: Salemba Medika.
Moniaga, V. (2013) ‘Pengaruh Senam Bugar Hipertensi Terhadap Tekanan Darah Penderita
Hipertensi Di Bplu Senja Cerah Paniki Bawah’, Jurnal e-Biomedik, 1(2), pp. 785–789. doi:
10.35790/ebm.1.2.2013.3635.
Sulastri, D. W. I. (2015) ‘Pengaruh senam hipertensi terhadap tekanan darah pada lansia
hipertensi di puskesmas kalijambe sragen’, kesehatan, (January), pp. 48–58. doi:
10.1061/(ASCE)ME.1943-5479.0000030.
Tarigan, A. R., Lubis, Z. and Syarifah, S. (2018) ‘Pengaruh Pengetahuan, Sikap Dan
Dukungan Keluarga Terhadap Diet Hipertensi Di Desa Hulu Kecamatan Pancur Batu
58
Yuliani, F. (2018) ‘Senam Lansia terhadap Penurunan Tekanan Darah pada Lansia’,
Biomedika, 11(2), pp. 126–129. doi: 10.31001/biomedika.v11i2.404.
Lampiran 1
Nama Responden :
Umur :
Jenis Kelamin : P / L
Pertemuan Ke-
No. Indikator
1 2 3 4 5
Tidak makan maksimal 2 jam sebelum
1.
latihan senam
TTV:
1. Tekanan darah >140 mmhg
2.
2.Nadi interval >100 x/menit
3. respirasi >20 x/menit
Tidak meminum obat hipertensi sebelum
3.
senam
Tanda-tanda hipertensi:
1. Sakit kepala
2. Pusing
3. Taki kardi
4. Nafas meningkat
5. Penglihatan buram
6. Mual
7. Telinga berdenging
4.
8. Detak jantung tak teratur
9. Kelelahan
10. Nyeri dada
11. Telinga berdenging
12 Sensasi berdetak di dada, leher dan
atau telinga
13 Gelisah
14 Muntah
Keterangan :
1. Ya = √
2. Tidak = X
NB : Pemeriksaan ulang tekanan darah dilakukan sebelum dan sesudah senam lansa.
Batas minimal pengukuran tekanan darah 1 hari setelah senam lansia.
KETENTUAN :
xi
a. Hipertensi Primer (Esensial)
Hipertensiprimer disebut juga hipertensi idiopatik karena tidak diketahui
penyebabnya. Faktor yang mempengaruhinya yaitu : genetic, lingkungan,
hiperaktifitas saraf simpatis sistem rennin. Anglotensin dan peningkatan Na +
Caintraseluler. Faktor-faktor yang meningkatkan resiko : obesitas, merokok,
alcohol dan polisitemia.(4)Hipertensi primer adalah suatu kondisi yang jauh
lebih sering dan meliputi 95% dari hipertensi. Hipertensi ini disebabkan oleh
berbagai faktor, yaitu beberapa faktor yang efek-efek kombinasinya
menyebabkan hipertensi.
b. HipertensiSekunder
Hipertensi sekunder dicirikan dengan peningkatan tekanan darah
disertai dengan penyebab spesifik, seperti penyempitan arteri renalis, penyakit
parenkim renal. Hipertensial dosteronisme, medikasi tertentu, dan kehamilan.
Hipertensi ini juga dapat bersifat akut yang menandakan adanya gangguan
yang menyebabkan perubahan resistensi perifer atau perubahan curah
jantung.
Klasifikasi hipertensi berdasarkan derajat hipertensi sebagai berikut :
Derajat Tekanan Darah Sistolik Tekanan Darah Diastolic
Hipertensi (Mmhg) (Mmhg)
Normal < 120 <80
Pre-hipertensi 120- 139 >80-90
Hipertensi 140-159 >90-99
derajat I
Hipertensi >160 >100
Derajat II
xii
Lampiran 2
TEKANAN DARAH
xiii
Lampiran 3
TEKANAN DARAH
xiv
Lampiran 4
Tabel 1.1 Kalsifikasi Hipertensi Berdasarkan Tekanan Darah Sistolik Dan Diastolik
Tabel 1.2 Klasfikasi Hipertensi Berdasarkan Tekanan Darah Pada Orang Dewasa.
