Anda di halaman 1dari 16

SERI PEDOMAN TEKNIS

TA. 2017

PEDOMAN TEKNIS
PENGUKURAN PAPARAN RADIASI
DI FASILITAS RADIASI DAN
ZAT RADIOAKTIF
(IMPLEMENTASI PEMBATAS DOSIS
DALAM TAHAP DISAIN DAN
DAERAH KERJA RADIASI)

BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR


PUSAT PENGKAJIAN SISTEM DAN TEKNOLOGI PENGAWASAN
FASILITAS RADIASI DAN ZAT RADIOAKTIF
Jl. Gajah Mada No. 8 Jakarta 10120
Telp. (62-21) 6385 8269/70, Fax. (62-21) 6385 8275
BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR (BAPETEN)
Jalan Gajah Mada No. 8, Jakarta 10120
Telp. (021) 63858269 – 70, Fax. (021) 63858275
URL : http://www.bapeten.go.id/
Jenis Rekaman : Rekaman Unit Kerja
Judul : Pedoman Pengukuran Paparan Radiasi di Fasilitas Radiasi dan Zat
Radioaktif (Implementasi Pembatas Dosis dalam Tahap Disain dan
Daerah Kerja Radiasi)

DAFTAR TIM PENYUSUN

Nama Tanggal Tanda Tangan

Disiapkan oleh Rusmanto, ST, M.Si.

Diperiksa oleh Rini Suryanti, ST, M.Si.

Disetujui oleh DR. Syahrir

KONTRIBUTOR
No. Nama No. Nama
1 Adi Drajat Noerwasana, ST, M.Si. 11 Saifulloh, ST, M.Si.
2 Sawiyah, S.Si., M.Si. 12 Herry Irawan, S.Si., M.Si.
3 Titik Kartika, S.Si., M.Si. 13 Edhy Kuntowibowo, S.Si., M.Si.
4 Sudrajat, ST, M.Si. 14 Alimuddin, S.Si., M.Si.
5 Mukhlisin, ST, M.Si. 15 Dra. Leily Savitri
6 Suryo Adi Ari Santosa, ST, M.Si. 16 Endang Kunarsih, S.Si., M.Si.
7 Iin Indartati, ST, M.Si. 17 Wawan Susanto, SST
8 Yaya Umaya, S.Si., M.Si. 18 Intanung Syafitri, S.Si.
9 Ida Bagus Manuaba, ST, M.Si. 19 Iswandarini, S.Kom.
10 Ahmad Maulana, S.Si., M.Si.

No Rek : LT/STI/KN 01/P2STPFRZR 1/105/2017 Tanggal : 29 Desember 2017


Revisi : 0 Hal : i dari v
BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR (BAPETEN)
Jalan Gajah Mada No. 8, Jakarta 10120
Telp. (021) 63858269 – 70, Fax. (021) 63858275
URL : http://www.bapeten.go.id/
Jenis Rekaman : Rekaman Unit Kerja
Judul : Pedoman Pengukuran Paparan Radiasi di Fasilitas Radiasi dan Zat
Radioaktif (Implementasi Pembatas Dosis dalam Tahap Disain dan
Daerah Kerja Radiasi)

KATA PENGANTAR

Pedoman teknis ini diinisiasi oleh rekan-rekan fisikawan medik BAPETEN yang
memiliki kepedulian terkait pengukuran paparan radiasi. Sebagai fasilitator, kami
menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua rekan yang telah
mencurahkan segala upaya sehingga kita dapat memiliki sebuah pedoman teknis terkait
pengukuran paparan radiasi di fasilitas radiasi dan zat radioaktif. Pedoman ini dibuat
sesederhana mungkin sehingga dapat mudah dipahami dan diimplementasikan.
Pengukuran paparan radiasi yang merupakan salah satu parameter verifikasi
keselamatan menjadi wajib dilaksanakan secara berkala atau pun ketika dibutuhkan.
Permasalahan yang muncul di lapangan mengenai pengukuran paparan radiasi ini adalah
belum ada tata cara yang baku dan kriteria hasil pelaksanaan pengukuran paparan radiasi.
Pedoman ini tidak akan menjadi berguna dan sempurna, tanpa ada kontribusi
berupa masukan dan koreksi dari yang membaca dan yang menggunakannya. Oleh karena
itu diharapkan partisipasi aktif dari para pembaca pedoman ini untuk memberi masukan
dan koreksinya ke kajian.kesehatan@bapeten.go.id sehingga dapat dilakukan perbaikan
dan penyesuaian dengan kondisi yang sesungguhnya.
Demikian, semoga pedoman ini bermanfaat bagi yang memerlukannya dan dapat
memberikan andil dalam peningkatan upaya proteksi dan keselamatan radiasi.