SURAT PERMOHONAN
xv
Nama : Pandu Nuriman P
Nim : 17059
Pekerjaan : Mahasiswa
Terhadap Penurunan Tekanan Darah Pada Lansia Dengan Hipertensi Di Desa Tunggul”.
Penelitian ini tidak menimbulkan akibat yang merugikan bagi anda sebagai responden. Penelitian
ini dapat memberikan manfaat bagi lansia dengan hipertensi. Kerahasiaan semua informasi akan
dijaga dan dipergunakan untuk kepentingan penelitian. Jika Anda tidak bersedia menjadi
responden, tidak ada ancaman bagi Anda maupun keluarga. Jika Anda bersedia menjadi
responden, saya mohon kesediaan untuk menandatangani lembar persetujuan yang saya
lampirkan. Atas perhatian dan kesediaannya menjadi responden saya ucapkan terimakasih.
Hormat saya,
Peneliti
xvi
Lampiran 4
SURAT PERSETUJUAN
Setelah saya membaca dan memahami isi dan penjelasan pada lembar permohonan
menjadi responden, maka saya bersedia turut berpartisipasi sebagai responden dalam penelitian
yang akan dilakukan oleh mahasiswa yang berjudul“Pengaruh Senam Hipertensi Terhadap
Penurunan Tekanan Darah Pada Lansia Dengan Hipertensi Di Desa Tunggul", yaitu:
Nama :
Umur :
Jenis Kelamin :
Pekerjaan :
Alamat :
Saya memahami bahwa penelitian ini tidak membahayakan dan merugikan saya maupun
keluarga saya, sehingga saya bersedia menjadi responden dalam penelitian ini.
(……………......……………)
xvi
Lampiran 5
A. Petunjuk
1. Di bawah ini terdapat pernyataan terkait identitas responden, mohon untuk di isi secara
lengkap dan benar.
2. Pilih salah satu jawaban dengan member tanda checklist ( ) bagi pertanyaan yang terdiri
dari beberapa alternative jawaban
3. Setelah selesai, periksa kembali apakah jawaban sudah terisi semua atau belum.
4. Terima kasih atas kesediaannya mengisi kuesioner ini.
B. Identitasresponden
1. Nama :
2. Usia :
3. Jeniskelamin :
[ ] laki-laki [ ]perempuan
4. Latar belakang pendidikan
[ ] SD [ ]Sarjana/S1
[ ] SMP [ ]Lain-lain
[ ] SMA/SMK sederajat
xvii
b) Tidak
xviii
Lampiran 5
Uraian
N
Kegiatan Novemb Desemb Januar Februar
o Maret April
er er i i
Pembuata
n
1.
Proposal
Uji
2. Proposal
Pengambi
3. lan Data
Pengolaha
4. n Data
Analisa
5. Data
Pembuata
6. n Laporan
Uji
Sidang
7.
KTI
xix
Standar Operasional Prosedur Senam Hipertensi
D. Metode :
curah pendapat, ceramah, tanya jawab dan demonstrasi
xx
E. Kegiatan Belajar Mengajar
1. Kegiatan Pra Pembelajaran
a. Mempersiapkan materi, media dan tempat
b. Kontrak waktu
2. Membuka Pembelajaran
a. Memberi salam
b. Perkenalan
c. Menjelaskan pokok bahasan
d. Menjelaskan tujuan
e. Apersepsi
3. Kegiatan inti
a. Penyuluh menyampaikan materi
b. Sasaran menyimak materi
c. Sasaran mengajukan pertanyaan
d. Penyuluh menjawab pertanyaan
e. Penyuluh menyimpulkan jawaban
4. Penutup
a. Evaluasi
b. Penyuluh dan sasaran menyimpulkan materi
c. Memberi salam
F. Media Dan Sumber
a. Media : Leaflet
b. Sumber :Buku
G. Evaluasi
a. Prosedur : Post test
b. Jenis tes : Pertanyaan secara lisan
c. Butir soal : 5 soal
1) Sebutkan manfaat olahraga bagi lansia !
2) Sebutkan prinsip olahraga bagi lansia !
3) Sebutkan langkah-langkah olahraga bagi lansia !