Jakarta, Desember 2017


Kepala P2STPFRZR,

Dr. Syahrir, M.Sc.


NIP. 195901261982101002

No Rek : LT/STI/KN 01/P2STPFRZR 1/105/2017 Tanggal : 29 Desember 2017


Revisi : 0 Hal : ii dari v
BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR (BAPETEN)
Jalan Gajah Mada No. 8, Jakarta 10120
Telp. (021) 63858269 – 70, Fax. (021) 63858275
URL : http://www.bapeten.go.id/
Jenis Rekaman : Rekaman Unit Kerja
Judul : Pedoman Pengukuran Paparan Radiasi di Fasilitas Radiasi dan Zat
Radioaktif (Implementasi Pembatas Dosis dalam Tahap Disain dan
Daerah Kerja Radiasi)

DAFTAR ISI

Halaman
Daftar Tim Penyusun…………………………………………………………………… i
Kata Pengantar….............................................................................................................. ii
Daftar Isi.………………………………………………………………………………... iii
Daftar Gambar………………………………………………………………………....... iv
Daftar Tabel…………………………………………………………………………….. v
I. PENDAHULUAN………………………………………………………………. 1
II. REGULASI YANG TERKAIT DENGAN PENGUKURAN PAPARAN
RADIASI……………………………………………………………………....... 3
III. NILAI PEMBATAS DOSIS (DOSE CONSTRAINT) PADA TAHAP DISAIN
RUANG RADIASI……………………………………………............................ 3
IV. NILAI PEMBATAS DOSIS UNTUK TAHAP OPERASIONAL ATAU
PENGGUNAAN………………………………………………………………… 4
V. VERIFIKASI PAPARAN RADIASI…………………………………………… 5
VI. METODE PENGUKURAN PAPARAN RADIASI……………………………. 7
VII. ALAT UKUR RADIASI………………………………………………………... 9
VIII. PUSTAKA………………………………………………………………………. 9

No Rek : LT/STI/KN 01/P2STPFRZR 1/105/2017 Tanggal : 29 Desember 2017


Revisi : 0 Hal : iii dari v
BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR (BAPETEN)
Jalan Gajah Mada No. 8, Jakarta 10120
Telp. (021) 63858269 – 70, Fax. (021) 63858275
URL : http://www.bapeten.go.id/
Jenis Rekaman : Rekaman Unit Kerja
Judul : Pedoman Pengukuran Paparan Radiasi di Fasilitas Radiasi dan Zat
Radioaktif (Implementasi Pembatas Dosis dalam Tahap Disain dan
Daerah Kerja Radiasi)

DAFTAR GAMBAR

Halaman
Gambar 1 Skema penentuan daerah kerja sesuai hasil IDR (nilai dalam Sv/jam) 7

No Rek : LT/STI/KN 01/P2STPFRZR 1/105/2017 Tanggal : 29 Desember 2017


Revisi : 0 Hal : iv dari v
BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR (BAPETEN)
Jalan Gajah Mada No. 8, Jakarta 10120
Telp. (021) 63858269 – 70, Fax. (021) 63858275
URL : http://www.bapeten.go.id/
Jenis Rekaman : Rekaman Unit Kerja
Judul : Pedoman Pengukuran Paparan Radiasi di Fasilitas Radiasi dan Zat
Radioaktif (Implementasi Pembatas Dosis dalam Tahap Disain dan
Daerah Kerja Radiasi)

DAFTAR TABEL

Halaman
Tabel 1 Pembatas dosis dalam tahap disain ruang radiasi……………………. 4
Tabel 2 Pembatas dosis dalam tahap operasi…………………………………. 5
Tabel 3 Rekomendasi Internasional terkait IDR dan TADR…………………. 6

No Rek : LT/STI/KN 01/P2STPFRZR 1/105/2017 Tanggal : 29 Desember 2017


Revisi : 0 Hal : v dari v
BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR (BAPETEN)
Jalan Gajah Mada No. 8, Jakarta 10120
Telp. (021) 63858269 – 70, Fax. (021) 63858275
URL : http://www.bapeten.go.id/
Jenis Rekaman : Rekaman Unit Kerja
Judul : Pedoman Pengukuran Paparan Radiasi di Fasilitas Radiasi dan Zat
Radioaktif (Implementasi Pembatas Dosis dalam Tahap Disain dan
Daerah Kerja Radiasi)