4) Demonstrasikan gerakan-gerakan olahraga bagi lansia !
xxi
SENAM HIPERTENSI
No Kegiatan Penjelasan
1. Pengertian Senam lansia adalah serangkaian gerak nada yang
teratur dan terarah serta terencana yang diikuti oleh
orang lanjut usia yang dilakukan dengan maksud
meningkatkan kemampuan fungsional raga untuk
mencapai tujuan tersebut.
Tujuan 1. Memperbaiki derajat kesehatan lansia
2. Menjaga kebugaran jasmani
3. Melatih kemandirian
Indikasi Lansia berusia diatas 65 tahun dengan rincian
1. Usia pertengahan (middle age) antara 45-59 tahun,
2. Usia lanjut (elderly) antara 60-74 tahun, dan usia
(old) antara 75-90 tahun,
3. Usia sangat tua (very old) di atas 90 tahun
prosedur 1. Latihan kepala dan leher
a. Lihat keatap kemudian menunduk sampai dagu ke
dada
b. Putar kepala dengan melihat bahu sebelah kanan
lalu sebelah kiri
c. Miringkan kepala ke bahu sebelah kanan lalu
kesebelah kiri.
2. Latihan bahu dan lengan
a. Angkat kedua bahu ke atas mendekati telinga,
kemudian turunkan kembali perlahan-lahan
b. Tepukan kedua telapak tangan dan renggangkan
lengan kedepan lurus dengan bahu. Pertahankan
bahu tetap lurus dan kedua tangan bertepuk
kemudian angkat lengan keatas kepala.
c. Satu tangan menyentuh bagian belakang dari
leher kemudian raihlah punggung sejauh
xxii
mungkin yang dapat dicapai. Bergantian tangan
kanandan kiri.
d. Letakan tangan di punggung kemudian coba
meraih keatas sedapatnya.
3. Latihan tangan
a. Letakan telapak tangan diatas meja. Lebarkan
jari-jarinya dan tekan ke meja
b. Baliklah telapak tangan. Tariklah ibu jari
melintasi permukaan telapak
c. tangan untuk menyentuh jari kelingking.
Kemudian tarik kembali.
d. Lanjutkan dengan menyentuh tiap-tiap jari
dengan ibu jari dan kemudian setelah menyentuh
tiap jari.
e. Kepalkan tangan sekuatnya kemudian
renggangkan jari-jari selurus mungkin.
4. Latihan punggung
a. Dengan tangan disamping bengkokan badan
kesatu sisi kemudian kesisi yang lain.
b. Letakan tangan dipinggang dan tekan kedua kaki,
putar tubuh dengan melihat bahu kekiri dan
kekanan..
c. Tepukan kedua tangan dibelakang dan regangkan
kedua bahu ke belakang.
5. Latihan paha
a. Latihan ini dapat dilakukan dengan berdiri tegak
dan memegang sandaran kursi atau dengan posisi
tiduran.
b. Lipat satu lutut sampai pada dada dimana kaki
yang lain tetap lurus, dan tahan beberapa waktu.
c. Duduklah dengan kedua kaki lurus kedepan.
xxiii
Tekankan kedua lutut pada tempat tidur hingga
bagian belakang lutut menyentuh tempat tidur.
d. Pertahankan kaki lurus tanpa membengkokan
lutut, kemudian Tarik telapak kaki kearah kita
dan regangkan kembali.
e. Tekuk dan regangkan jari-jari kaki tanpa
menggerakan lutut.
f. Pertahankan lutut tetap lurus, putar telapak kaki
kedalam sehingga permukaannya saling bertemu
kemudian kembali lagi.
g. Berdiri dengan kaki lurus dan berpegangan pada
bagian belakang kursi. Angkat tumit tinggi-tinggi
kemudian putarkan.
6. Latihan pernafasan
a. Duduklah di kursi dengan punggung bersandar
dan bahu relaks.
b. Letakkan kedua telapak tangan pada tulang
rusuk. Tarik nafas dalamdalam maka terasa dada
mengambang.
c. Sekarang keluarkan nafas perlahan-lahan
sedapatnya. Terasa tangan akan menutup
kembali.
xxiv
xxv
xxvi
xxvii