I. PENDAHULUAN
I.1. LATAR BELAKANG
Pelaksanaan pembangunan ruang radiasi untuk memperoleh kecukupan penahan
radiasi yang sesuai dengan regulasi nasional yang ada dapat dilakukan melalui perhitungan
ataupun mengikuti ketentuan yang sudah ada dalam mendisain ruang radiasi. Hasil
perhitungan ataupun mengikuti ketentuan regulasi pada akhirnya harus dipastikan dengan
pengukuran paparan radiasi secara langsung saat modalitas sumber radiasi pengion sudah
terpasang di ruang radiasi. Hal tersebut menunjukkan makna penting dari pengukuran
paparan radiasi di sekitar ruang radiasi untuk memastikan kecukupan penahan radiasi yang
telah terpasang.
Pengukuran paparan radiasi yang merupakan salah satu parameter verifikasi
keselamatan menjadi wajib dilaksanakan secara berkala atau pun ketika dibutuhkan.
Semua ruangan yang ditujukan untuk daerah pekerja radiasi dan anggota masyarakat harus
dilakukan pengukuran dan dievaluasi untuk menentukan besarnya potensi penerimaan
dosis oleh personil dan anggota masyarakat. Paparan radiasi yang terdeteksi harus
memenuhi keriteria keselamatan radiasi.
Permasalahan yang muncul di lapangan mengenai pengukuran paparan radiasi ini adalah:
a. Belum ada tata cara yang baku mengenai pelaksanaan pengukuran paparan radiasi.
b. Belum ada kriteria hasil pengukuran yang disepakati untuk menentukan paparan
berlebih atau dipatuhinya ketentuan keselamatan radiasi.
Hal tersebut memunculkan adanya hasil pengukuran paparan radiasi dan interpretasinya
sering berbeda antar personil yang melakukan pengukuran dilapangan dan personil di
BAPETEN.
Oleh karena itu dibutuhkan suatu pedoman untuk digunakan sebagai panduan bagi
personil di fasilitas radiasi dan zat radioaktif (FRZR), personil BAPETEN yang ke
lapangan, dan bagi manajemen BAPETEN dalam mendeskripsikan paparan berlebih dari
hasil pengukuran paparan radiasi disekitar ruang radiasi.
Dalam rangka memperoleh kesepahaman sehingga mengerucut menjadi bahan
pedoman sesuai sebagaimana dimaksud maka telah diselenggarakan Forum Group

No Rek : LT/STI/KN 01/P2STPFRZR 1/105/2017 Tanggal : 29 Desember 2017


Revisi : 0 Hal : 1 dari 10
BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR (BAPETEN)
Jalan Gajah Mada No. 8, Jakarta 10120
Telp. (021) 63858269 – 70, Fax. (021) 63858275
URL : http://www.bapeten.go.id/
Jenis Rekaman : Rekaman Unit Kerja
Judul : Pedoman Pengukuran Paparan Radiasi di Fasilitas Radiasi dan Zat
Radioaktif (Implementasi Pembatas Dosis dalam Tahap Disain dan
Daerah Kerja Radiasi)
Discussion (FGD) oleh Tim Fisikawan Medik BAPETEN mengenai “Instantaneous Dose
Rate (IDR) atau Time-Averaged Dose Rate (TADR) sebagai konsep pengawasan” oleh
keluarga besar Fisikawan Medik BAPETEN.
Pedoman ini merupakan salah satu wujud kontribusi untuk memberikan dorongan
sportifitas bagi pelaksanaan pengawasan pemanfaatan sumber radiasi pengion dan zat
radioaktif.
Pedoman ini juga merupakan dokumen yang tidak sempurna sehingga dibutuhkan
partisipasi positif dari berbagai pihak untuk perbaikan dan penyesuaian di masa depan.
BAPETEN melaksanakan pengawasan dengan peraturan, perizinan dan inspeksi.
Dalam rangka perizinan maupun inspeksi, personil BAPETEN yang ditugaskan selalu
melakukan pengukuran paparan radiasi disekitar ruang radiasi.
Hasil pengukuran paparan radiasi dan interpretasinya sering berbeda antar personil
di BAPETEN. Misalnya, mendeskripsikan batasan paparan radiasi dinyatakan berlebih.
Oleh karena itu dibutuhkan suatu pedoman untuk digunakan sebagai panduan
personil BAPETEN yang ke lapangan maupun bagi manajemen BAPETEN dalam
mendeskripsikan paparan berlebih dari hasil pengukuran paparan radiasi disekitar ruang
radiasi.
Dalam rangka memperoleh kesepahaman dan pedoman sesuai yang dimaksud maka
dipandang penting bagi saudara-saudara Fisikawan Medik di BAPETEN untuk dapat
memberikan kontribusinya dalam Forum Group Discussion (FGD) mengenai
“Instantaneous Dose Rate (IDR) atau Time-Averaged Dose Rate (TADR) sebagai konsep
pengawasan”.

I.2. TUJUAN
Menyediakan sebuah pedoman mengenai pengukuran paparan radiasi dan interpretasinya.

I.3. LINGKUP
Lingkup pedoman ini adalah untuk pengukuran paparan radiasi di fasilitas radiasi dan zat
radioaktif yang meliputi kegiatan:
- Radiologi diagnostik dan intervensional

No Rek : LT/STI/KN 01/P2STPFRZR 1/105/2017 Tanggal : 29 Desember 2017


Revisi : 0 Hal : 2 dari 10
BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR (BAPETEN)
Jalan Gajah Mada No. 8, Jakarta 10120
Telp. (021) 63858269 – 70, Fax. (021) 63858275
URL : http://www.bapeten.go.id/
Jenis Rekaman : Rekaman Unit Kerja
Judul : Pedoman Pengukuran Paparan Radiasi di Fasilitas Radiasi dan Zat
Radioaktif (Implementasi Pembatas Dosis dalam Tahap Disain dan
Daerah Kerja Radiasi)
- Radioterapi, dan
- Kedokteran nuklir

II. REGULASI YANG TERKAIT DENGAN PENGUKURAN PAPARAN RADIASI


Pada Peraturan Pemerintah (PP) No. 33 Tahun 2007, pengukuran paparan radiasi
diidentifikasi dengan pemantauan tingkat radiasi. Pemantauan tingkat radiasi menjadi salah
satu kewajiban dari pemegang izin dan didokumentasikan dalam bentuk rekaman teknis.
Pada Peraturan Kepala (Perka) BAPETEN No. 8 Tahun 2011, Perka BAPETEN
No. 17 Tahun 2012, dan Perka BAPETEN No. 3 Tahun 2013 menyebutkan bahwa pada
tahap disain ruang radiasi harus menggunakan nilai pembatas dosis, yaitu sebesar ½ Nilai
Batas Dosis (NBD) sehingga untuk:
a. pekerja radiasi, pembatas dosisnya 10 mSv per tahun (0,2 mSv per minggu)
b. anggota masyarakat, pembatas dosisnya 0,5 mSv per tahun (0,01 mSv per minggu)
Selain itu, pada Perka BAPETEN No. 4 Tahun 2013 menyebutkan bahwa pemegang izin
harus menetapkan daerah kerja yang terdiri dari:
a. daerah pengendalian, dengan kriteria potensi penerimaan paparan radiasi melebihi
3/10 dari NBD (> 6 mSv per tahun atau 0,12 mSv per minggu) pekerja radiasi dan
berpotensi kontaminasi,
b. daerah supervisi, dengan kriteria potensi penerimaan paparan radiasi melebihi NBD
anggota masyarakat sampai kurang dari 3/10 dari NBD (> 1 mSv sampai dengan <
6 mSv per tahun) pekerja radiasi dan bebas kontaminasi

III. NILAI PEMBATAS DOSIS (DOSE CONSTRAINT) PADA TAHAP DISAIN


RUANG RADIASI
Sebagaimana disebutkan sebelumnya bahwa pada Perka BAPETEN No. 8 Tahun
2011, Perka BAPETEN No. 17 Tahun 2012, dan Perka BAPETEN No. 3 Tahun 2013
menetapkan pada tahap disain ruang radiasi harus menggunakan nilai pembatas dosis, yaitu
sebesar ½ Nilai Batas Dosis (NBD) sehingga untuk:
a. pekerja radiasi, pembatas dosisnya 10 mSv per tahun (0,2 mSv per minggu)
b. anggota masyarakat, pembatas dosisnya 0,5 mSv per tahun (0,01 mSv per minggu)

No Rek : LT/STI/KN 01/P2STPFRZR 1/105/2017 Tanggal : 29 Desember 2017


Revisi : 0 Hal : 3 dari 10
BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR (BAPETEN)
Jalan Gajah Mada No. 8, Jakarta 10120
Telp. (021) 63858269 – 70, Fax. (021) 63858275
URL : http://www.bapeten.go.id/
Jenis Rekaman : Rekaman Unit Kerja
Judul : Pedoman Pengukuran Paparan Radiasi di Fasilitas Radiasi dan Zat
Radioaktif (Implementasi Pembatas Dosis dalam Tahap Disain dan
Daerah Kerja Radiasi)

Menurut referensi internasional, nilai Shielding Design Goal (P) atau Maximum
Permissible Dose (MPD) pada disain ruang radiasi adalah menggunakan ketentuan daerah
supervisi dan daerah anggota masyarakat. Namun sesuai dengan regulasi nasional, dalam
mendisain ruang radiasi menggunakan nilai pembatas dosis untuk pekerja radiasi dan
anggota masyarakat.
Nilai P atau MPD merupakan nilai praktis yang digunakan untuk perhitungan dan
evaluasi pada satu ruang radiasi. Dalam hal, lebih dari satu ruang radiasi, nilai P harus
ditinjau ulang dengan mempertimbangkan kontribusi dosis untuk daerah pekerja radiasi
dan daerah anggota masyarakat yang berada disekitar ruang radiasi. Nilai P dinyatakan
dalam mSv per minggu.

Tabel 1. Pembatas dosis dalam tahap disain ruang radiasi


Daerah Pembatas Dosis
Pekerja Radiasi 0,2 mSv/minggu (10 mSv/tahun)
Anggota Masyarakat 10 Sv/minggu (0,5 mSv/tahun)

IV. NILAI PEMBATAS DOSIS UNTUK TAHAP OPERASIONAL ATAU


PENGGUNAAN
Sesuai dengan Perka BAPETEN No. 4 Tahun 2013, menyatakan bahwa salah satu
kewajiban pemegang izin untuk memastikan Nilai Batas Dosis tidak terlampaui adalah
melakukan pembagian daerah kerja radiasi yang terdiri dari daerah pengendalian dan
daerah supervisi. Selain itu, pemegang izin juga pemegang izin wajib menetapkan daerah
anggota masyarakat yaitu daerah diluar daerah kerja radiasi.
Pada fasilitas radiasi, yang diidentifikasi sebagai daerah pengendalian adalah
daerah dimana sumber radiasi pengion dan/atau zat radioaktif ditempatkan yaitu di dalam
ruang radiasi. Sehingga, daerah yang berada di luar ruang radiasi dapat diidentifikasi dan
didisain sebagai daerah supervisi dan daerah anggota masyarakat.
Sesuai dengan Peraturan Kepala BAPETEN No. 4 Tahun 2013, ditetapkan nilai
dosis untuk daerah supervisi adalah tidak boleh lebih dari 3/10 dari Nilai Batas Dosis

No Rek : LT/STI/KN 01/P2STPFRZR 1/105/2017 Tanggal : 29 Desember 2017


Revisi : 0 Hal : 4 dari 10
BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR (BAPETEN)
Jalan Gajah Mada No. 8, Jakarta 10120
Telp. (021) 63858269 – 70, Fax. (021) 63858275
URL : http://www.bapeten.go.id/
Jenis Rekaman : Rekaman Unit Kerja
Judul : Pedoman Pengukuran Paparan Radiasi di Fasilitas Radiasi dan Zat
Radioaktif (Implementasi Pembatas Dosis dalam Tahap Disain dan
Daerah Kerja Radiasi)
(NBD) pekerja radiasi yaitu 6 mSv/tahun atau 0,12 mSv/minggu. Hal tersebut memiliki
kesesuaian dengan batasan dosis ekivalen yang boleh diterima oleh pekerja radiasi yang
hamil tidak boleh lebih menerima dosis 0,5 mSv per bulan. Selanjutnya, ditetapkan pula
nilai pembatas dosis untuk daerah anggota masyarakat adalah 0,3 mSv/tahun atau 6
Sv/minggu.

Tabel 2. Pembatas dosis dalam tahap operasi


Daerah Pembatas Dosis
Daerah supervisi 0,12 mSv/minggu (6 mSv/tahun)
Daerah anggota masyarakat 6 Sv/minggu (0,3 mSv/tahun)

V. VERIFIKASI PAPARAN RADIASI


Dalam rangka memastikan kepatuhan terhadap regulasi mengenai keselamatan radiasi
pada fasilitas radiasi dan zat radioaktif maka dibutuhkan pengukuran paparan radiasi.
inilah yang disebut dengan verifikasi paparan radiasi.
Pengukuran paparan radiasi dengan menggunakan alat ukur radiasi memberikan suatu
nilai laju dosis atau dosis. Nilai tersebut kemudian dibandingkan dengan kriteria nilai
yang disepakati untuk memutuskan paparan yang terukur dinyatakan berlebih atau
tidak. Apabila paparan radiasi yang terukur dinyatakan berlebih artinya paparan
radiasi tersebut berada di atas nilai kriteria yang disepakati dan perlu langkah atau
upaya untuk mereduksi paparan radiasi sehingga berada di bawah kriteria yang
disepakati.
Begitu pula sebaliknya, apabila paparan radiasi terukur berada di bawah nilai yang
disepakti maka dinyatakan memenuhi kriteria keselamatan radiasi.

Kriteria nilai yang disepakati itu disebut juga dengan “Instantaneous Dose Rate (IDR)
atau Time-Averaged Dose Rate (TADR). Instantaneous Dose Rate (IDR) adalah laju
dosis ekivalen dalam satuan Sv/jam yang diperoleh dari pengukuran paparan radiasi
pada jarak 30 cm dari dinding terluar ruang radiasi. Sedangkan, Time Averaged Dose

No Rek : LT/STI/KN 01/P2STPFRZR 1/105/2017 Tanggal : 29 Desember 2017


Revisi : 0 Hal : 5 dari 10
BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR (BAPETEN)
Jalan Gajah Mada No. 8, Jakarta 10120
Telp. (021) 63858269 – 70, Fax. (021) 63858275
URL : http://www.bapeten.go.id/
Jenis Rekaman : Rekaman Unit Kerja
Judul : Pedoman Pengukuran Paparan Radiasi di Fasilitas Radiasi dan Zat
Radioaktif (Implementasi Pembatas Dosis dalam Tahap Disain dan
Daerah Kerja Radiasi)
Rate (TADR) adalah laju dosis ekivalen yang diperoleh dari perhitungan dengan
mempertimbangkan nilai IDR, beban kerja (W), faktor guna berkas /orientasi berkas
(U) dalam rentang waktu tertentu (dapat dalam jam maupun minggu) dan output
radiasi.

Sesuai dengan IAEA Safety Reports Series No. 47, ada beberapa nilai IDR dan TADR
yang tersaji dalam Tabel 3 berikut ini.

Tabel 3. Rekomendasi Internasional terkait IDR dan TADR


Dose limit IAEA USA United Kingdom
Occupational 20 mSv per year Implied annual 20 mSv in a year or
exposure dose averaged over 5 limit of 10 mSv, 100 mSv in 5
limit consecutive years and cumulative dose of consecutive years
50 mSv in any single age × 10 mSv, and and 50 mSv in any
year 50 mSv in any single year
single year
Design limit for Fraction of 10 mSv 6 mSv in a year;
occupational annually IDR is 7.5 Sv/h
exposure
Public dose limit 1 mSv in a year Infrequently, 5 mSv 1 mSv in a year
annually, and
continually, 1 mSv
annually

Design limit for 1 mSv annually; 0.3 mSv in a year;


public area 20 Sv in any hour IDR is <7.5 Sv/h;
TADR is <0.5
Sv/h;
TADR2000 <0.15
Sv/h

Pada Tabel 3 dapat diperoleh informasi mengenai nilai IDR yaitu sebesar 20 Sv in
any hour dan 7,5 Sv/jam. Sedangkan nilai TADR sebesar 0,5 Sv/jam dan
TADR2000 sebesar 0,15 Sv/jam.

No Rek : LT/STI/KN 01/P2STPFRZR 1/105/2017 Tanggal : 29 Desember 2017


Revisi : 0 Hal : 6 dari 10
BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR (BAPETEN)
Jalan Gajah Mada No. 8, Jakarta 10120
Telp. (021) 63858269 – 70, Fax. (021) 63858275
URL : http://www.bapeten.go.id/
Jenis Rekaman : Rekaman Unit Kerja
Judul : Pedoman Pengukuran Paparan Radiasi di Fasilitas Radiasi dan Zat
Radioaktif (Implementasi Pembatas Dosis dalam Tahap Disain dan
Daerah Kerja Radiasi)
Dari Tabel 3 dapat diketahui bahwa yang sesuai dengan regulasi di Indonesia adalah
rekomendasi dari IAEA dan United Kingdom, artinya konsep nilai IDR dan TADR
dapat diadopsi dari Negara United Kingdom.

Daerah
IDR > 7,5
ya Kerja

tidak

Daerah anggota
masyarakat

Gambar 1. Skema penentuan daerah kerja sesuai hasil IDR (nilai dalam Sv/jam)

Pada Gambar 1 di atas merupakan skema penentuan daerah kerja dan daerah anggota
masyarakat dengan batasan nilai paparan radiasi terukur adalah 7,5 Sv/jam. Nilai
tersebut disepakati bersama sebagai nilai IDR yang digunakan untuk menetapkan
sebagai batasan paparan berlebih.
Pada pedoman ini hanya merekomendasikan nilai IDR sebagai tool yang praktis dalam
pengukuran paparan radiasi, sedangkan nilai TADR dapat digunakan untuk
perhitungan balik dalam disain ruang radiasi yang menjadi persyaratan izin konstruksi
atau pun penggunaan.

VI. METODE PENGUKURAN PAPARAN RADIASI


Metode pengukuran paparan radiasi dibedakan sesuai jenis radiasinya yaitu:
a. Radiasi primer
i. Radiation output / keluaran radiasi
ii. Paparan radiasi di dinding primer
b. Radiasi sekunder (paparan radiasi pada dinding sekunder):
i. Radiasi bocor

No Rek : LT/STI/KN 01/P2STPFRZR 1/105/2017 Tanggal : 29 Desember 2017


Revisi : 0 Hal : 7 dari 10
BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR (BAPETEN)
Jalan Gajah Mada No. 8, Jakarta 10120
Telp. (021) 63858269 – 70, Fax. (021) 63858275
URL : http://www.bapeten.go.id/
Jenis Rekaman : Rekaman Unit Kerja
Judul : Pedoman Pengukuran Paparan Radiasi di Fasilitas Radiasi dan Zat
Radioaktif (Implementasi Pembatas Dosis dalam Tahap Disain dan
Daerah Kerja Radiasi)
ii. Radiasi hambur

Pengukuran paparan radiasi pada dinding primer:


a. kolimator dibuka penuh, berkas diarahkan ke dinding primer yang akan diukur
dan tanpa fantom penghambur.
b. Diukur pada jarak 30 cm dari dinding terluar.
c. Diukur dengan orientasi berkas primer yang mungkin pada dinding primer:
– Pada terapi, sudut 0, 90, 180, dan 270 derajat. Selain itu sudut miring
juga perlu untuk mengecek sambungan, skyshine, dan groundshine.
– Pada diagnostik, tube ke arah bucky (dinding primer).

Pengukuran Paparan Radiasi pada Dinding sekunder (hambur dan bocor)


a. diukur pada jarak 30 cm dari dinding terluar.
b. radiasi sekunder total
Kolimator dibuka penuh, berkas di arahkan ke bawah dan menggunakan
fantom penghambur.
c. radiasi bocor
kolimator ditutup atau kolimasi dibuka penuh, berkas di arahkan ke bawah dan
tidak menggunakan fantom penghambur.
d. radiasi hambur karena ada pasien
Nilai paparan yang terukur pada huruf b (radiasi sekunder total) dikurangi
dengan nilai paparan pada huruf c (radiasi bocor).

Pengaturan waktu pengukuran


a. pada modalitas terapi dan fluoroskopi, minimal 60 detik penyinaran.
b. pada modalitas CT Scan, pilih waktu untuk scan CT head atau CT body, atau
gabungan keduanya (jika memungkinkan).
c. pada modalitas diagnostik, pilih waktu penyinaran sekitar 1 - 2 detik dengan
kVp maksimum penggunaan dan mA rendah (≈ 100 mAs).

No Rek : LT/STI/KN 01/P2STPFRZR 1/105/2017 Tanggal : 29 Desember 2017


Revisi : 0 Hal : 8 dari 10
BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR (BAPETEN)
Jalan Gajah Mada No. 8, Jakarta 10120
Telp. (021) 63858269 – 70, Fax. (021) 63858275
URL : http://www.bapeten.go.id/
Jenis Rekaman : Rekaman Unit Kerja
Judul : Pedoman Pengukuran Paparan Radiasi di Fasilitas Radiasi dan Zat
Radioaktif (Implementasi Pembatas Dosis dalam Tahap Disain dan
Daerah Kerja Radiasi)
Penting diperhatikan dalam pengukuran paparan radiasi adalah arah dan posisi sensitif
dari detektor yang digunakan. Hal ini menjadi pertimbangan karena ada beberapa jenis
alat ukur yang harus memperhatikan posisi dan arah sensitif terhadap sumber radiasi.

VII. ALAT UKUR RADIASI


Sesuai dengan Pasal 36 Perka BAPETEN No. 3 Tahun 2013 menyatakan bahwa
pemantauan paparan radiasi di daerah kerja dilakukan dengan menggunakan Surveymeter.
Surveymeter yang digunakan untuk pengukuran paparan radiasi disekitar ruang radiasi
paling tidak harus memenuhi kriteria sebagai berikut:
a. respon energi yang sesuai;
b. rentang pengukuran yang cukup dengan tingkat radiasi yang diukur;
c. ketidakpastian pengukuran tidak lebih dari 25% (dua puluh lima persen); dan
d. terkalibrasi sesuai dengan tingkat energi yang diukur.

VIII. PUSTAKA
[1]. Presiden Republik Indonesia, Peraturan Pemerintah (PP) No. 33 Tahun 2007
tentang Keselamatan Radiasi Pengion dan Keamanan Sumber Radioaktif,
Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 74.
[2]. Badan Pengawas Tenaga Nuklir (BAPETEN), Peraturan Kepala (Perka) BAPETEN
No. 8 Tahun 2011 tentang Keselamatan Radiasi Dalam Penggunaan Pesawat Sinar-
X Radiologi Diagnostik dan Intervensional, Berita Negara Republik Indonesia
Tahun 2011 Nomor 639.
[3]. Badan Pengawas Tenaga Nuklir (BAPETEN), Peraturan Kepala (Perka) BAPETEN
No. 17 Tahun 2012 tentang Keselamatan Radiasi Dalam Kedokteran Nuklir, Berita
Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 1202.
[4]. Badan Pengawas Tenaga Nuklir (BAPETEN), Peraturan Kepala (Perka) BAPETEN
No. 3 Tahun 2013 tentang Keselamatan Radiasi Dalam Penggunaan Radioterapi,
Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor 671.

No Rek : LT/STI/KN 01/P2STPFRZR 1/105/2017 Tanggal : 29 Desember 2017


Revisi : 0 Hal : 9 dari 10
BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR (BAPETEN)
Jalan Gajah Mada No. 8, Jakarta 10120
Telp. (021) 63858269 – 70, Fax. (021) 63858275
URL : http://www.bapeten.go.id/
Jenis Rekaman : Rekaman Unit Kerja
Judul : Pedoman Pengukuran Paparan Radiasi di Fasilitas Radiasi dan Zat
Radioaktif (Implementasi Pembatas Dosis dalam Tahap Disain dan
Daerah Kerja Radiasi)
[5]. Badan Pengawas Tenaga Nuklir (BAPETEN), Peraturan Kepala (Perka) BAPETEN
No. 4 Tahun 2013 tentang Proteksi dan Keselamatan Radiasi Dalam Pemanfaatan
Tenaga Nuklir, Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor 672.
[6]. International Atomic Energy Agency (IAEA), Safety Reports Series No. 47,
Radiation Protection in The Design of Radiotherapy Facilities, 2006.
[7]. John Saunderson, The Radiation Protection Slot BSS, IRR17, IDR, ETC.,
http://www.hullrad.org.uk/openppt/presentations/2017-05-19_BSS_IRR17_for_
RT_HoDs_meeting-e.pdf
[8]. Douglas J. Simpkin, RSMI 2009 Session II - General Concepts NCRP Report #147,
http://www.rsmi2009.itn.pt/19-07-09/Session2/Simpkin_NCRP Report 147.pdf
[9]. National Council on Radiation Protection and Measurements (NCRP), Report No.
151 - Structural Shielding Design and Evaluation for Megavoltage X- and Gamma-
Ray Radiotherapy Facilities, 2005.
[10]. Dose constraints – radiotherapy, Radiological Protection Institute of Ireland June
2006, https://www.epa.ie/pubs/advice/radiation/RPII_Dose_constraints_in_radio
therapy_2006.pdf
[11]. The Design of Diagnostic Medical Facilities where Ionising Radiation is used,
Radiological Protection Institute of Ireland, June 2009,
https://www.epa.ie/pubs/advice/radiation/RPII_Code_Design_Medical_Facilities_0
9.pdf

No Rek : LT/STI/KN 01/P2STPFRZR 1/105/2017 Tanggal : 29 Desember 2017


Revisi : 0 Hal : 10 dari 10

Anda mungkin juga menyukai